Apa itu Cashback: Pengertian, Jenis, serta Keuntungannya

Saat kamu berbelanja online melalui e-commerce, ada banyak penawaran besar yang tersedia untuk kamu. Salah satunya adalah cashback. Ternyata banyak orang yang menganggap bahwa cashback sama saja dengan diskon, padahal keduanya jelas berbeda. Apa itu cashback? Apa saja keuntungan yang sayang untuk dilewatkan?

Berikut DailySocial.id merangkumnya untukmu!

Pengertian Cashback

Cashback mengacu pada penawaran di mana pembeli menerima persentase tertentu dari uang tunai atau uang virtual atau bahkan suatu produk, tetapi memenuhi ketentuan pembelian tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara cashback.

Sebagian besar penawaran cashback saat ini tidak memberikan uang secara langsung ke tangan pembeli. Penjual biasanya menawarkan uang dalam bentuk deposit.

Cara ini digunakan pembeli untuk mengulang pembelian nanti dengan deposit yang diberikan oleh penyedia penawaran cashback. Saat ini, banyak cashback dengan cara berbeda, banyak perusahaan menawarkan cashback dalam bentuk barang.

Jenis-Jenis Cashback

Cashback Kartu Kredit

Pengertian cashback kartu kredit adalah program yang dikeluarkan oleh bank tertentu yang menawarkan keuntungan, dimana penerbit kartu kredit mengeluarkan pengembalian dana ketika kamu melakukan transaksi tertentu atau ketika nilai transaksi yang kamu lakukan mencapai nilai nominal tertentu.

Selain cashback, reward kartu kredit ini juga bisa memberikan potongan harga atas hasil pembelian. Tentu saja, pengembalian sebagian dana transaksi umumnya tergantung pada kebijakan masing-masing bank dan jenis kartu yang dimiliki, dan persentase uang tunai yang dikutip bervariasi sesuai dengan jumlah transaksi yang dilakukan.

Semakin besar transaksi yang kamu lakukan, semakin besar uang pengembalian yang kamu dapatkan. Kamu dapat menggunakan pengumpulan uang pada kartu kredit bulanan apa pun untuk membayar tagihan dan bahkan tagihan bulanan atau membeli kebutuhan penting lainnya.

Beberapa bank sudah mengeluarkan kartu kredit cashback, yaitu kartu kredit yang khusus menawarkan cashback tertentu, namun disini juga harus dipenuhi syaratnya.

Cashback Toko Online

Arti cashback toko online adalah suatu program yang dikeluarkan oleh suatu online shop yang memberikan keuntungan dimana pihak toko online akan memberikan pengembalian sejumlah uang bila kamu melakukan pembelian barang di online shop tersebut dalam jumlah nominal tertentu.

Promosi cashback online shop biasanya bukan berupa pengembalian uang tunai langsung, tetapi pihak toko online akan memberikan cashback untuk dipakai pada pembelanjaan berikutnya di online shop yang sama.

Sehingga pada pembelian berikutnya akan mendapatkan potongan sekian persen sesuai dengan cashback yang didapat tergantung ketentuan yang dibuat pihak toko online.

Cara ini sangat menguntungkan baik untuk konsumen maupun pihak toko online, dari sisi konsumen bisa menghemat untuk pembelian berikutnya.

Sedangkan dari pihak online shop hal ini bisa membentuk consumer loyalty untuk toko online mereka, karena konsumen sudah pasti akan kembali lagi berbelanja di online shop mereka karena untuk transaksi berikutnya akan mendapatkan potongan harga.

Cashback Property

Pengertian cashback property adalah program yang dikeluarkan oleh pengembang atau pengembang real estate yang menawarkan keuntungan dimana pengembang real estate membayar kembali uang tunai pada saat konsumen membeli real estate yang mereka jual, baik itu rumah, apartemen, bangunan komersial atau lainnya.

Tindakan ini terbukti cukup efektif menggaet konsumen karena konsumen merasa menabung setelah membeli rumah yang harganya cukup mahal karena mendapatkan refund yang juga cukup berharga.

Cashback Kendaraan Bermotor

Pengertian cashback kendaraan bermotot hampir sama dengan cashback propert, yaitu program yang diterbitkan oleh perusahaan finance atau leasing yang menawarkan keuntungan dimana perusahaan leasing membayar tunai pada saat konsumen membeli kendaraan bermotor yang dijualnya mobil atau motor.

Umumnya, perusahaan persewaan menawarkan uang dalam bentuk barang seperti laptop, ponsel, tablet, dll. Bahkan ada perusahaan properti yang menawarkan uang berupa kendaraan, baik mobil maupun motor, untuk membeli mobil jenis tertentu yang harganya cukup tinggi.

Konsumen menyukai promosi ini karena konsumen senang mendapatkan bonus atas pembelian kendaraan bermotor produksinya.

Kelebihan dan Kekurangan Cashback

Kelebihan

Pembeli mendapatkan keuntungan dengan mendapatkan kembali uangnya dalam bentuk jumlah tertentu atau dalam bentuk poin atau kupon yang dapat digunakan pada transaksi selanjutnya. Semakin banyak cashback, semakin murah pembeliannya. Bahkan, pembeli dapat membayar pembelian dengan pengembalian dana penuh.

Keuntungan bagi penjual yang menawarkan cashback adalah pelanggan setia akan terus berbelanja di tokonya. Apalagi jika penjual menawarkan produk yang berkualitas dan pelayanan yang memuaskan.

Itulah tadi pengertian, jenis dan manfaat reward. Saat ini, reward terus menjadi metode pemasaran yang populer di kalangan bisnis digital. Hal ini karena pembeli dan penjual memiliki banyak keuntungan. Ini bisa bermanfaat.

Kekurangan

Kekurangan program cashback bagi konsumen sebenarnya bukan benar-benar suatu kerugian bagi konsumen itu sendiri, ini lebih ke arah bagaimana cara mendapatkan cashback tersebut karena adanya ketentuan atau aturan dari pihak penyelenggara cashback, biasanya antara lain:

Syarat Pembelian

Biasanya ada syarat bagi konsumen untuk melakukan pembelanjaan dalam jumlah tertentu untuk mendapatkan cashback tersebut. Misalnya, ada penawaran promo cashback 10% pada suatu toko online tertentu jika melakukan pembelian barang minimal sejumlah 250 ribu rupiah. Kalau konsumen hanya melakukan pembelian sejumlah 200 ribu rupiah, maka dia tidak berhak mendapatkan bonus cashback.

Waktu Pemberian

Saat ini hampir semua pihak penyelenggara cashback tidak memberikan cashback langsung pada saat pembelian, tetapi harus menunggu hingga periode tertentu misalnya beberapa hari, beberapa minggu, bahkan beberapa bulan sebelum mereka mendapatkan cashback tersebut dan bisa mempergunakannya.

Iuran

Ada kalanya, pihak penyelenggara cashback mengenakan semacam iuran kepada konsumen yang biasanya diberikan tenggat waktu. Jika ada keterlambatan dalam melunasi iuran tersebut, maka konsumen akan kehilangan cashback. Tetapi tidak semua program mengenakan iuran semacam ini.

Fleksibilitas

Bentuk cashback biasanya sudah ditentukan oleh perusahaan atau merchant penyelenggara program cashback, konsumen tidak bisa menentukan cashback yang akan mereka terima. Misalnya cashbacknya sudah ditentukan hanya untuk pembelian produk tertentu, atau bahkan cashbacknya sudah ditentukan berupa barang tertentu, dan sebagainya, jadi dari sisi konsumen terasa kurang fleksibel.

ShopBack Peroleh Pendanaan 1,18 Triliun Rupiah; Bisnisnya Moncer di Indonesia

Startup agregator cashback ShopBack mengumumkan perolehan putaran pendanaan seri F sebesar $80 juta atau sekitar 1,18 triliun Rupiah. Pendanaan yang dipimpin oleh Asia Partners ini akan dipakai mendukung pengembangan platform untuk memberikan pengalaman belanja online terbaik di Asia Pasifik.

Mengutip laporan Bloombergputaran pendanaan ini turut didukung oleh investor existing January Capital. Dengan suntikan tersebut, ShopBack telah mengumpulkan total pendanaan sebesar $230 juta.

“Ini menjadi momentum tepat untuk mendukung para pemenang, mengonsolidasikan posisinya, dan mendapatkan hasil,” ungkap Managing Partner Asia Partners Nick Nash.

ShopBack didirikan di 2014 oleh Henry Chan dan Joel Leong. Saat ini ShopBack mengantongi 35 juta pengguna dan beroperasi di sepuluh negara, termasuk Singapura, Indonesia, Korea Selatan, dan Australia. Tahun lalu, ShopBack memperluas sekop layanannya dengan mencaplok platform “Buy Now, Pay Later” (BNPL) Hoolah asal Singapura.

Di Indonesia sendiri, menurut data SimilarWeb situs ShopBack menempati peringkat 6 di antara platform e-commerce lainnya dengan kunjungan bulanan rata-rata hampir 600 ribu, tertinggi untuk kategori layanan cashback. Mengindikasikan basis pengguna yang cukup besar ke layanan ini. Sementara di Google Play, untuk kategori Shopping, ShopBack menempati peringkat 19 — di bawah aplikasi e-commerce dan tertinggi untuk jenis aplikasi serupa.

Sementara itu, dalam laman Linkedin-nya, Co-founder dan CEO ShopBack Henry Chan mengungkap ingin terus memberikan pengalaman berbelanja sambil berhemat dengan cerdas di situasi perekonomian saat ini.

“Setiap hari kami mengirimkan lebih dari satu juta perjalanan belanja ke 10.000 mitra merchant di mana mereka bisa menemukan promo, perbandingan harga, dan reward dari pesanannya. Kami tetap menjadi partner terpercaya untuk memberikan solusi marketing dengan biaya efektif bagi merchant,” tuturnya.

Sebelumnya, ShopBack mendapat pendanaan sebesar $45 juta (Rp643,5 miliar) yang dipimpin oleh EV Growth dan Rakuten serta partisipasi EDBI dan investor lainnya.

Menurut laporan “2020 Global Cashback Report”, ukuran pasar untuk layanan ini secara global diproyeksi telah mencapai $108 miliar, termasuk didorong oleh adopsi e-commerce yang signifikan akibat pandemi. Sekurangnya ada 450 pemain global yang berpartisipasi memberikan layanan tersebut.

Pasar e-commerce

Potensi pertumbuhan bagi platform reward dari transaksi belanja online masih sangat besar di Indonesia. Sektor e-commerce masih menjadi kontributor terbesar di Indonesia. 

Menurut laporan NielsenIQ, jumlah konsumen yang belanja di mencapai 32 juta di 2021 atau naik 88% dari 2020. Sementara itu, laporan e-Conomy SEA 2021 mencatat sektor e-commerce tumbuh 52% secara tahunan. GMV e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai $53 miliar atau naik dari $35 miliar di 2020.

Pertumbuhan ini turut didongkrak dari penambahan 21 juta konsumen digital baru sejak awal pandemi, di mana 72% di antaranya bukan berasal dari kota-kota besar.

Di Indonesia, aplikasi reward cukup diminati oleh online shopper. Selain ShopBack, beberapa aplikasi yang menawarkan layanan serupa di antaranya Snapcart yang hadir sejak 2015 dan Cashbac yang baru beroperasi sejak 2018.

Cashbac menyasar pasar social economy A dan B yang memiliki spending power tinggi dan rata-rata punya kartu kredit. Sementara, Snapcart memungkinkan pembeli mendapatkan cashback dari foto/video struk belanja dan memungkinkan brand berinteraksi dengan konsumen melalui survei.

Application Information Will Show Up Here

Dirancang Untuk Para Kreator, Lini ConceptD Resmi Diperkenalkan di Acer Day 2019

Sejak 2017, program Acer Day dilangsungkan sebagai wujud apreasiasi sang perusahaan PC asal Taiwan itu pada para konsumen di Indonesia. Ajang ketiganya kembali dimeriahkan oleh potongan harga, point reward hingga hadiah berupa paket wisata ke Korea Selatan. Untuk berpartisipasi, yang perlu Anda lakukan hanyalah membeli produk Acer atau bermain game selama program berlangsung.

Digelar pada tanggal 18 Juli hingga 30 September 2019, hal istimewa dari pelaksanaan Acer Day 2019 ialah momennya bersamaan dengan ulang tahun Acer Indonesia ke-20. Dalam presentasinya, presiden direktur Herbet Ang menyampaikan bahwa mereka sudah menyiapkan tidak kurang dari 2.222 hadiah buat konsumen. Acer juga tidak lupa membahas sejumlah perangkat yang jadi andalan mereka, di antaranya ialah Nitro 7 dan 5, Swift 3, serta Swift 7 (2019) yang saat ini memegang rekor sebagai laptop 14-inci tertipis di dunia.

Acer 1

Selain nama-nama familier, Acer menggunakan kesempatan Acer Day 2019 untuk memperkenalkan lini laptop baru di Indonesia. Setelah melakukan debutnya di Acer@Next New York pada bulan April 2019 silam, sang produsen akhirnya mulai membawa keluarga ConceptD ke tanah air. ConceptD adalah deretan produk yang dirancang khusus bagi para kreator konten, terdiri dari PC desktop, laptop, monitor serta head-mounted display virtual reality.

Acer 4

 

ConceptD

Kreator merupakan sebuah istilah luas yang menjangkau beragam jenis pekerja kreatif. Acer sendiri membaginya dalam tiga kategori: 2D (fotografer, desainer grafis, streamer), 3D (developer game, studio komersial TV, studio visualisasi arsitektur), dan engineering (insinyur, desain arsitektur, desain produk). Itu artinya, ConceptD harus menawarkan keseimbangan yang baik antara fungsi, presisi, performa dan desain.

Acer 6

Sebagai langkah awal kiprah ConceptD di Indonesia, Acer menyuguhkan kita dua varian, yaitu ConceptD 7 dan 5. Karena ditujukan untuk mengedepankan kinerja, dua model PC ini semuanya dibekali kartu grafis discrete dan prosesor high-end. ConceptD 5 dipersenjatai Intel Core i7-8705G plus Radeon RX Vega M GL, sedangkan ConceptD 7 menyuguhkan Intel Core i7-9750H dan GPU Nvidia GeForce RTX 2080 Max-Q.

Acer 9

Satu aspek istimewa dari ConceptD terletak pada layarnya. Acer memahami pentingnya keakuratan reproduksi warna bagi sejumlah ranah pekerjaan, misalnya fotografer dan desainer. Itu sebabnya mereka ingin memastikan konsumen mendapatkan layar berkualitas tinggi. Kedua model ini menyajikan panel seluas 15,6-inci beresolusi UHD 4K yang tersertifikasi Pantone, dengan color gamut Adobe RGB 100 persen serta Delta E kurang dari 1,5.

Acer 7

Delta E atau dE ialah sebuah cara untuk menghitung perbedaan atau kesalahan warna secara matematis. Metode ini berguna buat memilah dan membedakan warna-warna yang mirip atau ‘berdekatan’, sangat krusial di bidang komersial dan pengendalian mutu. Semakin kecil angka Delta E, maka kian baik juga kemampuan panel mereproduksi warna. Jika angka dE mencapai 0, maka dua warna yang dikomparasi betul-betul sama.

Acer 10

Acer ConceptD 5 mempunyai penampilan lebih ramping dibanding ConceptD 7, dengan rasio layar ke tubuh 80 persen, dan turut dilengkapi sensor pemindai sidik jari. Namun berkat volume yang sedikit lebih besar, ConceptD 7 mampu menyajikan spesifikasi hardware yang lebih tinggi (RAM mencapai 32GB dan memanfaatkan penyimpanan berbasis SSD NVME PCIe) serta sistem pendingin custom berbekal kipas 3D Aeroblade generasi keempat demi memastikan suaranya tidak pernah melampaui 40db ketika sedang bekerja keras.

Acer 12

Kedua laptop ConceptD mengusung chassis berbahan aluminium dengan permukaan tubuh warna putih. Perlu diingat bahwa putih bukanlah ‘warna identitas’ dari lini ConceptD karena beberapa varian seperti Desktop, Notebook dan monitor dibalut hitam.

Acer 13

Menariknya lagi, tim Acer Indonesia juga sempat menyebutkan bahwa ConceptD turut menawarkan opsi prosesor hingga Intel Xeon. Hal ini mengindikasikan bahwa ConceptD bukan hanya disiapkan khusus bagi para kreator, tapi dapat berfungsi pula sebagai workstation. Selain itu, kehadiran kartu grafis kelas GeForce RTX menegaskan kesanggupannya menangani permainan-permainan blockbuster terbaru.

Acer 15

 

Ketersediaan

Di Indonesia, Acer menjajakan ConceptD 5 dan 7 masing-masing seharga Rp 30 juta dan Rp 50 juta. Di Acer Day 2019, sepertinya hanya mereka berdua yang tidak mendapatkan potongan harga. Ketersediaannya juga kemungkinan sedikit lebih lambat dibanding model lain. Dari sesi bincang-bincang terpisah, seorang representasi Acer menyebutkan bahwa ConceptD baru betul-betul tiba di nusantara kurang lebih sebulan lagi.

Acer 2

Kembali ke Acer Day 2019, ada banyak program cashback serta hadiah langsung yang dapat Anda nikmati. Dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 6,5 juta, Anda bisa memiliki Swift 3 plus printer Canon Pixma. Potongan harga juga diterapkan pada seluruh varian Swift 3 lain, baik Acer Day Edition, Air maupun Infinity; lalu Nitro 5 (khususnya model berprosesor Ryzen) bisa dimiliki seharga mulai dari Rp 9,8 juta saja.

Acer 5

Acer 16

Tambah Opsi Pembayaran, Cashbac Segera Gandeng Pemain Uang Elektronik

Perkembangan teknologi yang dinamis mendorong terjadinya revolusi gaya hidup masyarakat urban yang ingin semua hal jadi lebih praktis, termasuk saat berbelanja offline. Hal ini tercermin dalam capaian Cashbac, aplikasi instant reward, meski belum memasuki usia pertamanya.

Fokus Cashbac saat ini adalah menggenjot kemitraan dengan berbagai pihak, di antaranya merchant dan institusi finansial, untuk menambah variasi opsi pembayaran dengan harapan mengerek jumlah pengguna yang lebih besar.

Co-Founder dan CEO Cashbac Mario Gaw mengklaim sejak pertama kali dihadirkan ke publik pada awal tahun ini, Cashbac telah memproses rata-rata dua ribu transaksi harian. Meski demikian, dia enggan menyebutkan pendapatan yang diperoleh Cashbac.

Cashbac bermitra dengan 500 brand dengan total 1.000 outlet. Sebagian besar masih terfokus di wilayah Jabodetabek dan bergerak di segmen F&B.

Aplikasi Cashbac disebut sudah diunduh sekitar 100 ribu kali, 60 ribu pengguna di antaranya sudah menghubungkan kartu debit atau kreditnya dengan aplikasi. Dari jumlah tersebut sekitar 40 ribu pengguna dikategorikan sebagai pengguna aktif. Mayoritas pengguna Cashbac berusia 25-35 tahun, first jobber, dan kaum urban.

“Kami mau tambah jumlah merchant, dalam pipeline banyak diantaranya grup besar, diharapkan totalnya bisa sampai 20 ribu outlet sampai akhir tahun ini. Lalu bisa bertambah lebih besar lagi pada akhir tahun depan, sekitar 50 ribu sampai 100 ribu outlet,” ujar Mario kepada DailySocial, Jumat (21/9).

Selain itu, pihaknya akan menyediakan tambahan opsi sumber pembayaran di luar kartu debit dan kredit. Nantinya bisa mendukung pembayaran dengan uang tunai dan uang elektronik. Ada dua pemain e-money skala besar yang tengah mengintegrasikan sistemnya dengan Cashbac. Diharapkan proses tersebut akan selesai sebelum akhir tahun 2018.

Sementara ini Cashbac baru bisa menerima opsi pembayaran dari kartu debit dan kredit, sudah ada tujuh bank yang sudah bekerja sama, termasuk Jenius dari BTPN dan Digibank dari DBS.

“Pengguna bisa memasukkan maksimal sampai 10 kartu untuk mendapatkan cashback lewat aplikasi Cashbac. Bisa pilih sendiri kartu mana yang ingin digunakan tergantung promo yang saat itu disediakan.”

Mario menekankan intensi Cashbac bukan terletak sebagai penyedia dompet elektronik, melainkan sebagai jembatan penghubung antara merchant dengan pengguna lewat promo cashback. Seluruh pemrosesan transaksi sepenuhnya dilakukan mitra payment gateway.

Pendanaan eksternal

Saat ini Cashbac didukung penuh Sinar Mas Group sebagai investornya. Dukungan berupa pendanaan tersebut, menurut Mario, akan cukup sampai akhir 2019. Oleh karena itu, perusahaan akan membuka penggalangan dana perdana yang prosesnya bakal dimulai pada awal tahun depan.

Keberadaan investor eksternal juga dibutuhkan Cashbac agar bisnis dapat tumbuh lebih masif dan makin dikenal seluruh orang Indonesia. Saat ini cakupan layanan Cashbac baru di Jabodetabek. Untuk ekspansi ke kota lain, sementara ini Cashbac baru mengikuti lokasi di mana merchant beroperasi.

“Sebab tantangan terbesar buat kami adalah memperkenalkan kami ke semua orang. Positioning kita berbeda dengan perusahaan lain, kami ingin bantu merchant offline yang memiliki tantangan lebih besar dalam meningkatkan sales mereka.”

Kolaborasi dengan Dimo

Mario yang juga adalah CEO Dimo menuturkan, integrasi bisnis antara Cashbac dan Dimo sebenarnya sudah dilakukan, yakni skema Pay by QR, karena fokus bisnis antara kedua perusahaan tersebut berbeda, badan hukum pun terpisah.

QR Code yang dicetak Dimo hanya dipakai untuk membantu sistem Cashbac mengidentifikasi merchant. Pemrosesan kartu kredit atau debit tetap dilakukan oleh mitra payment gateway dari Cashbac. Sistem ini diterapkan oleh McDonald’s.

“Dimo juga merekrut merchant tapi mereka jadi jembatan untuk solusi pembayaran buat bank dengan memakai Pay by QR. Kami sudah integrasi sistem antara keduanya secara komersial, namun hanya memakai QR code-nya saja. Cashbac tidak pakai processing pembayaran dari Dimo.”

Cashbac mengembangkan sendiri teknologi untuk permudah pengguna saat membayar transaksi dengan beacon berteknologi bluetooth. Pengguna cukup mendekatkan smartphone-nya ke beacon, bluetooth akan otomatis aktif dan pembayaran akan selesai dalam kurang dari 10 detik.

Teknologi tersebut juga dimanfaatkan untuk menyebarluaskan informasi soal promo dari merchant saat pengguna membuka aplikasi Cashbac. Fitur keamanan pun akan dipertebal namun tidak akan merepotkan pengguna. Untuk perangkat smartphone yang sudah dukung teknologi terkini, Cashbac sudah mendukung verifikasi lewat sidik jari.

“Teknologi lainnya juga sedang kami kembangkan, intinya agar proses transaksi di Cashbac semakin lebih seamless tanpa harus memasukkan kode tertentu,” pungkas Mario.

Pomona Kini Jadi Layanan Adtech, Fokus Sasar Industri FMCG

Sempat fokus menjadi layanan loyalitas yang membantu toko ritel offline, Pomona resmi mengubah model bisnis mereka menjadi advertising technology (adtech) fokus pada sales conversion yang turut berperan dalam membantu memajukan dan mengembangkan industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) di Indonesia melalui inovasi teknologi.

CEO Pomona Benz Budiman mengungkapkan, keputusan ini sengaja diambil setelah melihat besarnya peluang dan demand dari industri FMCG untuk meningkatkan penjualan dan menjalin relasi dengan konsumen. Jika dulu Pomona menawarkan teknologi scan QR Code dan rewards, kini fitur tersebut tidak lagi tersedia. Mereka kini menghadirkan teknologi baru memanfaatkan teknologi Optical Character Recognition (OCR) dan Machine Learning serta mengimplementasikan Sales Call-to-Action tool pada platform omni-channel Pomona.

“Akhir tahun 2017 lalu kita mulai mengembangkan teknologi baru kemudian awal tahun 2018 mulai kita implementasikan, dua bulan lalu soft launching dan baru hari ini kita resmikan model bisnis baru Pomona,” kata Benz.

Teknologi OCR sendiri merupakan teknologi yang mengotomatisasi proses pembacaan struk menjadi lebih cepat, sedangkan machine learning dapat membantu menganalisa dan memverifikasi keakuratan dari data tersebut.

“Kedua teknologi ini adalah teknologi yang diimplementasikan dalam platform omni-channel Pomona. Omni-channel sendiri merupakan konsep yang diusung Pomona yang menitikberatkan pada pengalaman konsumen dalam berbelanja menggunakan berbagai saluran yang terintegrasi dan dapat memberikan kemudahan serta pengalaman bagi konsumen kapan dan dimanapun,” tambah Benz.

Pomona mengembangkan sendiri teknologi tersebut secara in-house. Memanfaatkan feedback dari mitra brand yang kebanyakan adalah FMCG, misi dari Pomona saat ini adalah ingin membantu brand meningkatkan penjualan.

Pemberian cashback untuk pengguna

Di samping manfaat yang Pomona tawarkan kepada para pelaku industri FMCG, Pomona juga hadir dengan membawa manfaat bagi para konsumen melalui cashback. Cashback bisa didapatkan dari setiap aktivitas belanja yang dilakukan. Hanya dengan mengunggah struk pembelian dari produk yang dibeli di berbagai ritel yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti Indomaret, Alfamart, Giant, Hypermart, Hero, Lawson, Lottemart, Circle K, Guardian, Watson, Century. Pomona mencatat hingga kini lebih dari 200 ribu orang telah menggunakan Pomona.

Konsumen bisa mendapatkan keuntungan berupa cashback mulai dari 20% dari harga produk  dan juga dapat diakumulasi dengan promosi lain yang sedang berlangsung,

“Selain cashback dapat dicairkan dengan melakukan transfer ke semua bank, cashback juga bisa ditukarkan dengan pembelian pulsa, langsung dari aplikasi atau mobile browser Pomona,” kata Benz.

Setiap transaksi yang dilakukan dan verifikasi menggunakan platform, Pomona mendapatkan komisi dari mitra brand FMCG dengan jumlah yang berbeda. Cashback untuk setiap produk diberikan langsung dari mitra FMCG, bukan Pomona. Sementara itu data yang dikumpulkan oleh Pomona, bisa dimanfaatkan oleh perusahaan riset pihak ketiga atau mitra FMCG yang ingin melihat consumer behavior.

“Kita sengaja tidak menjual data yang kita miliki, hal tersebut yang membedakan kami dengan layanan lainnya. Semua data dalam bentuk anonymous bisa didapatkan oleh mitra FMCG, namun selebihnya kita berikan kepada mitra third party research company,” kata Benz.

Dengan cara ini Pomona mengklaim bisa membantu pihak FMCG yang saat ini masih kesulitan untuk melakukan engagement dan meningkatkan penjualan. Perusahaan FMCG yang bergabung menjadi mitra Pomona di antaranya adalah Japfa, Sosro, Unilever, Mayora, Wings, dan Nestle.

Kantongi pendanaan Seri A

Awal tahun 2018 ini Pomona menyebutkan telah mendapatkan pendanaan Seri A. Namun demikian Benz enggan menyebutkan siapa investor yang terlibat dalam putaran kali ini dan berapa nilai investasi yang diberikan. Dari dana segar ini, Pomona berencana untuk mengembangkan teknologi, menambah talenta dan melakukan akuisisi pengguna.

Sebelumnya Pomona telah mendapatkan pendanaan awal, dengan jumlah tak disebutkan, dari Frontier Capital, Prasetia Dwidharma, dan sejumlah angel investor strategis.

“Untuk saat ini kita fokus kepada FMCG. Kita percaya FMCG memiliki potensi yang cerah saat ini dan ke depannya,” tutup Benz.

Application Information Will Show Up Here

 

Shopback Expands Business to Australia and Build Two New R&Ds

Shopback, a Singapore-based cashback aggregator startup, announces expansion to Australia as the 7th operational area after receiving fresh funding of Rp338 billion led by Credit Saiso. The new office is planned to be functioned in the second quarter of 2018.

“We prefer Australia because it’s mature enough and its good appreciation of e-commerce. The number of transaction there has reached three times higher than Indonesia with only 25 million population,” explained Indra Yonathan, Shopback Indonesia’s Co-Founder and Country Head on Wednesday (1/24)

Besides Australia, Shopback also added two new R&Ds in Vietnam and Taiwan. The new offices will support Shopback’s central R&D in Singapore in developing groups of technology and product in the future.

For Yonathan, the team selected Vietnam and Taiwan to be R&D offices because demographically, the engineering talents are superb. It is what Indonesia has not achieved. Later, the experts are expected to share the knowledge for local talents.

“The funding will not be used for massive marketing. We want to evolve by creating new products. By these means, a large engineering team is neecessary. Should be increased by two or three times.”

Grouply, Shopback has operating in six countries namely Singapore, Malaysia, Philippines, Indonesia, Taiwan and Thailand. Indonesia has become the biggest contributor with 30%-40% in group.

In total, Shopback has partnered up with 1,300 e-commerce players. It has reached 3.2 million users, with total purchasing of SG$22 million per month. The site has been visited for more than 5 million times in a month and its app has been downloaded more than 1.5 million times.

Shopback Indonesia’s business target

Yonathan continued, by the end of this year, they targeted the whole business growth to increase by three times. Therefore, the company will conduct more marketing activities aggresively by giving some incentive to those who successfully refer to new users.

This refferal strategy is proven to be more effective. Considering the company’s research results, Shopback has currently using word-of-mouth marketing strategy. Besides, it’s going to expand partnership with brands and targeting SMEs on e-commerce platform.

“We want to reach around 1000 online SMEs to be our partners.”

The new features of Shopback Indonesia includes price comparison of online tansportation, discount coupon aggregation and top-up balance price.

Within two years operation, the business growth is claimed to reach 300% up and given approximately Rp60 billion cashback to its users. In total, Shopback has 1.8 million users and 180 e-commerce.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Shopback Umumkan Ekspansi ke Australia dan Bangun Dua Lokasi R&D

Shopback, startup agregator cashback asal Singapura, mengumumkan akan segera ekspansi ke Australia sebagai negara ketujuh wilayah operasinya, pasca mendapatkan kucuran dana segar senilai Rp338 miliar dipimpin oleh Credit Saiso. Kantor barunya tersebut direncanakan beroperasi pada kuartal kedua tahun 2018.

“Kami pilih Australia karena sudah cukup mature dan pemahamannya terhadap e-commerce sudah sangat baik. Di sana, jumlah transaksinya sudah tiga kali lipat dari Indonesia meski jumlah penduduknya hanya 25 juta orang,” terang Co-Founder dan Country Head of Shopback Indonesia Indra Yonathan, Rabu (24/1).

Selain ekspansi ke Australia, Shopback juga menambah dua lokasi R&D terbaru di Vietnam dan Taiwan. Kantor tersebut akan mendukung pusat R&D Shopback di Singapura dalam pengembangan teknologi dan produk secara grup ke depannya.

Menurut Yonathan, pihaknya memilih kedua negara tersebut sebagai kantor R&D lantaran secara demografis memiliki talenta di bidang engineering-nya yang sudah mumpuni. Kondisi tersebut dinilai belum terjadi di Indonesia. Nantinya tenaga senior tersebut diharapkan bisa mentransfer ilmu ke para talenta lokal.

“Dari hasil funding yang kami dapat, tidak akan kami pakai untuk marketing gila-gilaan. Kami ingin kembangkan pasar dengan menghadirkan banyak produk baru. Untuk itu butuh tim engineering yang banyak. Kalau bisa, tim-nya bisa tambah dua sampai tiga kali lipat.”

Secara grup, Shopback telah beroperasi di enam negara, yaitu Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia, Taiwan, dan Thailand. Indonesia menjadi kontributor terbesar dengan sumbangsih sekitar 30%-40% secara grup.

Secara total, Shopback telah bermitra dengan 1.300 perusahaan e-commerce. Penggunanya mencapai lebih dari 3,2 juta orang, sementara total penjualannya sebesar SG$22 juta per bulannya. Situs Shopback sendiri telah dikunjungi lebih dari lima juta kali dalam sebulannya dan aplikasinya sudah diunduh lebih dari 1,5 juta kali.

Target bisnis Shopback Indonesia

Yonathan melanjutkan sampai akhir tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan bisnis Shopback Indonesia secara keseluruhan dapat tumbuh hingga tiga kali lipat. Untuk itu, perusahaan akan melakukan sejumlah kegiatan marketing yang lebih agresif dengan memberikan sejumlah insentif kepada para pengguna yang berhasil memberikan referensi ke pengguna baru.

Strategi referral seperti ini dinilai lebih efektif. Pasalnya, menurut hasil riset yang dilakukan perusahaan, selama ini strategi pemasaran Shopback lebih ke arah word-of-mouth. Tak hanya itu, Shopback juga akan memperbanyak kerja sama dengan brand dan mulai menyasar UMKM yang telah berjualan di platform e-commerce sebagai mitra.

“Kami ingin menggaet sekitar 1000 UKM yang berjualan online untuk masuk sebagai mitra kami.”

Fitur terbaru yang dihadirkan Shopback Indonesia diantaranya pembandingan harga, mulai dari transportasi online, agregasi kupon diskon, dan harga pulsa.

Dua tahun Shopback Indonesia beroperasi, pertumbuhan bisnisnya diklaim mencapai 300% dan telah memberikan cashback sekitar Rp60 miliar kepada penggunanya. Adapun total pengguna Shopback mencapai 1,8 juta orang dan 180 mitra e-commerce.

Hadiah.me Tambah Persaingan di Segmen Program Loyalitas

Tren belanja online yang saat ini sedang digemari di Indonesia dimanfaatkan berbagai pihak terkait, mulai dari situs pembanding harga produk di situs e-commerce hingga pemberian cashback dan promo menarik. Salah satu layanan yang mencoba menghadirkan layanan cashback sekaligus program loyalitas adalah Hadiah.me.

Startup yang  didirikan PT Digital Poin Indonesia ini memberikan cashback pada semua anggotanya dari aktivitas belanja online yang mereka lakukan. Tidak hanya cashback, Hadiah.me juga memberikan diskon, serta hadiah dari setiap pembelanjaan yang dilakukan.

“Saat ini ada banyak online shop dan layanan e-commerce yang telah bekerja sama dengan Hadiah.me, di antaranya adalah Lazada, Tokopedia, Matahari Mall, Blibli, Zalora, Bhinneka, PegiPegi, BerryBenka, dan lainnya,” kata Perwakilan Hadiah.me Aldi S. Herlambang kepada DailySocial.

Cara kerja Hadiah.me mirip dengan Shopback yang lebih dulu hadir di Indonesia. Usai melakukan pendaftaran, konsumen bisa memilih layanan e-commerce yang tersedia di situs Hadiah.me, kemudian diarahkan ke layanan e-commerce tersebut.

Sebelum dialihkan ke situs, akan muncul keterangan mengenai nilai cashback yang diberikan atau nilai voucher diskon yang tersedia. Nominal cashback tersebut selanjutnya akan masuk ke saldo akun konsumen yang nantinya bisa dicairkan ke rekening bank. Nilai cashback yang tersedia berkisar antara 4-15%.

Untuk mendukung proses pencairan cashback, Hadiah.me bekerja sama dengan berbagai bank. Selain itu, cashback tersebut juga bisa di-redeem menjadi e-money Mandiri e-cash atau DOKU. Cashback juga bisa menjadi pulsa ponsel.

Memperbanyak merchant dan afiliasi

Untuk menjamin keamanan dari konsumen, Hadiah.me memastikan data pribadi yang dibagikan konsumen tetap terjaga kerahasiaannya. Hadiah.me sendiri mendapatkan pendapatan dari program promosi dan afiliasi untuk setiap transaksi yang berhasil.

“Hadiah.me menargetkan pada tahun 2017 ini dapat memperbanyak merchant dan mengembangkan layanan agar lebih baik lagi serta memberikan penawaran cashback terbaik untuk para anggotanya dengan proses yang cepat.”

Dua Minggu di Filipina, Snapcart Klaim Peroleh 10 Ribu Pengguna

Layanan pemberi cashback melalui aplikasi mobile Snapcart, telah resmi melakukan ekspansi layanannya ke Filipina. Startup yang didirikan oleh Reynazran Royono selaku CEO ini telah hadir di Indonesia pada bulan Oktober 2015 lalu sebagai enabler dari industri e-commerce yang makin menjamur di tanah air.

Rencana ekspansi ini sendiri sebelumnya telah diutarakan oleh Reynazran kepada DailySocial, saat Snapcart baru saja mendapatkan pendanaan pra-seri A dari dari Wavemakers Partners, SPH Media Fund, SMDV (Sinar Mas Digital Ventures), dan Ardent Capital. Adanya kesamaan dari consumer behavior antara Indonesia dengan Filipina yang menjadikan alasan utama mengapa akhirnya ekpansi pertama yang dilakukan oleh Snapcart adalah Filipina.

“Secara garis besar sebenarnya behavior di Filipina dengan Indonesia sangat mirip, hanya saja jenis outlet yang tersedia berbeda. Di Indonesia minimarket seperti Indomaret, Alfamart sangat banyak, sehingga banyak pengguna di Indonesia yang bahkan melakukan transaksi bulanannya di minimarket. Di Filipina, minimarket baru saja didorong pertumbuhannya, namun secara pembelanjaan masih tetap lebih besar dari Supermarket,” kata CEO Snapcart Reynazran Royono kepada DailySocial.

Setelah diluncurkan dalam waktu dua minggu Snapcart mengklaim aplikasi mobile telah diunduh lebih dari 10 ribu pengguna. Hal ini dikarenakan adanya dukungan cashback dari klien Snapcart di Filipina, salah satunya adalah L’oreal.

”Pengguna di Filipina bahkan banyak yang menyatakan ‘ketagihan’ menggunakan Snapcart, apalagi dengan keuntungan mendapatkan cashback hanya dengan meng-upload struk belanja menggunakan aplikasi Snapcart,” kata Reynazran.

Secara keseluruhan Snapcart menargetkan untuk mendapatkan sedikitnya  50 ribu pengguna dalam waktu 3 bulan ke depan. Dari segi data collection jumlah pengguna ini sudah jauh lebih besar dari perusahaan-perusahaan riset sejenis. Secara total sudah lebih dari 75 merek-merek terkenal, baik lokal maupun multinasional yang telah menggunakan layanan Snapcart. Setelah melebarkan layanan ke Filipina, selanjutnya Snapcart juga berencana untuk melakukan ekspansi di negara Asia Tenggara lainnya, seperti Thailand, Malaysia, dan Vietnam.

Application Information Will Show Up Here

Shopback Luncurkan Aplikasi Mobile Khusus di Indonesia

Kehadiran Shopback yang mengklaim sebagai salah satu pelopor mekanisme belanja online baru di Asia Tenggara semakin menunjukkan eksistensi dan inovasi terkini. Diluncurkan pertama kali di Singapura tahun 2014 dan memasuki Indonesia di pertengahan 2015 silam, Shopback saat ini telah tersebar di 6 negara di Asia dan memiliki lebih dari 600 toko online.

Hari ini Secara resmi Shopback meluncurkan aplikasi mobile untuk platform Android dan iOS. Indonesia menjadi negara pertama yang mendapatkan keistimewaan untuk menikmati aplikasi mobile Shopback.

“Indonesia sengaja dipilih menjadi negara pertama untuk peluncuran aplikasi, karena selama ini terbukti Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna smartphone terbanyak di Asia Tenggara, aplikasi ini sengaja kami hadirkan dan sudah bisa diunduh besok di seluruh Indonesia,” kata Country Manager dan Co-founder Shopback Indonesia Indra Yonathan saat jumpa pers hari ini di Jakarta.

Didukung oleh Accel-X dan East Ventures sebagai investor, Shopback di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signfikan baik dari jumlah pengguna, merchant hingga pendapatan. Shopback menghubungkan merchant dan konsumen dengan sistem reward yang saling menguntungkan, yaitu dengan berbagi potongan komisi yang dikumpulkan dari partner merchant dengan konsumen.

“Hingga hari ini kami telah berhasil memberikan cahsback kepada pengguna hingga 7 milyar, dan jumlah ini tentunya masih akan terus bertambah,” kata Yonathan.

Desktop masih menjadi pilihan favorit

Meskipun saat ini aplikasi sudah diluncurkan khusus untuk Indonesia, Shopback masih mendapatkan jumlah pengunjung yang cukup banyak melalui desktop. Hingga pertengahan bulan Mei 2016, situs Shopback telah dikunjungi oleh 1,6 juta pengguna aktif.

“Kami memiliki fitur menarik seperti Cashback Buddy berupa tombol yang bisa diunduh di Google Chrome, dengan fitur ini ketika mengakses Cashback melalui desktop dan login dengan akun Cashback akan muncul notifikasi Cashback aktif di desktop, sehingga memudahkan pengguna untuk melihat produk yang memiliki cashback,” kata Yonathan.

Saat ini Cashback telah bermitra dengan e-commerce dan marketplace terkemuka di Indonesia seperti Bukalapak, Tokopedia, Berrybenka, Zalora, Lazada, MatahariMall. Namun demikian, untuk menambah lebih banyak merchant dari kalangan Usaha Kecil Menengah (UKM), Shopback senantiasa memberikan peluang untuk menjangkau lebih banyak kalangan UKM untuk bergabung dengan komunitas Shopback.

“Secara keseluruhan Shopback telah bermitra dengan 80 [layanan] e-commerce di Indonesia, namun kami juga ingin menambah lebih banyak pilihan kepada pengguna dengan menghadirkan merchant dari kalangan UKM,” kata Yonathan.

Dengan mengusung konsep all-inclusive, Shopback berbeda dengan situs jual beli online atau potongan harga kartu kredit lainnya yang pada umumnya memiliki keterbatasan waktu dan jenis pembelian. Keunggulan lain yang ditawarkan oleh Shopback adalah cashback yang dikumpulkan bisa ditarik ke rekening pengguna.

“Kami memastikan proses klaim akan sangat ‘seamless‘ yaitu dengan mengirimkan notifikasi di email pengguna tentang history cashback yang didapatkan, nantinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku semua uang tersebut langsung bisa di miliki,” kata Yonathan.

Nilai cashback yang diberikan tentunya bervariasi, untuk setiap kategori yang terdapat di situs Shopback, pengguna bisa mendapatkan nilai cashback hingga 30 persen.

“Shopback Indonesia akan terus fokus untuk meningkatkan kelengkapan produk, memperluas jangkauan, menggandeng lebih banyak [layanan] e-commerce besar guna menyediakan kebutuhan masyarakat Indonesia,” tuntas Yonathan.