Kiprah Delegasi Indonesia di MiSK Global Forum Saudi Arabia

Minggu lalu saya mendapatkan kesempatan mengikuti ajang MiSK Global Forum yang diselenggarakan di Riyadh, Saudi Arabia. Dari Indonesia ada 15 anggota delegasi yang berpartisipasi, melalui GEPI (Global Entrepreneurship Program Indonesia) sebagai mitra, terdiri dari penggiat startup teknologi dan kewirausahaan sosial (social entrepreneurship). Satu di antaranya, CEO Hijup Diajeng Lestari, didaulat menjadi salah satu pembicara dalam sebuah diskusi panel tentang kewirausahaan perempuan dengan mendorong nilai-nilai budaya dan fashion.

Saudi, yang selama ini kita kenal sebagai negara kaya karena melimpahnya hasil migas, mencoba memberikan atmosfer yang berbeda di acara ini. Gejolak harga minyak, instabilitas politik di kawasan Timur Tengah, dan perubahan peta politik global membuat anak-anak muda di sana tak lagi bisa terus-menerus bergantung pada fasilitas yang selama ini mereka peroleh.

Pangeran Mohammad bin Salman, Deputi Putra Mahkota, yang juga kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan, melalui Yayasan MiSK mencoba memperkenalkan sisi kewirausahaan yang mungkin masih terdengar asing untuk kaum muda di kawasan itu.

Menghadirkan sejumlah pembicara dunia yang inspiratif, termasuk penerima Nobel Perdamaian dan Pendiri Grameen Bank Muhammad Yunus, Executive Chairman Cisco Systems John Chambers, Co-Founder Pixar Alvy Ray Smith, dan Co-Founder dan CEO Udacity Sebastian Thrun, ajang seperti ini diharapkan membuka mata soal perkembangan bisnis global dewasa ini, baik yang berbentuk kewirausahaan sosial maupun yang berbasis teknologi.

Pemberdayaan perempuan juga menjadi tema penting yang coba diangkat. Di Saudi, stigma bahwa perempuan “tidak boleh” melakukan ini dan itu (di luar konteks urusan rumah tangga) seakan-akan lekat di benak para pengamat. MiSK Global Forum mencoba menghadirkan sejumlah pengusaha perempuan yang berhasil mendobrak stigma ini melalui bisnis, edukasi, dan gerakan yang dihimpun.

Mempromosikan busana muslim sebagai bisnis global

CEO Hijup Diajeng Lestari sebagai salah satu pembicara diskusi panel di MiSK Global Forum 2016 / DailySocial
CEO Hijup Diajeng Lestari sebagai salah satu pembicara diskusi panel di MiSK Global Forum 2016 / DailySocial

Salah satu sesi pemberdayaan perempuan melibatkan Diajeng sebagai pembicara. Dalam diskusi panel bertajuk “Playing at the Heart of a Nation: From Cultural Heritage to a Brand Value, Diajeng bersanding bersama dua desainer fashion Timur Tengah, yaitu Lubna Al Zakwani dan Arwa Alammari.

Sebagai seorang pengusaha marketplace online yang sudah mendapatkan investasi dari 2 investor Silicon Valley, Diajeng menekankan pentingnya standar untuk setiap produk yang dijualnya. Jika ingin memasuki pasar internasional, ada sejumlah standar yang harus dipenuhi. Untuk bisnis fashion misalnya, ada aturan soal bahan dan ukuran. Karakter dan DNA juga menjadi hal yang perlu diperhatikan.

E-commerce, lanjutnya, membantu seorang desainer atau pengusaha meraih konsumen secara global tanpa limitasi jarak dan waktu. Kaum Muslim, sebagai konsumen segmen ini, berjumlah 1,7 miliar di seluruh dunia dan tidak hanya tinggal di negara-negara mayoritas Muslim.

Menurut data yang dimiliki Diajeng, pasar fashion Islam bernilai $230 miliar dan justru para pemainnya adalah pemain fashion besar yang tidak berbasis di negara Islam, misalnya Uniqlo dan H&M. Diajeng tidak ingin negara Muslim hanya menjadi pasar dan ingin mengembangkan bisnis yang bisa mempekerjakan banyak orang.

 

Pengalaman Startup Indonesia yang Mengikuti Google Launchpad Accelerator Batch Kedua

Bersamaan dengan digelarnya Google for Indonesia kemarin, Google juga membawa kembali enam startup Indonesia yang mengikuti bootcamp Google Launchpad Accelerator batch kedua. Selain mendapat dana “gratis” $ 50 ribu, enam startup Indonesia ini juga berkesempatan menimba ilmu dari sejumlah orang-orang brilian pilihan Google, baik dari luar maupun dalam negeri. Di sisi lain, hari ini (10/8) angkatan pertama Google Launchpad Accelerator juga melakukan Graduation Ceremony.

Google Launchpad Accelerator batch kedua kali ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan batch pertama. Perbedaan yang ada hanya terdapat dari sisi jumlah peserta dan negara yang mengikuti batch kedua. Di batch kedua ini ada enam negara yang berpartisipasi dan masing-masing diwakili oleh enam startup.

Indonesia sendiri di batch kedua diwakili oleh Jarvis Store, Talenta, Ruangguru, IDNtimes, Codapay, dan Hijup yang menjadi satu-satunya startup di bidang e-commerce dan juga pendiri wanita. Masing-masing pendiri memiliki pengalaman pelatihan yang tidak jauh berbeda, mulai dari UI/UX, cara akuisisi pengguna dan juga talenta, hingga penempatan investasi di channel yang tepat.

President CodaPay Paul Leisshman mengatakan, “Hal yang paling menantang adalah menyeimbangkan semua informasi yang kami terima dan teknologi baru yang kami pelajari, memilih mana yang relevan, dan apa yang akan kami lakukan dengan bisnis kami berikutnya. […] Ini sedikit banyak mengubah rencana kami ke depannya. Paling dekat, kami ingin segera mengimplementasikan teknologi progressive web app dalam platform kami.”

Lain Paul, lain lagi pengalaman yang diperoleh CEO Talenta Joshua Kevin. Bagi Joshua pelajaran yang paling berharga adalah materi UI/UX. Joshua sendiri berencana untuk segera mengoptimasi UI/UX mereka lebih baik lagi, apalagi Talenta sendiri baru-baru ini telah mendapatkan pendanaan.

Sementara itu CEO Hijup Diajeng Lestari menjelaskan, “Kami mendapatkan ilmu mengenai bagaimana mengoptimalisasi funnel. Mulai acquisition cost-nya sampai si customer itu sudah masuk dalam customer base kami. […] Istilahnya performance analysis, jadi [kami bisa] invest di kanal-kanal yang terbaik saja untuk akusisi pengguna.”

Developer Relationship Program Manager Google Erica Hanson menyampaikan bahwa di batch kedua ini Hijup dan Ruangguru sendiri cukup menarik perhatian. Hijup sebagai startup e-commerce dinilai mampu menciptakan emotional connection dengan penggunanya. Sedangkan Ruangguru dari model bisnisnya yang baru pertama kali ini ada di program Launchpad Accelerator.

Di sisi lain, pada batch pertama, eFishery dinilai memiliki model bisnis paling unik bersama dengan Kerjabilitas. Erica juga berjanji bahwa ke depannya Google akan terus mencari startup yang mampu memecahkan masalah dengan cara yang unik lewat teknologi di Indonesia.

Sebagi informasi, di batch kedua ini ada beberapa peserta dari batch pertama yang menjadi mentor untuk peserta batch kedua. Contohnya Razi Thalib dari Setipe yang menjadi mentor untuk Hijup.

Graduation Ceremony Google Launchpad Accelerator angkatan pertama

Google Launchpad Accelerator angkatan pertama, mentor dan Googlers di Graduation Ceremony / DailySocial
Google Launchpad Accelerator angkatan pertama, mentor dan Googlers di Graduation Ceremony / DailySocial

Dengan kembalinya enam startup batch kedua, program Google Launchpad Accelerator batch pertama pun berakhir. Hari ini, delapan startup yang menjadi angkatan pertama pun mengadakan Graduation Ceremony mereka di Hotel Mulia, Jakarta dan menyampaikan pelajaran apa saja yang telah mereka ambil selama mengikuti program bimbingan dari Google tersebut. Mereka adalah Kerjabilitas, Setipe, Jojonomic, eFishery, Seekmi, HarukaEdu, dan Kakatu.

CEO HarukaEdu Novistar Rustandi menyampaikan bahwa pelajaran paling berharga yang didapatnya adalah mengenai pemahaman user experience. Berangkat dari sana, kini pihaknya telah membangun versi baru dari sistem yang sudah ada dan disebut sudah melalui uji coba hingga dua kali saat ini. Versi baru ini pun disebut Novistar memiliki UI/UX yang benar-benar berbeda dari yang sebelumnya.

CEO Kibar Yansen Kamto yang turut hadir dan juga menjadi salah satu mentor dalam program Launchpad Accelerator mengatakan, “Tidak mudah menjadi entrepreneur di Indonesia, tetapi sekarang kita bisa melihat para pendiri startup hebat […] yang mampu memecahkan masalah. […] Ini [lewat Launchpad Accelerator] sebenarnya bisa menjadi peluang bagi Indonesia untuk belajar dari mentor dan startup lain di dunia. […] Kita harus bisa menjaga momentum ini agar ekosistem startup di Indonesia terus tumbuh.”

Selain pendanaan bebas ekuitas sebesar $ 50 ribu dan pelatihan gratis selama dua minggu langsung di kantor pusat Google, perusahaan­-perusahaan startup yang ikut di batch kedua tersebut akan mendapat mentoring selama enam bulan sekembalinya ke Indonesia sekaligus akses ke alat dan sumber daya Google. Google juga berencana akan membuka pendaftaran untuk kelas Launchpad Accelerator ke­-3 pada 2017. Namun, detail berapa jumlah peserta yang bisa berangkat dan detail-detail lainnya masih belum bisa diungkap saat ini.

HijUp Secured Another Seed Funding, Worth Million of Dollars

Moslem fashion e-commerce service HijUp announced that its has just secured a second round of seed funding, worth seven digit USD ($1-9 million or more than Rp 13 billion) from a group of investors consist of Fenox Capital, 500 Startups, and local media conglomerate EMTEK. This was the startup’s second one in the past six months. Continue reading HijUp Secured Another Seed Funding, Worth Million of Dollars

HijUp Kembali Peroleh Seed Funding, Kali Ini Bernilai Jutaan Dollar

HijUp membukukan perolehan seed funding kedua dalam enam bulan / DailySocial

Layanan e-commerce fashion muslim HijUp mengumumkan perolehan putaran kedua seed funding, kali ini bernilai tujuh digit dollar AS ($1-9 jutaan atau lebih dari Rp 13 miliar) yang berasal dari konsorsium investor, yaitu Fenox Capital, 500 Startups, dan konglomerat media lokal EMTEK. Ini adalah perolehan pendanaan kedua yang diperoleh HijUp dalam enam bulan terakhir.

Continue reading HijUp Kembali Peroleh Seed Funding, Kali Ini Bernilai Jutaan Dollar

5 Cara Jitu Agar Founder Startup Tetap Termotivasi

Jatuh bangunnya perusahaan startup sudah banyak terjadi, mulai dari kurangnya funding, terhambat dengan kreativitas hingga pertengkaran antara Co-Founder menyebakan startup Anda pun tidak mampu bertahan dan terpaksa gulung tikar. Jika saat ini Anda sedang mengalami keraguan akan startup yang Anda miliki ternyata Anda tidak sendirian, kegagalan adalah nyata, apapun startup Anda, sepintar apapun Anda meramu kreatifitas jika tidak di kenali sejak dini bisa berhenti ditengah jalan.

Seperti yang diungkapkan oleh Ollie, Co-founder Kutukutubuku.com & NulisBuku.com, masalah yang kerap muncul justru berasal dari hal yang sederhana, seperti chemistry dengan Co-Founder lainnya yang turut serta membangun startup bersama, “Perselisihan antar founders mungkin terjadi saat membangun startup. Mulai dari visi yang berbeda hingga masalah pembagian tanggung jawab yang timpang. Pilihlah co-founder dengan latar belakang yang melengkapi Anda, bukan berdasarkan pertemanan semata. Don’t do business with your friends, but be friends with your business partner,” ujar Ollie.

Kendala yang dialami startup bisa terjadi kapan saja, diperlukan kekuatan, keuletan, ketahanan, keberanian serta motivasi sebagai entrepeneur  agar lebih peka terhadap semua tantangan yang dihadapi. Berikut ini adalah tips dan contoh dari perjuangan startup yang pernah terjadi oleh entrepeneur lainnya yang pernah mengalami masa-masa buruk dalam karir mereka, dirangkum oleh Andrew Medal dari Entrepreneur.com

Yakinkan bahwa Anda memiliki perusahaan terbaik

Sebelum membangun bisnis raksasanya yaitu Ford Motor Company, Hendy Ford pernah bangkrut sebanyak 5 kali. Bill Gates gagal saat pertama kali ia memulai bisnisnya, Traf-O-Data. Bahkan Steve Jobs pernah dipecat dari Apple. Membaca cerita dan pengalaman dari entrepreneur ternama di dunia sedikitnya dapat membantu untuk mendapatkan pencerahan dan motivasi. Menjadi seorang entrepeneur bisa membuat Anda kesepian, namun jika Anda menyadari bahwa startup Anda menjanjikan, Anda pun akan dapat menghadapi tantangan yang ada.

Sambut perubahan yang ada

Ada banyak contoh entrepreneur, teknologi dan perusahaan yang mengganggu para pesaingnya, model bisnis dan seluruh industri. Lihat saja apa yang sudah Facebook lakukan denan MySpace, Napster dengan industri musik, Craiglist dengan koran lokal dan Amazon dengan toko buku, masih banyak lagi entrepeneurs hingga perusahaan yang sudah merubah bisnis pesaing hingga perusahaan yang sudah mapan. Gangguan tersebut terjadi ketika suatu perusahaan gagal melakukan perubahan.

Sebagai entrepreneur Anda harus menyadari bahwa banyak kesempatan untuk berubah. Meskipun pada awalnya perubahan tersebut terlihat seperti ancaman yang bisa menghancurkan bisnis Anda, jika Anda tidak bisa menerima perubahan tersebut jangan heran jika bisnis Anda akan gagal, kalah bersaing dengan startup lainnya.

Kreatifitas

Tahukan Anda bahwa lem yang terdapat di Post-it diciptakan secara tidak sengaja oleh para ilmuwan yang sedang mencoba untuk menciptakan perekat untuk eksplorasi ruang angkasa. Pada akhirnya perjuangan untuk mempertahankan startup Anda akan membuat Anda jauh lebih kreatif. Hal tersebut terbukti ampuh dan diakui oleh beberapa entrepeneur ternama di dunia.

Tetap bertahan

Mark Suster seorang kapitalis ventura asal Los Angeles dari Upfront Ventures menuliskan perjuangannya saat dulu perusahaan miliknya kehilangan uang dalam jumlah yang banyak bahkan nyaris bangkrut, namun ia tetap bertahan dan berusaha untuk mencari jalan keluar.

Tetap bertahan adalah salah satu sikap yang harus dimiliki oleh entrepeneur. Jika Anda sedang mengalami masalah di perusahaan startup Anda, cobalah untuk bertahan sambil mencari alternatif lain agar dapat keluar dari masalah.

Fokus pada visi besar

Ketika membicarakan jangka panjang, jangan pernah meragukan visi dari startup Anda. Keraguan dan keinginan untuk mundur akan datang, namun Anda harus terus fokus terhadap visi besar. Visi yang besar dapat membantu Anda menghadapi tantangan, Anda dan tim pun akan dapat melalui semua itu. Dibutuhkan kerja keras untuk kesuksesan suatu startup. Gunakan perjuangan Anda untuk membantu Anda mengembangkan keterampilan yang diperlukan yang pada akhirnya akan membawa kesuksesan.

Agar startup Anda mampu menghadapi kendala yang ada, Co-Founder Hijup.com Diajeng Lestari mengajak Anda untuk cari terus terobosan atau uniqueness yang membedakan startup Anda dengan kompetitor, “Innovative, buat sesuatu yang baru, berikan nilai tambah yang relevan dengan target market Anda,” tutup Diajeng.

Tanggapan Pelaku Industri E-commerce Terhadap Pencabutan Dana Investasi Negatif

shutterstock_199896194

Meski investasi asing mulai memasuki industri e-commerce Indonesia, dapat dikatakan bahwa saat ini industri jual-beli online masih seperti balita (infant industry). Masih butuh banyak sokongan untuk dapat tumbuh kembang sesuai dengan kemampuan potensialnya. Salah satu proteksi nyata adalah dengan tidak menjadikannya sebagai subjek kepada pajak. Selain itu terkait DNI (Dana Investasi Negatif) yang melarang investor asing di layanan e-commerce Indonesia, para pemain mengusulkan kepada pemerintah agar hal tersebut dihapuskan demi pengembangan industri e-commerce lokal.

Continue reading Tanggapan Pelaku Industri E-commerce Terhadap Pencabutan Dana Investasi Negatif

DS EVENT: The Trend of Social Media Usage for Startups

The social media fest called Social Media Week Jakarta was inaugurated just yesterday (23/2). The presence of social media nowadays has brought with it a whole new dimension of marketing, especially for startups. It’s interesting to learn how startups maximize the media to touch their very customers. During the event, DailySocial gets the chance to gather a group of startups to sit together within a panel and share. Continue reading DS EVENT: The Trend of Social Media Usage for Startups

Berikut ini Adalah Empat Strategi Media Sosial untuk Startup Anda

Media sosial dewasa ini adalah platform yang paling sering dimanfaatkan oleh startup untuk mendapatkan pertumbuhan secara organik. Kekuatan sosial media yang mampu menjangkau khalayak secara mudah dan murah, menjadi “senjata” yang menarik bagi startup dalam usahanya menarik lebih banyak pengguna. Beberapa praktisi membagikan tips-nya tentang bagaimana mengelola media sosial sebagai sarana pemasaran startup yang ampuh.

Continue reading Berikut ini Adalah Empat Strategi Media Sosial untuk Startup Anda

HijUp Targetkan 30 Persen Penjualan dari Pasar Luar Negeri, Bidik Inggris, Singapura, dan Brunei Sebagai Pasar Baru

Layanan marketplace fashion Muslim HijUp hari ini mendapatkan pendanaan dari grup investor Fenox Venture Capital, Skystar Capital, dan 500 Startups. Menurut  Pendiri dan CEO HijUp Diajeng Lestari saat dihubungi DailySocial, Pendanaan yang diterima akan digunakan  untuk merekrut talenta terbaik di bidang IT dan marketing.

Continue reading HijUp Targetkan 30 Persen Penjualan dari Pasar Luar Negeri, Bidik Inggris, Singapura, dan Brunei Sebagai Pasar Baru

HijUp Sealed Funding from Fenox Venture Capital, Skystar Capital, and 500 Startups

Muslim fashion marketplace HijUp announced an undisclosed amount of funding from group of global investor, including Fenox Venture Capital, Skystar Capital, and 500 Startups. HijUp, which was established back in 2011, no longer serve only Indonesian market, but also regional and international as well. This includes a free delivery service to countries in Southeast Asia. Continue reading HijUp Sealed Funding from Fenox Venture Capital, Skystar Capital, and 500 Startups