Blanja Jadi Etalase Online Produk UMKM Binaan BUMN

Tak hanya menjual produk-produk BUMN di pasarprodukBUMN, pemerintah juga akan mengintegrasikan digitalisasi bisnis UMKM mitra binaan seluruh BUMN ke dalam platform e-commerce milik Telkom Group, Blanja.

Integrasi ini masih didasari oleh semangat yang sama, semangat menjual dan memperluas jangkauan produk BUMN ke seluruh Indonesia. Menteri BUMN Rini Soemarno sendiri yang meminta semua BUMN memanfaatkan platform Blanja untuk memasarkan produk UMKM binaan maupun produk / jasa masing-masing BUMN.

“Hari ini sudah ada kerja sama antara Blanja.com sebagai wadah sinergi BUMN dengan Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN untuk sektor pembayaran, Pos Indonesia untuk sektor logistik, serta dukungan finansial yang diberikan Permodalan Nasional Madani (PNM),” ujar Rini seperti dikutip dari Pikiran Rakyat.

Sementara itu CEO Telkom Group Alex J. Sinaga mengatakan bahwa Blanja merupakan etalase online seluruh produk UMKM binaan BUMN yang bisa mendorong persaingan pelaku usaha ke tingkat global. Menurutnya perlu adanya sinergi BUMN guna meningkatkan kompetensi dan daya saing pelaku usaha mikro. Integrasi ini adalah salah satu bentuknya.

Menurut Alex, digitalisasi dan sinergi UMKM melalui Blanja adalah wujud nyata implementasi visi Presiden Joko Widodo memperkuat sektor UMKM dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara digital ekonomi terbesar di ASEAN tahun 2020.

Selain itu, Alex menjelaskan sinergi juga hadir dalam bentuk pendirian Rumah Kreatif BUMN. Nantinya di sana terdapat bimbingan dan pelatihan UMKM yang direncanakan Kementerian BUMN akan hadir di 514 Kabupaten / Kota seluruh Indonesia. Telkom Group akan berperan memberikan dukungan berupa digitalisasi bisnis melalui platform Blanja.

Rumah Kreatif sendiri dicanangkan selain oleh Telkom Group bersama dengan Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Pertamina dan PLN. Hingga akhir 2016, tujuh BUMN itu akan menyelesaikan 100 unit Rumah Kreatif, termasuk satu unit di Kabupaten Manggarai Barat yang telah diresmikan dan siap dioperasikan.

Application Information Will Show Up Here

Telco dan E-commerce, Definisi Baru Telecommerce di Indonesia

Sebagai negara mobile-first dengan jumlah pengguna koneksi mobile lebih banyak dibanding penduduknya, 326 juta pengguna vs. 255 juta penduduk, para penyedia telekomunikasi Indonesia sedang berada di posisi terbaik untuk membentuk masa depan e-commerce dan mobile commerce di Indonesia.

Namun meski sektor telekomunikasi menyumbang 3,14% dari total GDP di Indonesia pada tahun 2014, menempatkan pasar mobile di Indonesia sebagai yang terbesar keempat dan masuk ke dalam 10 besar pasar 3G, bagaimanakah posisi raksasa telekomunikasi  di tengah maraknya belanja online di kawasan ini?

Kondisi masyarakat digital Indonesia 2016
Kondisi masyarakat digital Indonesia 2016

Dari telekomunikasi ke ‘telecommerce’

Secara tradisional, perusahaan telco dulunya adalah satu dari sedikit pihak yang memiliki akses langsung ke pelanggan. Namun seiring dengan booming-nya e-commerce, hal ini perlahan berubah. Sektor telekomunikasi di Indonesia didominasi oleh tiga pemain besar; Telkom, Indosat Ooredoo dan XL Axiata, yang meraup 80% dari total market share di Indonesia.

Tiga perusahaan ini pun tidak melewatkan kesempatan untuk membantu membangun sektor e-commerce di nusantara, baik melalui investasi ataupun strategic partnership. Di bawah ini adalah snapshot landscape perusahaan telco di Indonesia dan partisipasi mereka dalam membangun perusahaan telecommerce.

Telkom x eBay: Blanja.com

Dimiliki negara sebesar 52.6%, Telkom memiliki jaringan dan merupakan penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Telkomsel, subsidiary untuk penyedia layanan mobile, memiliki kontrol sebesar 46% dari total market share di Indonesia dengan lebih dari 152 juta pengguna.

Sejak tahun 2009, perusahaan ini telah menjelajah ke ruang e-commerce lokal dengan menginvestasikan $5 juta di sebuah perusahaan e-commerce bernama Plasa.com. Plasa.com kemudian berubah menjadi proyek di bawah MetraPlasa dan merger dengan Blanja.com, sebuah usaha bersama dari Telkom dan eBay yang diluncurkan pada tahun 2012.

Setelah kerjasama terjalin, eBay menyuntikkan dana sebesar $9.2 juta ke marketplace ini, memberikan eBay kepemilikan sebesar 49% dan 51% untuk Telkom. Sebagai tambahan, partnership ini juga mengizinkan merchant di Blanja bisa dengan mudah memasarkan produk mereka dalam skala global dan dengan harga yang lebih murah melalui koneksi eBay.

Sebagai tanda dari komitmen mereka untuk berpartisipasi di industri ini, bulan April lalu Telkom melalui subsidiary-nya, TelkomMetra, dan eBay menginvestasikan dana segar  sebesar $25 juta ke Blanja. Pendanaan ini akan dipimpin oleh Telkom yang akan berkontribusi sebesar 60% atau sekitar $15 juta. Blanja telah mencatatkan nilai transaksi sebesar $35 juta pada tahun 2015 dan saat ini ada di peringkat #198 untuk web traffic di Indonesia berdasarkan data dari SimilarWeb. Blanja saat ini dipimpin oleh CEO Aulio Marinto.

Namun demikian, bahkan dengan segala sumber daya tersebut di jangkauan mereka, pertumbuhan situs marketplace ini masih tertinggal jika dibandingkan dengan kompetitornya seperti Tokopedia dan Lazada. Hal ini diperkirakan juga disebabkan oleh pembatasan yang ditetapkan untuk para vendornya seperti keharusan memiliki izin resmi pemerintah untuk mendaftar di website dan larangan menjual barang second-hand.

Indosat Ooredoo: Cipika Store

Perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia ini memiliki 69.8 juta pengguna dalam database nya. Berdiri sebagai perusahaan milik negara, Indosat diakuisisi oleh perusahaan telekomunikasi asal Qatar, Ooredoo Group, pada tahun 2009 dan kemudian berubah nama menjadi Indosat Ooredoo pada tahun 2015. Saat ini pemerintah hanya memegang 14.29% saham di Indosat. Awal tahun ini, perusahaan ini juga mengumumkan kemitraan dengan IBM untuk mengembangkan dan memberikan solusi pada platform IBM, Bluemix.

Melalui anak perusahaannya, IM2, Indosat pernah meluncurkan sebuah marketplace yang disebut TokoOn pada tahun 2012. Di tahun 2014, marketplace ini kemudian berpindah ke sebuah platform e-commerce dengan nama baru, Cipika Store, yang menjual kuliner dan kerajinan lokal Indonesia. Sejak itu, beberapa kategori baru juga telah ditambahkan di marketplace ini; gaya hidup, gadget, rumah dan hiburan, buku, dan permainan. Platform ini juga memungkinkan orang untuk membeli produk grosir dengan harga lebih murah.

Situs ini berada di peringkat #4166 di Indonesia berdasarkan data SimilarWeb, tertinggal jauh dengan dua perusahaan “telecommerce” lainnya. Meskipun tidak menjual produk yang sama persis, situs ini menghadapi persaingan dari Qlapa dan KedaiKuka dalam kategori produk lokal Indonesia dan pemain seperti Lazada dan Tokopedia dalam kategori lain.

XL Axiata x SK Planet: Elevenia

XL adalah perusahaan swasta pertama di Indonesia yang menyediakan layanan telepon seluler yang awalnya merupakan sebuah perusahaan perdagangan dan jasa umum. Pada tahun 2009 perusahaan ini dibeli oleh Axiata Group dan sejak saat itu berganti nama dan logo menjadi XL Axiata. Per Maret 2016 XL Axiata memiliki 42.5 juta pengguna, turun 19% dari 52.1 juta pengguna pada Maret 2015.

Pada tahun 2013, Elevenia diluncurkan sebagai perusahaan patungan antara XL Axiata dan SK Planet, operator telekomunikasi Korea. Investasi awal yang dilakukan adalah $18.3 juta, dengan kedua perusahaan berbagi kepemilikan fifty-fifty. Dipimpin oleh James Lee sebagai CEO, total investasi yang telah dikantongi oleh marketplace ini sampai saat ini adalah $110 juta, menempatkannya sebagai salah satu dari lima startups paling didanai di Indonesia.

Sejak awal keberadaannya hampir tiga tahun yang lalu, Elevenia telah berusaha untuk membedakan dirinya dari marketplace yang lain dengan sistem poin dan rewards untuk penjual dan pembelinya. Penjual dapat menggunakan poin yang dikumpulkan untuk meningkatkan penjualan mereka dengan hal-hal seperti penempatan iklan dan memberikan diskon untuk pembeli. Elevenia juga menyediakan fasilitas edukasi untuk penjual di seksi ‘Seller Zone’ mereka.

Dibandingkan dengan perusahaan “telecommerce” yang disebutkan di atas, Elevenia memiliki kinerja terbaik sejauh ini dengan pendapatan sebesar $95 juta (1.3 triliun IDR) di tahun 2015. Situs ini ada di peringkat #21 di Indonesia dan mereka memproyeksikan potensi pertumbuhan penjualan lima kali lipat di tahun 2016.

Statistik perusahaan telecommerce di Indonesia
Statistik perusahaan telecommerce di Indonesia

Membangun ekosistem

Masuk ke ranah e-commerce hanyalah satu cara bagi para perusahaan telekomunikasi ini untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya yang ada di ujung jari mereka. Terbukti bahwa memiliki akses langsung ke pengguna tidak cukup untuk memastikan keberhasilan mereka dalam dunia ritel online.

Telco perlu memanfaatkan jaringan mereka lebih lagi untuk meningkatkan keberhasilan bisnis e-commerce mereka. Kabar terbaru tentang partisipasi MDI, modal ventura milik Telkom, dalam pendanaan terbaru bagi e-commerce-enabler aCommerce adalah salah satu cara membangun ekosistem e-commerce yang berkelanjutan.

Masih banyak perubahan yang perlu dilaksanakan agar peralihan ke  ‘telecommerce’ dapat berhasil. Mengingat pasar yang ditargetkan Cipika Store adalah niche, akan sulit untuk memperbesar bisnis (scale up) tanpa menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan lebih banyak pengguna. Pembatasan yang dilakukan karena asosiasinya dengan pihak pemerintah menjadi salah satu alasan pertumbuhan Blanja tidak optimal, meskipun Telkom memiliki lebih dari tiga kali lipat pengguna dibanding XL Axiata. XL Axiata sementara itu memiliki portofolio e-commerce yang paling sukses dari tiga e-commerce di atas, kemungkinan karena nilai unik yang ditawarkan marketplace ini kepada para penjual maupun pelanggannya.

E-commerce di Indonesia masih berada pada tahap awal dari sebuah “lomba marathon” yang panjang, dan meskipun sekarang berposisi di belakang pemain besar seperti Lazada dan Tokopedia, masih banyak putaran selanjutnya bagi perusahaan-perusahaan ini untuk meningkatkan posisi mereka sebelum mencapai garis finish.


Disclosure: Tulisan ini dibuat oleh Rara Kinasih setelah melalui penyuntingan. Artikel aslinya bisa diakses di sini.

Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan eCommerceIQ.

Blanja Bidik Transaksi 1 Triliun Rupiah di 2020

Blanja, marketplace patungan (joint venture) antara TelkomMetra dan eBay, membidik nilai transaksi (Gross Merchandise Value / GMV) sebesar Rp 1 triliun di 2020. Untuk itu, proses pembangunan fundamental di internal perusahaan pun ditargetkan kelar tahun ini, agar pada 2017 fokus mengejar pertumbuhan bisnis sudah bisa dilakukan.

Aulia E Marinto, CEO Blanja, mengatakan proses fundamental kini tengah dirampungkan. Salah satunya, mengembangkan aplikasi smartphone, menambah fitur user experience, dan sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, membangun fundamental penting guna menciptakan fondasi yang kuat agar saat melakukan ekspansi besar-besaran, struktur dasar menjadi lebih kokoh.

“Sejak awal kita berdiri, fokusnya adalah membuat fundamental yang kokoh selama dua hingga tiga tahun. Kami menargetkan seluruh proses tersebut akan selesai pada akhir tahun ini. Sebab, tahun depan saya baru mau sangat ngebut mencetak nilai transaksi Rp1 triliun di 2020,” ujarnya saat ditemui DailySocial, Kamis (21/7).

Untuk pengembangan aplikasi smartphone, lanjut dia, dalam waktu dekat akan segera diluncurkan. Pasalnya, proses tersebut sudah mencapai 90% dan rencananya aplikasi tersebut dapat diunggah oleh pengguna Android dan iOS.

Selain itu, ada beberapa fitur tambahan yang diharapkan dapat meningkatkan pengalaman seller dan buyer saat berkunjung ke Blanja misalnya fitur re-order dan lainnya yang kini masih dikembangkan.

Sebelumnya diberitakan tahun ini Blanja mendapat pendanaan baru dari kedua pemegang saham sebesar Rp330 miliar. Menurut Aulia, mayoritas penggunaan dana tersebut akan dialokasikan untuk belanja iklan, pengembangan teknologi, operasional, dan menambah SDM.

Dia menjelaskan, seluruh dana tersebut dinilai cukup untuk memacu peningkatan fundamental di perusahaan bahkan hingga tahun depan saat mulai gencar ekspansi bisnis. “Dengan adanya funding baru ini, kami yakin kebutuhan dana sampai tahun depan bakal tercukupi karena bisnis dapat memanfaatkan jaringan yang dimiliki Telkom dan eBay.”

Bangun awareness

Aulia menjelaskan, tantangan terbesar dalam meningkatkan jumlah transaksi terletak dari segi menciptakan repeat order. Maka dari itu, menciptakan awareness menjadi target utama perusahaan saat melakukan promosi pemasaran.

Pasalnya, sambung dia, mengembangkan aplikasi smartphone tidak begitu sulit dan tidak butuh waktu lama. Akan tetapi, yang terpenting adalah bagaimana menciptakan proses bisnis di dalamnya.

“Kalau mencetak berapa orang yang sudah unggah aplikasi Blanja, tidak penting seberapa banyak karena belum tentu seluruh orang tersebut sudah melakukan transaksi. Yang terpenting adalah berapa banyak proses bisnis yang tercipta setelah kami meluncurkan aplikasi.”

Hingga Juni 2016, pengguna terdaftar di Blanja mencapai 1,25 juta, listing lebih dari 4 juta, dan seller sekitar 6000 terdiri dari 80% skala UKM dan sisanya skala besar.

Karena ingin membangun awareness terlebih dahulu, membuat perusahaan belum ingin melakukan sosialisasi mengenai fitur yang menjadi diferensiasi dibandingkan daring lainnya yakni fitur negosiasi.

Mengenai hal tersebut, Aulia memberi alasan bahwa belum saatnya perusahaan melakukan sosialisasi mengenai fitur negosiasi, sebab banyak urgensi lainnya yang lebih penting untuk perusahaan lakukan.

“Paling tidak, kami baru bisa lakukan sosialisasi mengenai fitur negosiasi kepada masyarakat pada tahun depan saat kami mulai mengakselerasi bisnis.”

Fitur negosiasi, terangnya, dapat dilakukan oleh buyer saat membeli barang dalam jumlah banyak. Buyer nantinya bisa menghubungi seller baik secara online maupun offline. Setelah terjadi kesepakatan harga, seller diharuskan untuk mengubah sistem harga khusus buyer yang dimaksud.

Fitur ini sebenarnya menjadi salah satu kekuatan yang menarik. Pasalnya, belum banyak e-commerce yang menawarkan hal demikian.

Model bisnis Blanja

Aulia menjelaskan ada tiga model bisnis yang menjadi fokus Blanja untuk dikembangkan. Pertama, jual beli barang antara buyer dan seller lokal. Kedua, jual beli antara seller internasional dengan buyer lokal. Terakhir, jual beli antara seller lokal dan buyer internasional.

Nah, model bisnis yang baru bisa dilakukan hingga saat ini adalah model bisnis no. 1 dan 2. Namun, itupun untuk no. 2 porsinya masih sangat minim dibandingkan dengan no. 1. Dari total transaksi, model bisnis no. 1 bisa mencapai lebih dari 90%.

Dirinya pun tidak muluk-muluk kapan saat yang tepat model bisnis no. 3 bisa segera dijalankan. Malah, pihaknya memprediksi bisa bertahun-tahun dari sekarang. Adapun proses bisnisnya dalam bayangannya bisa memanfaatkan jaringan yang dimiliki eBay.

“Impian kami, Blanja bisa menjadi fasilitator untuk model bisnis no. 3. Kami ingin memberi kesempatan kepada UKM lokal menjual produknya secara global, tidak tertentu di satu negara saja. Dalam bayangan kami, nanti eBay yang akan jadi platform kami. Tapi belum terpikirkan detailnya akan bagaimana,” pungkas Aulia.

Blanja Peroleh Kucuran Dana Rp 330 Miliar dari TelkomMetra dan eBay

Situs marketplace besutan TelkomMetra bersama dengan eBay, Blanja, kembali mendapatkan pendanaan sebesar $25 juta atau sekitar Rp 330 miliar. Hal ini dilakukan sebagai strategi yang untuk menjaga tingkat kompetitif Blanja di era persaingan layanan marketplace saat ini.

Selama ini Blanja telah hadir sebagai salah satu e-commerce yang menawarkan berbagai macam kebutuhan kepada konsumen di Indonesia, namun sejak diluncurkannya Blanja tahun 2013 silam, belum secara agresif promosi, akuisisi pelanggan serta hal-hal terkait lainnya yang secara fokus di lancarkan oleh Blanja, seperti yang ditegaskan oleh Presiden Direktur TelkomMetra Teguh Wahyono.

“Kalau kemarin kita kurang agresif karena merasa industri ini belum terlalu siap, sistemnya belum siap. Kita melihat sekarang industri ini sudah mulai tumbuh untuk itu ‘spend’ (belanja) kita lebih besar,” kata Teguh Wahyono kepada Republika.

Marketplace yang lahir dari kerja sama antara TelkomMetra dan situs eBay tersebut, akan menyalurkan masing-masing dana secara terpisah. TelkomMetra mengklaim akan menyuntikan sekitar 60% atau sekitar $ 15 juta, sementara eBay akan memberikan dana sebesar $ 10 juta atau sekitar 40%. Sesuai dengan rencana pendanaan tersebut akan diberikan tahun 2016 ini.

Jumlah tersebut tentunya masih kalah jauh jumlahnya dibandingkan pendanaan yang didapatkan oleh pemain lainnya yang menawarkan bisnis yang serupa seperti Tokopedia dan Lazada, namun demikian Blanja mengklaim memiliki keuntungan lebih yang tidak dimiliki oleh e-commerce lainnya, yaitu terafiliasi dengan perusahaan telekomunikasi yang juga memiliki operator seluler Telkomsel.

Dengan memanfaatkan jumlah pengguna yang terdaftar, diharapkan Blanja bisa menawarkan dan meraih lebih banyak pengguna dengan salah satu operator terbesar tersebut yaitu Telkomsel.

“Kalau Telkom sudah punya Telkomsel, 150 juta (pelanggan) mestinya lebih mudah, kalau yang lainkan semuanya harus B2B (antar perusahaan), kalau Telkom punya distribusi ‘chanel’ harusnya lebih mudah dan lebih hemat,” kata Teguh.

Saat ini situs Blanja telah menawarkan berbagai produk beragam, promosi menarik, voucher gratis hingga ongkos pengiriman barang gratis kepada pengguna. Dengan pendanaan yang akan dikucurkan tahun ini, Blanja akan mencoba tampil menawarkan pilihan dan keuntungan lebih kepada pelanggan dan bersaing dengan kompetitor lainnya.

Tiruan Telah Beredar, Aplikasi Mobile Blanja Masih dalam Pengembangan

Online marketplace hasil joint venture Telkom dan eBay, Blanja, hingga saat ini masih mengembangkan aplikasi mobile untuk layanannya. Meskipun demikian, belum lama ini pihaknya mendeteksi adanya keberadaan aplikasi Blanja di Google Play yang bukan merupakan aplikasi resmi dan berpotensi memberikan isu keamanan untuk smartphone Android konsumen.

PR Executive Blanja Fitto Priestaza mengabarkan beberapa hari yang lalu  bahwa aplikasi bernama “blanja Android APP” muncul di Google Play yang terekam sejak tanggal 6 Desember 2015 lalu.

Meskipun aplikasi ini dapat menghubungkan pelanggan ke halaman versi mobile Blanja, namun aplikasi ini bukan aplikasi resmi dan dapat berpotensi merugikan pelanggan. “Untuk itu kami menghimbau blanjaholic (sebutan konsumen Blanja) agar berhati-hati dan tidak mengunduh aplikasi ini,” kata Fitto.

Sebagai layanan e-commerce yang mendapatkan dukungan dari perusahaan plat merah dan pemain global kenamaan, sudah seharusnya Blanja menyediakan aplikasi mobile untuk para konsumennya. Fitto merespon hal tersebut memang merupakan rencana dalam roadmap Blanja, dan keberadaan aplikasi tak resmi dari pihak lain jelas berada di luar perkiraan.

“Hasil riset kami menunjukkan bahwa di tahap awal pengembangan, khususnya untuk mendapatkan pembeli-pertama, versi mobile web lebih efektif dan efisien daripada versi mobile application. Ini berkaitan dengan penggunaan mesin pencari internet untuk menjaring pembeli pertama. Berikutnya adalah pengembangan mobile application yang saat ini sedang dalam proses realisasi,” ungkap Fitto kepada DailySocial

Melanjuti perkara ini, Blanja mengerahkan perhatiannya untuk keamanan dan kenyamanan para konsumen terlebih dahulu. Tim Trust & Security Blanja sedang melakukan upaya investigasi mendalam atas dampak yang telah terjadi. Fitto menganggap kejadian ini merugikan pihak Blanja dan telah melaporkan keberadaan aplikasi ilegal tersebut ke pihak Google.

“Kami akan membuka komunikasi seandainya ada pihak [konsumen] yang terlanjur dirugikan,” janjinya.

Kejadian ini menjadi peringatan untuk pihak Blanja mempercepat peluncuran aplikasi mobile mereka. Kendati demikian, Fitto sendiri enggan memberikan estimasi waktu kapan aplikasi mobile di platform iOS dan Android akan tersedia. Yang jelas, Fitto menambahkan, akan ada beberapa fitur pembeda di aplikasi mobile yang akan menjadi daya tarik pembeli untuk melakukan transaksi.

Kehadiran eBay di Indonesia dan Sinergi Bisnis Online Marketplace Blanja

Situs jual beli online eBay sudah menyatakan resmi akan segera membuka kantor perwakilan di Indonesia. Diklarifikasi Senior Director Communications Ebay Asia Pasifik Daniel Feiler, rencana pendirian basis di Indonesia diawali dengan menemukan talenta terbaik untuk posisi Head of Cross Border, yang akan bertanggung jawab sebagai representatif dan pengembang pasar lokal untuk eBay.

Secara kasat mata kehadiran eBay di Indonesia tak jauh dari alasan potensi peminat e-commerce di Indonesia yang terus merangkak naik.  Bisnis e-commerce berkembang pesat di lanskap industri digital Tanah Air. Kendati dari sisi regulasi masih terus digodok, namun pemain besar ala Lazada, Tokopedia, Bukalapak hingga Blibli sudah mendapatkan antusias baik dari masyarakat.

Kiprah eBay di pangsa pasar lokal

Situs jual beli dan lelang online yang diluncurkan tahun 1995 ini memang sudah tak asing lagi untuk masyarakat global pengguna internet. Tak sedikit pengguna di Indonesia yang juga sudah menggunakan layanan eBay. Selain untuk menemukan berbagai produk “spesifik” dari berbagai negara, passion eBay sebagai situs lelang online juga menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi pebelanja online.

Head-to-head dengan pemain lokal seperti Bukalapak dan Tokopedia, tantangan utama eBay adalah mensinergikan sistem belanja online yang ada dengan kultur lokal di Indonesia yang sudah terbentuk. Misi eBay di Indonesia ingin membawa produk lokal ke ranah global.

Satu hal yang perlu diperhatikan, di Indonesia komposisi pengguna layanan online masih didominasi oleh konsumen. Banyak pekerjaan rumah terkait dengan strategi untuk mengajak orang mau menjual.

Tokopedia dan OLX adalah pemain-pemain online marketplace yang bisa dibilang “mati-matian” menghimpun jumlah barang di basisdata penjualan yang dimiliki. Pengiklanan melalui media televisi pun juga sangat dimaksimalkan, menyasar masyarakat Indonesia yang mayoritas menggunakan televisi sebagai media informasi. Menjadi tantangan tersendiri bagai eBay dengan sistem dan aturan “baru” bagi pengguna di Indonesia untuk mengejar pemain yang sudah ada.

Kesempatan eBay berkembang dan nasib joint venture Blanja

Potensi e-commerce di Indonesia bisa dikatakan sudah disiasati lama oleh eBay. Kala itu bekerja sama dengan Telkom, eBay mendirikan sebuah perusahaan joint venture Blanja. Memang, banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan Blanja untuk menyaingi pemain lain seperti Zalora atau Blibli. Bisa jadi ekspansi eBay menjadi salah satu strategi terbaik, terlebih nama eBay sudah memiliki “nilai jual” tinggi untuk pangsa internasional.

Terkait Blanja, Direktur Innovation and Strategic Portfolio Telkom Indra Utoyo sebagai salah satu inisiator sudah memastikan bahwa eBay tetap berkomitmen mendukung pengembangan dan investasi. Terlebih juga dikatakan bahwa sampai Desember 2015 pertumbuhan Gross Market Value (GMV) dari Blanja cukup memuaskan. CEO Blanja.com Aulia E. Marinto turut menegaskan kehadiran kantor operasional eBay di Indonesia dinilai akan mampu membantu Blanja berkembang, terlebih dengan dukungan staf ahli yang makin banyak di sini.

Pengguna internet di Indonesia dari beberapa data terakhir masih di bawah 100 juta pengguna. Dan trennya masih terus bertumbuh. Artinya jumlah tersebut masih bisa terus membludak, karena belum ada 50 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang berkisar 250 juta jiwa. Jika mengambil persentase 10 persen dari pengguna internet di Indonesia saja sudah menjadi keuntungan fantastis dari jasa layanan online seperti eBay. Belum lagi potensi pengguna Internet yang masih dalam tahap edukasi.

Dengan kebijakan pemerintah yang akan membolehkan 100% kepemilikan asing di layanan marketplace besar, semua pemain internasional lain mungkin memiliki pemikiran yang sama.

Blanja Buka Pre-Order BlackBerry Leap Mulai Hari Ini, Tanggal 21 Oktober 2015

Setelah dierkenalkan sejak awal Maret lalu, akhirnya penikmat gadget tanah air sudah bisa memiliki BlackBerry Leap. Pemesanan telah dibuka di situs e-commerce Blanja.com. Continue reading Blanja Buka Pre-Order BlackBerry Leap Mulai Hari Ini, Tanggal 21 Oktober 2015

Mimpi Blanja Menjadi Marketplace Nomor Satu di Indonesia

CEO Blanja / DailySocial

Meski hadir di tengah-tengah ramainya pasar marketplace di Indonesia, Blanja yang merupakan layanan marketplace hasil joint venture Grup Telkom dan eBay ternyata mendapatkan sambutan yang positif di masyarakat. Di tahun ini, mereka memiliki target untuk dapat melayani transaksi dengan nilai $25 juta (sekitar Rp 329 miliar). Jauh ke depan, mimpi mereka adalah untuk menjadi online marketplace nomor satu di Indonesia.

Continue reading Mimpi Blanja Menjadi Marketplace Nomor Satu di Indonesia

Klaim Miliki Satu Juta Anggota, Blanja Targetkan Total Transaksi Rp. 329 Miliar Tahun Ini

Blanja.com targetkan jadi marketplace nomor satu / shutterstock

Bersaing head-to-head dengan salah satu marketplace populer Asia Tenggara Lazada tak membuat lesu bisnis Blanja. Marketplace hasil joint venture Grup Telkom dan eBay ini justru mengklaim sambutan positif masyarakat. Mereka menorehkan satu juta member yang sudah bergabung dan 100 ribu pageview tiap harinya. Di akhir tahun ini pihak Blanja menargetkan melayani transaksi bernilai Rp 329 miliar ($25 juta). Continue reading Klaim Miliki Satu Juta Anggota, Blanja Targetkan Total Transaksi Rp. 329 Miliar Tahun Ini

eBay to Own More of Metra Plasa’s Shares

E-commerce titan eBay aims to add acquire more Metra Plasa’s shares. Metra Plasa, a joint venture between eBay and Telkom which manages Blanja, was re-spawned in 2012, when eBay decided to save the startup from collapsing by injecting $9,2 million to it. The acquirement will change the ownership composition, from 40% eBay 60% and Telkom to 49% eBay and 51% Telkom. Continue reading eBay to Own More of Metra Plasa’s Shares