Lenovo Luncurkan Yoga 530: Berbasis AMD Ryzen 2

Selama ini, perangkat 2 in 1 yang dikeluarkan oleh Lenovo dengan nama Yoga selalu menggunakan prosesor buatan Intel. Hal tersebut dikarenakan prosesor dari Intel memiliki sebuah lini yang memang memakan daya yang cukup kecil. Namun kali ini hal tersebut berubah.

Yoga 530 Ryzen - Launch

AMD selaku pemilik APU AMD Ryzen saat ini memiliki sebuah chipset yang memiliki Thermal Design Power (TDP) sebesar hanya 15 watt saja. Dengan arus sekecil itu, AMD sudah menyematkan prosesor Zen dengan graphics terintegrasi VEGA 8. APU tersebut adalah AMD Ryzen R5 2500U.

Yoga 530 Ryzen

Laptop 2 in 1 dengan APU AMD Ryzen R5 2500U tersebut diperkenalkan oleh Lenovo pada tanggal 7 Agustus 2018 bertempat di Jia Resto Shangri La – Jakarta. Lenovo memberi nama Yoga 530 pada laptop yang satu ini.

Yoga 530 Ryzen Stand Mode

Sama seperti laptop 2 in 1 pada lini Yoga lainnya, Yoga 530 mampu dibuka hingga 360 derajat sampai belakang. Hal ini berarti bahwa Yoga 530 dapat digunakan dengan mode laptop biasa, mode stand dimana sisi keyboard menjadi penyangga laptop, mode tent yang berbentuk seperti tenda untuk digunakan saat menonton video, dan mode tablet yang memutar sisi keyboard sampai 360 derajat.

Yoga 530 Ryzen Tent Mode

Engsel yang digunakan pada Lenovo diklaim mampu bertahan lama. Pihak Lenovo pun mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada engsel/hinge yang rusak pada pusat servis Lenovo.

Yoga 530 memiliki spesifikasi lengkap sebagai berikut:

Platform AMD
Prosesor AMD Ryzen R5 2500U 4 core 8 Thread 2,0 GHz Turbo 3,6 GHz
GPU IGP AMD VEGA 8
RAM / Storage 8 GB DDR4 Dual Channel / 256 GB SSD NVMe
Layar 14″ FullHD IPS
Bobot / Dimensi 1,6 kg / 328 x 229 x 17,6 mm
Baterai 46,8 Whrs Fast Charging
Harga Rp. 11,799,000

Yoga 530 Ryzen - Stylus

Lenovo Yoga 530 juga memiliki sebuah stylus dengan nama Lenovo Active Pen. Sayangnya, pena ini dijual secara terpisah. Pena ini mampu mengemulasi sebuah pulpen dan bisa menggambar pada layar dengan menggunakan fasilitas dari Windows 10 yaitu Windows Ink.

Yoga 530 Ryzen Tablet Mode

Gaming Laptop?

Saat di wawancara, Deddie Sionader, 4P Manager & T1 Tablet Lenovo Indonesia mengatakan bahwa Lenovo Yoga 530 bukanlah gaming laptop. Hal itu dikarenakan dengan nama Yoga, sebuah laptop tidak diciptakan untuk khusus bermain game, tetapi merupakan sebuah 2 in 1 saja.

Jika sebuah laptop dipasarkan untuk bermain game, maka nama dari perangkat tersebut akan disebut Legion. Namun, Deddie mengatakan bahwa Lenovo Yoga 530 merupakan sebuah 2 in 1 yang dapat digunakan untuk bermain game.

Yoga 530 Ryzen Game Frame Rate

Saat dicoba menggunakan Yoga 530 untuk bermain game League of Legend, laptop yang satu ini ternyata mampu menjalankannya pada frame rate yang cukup tinggi. Saat bermain, frame rate berada pada 70-99 FPS. Hal tersebut cukup baik mengingat laptop yang satu ini didesain bukan untuk bermain game.

Laptop tersebut juga tidak terasa panas saat bermain game League of Legend. Saat bermain pun, laptop tidak ditancapkan ke adaptor sehingga permainan berjalan saat menggunakan baterai. Dengan klaim baterai yang panjang serta bobot yang cukup ringan, tentu saja membuat penggunanya bisa bermain di mana saja.

Asus Luncurkan Laptop Tipis Ekonomis Berkinerja Tinggi Bersenjata AMD Ryzen

Dengan kehadiran CPU dan GPU di satu sirkuit, Accelerated Processing Unit racikan AMD merupakan jawaban atas permintaan konsumen terhadap perangkat berkinerja tinggi di harga terjangkau. Selain PC, teknologi APU turut dimanfaatkan dua produsen console raksasa untuk mentenagai produk current-gen mereka. Dan Ryzen Mobile ialah penjelmaan terkini darinya.

Laptop berbekal APU memang sudah lama tersedia, namun saat ini AMD tampak sangat agresif dalam memastikan produk barunya itu tersebar lebih luas. Ryzen dipercaya untuk mengotaki sejumlah model Asus Republic of Gamers, lalu sejak pertengahan tahun ini, perusahaan semikonduktor asal Santa Clara itu meluncurkan beragam perangkat komputasi portable bersama para mitra  hardware-nya.

X505ZA 14

Kali ini, AMD dan Asus memperkenalkan Vivobook 15 X505ZA, laptop yang disiapkan buat konsumen generasi Y dan Z, ideal bagi kalangan pelajar hingga pekerja. Selain performa, setidaknya ada dua aspek lagi yang menjadi andalan Asus X505ZA, yaitu desain tipis stylish serta terjangkaunya harga. Untuk sementara, Asus menyediakan dua tipe X505ZA, mengusung Ryzen 3 dan Ryzen 5. Versi Ryzen 7-nys sendiri akan menyusul di triwulan empat 2018.

X505ZA 12

 

Penampilan

Apapun pilihan APU Ryzen-nya, Asus X505ZA mempunyai penampilan yang identik. Ia adalah laptop berlayar 15-inci yang menyuguhkan tubuh 14-inci, tercapai berkat pemanfaatan bingkai berketebalan 7,7-milimeter hingga rasio display ke tubuh mencapai 81 persen. Struktur tubuh laptop terbuat dari kombinasi logam dan plastik. Warna abu-abu metalik mendominasi permukaan X505ZA, dan jika Anda lihat bagian lid-nya, Asus membubuhkan pola segitiga mini sehingga membentuk ilusi kubus 3D.

X505ZA 2

X505ZA 10

Portabilitas juga merupakan aspek unggulan di X505ZA. Laptop memiliki ketebalan 20,44mm dan bobot 1,68kg. Form factor 14-inci dengan rasio panjang dan lebar 361,4×243,5mm memastikannya cukup kecil untuk diselipkan dalam tas. Menariknya, X505ZA tidak mengorbankan kelengkapan konektivitas. Ia tetap dibekali sejumlah port fisik penting seperti dua USB 2.0, satu USB 3.0, sebuah USB type-C, HDMI 1.4, LAN serta slot kartu SD.

X505ZA 9

X505ZA 7

Asus X505ZA menyuguhkan keyboard chiclet tanpa numerical pad. Ukuran tuts-nya cukup lapang untuk mengetik, namun ia tidak dilengkapi sistem pencahayaan backlight. Diposisikan di tengah, touchpad laptop ini juga istimewa karena menyimpan kapabilitas ‘Windows gesture‘. Gerakan-gerakan berbeda di atasnya akan memicu fungsi tertentu, misalnya: tiga jari menyapu ke bawah buat menampilkan desktop, tap dengan tiga jari untuk mengakses Cortana, tap empat jari buat membuka bar notifikasi dan lain-lain.

X505ZA 8

X505ZA 4

 

Layar

Panel seluas 15,6-inci yang jadi jendela Anda ke dunia digital mempunyai resolusi 1366×768-pixel dengan lapisan anti-glare, refresh rate 60Hz dan color gamut NTSC 45 persen. NTSC berpengaruh pada kemampuan display mereproduksi warna, dan di tingkatan ini, layar laptop memang kurang direkomendasikan buat mengedit foto karena ‘nilai’ RGB-nya berbeda dari yang digunakan di kamera digital.

X505ZA 6

Meski begitu, Asus tetap mengoptimal apa yang mereka punya. Di sana, Asus membubuhkan teknologi Splendid (merupakan kombinasi teknik koreksi yang dilakukan saat proses produksi laptop serta tuning via software) sehingga output  lebih akurat. Splendid juga mempersilakan kita mengubah profil warna di layar, misalnya memilih mode vivid atau mengurangi output sinar biru via mode eye care. Selain itu, kita dapat mengubah temperatur warnanya sesuka hati berbekal slider di mode manual.

X505ZA 15

Anda juga akan menemukan fitur bernama Asus Tru2Life Video. Tru2Life adalah teknologi untuk meningkatkan kualitas visual, seperti yang ada di sejumlah TV high-end, memanfaatkan algoritma pintar buat mendongkrak ketajaman gambar dan level kontras hingga 150 persen.

X505ZA 3

 

Hardware

AMD menjelaskan bahwa Ryzen generasi baru dengan teknologi grafis Vega menyuguhkan peningkatan performa CPU 175 persen dan grafis 128 persen dibanding pendahulunya. Walaupun begitu, ia mengonsumsi daya lebih efisien  – 58 persen lebih irit. Ryzen 7 2700 juga menjanjikan performa setara prosesor desktop punya sang kompetitor, yakni Intel i5-7600K, dengan TDP 15W vs. 91W.

X505ZA 11

Ryzen 5 2500U yang ada di unit Vivobook 15 X505ZA diklaim sanggup menjalankan permainan-permainan eSport populer dengan lancar, misalnya Dota 2, Overwatch (di preset grafis low), Rocket League, bahkan game singleplayer murni seperti The Elder Scrolls V: Skyrim (DirectX 9). Resolusi layar yang tak terlalu tinggi (belum full-HD) juga membantu laptop mendapatkan lebih banyak frame per detik.

X505ZA 5

Ada dua konfigurasi X505ZA yang saat ini bisa Anda pilih, meliputi Ryzen 3 2200U dual-core 2,5GHz dan Ryzen 5 2500U quad-core 2GHz. Varian Ryzen 3 menyimpan RAM DDR4 4GB, lalu kakak ber-APU Ryzen 5-nya ditopang RAM DDR4 8GB – keduanya integrated. Jumlah memori bisa ditambah via slot yang tersedia, masing-masing menjadi 8GB dan 16GB. Buat storage, Asus menyematkan hard drive 5.400RPM berkapasitas 1TB.

X505ZA 13

Baterai 3-cell 43WHrs di X505ZA kabarnya dapat menjaga notebook menyala seharian. Dari kondisi benar-benar kosong, baterai laptop cuma memerlukan waktu charging selama 49 menit untuk mencapai 60 persen.

X505ZA 16

 

Harga

Berikut adalah harga dari masing-masing konfigurasi Vivobook 15 X505ZA:

  • Ryzen 3 + Vega 3 Graphics: Rp 6,1 juta
  • Ryzen 5 + Vega 8 Graphics: Rp 8,2 juta
  • Ryzen 7 + Vega 10 Graphics: Rp 12,8 juta (Q4)

Lini Prosesor AMD Threadripper 2 Resmi Diumumkan

Seperti di tahun sebelumnya, event Computex pada bulan Juni kemarin kembali diramaikan oleh “Core Wars” antara Intel melawan AMD. Keduanya sama-sama mengumumkan prosesor dengan jumlah core yang kelewat banyak: Intel 28-core, AMD 32-core. Buat AMD, prosesor sinting itu rupanya sudah siap dilepas ke pasaran.

Baru-baru ini, AMD mengumumkan jajaran lengkap lini Threadripper 2. Duduk di posisi paling atas adalah bintang utamanya: AMD Ryzen Threadripper 2990WX yang mengemas total 32-core dan 64-thread, dengan base clock 3 GHz dan boost clock 4,2 GHz, serta banderol harga $1.799.

Melihat angka-angka tersebut, yang paling gila sebenarnya adalah harganya. Dibandingkan dengan penawaran tertinggi Intel sekarang, yaitu Core i9–7980XE yang mengemas 18-core dan dihargai $1.999, model teratas Threadripper 2 ini terkesan murah, sebab performa yang ditawarkan pun hampir dua kali lipat lebih cepat pada aplikasi-aplikasi yang memang bisa memaksimalkan kinerja prosesor multi-threading.

Bukan cuma boksnya, cooler bawaannya juga keren. Dinamai Wraith Ripper, ia merupakan hasil kolaborasi AMD dengan Cooler Master / AnandTech
Bukan cuma boksnya, cooler bawaannya juga keren. Dinamai Wraith Ripper, ia merupakan hasil kolaborasi AMD dengan Cooler Master / AnandTech

Kemudian di bawahnya ada Ryzen Threadripper 2970WX dengan 24-core dan 24-thread, base clock dan boost clock yang sama persis, dan banderol $1.299. Kedua prosesor yang siap dipasarkan di bulan Agustus ini ditujukan buat para kreator yang memang menuntut prosesor dengan jumlah core dan thread sebanyak mungkin dalam alur kerjanya.

Selanjutnya, dua model lainnya yang baru akan menyusul di bulan Oktober adalah sebagai berikut:

  • Ryzen Threadripper 2950X dengan 16-core dan 32-thread (setara Threadripper generasi pertama), base clock 3,5 GHz dan boost clock 4,4 GHz, serta banderol $899
  • Ryzen Threadripper 2920X dengan 12-core dan 24-thread, base clock 3,5 GHz dan boost clock 4,3 GHz, serta banderol $649

Sekarang kita tinggal menunggu serangan balasan Intel yang sebelumnya diklaim punya kecepatan lebih tinggi meski kalah perihal jumlah core. Meski demikian, tampaknya sulit bagi Intel untuk bersaing dari segi harga.

Sumber: PC World dan AMD.

AMD Berkolaborasi Dengan Produsen Tiongkok Untuk Garap Console Baru

Populernya konsep mini PC di kalangan produsen berhubungan dengan ketersediaan hardware berperforma tinggi yang efisien dalam konsumsi daya. Terkait hal ini, langkah paling ambisius sempat diambil oleh Valve ialah menggagas ide ‘PC rasa console’ Steam Machines. Meski program ini tidak sukses, ide gaming PC bertubuh mungil tetap diusung sejumlah perusahaan.

Pengembangan produk next-gen yang dilakukan dua console maker raksasa bukan lagi rahasia. Dan di mulai Mei silam, Sony sempat ketahuan sedang mengutak-atik teknologi AMD. Para ahli menduga, Sony memanfaatkan teknologi Ryzen sebagai basis dari ‘PlayStation 5’. Namun ternyata bukan hanya Sony yang memafaatkan teknologi baru AMD di perangkat hiburan anyarnya.

Melalui blog resmi, AMD mengabarkan kolaborasi bersama produsen Zhongshan Subor untuk menggarap console sekaligus gaming PC bertema small-form khusus kawasan Tiongkok. Perangkat tersebut dipersenjatai system-on-chip semi-custom berbasis arsitektur Zen dan Vega. Produk ini diklaim sebagai sebuah bukti ‘bagaimana hanya AMD yang mampu mengombinasikan teknologi CPU dan GPU demi menghidangkan pengalaman gaming paling immersive‘.

Sempat didemonstrasikan di booth Subor di acara ChinaJoy, perangkat ini mengusung prosesor 4-core 8-thread Ryzen yang berlari di 3GHz, kartu grafis Radeon Vega dengan 24-compute unit berkecepatan 1,3GHz, juga dibekali interface GDDR5 256-bit dan memori GDDR5 8GB di motherboard-nya. Menurut perhitungan Digital Foundry, kinerja grafis console tersebut boleh dikatakan setara PlayStation 4 Pro, tetapi performa CPU-nya jelas lebih baik.

Tak seperti Raven Bridge, prosesor baru di sana disambungkan langsung ke GDDR5 8GB seperti PlayStation 4 dan versi Pro-nya. Dengan begini, bandwidth memori jadi lebih besar serta menghilangkan efek bottleneck di APU AMD. Lewat dukungan GDDR5, chip console Subor punya performa dua kali lipat Raven Ridge, serta memiliki kemungkinan lebih kecil menyentuh batasan bandwidth.

Demi memastikan kegiatan gaming jadi lebih mulus, AMD turut melengkapi console bersama sejumlah teknologi esensial seperti Radeon FreeSync, Radeon Software Adrenaline Edition, hingga Rapid Packed Math yang dikembangkan bersama Ubisoft. Dalam proses pengerjaannya, AMD juga menggandeng sejumlah nama besar dalam industri eSport, salah satunya adalah Fnatic.

Zhongshan Subor berencana untuk meluncurkan produknya itu secara perdana di kawasan Tiongkok pada akhir bulan ini. Dari penjelasan AMD, tampaknya produsen akan melepas dua varian: terdiri dari PC dan perangkat dengan sistem operasi custom. Keduanya mempunyai konfigurasi hardware serupa, tapi versi ber-OS custom baru akan menyusul di akhir 2018.

Dhyana, Prosesor x86 AMD Zen dari Tiongkok

Selama ini, kita mengenal beberapa perusahaan yang memiliki lisensi x86, seperti IBM, Intel, AMD, dan VIA. Dengan pertarungan “berdarah” selama beberapa tahun membuat Intel merajai pasar prosesor x86 dan diikuti oleh AMD. VIA sendiri saat ini ternyata masih membuat prosesor, walaupun tidak semasif Intel dan AMD.

Babak baru dilanjutkan oleh AMD dengan memamerkan arsitektur Zen dua tahun lalu. Arsitektur ini yang sampai saat ini digunakan untuk membuat prosesor terbaru mereka Ryzen. Nah, ternyata pada saat yang sama, AMD juga menjalin kerjasama dengan Tianjin Haiguang untuk mendirikan perusahaan patungan untuk mengembangkan prosesor. Saham AMD pun menjadi meningkat pada saat ini.

Setelah dua tahun tidak terdengar mengenai kerjasama kedua perusahaan ini, ternyata terkuak sesuatu mengenai kedua perusahaan ini dari sebuah kernel di Linux. Pada kernel tersebut, ada prosesor terbaru bernama Dhyana dari perusahaan Hygon.

Hygon sendiri merupakan perusahaan patungan yang didirikan oleh AMD dan Tianjin Haiguang dengan nama Chengdu Haiguang Integrated Circuit Design Co., Ltd. AMD memiliki saham 30% pada Hygon dan Tianjin Haiguang memiliki sisanya.

Bagaimana lisensi x86-nya?

AMD

Seperti yang disebutkan di atas, AMD juga memiliki lisensi x86 dan boleh memproduksi serta menjual prosesor dengan arsitektur tersebut. Hal ini juga termasuk perusahaan yang dimiliki oleh AMD.

AMD sendiri tidak boleh mentransfer lisensi x86 ke perusahaan pihak ketiga. Akan tetapi, AMD hanya memiliki saham 30% saja pada Hygon. Lalu bagaimana cara Hygon agar tidak melanggar lisensi x86 tersebut?

AMD dan Tianjin Haiguang juga mendirikan perusahaan patungan dengan nama Haiguang Microelectronics Co. Ltd. atau HMC. AMD saat ini memegang 51% saham dan Tianjin Haiguang memiliki 49%.

HMC pun memiliki lisensi x86 karena perusahaan tersebut dimiliki secara mayoritas oleh AMD. Hal ini tentunya tidak melanggar perjanjian lisensi x86 antara AMD dengan Intel. HMC akan memproduksi prosesor x86 tersebut.

HMC lalu melisensikan hak cipta x86 kepada Hygon. Hygon lalu melakukan desain prosesor x86 tersebut, lalu menjual desainnya kembali ke HMC. Hal ini dilakukan agar desain prosesor tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar Cina.

HMC lalu menyewa pabrik yang ada seperti TSMC, lalu mengembalikan chip-chip tersebut kepada Hygon. Hygon lah setelah itu yang menjual prosesor Dhyana. Produk ini sendiri hanya dapat dijual di Tiongkok saja.

Lalu, apa itu Dhyana?

Pada saat nama dari prosesor ini terkuak pada kernel Linux, terlihat bahwa Dhyana memiliki family number 17h. Padahal, prosesor Zen memiliki family number 18h. Hal ini tentunya memiliki hubungan yang dekat.

AMD sendiri mengatakan bahwa mereka tidak menjual desain chipset-nya, tetapi membiarkan Hygon mendesain prosesor mereka sendiri. Untuk arsitekturnya sendiri, Dhyana memiliki kemiripan dengan EPYC. Hal ini berarti bahwa Hygon akan menjual prosesor tersebut untuk kebutuhan pasar server di Tiongkok.

Uniknya, para pemakai Linux sendiri melakukan porting menggunakan kode dari EPYC untuk menjalankan Dhyana. Hasilnya, Dhyana pun dapat berjalan dengan baik dan juga dapat menjalankan patch yang ditujukan untuk EPYC. Bisa jadi, kedua prosesor tersebut hanya memiliki sangat sedikit perbedaan.

Pada tahun 2015 lalu, pemerintahan Obama memblokir Intel untuk berjualan prosesor Xeon ke Tiongkok. Hal tersebut dikarenakan Amerika khawatir Xeon akan menggerakkan program nuklir Tiongkok. Amerika juga telah melakukan langkah agar Tiongkok juga tidak memiliki pengetahuan mengenai pembuatan chip.

Pada saat itu juga, terjadi spekulasi mengenai hal yang sama akan melebar ke perusahaan lainnya. Benar saja, saat ini ZTE dan Huawei memiliki nasib yang kurang lebih sama di Amerika.

Dengan kerjasama AMD dan Tianjin Haiguang, tentu saja membuat banyak pihak terkejut. Pasalnya, Intel dilarang untuk bekerjasama dengan Tiongkok, namun AMD bisa melakukan hal tersebut. Tentunya, hal ini bisa jadi tidak terlepas dari upaya AMD untuk mendapatkan investasi dalam memperpanjang bisnis mereka di pasar teknologi.

Sumber: Tomshardware, Gambar: Tomshardware, Pixabay.

Acer dan AMD Perkenalkan ‘Kembali’ 2 Laptop Berperforma Tinggi Terjangkau Bersenjata Ryzen

Kompensasi dari semakin ramping dan meningkatnya performa perangkat komputasi portable adalah melonjaknya harga, tapi AMD sudah lama menjadi ‘andalan’ konsumen yang menginginkan produk canggih tanpa mengorbankan seluruh isi kantong mereka. Di tahun ini, AMD berkolaborasi bersama Acer dalam meramu dua perangkat menarik.

Melalui acara pers yang dilangsungkan kemarin, perusahaan semikonduktor Amerika dan produsen PC asal Taiwan itu kembali memperkenalkan dua produk andalan di kelas entry-level serta menengah, yaitu Aspire 3 dan Swift 3 bersenjata accelerated processing unit Ryzen. Kata ‘kembali’ perlu diperhatikan karena sebetulnya device-device ini telah resmi dipasarkan di Indonesia sejak beberapa bulan silam.

Acer AMD 15

Melihat kolaborasi kedua brand, Acer merupakan salah satu perusahaan yang paling antusias mengadopsi chip AMD ke lineup produk mereka. Mungkin Anda masih ingat, di tahun 2016, Acer menjadi brand pertama yang membawa APU Bristol Ridge ke tanah air. Hubungan baik kedua perusahaan diteruskan hingga hari ini.

Acer AMD 14

 

Aspire 3 Ryzen Series

Dari sejak diperkenalkan pada tahun 1999, keluarga Aspire telah mengalami sedikit perubahan dalam penyajiannya. Dahulu, Aspire ditargetkan pada pengguna ‘casual‘ sembari dijajakan di harga terjangkau. Namun dengan semakin pahamnya konsumen terhadap teknologi hardware PC, Acer mulai memberikan mereka kemudahan untuk meng-upgrade RAM serta menambah medium penyimpanan.

Acer AMD 7

Aspire 3 menyajikan layar seluas 15,6-inci (ada opsi HD ataupun full-HD), yang disematkan pada tubuh berkonstruksi plastik hitam. Buka lid, dan Anda akan disuguhkan penampilan familier, termasuk keyboard dengan numpad yang khas. Tapi bagian istimewa dari laptop ini terletak pada sisi bawahnya. Di sana ada dua pintu kompartemen storage dan RAM. Dengan menambahkan SSD, waktu booting sistem hanya akan berlangsung beberapa detik saja.

Acer AMD 8

Acer AMD 9

Aspire 3 Ryzen Series menyajikan tidak kurang dari enam pilihan komposisi hardware berbeda. Acer mengklaim bahwa mereka merupakan satu-satunya brand yang menawarkan laptop berprosesor AMD paling lengkap di Indonesia. Berikut opsinya:

  • Ryzen 3 2200U dan Radeon Vega 3
  • Ryzen 3 2200U dan Radeon 535 2GB
  • Ryzen 5 2500U dan Radeon Vega 8
  • Ryzen 5 2500U dan Radeon 535 2GB
  • Ryzen 7 2700U dan Radeon Vega 10
  • Ryzen 7 2700U dan Radeon 535 2GB

Acer AMD 11

Acer AMD 10

Dalam sesi demonstrasi, varian paling dasar dari Aspire 3 tetap sanggup menjalankan permainan Grand Theft Auto V di 720p dengan setting grafis default secara cukup lancar. Tim AMD yakin, Aspire 3 tidak akan kesulitan jika hanya ditugaskan buat menangani game-game eSport populer.

 

 

Swift 3 Ryzen Series

Intel memang berjasa mempopulerkan istilah ultrabook, namun tak berarti AMD tidak sanggup menawarkan laptop-laptop berdesain ultra-tipis. Dengan ketebalan kurang dari 1,9cm, Swift 3 Ryzen siap menjadi rekan Anda buat bekerja maupun menghibur diri, dibantu oleh layar 15,6-inci full-HD. Struktur tubuhnya terbuat dari logam, lalu Acer tak lupa membekalinya bersama konektivitas fisik yang lengkap serta sensor sidik jari.

Acer AMD 1

Daya tahan baterai juga menjadi aspek unggulan di Swift 3 Ryzen. Acer menjanjikan waktu pemakaian hingga 10 jam tanpa perlu menyambungkannya ke sumber listrik. Dan dalam mendukung aspek produktivitas, produsen tak lupa membekali keyboard dengan numpad (seperti Aspire 3) dan sistem pencahayaan backlight putih. Selanjutnya, sensor fingerprint di sebelah kanan palm rest dapat dijadikan akses cepat meng-unlock PC. Satu hal lagi: bagian layar telah dilapisi Acer Bluelight Shield untuk menyaring emisi sinar biru sehingga mata tidak cepat terasa lelah jika pekerjaan menuntut Anda untuk berkutat di depan laptop sepanjang hari.

Acer AMD 2

Acer AMD 3

Prosesor AMD Ryzen yang tersemat di dalam laptop ini menjanjikan peningkatan performa CPU dan GPU masing-masing 200 persen serta 128 persen dibanding teknologi AMD generasi sebelumnya. Konsumsi tenaga juga lebih efisien, kabarnya mampu menghemat sampai 58 persen pemakaian energi dari sang pendahulu.

Acer AMD 4

Tersedia dua pilihan Swift 3 Ryzen, yakni varian dengan Ryzen 5 2200U, Radeon Vega 8, dan penyimpanan HDD 1TB; serta tipe berbekal Ryzen 7 2700U, Radeon Vega 10, dan storage berbasis SSD 128 plus HDD 1TB. Kedua model ini menyimpan RAM DDR4 sebesar 8GB.

Acer AMD 5

Acer AMD 6

 

Harga

Seperti yang saya jelaskan sebelumnya, kedua laptop ini sudah bisa Anda miliki. Aspire 3 dijajakan dari mulai harga Rp 5,9 juta sampai Rp 11 juta buat varian Ryzen 7 plus Radeon 535 2GB; lalu dua versi Swift 3 dibanderol di harga Rp 9,6 juta dan Rp 12,5 juta.

Acer AMD 13

Yang Sudah Diketahui Mengenai Xbox ‘Project Scarlet’

Dengan waktu peluncuran PlayStation 4 dan Xbox One yang berdekatan, dua console current-gen tersebut mempunyai usia serupa. Dan sejak tahun ini, mereka boleh dibilang telah memasuki fase akhir siklus hidupnya. Dan dari laporan sejumlah sumber serta pengakuan langsung produsennya, baik Microsoft dan Sony diketahui telah memulai penggarapan console next-gen.

Meski Xbox One X baru dilepas tujuh bulan silam, bos Xbox Phil Spencer mengonfirmasi proyek bernama Xbox Scarlet. Di ajang E3 2018 kemarin, Spencer mengabarkan bahwa timnya tengah membangun arsitektur sistem tersebut, walaupun ia tidak memberikan detail lebih lanjut. Kabar baiknya, beberapa pakar dan pengamat di industri dengan sedang hati memberikan pandangan serta prediksi mereka.

Namun sebelum mengulas perkiraan-perkiraan itu, mari kita membahas hal-hal yang pasti lebih dulu. Dalam wawancara bersama Giant Bomb, Spencer mengungkapkan dua aspek yang menjadi fokus Microsoft dalam pengerjaan Project Scarlet. Pertama adalah frame rate, dan kedua ialah waktu loading permainan.

Dibanding kemampuan GPU dan CPU PC saat ini, bos Xbox mengaku performa console current-gen tertinggal cukup jauh. Dengan begini, kita boleh berharap agar resolusi 1080p di 60-frame rate per detik menjadi standar minimal penyajian game di console Xbox next-gen.

Microsoft juga belum berkomentar soal komposisi hardware Project Scarlet, tapi ada kemungkinan mereka memanfaatkan chip semi-kustom AMD sebagai otak dari console. Sony yang menjadi kompetitor utama Microsoft kabarnya berkolaborasi langsung bersama AMD dalam pengembangan arsitektur Navi, dan boleh jadi akan membekali PlayStation ‘5’ dengan kartu grafis discrete. Pertanyaannya, apakah Microsoft melakukan pendekatan serupa?

Tapi berbeda dari rivalnya itu, sepertinya Microsoft belum punya rencana untuk membenamkan fungsi cross reality ke sistem anyarnya. Berbicara pada Games Industry, sang produsen bilang mereka tidak memiliki agenda spesifik buat menyajikan konten virtual ataupun augmented reality di Xbox – tidak aneh karena divisi Microsoft lain telah difokuskan pada Windows Mixed Reality.

Berbicara soal aksesori dan periferal tambahan: jika upaya Microsoft menghadirkan dukungan keyboard dan mousethird-party di Xbox berjalan mulus, ada peluang mereka akan menurunkan kemampuan tersebut ke Project Scarlet.

Seperti PlayStation ‘5’, belum diketahui kapan tepatnya Xbox Scarlet akan dilepas. Menakar dari siklus hidup console terdahulu, Project Scarlet mungkin akan tiba paling cepat di tahun 2020 atau tak jauh dari pelepasan global PS5.

Via TweakTown, tambahan: T3.

MSI Ajak Anda Persenjatai PC Dengan Kartu Grafis dan Gaming Gear Mutakhir

Pengunjung Computex 2018 kembali menjadi saksi persaingan panas dua produsen chip ternama. Di hari Selasa, Intel mengungkap prosesor 28-core 8086K yang sanggup berlari di 5GHz; lalu sehari sesudahnya, AMD mengumumkan Threadripper 2, prosesor dengan 32-core dan 64-thread. Namun di segmen grafis, Nvidia malah belum menyingkap GPU ‘Turing’ yang begitu dinanti-nanti.

Sebagai salah satu pemain utama di bidang penyediaan GPU, produk-produk ‘current-gen‘ MSI masih menjadi andalan mereka di Computex Taipei 2018. Di sana, produsen memamerkan GeForce GTX 1080 Ti Gaming X Trio serta deretan GTX 1070 Ti custom yang diungkap perdana di bulan Oktober silam. Kemudian buat memperkuat lineup ‘kubu merah’, MSI menjagokan seri baru berbasis chipset AMD Polaris: Radeon RX Mech.

MSI2 14

 

Kartu grafis

GeForce GTX 1080 Ti Gaming X Trio merupakan kartu grafis Nvidia top-end ciptaan MSI. Kata ‘trio’ merepresentasikan penggunaan desain kipas Tri-Frozr yang sudah disempurnakan serta sistem pencahayaan RGB Mystic Light di tiga zona berbeda. Tri-Frozr memiliki sepasang dua kipas berdiameter 10cm dan sebuah kipas Torx 2.0 9cm buat menghasilkan aliran udara lebih kencang. Produsen juga mengimplementasikan dua SuperPipes 8mm agar proses transfer panas ke bagian sirip berjalan lebih cepat.

MSI2 15

MSI GeForce GTX 1070 Ti Titanium 8G dan GTX 1070 Ti GAMING 8G sendiri dipersenjatai pendingin Twin Frozer VI sehingga core bisa berlari di kecepatan lebih tinggi secara stabil. Tersedia pula GeForce GTX 1070 Ti ‘Duke’ yang dilengkapi tiga fan raksasa, GeForce GTX 1070 Ti Armor 8G dengan warna hitam-putihnya dan sistem pendingin Twin Frozr V, serta GeForce GTX 1070 Ti AERO 8G yang mengandalkan kipas radial.

MSI2 16

MSI2 17

Seri Radeon RX Mech, salah satunya Radeon RX580 MECH 2 8G OC, ialah alternatif jika Anda lebih memfavoritkan chip grafis racikan AMD. Agar tidak kalah saing dari GPU ‘si hijau’, MSI memanfaatkan rancangan PCB custom yang dipadu komponen-komponen Military Class 4 serta teknologi pengendali aliran udara dan pipa thermal SuperSU. Semua ini dikemas dalam desain merah-hitam garang yang turut dihias LED RGB.

MSI2 18

 

Gaming gear

Computex 2018 juga menjadi panggung bagi MSI dalam memperluas pengaruhnya di ranah gaming gear. Di pameran IT tahunan terbesar di Asia itu, produsen memamerkan keyboard Vigor GK80 dan varian tenkeyless-nya, Vigor GK70; headset Immerse GH70 serta GH60 (varian wired); serta mouse Clutch GM70 dan GM60 (merupakan model berkonektivitas kabel).

MSI2 6

MSI2 8

Vigor GK80 dan GK70 mempunyai karakteristik serta fitur hampir serupa. Perbedaan mereka hanya terletak di layout tombol dan pada penerapan LED RGB Mystic Light. Anda ditawarkan opsi switch mekanis Cherry MX Red atau Silver Speed, tubuh berkonstruksi aluminium, kemampuan anti-ghosting N-Key Rollover, empat keycap logam premium serta tambahan 12 keycap karet dengan permukaan anti-slip.

MSI2 9

MSI2 7

Model Vigor GK80 dilengkapi oleh wrist rest berpermukaan karet terpisah. Di bagian bawahnya terdapat celah untuk menempatkan keycap-keycap tambahan sehingga tidak gampang tercecer dan memudahkan kita buat menggantinya.

MSI2 12

MSI2 13

Dan untuk pertama kalinya, MSI memperkenalkan mouse gaming Clutch GM50 di computex 2018. Clutch GM50 mengisi celah antara varian GM40 dengan Clutch GM70/60 yang menjadi model high-end sang produsen. Berbeda dari para pendahulunya yang memanfaatkan rancangan ambidextrous, Clutch GM50 mengusung arahan desain ergonomis, ideal digenggam oleh tangan kanan.

MSI2 10

MSI2 11

Sang produsen hardware gaming Taiwan itu belum mengungkap secara rinci kapabilitasnya, namun saya menerka spesifikasi Clutch GM50 berada di atas GM40. Selain itu, mouse juga telah dihias oleh sistem pencahayaan RGB Mystic Light yang bisa disinkronkan dengan periferal gaming lain; lalu tersambung ke PC melalui kabel braided.

Mayoritas produk yang MSI pamerkan tersebut sudah dipasarkan, kecuali sejumlah perangkat yang melangsungkan debutnya di Computex 2018 seperti Clutch GM50. Biasanya, perilisan resmi produk MSI ditandai dengan dipublikasikannya rilis pers. Tebakan saya, semua komponen dan periferal tersebut akan segera tersedia sebelum tahun 2018 berakhir.

Perang Jumlah Core Prosesor Antara Intel dan AMD Terus Berlanjut

Saya yakin semua pembaca tahu bahwa Intel dan AMD memiliki rivalitas abadi dalam mendominasi pasar prosesor komputer. Intel sempat berada di atas angin selama beberapa tahun sebelum AMD mengungkap lini prosesor Ryzen. Pasca Ryzen, kedudukan di antara keduanya jadi tidak setimpang sebelumnya.

Karena sudah merasa mampu untuk kembali menyaingi Intel, AMD pun mulai unjuk gigi lewat ajang banyak-banyakan jumlah core menjelang event Computex tahun lalu. Ketika itu mereka mengungkap Ryzen Threadripper dengan spesifikasi monster: 16-core dan 32-thread, dalam satu keping prosesor.

Intel otomatis langsung kebakaran jenggot, dan tanpa berlama-lama, mereka melancarkan serangan balik lewat prosesor Core i9-7980XE yang mengemas 18-core dan 36-thread. Dari situ perang jumlah core, atau mungkin istilah lebih kerennya, “Core Wars”, pun resmi dimulai.

AMD Threadripper 2

Perang tersebut terus berlanjut di Computex tahun ini. Kali ini ganti Intel yang memprovokasi dengan mengumumkan prosesor 28-core yang belum bernama, yang rencananya bakal diluncurkan ke pasaran pada kuartal keempat tahun ini juga.

Kalau tahun lalu Intel butuh waktu dua minggu untuk membalas, kali ini AMD hanya perlu hitungan jam untuk menyerang balik. Mereka langsung mengumumkan Threadripper 2 dengan total 32-core dan 64-thread (2x lipat generasi pertamanya), dan jadwal peluncurannya malah lebih cepat daripada Intel: perkiraan di kuartal ketiga tahun ini, dan ada juga yang merumorkan di bulan Agustus nanti.

Namun seperti yang kita tahu, jumlah core bukanlah cerita sepenuhnya. Intel, meskipun kalah perihal jumlah core, mengklaim prosesor barunya itu dapat berjalan di kecepatan 5 GHz pada seluruh intinya. AMD di sisi lain menyebut Threadripper 2 punya boost clock 3,4 GHz, meski ini masih belum dipastikan.

Lalu apa artinya ini bagi para konsumen? Saya pribadi tidak mau terlalu ambil pusing, sebab kedua prosesor sinting ini tidak ditujukan kepada mayoritas, bahkan gamer yang paling hardcore pun sejatinya tidak memerlukannya untuk bisa memenuhi kebutuhannya.

Core i7-8086K (kanan) bersebelahan dengan prosesor Intel 8086 orisinil (kiri) / Intel
Core i7-8086K (kanan) bersebelahan dengan prosesor Intel 8086 orisinil (kiri) / Intel

Yang lebih menarik buat saya justru adalah pengumuman lain dari Intel terkait prosesor bernama Core i7-8086K. Intel merancangnya dalam rangka merayakan ulang tahun ke-40 prosesor Intel 8086, yang memulai tren arsitektur prosesor x86 yang masih digunakan hingga saat ini.

Keistimewaan Core i7-8086K adalah kecepatannya. Meski sama-sama berarsitektur Coffee Lake dan memiliki 6-core dan 12-thread seperti Core i7-8700K, base clock-nya berada di angka 4 GHz, sedangkan boost clock-nya malah mencapai 5 GHz. Ini tanpa di-overclock, dan karena ada label “K” di namanya, berarti ia bisa dengan mudah ditambah lagi kecepatannya.

Kendalanya cuma satu: prosesor ini merupakan edisi terbatas, dan hanya akan diproduksi sebanyak 50.000 unit. Harganya mungkin berada di kisaran $425. Intel juga mengadakan giveaway prosesor ini sebanyak 8.086 unit, tapi sayang hanya untuk konsumen di negara tertentu saja, dan Indonesia tidak termasuk salah satunya.

Sumber: AnandTech 1, 2, 3.

Dukung Produktivitas dan Gaming, MSI Pamerkan Deretan Motherboard Andalan di Computex 2018

Sebelum dikenal sebagai produsen hardware gaming yang menyediakan beragam varian desktop, laptop dan periferal PC, MSI memulai kiprahnya dengan memproduksi motherboard. 30 tahun lebih setelah ia berdiri, penyediaan komponen ini tetap menjadi jantung dari bisnis mereka. Dan Anda akan selalu menyaksikan inkarnasi unik motherboard MSI di Computex.

Dalam mempersembahkan produk motherboard di pameran IT terbesar di Asia tahun ini, sang perusahaan asal Taiwan itu kembali mengusung slogan ‘do more with cores‘. Maksudnya ialah, dukungan terhadap lebih banyak core bisa mendongkrak produktivitas Anda. Buat merealisasikan visi itu, MSI mengerahkan tim riset dan pengembangannya untuk memastikan konsumen memperoleh pengalaman penggunaan terbaik.

MSI2 1

Di segmen gaming, B360 Gaming Pro Carbon menjadi andalan MSI. Motherboard ini memiliki heatsink lebar dengan penampilan ala mobil balap yang dihias oleh Mystic Light. Fitur-fitur penunjang performa turut hadir di sana: Twin Turbo M.2 menyajikan gamer waktu loading dan boot sistem yang singkat, lalu kehadiran Intel Turbo USB 3.1 Gen2 memberikan Anda kecepatan transfer data super-cepat via USB.

MSI2 10

MSI2 7

Buat kebutuhan produktif, MSI mempersembahkan X299 SLI PLUS. Motherboard ini diracik untuk para kreator konten dan profesional, sanggup menunjang prosesor 18-core berkat desain Digitall Power. Ia ditopang kapabilitas dual LAN, DDR4 Boost, Turbo M.2, M.2 Shield, teknologi Intel Optane, serta Lightning USB 3.1 Gen2. Dan demi membantu membangun workstation yang ideal, MSI turut menyiapkan M.2 XPANDER-AERO – menambahkan dukungan empat M.2 dan Thunderbolt M3.

MSI2 3

MSI2 2

Selain itu, MSI mengumumkan bahwa motherboard Z370, H370, B360 dan H310 siap mendukung penuh Intel Core i7 8086K. Para pengguna bisa segera merasakan kecanggihan prosesor ini tanpa perlu meng-update BIOS. Core i7 8086K ialah prosesor enam-core dengan kecepatan dasar di 4GHz. Laju frekuensinya bisa ditingkatkan lagi ke 5GHz melalui Intel Turbo Boost – berguna bagi gamer yang menginginkan performa tinggi.

MSI2 5

Z370, H370, B360 dan H310 turut menyediakan fungsi Core Boost. Lewat fitur ini, motherboard MSI dapat menyampaikan keputusan CPU secara sangat akurat ‘tanpa distorsi’. Core Boost bukan cuma berguna untuk chip multi-core, tapi juga menciptakan kondisi ideal agar prosesor bekerja lebih optimal.

MSI2 4

MSI2 6

Dan demi memaksimalkan kinerja prosesor dengan core lebih banyak tersebut serta memastikannya berlari stabil di kecepatan penuh, MSI memperlebar PWM (Pulse Width Modulation) dan memperbarui desain sirkuit. Rancangan baru ini diimplementasikan untuk meminimalisir masalah temperatur, dan menjaga suhu motherboard tetap rendah.

MSI2 8

Pembaruan BIOS juga diterapkan pada motherboard AMD AM4. Model MSI A320M, B30, B30M, X370 dan X470 telah siap ‘berkolaborasi’ bersama prosesor AMD Ryzen generasi kedua. Update tersebut sudah disertai pembaruan pada sistem keamanan.

MSI2 9