[Review] AMD Ryzen 9 3900X: Kencang dengan 12 Core dan PCI-e Generasi 4.0!

“Mas, saya mau kirim PC yang memakai prosesor AMD Ryzen 9 3900X dan Radeon 5700 XT”. Kata-kata itu merupakan sebuah kunci mengapa saya cukup lama melakukan review yang satu ini. Hal tersebut dikarenakan saya mengambil angle untuk mereview sebuah PC secara keseluruhan. Maaf jika saya curhat, hehehe…

Setelah dua sampai tiga minggu berlalu, ternyata ada kesalahpahaman antara sang PR dengan saya, yang menyebabkan tidak bisanya perangkat NZXT PUBG PC H700 ini saya review secara keseluruhan. Namun memang, hal yang sangat saya inginkan adalah mencoba prosesor terbaru dari AMD, yaitu Ryzen 9 3900X. Setidaknya, kekesalan saya terbayarkan karena puas mencoba prosesor baru AMD, yang walaupun diluncurkan pada tahun lalu.

Oke, sekarang mari kita kembali ke prosesor yang akan saya bahas, yaitu AMD Ryzen 9 3900X. Prosesor ini merupakan prosesor Ryzen generasi ketiga yang dimiliki oleh AMD. Dengan peluncuran keluarga Ryzen generasi ketiga, pada akhirnya AMD mampu memimpin persaingan pada pasar prosesor desktop.Hal tersebut seperti peningkatan jumlah inti yang lebih banyak, proses pabrikasi yang lebih kecil, serta kinerja yang meningkat cukup jauh.

AMD Ryzen 9 3900X - The PC

Ryzen 9 3900X yang memiliki nama kode Matisse sendiri menggunakan arsitektur baru dari AMD, yaitu Zen 2. Ryzen 9 3900X merupakan prosesor pertama dengan 12 inti yang dibuat untuk desktop, bukan untuk server. Tentunya, satu inti memiliki dua thread, sehingga membuat prosesor ini memiliki total 24 threads.

Dengan menggunakan lebih banyak inti, AMD ternyata mampu membuat TDP yang dimiliki oleh prosesor ini sama dengan sang pendahulunya, Ryzen 7 2700X, yaitu 105 watt. Bisa jadi, AMD sudah menemukan cara untuk membuat cip yang mereka produksi untuk menjadi lebih hemat. Dan hal tersebut tentu saja juga terwujud berkat proses pabrikasi 7 nm yang digunakan.

AMD Ryzen 9 3900X memiliki spesifikasi sebagai berikut

Ryzen 9 3900X Ryzen 7 3700X
Arsitektur Matisse Matisse
Core / Thread 12 / 24 8 / 16
TDP 105W 65W
Clock 3.8 GHz 3.6 GHz
Turbo Boost 4.6 GHz 4.6 GHz
L3 Cache 64 MB 32 MB
Kecepatan RAM DDR4 3200 DDR4 3200
Socket AM4 AM4
Pabrikasi 7nm 7nm

Dengan Ryzen 9 3900X, AMD menjawab tantangan dari Intel yang sudah memiliki prosesor Core i9 9900K. Walaupun masih menggunakan 14nm++, namun prosesor dari Intel ini masih memiliki kinerja yang tinggi dan TDP yang sedikit lebih rendah.

AMD Ryzen 9

Ryzen 9 3900X sendiri bukan merupakan sebuah APU. Hal ini berarti bahwa Ryzen 3900X tidak memiliki grafis terintegrasi. Oleh karena itu, jangan pernah membeli prosesor ini jika belum memiliki kartu grafis terpisah.

Pada pengujian kali ini, saya menggunakan PUBG PC yang memiliki spesifikasi sebagai berikut

Prosesor AMD Ryzen 9 3900X
Graphics Card AMD Radeon RX 5700 XT 8GB
Motherboard ASRock Taichi X570
RAM 2x 8GB Crucial Ballistix Elite DDR4 3600MHz
HSF NZXT Kraken X72 AIO 360mm
PSU Corsair CX600 600 Watt
Storage SSD Aorus NVME 2TB PCIE Gen 4.0
Case NZXT PUBG H700 Limited Edition
Monitor BenQ Zowie XL2411P

Oh ya, satu hal yang cukup ketinggalan. Ryzen 9 3900X juga memiliki feature baru, yaitu PCI express generasi 4. Saya cukup kaget setelah diingatkan kembali bahwa Ryzen terbaru merupakan yang pertama mengusung PCI express baru tersebut. Dan saya pun kembali senang setelah melihat hasil pengujiannya.

Untuk hasil CPU-Z nya adalah sebagai berikut

Arsitektur

Dengan arsitektur Zen 2, AMD memiliki desain cip yang berbeda dari sebelumnya. Seperti pada Ryzen 9 3900X, saat ini sudah tidak terdiri dari satu die saja tetapi ada tiga buah cip pada paket prosesornya. Dua cip pertama bernama Core Complex Design atau CCD. CCD berisikan sekumpulan Core Complex (CCX) atau inilah yang sering disebut sebagai inti prosesor.

Pada satu CCD terdapat 8 CCX, di mana satu CCX memiliki 2 thread. Jadi, dengan dua CCD tersebut, satu keping prosesor bisa memiliki 16 inti dan 32 thread. Namun pada Ryzen 9 3900X, ada empat CCX yang dimatikan sehingga satu CCD menjalankan 6 CCX. Cip berikutnya adalah cIOD untuk mengatur IO dari prosesor tersebut.

Hal yang paling utama yang terdapat pada cip ini adalah peningkatan IPC atau Instruction Per Clock. AMD mengklaim bahwa mereka berhasil meningkatkan IPC pada Ryzen generasi ke 3 ini sampai dengan 15%. Selain peningkatan IPC, performa satu inti juga terdongkrak berkat turbo yang makin meningkat hingga 4.6 Ghz.

Penggunaan 7nm juga mampu menambah cache dari prosesor ini. Ryzen 9 3900X memiliki total cache 70 MB, yang terdiri dari 6 MB L2 dan 64 MB L3. AMD menyebutnya sebagai GameCache, yang menjanjikan peningkatan framerate pada game dengan resolusi tinggi.

AMD juga mengklaim bahwa prosesor terbarunya ini tahan terhadap lubang keamanan yang melanda prosesor belakangan ini. Nama Spectre atau Lockdown yang selalu menghantui para pengguna komputer, ternyata sudah dibenahi oleh AMD dari sisi hardware-nya. Oleh karena itu, tidak akan ada lagi patch yang bisa membuat kinerja turun di masa depan untuk lubang keamanan yang sudah diketahui ini.

AMD Ryzen 9

AMD juga sudah meningkatkan dukungannya terhadap penggunaan memori DDR4. Semua prosesor pada keluarga Ryzen 3000 mendukung konfigurasi dual channel dengan kecepatan clock 3200MT/s. Namun, jika menggunakan DDR4 3733, prosesor ini akan menggunakan multipilier 2:1 yang kemungkinan akan memiliki efek pada kecepatan CCX-nya. Walaupun begitu, dengan melakukan overclocking, Ryzen 3000 pun mampu didongkrak hingga 5100 MHz.

Keluarga Ryzen 3000, termasuk Ryzen 9 3900X, sudah memiliki apa yang Intel belum punya, yaitu PCIe Gen 4. Hal ini tentu saja harus menggunakan interkoneksi dengan motherboard yang menggunakan chipset X570. Hal ini tentu saja akan meningkatkan kinerja pada saat menggunakan kartu grafis maupun SSD. Dan karena kinerjanya kurang terasa pada saat bermain game, tentu saja dengan menggunakan SSD, kinerjanya akan lebih terlihat.

Pengujian

Well, jujur saja, saya belum memiliki banyak database pengujian prosesor. Namun, kebetulan pada meja pengujian kami masih memiliki prosesor Intel Core i9 9900K yang bisa kita langsung bandingkan antar keduanya. Saat membandingkan kecepatan prosesornya, saya akan menggunakan software benchmarking yang memang memakan daya pada prosesor.

Untuk itu, inilah hasil perbandingan benchmarking tersebut:

Untuk keseluruhan konfigurasi PC yang menggunakan kartu grafis AMD Radeon RX5700XT, saya pun juga melakukan benchmarking dengan hasil seperti berikut

Dan untuk PCI-express generasi ke 4 nya, saya menggunakan Crystal Disk Mark untuk mengetahui seberapa kencang kinerjanya

Review AMD Ryzen 9 3900X - PCIe 4.0

Beneran, saya baru sekali ini melihat angka 5 GB/s untuk sebuah SSD. Hal ini tentu sudah sangat cepat dalam melakukan pekerjaan baca dan tulis sebuah SSD.

Verdict

Dulu, mungkin banyak orang mencemooh prosesor buatan perusahaan yang satu ini. Namun saat ini, prosesor desktop terkencang mereka pun mampu menantang lawan satu-satunya di pasar, yaitu Intel. Dengan menggunakan arsitektur yang baru, ternyata AMD mampu mengimbangi bahkan lebih kencang dari sang pesaing.

*Slow Clap* … itulah yang pertama kali saya lakukan melihat kinerja AMD Ryzen 9 3900X secara keseluruhan. Kinerjanya yang sangat tinggi sudah tidak perlu lagi dipertanyakan. Dengan hasil benchmark yang saya dapatkan, membuat prosesor ini sangat cocok untuk dijadikan mesin bekerja maupun bermain game tingkat tinggi. Apalagi dipasangkan dengan kartu grafis yang mendukung PCI-e gen 4.0, membuatnya menjadi mesin monster untuk pengguna rumahan.

AMD membuat Ryzen 9 3900x memiliki harga yang lebih murah dari pesaingnya. Untuk memiliki prosesor ini, pengguna akan merogoh kocek sebesar Rp. 8.299.000. AMD pun masih memiliki lini prosesor lainnya pada keluarga Ryzen 3000 yang tentunya lebih murah dari Ryzen 9 3900X. Oleh karena itu, sesuaikan pembelian prosesor dengan anggaran dan kemampuan Anda.

Sparks

  • Kencang Banget!
  • PCI-e 4.0
  • 7nm!
  • Mudah di OC dengan unlock multiplier
  • Efisiensi daya yang baik mengingat banyaknya jumlah inti
  • Dukung soket AM4 yang ada di pasaran
  • Prosesor desktop dengan inti yang banyak!
  • Kinerja multicore terbaik!

Slacks

  • Tanpa grafis terintegrasi
  • Kinerja single core masih kalah dengan pesaing
  • Heat sink bawaan kurang andal dalam mengurangi panas

AMD Ungkap Prosesor Ryzen 9 4900H dan 4900HS untuk Laptop

Mendesain prosesor laptop itu lebih sulit ketimbang prosesor desktop. Alasannya sederhana; ruang fisik yang tersedia di balik sasis laptop tidak banyak, dan produsen seperti AMD atau Intel juga harus menyeimbangkan aspek performa dan efisiensi daya, meski keduanya sebenarnya bertolak belakang.

Itulah mengapa prosesor laptop umumnya dibagi lagi menjadi dua kategori: low-power dan high-power. Di kategori high-power, AMD baru saja memperkenalkan dua prosesor anyar, yaitu Ryzen 9 4900H dan 4900HS, dua model paling top dari seri Ryzen generasi keempat yang didedikasikan untuk laptop gaming.

Secara teknis, Ryzen 9 4900H dan 4900HS sama-sama mengemas 8-core dan 16-thread yang memanfaatkan arsitektur Zen 2. Perbedaannya cuma terdapat di clock speed dan TDP (thermal design power) masing-masing: 4900H dengan clock speed 3,3 GHz (base) – 4,4 GHz (boost) dan TDP 45 W, sedangkan 4900HS dengan clock speed 3 GHz (base) – 4,3 GHz (boost) dan TDP 35 W.

AMD Ryzen 9 4900HS

“S” pada 4900HS sebenarnya mengacu pada kata “Slim”, dan ini mengindikasikan kecocokannya terhadap laptop gaming berbodi tipis macam Asus ROG Zephyrus G14. Diumumkan pada event CES lalu, Zephyrus G14 memiliki dimensi yang tergolong ringkas untuk ukuran laptop gaming, dengan tebal 17,9 mm dan bobot sekitar 1,6 kg.

Pada kenyataannya, tidak sembarang laptop bisa menggunakan prosesor HS ini, sebab AMD sudah menetapkan kriteria-kriteria khusus, seperti misalnya tebal bodi di bawah 20 mm dan daya tahan baterai hingga 10 jam pemutaran video. Sejauh ini yang sudah memenuhi syarat adalah Zephyrus G14 itu tadi, dan di situ prosesornya akan ditandemkan dengan GPU GeForce RTX 2060 Max-Q.

AMD Ryzen 4000 H-Series

Dibandingkan dengan Ryzen 7 4800H dan 4800HS, duo Ryzen 9 ini unggul dalam hal GPU terintegrasi. Selain lebih kencang – 1750 MHz dibandingkan 1600 MHz pada Ryzen 7 – jumlah compute unit-nya juga satu inti lebih banyak. GPU terintegrasi mungkin kurang begitu berarti dalam konteks laptop gaming (yang sebagian besar dibekali GPU terpisah), dan akan lebih signifikan perannya di segmen niche macam laptop untuk kreator konten.

Untuk kebutuhan komputasi secara umum, duo Ryzen 9 ini juga jagoan. Berdasarkan pengujian internal AMD, Ryzen 9 4900HS dengan TDP 35 W unggul banyak dibanding Intel Core i9-9880H yang memiliki TDP 45 W. Untuk rendering di Blender, AMD mencatatkan performa 56% lebih cepat, demikian pula transcoding video di Handbrake, yang tercatat 23% lebih kencang.

Buat saya pribadi, Ryzen 9 4900H dan 4900HS akan terdengar lebih menarik di segmen laptop non-gaming ketimbang di laptop gaming, sebab GPU terintegrasinya jauh lebih superior ketimbang yang terdapat pada prosesor Intel yang sekelas. Untuk laptop gaming, saya kira kehadiran GPU terpisah jauh lebih penting ketimbang memilih prosesor AMD atau Intel.

Sumber: 1, 2, 3.

Lenovo Gandeng Microsoft Hadirkan MS Office Home & Student 2019 di Laptop Baru

Dalam membeli sebuah laptop, biasanya konsumen mengharapkan perangkatnya sudah terinstal segala macam aplikasi. Sistem operasi Windows merupakan yang paling sering diinginkan, sehingga dulu banyak sekali terjadi pembajakan. Ternyata, para vendor pun telah mengakomodasi keinginan para konsumen dengan menyertakan sistem operasi asli tersebut dan langsung terpasang pada laptopnya.

Ternyata, hal berikutnya yang diinginkan oleh para konsumen adalah hadirnya sebuah aplikasi Office. Tentu saja, karena hal tersebut dibutuhkan untuk bekerja. Dan untuk mengurangi pembajakan, Lenovo pun mengadakan kerja sama dengan Microsoft untuk menghadirkan Microsoft Office Home and Student 2019 langsung pada laptop-laptop baru.

Lenovo MSOffice - Launch

Sebenarnya, kerja sama ini sudah berlangsung cukup lama. Namun, baru pada tanggal 25 Februari 2020 lalu, bertempat di restoran Kembang Goela, Lenovo dan Microsoft mengumumkannya kepada para media.

Tentu saja, aplikasi Office yang telah terinstal langsung tersebut merupakan versi asli. Dan ternyata, lisensi yang diberikan adalah seumur hidup, bukanlah tahunan. Microsoft pun mengatakan bahwa jika dibeli secara terpisah, aplikasi Office yang satu ini memiliki harga jual Rp. 1.700.000an. Tentunya hal ini bakal menghemat pembelian laptop.

Microsoft Office Home & Student 2019 ini hadir pada setiap lini produk Lenovo mulai dari Lenovo Yoga Series (Yoga C940, Yoga C640, Yoga S740, Yoga S940), Lenovo Legion Series (Legion Y740, Y540, Y545, Y7000SE), serta seluruh lini Ideapad (Ideapad L340 Gaming, Ideapad S340, Ideapad C340, dan Ideapad S145).

Lenovo MSOffice - Laptops

Saya pun menanyakan seperti apa lisensi dari Microsoft Office ini. Pihak Microsoft mengatakan bahwa setiap pengguna harus memiliki akun Microsoft. Setelah itu, lisensi ini bakal langsung aktif dan siap dipakai. Namun bagaimana jika laptop tersebut terkena malware dan harus dihapus?

Lisensi yang ada juga akan mencatat nomor seri dan jenis laptop yang dimiliki. Oleh karena itu saat mendaftarkan diri, semuanya akan langsung tercatat pada server Microsoft. Pada saat melakukan instalasi ulang, jika dilakukan pada laptop yang sama, tentu saja akan langsung bisa digunakan.

Lalu apakah lisensi ini bisa digunakan pada komputer lainnya? Tentu saja tidak. Hal tersebut dikarenakan server Microsoft akan dapat mendeteksi komputer yang digunakan. Jadi, lisensi tersebut hanya berlaku pada komputer yang digunakan, sampai perangkat tersebut rusak total.

 

Beberapa Hal Penting Seputar AMD di gelaran CES 2020

Gelaran Consumer Electronics Show (CES) selalu jadi satu acara terkait inovasi teknologi yang ditunggu-tunggu. Selain ditunggu para penggemar teknologi, acara yang punya jargon “Global Stage for Innovation” ini juga jadi ditunggu-tunggu oleh para gamers karena inovasi teknologi di sektor gaming.

Bicara soal gaming, selain Intel yang bisa dibilang masih menjadi rajanya PC, hal menarik lain yang perlu di simak adalah sang penantang, AMD. Dalam gelaran CES 2020, AMD sudah menyiapkan beberapa amunisi untuk menyaingi Intel. Apa saja inovasi yang mereka umumkan? Berikut beberapa sorotan dari beberapa pengumuman AMD di CES 2020:

AMD Ryzen 4000, prosesor kelas mobile yang kalahkan Intel seri Ice Lake

AMD mengumumkan prosesor seri Ryzen generasi ketiga. Sejak Oktober 2017, seri Ryzen selalu digadang-gadang AMD sebagai prosesor kuat dan serba-cepat yang akan mengalahkan performa Intel. Salah satu yang mereka umumkan di CES 2020 adalah, Ryzen 4000. Prosesor ini merupakan chipset Ryzen berbasis pada fabrikasi 7nm dan arsitektur Zen 2, yang fokus kegunaannya sebagai Mobile Processor.

Ryzen 4000 datang dengan dua varian. Pertama ada Ryzen U-Series dengan peruntukkan sebagai prosesor laptop ultra-portable. Kedua ada Ryzen H-Series dengan peruntukkan sebagai prosesor untuk kebutuhan gaming dan pembuatan konten, yang akan menyajikan performa kelas-desktop kepada laptop.

Sumber: AMD Official Sites
Sumber: The Verge

Satu yang paling AMD banggakan adalah Ryzen 7 4800U. Lisa Su CEO AMD memamerkan kemampuan komputasi Ryzen 7 4800U dalam presentasinya. Ia mengatakan bahwa prosesornya lebih cepat daripada Intel Core i7 generasi Ice Lake. Lebih lanjut, Ia mengatakan bahwa laptop-laptop dengan AMD Ryzen 4000 akan hadir mulai dari kuartal 1 tahun 2020 (Januari – Maret) lewat vendor-vendor ternama seperti Acer, Asus, Dell, HP, Lenovo dan lain sebagainya.

AMD Threadripper Seharga Rp55 juta

Selain menyodorkan seri mobile processor terbaru, AMD juga mengumumkan prosesor dengan tenaga super besar, yaitu seri Threadripper. Masih menjadi bagian dari Ryzen generasi ketiga, prosesor terbaru ini bernama Threadripper 3990X yang punya 64 core! Selain soal kemampuan komputasinya, prosesor ini juga punya harga yang memukai, yaitu mencapai US$3990 (sekitar Rp55 juta).

Sumber: AMD Official Sites
Sumber: AMD Official Sites

Namun demikian, prosesor ini memang memiliki target pasar untuk para kreator di Hollywood sana. Jadi, Threadripper hadir agar dapat para pelaku industri film bisa melakukan render visual effect film-film super keren yang biasa kita tonton, dengan cepat dan efisien. Maka dari itu, seri Threadripper dari Ryzen generasi ketiga ini sementara waktu tidak akan tersedia untuk PC desktop yang umum ataupun PC Gaming.

AMD dan Xbox Series X

Sebagai pembuat chip prosesor, AMD juga bisa dibilang jadi langganan para pembuat konsol. Tahun 2020 ini, AMD bekerja sama dengan Microsoft, untuk menjadi prosesor dari konsol terbarunya yaitu Xbox Series X.

Microsoft menjanjikan bahwa seri terbaru Xbox ini akan menjadi yang terkuat dan juga tercepat. Xbox Series X dikatakan akan mendukung gaming dengan resolusi 8K, frame-rate mencapai 120 fps, dan menjanjikan loading time yang sangat cepat. Maka dari itu mereka menggunakan CPU AMD yang dirancang khusus dengan berbasis kepada arsitektur AMD Zen 2 dan Radeon RDNA, dan melengkapinya dengan SSD NVMe.

Namun, satu kontroversi terjadi saat pengumuman ini di panggung AMD. Ketika itu AMD memamerkan bagian belakang Xbox Series X, yang menunjukan dua port colokan USB-C dan HDMI, serta colokal ethernet. Sayang port colokan itu belum bisa dipastikan. Juru bicara AMD mengatakan kepada The Verge, bahwa Xbox Series X yang ditunjukkan dalam presentasi ternyata menggunakan 3D model buatan pihak ketiga dari website  TurboSquid. Jadi, akankah Xbox Series X menyajikan port colokan yang lengkap? Atau mengikuti jalan Apple yang punya hobi menghilangkan port colokan esensial?

Baca juga pengalaman tim redaksi kami menjajal prosesor AMD Ryzen 9 3900X.

AMD memberikan pengumuman yang cukup menjanjikan di tahun 2020. Akankah laptop dengan prosesor AMD jadi lebih menjanjikan daripada laptop dengan prosesor Intel di tahun 2020 ini?

[Review] HP Elitebook 735 G6: Laptop Bisnis dengan Spesifikasi AMD yang Tinggi dan Standar Militer

HP selama ini menawarkan solusi untuk pengguna korporasi dan UKM dengan laptop yang memakai platform Intel. Namun seiring dengan waktu, AMD yang merupakan solusi alternatif platform komputer, saat ini sudah menawarkan segudang performa yang mampu menyaingi Intel dengan Ryzen. Hal tersebut pula yang membuat HP menyajikan laptop-laptop yang ditenagai dengan prosesor AMD Ryzen, yang salah satunya adalah HP EliteBook 735 G6.

HP EliteBook 735 G6

Laptop yang datang ke meja pengujian tim DailySocial ini memang ditawarkan untuk mendukung para pelaku UKM. HP EliteBook 735 G6 juga menawarkan trackpoint yang sepertinya sudah menjadi standar untuk sebuah laptop bisnis, karena lebih menawarkan tingkat ketepatan dibandingkan dengan touchpad.

Laptop yang satu ini juga sudah memiliki sertifikasi militer. Standar yang dikenal dengan nama MIL-STD 810G memastikan bahwa laptop ini mampu menahan benturan serta beberapa kondisi ekstrim lainnya.

Untuk spesifikasinya, HP EliteBook 735 G6 menggunakan

Prosesor AMD Ryzen 7 Pro 3700U (4C8T) 2,3 GHz Turbo 4 GHz
GPU Vega 10
RAM 8 GB DDR4 2400 MHz Single Channel
Storage Intel SSD 512 GB
Layar 13.3 inci 1920×1080 IPS
OS Windows 10
Bobot 1,33 kg
Dimensi 310,4 x 229,3 x 17,7 mm
Baterai 3 cell 50 Wh

Spesifikasi menurut CPU-Z dan GPU-Z adalah sebagai berikut

Unboxing

Laptop ini datang hanya dengan charger-nya saja didalam paket penjualannya

HP EliteBook 735 G6 - Charger

Desain

Saat mengeluarkan laptop ini dari paket penjualannya, saya merasakan sekali bahwa build dari HP EliteBook 735 G6 cukup kokoh. Hal ini dikarenakan HP EliteBook menggunakan chassis dengan bahan aluminium. Walaupun begitu, laptop ini rasanya tidak terlalu berat saat diangkat dengan menggunakan satu tangan. Dengan warna perak, laptop ini cukup terlihat menawan.

HP EliteBook 735 G6 - Kiri

Layar dari HP EliteBook 735 G6 menggunakan tipe IPS. Dengan dimensi 13,3 inci ternyata tidak membuat laptop ini terasa kecil. Dengan resolusi 1920×1080 juga membuat layarnya cocok dipakai untuk menonton dan melakukan editing video serta gambar. Sayangnya, bingkai yang dimiliki oleh HP EliteBook 735 G6 masih cukup besar.

HP masih memberikan trackpoint pada laptop yang satu ini. Trackpoint memberikan ketepatan yang jauh lebih baik dari touchpad, di mana pointer mouse tidak akan naik turun walau hanya beberapa milimeter pada saat jari diangkat. Tentu saja hal tersebut cukup dibutuhkan pada saat pengguna sedang melakukan editing gambar.

HP EliteBook 735 G6 - Kanan

HP juga menyematkan beberapa fungsi keamanan pada laptop EliteBook 735 G6. Yang pertama adalah standar militer MIL-STD 810G di mana laptop ini akan lebih tahan terhadap kondisi ekstrim dibandingkan dengan notebook lainnya. Hal ini membuatnya lebih tahan terhadap debu, guncangan, benturan, dan lain sebagainya.

HP EliteBook 735 G6 juga memiliki Sure Start yang membuat BIOS aman terhadap malware. Sure Click juga dimiliki oleh laptop ini agar pengguna terlindungi dari kesalahan klik pada sebuah website atau email  yang mencurigakan. Terakhir, Sure Sense membuat laptop yang terhubung ke server HP agar dapat mencegah software yang mencurigakan.

HP EliteBook 735 G6 - Trackpad

Di bagian kanan dari laptop ini akan ditemukan slot audio 3.5mm, USB 3.1, HDMI, LAN, pembaca kartu SD, USB-C, dan power slot. Di bagian kirinya terdapat slot USB 3.1. Di bagian tengah keyboard yang menggunakan tombol bermodel chiclet terdapat trackpoint berwarna hitam.

Pengujian

HP EliteBook 735 G6 menggunakan prosesor AMD Ryzen 7 3700U yang khusus dibuat oleh AMD agar dapat berjalan pada laptop. Dengan kecepatan 2,3 GHz, prosesor empat inti dan delapan thread ini bisa berjalan di kecepatan 4 GHz dalam kondisi tertentu. TDP-nya sendiri di-rating pada 15 watt.

Dengan menggunakan grafis Vega 10, HP EliteBook 735 G6 sudah dapat menjalankan berbagai game baru dan ringan. Namun, jangan berharap menjalankan game AAA yang baru saja keluar dengan setting paling tinggi. Untuk menjalankan software yang membutuhkan hardware acceleration, tentu saja iGP yang dimiliki sudah mumpuni.

Sayang, karena keterbatasan waktu, saya tidak sempat menguji bermain game. Padahal, Ryzen 7 3700U dengan Vega 10 tentu saja sudah mampu bermain beberapa game. Namun, hal tersebut masih bisa kita lihat dengan nilai benchmark yang sudah dilakukan.

Untuk pembanding, saya kembali membawa laptop dengan prosesor Ryzen 7 2700U dan Ryzen 3 2200U. Mari kita lihat seberapa kencang kinerja dari Ryzen 7 3700U ini dibandingkan dengan kakaknya.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop. Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata hanya bisa bertahan selama 5 jam 35 menit. Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa jadi lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk melakukan rendering video, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Mencari sebuah laptop yang digunakan untuk bekerja memang membutuhkan kenyamanan dan keamanan yang berlebih. Hal ini tentu saja untuk melindungi data yang ada didalam laptop tersebut. Oleh karena itu, HP menawarkan EliteBook 735 G6 yang baru di tahun 2019 agar lebih nyaman dan aman saat digunakan.

Dengan menggunakan APU AMD Ryzen 7 3700U, membuat laptop ini bertenaga dan lebih hemat. Prosesornya sendiri memiliki 8 thread yang membuatnya dapat mengakses banyak pekerjaan dalam satu waktu. Dengan Vega 10 juga membuat laptop ini dapat digunakan untuk bermain game dengan cukup nyaman. Apalagi, untuk melakukan rendering juga sudah cukup baik.

Laptop ini dibanderol oleh HP dengan harga mulai dari Rp. 16.899.000. Harga tersebut tentu saja cukup tinggi untuk sebuah laptop yang menggunakan prosesor Ryzen 7. Namun, tingkat keamanan dan build yang dimiliki memang sudah lebih baik dari laptop untuk consumer. Pembeliannya tentu saja harus melalui negosiasi antara vendor dengan perusahaan yang ingin membelinya.

Sparks

  • Kinerja tinggi
  • Trackpoint tersedia
  • Fingerprint
  • Standar militer
  • Build kokoh
  • Daya tahan baterai cukup baik

Slacks

  • Bezel masih tebal
  • Harga tergolong cukup tinggi

 

AMD Radeon Software Versi Terbaru Hadirkan Sederet Fitur Menarik Macam Dynamic Resolution dan Streaming via Seluler

Gamer PC yang mengikuti perkembangan hardware sejak lama pasti tahu bahwa untuk urusan driver atau software, Nvidia masih jauh lebih unggul ketimbang AMD. Namun beberapa tahun terakhir ini AMD terus menunjukkan kemajuan pesat di ranah tersebut, dan buktinya bisa kita lihat pada AMD Radeon Software Adrenalin 2020 Edition yang baru saja dirilis.

Dulunya bernama Catalyst Control Center, Radeon Software kini telah berevolusi menjadi aplikasi gaming yang komprehensif. Pada versi terbarunya ini, interface-nya tampak jauh lebih modern sekaligus lebih mudah dinavigasikan. Untuk mengaksesnya, pengguna tinggal mengklik tombol Alt+R pada keyboard, dan ini berlaku bahkan saat sedang di dalam game.

Dari sekian banyak fitur baru yang ditawarkan, salah satu yang paling menarik adalah Radeon Boost. Fitur ini pada dasarnya merupakan teknik dynamic resolution, yang akan aktif dengan sendirinya ketika sistem mendeteksi pergerakan cepat melalui input mouse. Selagi aktif, resolusi layar akan diturunkan, lalu dikembalikan lagi ke asalnya ketika tak ada lagi pergerakan cepat yang terbaca.

Pergantian resolusi secara dinamis itu diyakini mampu meningkatkan performa sampai 23% jika dirata-rata. Pengaruhnya pada kualitas gambar juga kecil, karena sekali lagi resolusinya hanya akan turun ketika aksi-aksi cepat sedang berlangsung di dalam game. Juga perlu dicatat, Radeon Boost tidak akan aktif apabila game-nya sendiri tidak mendukung fitur tersebut.

Yang kedua, ada penyempurnaan terhadap fitur streaming game AMD Link. Sebelum ini, streaming game di PC melalui ponsel hanya bisa dilakukan apabila terhubung ke jaringan Wi-Fi yang sama. Sekarang, streaming dapat dilancarkan di mana saja, bahkan selagi ponsel atau tablet hanya terhubung ke jaringan seluler saja.

AMD Radeon Software Integer Display Scaling

Ketiga, Radeon Software kini menawarkan fitur Integer Display Scaling. Dari kacamata sederhana, fitur ini dimaksudkan supaya gamegame retro tetap terlihat tajam meski gambarnya pixelated. AMD bilang bahwa ini merupakan salah satu fitur yang paling dinanti-nanti oleh konsumennya.

Sejatinya masih banyak fitur yang ditawarkan versi terbaru Radeon Software, namun terlalu panjang seandainya saya bahas semua di sini. Singkat cerita, kalau PC Anda menggunakan GPU bikinan AMD, software ini wajib diunduh demi memaksimalkan kinerja sekaligus menikmati fitur-fitur lengkapnya.

Sumber: PC Gamer dan AMD.

Pasar Gaming AMD Kian Kuat di Eropa dan Pengguna Steam

Pasca rilisnya microarchitecture Zen di 2017, AMD semakin ganas menunjukkan taringnya melawan dominasi Intel di pasaran. Sebelumnya, di akhir Q3 2019, AMD berhasil memperoleh market share sebesar 30%. Angka tadi mengagumkan karena menunjukkan pertumbuhan sebesar 70% dari 2017.

Sumber: CPU Benchmark
Sumber: CPU Benchmark

Lebih hebatnya lagi, menurut salah satu data dari penjual retail terbesar di Jerman, AMD berhasil mengalahkan penjualan Intel bahkan sebesar 4x lipat.

Sumber: Ingebor via Imgur
Sumber: Ingebor via Imgur

Cerita keperkasaan pertumbuhan pasar gaming AMD di akhir tahun ini masih belum berhenti. Sebuah survei independen dari European Hardware Association (EHA) menunjukkan peningkatan popularitas sebesar 50% dalam 2 tahun terakhir. Survey terakhir mereka yang melibatkan lebih dari 10 ribu responden menunjukkan bahwa 60% pengguna akan memilih AMD saat ingin membeli prosesor desktop mereka selanjutnya.

“AMD mendapatkan momentum besar dalam tiga tahun terakhir di segmen enthusiast,” kata Chairman EHA Koen Crijns. “Dengan CPU seri Ryzen, AMD berhasil menutup jarak performa yang besar, sembari menawarkan rasio harga/performa yang tinggi.”

Sebelumnya, dalam survey EHA yang sejenis di tahun 2018, hanya 40% yang memilih AMD. Sedangkan pada survey Mei 2019, hasilnya meningkat menjadi 50%.

Sumber: European Hardware Association
Sumber: European Hardware Association

“Kenaikan 50% ke 60% selama beberapa bulan terakhir disebabkan oleh peluncuran CPU Ryzen generasi ketiga. Ryzen seri 3000 tak hanya menawarkan performa yang lebih baik pada workload multi-threading tetapi juga pada aplikasi yang butuh thread sedikit seperti game PC.” Ujar Crijns.

Sentimen yang positif juga ditunjukkan oleh GPU AMD.

Crijns pun melanjutkan, “meski NVIDIA masih mendominasi segmen ini dan 72,8% dari technology enthusiast, early adopter, dan influencer yang membaca publikasi dari EHA masih memilih GeForce, peluncuran GPU AMD dengan harga yang agresif seperti RX 5700 dan 5700 XT memberikan dampak yang cukup signifikan. Pada bulan Mei 2019, kurang dari 19% pembaca memilih AMD. Sekarang, angka tersebut beranjak jadi 23%.”

Sumber: Steam
Sumber: Steam

Selain sentimen positif tadi, hasil yang sama terlihat juga dari Steam Hardware & Software Survey: November 2019. Menurut survey tersebut, pengguna AMD saat ini sudah mencapai angka 20% — lonjakan yang fantastis dibanding 2 tahun yang lalu. Pasalnya, pengguna prosesor AMD di Januari 2018 hanyalah 8%. Peningkatan drastis baru terlihat di bulan Juni 2018 saat angkanya mencapai 16%.

Sayangnya, tren yang sama tak terjadi untuk GPU mereka. Pengguna GPU AMD masih bertahan pada angka 15% dengan RX 580 dan 570 yang jadi GPU terlaris dari Radeon.

AMD Luncurkan Ryzen 9 3950X, Chipset X570, dan Athlon 3000G

Persaingan pada pasar prosesor desktop memang masih memanas. Tentu saja, persaingan tersebut adalah antara AMD melawan Intel. Apalagi kalau bukan untuk memperebutkan kasta kecepatan prosesornya.

Kali ini, AMD kembali mencoba mengambil tahta tertinggi kecepatan prosesor desktop dengan meluncurkan AMD Ryzen 9 3950X. Prosesor ini memiliki 16 core dengan 32 threads. Ryzen 9 3950X memiliki kecepatan 3,5 GHz yang dapat meningkat hingga 4,7 GHz. Dengan memiliki cache 72 MB (L2+L3), prosesor ini memiliki TDP 105 Watt.

Ryzen 9 3950X

AMD mematok MSRP untuk Ryzen 9 3950X dengan harga $749 dan dipasang untuk menghadapi prosesor Intel Core i9-9920X yang memiliki harga $1199. Untuk informasi, AMD menggunakan Ryzen 9 3900X untuk menghadapi Core i9-9900K.

AMD pun juga sudah meningkatkan performa dari prosesor mereka per thread. Ryzen 9 3950X sendiri memiliki kinerja per thread 22% lebih baik dari sang pendahulunya, Ryzen 7 2700X. Dan tentunya, dengan 32 thread yang ada, kinerjanya sudah terpaut sangat jauh dari Ryzen 7 2700X.

Ryzen 9 3950X - Kinerja

Dengan harga tersebut, Ryzen 9 3950X memiliki performa gaming pada resolusi 1080p yang mirip dengan Core i9-9900K. Akan tetapi, dalam aplikasi untuk para pembuat konten, Ryzen 9 3950X mengalahkan Intel Core i9-9900K dan i9-9920X hingga 79%. Pada Cinebench R20, kinerja per watt yang dimiliki oleh 3950X lebih baik hingga 2,34 kali dari prosesor Intel. Daya yang dikeluarkan oleh prosesor AMD ini lebih hemat, hanya sekitar 173 watt dibandingkan dengan Intel dengan 205 watt (9900K) dan 304 watt (9920X).

AMD menyadari bahwa dulu mereka memiliki reputasi yang buruk mengenai panas prosesornya. Berkat proses pabrikasi 7nm, AMD berhasil membuat prosesornya lebih dingin. AMD juga menyarankan untuk menggunakan pendingin berbasis cairan, namun tidak menyediakan pendingin apa pun pada paket penjualannya.

X570

AMD juga memperkenalkan chipset X570 yang sudah mendukung untuk Ryzen 9 3950X. Cip ini sudah mendukung PCI-e generasi ke 4 yang lebih cepat sekitar 69% untuk GPU. Selain itu, X570 sudah memiliki banyak port USB 3.1 dengan kecepatan 10 Gbps, termasuk USB-C.

Yang baru dari X570 adalah chipset ini memiliki feature yang bernama Eco-Mode. Mode ini akan menurunkan pemakaian daya dari prosesor yang terpasang. Pada Ryzen 9 3950X, suhu yang dihasilkan akan lebih dingin 7 derajat celcius, daya yang dihasilkan akan turun hingga 44%, dengan hanya memakan 23% kinerjanya saja. Mode ini menurunkan TDP dari Ryzen 9 3950X dari 105W menjadi 65W!

3000G

Selanjutnya, AMD memperkenalkan APU murah Athlon 3000G. APU ini memiliki 2 corethread yang berkecepatan 3,5 GHz, lebih kencang 300 MHz dibandingkan dengan Athlon 200GE. Grafis terintegrasi yang terpasang adalah Radeon Vega 3 dan memiliki TDP 35W saja. AMD juga membuat APU yang ini bisa untuk di overclock!

AMD memasang Athlon 3000G yang memiliki harga MSRP $49 untuk berhadapan dengan Intel Pentium G5400 yang memiliki harga $73. Kinerja yang dimiliki oleh Athlon 3000G lebih kencang 4% hingga 25%. Namun untuk gaming diresolusi 720p, AMD mengklaim bahwa mereka bisa lebih baik lebih dari 40%. AMD menginginkan mereka yang ada pada kelas Athlon 3000G tidak perlu lagi untuk membeli GPU terpisah untuk bermain game pada resolusi 720P.

3000G - kinerja

Saat di-overclock, kinerja AMD bahkan bisa mencapai 4%-85% dibandingkan dengan Pentium G5400. Tentunya, hal ini bisa menjadi sebuah ancaman bagi Intel pada pasar entry level.

AMD juga memperkenalkan prosesor Threadripper generasi ke 3 mereka dengan nama Ryzen TR 3960X dan TR 3970X. Namun, prosesor ini belum diluncurkan pada saat ini. Prosesor ini ditujukan kepada para pembuat konten kelas atas.

Ryzen TR 3960x memiliki 24 core dan 48 thread dengan kecepatan 3,8 Ghz dan Turbo sampai 4,5 GHz. Cache yang dimiliki adalah 140 MB. Untuk TR 3970X, inti yang dimiliki adalah 32 core dengan 64 thread berkecepatan 3,7 GHz dan Turbo sampai 4,5 GHz. Cache yang dimiliki adalah 144 MB.

Threadripper - kinerja

Kedua prosesor ini masih menggunakan arsitektur Zen 2 dengan proses pabrikasi 7 nm. Platform yang digunakan pun baru, yaitu TRX40 dan menggunakan soket baru, sTRX4.

Kedua prosesor ini akan langsung berhadapan dengan Core i9-9980XE yang memiliki 18 core dan 36 thread. Kinerja TR 3960X diklaim lebih kencang 22% sampai 54% dari 9980XE. Sedangkan TR 3970X diklaim memiliki kinerja yang 36% sampai 90% lebih kencang dibandingkan dengan solusi dari Intel.

Platform TRX40 nantinya akan memiliki 72 PCIe 4.0 lane dengan bandwidth yang 4x lebih lebar dari PCIe generasi ke 2. Selain itu, platform ini akan memiliki 12 port USB 10 Gbps.

TRX40

Semua yang diluncurkan dan diperkenalkan di atas nantinya bakal tersedia untuk pasar Indonesia. Namun untuk waktunya, tentu saja kita harus menunggu pengumuman lebih lanjut.

Baca juga Review AMD Ryzen 9 3900X yang telah disiapkan oleh tim redaksi Dailysocial Gadget.

AMD Radeon RX 5500 Siap Tantang GTX 1650 di Segmen GPU Kelas Budget

Kabar gembira bagi para gamer PC yang hendak melakukan upgrade tapi terkendala soal budget. AMD baru saja memperkenalkan Radeon RX 5500, seri kartu grafis terbarunya untuk segmen menengah ke bawah.

Kalau dibandingkan dengan penawaran dari kubu hijau (Nvidia), RX 5500 duduk di kelas yang sama seperti GeForce GTX 1650, kelas yang menargetkan pengalaman gaming yang mulus di resolusi tidak lebih dari 1080p. AMD bahkan tidak segan menyebut performa RX 5500 lebih unggul ketimbang GTX 1650.

Sama seperti seri RX 5700 yang belum lama ini mendarat di pasar tanah air, RX 5500 juga menggunakan arsitektur RDNA sebagai basisnya, dengan proses fabrikasi 7 nm. Dimensi penampang chip-nya lebih kecil ketimbang milik RX 5700, dan jumlah transistor di dalamnya pun juga lebih sedikit (6,4 miliar dibanding 10,3 miliar).

AMD Radeon RX 5500

Seri ini hadir dalam dua varian: RX 5500 untuk PC, RX 5500M untuk laptop. Spesifikasi keduanya tergolong mirip, dengan 22 compute unit dan 1.408 GPU core. Yang berbeda adalah clock speed serta kapasitas VRAM-nya; RX 5500 dengan pilihan 4 atau 8 GB, sedangkan RX 5500M hanya 4 GB. TDP-nya tercatat 150 W untuk RX 5500, sedangkan RX 5500M belum dirincikan.

Namun yang lebih penting adalah hasil ‘terjemahan’ dari angka-angka tersebut. Untuk game AAA yang masih tergolong baru macam Monster Hunter: World dan Borderlands 3, RX 5500 disebut siap menyajikannya secara mulus di angka 60 fps. Lalu untuk game esport macam Apex Legends, RX 5500 bahkan bisa mencapai angka 90 fps.

Sangat disayangkan AMD belum mengumumkan harga jual untuk seri RX 5500 ini. Kemungkinan besar harganya berada di tengah-tengah GTX 1650 dan GTX 1660, yakni di kisaran $150 – $200.

Untuk alternatif yang lebih bertenaga, baca juga Review AMD Ryzen 9 3900X dari tim redaksi Dailysocial Gadget.

Sumber: PC Gamer.

Arsitektur RDNA akan Dibawa AMD bersama Samsung untuk Kalahkan Adreno

Pada bulan Juni yang lalu, Samsung menjalin kerja sama dengan AMD untuk menelurkan produk grafis (GPU) yang dapat digunakan pada perangkat mobile. Hal tersebut tentu saja bakal digunakan oleh Samsung untuk memperkuat lini Exynos-nya yang selama ini dipakai pada smartphone dan tablet yang mereka jual. Sasaran mereka, grafis ini bisa digunakan pada tahun 2021 nanti.

mengupas-keunggulan-chipset-qualcomm-snapdragon-636-3

Baru-baru ini, AMD juga meluncurkan kartu grafis baru yang dinamakan Radeon RX 5700. Kartu grafis yang satu ini menggunakan arsitektur yang mereka sebut sebagai RDNA, yang merupakan penerus arsitektur sebelumnya yang disebut GCN. Ternyata, RDNA inilah yang bakal dibawa AMD untuk menjadi arsitektur grafis mobile bersama Samsung.

Dengan RDNA, beban kerja komputasi akan dilakukan dengan 32 thread per setiap inti prosesor. Dengan metode ini, AMD mengklaim bahwa ada keuntungan dengan melakukan distribusi beban kerja secara paralel ke lebih banyak inti prosesor, sehingga meningkatkan kinerja dan efesiensi daya. AMD juga lebih memperhatikan dua hal yang sangat penting pada GPU smartphone, yaitu memori dan konsumsi daya.

Arsitektur RDNA juga memiliki kemampuan machine learning dengan dukungan matematis 64, 32, 16, 8, dan bahkan 4-bit integer secara paralel. RDNA juga dapat melakukan kalkulasi dengan konsumsi daya yang lebih rendah dengan menggunakan FMA (fused multiply-accumulate) yang lebih baik dari GCN. Dengan semua itu, RDNA dapat menangani machine learning dan beban kerja grafis lebih efisien.

Logo AMD Radeon

AMD juga menjanjikan peningkatan kinerja per watt yang lebih baik pada implementasi RDNA selanjutnya. Selain itu, AMD juga menggunakan proses pabrikasi 7 nm+ yang kemungkinan bakal digunakan oleh Samsung pada cip grafis mereka di masa depan.

Pada arsitektur GCN, AMD memiliki karakteristik yang sama dengan kebanyakan GPU lainnya seperti Mali dan Tegra. Inti dari prosesor GPU bisa menyesuaikan clock-nya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan target daya yang ditentukan. Hal ini akan lebih menghemat daya pada saat perangkat sedang idle atau tidak digunakan.

Pada RDNA, hal tersebut lebih ditingkatkan lagi dengan tingkat fleksibilitas yang lebih baik untuk menyesuaikan kinerja dan konsumsi daya pada tiap shader array. Nantinya, Samsung akan dapat melakukan eksperimen dengan menentukan jumlah array dan cache nya sehingga lebih optimal.

Radeon RX5700

Walaupun begitu, hasil dari GPU RDNA masih bakal digodok dua tahun kedepan. Selama dua tahun itulah, AMD juga bisa melakukan penyesuaian lebih baik lagi pada arsitektur RDNA. Intinya adalah AMD bisa membuat GPU dari Samsung nantinya lebih efisien, memiliki beban kerja yang optimal, dan desain inti prosesor yang lebih fleksibel untuk menangani perintah aplikasi yang lebih luas lagi.

Dengan keyakinan itulah, AMD merasa yakin akan mengalahkan GPU buatan perusahaan yang pernah mereka miliki dan dijual ke Qualcomm itu. Adreno sendiri masih menjadi salah satu GPU mobile yang paling kencang hingga saat ini.

Sumber: AndroidAuthority