Indosat Ooredoo Pilih Kembali ke Khitah, Divisi Bisnis Digital Dikurangi

Indosat Ooredoo akan fokus ke bisnis utama, seluler, sebagai khitahnya, mengurangi divisi bisnis digital lewat pengumuman penutupan layanan e-commerce Cipika, aplikasi e-book Cipika Bookmate, dan aplikasi e-money Dompetku pada tahun ini. Hal ini diungkapkan langsung President Director & CEO Indosat Ooredoo Alexander (Alex) Rusli di hadapan media, kemarin (12/6).

Alex menilai bisnis digital yang mulai digeluti sejak dirinya terpilih menjadi CEO di Indosat pada lima tahun lalu, tidak membuahkan hasil bagi perusahaan. Menurutnya, berbagai lini digital yang sudah diinvestasikan Indosat memang membuahkan pendapatan, tetapi pertumbuhannya tidak berjalan sustainable.

“Ini enggak ada yang salah, hanya merusak EBITDA. Penggunaan hanya naik ketika dikasih promosi saja. I have to stop when I have to stop, right? If I was outside doing digital outside, maybe I’ll do it. Tapi matriksnya enggak sama dengan telko, yang mana matriksnya ada empat. Yaitu EBITDA, revenue, EBITDA margin, dan profit. I don’t get value at all while growing digital business,” terangnya.

Menurut Alex, lima tahun adalah waktu yang cukup untuk sekadar mencoba layanan baru di luar bisnis seluler. Selama itu juga, pihaknya telah mengucurkan banyak suntikan untuk mendukung bisnis digital. Meskipun demikian, dia enggan membeberkan nilai investasi yang sudah dikucurkan perusahaan.

Everytime i want to make it grow, I have to sacrifice something else. Misalnya, uang yang seharusnya saya bisa pakai untuk marketing, sales, bangun jaringan. Akhinya ini enggak jadi self sustained, enggak bisa hidupin dirinya sendiri.”

Tutupnya berbagai bisnis digital Indosat, sambungnya, secara langsung memang jadi hal yang paling ditakuti perusahaan. Apalagi inovasi digital banyak yang bersifat mengganggu pasar, dikhawatirkan menjadi senjata makan tuan bagi pemain operator telekomunikasi.

Indosat sendiri memiliki kekuatan yang tidak bisa digeser, yakni lisensi sebagai operator. Ada alokasi frekuensi jaringan dari pemerintah yang menjadi kekuatan utama demi eksistensi Indosat di pasar. Hal ini, pada akhirnya, memaksa perusahaan untuk melakukan berbagai efisiensi karena ruang untuk mengeruk keuntungan mengecil.

“Ya takut banget [inovasi disruptive], tapi kami punya lisensi ada alokasi frekuensi dari pemerintah. That’s the one that no one can take away from us. Mau bagaimanapun juga, digital is the future tapi telko sebagai penyedia jaringan will always have a place di dalam ekosistem itu. Mungkin profit margin-nya tidak sebesar dulu, justru makin berat buat kita. Makanya the key is becoming more efficient.”

Dalam laporan keuangan Indosat pada kuartal I/2017, laba perusahaan tertekan hingga 19,9% dibandingkan periode yang sama, senilai Rp173,9 miliar dari sebelumnya Rp217,2 miliar. Adapun total pendapatan perusahaan tumbuh 7% menjadi Rp7,28 triliun, kontribusi dari bisnis seluler sebesar Rp6 triliun dan sisanya dari non seluler (MIDI dan telekomunikasi tetap) sebesar Rp1,23 triliun.

Cari mitra bisnis untuk Artajasa

Sebagai bagian bentuk dukungan untuk anak usaha atau mungkin realisasi dari langkah efisiensi, Indosat sedang mempersiapkan pencarian mitra bisnis untuk PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa), perusahaan pengelola jaringan ATM Bersama, yang berada di bawah naungan PT Aplikasinusa Lintasarta.

Nantinya mitra bisnis tersebut akan masuk lewat penerbitan lembar saham baru dengan maksimal kepemilikan 25%. Indosat tidak berencana untuk berpartisipasi dengan menyuntikkan dana segar demi menambah kepemilikan sahamnya. Otomatis membuat sahamnya jadi terdilusi.

Alexander mengungkapkan ada empat mitra yang sudah mengungkapkan ketertarikannya untuk masuk ke Artajasa. Seluruhnya berasal dari perusahaan institusi keuangan luar negeri. Hanya saja dia enggan membeberkan nama-namanya dan memastikan proses penentuan pemenang masih berlanjut hingga dua bulan ke depan.

“Kami cari partner, tidak pernah ada pembicaraan untuk jual [Artajasa]. Nanti akan issue saham baru dengan maksimal kepemilikan saham 25%. Itu kajiannya sudah matang. Eksekusi masih jalan, ada empat calon. Nanti ditentukan dalam dua bulan ke depan.”

Indosat memiliki 72,36% saham di Lintasarta. Anak usaha ini khusus bermain di sektor komunikasi data dan teknologi informasi.

Secara total, Indosat memiliki enam anak usaha, yakni Indosat Singapore Pte. Ltd., Indosat Mega Media, Interactive Vision Media, Starone Mitra Telekomunikasi, Portal Bursa Digital, dan Lintasarta.

Berkat Fitur Data Rollover, Sisa Kuota Internet IM3 Ooredoo Bisa ‘Ditabung’

Saat ini para pengguna smartphone dituntut untuk memilih paket internet dengan cermat: kuotanya tidak kurang buat memenuhi segala kebutuhan mereka selama satu bulan, tapi juga tidak berlebihan karena nilainya tak bisa diakumulasi ke bulan berikutnya. Namun aturan main ini akhirnya berubah, bisa segera dinikmati oleh pelanggan layanan internet IM3 Ooredoo.

Indosat IM3 Ooredoo Data Rollover 1

Di awal bulan Februari 2017, perusahaan telekomunikasi pimpinan CEO Alexander Rusli itu mengumumkan fitur baru di IM3 Ooredoo bernama Data Rollover. Ditujukan kepada seluruh pelanggan internet bulanan mereka, Data Rollover memungkinkan kita ‘menabung’ sisa kuota buat digunakan di bulan berikutnya. Menariknya lagi, sistem penyimpanan kuota ini tak hanya untuk dua atau tiga bulan saja: dapat diakumulasi hingga setahun.

Indosat IM3 Ooredoo Data Rollover 9

Data Rollover merupakan sebuah fitur tambahan yang disajikan untuk semua pemakai IM3 Ooredoo dan juga pengguna Freedom Combo, diimplementasikan secara otomatis dan tidak menuntut Anda mengeluarkan biaya tambahan. Lewat langkah tersebut, Indosat Ooredoo menjadi operator pertama – dan sementara ini satu-satunya – yang memperbolehkan user menyimpan sisa kuota.

Indosat IM3 Ooredoo Data Rollover 10

Indosat Ooredoo menjelaskan bahwa Data Rollover adalah suatu bentuk perwujudan komitmen mereka dalam berinovasi dan sebuah cara memanjakan pengguna setianya melalui peningkatan pengalaman berinternet. Menurut sang CEO, hilangnya kuota begitu periode habis adalah hal yang sangat disayangkan karena sebetulnya paket tersebut telah dibayar oleh user – dan peristiwa ini sering sekali terjadi.

Indosat IM3 Ooredoo Data Rollover 2

Dan masalahnya tidak berhenti sampai di sana. Indosat Ooredoo juga melihat kekhawatiran dari sejumlah pengguna untuk melangkah ke paket yang lebih besar atau membeli kuota lebih banyak, karena cemas kuota tersebut tidak terpakai habis. Berkat Data Rollover, mereka tidak perlu lagi membebani pikiran dengan perhitungan-perhitungan kompleks, dan tidak ada uang/kuota yang akan terbuang sia-sia.

Indosat IM3 Ooredoo Data Rollover 3

Pengadaan Data Rollover ialah bentuk respons dari Indosat Ooredoo terhadap keluhan pelanggan tentang kerugian terkait hilangnya kota internet. Alex Rusli bilang, “Paket yang sudah dibayar user sepenuhnya ialah hak mereka dan fitur Data Rollover diciptakan buat memberikan keadilan. Intinya, merupakan sebuah kesalahan besar untuk mengambil kembali apa yang telah mereka beli.”

Indosat IM3 Ooredoo Data Rollover 6

Penerapan fitur ini sesederhana janji Indosat Ooredoo: jika Anda sudah membayar paket dapat sebesar 4GB dan ternyata hanya terpakai 2,8GB, sisa 1,2GB akan tetap ada di bulan berikutnya – begitu pula saldo di bulan selanjutnya.

Indosat IM3 Ooredoo Data Rollover 7

Freedom Combo sendiri tetap menjadi produk andalan Indosat Ooredoo di tahun 2017, disiapkan sebagai servis all-in-one. Fitur telepon dan SMS unlimited diterapkan pada keempat tingkatan paket, yaitu M (2GB + 5GB 4G), L (4GB + 10GB 4G), XL (8GB + 15GB 4G) serta XXL (12GB + 25GB 4G). Salah satu fitur teratraktif dari Freedom Combo ialah kapabilitas streaming musik serta film di Spotify dan Iflix tanpa mengonsumsi kuota data.

Indosat IM3 Ooredoo Data Rollover 8

Dengan membelinya, Anda akan mendapatkan akses premium Spotify selama satu bulan dan program potongan harga 20 persen di bulan selanjutnya; serta akses ke seluruh konten Iflix selama tiga bulan tanpa perlu berlangganan. Pemilik akun Spotify premium dipersilakan memutar lagu apa saja yang mereka inginkan, menikmatinya secara offline, tidak ada iklan, dan disuguhkan kualitas suara lebih baik.

Indosat IM3 Ooredoo Data Rollover 5

Gandeng Ericsson, Indosat Ooredoo Hadirkan “Cloud-Ready Revenue Management”

Untuk memberikan penawaran baru terkait dengan charge billing yang lebih cepat kepada publik, Indosat Ooredoo menjalin kemitraan selama 5 tahun ke depan dengan  Ericsson. Nantinya akan diterapkan sistem Revenue Management System, bernama Ericsson Revenue Manager, yang memungkinkan pihak Indosat Ooredoo untuk memberikan layanan produk dan paket sesuai dengan permintaan pelanggan di Indonesia.

“Indosat Ooredoo adalah pemimpin Data Experience, yang mana kami akan memberikan apa yang dibutuhkan oleh pelanggan. Seiring kerja sama dengan Ericsson, kami akan secara cepat memberikan penawaran berupa produk data terbaru serta layanan yang mendukung pertumbuhan portofolio layanan Digital, yang pada akhirnya akan memungkinkannya ‘Internet of Things’,” kata President Director & CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli dalam rilisnya.

Konfigurasi sederhana Ericsson Revenue Manager diklaim mengurangi dependensi pada Departemen Teknis, mempermudah dan mempercepat peluncuran layanan baru, dan mendukung future-proof operations dalam menghadapi perubahan permintaan dari pelanggan serta gangguan teknologi.

“Kami bangga bisa bekerja sama dengan Indosat Ooredoo dalam strategi transformasi digital di Indonesia. Kolaborasi ini membuktikan inovasi Ericsson Revenue Manager memberikan pengalaman berbeda bagi pelanggan. Perjanjian kerja sama ini menjadi sorotan utama kami dalam proses transformasi pelanggan kami dalam membentuk dan mempercepat Network Society di Indonesia,” kata Head of Ericsson Indonesia and Timor Leste Thomas Jul.

Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora Dirikan Modal Ventura “Ideabox Ventures”

Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora bersepakat untuk mendirikan perusahaan gabungan modal ventura Ideabox Ventures. Perusahaan ini adalah hasil tindak lanjut dari kerja sama yang sebelumnya sudah dilakukan oleh ketiga pihak saat menjalankan program akselerator Inkubator sejak 2013.

Dengan adanya perusahaan baru ini, artinya pelaku startup bisa bergabung ke dalam jaringan Indosat, Mountain Ventures, dan Kejora lewat dua jalur. Yakni lewat Ideabox Ventures atau program akselerator Ideabox Alpha. Hanya saja, ada perbedaan spesifikasi untuk startup yang ingin bergabung.

Untuk masuk lewat Ideabox Ventures, hanya bisa menerima startup yang sudah tergolong perusahaan jadi, bergerak di bidang digital, memiliki founder dengan tim yang komplit, belum pernah menerima pendanaan seri A, dan traksi yang telah terbukti berkembang diantaranya bidang e-commerce, layanan web, pembayaran digital & fintech, serta teknologi & security.

Adapun suntikan modal yang disiapkan untuk startup yang masuk lewat jalur ini maksimal $500 ribu melalui venture capital fund, ditambah dukungan lainnya, seperti konsultasi strategis, dan komersial yang akan membantu perusahaan untuk tumbuh dan memperluas jangkauan bisnisnya.

Andy Zain, Managing Director Kejora, menerangkan dari Ideabox Ventures pihaknya hanya akan mengambil enam hingga delapan startup yang dapat bergabung ke Ideabox Ventures. “Ini komitmen awal selama tiga tahun, setelah tiga tahun berakhir akan dievaluasi bagaimana tindakan berikutnya,” terang dia, Kamis (24/11).

Alexander Rusli, CEO dan Presiden Direktur Indosat Ooredoo, menambahkan, “Selain dapat investasi, bedanya di Ideabox Ventures para peserta juga diberi fasilitas kantor sebagai tempat bekerja dan dukungan dari kami untuk go-to-market. Kami gembira dapat bekerja sama dengan Mountain Partners, mengingat perusahaan ini telah beroperasi secara global.”

Sementara itu, bila masuk melalui program akselerator Ideabox Alpha nominal investasi yang diberikan tidak lebih dari $50 ribu. Pasalnya, kriteria startup yang bisa masuk juga berbeda. Salah satu kategorinya adalah sudah memiliki ide bisnis, namun produknya masih berbentuk prototipe.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Andy, program akselerator Ideabox Alpha merupakan keempat kalinya digelar. Sejauh ini sudah ada 15 lulusan dari program ini, di antaranya Dealoka, Pawoon, Wobe, Cupslice, dan lainnya yang berasal dari enam lokasi Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Singapura, dan Australia.

Tim yang nantinya terpilih masuk ke batch 4 diwajibkan untuk mempresentasikan model bisnis mereka selama selama 120 hari di Jakarta dengan dukungan dan mentoring dari Indosat Ooredoo, Mountain Partners, dan Kejora. Selanjutnya, mereka juga berpeluang dapat meningkatkan operasinya melalui kemitraan komersial dengan Indosat Ooredoo.

“Melalui kombinasi dari pengetahuan dan jaringan yang ada, kami percaya dapat membantu startup mengurangi risiko teknologi, market, model bisnis, dan eksekusi. Bila startup memiliki akses langsung kepada pengguna yang berjumlah 85 juta orang. Hal tersebut sangat mungkin terjadi melalui Ideabox,” ujar Andy.

Sekadar informasi, Indosat juga memiliki perusahaan JV modal ventura lainnya yakni dengan SoftBank dengan nama SB ISAT. Perusahaan ini memiliki preferensi startup yang lebih tinggi dari Ideabox Ventures, hanya dikhususkan untuk startup yang sudah mature dari segala hal dan mereka butuh uang investasi.

“Untuk venture capital dengan SoftBank masih tetap berjalan, hanya saja ada preferensi yang berbeda. Yakni untuk startup mature yang sedang need money,” pungkas Alex.

Indosat Ooredoo Business Resmi Luncurkan NEXThing

Indosat Ooredoo Business baru saja meluncurkan platform IoT terintergrasi yang dinamai NEXThing. Platform ini diperkenalkan di sela-sela acara Indosat Ooredoo ICT Conference 2016 “Executing Digital Transformation in a Business Disruption Era”. Hadirnya NEXThing diharapkan bisa menjadi solusi untuk terciptanya ekosistem bisnis digital dan ICT spesifik untuk industri.

Disampaikan President Director dan CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli, NEXThing merupakan bagian dari visi dari Indosat Ooredoo dalam hal memuluskan langkah bisnis untuk bertransformasi ke ekosistem digital.

“Visi tiga tahun kami adalah menjadi mitra solusi digital yang menghubungkan bisnis di Indonesia. Dengan visi ini, kami berkomitmen untuk terus mendengarkan pelanggan bisnis kami, lebih memahami kebutuhan dan hal kritikal dalam bisnisnya sehingga kami dapat lebih mendukung pelanggan untuk mencapai organisasi yang ‘digitally transformed.’ Kami memiliki sumber daya dan pengalaman untuk membantu pelanggan bisnis dalam merancang, membangun dan menjalankan solusi yang tepat,” terang Rusli.

Indosat Ooredoo Business percaya bahwa solusi Internet of Things (IoT) memungkinkan pengumpulan data dari berbagai jenis perangkat industri yang terhubung ke aplikasi bisnis sehingga mampu menjadikan operasi bisnis yang lebih cepat dan transparan. Selain itu NEXThing ini juga disiapkan untuk mampu menghubungkan berbagai aplikasi bisnis dalam sesuatu ekosistem bisnis yang di dalamnya antar aplikasi dapat berinteraksi dan bertukar data sehingga menciptakan peluang bisnis baru.

Dalam pengembangannya Indosat Ooredoo menggandeng beberapa mitra teknologi baik global maupun lokal. Salah satu di antaranya adalah IBM. Kerja sama dengan IBM ini dikhususkan dalam hal pengembangan platform IoT bagi pasar Indonesia.

“Kami bangga menjadi operator digital telco pertama yang meluncurkan platform IoT yang lengkap dan terintegrasi di Indonesia. Dengan ditandatanganinya MoU untuk mengembangkan platform IOT ini, posisi kami akan jauh lebih kuat sehingga kami yakin untuk menjadi mitra pelanggan bisnis dalam menyediakan solusi ICT yang lengkap terutama mendukung transformasi digital. Seluruh solusi ICT ini dibangun di atas infrastruktur digital seperti connectivity (datacom), data center dan managed services yang telah dikenal andal selama bertahun-tahun,” ungkap Director and Chief Wholesale & Enterprise Officer Indosat Ooredoo  Herfini Haryono.

Selain meluncurkan platform NEXThing, Indosat Ooredoo Business kini juga menghadirkan solusi spesifik untuk industri tertentu seperti Solusi Digital Branch untuk industri perbankan, Digital Store untuk retail dan perdagangan, Digital Logistic untuk industri manufaktur, Workforce Solution untuk industri oil & gas dan mining, dan solusi smart city, Kota Digital Indonesia.

Indosat Ooredoo Umumkan 34 Pemenang Ide dan Aplikasi Ajang IWIC ke-10

Indosat Ooredoo Wireless Innovation Contest (IWIC) ke-10 pada tahun ini baru saja selesai diselenggarakan. Kompetisi yang diikuti oleh 3.592 orang dari Indonesia, Jepang, dan Myanmar. Dalam rangkaian grand final IWIC ke 10 ini, para finalis berhak mengikuti Developer Conference, sebuah diskusi panel yang dapat diikuti oleh para pelajar dan developer dengan topik bahasan terkait dunia digital dengan narasumber yang berkompeten. Finalis juga mendapat kesempatan untuk mempresentasikan karyanya di hadapan investor melalui sesi Smart Pitching sebagai ajang penggalangan dana.

“Indosat Ooredoo berharap IWIC akan terus berkembang demi mewujudkan program pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2020. Kami yakin IWIC akan mampu menjadi salah satu langkah awal bagi generasi muda dalam pengembangan ide-ide terkait dunia digital agar mampu memberikan manfaat bagi masyarakat,” terang Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat Ooredoo, Rabu (2/11).

Menurut Alex, sekarang ini sudah banyak ajang serupa IWIC yang juga diadakan oleh pihak lain. Hal ini tentunya bisa menjadi ajang berlatih untuk para peserta dalam meningkatkan kemampuannya.

“Saya sempat berbincang dengan salah seorang pemenang. Dia cerita sebelum ikut IWIC, sebelumnya sudah pernah ikut acara dari Bekraf tapi kalah. Sekarang di IWIC dia menang, artinya ajang ini bisa menjadi ajang berlatih meningkatkan kemampuannya jadi lebih jago lagi.”

Sejak pendaftaran dibuka pada April lalu, Indosat mengklaim jumlah proposal yang masuk meningkat tiap tahunnya. Tahun lalu, IWIC menerima 3.173 proposal, 1.738 proposal pada 2014, dan 664 proposal pada 2013. Bila ditotal, jumlah proposal yang IWIC terima sejak 2006 hingga tahun ini mencapai 10.703.

IWIC juga menyajikan kategori spesial, salah satunya adalah menghadirkan kategori spesial untuk perempuan. Sejak kategori ini dibuka pada tahun lalu, jumlah proposal ide dan aplikasi spesial Woman & Girls terus meningkat.

“Salah satu pilar dari program CSR adalah meningkatkan jumlah wanita yang terhubung dengan internet. Tahun ini kami mendapat peningkatan angka peserta perempuan cukup signifikan. Ini adalah indikasi perempuan juga mampu berperang dalam pengembangan dunia digital.”

Beri peluang

Alex menerangkan, para pemenang dari IWIC tidak mendapatkan kewajiban yang bersifat mengikat dari Indosat. Mereka diberi kebebasan apakah ingin masuk ke program inkubasi yakni Ideabox selama tiga hingga enam bulan. Kemudian, masuk ke dalam nominasi perusahaan startup yang berhak mendapat pendanaan dari Softbank-ISAT fund.

“Pemenang kami beri kebebasan, tidak bisa kami paksa masuk ke Ideabox. Namun ketika mereka masuk ke inkubasi kami, bisa dipastikan kami ingin bisnis mereka sudah bisa jalan. Selama 3-6 bulan akan ada coaching untuk jadi bisnis riil. Lalu bisa tes pasar dengan memanfaatkan jaringan dari kami.”

Salah satu startup besutan Ideabox adalah Dealoka. Tahun lalu, Dealoka mendapat pendanaan seri A. Dealoka adalah platform marketing bagi merchant. Mereka dapat mengirimkan penawaran menarik dan personal kepada konsumen.

Softbank-ISAT Fund adalah dana yang disediakan oleh Indosat hasil kerja sama dengan Softbank, di mana dana ini akan digunakan untuk pengembangan perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang e-commerce, digital, media sosial, dan layanan keuangan mobile.

Berikut ini adalah daftar pemenang juara pertama IWIC ke-10

Kids
-Ide: Let’s Find Alternative Energy (Aisha Dinar Farahita)
-Apps: Adventure of Revi (Ahmad Danesh)

Teens

-Ide: Smart Vertical Garden (Nadiela Septiani)
-Apps: Ordinary Teenboy (Fara Alifa Iswadhani)

University students & public

-Ide: Owis/Ojek Wisata (Rohhaji Nugroho)
-Apps: FoodGasm (Fitrah Akbar Budiono)

Developers

-Mobile web: Bandros.co.id (Mohammad Iqbal)
-Apps: Pippo Belajar Dinosaurus (Adam Ardiasasmita)

Spesial category – youth with disabilities

-Ide: Object Identifier (Fakhry Muhammad Rosa)
-Apps: The Prototype (Adrian Naufal R)

Special category – women & girls
-Idea: Mighty Her (Rianna Patricia Cruz)
-Apps: Twinniesmenu (Tiara Freddy Andika)

Dompetku Tambah Fitur Pembayaran KTA Bank DBS Indonesia

Sektor financial technology atau akrab disebut dengan fintech kini tengah menjadi sorotan banyak pihak. Potensi perkembangannya dan sambutan positif dari pemerintah membuat banyak pemain di dalamnya untuk terus melakukan inovasi dan kolaborasi. Salah satu yang paling baru adalah kolaborasi antara Indosat Ooredoo dengan Bank DBS Indonesia.

Keduanya bekerja sama untuk memudahkan nasabah Kredit Tanpa Agunan (KTA) Fasilitas Dana Bantuan Sahabat Bank DBS Indonesia untuk dapat membayar cicilan dengan lebih mudah melalui aplikasi mobile wallet Indosat Ooredoo Dompetku. Dengan penambahan fitur ini secara otomatis membuat layanan Dompetku semakin komplit untuk mengatasi kebutuhan transaksi penggunanya.

Program KTA Fasilitas Dana Bantuan Sahabat Bank DBS Indonesia ini menawarkan pinjaman mencapai Rp200 juta. Fasilitas tersebut dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat untuk berbagai macam kebutuhan finansial dengan tenor pinjaman mulai dari satu hingga tiga tahun. Untuk memperluas cakupan program KTA ini Bank DBS Indonesia melihat pentingnya platform digital dalam memberikan kemudahan, terutama untuk hal akses dan keamanan. Untuk itulah kerja sama dengan Dompetku ini terjalin.

Selain kemudahan akses kerja sama ini juga di harap bisa mendorong masyarakat dalam mengembangkan budaya digital sejalan dengan arahan pemerintah terhadap para pelaku perbankan dalam mengoptimalisasi layanan perbankan digital terutama mendorong ekonomi digital.

Menanggapi kerja sama ini President Director PT Bank DBS Indonesia Paulus Sutisna menanggapi positif kehadiran fitur pembayaran baru ini. Salah satu poin yang disampaikan kerja sama ini merupakan bagan dari inovasi terus menerus yang dilakukan Bank DBS Indonesia dalam meningkatkan kenyamanan nasabah.

“Kami secara terus-menerus selalu berupaya dalam meningkatkan kenyamanan nasabah dalam melakukan aktivitas perbankan dengan tidak berhenti melakukan pengembangan layanan dan inovasi produk. Kami sangat menyambut kerja sama dengan Indosat karena melalui aplikasi mobile e-Wallet Dompetku, kemudahan, kenyamanan, dan aktivitas perbankan nasabah akan lebih baik. Melalui kerja sama ini, Bank DBS Indonesia dapat hadir dan menjangkau lebih banyak lagi nasabah di Indonesia melalui platform digital Indosat Ooredoo,” terang Paulus.

Di sisi lain adanya penambahan fitur Kredit Tanpa Agunan (KTA) di Dompetku dinilai CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli dapat memberikan pengalaman keuangan digital ke tingkat yang lebih lanjut yang semakin memudahkan para nasabah KTA ini.

“Adanya tambahan fitur Kredit Tanpa Agunan (KTA) di Dompetku Mobile Apps, akan memberikan pengalaman keuangan digital ke tingkat lanjut.  Fitur ini memungkinkan pelanggan Dompetku untuk mengajukan KTA kapan pun dan dimana pun hanya melalui aplikasi Dompetku di dalam handphone mereka. Mereka tidak perlu lagi pergi ke Bank untuk mengajukan permohonan pinjaman,sehingga mereka dapat menghemat biaya transportasi dan waktu,” papar Rusli.

Application Information Will Show Up Here

Indosat Ooredoo Jalin Kemitraan dengan Kartuku untuk Inovasi Pembayaran Non Tunai

Satu lagi inovasi layanan pembayaran non tunai yang hadir Indonesia. Adalah Indosat Ooredoo dan Dompetku yang menjalin kerja sama dengan Kartuku untuk menyediakan solusi pembayaran non tunai. Kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen Indosat Ooredoo untuk memberikan value lebih bagi pelanggan mereka.

Kerja sama ini nantinya akan meliputi pengembangan bisnis Dompetku sehingga seluruh pelanggan Dompetku dapat melakukan transaksi di lebih dari 29.000 mesin Electric Data Capture (EDC) milik Kartuku. Selain itu Indosat Ooredoo juga akan menyediakan layanan konektivitas mesin EDC guna melayani transaksi pembayaran non tunai di berbagai merchant, bundling smartphone plus proteksi dengan paket PRO Freedom Bundling dan paket komunikasi bisnis PRO Freedom untuk para karyawan Kartuku, MPLS dan Dedicated Internet Access untuk menghubungkan operasional bisnis Kartuku di Seluruh Indonesia.

Menanggapi kerja samanya dengan Kartuku CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli mengungkapkan bahwa jalinan kerja sama ini merupakan bagian dari upaya Indosat Ooredoo untuk mengeksplorasi sumber pendapatan baru, mengoptimalkan efisiensi biaya dan memberikan pengalaman pembayaran non tunai yang lebih baik bagi pelanggannya.

“Dompetku yang merupakan salah satu market leader dalam pasar uang elektronik dengan Kartuku yang merupakan pemain utama dalam penyediaan layanan pembayaran non tunai, akan menjadi suatu kekuatan sinergi untuk mengembangkan bisnis uang elektronik di Indonesia. Dengan kerja sama ini, selain kemudahan, keamanan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi keuangan, semakin banyaknya pilihan metode transaksi bagi pelanggan menjadikan persaingan bisnis di pasar uang elektronik akan semakin menarik,” pungkas Alex.

Sementara itu Presiden Direktur PT Multi Adiprakarsa Manungal Thomas K. Husted mengungkapkan:

“Kerja sama ini sesuai dengan visi Kartuku untuk menjadi pilihan utama di Indonesia sebagai pihak penyedia solusi pemrosesan pembayaran non tunai yang inovatif, terlengkap, menyeluruh dan dilengkapi dengan layanan ahli profesional dan keamanan yang kuat. Kami juga berharap untuk dapat mengakselerasi pertumbuhan transaksi non tunai menuju Cashless Society di Indonesia.”

Sebagai informasi Kartuku merupakan salah satu produk dari PT Multi Adiprakarsa Manunggal, sebuah perusahaan Third Party Processor (TPP) dan Payment Service Provider (PSP) yang menyediakan solusi pembayaran non tunai dan memungkinkan pengguna melakukan proses transaksi lebih efisien dan lebih aman.

Kartuku sudah menjadi pemain di ranah pembayaran elektronik sejak 2001 silam. Selama kurang lebih lima belas tahun beroperasi Kartuku telah mengukuhkan diri sebagai salah satu layanan penyedia pembayaran profesional yang mencakup 638 kota dan telah digunakan di berbagai institusi dan perusahaan.

Application Information Will Show Up Here

Indosat Ooredoo Gaet Pegadaian Perluas Jaringan Remitansi

Indosat Ooredoo mengumumkan kerja sama strategis dengan Pegadaian dalam rangka memperluas jaringan layanan pengiriman uang antar wilayah atau negara atau lebih dikenal dengan remitansi. Kerja sama ini diharapkan bisa menjangkau lebih banyak pelanggan potensial sampai pelosok Indonesia.

Dompetku Pengiriman Uang (DPU) adalah salah satu layanan dari Indosat yang melayani kiriman uang untuk tujuan domestik dan internasional, khususnya bagi pelanggan yang tidak memiliki rekening bank. Meski produk ini milik Indosat, namun secara layanan bisnisnya tergolong layanan transfer uang yang telco agnostic dan bank agnostic. Artinya layanan uang independen tidak terikat oleh operator telekomunikasi serta tidak membutuhkan rekening bank.

Jadinya, baik dari penerima maupun pengirim uang hanya membutuhkan KTP sebagai syarat utama untuk transaksinya di outlet-outlet yang berlogo DPU. Outlet Pegadaian terhitung sebanyak 4.455 unit tersebar di seluruh Indonesia. Dengan demikian, total DPU bertambah menjadi lebih dari 20.000 outlet.

“Kami akan terus memperlebar jaringan outlet DPU melalui kerja sama lainnya dengan berbagai instansi yang sudah memiliki basis pelanggan untuk memperluas ekosistem Dompetku, sekaligus mendukung program inklusi keuangan pemerintah,” terang Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat Ooredoo, Rabu (12/10).

Alex melanjutkan, selain dengan Pegadaian sebelumnya Indosat sudah bekerja sama dengan perusahaan lainnya untuk menangani remitansi dari luar negeri. Misalnya, dengan HomeSend sudah dimulai sejak 2014 dan Skrill pada April tahun ini. Kedua perusahaan tersebut memiliki basis remitansi yang kuat di Amerika dan Eropa.

Ke depannya Indosat tengah merampungkan proses kerja sama berikutnya dengan perusahaan jaringan global lainnya. Namun Alex enggan mengungkapkan identitas perusahaannya.

Group Head Mobile Financial Services Indosat Randy Pangalila menerangkan Indosat memiliki visi untuk menjadi MFS the largest transaction house in ASEAN region dalam beberapa tahun mendatang. Sejak setahun Dompetku berdiri, pihaknya mengklaim hingga September 2016 telah memproses 800 ribu transaksi harian dan nilai yang berhasil dihimpun mencapai Rp 5,5 triliun atau enam kali lipat dibanding tahun lalu.

“Kami terus lakukan improvement, mencetak inovasi, dan terus mendorong pemakaian layanan keuangan digital sejalan dengan visi perusahaan menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia.”

Kemudahan transaksi pengiriman uang

Untuk proses pengiriman dan penerimaan dengan DPU cukup mudah, pelanggan hanya datang ke kantor Pegadaian atau outlet DPU. Kemudian, mengisi formulir pengiriman uang dan memberikan sejumlah dana tunai yang hendak dikirimkan ke petugas outlet. Dalam beberapa detik, sistem DPU akan mengirimkan kode konfirmasi ke nomor telepon pelanggan yang akan diteruskan ke penerima agar dapat mencairkan dananya.

Dana tersebut akan terkirim dalam hitungan detik. Untuk pengambilannya, setelah penerima menerima SMS berisi kode konfirmasi, mereka dapat datang ke outlet Pegadaian dengan membawa KTP dan kode konfirmasi. Setelah dikonfirmasi sukses, dana sudah bisa langsung dicairkan.

Maksimal dana yang bisa dikirimkan tidak boleh lebih dari Rp 25 juta. Adapun tarif yang dikenakan oleh pengirim untuk jasa remitansi ini, tergantung besaran dananya. Bila di bawah 1 juta Rupiah, fee yang dikenakan adalah Rp 15 ribu, antara Rp 1 juta hingga Rp 5 juta fee-nya sebesar Rp 25 ribu, dan lebih dari Rp 5 juta sebesar Rp 30 ribu.

“Saat penerima uang datang ke outlet DPU atau Pegadaian, mereka harus membawa KTP sebagai bukti sah. Nanti akan ada petugas yang melakukan verifikasi data penerima dan kode konfirmasi. Hal ini sebagai antisipasi perlindungan konsumen, apakah orangnya benar atau bukan,” pungkas Randy.

Pemerintah Kota Sukabumi Gandeng Indosat Ooredoo Implementasi Smart City

Setelah sebelumnya hadir di kota Pekanbaru dengan perpustakaan digital yang diberi nama i-pekan, kini Indosat Ooredoo kembali menggandeng pemerintah Kota Sukabumi meluncurkan aplikasi perpustakaan digital i-Sukabumi. Aplikasi perpustakaan digital yang dibangun oleh Aksaramaya ini diserahkan kepada Pemerintah Kota Sukabumi bersama dengan donasi 2500 judul buku dalam bentuk digital dari Indosat Ooredoo. Sebelumnya Aksaramaya telah membawa konsep media sosial ke sistem i-Jakarta.

“Dengan menyediakan solusi City Dashboard sehingga pemerintah kota dan juga masyarakatnya dapat dengan segera mendapatkan manfaat Smart City dan juga perpustakaan digital i-Sukabumi untuk mendukung Smart Society,” kata President & Director Indosat Ooredoo Alexander Rusli.

Sesuai dengan komitmen dari Indosat Ooredoo yaitu mendukung transformasi kota menjadi Smart City dan dengan solusi Single Window City Dashboard yang lengkap ditambah dengan aplikasi perpustakaan digital, Indosat Ooredoo mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Kota Sukabumi dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk ujicoba platform Smart City antara Indosat Ooredoo yang diwakili oleh Alexander Rusli, President & CEO, dan Pemerintah Kota Sukabumi yang diwakili oleh H. Mohamad Muraz, S.H, M.M, Walikota Sukabumi.

Aplikasi perpustakaan digital i-Sukabumi ini menjadi tahap awal untuk mewujudkan Smart City dengan mendorong minat baca masyarakat Sukabumi khususnya agar dapat diwujudkannya Smart Society yang menjadi salah satu pilar Smart City berbasis teknologi Informasi. Perpustakaan digital pertama di Jawa Barat ini kini memiliki koleksi buku elektronik yang sangat lengkap dan langsung dapat dinikmati oleh masyarakat dengan mengakses aplikasi i-Sukabumi secara gratis.

“Peluncuran i-Sukabumi disertai dengan penandatanganan MoU Smart City ini adalah bukti bahwa Pemerintah Kota Sukabumi sangat peduli terhadap pemanfaatkan perkembangan teknologi solusi ICT untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakatnya,” kata Walikota Sukabumi H. Mohamad Muraz, S.H, M.M.