Smartfren Jadi Operator 4G LTE Dengan Cakupan Terluas di Indonesia

Kira-kira baru setahun Smartfren mulai beralih ke penyediaan 4G LTE, dan melalui pengumuman LTE Advanced di bulan Agustus kemarin, Smartfren memulai babak baru di sana. Teknologi itu memungkinkan digabungkannya dua spektrum atau lebih, sembari menopang FDD dan TDD bersama-sama. Ternyata hasil kerja keras Smartfren datang lebih cepat dari yang kita duga. Continue reading Smartfren Jadi Operator 4G LTE Dengan Cakupan Terluas di Indonesia

Samsung Galaxy A8 Tiba di Indonesia untuk Meminang Hati Konsumen Muda

Bulan Juli kemarin, Samsung dengan bangganya memamerkan smartphone tertipis yang pernah mereka buat, Galaxy A8. Sebelumnya cuma dipasarkan di Tiongkok saja, smartphone yang ditujukan buat pasar menengah ini akhirnya tiba secara resmi di tanah air pada hari Jumat kemarin (18/9/2015). Continue reading Samsung Galaxy A8 Tiba di Indonesia untuk Meminang Hati Konsumen Muda

Hasil Diskusi Para Ahli Mengenai Meledaknya Smartphone 4G LTE

Istilah 4G LTE belakangan mendapatkan perhatian intensif dari media, vendor dan konsumen Indonesia, meski sebetulnya ia telah dilepas beberapa tahun silam. Faktor pemicu tidak lain adalah mulai aktifnya para operator ternama beralih ke standard baru ini. Tapi apa dampaknya buat kita semua dan industri, serta upaya seperti apa yang akan mempermudah proses adopsi? Continue reading Hasil Diskusi Para Ahli Mengenai Meledaknya Smartphone 4G LTE

Bolt Super 4G LTE Pilih Samsung Galaxy J5 Sebagai ‘Pasangan Serasinya’

Bagi konsumen, dampak positif dari mulai merebaknya jaringan 4G LTE di Indonesia ialah tiap provider berusaha memberikan layanan serta harga terbaik. Namun apapun yang terjadi, posisi sang pionir dalam merintis ranah ini memang tak tergantikan. Pertanyaannya kini, apa langkah Bolt Super 4G LTE selanjutnya untuk menghadapi kompetisi dari sejumlah nama besar? Continue reading Bolt Super 4G LTE Pilih Samsung Galaxy J5 Sebagai ‘Pasangan Serasinya’

Smartfren Resmikan Layanan 4G LTE-Advanced Pertama di Indonesia, Apa Itu?

Masuknya Smartfren ke ranah layanan 4G LTE memang belum begitu lama. Langkah mereka sedikit di belakang sejumlah kompetitor besar. Namun demi menyambut standard jaringan mobile modern tersebut, beberapa hal telah mereka siapkan, satu contohnya ialah jajaran handset Andromax anyar. Dan sebuah teknologi baru dikenalkan sebagai senjata pamungkas Smartfren. Continue reading Smartfren Resmikan Layanan 4G LTE-Advanced Pertama di Indonesia, Apa Itu?

[Review] Smartfren Andromax R

Era tersedianya 4G LTE di Indonesia merupakan sebuah lembaran baru bagi penyedia layanan seluler. Setelah diharap dan dinanti, ia akhirnya bisa kita nikmati.

Transisi ini juga memberi dampak unik terhadap nama familier yang bersandar pada servis CDMA, yaitu Smartfren. Buktinya, mereka turut melepas lima handset anyar demi menopang standar jaringan baru itu. Meski belum dirilis secara komersil, saat ini tahap uji coba terus disempurnakan, rencananya 4G LTE Smartfren akan dirilis secara umum dalam waktu dekat.

Formasi keluarga Smartfren Andromax 4G LTE diperkuat oleh Ec serta Es di lini entry-level, Q dan Qi di mid-range, kemudian Andromax R ditunjuk jadi ‘primadonanya’. Meski demikian, berdasarkan desain serta kinerja terpantau bahwa Andromax R bukanlah smartphone premium, lebih ditujukan sebagai alternatif terjangkau dari produk-produk budget yang membanjiri pasar nusantara plus paket internet berkecepatan tinggi.

Andromax Q & Qi sebelumnya telah diulas dalam review versus di Trenologi. Qi memenangkan komparasi tersebut secara tipis, tetapi mungkin masih belum mampu memenuhi kriteria sejumlah konsumen yang menjunjung tinggi falsafah ‘price versus performance‘. Kesempatan selanjutnya seri Andromax 4G LTE untuk mencuri hati konsumen berada di tangan Andromax R. Ini dia pembahasannya.

Andromax R 000

Design

Smartfren menunjuk OEM Hisense untuk memproduksi Andromax R, artinya ia masih sepupu Andromax Qi. Yang mengherankan, sensasi kualitas kedua device cukup berbeda. Dahulu saya memuji Qi karena presentasi memuaskan buat perangkat sekelasnya: simpel, padat dan kokoh. Sayangnya hal-hal tersebut tidak saya temukan di Andromax R.

Andromax R 03

Komposisi ukuran 141x70x9 milimeter dan bobot 128,2 gram menyebabkan R terasa lebih ringan dibanding Qi. Saya sempat mengira bahwa sisi samping handset terbuat dari bahan logam, ternyata tidak, hanya plastik dengan cat metalik perunggu. Di masing-masing ujung, Anda bisa melihat bekas sambungan. Kombinasi back cover matte rubbery, warna coklat semi-mengilap, dan frame hitam menyebabkan penampilannya terasa kurang konsisten. Namun kehadiran backlight LED pada tombol kapasitif adalah tambahan menarik.

Andromax R 08

Andromax R 11

Mirip Q dan Qi, akses ke baterai, port microSD, dan slot kartu SIM-nya cukup mudah. Cover belakang tidak merangkul ke bagian samping, serta ada celah buat mengangkatnya. Bahan penutup juga fleksibel, tidak merusak kuku (sedangkan Asus Zenfone 2 memerlukan perjuangan). Pastikan saja Anda menekannya secara merata ketika menutup.

Andromax R 05

Andromax R 04

Tombol fisik power dan volume berada di samping kanan, port micro USB di bawah-kanan, modul kamera ditambah dual LED flash di belakang-atas, dan port audio 3,5 milimeter di atas-kiri. Letak lubang audio agak terlalu dempet ke punggung.

Andromax R 0000

Display

Dengan menggeser slider brightness ke posisi maksimal, dibantu fungsi LCD Test di AnTuTu, layar 5-inci berseolusi HD 720p di Andromax R terbukti cemerlang. Berpatokan dari Andromax Qi, warna-warna di R lebih menonjol, hanya saja terdapat sedikit gradasi ke putih ketika display berubah hitam. Di luar ruangan saat siang hari, mata Anda harus berakomodasi lebih berat karena layar Andromax R tidak mempunyai kapabilitas khusus untuk menangani teriknya matahari.

Andromax R 16

Kabar baiknya, Anda tidak diwajibkan menambahkan screen protector. Layar Andromax R sudah dilapisi kaca Dragontrail. Tentu Anda tetap tidak disarankan menggunakannya semena-mena. Problem di layar sentuhnya adalah respons tap serta swipe yang lambat, berefek pada kecepatan mengetik dan banyaknya typo.

Info menarik: [Review] Smartfren Andromax Q versus Andromax Qi

Camera

Kualitas kamera Andromax R jauh lebih baik dari asumsi saya sebelumnya – apalagi melihat ukuran sensor serupa dengan Q dan Qi, sebesar 8-Mp (sekali lagi membuktikan bahwa jumlah megapixel tidak dapat dijadikan takaran kinerja kamera). Terlepas dari keluhan saya pada lambatnya waktu fokus, hasil fotonya tergolong jempolan untuk smartphone ekonomis. Beberapa skenario foto macro disanggupi oleh Andromax R asalkan cukup cahaya.

Andromax R 12

Detail tekstur tampak tajam, warna-warninya cukup kontras, cerah dan tidak flat. Lewat sedikit trik, saya bisa memperoleh efek bokeh. Kendalanya cuma fokus yang kerap berubah, sering beralih ke belakang objek utama. Di dalam kamar dengan pencahayaan lampu neon putih, hasil fotonya bersih. Sewaktu saya matikan lampu, gambar sedikit menguning dan noise mulai muncul.

Ada kejutan menanti dalam fungsi video Andromax R. Selain perekaman di resolusi full-HD 1080p, ia turut dibekali kapabilitas high-speed recording di 120 frame rate – walaupun di batasan VGA. Baik foto maupun video dibantu sepasang flash LED. Apa kabarnya kamera ‘selfie‘ 5-Mp di depan? Bagi saya ia lebih pas digunakan untuk video chat. Hasil selfie jadi lebih apik jika Anda memanfaatkan Bluetooth trigger terpisah plus kamera utama.

Ini dia beberapa sampel fotonya:

Andromax R 17

Andromax R 18

Andromax R 19

Andromax R 20

Andromax R 21

Info menarik: Rilis SiPINTER, Smartfren Ringankan Tugas Para Babinsa

Andromax R 25

 

Platfrom & User Interface

Andromax R memanfaatkan sistem operasi Android 5.0.2 Lollipop dipadu tampilan khas ala Smartfren dan ‘bingkisan’ software pre-installed. Tergantung perspektif Anda, app tersebut bisa membantu atau malah mengganggu. Saya sendiri tidak membutuhkan Bank Sinarmas, A+ Smart English, Games Anti Galau, Uangku, Zalora dan lain sebagainya (termasuk demo trial Real Football 2015 serta Modern Combat 4), jadi mereka ini yang pertama saya korbankan (uninstall atau disable) demi membebaskan sedikit ruang di penyimpanan internal.

Andromax R 15

 

Connectivity

Semua jenis konektivitas yang Anda butuhkan tersedia di sini: Wi-Fi, Bluetooth 4.0, USB 2.0, dan slot micro SD hingga 32GB. Melengkapi network LTE TDD dan FDD, Andromax R masih mendukung jaringan CDMA EVDO Rev A. Konektivitas bisa jadi keunggulan utama dari perangkat ini, sama seperti pembahasan akan perangkat Andromax yang mendukung 4G LTE maka perangkat ini bisa mendukung jaringan internet yang lebih cepat.

Hardware & Performance

Ternyata dalam meracik keluarga Andromax 4G LTE, Smartfren mengusung tipe system-on-chip yang sama, yakni Qualcomm Snapdragon 410. Ia dipersenjatai CPU quad-core Cortex A53 1,2GHz, GPU Adreno 306, RAM 1GB, flash memory 8GB, serta menyedot tenaga dari baterai Li-ion 2.200mAh. Untuk komponen terakhir tersebut, daya tahannya terbilang awet (diisi penuh pagi hari, 70 persen di jam 12 siang), walau dalam penggunaan sehari-hari Anda direkomendasikan men-charge-nya tiap malam.

Andromax R 13

Dari tes di software benchmark AnTuTu 5.7.1, Andromax R meraih skor tertinggi di 20913. Mungkin dengan menabung beberapa ratus ribu Rupiah lagi, Anda bisa mendapatkan handset berkinerja olah data lebih tinggi. Tapi ingat, Andromax dari Smartfren pada dasarnya tidak sekedar menyuguhkan device saja.

Andromax R 22

Game Asphalt 8: Airborn, Sonic Dash dan Real Racing 3 juga saya uji sebagai tolak ukur kemampuan Andromax R di segi hiburan. Kejutan kedua di sana ialah handset ekonomis ini sanggup menjalankan Real Racing 3 dengan lancar. Memang mutu grafisnya tidak secanggih OnePlus One ataupun Asus Zenfone 2 – efek partikelnya minim, beresolusi rendah, tidak ada pantulan di cermin spion, dan lain-lain – tapi setidaknya Real Racing 3 tersaji mulus tanpa masalah.

Andromax R 23

Situasi serupa muncul di Asphalt 8. Meskipun terdapat efek lens flare, bayangan objek di mobil terlihat pas-pasan, dan tekstur tampak low-res. Kualitas visual lebih dapat dimaklumi dalam permainan 3D bergaya kartun semisal Sonic Dash, namun penyakit malah disebabkan rendahnya responsivitas layar: si landak biru jadi sering jatuh ke jurang atau menghantam penghalang. Keterlambatan respons input bahkan bisa dirasakan di luar app.

Andromax R 26

Di segi suara, fitur Dolby Digital Plus memastikan loudspeaker-nya terdengar nyaring. Tapi menambahkan earphone atau headphone dapat membuat output lebih optimal.

Andromax R 24

 

TRL’s verdict

Sebelum keputusan diambil, sebaiknya jawab dulu pertanyaan ini: faktor apa yang paling Anda cari dari sebuah smartphone? Jika layanan dari operator dengan jaringan 4G LTE masuk dalam pertimbangan krusial, maka Andromax R tak cuma terjangkau, namun juga menyimpan berbagai aspek positif. Contoh kecilnya adalah kemera bermutu, ada video 120fps, dan bagi pemula, performa gaming casual-nya pun memuaskan.

Aspek negatifnya meliputi rancangan, build-quality, serta touch screen. Lalu selama memakai Smartfren Andromax R, tertutup kemungkinan bagi Anda buat menggunakan jaringan dari provider lain untuk jaringan utama, tetapi kabar baiknya Adromax R menyediakan dua slot SIM, jadi Anda bisa menambahkan satu kartu GSM.

Smartfren Andromax R dibanderol seharga Rp 1,6 juta. Ia dibundel bersama bonus My Smartplan berisi paket data 8GB, gratis panggilan 1000 menit dan SMS 100 kali ke sesama pengguna Smartfren.

Andromax R 14

[Review] Smartfren Andromax Q versus Andromax Qi

Seperti banyak penyedia layanan selular, periode awal ketersediaan 4G LTE di Indonesia merupakan situasi yang terlalu penting untuk diabaikan. Di bulan Juni, Smartfren diketahui sibuk menguji coba jaringan 4G dan belum lama merilis lima perangkat Andromax baru demi menopangnya. Khususnya buat tipe Q dan Qi, kami mengulasnya dengan metode unik. Continue reading [Review] Smartfren Andromax Q versus Andromax Qi

[Rangkuman] Apa Saja yang Sudah Smartfren Siapkan Menjelang Lebaran 1436 Hijriah?

Saat-saat menjelang Hari Raya besar seperti Idul Fitri ini merupakan waktu di mana kapabilitas jaringan operator diuji. Dan bagi sejumlah nama, tantangan tersebut ditambah lagi oleh upaya menyebarluaskan 4G LTE ke pelosok tanah air. Dan seperti biasa, Smartfren berusaha meyakinkan kita bahwa apapun yang terjadi, mereka selalu siap memberikan layanan terbaik. Continue reading [Rangkuman] Apa Saja yang Sudah Smartfren Siapkan Menjelang Lebaran 1436 Hijriah?

Smartfren 4G Dukung Industri Game Lokal

Komitmen Smartfren sebagai salah satu operator telekomunikasi Indonesia yang siap menerapkan jaringan 4G LTE, diwujudkan dalam bentuk acara launching bersama pertamanya untuk layanan 4G LTE di Batam.

Penggelaran 4G LTE ini merupakan langkah nyata sinergi pemerintah, operator dan masyarakat dalam meningkatkan layanan mobile internet di Indonesia. Percepatan pembangunan jaringan pita lebar (broadband) 4G LTE akan dilakukan secara merata di seluruh wilayah Indonesia sehingga lebih banyak lagi yang merasakan manfaatnya dan cita-cita untuk mewujudkan Masyarakat Digital Indonesia dapat tercapai.

Sebagai bentuk dukungan kepada pengembangan industri game lokal melalui jaringan tersebut, Smartfren menawarkan teknologi 4G LTE kepada para developer game dan gamers di tanah air, seperti yang diungkapkan oleh Hartadi Novianto Head of Mass Smartphone Smartfren saat menggelar acara #Ngabuburit4Gue: Mobile Gaming Brings You to The Next Level.

Bagaimana pendapat para pengembang game menanggapi teknologi 4G LTE yang saat ini sudah bisa dinikmati di Indonesia? COO dan Co-founder Touchten Games Rokimas Soeharyo mengatakan di asia tenggara Indonesia negara terbesar, namun dari segi market mobile game Indonesia berada di peringkat 4,”Indonesia berada di bawah negara tetangga seperti Thailand, Malaysia dan singapura, dan saya percaya dengan adanya koneksi yang lebih stabil akan mendukung ekonomi mobile game.”

Studio mobile game dimana tempat Rokimas Soeharyo mengembangkan game-game terkini untuk para gamers di Indonesia yaitu Touchten baru saja mendapatkan dana seri C yang dipimpin oleh GREE, Inc. hal ini membuktikan bahwa industri game lokal sudah mendapat sorotan bukan hanya dari gamers namun juga dari investor.

Apa Kabar 4G/LTE di Indonesia?

4G/LTE, bagaimana kabarnya di Indonesia? Seperti yang kita ketahui, teknologi jaringan seluler berkecepatan tinggi ini masih belum lama hijrah di tanah air, dan cakupannya pun masih belum seluas jaringan 3G. Namun apakah pertumbuhannya akan terus berjalan lambat seperti itu?

Sama sekali tidak. Buat yang sudah lebih dulu pesimis, ketahuilah bahwa seminggu ini saja ada begitu banyak kabar seputar perkembangan jaringan 4G/LTE di Indonesia. Tanpa perlu berbasa-basi, simak ringkasan yang kami ambil dari beberapa sumber berikut ini.

4G/LTE 1800 MHz menggantikan 900 MHz

Mulai awal bulan Juli kemarin, sejumlah operator telah melangsungkan uji coba jaringan 4G/LTE di frekuensi 1800 MHz. Menkominfo Rudiantara sendiri menegaskan bahwa ekosistem di band (pita) 1800 MHz ini lebih optimal ketimbang 900 MHz. Pada kesempatan lain, perwakilan XL Axiata juga sempat memaparkan bahwa implementasi jaringan 4G/LTE di frekuensi 1800 MHz ini memungkinkan pelanggan untuk mencapai kecepatan akses data hingga 100 Mbps.

Pertanyaan yang terpenting, kapan kita bisa menikmatinya? Sang Menkominfo sendiri memastikan bahwa pembangunan infrastruktur 4G/LTE 1800 MHz akan selesai akhir tahun ini juga. Dengan kata lain, awal tahun 2016 semua kawasan Indonesia sudah bisa dijangkau oleh jaringan 4G/LTE dalam frekuensi tersebut.

Selagi membahas soal implementasi teknologi 4G/LTE, silakan Anda simak survei pendapat masyarakat terkait hal tersebut. Versi singkatnya: hampir semua responden melihat implementasi 4G/LTE sebagai hal yang positif, meski baru seperempat dari mereka yang sudah menjajalnya.

Info menarik: Perkembangan Pasar Smartphone di Indonesia: Samsung Masih Memimpin, Android One ‘Loyo’

Gerak cepat tiga besar operator GSM

Sumber: Telkomsel
Sumber: Telkomsel

Menyambung soal jaringan 4G/LTE 1800 MHz di atas, rupanya ada keputusan menarik yang diambil Telkomsel dan XL. Keduanya memilih menguji layanannya di kawasan Indonesia Timur; Telkomsel di Makassar, sedangkan XL di Lombok. Tentu saja ada pertimbangan khusus terkait tingkat penggunaan dan semacamnya, namun saya melihat langkah ini bisa jadi merupakan cara mereka menunjukkan bahwa tidak cuma Indonesia bagian barat saja yang ‘diperlakukan seperti raja,’ mengingat performanya di bagian barat sudah cukup oke, seperti yang sempat TRL coba langsung awal bulan Juni kemarin.

Di saat yang sama, XL rupanya juga punya ‘jurus’ untuk menggaet lebih banyak konsumen layanan 4G/LTE-nya. Di kawasan-kawasan yang masih didominasi perangkat 2G, XL menawarkan program bundling handset 4G. Intinya, mengarahkan konsumen agar beralih dari 2G langsung ke 4G LTE.

Bagaimana dengan Indosat? Selain berupaya untuk terus memperluas jaringan 4G/LTE-nya, Indosat juga punya cara tersendiri untuk menarik minat konsumen. Caranya adalah dengan menyediakan berbagai macam konten yang bisa di-stream dengan maksimal menggunakan layanan 4G/LTE. Konten-konten tersebut dikemas dalam tiga fasilitas khusus yang mereka namai Arena Musik, Arena Video dan Arena Game.

Lain halnya dengan Tri. Operator bermaskot robot tersebut hingga kini belum menawarkan layanan 4G/LTE. Kendati demikian, petinggi Tri menjelaskan bahwa mereka lebih memilih menunggu proses penataan frekuensi 1800 MHz rampung secara menyeluruh di akhir tahun 2015. Barulah setelah itu, mereka akan segera menjalankan komersialisasi layanan 4G/LTE secara bertahap di sejumlah kota.

Beralih ke pemain yang dulunya menjalankan layanan CDMA, Smartfren akan beralih dari CDMA dengan menghadirkan layanan 4G/LTE, memanfaatkan dua frekuensi yaitu 2300 MHz dan 850 MHz. Pelanggan CDMA akan tetap dilayani sampai beralih ke 4G/LTE. Meski berbeda sendiri, performanya tidak kalah, terbukti dari hasil pengujian TRL beberapa minggu yang lalu. Menurut rencana layanan 4G/LTE Smartfren ini akan rilis komersil pada semester 2 2015 di 22 kota.

Info menarik: [Weekly Info] Kumpulan Berita Hangat Dalam Sepekan, 29 Juni – 5 Juli 2015

Bangkitnya operator non-mainstream

berca-hinet
Sumber: Berca

Nama-nama besar operator di atas memang selangkah lebih awal, tapi bukan berarti monopoli pasar bisa diterapkan begitu saja. Sekedar mengingatkan, layanan 4G/LTE pertama di Indonesia justru berasal dari operator non-mainstream, yakni Bolt, pada akhir tahun 2013 kemarin.

Nah, kesuksesan Bolt ini mungkin saja memicu sosok-sosok baru lain untuk mengikuti jejaknya. Yang terbaru adalah PT Berca Hardayaperkasa. Mereka baru saja memperkenalkan layanan 4G/LTE yang mereka beri nama Hinet. Sebelum ini, perusahaan yang sama telah memiliki layanan berteknologi WiMAX, akan tetapi pada akhirnya mereka harus mengikuti tren dan mengadopsi teknologi 4G/LTE yang memang dinilai jauh lebih baik ketimbang WiMAX.

Hinet sendiri memanfaatkan teknologi 4G/LTE berbasis time-division duplex (TDD) di frekuensi 2,3 GHz, lain daripada yang lain. Terlepas dari itu, Hinet menawarkan kecepatan internet maksimum 125 Mbps dalam harga yang kompetitif. Satu catatan tambahan, Hinet hanya menawarkan layanan 4G/LTE dalam bentuk data saja, tanpa fungsi seluler, sama seperti yang diterapkan Bolt.

Kalau Hinet menyasar konsumen perangkat mobile, tidak demikian dengan MyRepublic. Perusahaan asal Singapura ini sudah resmi beroperasi di tanah air dan menawarkan layanan internet rumahan dengan harga yang amat sangat berani. Yang paling murah, ada paket 10 Mbps dengan harga Rp 200 ribu – tidak terlalu istimewa – namun Anda akan terkejut melihat paket termahalnya, yaitu 300 Mbps seharga Rp 900 ribu saja!

Info menarik: Daftar Promo Gadget Jelang Lebaran, Diskon Hingga 71%

Regulasi TKDN disahkan

Diwacanakan pada awal tahun ini, regulasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) akhirnya disahkan. Apa artinya? Gampangnya, mulai 1 Januari 2017, smartphone 4G/LTE berbasis frequency-division duplex (FDD) yang ingin masuk ke pasar Indonesia haruslah memiliki nilai TKDN sebesar 30%.

Masih bingung? Well, pada dasarnya, smartphonesmartphone tersebut haruslah mengemas komponen-komponen buatan dalam negeri. Meski demikian, komponen-komponen yang dimaksud tidak harus berupa hardware, tetapi juga software. Dengan demikian, langkah yang diambil vendor pun bisa bermacam-macam.

Jadi, kalau memang membangun pabrik perakitan di sini tidak memungkinkan, suatu vendor bisa saja berfokus pada pengembangan software dengan cara menanamkan investasi atau menuntun dan membimbing para developer lokal sehingga ekosistem aplikasi buatan dalam negeri bisa semakin berkembang.

Smartphone 4G/LTE tidak lagi mahal

Bolt! Powerphone E1

Kalau beberapa tahun yang lalu 4G/LTE adalah salah satu fitur unggulan smartphone kelas atas, sekarang anggapan itu sudah tidak berlaku lagi. Tidak percaya? Coba lihat Bolt Powerphone E1. Spesifikasinya lumayan, dan sistem operasi Android yang dijalankan pun sudah merupakan versi terbaru. Namun yang terpenting, dukungan 4G/LTE ia kemas dalam harga hanya Rp 1 juta.

Oke, Bolt mungkin bisa melakukannya karena memiliki layanan internet sendiri, bagaimana dengan vendor lainnya? Well, Anda bisa melirik Himax, yang baru saja menggebrak pasar dengan smartphone 4G/LTE berharga amat terjangkau. Himax Pure 3S namanya, dan pemasarannya baru saja dimulai pada tanggal 8 Juli 2015 ini. Berapa harganya? Rp 1,4 juta, dan saya yakin Anda akan sedikit tidak percaya melihat spesifikasi hebatnya.

Gambar header: LTE via Shutterstock.

Update: Ada koreksi untuk penjelasan layanan 4G/LTE dari Smartfren.