FixcoMart Hadirkan Layanan E-commerce untuk Peralatan Perkakas Teknik dan Industri

Pesatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia dan kemajuan di bidang otomotif menyebabkan kebutuhan akan peralatan perkakas teknik dan industri yang sangat tinggi setiap tahunnya. Selain itu, banyaknya kebutuhan dari sisi perusahaan, yakni sistem pembelian oleh purchasing, approval dari atasan, riwayat pembelian, dan harga yang transparan, menjadikan alasan yang kuat FixcoMart, layanan e-commerce khusus untuk produk-produk MRO/perkakas seperti handtools, powertools, lubricant, mesin, otomotif, safety, bangunan didirikan.

“Diharapkan kehadiran FixcoMart sebagai layanan lengkap untuk perusahaan dan kalangan individual, bisa menjawab kebutuhan akan pasar yang sangat luas terutama dalam bisnis online serta transparansi purchasing di perusahaan,” kata Managing Director FixcoMart Iwan Kesuma Kepada DailySocial.

Dalam kesempatan ini, FixcoMart mengumumkan perolehan pendanaan Seri A yang diklaim senilai 7 digit (dalam US$). Tidak disebutkan siapa investor yang terlibat dalam pendanaan kali ini, namun dana segar yang diperoleh akan digunakan untuk mengembangkan bisnis, memperluas jaringan mitra ke seluruh pelosok Indonesia, menambah pegawai dan memperkuat sistem di situs perusahaan.

“Kami juga berencana akan membuat aplikasi mobile, serta penggunaan gedung baru yang lebih luas. Selain itu, tidak menutup kemungkinan Fixcomart akan memperluas kategori barang selain bidang yang ada saat ini,” kata Iwan.

Saat ini FixcoMart telah memiliki ribuan pengguna aktif yang diklaim jumlah tersebut terus bertambah. Terkait dengan mitra, FixcoMart telah menjangkau mitra di seluruh Indonesia serta memiliki kerjasama telah dijalin sebelumnya.

Cara mudah pembelian produk di FixcoMart

Pengguna bisa langsung melakukan pembelian melalui FixcoMart jika barang memang ready stock. Jika barang belum tersedia, pengguna dapat membuat quotation pada fitur request for quotation. Jika pengguna merupakan konsumen korporasi, mereka dapat memanfaatkan fitur-fitur seperti approval oleh atasan, deposit uang dan riwayat pembelian (transaction history) saat bertransaksi di FixcoMart.

“Setelah pembayaran dilakukan, produk-produk yang dipesan akan dikirimkan melalui jaringan ekspedisi yang ada ke seluruh Indonesia bahkan keluar negeri dengan packaging yang rapi serta aman,” kata Iwan.

Untuk proses pengiriman barang dengan kelengkapan, Fixcomart didukung oleh ekspedisi dari JNE, TIKI, J&T, Wahana, Pos Indonesia, Deliveree, Ninja Express, Go-Send, Grab Express, REX, RPX, Fedex, dan DHL.

“Dalam hal pembayaran FixcoMart juga menawarkan pilihan pembayaran seperti, transfer bank, cicilan 0%, cicilan tanpa kartu kredit, kartu kredit. Kedepannya pengguna juga dapat melakukan pembayaran melalui minimarket, GO-PAY, OVO, dan lainnya.

Iwan melanjutkan, FixcoMart juga tersedia di berbagai marketplace di Indonesia untuk memudahkan pembeli terutama end users. Di antaranya adalah Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Lazada, Elevenia, Blanja. Sementara itu strategi monetisasi yang dilakukan berupa penjualan produk, kemitraan yang saling menguntungkan, dan juga beriklan di situs serta media sosial.

Target FixcoMart

Sebagai layanan e-commerce spesialis produk perkakas dan teknik untuk industri hingga individu, FixcoMart masih memiliki target yang ingin dicapai. Di antaranya adalah, menghadirkan varian kategori produk lainnya dan memperluas jangkauan kebutuhan akan pasar di Indonesia.

“FixcoMart akan menjadi layanan e-commerce spesialis teknik terdepan dan terbesar di Indonesia dengan market B2C (individu) dan B2B (korporasi) yang terus dipercaya banyak end users maupun perusahaan-perusahaan untuk berbelanja kebutuhan mereka,” tutup Iwan.

Laporan DailySocial: Lanskap B2B E-commerce di Indonesia

E-commerce menjadi salah satu segmen bisnis digital yang telah terbukti tumbuh subur di Indonesia. Model bisnis yang populer diterapkan ialah B2C (Business-to-Consumer) dan C2C (Consumer-to-Consumer). Sesungguhnya ada potensi lain yang dapat digarap dengan platform e-commerce, yakni B2B (Business-to-Business), menyasar korporasi, UKM, dan pelaku usaha lainnya. Untuk menjangkau pangsa pasar bisnis, dibutuhkan banyak improvisasi di sisi layanan, salah satunya menerapkan e-procurement. Sejauh ini sudah ada beberapa pemain B2B commerce yang mencoba menggarap pasar Indonesia. Mereka beradu tangkas memperebutkan potensi pasar B2B yang masih tergolong “hijau”.

Untuk melihat sejauh mana pangsa pasar B2B commerce di Indonesia dan menelusuri pemahaman masyarakat tentang ketersediaan platform tersebut, DailySocial mencoba melakukan riset untuk topik terkait. Riset ini fokus mendalami kondisi pasar yang ada dan karakteristik platform B2B commerce yang sudah beroperasi di Indonesia.

Dalam laporan ini, DailySocial jmenyertakan hasil survei yang digagas bersama Jakpat Mobile Survey Platform, mengobservasi pemahaman responden tentang platform B2B commerce.

Beberapa poin yang dibahas dalam laporan ini:

  1. Potensi pangsa pasar B2B di Indonesia, melihat tren pertumbuhan global.
  2. Pemahaman masyarakat tentang B2B commerce.
  3. Karakteristik dan ragam fitur B2B commerce yang telah beroperasi.

Untuk pemaparan yang lebih detail, silakan unduh laporan riset bertajuk “A Study of B2B Commerce Services in Indonesia 2018″ secara gratis di sini.

Fokus Goalkes Hadirkan Marketplace Alat Kesehatan

Gencarnya program pemerintah melancarkan sistem e-Tendering dan e-Katalog (LKPP) dimanfaatkan layanan e-commerce B2B untuk menyediakan kebutuhan peralatan kantor hingga alat kesehatan (alkes). Salah satu startup yang mencoba untuk menghadirkan layanan tersebut adalah Goalkes.

Kepada DailySocial CEO Goalkes Billiardo Simamora mengungkapkan, layanannya tercetus karena penghapusan sistem lelang langsung pemerintah terhadap alat kesehatan dan menggantinya dengan sistem pembelian langsung via katalog elektronik (e-katalog) yang dijalankan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Hal tersebut merujuk kepada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pengadaan Obat Berdasarkan Katalog Elektronik (e-catalogue).

Selama ini, menurut Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Binfar Alkes) Kemenkes RI, dra. Maura Linda Sitanggang, Apt, PhD, pengadaan barang dan jasa melalui tender seringkali bermasalah. Selain membutuhkan waktu lama, pengadaan lewat tender juga sangat rawan korupsi.

“Sekitar 45% dari pengadaan barang dan jasa melalui tender seringkali bermasalah. Tender juga memiliki risiko korupsi yang tinggi. Untuk itu Goalkes hadir untuk mendukung keterbukaan pemerintah terhadap terwujudnya proses pengadaan barang dan jasa yang lebih sehat dan transparan,” kata Billiardo.

Goalkes menawarkan beragam kategori pilihan untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan, mulai dari Gas Medis, Peralatan Gigi, Alat Kesehatan, Kebutuhan Ruang Operasi, Interior Rumah Sakit dan Klinik, serta Jasa Instalasi Rumah sakit.

Memudahkan pembelian alat kesehatan secara online

Kehadiran Goalkes diharapkan bisa memudahkan konsumen yang memiliki kebutuhan terhadap alat-alat kesehatan. Mereka tidak lagi kesulitan mencari produk alat kesehatan yang dibutuhkan melalui marketplace umum.

Di sisi lain, pihak penjual/distributor/supplier alat kesehatan tidak agi kesulitan mencari marketplace yang dapat membantu mereka untuk memasarkan produk alat kesehatan mereka secara khusus.

“Sejak didirikan pada tahun 2016 hingga saat ini, kami telah memiliki kurang lebih 130 mitra dan sekitar 91 pengguna aktif yang mengunjungi situs Goalkes,” kata Billiardo.

Mitra-mitra tersebut adalah distributor dan supplier beberapa perusahaan alat kesehatan besar di Indonesia yang bergerak dalam bidang pengadaan kebutuhan rumah sakit atau klinik, jasa instalasi dan gas medis, serta alat kesehatan.

Cara kerja Goalkes

 

Setelah melakukan pendaftaran, pelanggan bisa langsung menikmati pengalaman berbelanja alat kesehatan melalui sistem kerja Goalkes. Selain itu, pelanggan juga dapat berkomunikasi langsung dengan mitra melalui nomor telepon yang tercantum dalam situs.

“Mitra juga dapat memasarkan produk mereka dengan bergabung sebagai mitra Goalkes. Pendaftaran ini tidak dibebankan biaya apapun termasuk biaya dalam memasarkan produk alat kesehatan mereka dalam situs Goalkes. Sehingga mitra dapat mendapatkan saldo dana yang sesuai dengan harga produk mereka yang terjual,” kata Billiardo.

Selain pembayaran melalui ATM, Goalkes juga menawarkan fitur cicilan kartu kredit dengan bunga 0%, sehingga konsumen yang ingin melakukan pembelian dalam jumlah atau partai besar, seperti rumah sakit dan klinik dapat memanfaatkan fitur.

Fitur lainnya yang dimiliki Goalkes adalah fitur “ambil di tempat”. Melalui fitur ini setiap pembelanjaan langsung di toko/perusahaan mitra dapat langsung dibawa pulang, sementara ongkos kirim yang tidak dibebankan lagi dalam sistem.

Target dan rencana

Masih menjalankan bisnis secara bootstrap, Goalkes fokus dalam pengembangan situs untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para mitra dan pengguna. Untuk mengembangkan usaha, Goalkes memiliki rencana untuk melakukan penggalangan dana dari investor yang tertarik dengan sistem marketplace Goalkes, terutama dengan spesifikasi pemasaran khusus bidang alat-alat kesehatan.

“Kami percaya hal ini akan berjalan secara beriringan dengan terus dilakukannya perbaikan dan pengembangan sistem situs Goalkes,” tutup Billiardo.

Bizzy Konfirmasi Perolehan Pendanaan Pra-Seri B Senilai 115 Miliar Rupiah

Pengembang layanan e-commerce B2B Bizzy mengonfirmasi perolehan pendanaan Pra-Seri B senilai $8 juta (setara sekitar 115 miliar Rupiah), yang pertama kali dikabarkan DealStreetAsia. Pendanaan tersebut dipimpin Sinar Mas Digital Ventures (SMDV) dan beberapa investor baru dari vertikal industri berbeda — detailnya masih enggan diungkapkan pihak Bizzy.

Rencananya dana yang diperoleh akan dialokasikan untuk perekrutan talenta guna mendukung pengembangan solusi B2B yang terintegrasi dari hulu ke hilir, yakni berupa platform e-marketplace, e-procurement, e-distribution dan e-logistics.

“Pendanaan ini mampu menunjukkan besarnya ketertarikan investor yang berasal dari berbagai sektor terhadap platform yang sedang kami bangun. Dengan pengalaman dan dukungan mereka di sektor bisnis perkebunan, manufaktur, finansial, pertambangan, properti, dan teknologi, kami lebih percaya diri menghadirkan teknologi B2B multi-sektor dari hulu ke hilir,” ujar Co-Founder & CTO Bizzy Norman Sasono kepada DailySocial.

Seiring perkembangan yang ada, Bizzy mengaku menyadari untuk menjalankan model bisnis B2B tidak cukup dengan sekadar e-commerce. Sehingga dalam satu tahun terakhir, Bizzy lebih banyak fokus melakukan pengembangan platform agar bisa menjadi solusi menyeluruh bagi pelanggannya.

Norman juga menceritakan, timnya baru saja selesai melakukan perombakan besar pada platform Bizzy dari sisi teknologi untuk bisa menunjang fitur yang lebih luas dari sebelumnya.

“Sekarang platform Bizzy mendukung business model kuasi-ritel dan juga marketplace, lengkap dengan e-procurement, serta integrasi dengan ERP dan sistem e-procurement internal untuk customer skala enterprise. Ke depannya platform Bizzy juga akan mendukung banyak aspek lain yang lebih luas di dunia B2B selain e-commerce,” lanjut Norman.

Kemampuan integrasi dengan ERP internal yang dimiliki perusahaan menjadi salah satu keunggulan yang menarik. Norman menceritakan, integrasi yang ditawarkan Bizzy menggunakan protokol khusus yang memang telah disepakati oleh industri e-commerce, e-distribution, dan e-logistics di dunia, sebuah protokol yang lebih spesifik dari sekedar Web API pada umumnya.

Dari sisi bisnis disampaikan, Bizzy akan memperkuat jaringan vendor lokal di kota-kota utama di Indonesia seperti Banjarmasin, Pekanbaru, Palembang, Pontianak, Surabaya, hingga Medan. Kemudian juga akan mengundang perusahaan kelas korporasi dan menengah dalam vertikal yang didukung oleh investor, yaitu bidang perkebunan, manufaktur, finansial, pertambangan, properti dan teknologi.

“Selain memperluas bisnis, ke depan tentunya kami akan memperkaya barang-barang B2B yang tersedia. Saat ini sudah ada lebih dari 100 ribu barang dalam 14 kategori utama. Dari sisi produk dan platform, Bizzy akan menambah fitur-fitur baru yang akan membuat pelanggan dan vendor pengguna untuk dapat melakukan transaksi secara lebih transparan, accountable dan efisien lagi. Aplikasi mobile juga menjadi pelengkap dalam roadmap kami setelah aplikasi web yang sekarang tersedia,” Norman menjelaskan target Bizzy di tahun ini.

Membangun Jaringan Mitra B2B Bagi Startup

Membangun startup tidak hanya menyediakan solusi bagi masyarakat luas atau individu. Produk yang dibangun juga bisa memberikan solusi untuk permasalahan bisnis atau perusahaan. Model bisnis ini sering disebut dengan model business to business (B2B). Menjalin komunikasi atau membuka jaringan dengan rekan B2B tentu butuh strategi yang berbeda dengan pendekatan yang dilakukan dengan pelanggan perorangan.

Persiapan membangun mitra B2B

Sebelum jauh melangkah untuk membangun jaringan untuk B2B, hal pertama yang bisa diperhatikan adalah mencoba mengenali lebih jauh bisnis yang sedang Anda geluti dan apa saja yang bisa memberikan dampak bagi bisnis Anda.

Pertama kali dan yang paling penting adalah mengenali bisnis lebih jauh. Hal ini lebih semacam evaluasi internal untuk mengetahui keahlian apa yang dimiliki, masalah apa saja yang bisa dipecahkan, apakah ada kemiripan dengan layanan lain, apa faktor pembeda yang dimiliki dan apa yang menjadi kelemahan bisnis.

Kedua, Anda bisa mencari tahu sektor apa yang bisa mempengaruhi bisnis Anda. Misalnya, Anda merupakan layanan di sektor logistik, menjalin kerja sama di sektor penjualan, akuntansi atau mereka yang berkaitan dengan manajemen lainnya. Dalam hal ini yang coba Anda bangun adalah kekuatan rekomendasi.

Pada dasarnya membangun hubungan apa pun bentuk dan skalanya membutuhkan komunikasi yang baik. Dalam konteks hubungan bisnis dan bisnis komunikasi tidak hanya soal bertanya kabar, atau kondisi saat ini, tetapi saling berbagi value dan tetap keep in touch dengan mengerjakan proyek bersama, meski dalam skala kecil sekali pun. Untuk itu mengklasifikasi bisnis berdasarkan solusi dan kemampuan yang ditawarkan bisa menjadi langkah awal sebelum proses identifikasi selanjutnya.

Proses identifikasi dalam membangun jaringan untuk B2B bisa dimulai dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti :

  • Perusahaan seperti apa yang Anda cari untuk bergabung dalam jaringan Anda ?
  • Apakah sudah memperhatikan expertise dan reputasi perusahaan tersebut?
  • Apa yang Anda harapkan dengan hubungan yang akan terjalin ?
  • Bagaimana hubungan yang akan dibangun memberikan dampak pada perluasan relasi Anda?

Sejatinya menjalin hubungan tidak harus memilih-milih, akan tetapi jika bisa fokus pada apa yang memberikan dampak positif bagi Anda, itu akan lebih baik. CEO GreenHouse Eco-Cleaning Saudia Davis dalam sebuah tulisan membagikan hal yang jadi fokus saat Anda mulai membangun hubungan B2B. Seperti dimulai dari hubungan kecil, mengerjakan project bersama, kolaborasi dengan keahlian masing-masing. Hal ini bisa jadi fondasi awal untuk membangun kepercayaan satu sama lain.

Tips membangun relasi B2B

Membangun relasi atau hubungan kerja merupakan hal yang bisa dipastikan. Selalu ada penyesuaian dengan keadaan masing-masing. Namun secara garis besar ada hal-hal penting yang wajib dilakukan atau setidaknya menjadi perhatian. Seperti berikut ini, beberapa hal penting yang menjadi sorotan ketika ingin menjalin relasi B2B.

ResearchSeperti dituliskan sebelumnya melakukan penelitian atau observasi itu penting bagi bisnis dalam memulai membangun relasi. Baik meneliti ke dalam, maupun ke lingkungan sekitar startup.

Jangan terburu-buru menjual. Relasi yang dibangun untuk B2B mempunyai dua tujuan konkret, demi rekomendasi ke sesama bisnis lainnya atau untuk mencari klien yang potensial. Oleh karena itu tujuan awal membangun relasi jangan terburu-buru untuk menjual, observasilah. Jadilah pendengar yang baik, cari tahu masalah yang sebenarnya mereka hadapi. Relasi seperti itu akan memberikan wawasan yang berharga.

Mencari talenta yang tepat. Dalam beberapa kondisi latar belakang founder dan profil tim startup menentukan reputasi mereka. Untuk hal satu ini, beri perhatian pada siapa yang ingin Anda ajak bergabung. Selain kemampuan, pastikan juga mereka berpengalaman.

Pembaruan Aplikasi Qontak Hadirkan Berbagai Fitur Baru

Tugas wajib startup adalah untuk terus bertumbuh, dan Qontak memperhatikan betul hal itu. Sejak datang dari Singapura dan mengejar pasar Indonesia, Qontak telah mengalami banyak penambahan produk atau fitur. Semuanya untuk bisa lebih bersaing dan diterima di pasar Indonesia. Kabar terbaru, Qontak berusaha mengubah pola tim penjualan di ranah Business to Business (B2B) dan Business to Professional dengan menyediakan solusi teknologi penjualan di Asia Tenggara.

Fitur-fitur yang sekarang ada di Qontak antara lain adalah fitur laporan dan analisis instan. Fitur ini memungkinkan perusahaan untuk menetapkan target dan membuat keputusan yang lebih strategis tanpa harus menghabiskan waktu dalam membuat laporan dan analisa secara manual. Selain itu ada juga fitur pemantauan tim sales yang meliputi pelacakan lokasi GPS, integrasi email dan telepon.

Qontak juga menghadirkan kemampuan integrasi antara CRM dengan website atau perangkat lunak lain yang digunakan dalam perusahaan. Integrasi ini dinilai dapat menciptakan proses organisasi yang lebih efisien dan lebih mudah digunakan. Juga fitur-fitur lain yang akan diterus dikembangkan untuk melengkapi fitur Qontak sebagai “yellow pages” era digital.

“Ini adalah ruang dengan perubahan cepat dan peluang BWB yang mulai bertumbuh, seiring dengan perkembangan teknologi di Indonesia. Qontak benar-benar fokus pada pengembangan teknologi berdasarkan apa yang klien kami butuhkan yang tidak dapat disediakan solusi luar dengan mudah,” terang CEO Qontak Brendan Rakphongphairoj.

Kepada DailySocial Brendan juga menjelaskan bahwa ada beberapa kendala yang ditemui untuk masuk dalam industri SaaS (Software as a Services) Indonesia. Beberapa di antaranya adalah mengenalkan solusi-solusi baru kepada mereka yang masih aktif menggunakan teknologi tradisional dan mengerti pasar lokal butuh sesuatu yang disesuaikan.

Sejauh ini Qontak disebut berhasil mendapatkan beberapa klien besar di tanah air. Seperti Telkom, Fabelio, Talenta dan beberapa lainnya. Sebagai sebuah startup Qontak tidak berhenti di titik ini. Brendan membocorkan mereka tengah menyiapkan beberapa teknologi terbaru seperti Artificial Intelligence dan akan segera melakukan penetrasi lebih jauh di pasar Indonesia.

GoHajj Tawarkan Solusi Tingkatkan Pelayanan Agen Travel Haji dan Umroh

Indonesia saat ini tercatat sebagai negara dengan jamaah haji (dan umroh) terbesar di dunia. Melihat peluang ini, layanan GoHajj hadir untuk mencoba membawa pengalaman berbeda bagi pengelola agen travel dan juga peserta umroh atau haji. GoHajj menghadirkan layanan dalam bentuk web dan aplikasi Android. Kedua diperuntukkan bagi travel agent yang ingin meningkatkan pelayanan keagenannya. Selain itu GoHajj juga menyediakan aplikasi gratis yang bisa diunduh di Google Play.

Co-founder GoHajj Satriyo Pamungkas kepada DailySocial menjelaskan, ada dua layanan yang ditawarkan GoHajj, yakni GoHajj Pro dan GoHajj Travel. Untuk GoHajj Pro, pelanggan, dalam hal ini pihak agen, akan mendapatkan paket aplikasi mobile dan web, tetapi tetap menggunakan brand GoHajj dalam semua fiturnya. Agen travel bisa mengganti konten-konten di dalamnya dan juga memasukkan banner ke aplikasi GoHajj Pro, hanya saja nama aplikasinya tidak bisa diubah.

Sedangkan untuk paket GoHajj Travel, selain dua buah platform tersebut pelanggan bisa melakukan perubahan brand dan nama aplikasi, termasuk logo dan konten. Diharapkan paket ini bisa membantu branding agen travel dengan lebih baik.

Di dalam aplikasi GoHajj disediakan beberapa fitur yang bisa memudahkan jamaah umrah, misalnya fitur kumpulan doa, tips-tips saat umrah, fitur navigasi, pengecekkan visa, penghitung Thawaf dan Sa’i, kamus sederhana, dan juga fitur SOS yang bisa digunakan untuk menghubungi rombongan ketika tersesat saat menjalankan umroh atau haji.

“Fitur yang akan sangat berguna adalah fitur SOS karena mengingat perjalanan suci ini bagi sebagian besar orang belum pernah melakukan, maka kemungkinan tersesat dan bingung arah akan banyak terjadi. [Selain itu] Fitur panduan pastilah menjadi yang utama karena buku panduan bisa tergantikan dengan smartphone yang bisa digunakan kapan saja. Dari sisi travel agent juga akan diuntungkan karena bisa menghemat biaya cetak serta kemudahan dalam menggelar proses manasik yang bisa dilakukan secara jarak jauh,” terang Satriyo.

GoHajj sudah memulai layanannya sejak delapan bulan lalu untuk versi gratis dan tiga bulan yang lalu untuk versi komersial. Teknologi yang dikembangkan GoHajj menjamin keamanan data pengguna agen travel sehingga memimalisir kebocoran data atau tertukar antara agen satu dengan yang lain.

“Saya sendiri beruntung bisa melakukan ibadah umroh sekitar satu setengah tahun yang lalu, menyusul setelah ibu serta mertua saya di tahun sebelumnya. Di situ saya melihat banyak sekali improvement yang bisa dicapai dengan menggunakan teknologi mobile app (apalagi saat ini mayoritas jamaah juga mengantongi smartphone) untuk jemaah umroh dan haji.”

“Tentunya challenge-nya adalah bahwa jamaah yang sudah senior akan membutuhkan waktu untuk belajar. Meskipun demikian, kami juga melihat pergeseran umur dari ibadah umroh, di mana kaum muda dan millennial juga meningkat secara volume. Ke depan kami optimis layanan kami akan tetap banyak digunakan,” pungkas Satriyo.

Application Information Will Show Up Here

DScussion #87: Agate dan Strateginya Mengembangkan Game Berkualitas di Indonesia

Menurunnya marketshare pengembang game lokal saat ini menjadi perhatian dari para pengembang di Indonesia. Sebagai salah satu Game Studio lokal, Agate melihat peluang pengembang game di tanah air masih sangat menjanjikan, dengan menyasar berbagai segmentasi pasar, bukan hanya B2C tapi juga B2B.

Dalam edisi DScussion terakhir di tahun 2017 ini, CEO dan Co-founder Agate Arief Widhiyasa, mengungkapkan beberapa alasan, mengapa industri game di Indonesia masih mengalami pertumbuhan yang sangat lambat, dibandingkan dengan negara lainnya.

Strengthen IoT Line, Telkomsel Launches FleetSight

Telkomsel launches fleet management solution for corporate called FleetSight, part of company’s agenda in providing internet of things (IoT)-based service in Indonesia.

FleetSight is a fleet management solution that synergizes satellite-based telematics devices (including censor) set in vehicles / moving assets. The device is supported by Telkomsel connectivity within over 95% coverage area of 2G and 3G in Indonesia

It is a result of collaboration with Sascar, a tire and mobility company. It becomes the global-scale fleet management solution provider with more than 265 thousands connected to its platform. The extras claimed to be a distinction between FleetSight with any similar solution of other companies.

The solution is expected to help the enterprise in facing any issues related to fleet operations, by minimizing risks regarding vehicle investment through improving fleet’s safety, security and productivity.

“FleetSight is a packet. It is flexible, with tools and connectivity. A managed service default, not to confuse customers. If there is something wrong, we’ll replace it. In case you want to buyback, it’s OK,” Ririek Adriannsyah, Telkomsel’s President Director, said, on Monday (11/27)

Adriansyah believed the fleet management market share is very broad. The number of vehicles (except motorcycle) reached 24 million items last year, 40% are commercial with 6% growth rate per year. Logistics and Transportation cost has reached 24% of total GDP and the highest one in Southeast Asia. It’s the story about fleet management high-demand.

Vertical solution integrated with Telkomsel’s IoT Control Center is an answer to every needs in optimizing productivity and improving safety of existing operation fleet.

FleetSight users targeted by Telkomsel are those businessman engaging in logistics and transportation. There are three clients, namely Astra Daihatsu Motor, Pamapersada Nusantara (PAMA), and Koperasi Telekomunikasi Selular (Kisel).

PAMA will use FleetSight in monitoring truck and operational vehicles to improve safety standard. Given all this, many moving assets engaging and spreading across isolated area. It makes transportation important in running business.

Daihatsu on the other hand, want efficiency for sales and operational vehicles. They already tested FleetSight for operational cars used by expat workers.

“We emphasize on after sales service, where we can monitor the impact of FleetSight usage on client’s business. On how far they get their efficiency,” Marina Kacaribu, Telkomsel IoT’s Vice President, said.

The launch of FleetSight, Kacaribu continued, is a further commitment from Telkomsel to focus on developing IoT-based solution. Previously, Telkomsel has launched IoT solution to target B2C segment, T-Drive, and T-Bike.

Strategi dan Rencana aCommerce Pasca Pendanaan Seri B

Dalam kesempatan temu media hari ini, Co-Founder & Group CEO aCommerce Paul Srivorakul mengungkapkan beberapa tren yang bakal terjadi dalam dunia e-commerce tahun 2018 mendatang. Sebagai e-commerce enabler yang secara agresif hadir di Asia Tenggara, aCommerce mengklaim Indonesia merupakan negara dengan potensi terbesar, setelah Filipina, Thailand, Singapura.

“Kami dari aCommerce ingin menunjukkan fokus kami di Indonesia dengan mendirikan dua kantor, empat gudang, dan 20 hub. Kami percaya tahun 2018 mendatang akan lebih besar lagi potensi yang bisa digali di Indonesia.”

Setelah mendapatkan pendanaan Seri B beberapa waktu lalu, fokus dari aCommerce selanjutnya adalah melakukan ekspansi ke Vietnam dan Malaysia. Sementara untuk teknologi, aCommerce akan terus menambah kemitraan serta membuka API kepada partner terkait, untuk memperluas channel aCommerce secara global.

“Dengan menerapkan cara tersebut merupakan pilihan terbaik bagi aCommerce, yaitu menambah kemitraan dengan partner lokal hingga global,” kata Paul.

Ditambahkan oleh Paul, platform teknologi yang tersentralisasi untuk brand memungkinkan klien terhubung dan mendistribusikan produk mereka melalui jaringan terintegrasi Business-to-Consumer (B2C) dan kanal Business-to-Business (B2B) dengan analisis data yang real time.

Strategi ritel multi-channel, distribusi dan marketing

Makin cepatnya pertumbuhan layanan e-commerce saat ini diprediksi pada tahun 2018 mendatang akan bertambah hingga 20%. Melihat besarnya peluang tersebut, Paul menegaskan layanan e-commerce pada umumnya dan aCommerce pada khususnya, harus sudah bisa mencermati tiga poin penting, yaitu omni-channel, retail direct to consumer, hingga merubah distributor dan wholeseller.

“Tiga hal tersebut yang saya prediksi akan memainkan peranan penting dalam layanan e-commerce di Indonesia dan secara global ke depannya. Platform aCommerce pun mencakup keseluruhan perjalanan online pelanggan, dari distribusi produk, pengumpulan data pelanggan hingga pembelian di semua kanal,” kata Paul.

Bukan hanya fokus kepada proses penjualan, namun aCommerce dengan platformnya bisa mendampingi klien untuk mendapatkan secara langsung consumer-behaviour melalui pengolahan big data. Sejak satu tahun terakhir aCommerce mengalami pertumbuhan klien sebesar 62%, membuktikan bahwa layanan menyeluruh yang dimiliki oleh aCommerce digemari oleh kalangan bisnis.

“Ke depannya kami juga berencana untuk memberikan kesempatan kepada semua klien aCommerce di berbagai negara, bisa menjual produk mereka secara global di negara aCommerce beroperasi,” kata Paul.

Disinggung tentang berapa profit dari aCommerce saat ini, Paul menegaskan ditargetkan pada kuartal pertama tahun 2019 mendatang, aCommerce akan mendapatkan profit secara global.

Pemanfaatan jalur offline bisnis

Dalam kesempatan tersebut turut hadir salah satu klien aCommerce dari Eiger Indonesia yang mengungkapkan kepuasannya selama menjadi klien dari aCommerce. Hal menarik yang disampaikan oleh Head of Ecommerce Eiger Andreant Tendo adalah perubahan mindset yang sudah harus dimiliki oleh kalangan bisnis, tidak lagi hanya mengandalkan jalur offline namun sepenuhnya kepada online. Namun demikian ketika jalur online sudah disempurnakan, harus senantiasa memperhatikan kebutuhan dari pelanggan.

“Orang Indonesia itu masih butuh kejelasan dan percakapan langsung terkait dengan rekam jejak produk yang mereka beli secara online. Jika bisnis bisa menerapkan cara yang benar dalam hal layanan pelanggan, pasti bisa berjalan dengan baik,” kata Andreant.

Dilanjutkan oleh Andreant, meskipun saat ini sebagian besar penjualan produknya dilakukan secara online, namun jalur offline masih memiliki peranan penting untuk membina komunitas, menerima feedback dan insight sekaligus sebagai customer experience saat belanja secara offline.

“Saya juga mengharapkan aCommerce bisa memperluas wilayah layanan hingga ke pelosok daerah di Indonesia. Sehingga bisa memecahkan permasalahan logistik yang masih menjadi kendala utama di Indonesia,’ kata Andreant.