[Video] Review HP Envy 13 x360 2019; Datang dengan Teknologi AMD

Beberapa waktu yang lalu, Dailysocial telah me-review lini laptop Envy andalan Hewlett-Packard yaitu HP Envy 13 x360 2019. Kami juga telah menyediakan versi videonya, ulasan lengkapnya Anda bisa menontonnya di bawah ini.

Saya ingin menjelaskan sedikit, ada hal unik di model convertible ultra-thin HP Envy teranyarnya ini. Di mana HP mengemasnya dengan prosesor AMD Ryzen Mobile. Unit yang kami review dipersenjatai prosesor quad-core AMD Ryzen 5 3500U, GPU AMD Radeon Vega 8, RAM dual-channel 8GB, dan penyimpanan berbasis SSD buatan Samsung berkapasitas 512GB.

Produk ini dijual seharga Rp15,5 juta untuk varian Ryzen 5, sementara versi Ryzen 7-nya dibanderol Rp17,5 juta. Untuk barang premium, HP Envy 13 x360 termasuk agak terjangkau. Meskipun komposisi hardware-nya mungkin belum bisa memuaskan orang yang menginginkan performa tinggi.

Dari namanya, kita sebetulnya bisa mendapatkan sejumlah informasi. Pertama, notebook ini punya layar 13-inci, dan kedua, dia memiliki engsel putar sehingga memungkinkan display-nya diputar sejauh 360 derajat.

Artinya, HP Envy 13 x360 versi tahun 2019 mendukung setidaknya empat mode pemakaian, di antaranya mode laptop standar, mode tenda, terus display terbalik dan tentu saja tablet.

Layar ini punya resolusi full-HD, refresh rate-nya standar di 60Hz, tapi yang spesial adalah dia adalah jenis touchscreen yang bisa membaca titik sentuhan berbeda. Dibekali juga dengan aksesori digital pen, ini memberikan kesempatan buat penggemar ilustrasi untuk bersenang-senang. Selengkapnya, Anda bisa juga membaca versi artikel review di tautan berikut HP Envy 13 x360 2019.

[Review] Lenovo Ideapad L340 15API: Entry Level Gaming yang Cocok Dipakai Bekerja

Seringkali orang bertanya, seperti apa laptop yang paling baik untuk digunakan sebagai perangkat editing video dan gambar. Tentu saja, laptop gaming akan menjadi pilihan utama. Sayangnya, laptop tersebut memiliki harga yang mahal sehingga tidak semua orang bakal mampu membelinya. Dan sepertinya Lenovo sadar akan hal ini dan meluncurkan laptop baru dengan nama Ideapad L340.

Lenovo L340 at desk

Laptop Lenovo Ideapad L340 sendiri pertama kali saya lihat pada saat acara sneakpeak yang diadakan pada gedung Wisma BNI 46. Saat itu, Lenovo memperkenalkan seri L340 dan C340, yang keduanya memang ditujukan untuk pasar mainstream. Dengan spesifikasi yang cukup tinggi, saya memang menaruh perhatian lebih pada L340 dibandingkan C340.

Ideapad L340 sendiri adalah turunan dari Lenovo Legion yang merupakan lini gaming mereka. Hal ini membuat Lenovo Ideapad L340 menggunakan spesifikasi yang juga mampu digunakan dalam bermain game ringan. Akan tetapi, Lenovo nantinya juga bakal meluncurkan seri L340 yang memang khusus ditujukan untuk para gamer.  Untuk Indonesia, L340 yang satu ini menggunakan prosesor AMD Ryzen 7 3700U yang kencang.

Lenovo L340 15API memiliki spesifikasi sebagai berikut

Prosesor Ryzen 7 2700u
GPU AMD VEGA 10
RAM 16 GB DDR4 2400MHz Single Channel
Storage HDD Toshiba 1 TB
Layar 15,6 inci 1920×1080 TN
OS Windows 10
Bobot 2.2 KG
Dimensi 363 x 254.6 x 22.9 mm
Baterai 3 cell 36 Wh

Satu yang cukup disayangkan pada spesifikasi yang diberikan adalah pemasangan RAM dengan mode single channel. Hal ini tentu saja mengurangi kinerja dari kedua kartu grafis yang ada. Hal tersebut juga mungkin sengaja dilakukan oleh Lenovo mengingat laptop yang satu ini tidak termasuk dalam lini gaming.

Spesifikasi menurut CPU-Z dan GPU-Z adalah sebagai berikut

Desain

Plasticky… Hal tersebut adalah yang pertama muncul dipikiran saya saat memegang Lenovo Ideapad L340 15API. Desain bagian luar atasnya terkesan minimalis karena tanpa motif dan hanya ada logo Lenovo di bagian pinggirnya. Sayangnya, finishing-nya membuat sidik jari mudah menempel yang membuatnya menjadi cukup kotor.

Lenovo L340 Sisi Kiri

Dengan menggunakan layar berdimensi 15,6 inci, tentu saja layout keyboard dengan desain chiclet ini menjadi penuh. Anda dapat menemukan tombol numerik pada bagian kanannya. Akan tetapi, keyboard-nya tidak memiliki lampu LED penerang sehingga akan menyulitkan Anda saat bekerja dengan lampu yang redup.

Pada bagian tengah dari palm rest tersebut terdapat sebuah touch pad yang digunakan untuk menggantikan mouseTouch pad  ini sendiri juga memiliki beberapa fungsi gesture yang bisa diaplikasikan layaknya menggunakan layar sentuh. Desain dari touch pad ini tidak memiliki garis untuk membedakan antara klik kiri dan klik kanan, sehingga pengguna harus menerka sendiri bagian mana yang tombol mouse kiri dan kanan.

Lenovo L340 Sisi Kanan

Slot ekspansi pada laptop Lenovo Ideapad L340 ada pada sisi sebelah kiri. Paling pojok akan ditemukan port daya, sebuah port RJ45, dua buah port USB 3.1, audio 3.55 mm, dan USB-C. Untuk bagian sebelah kanan ditemukan sebuah DVD Writer dan Kensington Lock.

Kehadiran dari DVD Writer sendiri menurut Lenovo masih sangat dibutuhkan. Saat ditanyakan, ternyata di Indonesia DVD masih lebih populer dibandingkan dengan USB flash disk untuk menyimpan dan mentransfer data. Hal ini masih berlaku untuk daerah-daerah non Jawa.

Pengujian

Dengan menggunakan AMD Ryzen 7 2700U, tentu saja laptop ini tergolong memiliki spesifikasi tinggi. Apalagi dengan VEGA 10 yang merupakan grafis terintegrasi yang paling cepat hingga saat ini. Akan tetapi, hal yang cukup disayangkan adalah penggunaan satu keping RAM yang membuat kinerja menjadi tidak optimal.

Untuk mengetahui seberapa tidak optimalnya kinerja dari Ryzen 7 2700U dengan single channel, Ryzen 5 2500U dan Ryzen 3 2200U dengan dual channel dihadirkan sebagai pembanding. Mari kita lihat kinerja dari keduanya.

Dapat dilihat bahwa dalam beberapa pengujian, Lenovo L340 tertinggal dengan dua perangkat lainnya yang memiliki seting dual channel. Hal ini tentu saja bakal mengganggu kinerja aplikasi yang mirip dengan program sintetis yang diuji. Hal ini termasuk bermain game dan melakukan editing gambar. Akan tetapi untuk software yang membutuhkan kinerja prosesor seperti melakukan encoding video, kinerjanya sangat bisa diandalkan.

Kami pun menguji ketahanan baterai dengan menggunakan sebuah video MP4 dengan resolusi 1080p yang kami putar berulang-ulang. Dan kami mendapatkan daya tahan baterai selama 4 jam 16 menit. Hal ini tentu saja berbeda dengan yang dijanjikan oleh Lenovo yang klaimnya mampu bertahan sampai 8,5 jam.

Verdict

Dalam memilih laptop yang akan dipakai untuk bekerja, tentu saja membutuhkan spesifikasi yang tinggi. Spesifikasi yang tinggi biasanya dimiliki oleh laptop gaming. Oleh karena itu, Lenovo membuat seri L yang diambil dari seri Legion.

Kinerja dari Lenovo Ideapad L340 memang tidak perlu lagi dipertanyakan. Sayangnya, seting single channel cukup membuat kinerja L340 tidak optimal, seperti kebanyakan platform AMD yang ada jika tidak menggunakan dual channel. Anda harus menambahkan sebuah keping DDR4 agar kinerja sebenarnya dapat terlihat.

Lenovo menjual Ideapad L340 dengan harga yang tergolong cukup tinggi, yaitu Rp. 10.699.000. Walaupun begitu, dengan desain yang ada membuat pengguna lebih nyaman saat menggunakannya karena memiliki layar yang lebar, keyboard penuh dan baterai yang cukup lama.

Sparks

  • Daya tahan baterai cukup baik
  • Kinerja tergolong cukup baik
  • Port ekspansi tergolong lengkap
  • Rapid charge yang mengisi baterai lebih cepat
  • Desain keyboard penuh

Slacks

  • RAM masih single channel
  • Harga cukup tinggi
  • Ramah terhadap minyak sidik jari

AMD Resmi Luncurkan Ryzen 3000 dan Radeon RX 5700

Prosesor kencang dari AMD akhirnya mendarat di Indonesia. Hal ini diumumkan dengan mengadakan acara peluncuran yang diadakan pada tanggal 29 Juli 2019 bertempat di Pallas, Fairground SCBD. Selain prosesor, lini kartu grafis baru pun diperkenalkan oleh AMD.

Ryzen Launch

Prosesor yang dimaksud adalah AMD Ryzen seri 3000 yang menggunakan arsitektur Zen 2 dengan proses pabrikasi 7nm. Prosesor ini sendiri memiliki inti hingga 12 core dan 24 thread. Dengan hadirnya Ryzen generasi ketiga ini, AMD mengklaim bahwa mereka mampu menghadirkan komputasi berperforma tinggi untuk para gamer, antusias PC, dan content creator.

AMD juga mengeluarkan APU terbaru mereka yang tergabung dalam seri 3000. Kedua APU itu adalah AMD Ryzen 3 3200G dan Ryzen 5 3400G. Keduanya sudah memiliki grafis terintegrasi dengan VEGA 8 dan VEGA 11.

AMD juga memperbarui jajaran motherboard mereka untuk menjalankan prosesor Ryzen seri 3000 ini dengan chipset seri X570. Motherboard yang menggunakan seri ini juga memakai soket AM4, yang menjadi komitmen AMD untuk terus menggunakannya hingga tahun 2020 mendatang. Pada peluncurannya, empat rekan AMD pun memamerkan produk motherboard mereka seperti ASUS, ASROCK, Gigabyte, dan MSI.

Ryzen 3000 Series

Lini kartu grafis AMD Radeon RX 5700 juga diperkenalkan pada peluncuran kali ini. RX 5700 memiliki basis arsitektur RDNA dengan proses pabrikasi 7 nm. RDNA sendiri mendukung memori GDDR6 dan PCI-e 4.0. AMD sendiri mengklaim bahwa arsitektur barunya ini lebih kencang 1.5x dibandingkan dengan GCN yang digunakan sebelumnya.

Ryzen seri terbaru dengan arsitektur Zen 2 dijual mulai dari harga Rp. 3.199.000 untuk 3600 sampai Rp. 7.999.000 untuk 3900x. Untuk seri Zen+, Ryzen 5 3400G dijual dengan harga Rp. 2.399.000 dan 3200G dijual dengan harga Rp. 1.599.000. Sedangkan untuk kartu grafis Radeon RX 5700XT dijual dengna harga Rp. 6.500.000 dan untuk seri ulang tahun ke 50 dijual dengna harga $449.

Radeon RX5700

APU hanya sampai 3400G?

Dengan munculnya Radeon seri 3000 membuat AMD sepertinya mengambil posisi yang dulu pernah dipegang oleh pesaingnya. AMD sendiri sering dikenal dengan APU-nya, namun kali ini mengedepankan seri 3000 yang sebagian besarnya adalah CPU tanpa grafis terintegrasi. Apa alasan dibalik itu?

Ridwan Fariz selaku AMD Technical Marketing Manager pun menjawab pertanyaan ini. Pada dasarnya, AMD Ryzen 3600 ke atas menggunakan arsitektur Matisse yang dibuat pada proses pabrikasi 7 nm. Sedangkan Ryzen 3400G dan 3200G masih menggunakan Zen+ Picasso.

Perbedaan yang terlihat pada keduanya memang pada Matisse, AMD belum menaruh grafis terintegrasi pada arsitektur Matisse. Hal ini juga berdampak pada pangsa pasar yang dituju di mana 3400G dan 3200G ditujukan untuk mereka yang membutuhkan komputer yang lebih rendah daya namun memiliki grafis yang mumpuni. Sedangkan seri 3600 ke atas lebih ditujukan untuk para power user.

Semoga saja, AMD memiliki rencana untuk membuat arsitektur Zen2  yang memiliki grafis terintegrasi.

 

[Panduan Pemula] Disable ULPS, Obat Booting 20 Menit pada Laptop AMD Dual Graphics

Beberapa tahun yang lalu, kebetulan saya mendapatkan sebuah laptop gaming yang menggunakan platform AMD. Senang? Tentu saja. Hal tersebut menandakan bahwa saya bisa bermain game lagi di rumah. Hal menyenangkan tersebut pun bertahan hingga beberapa bulan.

Tepat satu tahun setelah mendapatkan laptop tersebut, masalah pun muncul. Saat melakukan restart Windows 10 setelah melakukan instalasi driver kartu grafis Radeon, tiba-tiba layar bertahan pada logo sistem operasi tersebut. Indikator booting masih berjalan dengan normal, akan tetapi layar tersebut bertahan hingga 20 menit.

ASUS vivobook pro F570z - Extra

Melakukan browsing pada forum-forum Windows 10 pun juga tidak membuahkan hasil. Beberapa orang menyarankan bahwa fitur FastBoot dimatikan terlebih dahulu. Dan ternyata tidak membuahkan hasil. Windows 10 tetap membutuhkan waktu 20 menit untuk boot.

Kecurigaan pertama saya tujukan ke hard disk yang digunakan. Tentu saja, karena secara logika, kencang atau lambatnya akses data erat hubungannya dengan HDD. Hal yang paling mudah adalah mengganti HDD dengan SSD yang jauh lebih kencang.

Zonk! Ternyata mengganti SSD tidak mengurangi waktu booting windows. Pupus sudah kecurigaan pertama yang saya sangkakan tersebut. Namun, seiring dengan waktu, sebuah kejadian pun membuahkan hasil. Windows 10 yang saya gunakan mengalami BSOD!

Keanehan pun muncul! Setelah BSOD, booting Windows 10 untuk pertama kalinya normal! Lalu setelah melakukan uninstall driver AMD Radeon juga membuahkan hasil yang sama! Berarti permasalahan ada pada penggunaan driver kartu grafis tersebut.

Walaupun begitu, cukup lama waktu yang saya butuhkan untuk mengetahui apa yang terjadi. Sewaktu melakukan browsing di internet, pada salah satu website ada orang yang berkeluh kesah tentang masalah yang sama. Dan ternyata dia menggunakan laptop dengan kombinasi CPU dan GPU yang sama.

Satu hal yang dia coba adalah dengan mematikan fungsi ULPS pada registry. ULPS sendiri merupakan kependekan dari Ultra Low Power State. ULPS merupakan salah satu fasilitas dari AMD untuk mematikan kartu grafis kedua agar tidak menimbulkan panas serta memotong pemakaian listrik. Sayangnya, sampai saat ini masih ada orang yang terkena bug, seperti saya salah satunya.

Fungsi ini seharusnya berguna pada saat pengguna memakai fungsi Crossfire X. Sayangnya, ULPS juga kerap membuat game menjadi crash serta membuat lag pada saat menggunakan komputer. Jadi, kita harus mematikan fungsi ini langsung dari registry. Hal tersebut karena sering kali secara otomatis ULPS akan menyala.

Untuk mematikan fungsi ULPS, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut ini.

1. Jalankan fungsi Registry Edit Tips ULPS - REGEDIT

2. Setelah jalan, pilih EDIT lalu FIND. Masukkan ENABLEULPS pada kolom pencarian

Tips ULPS - REGEDIT FIND

3. Setelah Anda menemukan EnableULPS, edit angkanya dari 1 menjadi 0. Ingat, hanya edit EnableULPS saja! Jika menemukan value lain dengan nama yang mirip, jangan diubah!

Tips ULPS - REGEDIT EDIT ULPS

4. Setelah selesai melakukan editing, tekan F3 untuk mencari value lain pada registry. Biasanya, Anda akan menemukan beberapa buah. Jika ada yang tidak dapat diedit, cari lagi yang lainnya.

5. Selesai! Lakukan restart pada PC atau laptop Anda.

Jika setelah melakukan restart, laptop Anda melakukan boot lebih cepat, berarti ini memang masalah dari ULPS. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah Anda harus mengulangi langkah di atas saat melakukan update driver kartu grafis AMD.

Selamat mencoba!

Ilustrasi: Pixabay

[Review] ASUS Vivobook Pro F570Z: Laptop Kencang AMD Ryzen dan NVIDIA

Jika kita membeli sebuah laptop, biasanya spesifikasi prosesor dan kartu grafis yang terpasang adalah antara Intel dengan NVIDIA Geforce, Intel dengan AMD Radeon, atau APU AMD dengan Radeon. Sangat jarang kita akan melihat laptop dengan prosesor AMD dipasangkan dengan kartu grafis dari NVIDIA. Tapi di tahun 2019 ini, semua itu sepertinya akan berubah, seperti sebuah laptop dari ASUS ini.

ASUS VivoBook Pro F570Z

ASUS belum lama ini meluncurkan laptop dengan nama Vivobook Pro F570Z. Laptop ini menggunakan prosesor Ryzen 5 yang saat ini sudah umum digunakan pada laptop-laptop mainstream. Akan tetapi, kartu grafis yang digunakan bukanlah AMD Radeon seperti hampir semua laptop dengan prosesor AMD. ASUS pun memasangkan kartu grafis NVIDIA Geforce pada laptop ini.

Penggabungan Ryzen dengan GeForce merupakan yang pertama kali dilakukan oleh ASUS. ASUS sendiri mengklaim bahwa mereka akan dapat memberikan kinerja ekstra dengan “ramuan” terbaru mereka ini. Walaupun begitu, laptop dengan penggabungan Ryzen+GeForce ini tidak ASUS masukkan ke dalam lini gaming mereka.

Spesifikasi lengkap dari laptop ASUS Vivobook Pro F570z adalah sebagai berikut

Prosesor Ryzen 5 2500u
GPU AMD VEGA 8 / NVIDIA GeForce GTX 1050
RAM 8 GB DDR4 2400MHz Single Channel
Storage HDD Toshiba 1 TB
Layar 15,6 inci 1920×1080
OS Windows 10
Bobot 1.96 KG
Dimensi 374 x 256 x 21.9 mm
Baterai 3 cell 48 Wh

Satu yang cukup disayangkan pada spesifikasi yang diberikan adalah pemasangan RAM dengan mode single channel. Hal ini tentu saja mengurangi kinerja dari kedua kartu grafis yang ada. Hal tersebut juga mungkin sengaja dilakukan oleh ASUS mengingat laptop yang satu ini tidak termasuk dalam lini gaming.

Spesifikasi menurut CPU-Z dan GPU-Z adalah sebagai berikut

Desain

Tidak seperti kebanyakan VivoBook yang dikeluarkan oleh ASUS, F570Z ini sepertinya didesain dengan bentuk yang menarik untuk para gamer. Bagian atas dari F570z memiliki garis-garis lekukan yang mirip dengan seri gaming mereka. Dengan warna yang disebut “Reaper Black“, membuat laptop ini terkesan cukup “gahar”.

ASUS VivoBook Pro F570Z - Sebelah Kiri

Saat bagian atasnya dibuka, akan terlihat sebuah desain keyboard chiclet penuh pada laptop ini. Hal itu berarti Anda akan menemukan tombol numerik pada bagian kanannya. Papan ketik ini juga dilengkapi dengan LED backlit yang akan menyala saat dibutuhkan. Di bagian bawah keyboard-nya terdapat ruang palm rest yang cukup lebar.

Keyboard

Pada bagian tengah dari palm rest tersebut terdapat sebuah touch pad yang digunakan untuk menggantikan mouseTouch pad  ini sendiri juga memiliki beberapa fungsi gesture yang bisa diaplikasikan layaknya menggunakan layar sentuh. Pada bagian kanan atas dari touch pad ini terdapat sebuah pemindai sidik jari untuk sistem keamanan yang lebih baik.

ASUS VivoBook Pro F570Z - Sebelah Kanan

Vivobook Pro F570Z menggunakan layar dengan dimensi 15,6 inci yang cocok untuk bermain game dan melakukan editing. Resolusi yang dimiliki laptop ini adalah 1920 x 1080. Dengan layar bertipe TN (Twisted Nematic), ASUS mengklaim bahwa F570z memiliki color gamut 45% NTSC.

Untuk slot ekspansi pada sisi kanan terdapat sebuah slot MicroSD, slot USB Type-C, HDMI, USB 3.1 Gen 1, Gigabit Ethernet, dan slot daya untuk mengisi baterai. Untuk bagian kirinya akan ditemukan dua slot USB 2.0 dan audio 3.55 mm.

Pengujian

ASUS menjual Vivobook F570Z dengan dua jenis prosesor: Ryzen 7 2700U dan Ryzen 5 2500U. Unit yang kami dapatkan menggunakan Ryzen 5 2500U dengan grafis terintegrasi VEGA 8. Untuk kartu grafis terpisahnya, laptop ini menggunakan NVIDIA GeForce 1050 yang cukup bertenaga.

Sayangnya, konfigurasi RAM single channel akan memangkas kinerja dari GeForce 1050. Oleh karena itu, kami belum bisa mendapatkan kinerja terbaik dalam bermain game dengan resolusi 1080p. Jadi, jangan berharap untuk mendapatkan seting game terbaik pada resolusi ini. Oleh karena itu, bereksperimenlah lebih jauh untuk menemukan seting terbaik dari laptop ini pada game-game kesukaan Anda.

Berikut ini adalah hasil benchmark sintetis dengan menggunakan beberapa software.

Tidak lupa kami menggunakan beberapa game yang kami pasang pada resolusi 1080p. Shadow of Tomb Raider tidak dapat kami jalankan pada resolusi 1080p walau dengan resolusi rendah. Lainnya kami pasang dalam preset medium. Dan untuk GTA V, kami berhasil memasangnya dalam preset Very high.

ASUS F570z - benchmark Game 1080

Kami pun menguji ketahanan baterai dengan menggunakan sebuah video MP4 dengan resolusi 1080p yang kami putar berulang-ulang. Dan kami mendapatkan daya tahan baterai selama 5 jam 2 menit. Hal ini menandakan bahwa ASUS Vivobook Pro F570Z dapat dipakai dalam waktu yang cukup lama.

Verdict

Seiring dengan matangnya arsitektur yang AMD miliki, membuat Ryzen akhirnya dilirik oleh banyak orang. Akan tetapi, layanan grafis dari NVIDIA juga tidak kalah menariknya untuk dimiliki oleh para gamer on budget maupun editor foto dan video. Di sinilah ASUS tawarkan sebuah laptop yang tidak hanya menggunakan Ryzen 5 2500U, tetapi juga menggunakan NVIDIA GeForce 1050.

Penggabungan kedua merek besar itu berbuah kinerja yang sungguh tidak bisa dipandang sebelah mata. Walaupun sangat disayangkan, RAM yang terpasang hanya menggunakan mode single channel. Akan lebih baik jika pengguna menambahkan satu keping lagi untuk mengoptimalkan kinerja yang dimiliki.

Desain yang dimiliki oleh laptop ini juga patut diperhitungkan. Para editor dan gamer biasanya akan mencari sebuah notebook yang memiliki keyboard lengkap dengan numpad.  Hal ini juga yang ditawarkan ASUS pada F570z-nya.

ASUS menjual laptop ini dengan harga Rp. 11.799.000. Untuk sebuah laptop mainstream, harga tersebut cukup tanggung dan sedikit mahal. Menambah sedikit, Anda bisa mendapatkan seri TUF dari ASUS yang memiliki spesifikasi lebih baik. Sedangkan laptop yang hanya menggunakan Ryzen 5 2500U pun harganya cukup jauh di bawah Rp. 11 jutaan.

Sparks

  • Desain untuk gamer
  • Responsif
  • Dimensi cukup tipis
  • Kinerja baik
  • Daya tahan baterai cukup baik

Slacks

  • Harga cukup tinggi
  • Belum menggunakan SSD
  • RAM Single Channel

Lenovo Perkenalkan Lini Laptop Seri IdeaPad 340

Tahun baru menandakan pembaharuan pula pada lini laptop dari Lenovo. Kali ini, Lenovo memperkenalkan tiga varian dari versi IdeaPad. Untuk diketahui, IdeaPad merupakan seri Lenovo yang dijual untuk pasar mainstream.

Menurut Retail Pre Sales Development Team Lenovo Indonesia, Imam Alka, seri IdeaPad merupakan lini yang paling laris. Oleh karenanya, pada tahun ini Lenovo memperkenalkan IdeaPad 340 yang terbagi ke dalam tiga varian, yaitu S340, L340, dan C340. Sayangnya, pada acara yang dilaksanakan pada tanggal 3 Juli 2019 tersebut tidak membicarakan varian S340 yang terlihat tipis (Slim).

LEnovo S340

Seri C340 merupakan versi Convertible dari lini Ideapad kali ini. Oleh karenanya, desain dari seri C ini mirip dengan Lenovo Yoga yang dapat diputar layarnya hingga 360 derajat. Selain itu, layarnya yang dapat disentuh juga mendukung stylus yang juga menjadi andalan Lenovo Yoga.

Seri L340 merupakan turunan dari seri gaming Lenovo yang dikenal dengan Legion. Oleh karena itu, seri L340 dipersenjatai dengan AMD Ryzen 3700U dan VEGA 10 yang terintegrasi. Namun sayang, L340 tidak dipersenjatai dengan RAM dual channel yang bakal membuat kinerjanya tidak optimal.

Lenovo L340

Lenovo C340 menggunakan prosesor Intel Core i3 8145U, i5 8265U, atau i7 8565U yang merupakan generasi ke 8. Hal yang cukup unik adalah Lenovo juga memasangkan HDD yang memiliki kapasitas hingga 2 TB. Jika dibutuhkan pula, C340 juga memiliki varian yang menggunakan SSD NVMe dengan kapasitas 1 TB.

Lenovo C340 juga menggunakan kartu grafis discrete NVIDIA GeForce MX230, sama dengan Ideapad S340. Untuk versi Intel Core i3 dan i5, C340 menggunakan RAM dengan kapasitas 8 GB. Sedangkan untuk versi dengan prosesor Intel Core i7, C340 dipasangkan RAM dengan kapasitas 16 GB.

Lenovo C340

Harga untuk masing-masing laptop juga sudah diumumkan, kecuali seri S340. Untuk Lenovo IdeaPad L340 dijual dengan harga Rp. 10.6999.000. Sedangkan untuk seri C340 masing-masing dijual dengan harga Rp. 8.699.000 untuk Intel Core i3, Rp. 10.699.000 untuk versi Intel Core i5, dan untuk Core i7 14.999.000

Kesan Pertama

Karena gaming merupakan salah satu kebutuhan saya, tentu saja seri L340 menjadi salah satu yang dicoba kali ini. Tentu saja, saya cukup terkejut pada saat slot RAM yang dimiliki hanya satu saja, membuatnya tidak bisa dipasang pada mode Dual Channel. Hal ini tentu saja menghambat kinerja dari Ryzen 7 3700U yang ada.

LEnovo L340 DVD

L340 tidak memiliki kendala dalam menjalankan aplikasi sehari-hari seperti browser internet, video, musik, dan lain sebagainya. Bahkan Lenovo sudah menyediakan Dolby Audio agar suara dari laptop ini menjadi lebih menggelegar. Oleh karena tidak dapat mencoba dari semua sisi, kami pun mendapatkan pinjaman unitnya. Oleh karena itu, tunggu saja review dari Lenovo IdeaPad L340 ini di Dailysocial.id.

C340 juga menjadi perangkat yang saya coba. Sepertinya untuk mereka yang menginginkan sebuah laptop 2-in-1 yang terjangkau bisa memilih perangkat yang satu ini. Tidak ada perbedaan dari pengalaman menggunakannya jika dibandingkan dengan Lenovo Yoga yang sebelumnya sudah diluncurkan.

Asus Percayakan Teknologi AMD Untuk Mempersenjatai 2 Lini Laptop Gaming Barunya

Hanya butuh waktu singkat bagi AMD untuk mengubah citra produk mereka dari yang berkesan ‘boros tenaga’ hingga jadi pendukung perangkat-perangkat berdesain tipis. Saat ini, Anda bisa menemukan prosesor Ryzen dan kartu grafis Radeon di beragam lini laptop dari berbagai vendor, dimanfaatkan oleh tipe-tipe terjangkau hingga varian premium – termasuk notebook khusus gaming.

Saya masih ingat keengganan Asus beberapa tahun silam untuk mencantumkan teknologi AMD di lini Republic of Gamers. Tapi hal itu sudah berubah. Ryzen dan Radeon tak hanya jadi pilihan, namun merupakan bagian esensial di ekosistem ROG. Dan di minggu terakhir bulan Juni ini, perusahaan hardware asal Taiwan itu meluncurkan rentetan produk bersenjata chip Advanced Micro Devices di Indonesia. Dua di antaranya didedikasikan buat gaming.

Asus AMD 15

Perangkat-perangkat gaming portable yang Asus perkenalkan di tanah air meliputi ROG Zephyrus GA502DU dan TUF Gaming FX505. Keduanya ditujukan pada jenis konsumen berbeda: TUF Gaming adalah sepupu ROG yang disiapkan sebagai laptop gaming entry-level. Ia mempersilakan Anda menikmati permainan-permainan populer tanpa menuntut Anda menghabiskan seluruh tabungan di bank. Zephyrus sendiri merupakan notebook gaming berdesain ultra-thin, menawarkan mobilitas maksimal tanpa mengorbankan performa.

 

ROG Zephyrus GA502DU

Produk ini Asus klaim sebagai ‘laptop berprosesor AMD Ryzen mobile generasi kedua seri 3000 paling tipis dan ringan di dunia’. Saya belum bisa memastikan kebenaran klaim ini, tapi seperti anggota keluarga Zephyrus lain, wujud GA502DU tetap mengesankan. Dari nama modelnya, mungkin Anda juga sudah mengetahui bahwa Zephyrus GA502DU mempunyai desain ‘lebih mainstream‘ seperti laptop pada umumnya.

Asus AMD 8

Zephyrus GA502DU menyuguhkan layar 15,6-inci full-HD 120Hz berteknologi AMD Freesync untuk meminimalkan efek tearing dan stuttering. Panel itu dibingkai oleh bezel tipis berketebalan 6,2mm, sehingga laptop 15-inci tersebut dapat disuguhkan di form factor 14-inci. Tak seperti Zephyrus GX, papan ketik dan serta touchpad diposisikan secara ‘normal’, dan semuanya dikemas dalam tubuh setipis 20-sentimeter dengan bobot cuma 2,1kg.

Asus AMD 9

Laptop mempunyai segala kelengkapan standar perangkat gaming, termasuk dukungan fitur anti-ghosting N-Key Rolloever, akses mudah ke software ROG Armoury Crate serta ke teknologi GameFirst V untuk mengustomisasi prioritas bandwidth, hingga sistem audio ‘Smart Amp’ yang dikombinasikan bersama dua speaker di depan buat menghasilkan suara dua kali lebih lantang serta bass 3,5 kali lebih menendang.

Asus AMD 10

Sisi penampilannya cukup rendah hati, dan sedikit berbeda dari laptop ROG lain. Identitas gaming di sana Asus tekankan lewat logo mata ROG dengan LED merah di bagian punggung. Namun uniknya, tak ada sistem RGB di papan ketiknya. Asus cuma memanfaatkan backlight LED berwarna putih. Tentu saja, hal-hal terpenting di laptop ini berada di dalam – bukan hanya di luar.

Untuk menangani berbagai macam game dan aplikasi, Asus mempercayakan duet unik antara prosesor AMD Ryzen 7 3750H dan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1660 Ti yang juga diintegrasikan dengan Radeon Vega 10. Komponen-komponen ini turut dibantu oleh kehadiran RAM DDR4 8GB, penyimpanan berbasis SSD NVMe PCe seluas 512GB, baterai yang menjanjikan hingga 8 jam pemakaian, serta sistem pendingin berbasis sepasang kipas 83-bilah berteknologi pintar – mampu men-switch mode dan membersihkan debu secara otomatis.

 

 

TUF Gaming FX505

Di kelas entry-level, Asus tak hanya memasukkan satu, melainkan menyuguhkan lima opsi konfigurasi TUF Gaming FX505. Laptop ini kembali mengusung sertifikasi kelas militer yang dikemas dalam rancangan simpel. Seperti Zephyrus GA502DU, TUF Gaming FX505 lagi-lagi mengandalkan teknologi AMD, dan hal menarik darinya adalah, laptop juga mengadopsi fitur-fitur varian high-end.

Asus AMD 1

Contohnya bisa kita lihat dari bagian luar TUF Gaming FX505. Layar 15,6-inci FHD di sana turut dilengkapi teknologi AMD FreeSync 120Hz dan bingkai NanoEdge berketebalan 6,5mm. Asus tidak lupa mencantumkan sistem pencahayaan LED RGB pada keyboard dan memperkenankan Anda untuk mengustomisasinya. Dan melengkapi sertifikasi STD 810G, bagian papan ketiknya diklaim dapat tetap bekerja normal bahkan setelah ditekan sampai 20 juta kali.

Asus AMD 2

Dalam mengerjakan tugasnya, TUF Gaming FX505 bersandar pada prosesor AMD Ryzen. Asus menyediakan dua pilihan, yakni Ryzen 5 3550H dan Ryzen 7 3750H. Selain itu tersedia pula empat opsi GPU yang bisa Anda gunakan: AMD Radeon RX 560X, Nvidia GeForce GTX 1050, GTX 1650, serta GTX 1660 Ti. Di dalam, Anda juga dapat menemukan RAM DDR4 8GB dan penyimpanan berupa SSD atau HDD. SSD 512GB tersedia di tipe FX505DU, sedangkan model FX505DD, FX505DY dan FX505DT memanfaatkan storage berjenis hard disk 1TB.

Asus AMD 3

Lalu untuk mendinginkan hardware-hardware di dalam, Asus menggunakan solusi Hypercool. Sistem ini terdiri dari dua kipas yang mempunyai fitur anti-dust. Ketika diaktifkan, anti-dust segera membuang debu yang terkumpul di kipas lewat saluran khusus.

 

Harga dan ketersediaan

Asus kabarnya sudah mulai memasarkan ROG Zephyrus GA502DU dan TUF Gaming FX505 di Indonesia. Zephyrus versi AMD Ryzen bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 20,3 juta – sebuah harga yang relatif terjangkau buat produk kelas ROG. Sedangkan lima model TUF Gaming FX505 dijajakan di kisaran belasan juta rupiah. Berikut detailnya:

  • FX505DD: Rp 10,1 juta
  • FX505DY: Rp 11,3 juta
  • FX505DT Ryzen 5: Rp 12,3 juta
  • FX505DT Ryzen 7: Rp 14,3 juta
  • FX505DU: Rp 16,3 juta

Asus AMD 14

Segala Detail yang Sudah Dikonfirmasi Sony Terkait PlayStation ‘5’

Membuntuti deretan panjang bocoran info dan rumor mengenai hardware gaming generasi selanjutnya, Sony membenarkan dilakukannya pengembangan PlayStation ‘5’ di awal kuartal terakhir 2018. Lima bulan sebelumnya, Sony ketahuan mengutak-atik teknologi AMD, mengindikasikan pemakaian komponen-komponen buatan perusahaan semikonduktor Amerika itu di perangkat anyar mereka.

Dan di bulan April ini, Sony Interactive Entertainment akhirnya memutuskaan untuk menyingkap detail lebih lanjut mengenai console next-gen mereka. Dalam wawancara eksklusif bersama Wired, lead system architect Mark Cerny menyingkap rincian hardware ‘PS5’, sejumlah fitur serta kemampuannya dalam menjalankan konten. Perlu diketahui bahwa ‘PlayStation 5’ masih belum menjadi nama resmi produk ini (walaupun kemungkinan Sony akan meneruskan tradisi mereka).

Membenarkan kabar yang telah beredar, PlayStation 5 akan diotaki prosesor AMD. Chip tersebut merupakan pengembangan lebih jauh dari Ryzen generasi ketiga, menyimpan delapan buah core dan mengusung arsitektur 7-nanometer Zen 2. GPU-nya sendiri memanfaatkan variasi custom AMD Radeon Navi, yang kabarnya mendukung ray tracing dan kemampuan menangani konten di resolusi 8K.

Beberapa hal ingin saya tekankan: Pertama, kita belum tahu apakah 8K yang dimaksud di sana diterapkan pada video game atau cuma video; native seperti Xbox One X menangani 4K atau upscale ala PS4 Pro. Lalu meskipun penyediaan hardware ditangani sepenuhnya oleh AMD, kita tampaknya perlu mengapresiasi Nvidia yang sukses melambungkan ray tracing sebagai standar grafis baru, dan membuatnya diadopsi di PS5.

Melengkapi prosesor dan unit pengolah grafis, Sony berencana untuk turut membekali console baru itu dengan penyimpanan berbasis SSD. Kehadirannya tentu mempersingkat durasi loading permainan. Di sesi demo yang dipandu Cerny, waktu fast-travel Marvel’s Spider-Man yang berlangsung selama 15 detik di PlayStation 4 Pro berkurang jadi 0,8-detik di PS5 ‘versi non-retail‘.

Fitur paling esensial dari PlayStation 5 ialah backward compatibility ala Xbox One berkat pemanfaatan arsitektur yang mirip PS4. Belum ada konfirmasi resmi dari Sony, tetapi tanpa tanggal rilis pasti, judul-judul semisal Death Stranding, Ghost of Tsushima dan The Last of Us Part 2 kemungkinan akan disediakan di console current– serta next-gen sekaligus (dugaan yang sudah saya ungkapkan sebelumnya). Langkah ini dianggap efektif untuk memperpanjang siklus hidup PlayStation 4.

Dan terlepas dari kian populernya metode distribusi konten secara digital, Sony tampaknya memutuskan untuk tetap mempertahankan optical disc drive. Selain memberikan opsi bagi pengguna, keberadaan hardware ini memang cukup esensial dalam mendukung fitur backward compatibility. Dan perlu Anda ketahui bahwa perangkat juga masih mendukung periferal PlayStation VR.

Sesuai perkiraan analis, Mark Cerny membenarkan bahwa Sony tidak akan meluncurkan PlayStation 5 secara buru-buru di tahun 2019. Informasi mengenai harganya sendiri tersingkap secara terpisah melalui Twitter milik Peter Rubin dari Wired. Ada peluang, produk dijajakan di angka yang lebih tinggi dari PlayStation 4. Sony berjanji untuk memastikan harganya tetap kompetitif.

AMD Gelar Kompetisi Sim Racing, Kenapa?

Dalam rangkaian Racing Simulator Festival, AMD turut menggelar acara GAMERS GATHERING WITH ZEN POWERED PC pada tanggal 24 Maret 2019 di Mangga Dua Mall. Selain memamerkan dan mengijinkan para pengguna untuk mencoba berbagai komponen AMD terbaru, mereka juga menggelar sebuah kompetisi yang sedikit berbeda dengan kebanyakan sponsor lain di ekosistem esports Indonesia.

Pasalnya, AMD menggelar turnamen untuk game simulasi balap, Assetto Corsa. Acara yang kali ini juga didukung oleh ASUS ROG, ASRock, AORUS, dan MSI Gaming adalah kali kedua AMD menggelar turnamen untuk esports yang kurang populer. Sebelumnya, AMD juga menggelar kompetisi untuk Fighting Games Community (FGC) yang bertajuk AMD eSports FIGHT! Championship 2018.

AMD Esports Fight! Championship 2018. Source: AMD
AMD Esports Fight! Championship 2018. Dokumentasi: AMD

Genre Fighting dan Sim Racing, seperti yang saya tuliskan tadi, memang mungkin bukan jadi yang paling populer di Indonesia sekarang. Di platform PC, predikat genre esports terlaris masih dipegang oleh Dota 2 (MOBA). Itu pun juga sekarang masih kalah jauh popularitasnya dengan platform mobile dengan Mobile Legends (MOBA), PUBG Mobile (Battle Royale), dan Free Fire (Battle Royale) nya.

Lalu, kenapa AMD justru mau memberikan ruang kompetitif kepada genre yang kurang populer alias kaum-kaum yang termarginalkan? Hahaha… Apa tujuannya? Bagaimana juga AMD melihat esports sim racing di Indonesia? Kami pun mengajak berbincang Anes Budiman, Channel Manager untuk AMD Indonesia soal ini.

Anes Budiman (kiri) bersama Indra Feryanto (kanan)
Anes Budiman (kiri) bersama Indra Feryanto (kanan). Sumber: AMD

Kenapa sih AMD justru memilih genre esports yang bukan paling laris? Kemarin ada FGC, sekarang Sim Racing.

“Karena untuk eksplor genre esports yang sebenarnya ada dan hidup di Indonesia. Judul game yang dipertandingkan yang itu-itu terus sebenarnya baik juga karena semakin sering latihan/bertanding maka akan semakin baik juga hasilnya. Akan tetapi genre esports di seluruh dunia itu banyak dan beragam, berbanding lurus juga dengan jumlah penduduk di Indonesia yang juga banyak. Maka dari AMD selalu coba mengeksplor genre-genre yang kelihatannya kurang populer itu tadi padahal berprestasi, melalui kampanye global kami yakni AMD eSports.” Jawab Anes yakin.

Bagaimana AMD melihat esports sim racing di Indonesia?

Anes pun menjawab, “masa depannya cerah karena sudah bernaung langsung di bawah IMI (Ikatan Motor Indonesia); yang artinya racing simulator (atau eMotorsports menurut mereka) sudah diakui dan patut diapresiasi karena ada asosiasi langsung yang nantinya akan menjadi ‘gerbang’ ke arah yang lebih baik harapan ke depannya. Ditambah juga kita sudah punya atlet yang prestasinya sama sekali tidak bisa dianggap remeh, Andika Rama Maulana yang juga sebagai AMD Team Red (program AMD eSports di Indonesia) bersama dengan tim Alter Ego sejak tahun lalu.”

Jangan salah fokus dengan yang presentasi ya... Dokumentasi: AMD
Jangan salah fokus dengan yang presentasi ya… Dokumentasi: AMD

Ia pun menambahkan bahwa sim racing juga bisa digunakan sebagai sarana yang positif untuk mengenalkan anak muda ke dunia otomotif. Muasalnya, menurut Anes, sim racing sendiri juga sudah 100% berkaitan dengan dunia balap internasional. Hal ini senada dengan yang diucapkan oleh Indra FeryantoKetua Komisi eMotorsport dari IMI yang sebelumnya kami wawancarai.

“Siapa yang tahu kalau kita memiliki bibit lain yang bisa menjadi ‘the next’ Rifat Sungkar di reli ataupun Rio Haryanto yang berhasil menembus F1.” Sambungnya.

Lalu sebenarnya apa tujuan AMD membuat kompetisi spesifik untuk sim racing?

Dokumentasi: AMD
Dokumentasi: AMD

“Tujuan utamanya balik lagi seperti poin pertama: untuk mengeksplor genre esports yang sebenarnya hidup di Indonesia. Dan harapannya akan muncul gamer/atlet baru yang bisa bersandingan dengan Rama mengharumkan nama Indonesia di luar sana. Yang terakhir juga untuk mengenalkan teknologi dan produk AMD seperti CPU Ryzen dan GPU Radeon RX yang krusial bagi para antusias maupun atlet yang berkecimpung di Sim Racing PC. Karena secara platform, PC menawarkan fleksibilitas lebih jauh untuk mendalami Sim Racing itu sendiri.” Tutup Anes.

Strategi yang digunakan AMD ini memang sebenarnya sangat menarik karena memang berbeda dari kebanyakan sponsor esports yang lebih memilih mencari pusat keramaian. Namun, menurut saya pribadi, strategi ini juga sangat masuk akal.

Kenapa? Karena event esports sekarang sudah banyak jumlahnya. Tak jarang, event-event tersebut juga bertabrakan jadwalnya karena begitu banyak. Dengan begitu banyaknya event, bahkan juara turnamen-turnamen tadi saja sudah tak mudah diingat dalam waktu 3 bulan kemudian. Jika juaranya saja mudah terlupakan, apalagi sponsornya?

Dokumentasi: AMD
Dokumentasi: AMD

Mengeluarkan biaya untuk jadi sponsor event esports sendiri juga tidak murah. Tentunya, biaya tersebut jadi tidak sebanding dengan impact yang didapat jika 3 bulan berikutnya sudah terlupakan. Dengan memilih genre-genre yang tak disentuh oleh sponsor lain, AMD jadi lebih mudah diingat sebagai sponsor event untuk waktu yang lebih lama. Plus, dari pengalaman saya berkecimpung di industri ini selama 10 tahun, komunitas-komunitas kecil yang biasanya terpinggirkan akan lebih loyal terhadap mereka-mereka yang mau memberikan dukungan; ketimbang komunitas yang jumlahnya lebih masif.

Akhirnya, bagaimana kelanjutan AMD mendukung perkembangan ekosistem esports tanah air di 2019 ini ya? Kira-kira kapan lagi mereka akan menggelar turnamen untuk FGC ataupun sim racing? Atau apakah mereka akan memberikan dukungan ke game-game lainnya lagi yang kurang populer?

Asus Mendamaikan AMD dan Nvidia Demi Tawarkan Laptop ‘Kelas Pro’ Terjangkau

Apapun produknya – otomotif, PC, ataupun smartphone – fans garis keras akan selalu ada. Umumnya, merekalah pencetus perdebatan panas antar pengguna brand berbeda, yang membuat internet selalu ‘meriah’. Sebagai pionir di segmen teknologi grafis komputer personal, Nvidia dan AMD ialah dua nama yang terus berkompetisi, dan persaingan itu melahirkan istilah kubu merah dan hijau.

AMD dan Nvidia tentu punya kekuatan serta kelemahannya sendiri. AMD berpengalaman di bidang produksi prosesor, dan menyajikan teknologinya lewat console game serta laptop kelas menengah; sedangkan rivalnya mendominasi ranah notebook high-end. Asus menyadari ada elemen-elemen terbaik yang bisa diadopsi dari kedua brand untuk menghadirkan produk dengan aspek price vs. performance paling optimal ke konsumen casual.

Inilah ide di belakang peracikan VivoBook Pro F570. Ia adalah salah satu laptop terunik Asus: komposisinya sedikit mengingatkan kita pada notebook gaming entry-level, namun bukannya masuk ke kelas TUF Gaming, ia malah jadi anggota keluarga VivoBook. Ada dua komponenen yang ditonjolkan oleh sang produsen PC Taiwan itu: eksistensi dari prosesor AMD Ryzen mobile dan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1050.

F570 9

Asus VivoBook Pro F570 meluncur resmi di Indonesia tepat di hari Kasih Sayang pada tanggal 14 Februari kemarin. Selain mendamaikan kedua kubu, F570 juga sangat bersahabat buat kantong kita. Tapi sebelum membahas harga, mari kita ulik dulu apa saja yang ditawarkan oleh Asus.

F570 10

 

Desain dengan sensasi gaming

Sebagai varian laptop Asus paling high-end, ZenBook bisa dikatakan sebagai kiblat desain bagi VivoBook yang lebih terjangkau. Pelan-pelan, desain VivoBook jadi bertambah elegan dan ramping, dengan tubuh lebih ringan dan bingkai layar lebih tipis. Namun varian Pro ini sedikit berbeda karena tema gaming  juga terasa di sana. Potongan tubuhnya bersudut, didominasi warna hitam dan dihias garis biru ‘petir’ yang mengelilingi bagian layar dan touchpad, serta mengisi logo Asus di depan dan belakang.

F570 1

Asus mengimplementasikan finishing brushed dengan pola garis berbeda di permukaan tubuh F570. Di bagian punggung, efek ini segera mengingatkan saya pada model Strix. Ia memang belum memanfaatkan thin bezel, tetapi Asus sama sekali tak melupakan aspek portabilitas. Laptop ini berketebalan kurang dari 2,2cm dan mempunyai bobot 1,96-kilogram.

F570 13

Volume yang tak terlalu kecil memungkinkan Asus menyertakan sejumlah port fisik krusial: USB 2.0 dan 3.0, USB 3.1 type-C, port audio combo, HDMI, card reader MicroSD, dan LAN. Saat mencobanya kemarin, saya juga melihat kehadiran webcam di atas layar (beresolusi HD) serta sensor pemindai sidik jari di dalam area touchpad. Keyboard-nya cukup lengkap, memiliki backlight LED putih dengan numpad yang dipadatkan ke tombol kursor arah.

F570 2

Di presentasinya, head of PR Asus Indonesia Muhammad Firman menyampaikan bagaimana perusahaan ini menguasai market share laptop berlayar 15-inci, dengan persentase sebesar 51,8 persen. F570 diarahkan buat memperkuat cengkeraman Asus di sana, menyuguhkan resolusi 1080p, tingkat kecerahan 200-nit yang ditopang oleh software Asus Spelended untuk mengoptimalkan warna.

F570 11

Namun untuk sebuah laptop kelas pro, F570 tampaknya belum dibekali layar yang bisa mereproduksi warna dengan betul-betul akurat. Dari lembar spesifikasi, jangkauan warnanya berada di 45 persen NTSC. Meski mungkin tak ada kendala jika dipakai menonton atau bermain game, setup ini boleh jadi belum cukup memuaskan bagi desainer atau fotografer.

F570 5

 

Hardware persembahan AMD dan Nvidia

VivoBook Pro F570 menghidangkan opsi prosesor AMD Ryzen 5 2500U atau Ryzen 7 2700U, dipadu bersama kartu grafis GeForce GTX 1050 4GB, dan dilengkapi RAM DDR4 8GB (dapat diekspansi sampai 16GB). Versi Ryzen 5 ditopang penyimpanan berupa hard disk 1TB sedangkan model Ryzen 7-nya turut dibekali SSD M.2 256GB. Di sesi presentasi yang dibawakan oleh Armawati Cen dari AMD, Ryzen 2500U kabarnya mampu mengungguli Intel Core i5 8250U, sedangkan Ryzen 2700U merupakan opsi yang lebih baik dibanding i7 8550U.

F570 8

Melalui sedikit riset di internet, saya menemukan bahwa F570 sebetulnya juga menawarkan pilihan berprosesor Intel, tapi hanya model Ryzen yang baru Asus bawa ke Indonesia. Hal menarik di sini adalah, VivoBook Pro F570 masih menyimpan chip grafis terintegrasi AMD, yakni Radeon Vega 8 dan Radeon RX Vega 10.

F570 4

Menurut produsen, komposisi hardware F570 memastikannya siap menekel beragam jenis tugas. Ia bisa menjadi perangkat ideal untuk bekerja dan menghibur diri. Lalu harganya yang ekonomis membuat produk ini mudah dijangkau beragam kalangan, dari mulai pekerja hingga pelajar. Asus sendiri cukup percaya diri untuk bilang bahwa lapop VivoBook Pro anyar ini mampu menangani game-gameesports populer’.

F570 3

Sebelum acara dimulai, saya berkesempatan untuk menguji kemampuan F570 berbekal Battlefield 1. Saya tak sempat mengecek menu grafis, tetapi game shooter EA itu berjalan cukup mulus. Bahkan di adegan-adegan yang dipenuhi NPC dan efek partikel, saya tidak merasakan ada penurunan frame rate secara signifikan – walaupun frame rata-rata tampaknya belum mencapai 60 per detik. Selain Battlefield 1, Asus mendemonstrasikan kapabilitas F570 lewat Far Cry 5.

F570 12

 

Harga dan ketersediaan

Asus VivoBook Pro F570 sudah mulai dipasarkan di Indonesia. Varian Ryzen 5-nya bisa Anda miliki cukup dengan mengeluarkan uang Rp 11,8 juta saja. Tapi untuk mendapatkan tipe Ryzen 7, Anda perlu menyiapkan modal sebesar Rp 14 juta dan memesannya via JD.id.

F570 7