Ramaikan CES 2016, Archos Persembahkan 4 Smartphone Seri Cobalt dan Power

Masih dari ajang CES 2016, kali ini Archos bersiap menyita perhatian para penggemarnya dengan mengungkap empat varian smartphone baru sekaligus. Mereka adalah Archos 50 Cobalt, Archos 55 Cobalt plus, Archos 40 Power dan Archos 50 Power. Mari kita preteli spesifikasi masing-masing perangkat tersebut.

Archos 50 Cobalt mengikuti hampir sebagian besar perangkat menengah ke bawah dengan membawa layar 5 inci beresolusi HD, sedangkan Archos 55 Cobalt Plus sedikit lebih lebar dengan ukuran 5,5 inci tapi di level resolusi yang sama.

Di bagian dalam, kedua smartphone sama-sama dimotori oleh prosesor quad-core dari MediaTek MT6535P. Perbedaannya terletak pada bagian RAM, di mana varian Archos 50 Cobalt punya RAM hanya 1GB sedangkan Archos 55 Cobalt Plus berbekal RAM 2GB. Memori internalnya dibedakan menjadi 8GB dan 16GB, begitu pula komponen kamera di kedua varian. Archos 50 Cobalt hanya dibekali kamera 8MP di belakang dan 2MP di depan, sementara Archos 55 Cobalt Plus lebih superior dengan kamera utama 13MP dan kamera kedua 2MP.

Berkaca pada perbedaan yang ada, wajar bila kemudian keduanya diharga dengan banderol berbeda. Archos 50 Cobalt dijual di kisaran $110, sementara Archos 55 Cobalt Plus $50 lebih mahal, yakni di $160.

Di lini Power, Archos menawarkan dua varian, 40 Power dan 50 Power. Inisial angka di tengah mewakili ukuran layar yang digunakan oleh masing-masing smartphone. Archos 40 Power membawa layar 4 inci dengan resolusi 480 x 800 piksel, mengindikasikan bahwa ini adalah varian paling rendah dari empat varian yang ada. Sementara Archos 50 Power lebih lega dengan layar 5 inci.

archos power 40 dan 50

Perangkat juga hanya dimotori prosesor quad-core Spectrum SC7731C ditemani RAM 512MB dan memori internal 8GB. Tetapi, kamera di Archos 40 Power cukup bisa diandalkan, di depan ada kamera 2MP untuk keperluan selfie dan di belakang ada kamera 5MP.

Terakhir, Archos 50 Power dibalut layar 5 inci dengan sejumlah peningkatan dari varian 40 Power. Di antaranya kamera depan lebih besar, 3MP kemudian RAM 2GB, memori 16GB dan prosesor yang lebih baik dari MediaTek MT6735. Baterai yang disemayamkan juga dua kali lipat lebih berotot, yakni 4.000mAH berbanding 1.900mAH di Archos 40 Power.

Archos 40 Power bakal tersedia di bulan Mei mendatang dengan harga $55, sedangkan Archos 50 Power jauh lebih mahal seharga $140 per unitnya.

Sumber berita SoftPedia dan Archos.

Nikon Serbu Ranah Action Cam Dengan KeyMission 360

Kiprah hampir seabad memastikan nama Nikon sangat lekat di ranah fotografi. Seperti yang telah diungkap di bulan November silam, CES 2016 Nikon gunakan sebagai tempat untuk memamerkan kamera flagship kelas profesional anyar, D5. Tapi ada satu kejutan menarik di akhir presentasi mereka, menandai arahan dan minat produsen selanjutnya di bidang tersebut.

Nikon memperkenalkan KeyMission 360, dan dengannya, sang spesialis kamera asal Tokyo itu resmi bermain di lini yang dipelopori GoPro. KeyMission 360 ialah action camera, dibumbui sedikit twist. Nikon bermaksud menciptakan keluarga baru kamera action, di mana angka ‘360’ pada nama menandai kapabilitas perekaman video 360 derajat. Mereka juga berjanji untuk membenamkan teknologi imaging canggih di sana.

Nikon KeyMission 360 01

KeyMission 360 memiliki wujud kotak, sedikit lebih besar dari GoPro Hero Session 4, minus penampilan kubus. Secara keseluruhan, ia masih tergolong mungil. Terdapat dua sensor serta dua lensa di depan dan belakang untuk memproduksi satu gambar still atau video 4K secara utuh. Rangkaian tombol, port HDMI, slot kartu memori dan baterai diposisikan di sisi samping.

Action cam ini mengusung struktur tangguh dan desain rugged. Nikon menyebutkan beberapa skenario pemakaian, misalnya untuk menemani Anda berolahraga, bertualang, atau hanya sekedar bepergian. KeyMission 360 ditopang kemampuan tahan air hingga kedalaman 30-meter, serta sanggup menahan debu, benturan, jatuh dari ketinggian maksimal 2-meter, dan temperatur dingin.

Nikon KeyMission 360 03

Agar rekaman tampil prima, Nikon turut membubuhkan fitur Vibration Reduction elektronik. Ia dapat diaktifkan lewat aplikasi, berfungsi meminimalisir efek getaran dan membantu menjaga kualitas video tetap tajam. Hal menarik dalam pengungkapan KeyMission 360 adalah, Nikon mencoba menyuguhkannya sebagai kamera 360 derajat yang ekonomis dan bersahabat bagi konsumen awam, dimaksudkan buat menopang bidang produksi konten virtual reality.

Memang sudah ada alternatif kamera 360 dengan harga terjangkau, ambil saja contohnya Ricoh Theta. Namun desain KeyMission 360 memudahkan action cam dipasangkan ke helm atau kendaraan, membawanya masuk lebih jauh ke teritorial GoPro. Tentu saja Nikon bukanlah satu-satunya nama yang mencoba menantang pionir action cam tersebut, tapi kapabilitas perekaman 360 derajat baru ada di KeyMission 360.

Meski belum menyingkap info mengenai harga, Nikon berencana buat meluncurkan KeyMission 360 di Musim Semi 2016.

Nikon KeyMission 360 02

Via The Verge. Sumber: Nikon USA.

Supercar Elektrik FFZero1 Concept dari Faraday Future Tak Kalah Keren dari Batmobile

Mengulang pergeseran tren yang terjadi tahun lalu, event CES 2016 kali ini kembali menjadi ajang unjuk gigi industri otomotif. Berbagai brand berlomba-lomba memamerkan inovasinya di ranah kendaraan roda empat, mulai dari sekedar sistem infotainment berbasis internet yang amat canggih hingga mobil konsep yang kesannya cuma bisa kita lihat di film-film ber-genre sci-fi.

Salah satu brand yang mengundang begitu banyak perhatian adalah Faraday Future. Startup asal California yang masih sangat muda tapi punya ambisi begitu besar ini baru saja memperkenalkan FFZero1 Concept, sebuah mobil elektrik dengan penampilan super-keren yang bisa membuat Anda lupa seketika dengan mobil-mobil besutan Tesla.

Faraday Future FFZero1 Concept

Melihat gambarnya, saya yakin Anda pasti teringat dengan Batmobile milik karakter fiktif Bruce Wayne. Penampilannya begitu ekstrem, tapi di saat yang sama juga begitu mengedepankan aspek aerodinamika. Utamanya adalah lubang besar yang berada di depan dan menembus hingga ke bagian belakang, bertujuan untuk meningkatkan kegesitan mobil sekaligus menyalurkan udara dingin menuju deretan baterai yang pastinya akan menghasilkan panas.

Faraday Future FFZero1 Concept

Sejatinya kita tidak perlu terlalu terkejut dengan penampilan ekstrem FFZero1 Concept setelah melihat latar belakang desainer pimpinannya, Richard Kim. Portofolio beliau mencakup BMW 13, BMW i8 dan BMW i8 Spyder Concept. BMW i8, seperti yang kita tahu, merupakan salah mobil hybrid terseksi sekaligus tercanggih yang sudah bisa kita lihat di jalanan saat ini.

Namun bagian eksterior ini rupanya bukanlah senjata utama Faraday Future dalam menggebrak industri otomotif. Mereka menerapkan konsep konstruksi yang disebut dengan istilah Variable Platform Architecture. Konsep ini pada dasarnya merupakan sistem modular dimana tim desainernya bisa menciptakan mobil yang amat berbeda menggunakan konstruksi rangka yang sama.

Dalam video di atas, dijelaskan bahwa bagian dasar mobil bisa dimodifikasi dengan mudah untuk menciptakan mobil dari berbagai kategori, bisa berwujud MPV, SUV, sedan hingga supercar macam FFZero1 Concept ini. Konsumen meminta mobil dengan jarak tempuh amat jauh? Kompartemen baterainya yang berada di bagian tengah tinggal digeser-geser guna menciptakan ruang lebih banyak untuk ditanami baterai.

FFZero1 Concept sendiri sebenarnya bisa dijadikan acuan terkait seberapa ekstrem mobil yang bisa dirancang dari satu konstruksi dasar yang sama ini. Faraday Future nantinya tinggal memilih mau menyematkan berapa motor elektrik ke dalam rangka dasar mobil. Dalam kasus FFZero1 Concept, sebanyak 4 motor elektrik dengan daya total di atas 1.000 daya kuda sanggup membawanya melesat dari 0-100 km/jam dalam waktu kurang dari 3 detik, plus top speed yang menembus angka 320 km/jam lebih.

Faraday Future FFZero1 Concept

Faraday Future tentunya tidak lupa dengan teknologi kemudi otomatis, dan FFZero1 Concept telah dibekali dengan sistem digital yang amat canggih. Salah satu contohnya adalah setir yang dilengkapi mount untuk smartphone, menjadi pusat akses menuju sistem navigasi maupun fungsi-fungsi lainnya. Augmented reality pun juga memegang peranan besar di sini, memproyeksikan beragam panduan tepat di jalanan yang ada di pandangan pengemudi.

Sebagaimana halnya mobil konsep, FFZero1 tentunya tak akan dipasarkan secara massal dalam waktu dekat. Faraday Future sudah punya rencana untuk memasarkan mobil produksi pertamanya dalam beberapa tahun mendatang. Dalam rentang waktu tersebut, mereka akan terus menggenjot tahap pengembangan dengan teknik visualisasi yang memanfaatkan virtual reality.

Faraday Future juga telah resmi mengumumkan kemitraannya bersama pabrikan elektronik asal Tiongkok, LeTV. Keduanya akan bersama-sama menyempurnakan teknologi kemudi otomatis sekaligus mengembangkan sistem berbasis internet maupun konten digital yang bakal dijumpai di mobil-mobil besutan Faraday Future di masa yang akan datang.

Untuk sementara, kita bisa mengunduh aplikasi Faraday Future Concept di iOS dan Android guna mengeksplorasi aspek-aspek unik yang ditawarkan FFZero1 Concept dalam wujud tiga dimensi. Saya penasaran apakah Elon Musk selaku pendiri Tesla Motors merasa ketar-ketir menghadapi lawan barunya ini.

Sumber: TheNextWeb.

LG K10 dan K7 Siap Pukau Pasar dengan Segenap Fitur Ciamik

Memanaskan gelaran bergengsi CES 2016, LG telah menyiapkan beberapa jagoannya untuk disuguhkan di sana. Akan ada dua punggawa yang dipastikan bakal mejeng, yakni LG K10 dan LG K7 yang tergabung dalam keluarga K Series. Masing-masing smartphone kemudian akan dibagi lagi menjadi beberapa varian yang dibedakan atas komponen jeroan dan kamera. LG mengatakan bahwa lineup terbaru ini dikemas tidak hanya dengan rupa yang menawan berupa kaca 2.5D Arc tapi juga dengan teknologi kamera lebih canggih. Sangat mungkin smartphonesmartphone ini akan jadi penantang bagi Oppo F Series yang juga akan memulai debut di tahun ini.

LG K10

Tiba saatnya kita bahas spesifikasi masing-masing varian LG K Series, yang pertama adalah LG K10 yang ukuran layar standarnya adalah 5,3 inci HD dengan teknologi In-Cell Touch. Smartphone ini ditawarkan dalam beberapa varian, varian yang pertama sudah mendukung 4G LTE yang mengusung prosesor 1.2GHz atau 1.3GHz quadcore atau konfigurasi lainnya dengan prosesor 1.14GHz octacore. Sementara varian kedua hanya mendukung 3G dengan bekal dalaman berupa prosesor quadcore 1,3GHz.

Di sektor kameranya, varian LG K10 4G LTE memboyong kamera 13MP di belakang dan 8MP di depan, ada juga pilihan kamera 5MP. Sedangkan varian LG K10 3G sedikit lebih rendah, dengan kamera utama 8MP dan kamera depan 8MP atau 5MP. Konfigurasi “membingungkan” lainnya, LG K10 tersedia dalam beberapa opsi RAM mulai dari 1GB, 1,5GB dan 2GB, di mana kapasitas memori internal yang disediakan mulai dari 8GB hingga 16GB. Anehnya kapasitas baterai yang disiapkan hanya 1 ukuran, yaitu 2.300mAh. Beruntung seluruh varian LG K10 dipastikan sudah menggunakan sistem operasi Android 5.1 Lollipop yang sudah mendapatkan beberapa fitur penghemat daya.

LG K7

Varian LG K7 lebih sederhana, di depan kita akan menjumpai layar WVGA berukuran 5 inci, tersedia dalam varian 4G LTE dan juga 3G di mana keduanya sama-sama menggunakan prosesor quad-core tapi berbeda kecepatan, yakni 1,1GHz dan 1.3 GHz. LG menyematkan dua pilihan kamera belakang, 8MP dan 5MP sementara kamera depan hanya tersedia pilihan  5MP.

LG-K-Series-2K7

Kapasitas RAM dan memori masing-masing varian tak terpaut jauh, yakni 1,5GB dan 1GB dengan memori internal 16GB dan 8GB. Sementara daya topang energi dipercayakan pada komponen baterai 2.125mAH serta pilihan sistem operasi Android 5.1 Lollipop.

Seluruh varian LG K Series di atas menjanjikan kualitas jepretan kamera yang lebih baik. Dijelaskan oleh LG, perangkatnya memiliki fitur-fitur unggulan seperti Gesture Shot, Tap and Shot dan Gesture Interval Shoot yang akan membantu pengguna dalam mengabadikan foto selfie.

Sayang LG belum mau membeberkan berapa banderol untuk masing-masing punggawa barunya ini.

Sumber berita LG.

Wow, Rumor Sebut Huawei P9 Bakal Mejeng di CES 2016 dengan RAM 6GB!

Selain layar dan kamera, RAM adalah elemen lain yang paling menentukan keputusan seseorang ketika dihadapkan pada beberapa pilihan smartphone. Saat ini tak banyak smartphone yang menawarkan RAM 4G yang notabene merupakan kapasitas tertinggi, beberapa di antaranya adalah Asus ZenFone 2 yang bisa dibilang yang pertama kali menawarkan opsi RAM tersebut. Kemudian OnePlus 2, Samsung Galaxy Note 5, Galaxy S6 edge+, dan Xiaomi Mi Note Pro.

Tapi, kapasitas 4GB pun sepertinya sebentar lagi akan tergeserkan, pasalnya rumor terbaru mengatakan bahwa Huawei sedang dalam persiapan menyambut CES 2016 untuk menyibak punggawa barunya, P9 yang mengemas kapasitas RAM super besar yakni 6GB.

Informasi ini berbeda dari kabar sebelumnya yang mengatakan Huawei P9 diprediksi baru akan muncul di bulan Maret nanti. Sumber terbaru ini kemudian menyinggung soal adanya RAM super besar di Huawei P9. Dan apabila kabar ini benar, maka Huawei akan menjadi vendor perangkat pertama yang menawarkan smartphone berkapasitas RAM sebesar itu.

Masih dari sumber yang sama, P9 dikatakan mengemas layar 5,2 inci denganresolusi QHD. Kemudian di bagian dalam perangkat akan bersemayam chipset Kirin 950 yang merupakan prosesor terbaru buatan Huawei, ditemani grafis Mali-T880 MP4. Informasi jeroan ini senada dengan bocoran November lalu ketika dokumen benchmark AnTuTu perangkat bersangkutan merebak.

Selain P9, Huawei juga dipercaya akan mengungkap beberapa varian lain, salah satu yang mungkin dipamerkan adalah phablet Huawei Mate 8 yang tahun lalu sudah menyapa konsumen di Tiongkok sana.

Sumber berita SoftPedia dan gambar header ilustrasi P8.

Bosch Pamerkan Teknologi Interior Mobil Futuristis di CES 2016

Lebih dikenal sebagai brand perkakas elektronik dan power tool di Indonesia, sebetulnya 60 persen pemasukan Bosch tiap tahun dihasilkan dari teknologi otomotif. Bagi produsen di bidang itu, ajang Consumer Electronics Show 2016 akan menjadi medium tepat untuk memamerkan produk mutakhir. Buat Bosch sendiri, inovasi difokuskan pada sistem infotainment kendaraan.

Sang perusahaan asal Jerman itu sengaja datang jauh-jauh dari markas besarnya di Gerlingen ke Las Vegas buat memperkenalkan konsep konektivitas mobil generasi selanjutnya. Mereka belum memberinya nama, tapi penemuan ini begitu canggih, dan kemungkinan mampu mengubah cara pengemudi mengendalikan serta berinteraksi pada kendaraan yang mereka bawa.

Bosch Car Infotainment System 02

Konsep Bosch dimaksudkan untuk memperlihatkan seperti apa ‘user interface masa depan’. Sistem berupa touchscreen beresolusi tinggi ditaruh di kendaraan convertible dua kursi. Ia memenuhi bagian console utama, juga ditempatkan pada kedua pintu. Interface memungkinkan pengendara dan penumpang mengakses fungsi-fungsi dasar semisal internet, melihat agenda, serta navigasi.

Konektivitas turut tersambung ke tempat tinggal, sehingga kita bisa mengaktifkan/mematikan AC dari jauh, menyalakan sistem keamanan, bahkan sampai membuka kunci pagar rumah. Bosch tak lupa mengembangkan software berbasis cloud di mana komputer memanfaatkan sinyal GPS buat mengkalkulasi posisi mobil, demi menentukan apakah Anda berjalan ke arah yang benar atau tidak.

Bosch Car Infotainment System 03

Sistem infotainment tersebut segera mengeluarkan tanda waspada berupa cahaya lampu dan suara ketika penyeberang melintasi jalan. Hal serupa diterapkan pada mobil yang datang dari arah berlawanan. Menurut Bosch, solusi ini akan jadi kunci penting dalam menghindari kecelakaan. Buat menyempurnakannya, tim pengembang berniat untuk membubuhkan asisten pribadi, mirip Siri atau Cortana.

Bagian paling unik dari teknologi Bosch ini ada pada touchscreen. Kabarnya, komponen tersebut sanggup mensimulasikan sensasi mirip sewaktu kita menekan tombol atau memutar dial sungguhan. Ia membuat berkendara lebih aman karena pengemudi dapat meraba, tak lagi harus melihat layar sentuh. Lalu jika Anda sedang merasa malas, kendara bisa diperintahkan agar parkir dengan sendirinya.

Bosch menggunakan mobil Tesla Model S sebagai basis untuk membenamkan sistem infotainment canggih itu. Kreasi mereka itu sudah diuji di Jerman, Jepang serta Amerika Serikat, dan rencananya akan mulai tersedia di tahun 2020.

Bosch Car Infotainment System 04

Via Digital Trends. Sumber: Bosch.

Lenovo Vibe S1 Lite, Lebih Terjangkau Tapi Tanpa Kamera Depan Ganda

Setelah memuaskan dahaga para fansnya dengan menyajikan sederet perangkat notebook dan tablet, Lenovo akhirnya memberikan kejutan di kategori mobile, di mana mereka secara resmi memperkenalkan varian baru, Vibe S1 Lite di gelaran CES 2016. Smartphone berpenampang layar seluas 5 inci yang diprediksi akan merambah pasar pada awal 2016.

Lenovo Vibe S1 sendiri disibak pertama kali pada bulan September lalu di gelaran IFA 2015, ia kemudian memulai debut baru di India pada bulan November lalu. Tak seperti seniornya, Vibe S1 Lite tiba tanpa kamera depan ganda, tapi sebagai hiburan masih ada kamera 8MP buatan Sony plus LED flash untuk bantuan memotret objek di kondisi pencahayaan yang rendah.

Mengulas bagian utamanya, Vibe S1 Lite mengemas layar 5 inci dengan resolusi FHD dan bobot hanya 129 gram, serta dimensi total di 145x71x8.5mm. Perangkat beroperasi dengan otak utama dari MediaTek MT6753 yang dimotori oleh prosesor octa-core 1,3GHz dan RAM 2GB. Kemudian disempurnakan oleh Mali-T720 GPU di bagian grafis. Kemudian terdapat kamera 13MP yang menemani kamera depan dan ditopang baterai berkapasitas 2700mAh.

Smartphone berbasis Android 5.1 Lollipop ini menawarkan ruang simpan yang cukup baik yakni seluas 16GB, dan Lenovo tak melupakan slot tambahan microSD jika kapasitas tersebut dianggap terlalu minimalis. Kecepatan data perangkat dipastikan mendukung teknologi terkini dengan bekal 4G LTE, dual SIM, Bluetooth 4.0, dan tentu saja GPS.

Lenovo Vibe S1 Lite ditawarkan dalam dua pilihan warna, Matte White dan Matte Blue dengan banderol mulai dari $199.

Sumber berita SoftPedia, Fonearena.

Acer Umumkan Tablet untuk Pemula dan Anak-anak, Iconia One 8

Pabrikan perangkat ternama, Acer baru saja menyibak beberapa jagoan baru salah satunya adalah tablet generasi terkini, Iconia One 8. Tablet berbasis android yang mengemban misi menjangkau pengguna keluarga, anak-anak dan pemula, seperti konsep pendahulunya. Walau begitu tablet sudah tampil mentereng dengan balutan layar IPS 8 inci yang disertai fitur multi-touch 10 poin dan kamera utama beresolusi 5MP.

Demi mengakomodasi kebutuhan anak-anak yang biasanya gemar bermain game, Acer membenamkan prosesor quad-core dari Mediatek bersama dengan RAM seluas 1GB dan memori internal 16GB. Apabila dirasa masih kurang, Acer juga menambahkan slot untuk ekspansi memori melalui tambahan microSD. Memori lega ini memudahkan orang tua untuk membekali tablet dengan berbagai bahan-bahan ajar sekolah ataupun konten-konten bermanfaat lainnya. Acer juga menambahkan fitur parental control yang berguna bagi orang tua untuk mengawasi aktivitas anak ketika mengakses dunia maya ataupun membatasi penggunaan perangkat. Lalu di depan ada kamera 2MP yang akan menemani kamera utamanya.

Tablet Iconia One 8 secara default juga dilengkapi dengan sejumlah aplikasi, seperti Kids Center yang memudahkan anak untuk mengakses konten lewat interface yang meriah dan mudah. Kemudian EZ WakeUp, EZ Snap untuk membuat screenshot, dan System Doctor yang berguna untuk memonitor status perangkat seperti kapasitas memori, penyimpanan dan juga mengoptimalkan fungsi seluruh sistem perangkat.

Dimotori Android 5.1 Lollipop, tablet Acer Iconia One 8 akan tersedia dalam tiga balutan warna, antara lain blue, black dan white. Ia dijadwalkan meluncur di kawasan Eropa, Timur Tengah dan Afrika di bulan ini dengan banderol $140, kemudian ke kawasan Amerika Utara pada bulan Februari dengan banderol di kisaran $99.99.

Sumber berita Acer, Ubergizmo.

3 Perangkat Wearable Inovatif dari Samsung di CES 2016: WELT, rink dan TipTalk

Sekarang ini kita tak bisa lagi melihat perangkat wearable sebagai bisnis sampingan sebuah perusahaan teknologi. Pabrikan-pabrikan besar, seperti Samsung misalnya, cukup memprioritaskan bidang ini layaknya mereka mengistimewakan divisi smartphone-nya. Beragam inovasi mereka ciptakan demi memaksimalkan potensi yang dimiliki perangkat wearable.

Tiga inovasi terbarunya di bidang wearable akan mampir ke panggung CES 2016 dalam beberapa hari mendatang. Ketiganya merupakan garapan divisi Creative Lab, yang dibentuk dengan misi untuk mengasah ide-ide kreatif para karyawan Samsung, dan ini merupakan pertama kalinya produk mereka dibawa ke CES.

Meski masih dalam proses pengembangan, Samsung merasa perlu mendemonstrasikannya di hadapan publik untuk mendapatkan gambaran tentang potensi pasar maupun sejumlah masukan dari yang berkenan untuk menjajal.

WELT

Sabuk kesehatan Samsung WELT

Produk yang pertama adalah WELT – mungkin singkatan dari Wellness bELT? – yang merupakan sebuah sabuk canggih dengan tampang low-profile. Di balik wujudnya yang tidak berbeda ketimbang sabuk biasa, Samsung telah menanamkan sejumlah sensor yang bertugas untuk memonitor kesehatan para penggunanya.

Selain variabel standar seperti jumlah langkah kaki, WELT juga dapat membaca ukuran pinggang pengguna, pola makan maupun seberapa lama sang pengguna telah duduk. Data-data ini kemudian akan dikirim menuju aplikasi pendamping di smartphone atau tablet untuk dianalisa, dan pada akhirnya berujung pada sejumlah kiat positif yang bisa diterapkan pengguna untuk menjaga kebugaran tubuhnya.

Ini sebenarnya bukan pertama kali kita melihat sebuah sabuk pintar. Tahun lalu, juga di ajang Consumer Electronics Show, ada sebuah sabuk pintar bernama Belty yang sempat kami cantumkan dalam daftar gadget paling aneh dari CES 2015. Kendati demikian, penampilan WELT jauh lebih mirip seperti sabuk biasa.

rink

VR Controller Samsung rink

Produk yang kedua akan mengundang ketertarikan para pengguna Gear VR. Bernama rink, perangkat ini merupakan sebuah controller dengan teknologi pendeteksi gerakan seperti yang terdapat pada controller Nintendo Wii. Semisal pengguna hendak memainkan game tenis, ia hanya perlu menggenggam rink dan mengayunkannya layaknya sebuah raket.

Cara kerja perangkat ini sebenarnya mirip seperti Oculus Touch, memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan cara yang lebih alami saat menikmati konten virtual reality. Saya cukup optimis rink bakal segera dirilis ke publik tahun ini juga setelah melihat potensinya dalam video berikut – mungkin berbarengan dengan versi baru Gear VR?

TipTalk

Samsung TipTalk

Yang terakhir ini mungkin kedengaran seperti sihir, akan tetapi TipTalk benar-benar memungkinkan pengguna untuk mendengarkan suara yang berasal dari smartwatch hanya dengan menyentuh telinganya, tanpa mengenakan earphone atau headset sama sekali.

Perangkat ini pada dasarnya merupakan sebuah strap arloji yang bisa dipasangkan ke perangkat macam Gear S2. Tak cuma lebih praktis daripada mengenakan headset, secara teori pengguna juga bakal mendengar suara yang lebih jernih.

Sejauh ini memang belum ada keterangan resmi terkait bagaimana cara kerja TipTalk sebenarnya, tapi saya menduga Samsung berhasil menemukan cara untuk memanfaatkan gelombang elektromagnetik pada tubuh manusia sebagai medium penghantar suara. Yang tak kalah menarik, sosok yang bertanggung jawab atas kreasi TipTalk ini sudah dipersilakan untuk membentuk startup-nya sendiri sejak Agustus 2015 kemarin.

Sumber: Samsung.

Modder Sekaligus Penggemar Star Wars Ciptakan PC Berbentuk Star Destroyer

Jumlah fans Star Wars di kalangan gamer tidaklah sedikit. Dan kita tahu, ada banyak sekali cara untuk memperlihatkan kegemaran terhadap kedua hal tersebut. Anda bisa membeli aksesori bertema Perang Bintang atau mengoleksi console edisi khusus. Namun mungkin belum ada seorangpun yang mampu menunjukkan kecintaan pada Star Wars seperti modder asal Belanda ini.

Di bawah nama Asphiax, Sander van der Velden menciptakan casing PC kustom unik yang turut berperan sebagai replika pesawat raksasa penyerbu milik Galactic Empire. Asphiax menamai mahakaryanya itu YAZI, sebuah miniatur Star Destroyer kelas Venator. van der Velden tidak hanya memerhatikan sisi penampilan semata, YAZI juga merupakan rumah bagi komponen-komponen canggih.

Yazi Venator Class Star Destroyer PC 02

Sander van der Velden awalnya meracik YAZI Venator-class Star Destroyer untuk berkompetisi dalam kontes MSI Pro Mod Season 3. Begitu terkesannya sang produsen PC dan hardware dari Taiwan itu, MSI memutuskan buat memamerkan YAZI di ajang CES 2016. Penampilan luarnya sanggup membuat penggemar Star Wars terpana: tubuhnya sangat detail, dan ketika diaktifkan, lampu-lampu di samping akan menyala.

Bagian-bagian yang terlihat dicetak dari printer 3D, kemudian frame dibuat menggunakan aluminium. Karena ingin kreasinya sempurna, Sander belajar mengenai teknik cutting laser selama dua tahun penuh sebelum memulai pengerjaan YAZI. Versi kecil Venator-class Star Destroyer itu menyimpan fiber optic dengan panjang total melampaui 50-meter, disambungkan ke lambung pesawat.

Yazi Venator Class Star Destroyer PC 06

Walaupun beberapa hardware memang bukan tipe teranyar, aspek kinerja sama sekali tidak dilupakan. Komponen-komponen diposisikan dekat lokasi mesin. Sang modder memutuskan untuk memilih motherboard MSI B150m Mortar, lalu membenamkan prosesor Intel Core i5 6600K 3.50GHz, kartu grafis MSI 780TI Lightning, RAM DDR4 Avexir Blitz 1.1 32GB, dan unit power supply Thermaltake ToughPower DPS G 850W.

Tentu modding tidak terasa lengkap tanpa sistem cooling berbasis cairan. Untuk YAZI Venator-class Star Destroyer, van der Velden memanfaatkan water block CPU Thermaltake Pacific W1, block GPU Diamond Cooling, pompa Thermaltake Pacific P1 Black D5 plus Silent Kit, serta radiator 480 40mm.

Yazi Venator Class Star Destroyer PC 03

Buat penutup artikel ini, ada berita gembira untuk Anda: kita dipersilakan memesan casing tersebut langsung ke van der Velden. Ia tidak menyebutkan biaya secara spesifik, tapi upahnya pasti tidak murah. Sang modder menjelaskan, buat merampungkan proyek sekelas YAZI, ia membutuhkan waktu kira-kira tiga minggu.

Via Extreme Tech. Sumber: Blog Asphiax.