Cube Asia 2022: Indonesia Pasar Terbesar “Live Shopping” dan “Group Buying” di Asia Tenggara

Indonesia menjadi pasar live shopping dan community group buy terbesar di Asia Tenggara dengan estimasi nilai Gross Merchandise Value (GMV) masing-masing sebesar hampir $5 miliar dan $2 miliar berdasarkan laporan perdana Cube Asia bertajuk “Social Commerce in Southeast Asia 2022”.

Laporan ini mencatat penggunaan platform social commerce dalam mendorong pertumbuhan transaksi e-commerce Asia Tenggara dengan estimasi total nilai sebesar $42 miliar di 2022. Adapun, sebanyak 15.000 responden di Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam berpartisipasi terhadap survei laporan ini.

Menurut CEO and Head of Data Cube Asia Sarabjit Singh, engagement media sosial di Asia Tenggara termasuk yang tertinggi di dunia. Sebanyak 90% pengguna internet di kawasan ini sudah memiliki akun Facebook, Instagram, WhatsApp, TikTok, dan LINE.

Kemudian, sebanyak 55% dari pengguna internet di Indonesia dan Thailand mengalokasikan pengeluaran untuk bertransaksi di platform social commerce masing-masing sebesar $100 dan $180 per pengguna per tahun.

Laporan ini membagi pengalaman transaksi di social commerce ke dalam empat kategori, yakni platform social commerce, conversational commerce, live shopping, dan community group buy. Pemilik brand/peritel yang menggabungkan lebih dari satu kategori ini, akan menjadi pemenang di masa depan.

Media sosial dan perpesanan

Dalam temuannya, rata-rata-rata pemilik channel di e-commerce Asia Tenggara telah memanfaatkan satu dari empat platform social commerce. Bagi pemilik brand, penting untuk memberikan pengalaman berbelanja yang lebih engaging melalui platform social commerce.

Transaksi commerce yang terjadi di media sosial menyumbang sebesar $34 miliar di Asia Tenggara, terbesar dibandingkan tiga kategori lainnya. Salah satu faktor pemicu tingginya nilai transaksi ini adalah meningkatnya jumlah waktu yang dihabiskan pengguna di media sosial selama pandemi.

Sumber: Cube Asia
Sumber: Cube Asia

Sebagai media sosial dengan basis pengguna besar, Facebook dan Instagram, memang telah memulai tren social commerceNamun, posisinya kini tertinggal dengan TikTok yang menawarkan cara lebih engaging dengan mengintegrasikan seluruh pengalaman bertransaksi dalam satu aplikasi saja.

Pada produk kecantikan, sebanyak 44% dari 800 beauty brand yang disurvei di Indonesia, telah memiliki kanal TikTok Shop.

Di kategori conversational commerce,transaksi berbasis percakapan berkontribusi sebesar $12 miliar di Asia Tenggara. Sebanyak 74% konsumen menggunakan aplikasi messaging untuk membuat pesanan.

Awalnya, model ini banyak digunakan penjual skala kecil, tetapi kini juga banyak dipakai oleh brand dan peritel. Bagi pemilik brand, cara ini menawarkan konversi ke penjualan lebih tinggi dengan biaya marketing lebih rendah dan utilisasi staf yang lebih baik.

Sumber: Cube Asia
Sumber: Cube Asia

Sementara bagi pelanggan, mereka lebih menyukai proses pemilihan produk dan pembayaran terjadi langsung di aplikasi messaging. Pelanggan juga lebih jelas dalam menanyakan produk yang mereka cari kepada staf.

Namun, ada juga yang menanyakan produk di WhatsApp, tetapi pembeliannya diselesaikan di toko fisik. Adapun, transaksi yang terjadi di aplikasi messaging terdiri dari Facebook Messenger (27%), WhatsApp (21%), SMS/iMessage (6%), dan lainnya (46%).

Live shopping dan group buying

Kategori live shopping atau berbelanja via tayangan streaming tengah menjadi tren yang berkembang pesat di Asia Tenggara. Pertumbuhannya mencapai sepuluh kali lipat atau sebesar $13 miliar di 2022. Setidaknya, 44% pengguna internet telah menjajal live shopping selama setahun terakhir.

Terdapat tiga kategori seller yang menawarkan live shopping, yakni seller independen, influencer, dan brand atau peritel. Sementara, ada tiga tipe platform yang digunakan seller untuk menghadirkan live shopping, yaitu media sosial, e-commerce, dan native plaftorm.

Menariknya, laporan ini menyebutkan Indonesia sebagai pasar live shopping terbesar di Asia Tenggara dengan GMV hampir $5 miliar di 2022. Biasanya, live shopping paling banyak ditemukan di Facebook dan Instagram. Namun, TikTok mulai mengambil pangsa live shopping yang signifikan, terutama di Indonesia.

TikTok mencoba mirroring strategi yang telah digunakan sister-app Douyin di Tiongkok dengan mengintegrasikan seluruh tools untuk bertransaksi hingga check out. Integrasi sepenuhnya ini dinilai lebih engaging dan conversion-oriented.

Sumber: Cube Asia

Terakhir adalah community group buy yang sangat dipengaruhi oleh konsumen berbasis komunitas/grup. Mereka melakukan kesepakatan bertransaksi secara bersama-sama, utamanya karena didorong oleh dua pendekatan model, yakni harga lebih terjangkau dan reseller/agen.

Saat ini, transaksi e-commerce berbasis grup masih relatif kecil, berkisar 3% dari total GMV di Asia Tenggara atau sekitar $5 miliar. Namun, Indonesia menjadi pasar community group buy terbesar di kawasan ini dengan nilai pangsa $2 miliar. Beberapa startup di Tanah Air yang menggunakan model ini untuk mengakselerasi e-commerce di kota tier 2 dan 3 adalah Kitabeli dan Evermos.

Laporan ini juga menyebut bahwa banyak pelaku startup new retail yang mencoba menduplikasi model berbasis komunitas sebagaimana yang telah dilakukan Pinduoduo (Tiongkok) dan Meesho (India) untuk mendorong pertumbuhan e-commerce di Asia Tenggara.

Resmi Tutup Platform Marketplace, Elevenia Mulai Eksplorasi Layanan B2B

Selesai sudah perjalanan Elevenia mengisi pasar online marketplace di Indonesia setelah hampir satu dekade lamanya. Per 1 Desember 2022 kemarin, Elevenia mengumumkan penghentian layanan dan operasional melalui situs resminya.

DailySocial.id telah mencoba menghubungi perwakilan Elevenia mengenai penutupan layanan ini dan langkah selanjutnya. Namun, belum ada tanggapan hingga berita ini diturunkan.

Selain marketplace, Elevenia juga memiliki lini bisnis yang membidik segmen B2B, yakni Elevenia Biz dan Enterprise Digital Technology Services (EDTS). Salah satu inisiatif yang telah hadirkan adalah platform E-Nusantara melalui kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.

Inisiatif baru yang disiapkan Elevenia / Sumber: Elevenia

Berdasarkan keterangan di situs resminya, E-Nusantara disebutkan sebagai perusahaan trading yang memiliki misi untuk memberdayakan UMKM melalui digitalisasi untuk mendorong keberlanjutan sektor agrikultur dan UMKM. Platform ini membantu pemilik bisnis lokal menentukan komoditas lokal bahan baku dan memperluas penjualan ke pasar domestik dan global.

E-commerce milik operator

Kilas balik, XL Axiata dan SK Planet berinisiatif masuk ke e-commerce dengan membentuk usaha patungan (joint venture) pada 2013. XL merupakan operator seluler, sedangkan SK Planet anak perusahaan telekomunikasi asal Korea Selatan, SK Telecom. Masing-masing mengenggam kepemilikan sebesar 50%.

Layanan ini meluncur dengan nama Elevenia satu tahun setelahnya. Di tahun pertamanya, Elevenia mengantongi 1 juta pengguna dan mencetak pendapatan sebesar Rp250 miliar. Di 2016, Elevenia tercatat menawarkan lebih dari 4 juta produk dari 40.000 seller.

Ketatnya kompetisi dan sulitnya monetisasi memaksa XL dan SK Planet untuk hengkang dari bisnis ini, dan melepas kepemilikan ke Salim Group pada 2015. Saham keduanya diserahkan ke PT Jaya Kencana Mulia Lestari dan Superb Premium Pte. Ltd. melalui mekanisme Perjanjian Jual Beli Bersyarat (CSPA).

Pasca-divestasi tersebut, Elevenia sempat mencoba strategi baru dengan berfokus pada peningkatan kinerja keuangan yang lebih sehat melalui pengurangan diskon dan selektif terhadap subsidi.

Sebelum XL, layanan e-commerce milik operator, yakni Cipika.com (Indosat Ooredoo) lebih dulu tutup di 2017, sedangkan Blanja.com (JV milik Telkom dan eBay) menyusul tiga tahun berselang. Bagi operator telekomunikasi yang sektornya padat investasi dan berorientasi pada keuntungan, model bisnis e-commerce terbilang sulit sustain dalam jangka panjang.

Pasar e-commerce Indonesia

E-commerce merupakan motor penggerak utama ekonomi digital di Indonesia. Lebih dari satu dekade, ada banyak pelaku e-commerce hadir di Indonesia hingga akhirnya menyisakan beberapa pemain saja.

Saat ini, e-commerce Indonesia dikuasai oleh Tokopedia, Shopee, dan Lazada. Laporan Statista mencatat trafik bulanan di kuartal II 2022 dipimpin oleh Tokopedia dengan 158,35 juta kunjungan, Shopee dengan 131,3 juta kunjungan, dan Lazada sekitar 26,64 juta.

Meskipun ekosistemnya terbilang paling matang dibandingkan vertikal lain, pelaku e-commerce masih berupaya mencari model monetisasi yang dapat memberikan dampak signifikan terhadap profitabilitas. Pemain e-commerce masih menggelontorkan subsidi pada biaya logistik dan promosi.

Tokopedia, misalnya, akhirnya memperkenalkan paket berlangganan “Plus by GoTo” sebagai bentuk monetisasi baru induk usahanya, GoTo. Sementara, Bukalapak memilih untuk fokus ke lini bisnis “Mitra” UMKM sejak beberapa tahun terakhir.

Dalam laporan DSResearch bertajuk “The Power of E-commerce Spectrums”, faktor logistik dan distribusi masih menjadi tantangan utama pelaku e-commerce Indonesia.

Menurut GM Corporate Development MDI Ventures Alvin Evander, ekosistem turunan e-commerce, seperti logistik, tetap menjadi target investasi menarik di masa depan. Pasalnya, inovasi-inovasi di sub sektor ini dinilai dapat meningkatkan efisiensi serta  mengurangi biaya logistik.

Terafiliasi Mitra Bukalapak, “KingKong Meats” Tawarkan Layanan Online Grocery Produk Segar

Di Indonesia, sektor online grocery menjadi salah satu yang cukup diuntungkan dari pandemi COVID-19 karena berhasil mendorong para pelanggan urban membeli kebutuhan sehari-hari mereka secara online demi membatasi interaksi dan aktivitas sosial. Di tahun ketiga pandemi, sektor ini masih tetap bertumbuh kendati masyarakat mulai kembali beraktivitas dalam situasi normal yang baru.

Hal ini dibuktikan dengan pemain online grocery yang masih bermunculan, seperti KingKong Meats. Platform ini menyediakan produk daging ayam, telur makanan beku, dan bumbu dapur untuk kebutuhan masak keluarga. Dalam situs resminya juga tertulis bahwa platform ini terafiliasi dengan PT Buka Mitra Indonesia atau Mitra Bukalapak.

Startup serupa yang bermain di ranah ini ada Meyer Food; yang merupakan hasil transformasi digital dari sebuah bisnis rumah potong ayam.

Dalam operasionalnya, KingKong bekerja sama dengan rumah potong ayam dan peternak lokal untuk menghadirkan produk yang berkualitas serta dijamin kebersihannya. Pihaknya mengklaim bahwa produk yang dijual lebih murah karena didapatkan langsung dari peternak. KingKong Meats juga memastikan berat produk yang dibeli sama dengan berat yang diterima.

Kemudian, pihaknya juga menjamin produk yang tersedia freshly frozen dan dijaga kesegarannya sebelum diantar. Semua produk frozen di Kingkong langsung dibekukan saat dalam kondisi segar  menggunakan Air Blast Freezer (ABF). Membuat temperatur produk turun ke -40 derajat celcius dalam hitungan detik. ABF memastikan tidak ada nutrisi yang hilang dan memperpanjang waktu simpan produk.

Untuk saat ini, KingKong Meats baru tersedia untuk pengantaran di Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor, dan Tangerang. Nantinya, semua pesanan dikirim dari cabang terdekat. Layanan ini disebut masih memberlakukan gratis ongkos kirim tanpa minimal transaksi.

Saat ini, KingKong memiliki 2 waktu pengiriman, yaitu pagi produk akan dikirim pada jam 07.00-11.00 WIB, dan siang produk akan dikirim pada jam 13.00-17.00 WIB. KingKong Meats juga menyediakan pengiriman instan di beberapa lokasi tertentu.

Untuk menikmati layanan  Kingkong Meats, pengguna bisa langsung mengunduh aplikasi melalui platform Android dan iOS. Selain memiliki platform sendiri dan sudah terafiliasi dengan Bukalapak, produk-produk di Kingkong Meats juga dapat dipesan melalui situs e-commerce lainnya seperti Tokopedia dan Shopee.

Sebelumnya, Bukalapak diketahui juga telah meresmikan aplikasi online grocery bersama PT Trans Retail Indonesia (bagian dari CT Corp) dan Growtheum Capital Partners (investor AlloBank) yang diberi nama AlloFresh. Bedanya, layanan ini mengambil stok dari supermarket (Transmart) serta menawarkan pengiriman cepat dalam waktu maksimal 3 jam layaknya quick commerce.

Platform online grocery di Indonesia

Melansir laporan DailySocial.id beberapa waktu lalu, nilai pasar online grocery diprediksi akan terus bertumbuh. Asia Tenggara termasuk Indonesia, diproyeksikan akan mendapati pertumbuhan tercepat. Hal ini dikarenakan pelaku bisnis kuliner telah banyak yang mulai memanfaatkan teknologi digital dalam bisnisnya. Dari semula kegiatan operasional dijalankan secara tradisional, kini bergeser jadi serba digital. Termasuk dalam mencari supply bahan pokok produk.

Dalam laporan yang dirilis Titipku bertajuk “Indonesia Online Groceries Report 2022” terungkap bahwa pasar groceries di Indonesia bisa bernilai sekitar $169,4 miliar di tahun 2022. Meningkat jumlahnya dari sekitar $140,2 miliar di tahun 2019. Dengan nilai yang cukup fantastis, sebagian besar potensi ini masih terpusat di wilayah metropolitan.

Sementara itu laporan e-Conomy SEA 2021 mengatakan bahwa di tengah penetrasi e-commerce di Asia Tenggara, digitalisasi sektor grocery baru mencapai 2% saja. Jelas ini menjadi PR besar bagi ekosistem industri terkait untuk bisa meningkatkan cakupan pasarnya — termasuk melalui peningkatan infrastruktur supply chain, edukasi pasar, dan ekspansi bisnis di skala nasional.

Di Indonesia sendiri beberapa platform yang menghadirkan layanan online grocery, di antaranya HappyFresh, Kedai Sayur, PasarNow, SayurBox, Segari, SeroyaMart, dan Tumbasin.

Application Information Will Show Up Here

Catat Penguatan Kinerja di Kuartal III 2022, GoTo Optimistis Menuju Kondisi Profitabilitas

Grup GoTo, hasil peleburan dua entitas (Gojek dan Tokopedia) yang membentuk ekosistem digital terbesar di Indonesia pada hari ini (22/11) mengumumkan kinerja keuangan dan operasional untuk kuartal ketiga tahun 2022 (3Q22). Laporan ini menunjukkan adanya pertumbuhan pendapatan dan penggerusan rugi EBITDA yang disesuaikan.

Pada kuartal III ini, GoTo secara konsisten mempercepat langkah menuju profitabilitas dengan terus mendorong monetisasi, melakukan efisiensi terhadap belanja insentif, serta mengoptimalkan beban usaha.

Perusahaan baru saja mengumumkan PHK pada 12% atau sekitar 1300 orang karyawannya.

Total nilai transaksi (GTV) di kuartal ketiga tumbuh 33% (year on year) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai 161 triliun Rupiah. Hal ini disebut telah melampaui target pencapaian perusahaan di kuartal tersebut.

Di samping itu, perusahaan juga membukukan pendapatan bersih senilai 4,5 triliun Rupiah, tumbuh 206% dari kuartal yang sama di tahun sebelumnya senilai 1,4 triliun Rupiah. Angka ini mencakup kontribusi dari tiga layanan utama perusahaan, yaitu on-demand, e-commerce, dan fintech.

Segmen on-demand services tumbuh mencapai 15,7 triliun pada 3Q22, dipicu  peningkatan layanan mobilitas, termasuk kegiatan sektor konvensional yang berangsur normal, seperti kembali ke sekolah dan bekerja dari kantor.

Upaya monetisasi terus berkembang seiring pertumbuhan layanan premium. Hal ini bersamaan dengan peningkatan biaya platform untuk layanan mobilitas dan take rate dari skema komisi merchant serta biaya platform pada bisnis pesan antar makanan.

Di segmen e-commerce, peningkatan mobilitas masyarakat menuju aktivitas sosial secara fisik tidak berdampak signifikan pada pertumbuhan GTV. Tercatat pertumbuhan pendapatan bruto segmen ini pada 3Q22 melampaui pertumbuhan GTV, meningkat 27% YoY di angka 2,2 triliun Rupiah.

Hal ini didukung take rate bisnis konsumen-ke-konsumen (C2C) melalui implementasi skema komisi baru untuk mitra pedagang C2C, peluncuran skema biaya platform baru, dan pemanfaatan value-added service seperti iklan dan logistik.

Pada segmen fintech (financial technology), GoTo masih konsisten mencatatkan pertumbuhan GTV dan pendapatan bruto masing-masing sebesar 78% dan 48% YoY. Inisiatif perusahaan dalam memperluas penetrasi dompet digital GoPay ke seluruh ekosistem mendorong peningkatan penggunaan.

Ke depannya, pihak GoTo mengungkap akan terus meningkatkan margin kontribusi melalui optimalisasi beban promosi, bersamaan dengan pergeseran sumber pendapatan dengan produk yang memiliki margin lebih tinggi khususnya pinjaman, di mana Perseroan secara aktif melakukan uji coba terhadap produk baru, seperti pinjaman tunai yang sudah mulai diuji coba pada Oktober 2022.

Masih merugi

Tidak bisa dimungkiri bahwa perusahaan hingga saat ini masih belum mencetak laba. Dengan meningkatnya beban-beban perusahaan, rugi bersih GoTo makin membengkak. Hingga kuartal III 2022, rugi bersih perusahaan 20,9 triliun Rupiah, melonjak 32% dari periode yang sama di tahun sebelumnya senilai 15,8 triliun Rupiah.

Rincian beban termasuk beban penjualan dan pemasaran yang mencapai Rp11,27 triliun, meningkat dua kali lipat lebih dari tahun lalu. Beban pokok pendapatannya juga meningkat sebesar 52,43% (yoy) menjadi Rp3,85 triliun.

Lalu beban umum dan administrasi GoTo meningkat 67,45% (yoy) menjadi Rp8,62 triliun, beban pengembangan produk naik menjadi Rp3,33 triliun, beban penyusutan dan amortisasi Rp2,27 triliun, serta beban operasional dan pendukung naik menjadi Rp1,36 triliun.

Meskipun begitu, perusahaan tetap optimistis menargetkan margin kontribusi positif pada kuartal I 2024, disokong margin positif dari on-demand service (kuartal I 2023) dan e-commerce (kuartal IV 2023).

Direktur Utama Grup GoTo Andre Soelistyo mengungkapkan, “Perbaikan margin usaha sejalan dengan pertumbuhan pendapatan Perseroan, yang menunjukkan resiliensi bisnis kami dan kekuatan perekonomian Indonesia. Capaian kinerja
keuangan dan operasional pada kuartal ini menegaskan bahwa Perseroan berada di jalur pertumbuhan yang tepat sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia.”

Indosat Ooredoo Hutchison dan Indepay Umumkan Kerja Sama untuk Permudah Transaksi Lewat Aplikasi myIM3 dan Bima+

Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mengumumkan kerja sama dengan perusahaan payment gateway Tara-Indepay untuk permudah transaksi konsumen melalui aplikasi myIM3 dan bima+. Selama ini mekanisme pembayaran dari berbagai metode seringkali jadi isu karena berbagai alasan, salah satunya sulit dan biaya tinggi.

Dari temuan Tara-Indepay, terdapat berbagai masalah yang dialami pelanggan dan pedagang terkait mekanisme pembayaran, antara lain 17% atau 1 dari 6 transaksi dibatalkan karena proses checkout yang panjang dan rumit. Kemudian, 9% karena tidak adanya pilihan metode pembayaran yang dipilih, dan 4% karena kartu kredit ditolak dan banyak di antaranya karena biaya tinggi dan biaya transfer antar bank.

Terintegrasinya solusi gerbang pembayaran di ekosistem IOH dari Tara-Indepay, memungkinkan transaksi yang cepat, aman, dan lancar di seluruh jaringan pembayaran dengan model count capped zero-fee dibandingkan dengan metode pembayaran tradisional.

“IOH berkomitmen menghadirkan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia. Kami sangat senang menyambut eksplorasi kolaborasi dengan Tara-Indepay untuk menghadirkan pengalaman pembayaran global yang simpel kepada 98,2 juta pelanggan kami,” ucap Chief Commercial Officer IOH Ritesh Kumar Singh dalam keterangan resmi, Kamis (24/11).

Mengenai mekanismenya, Tara-Indepay memungkinkan pelanggan IOH untuk memetakan nomor ponsel ke salah satu dari berbagai sumber dana mereka, seperti rekening bank, e-money, kartu debit dan kredit, sebagai Identitas Pembayaran (Pay-ID) ke dalam platform Open Headless API. Dengan demikian, transfer antarakun akan lebih cepat dan aman.

Dari pihak Tara-Indepay telah menunjukkan komitmennya untuk perbanyak integrasi dengan bank-bank besar di seluruh Indonesia ke dalam jaringannya selama setahun mendatang. Rencana berikutnya adalah membuat program loyalitas untuk konsumen.

Sebagai catatan, Headless Commerce adalah arsitektur e-commerce, yang mana front-end dan back-end merchant dipisahkan. Front-end bertindak sebagai kepala (media sosial, aplikasi smartphone, dan situs), sementara back-end bertindak sebagai semua sistem, prosedur, dan alat yang mendukung kelancaran operasi bisnis. Tumpukan teknologi ini dapat membantu merchandising, penyedia, integrasi, penyimpanan data, promosi, dan tugas checkout unutk bisnis.

Co-founder dan CEO Setara Networks Worldwide Rajib Saha menambahkan, pembayaran digital memainkan peran penting dalam mendorong perekonomian suatu negara. Pembeli online dalam jumlah besar untuk membeli produk dan layanan, seringkali harus melalui proses menyulitkan, seperti memasukkan detail pembayaran (CVV, tanggal kadaluwarsa, dan alamat) yang mengarahkan ke pembatalan utama di halaman checkout.

“Dengan platform Tara, kami ingin memecahkan masalah tersebut dengan menawarkan pengalaman transaksi low-cost, yang sangat cepat, mudah, dan aman, yang tidak lebih dari satu detik. Ini akan berdampak pada ekonomi digital di Indonesia secara masif karena akan membantu penjual meningkatkan keuntungan, dan pembeli berbelanja lebih percaya diri dan aman,” kata Saha.

Kedua perusahaan bakal berfokus pada pencapaian solusi pembayaran real-time yang dibangun berdasarkan kebutuhan konsumen, terutama transaksi gratis yang dibatasi hitungan, pembayaran secepat kilat, aman, yang dimungkinkan oleh satu Pay-ID untuk memberikan pengalaman konsumen yang mulus.

“Ini adalah solusi unik yang mengatasi masalah besar dalam pembayaran dan menyatukan pedagang, retailer, dan bank di bawah satu jaringan unutk memberikan pengalaman yang lebih sederhana kepada pelanggan IOH,” tutup Singh.

Solusi Pay-ID ini sudah dirilis Tara-Indepay pada Mei 2022. Perusahaan yang sudah memanfaatkannya adalah Domino’s Pizza. Dari kolaborasi tersebut, pelanggan Domino’s Pizza bisa menikmati fasilitas one-click checkout melalui rekening Bank BRI tanpa perlu beralih ke halaman aplikasi pembayaran atau perbankan lain. Bank BRI merupakan bank pertama yang bekerja sama dengan Tara-Indepay dalam peluncurannya.

Solusi ini akan membantu sektor D2C dan pengusaha dengan menawarkan teknologi menyeluruh, mulai dari digitalisasi instan, social commerce, pemesanan, analitik, CRM, supply chain, pemasaran, promosi, dan lainnya.

Application Information Will Show Up Here

SIRCLO Group Tempuh Efisiensi, Rumahkan 8% Karyawan

Perusahaan omnichannel commerce enabler SIRCLO Group mengumumkan kebijakan langkah efisiensi yang berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 8% dari total karyawan. Keputusan ini mulai berlaku per hari ini (22/11).

Dalam data terakhir, perusahaan memiliki lebih dari 2 ribu karyawan. Artinya, sekitar 160 karyawan terkena imbas. Perusahaan menyebut kebijakan ini diambil karena kebutuhan untuk beradaptasi di tengah kondisi ekonomi makro saat ini.

“Sebagai perusahaan teknologi yang berkembang pesat, SIRCLO Group berupaya untuk terus adaptif dalam melakukan penyesuaian bisnis agar mencapai pertumbuhan jangka panjang. Dalam situasi makro ekonomi yang menantang, SIRCLO Group telah melalui serangkaian evaluasi internal dan akan melakukan perubahan yang signifikan, terutama dalam aspek fokus bisnis, untuk memastikan sustainability perusahaan,” terang Founder & CEO SIRCLO Group Brian Marshal dalam keterangan resmi.

Ia melanjutkan, keputusan yang diambil ini tidak memengaruhi komitmen perusahaan dalam mengembangkan solusi terbaik bagi seluruh penerima layanan SIRCLO. Untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang, kini seluruh aspek bisnis SIRCLO Group berada dalam tahap optimalisasi, salah satunya dengan menitikberatkan pengembangan lini bisnis e-commerce enabler yang melayani klien korporasi.

Sejumlah unit bisnis SIRCLO Group yang menargetkan segmen UMKM akan berfokus pada aspek operasional yang bersifat esensial, dengan tujuan menunjang pertumbuhan seluruh segmen penerima layanan di dalam ekosistemnya. Adapun serangkaian tujuan tersebut berdampak pada penyesuaian skala organisasi perusahaan.

“Sejak awal berdiri, SIRCLO Group memiliki misi mendukung pelaku bisnis maupun individu untuk berjualan dengan nilai layanan yang tinggi. Perkembangan ekosistem kami dari tahun ke tahun tidak lepas dari kontribusi setiap karyawan di dalamnya, sehingga menjadi prioritas bagi SIRCLO untuk memastikan setiap karyawan yang terdampak akan menerima paket kompensasi sesuai dengan hak dan peraturan yang berlaku, serta pendampingan yang komprehensif untuk mendukung masa transisi mereka,” tutup Brian.

Dalam perjalanannya sejak 2013, SIRCLO pernah melakukan efisiensi pada tahun ketiga bahkan hampir tutup. Mengutip dari Katadata, Brian menjelaskan pada 2015 perusahaan gagal mendapatkan pendanaan, runway semakin menipis dan sempat berpikir untuk berhenti.

Akhirnya, langkah efisiensi pun ditempuh dengan PHK 40% karyawan. Ketika itu jumlah karyawan sekitar 30 orang. “Kami memutuskan untuk tidak tutup, harus lanjut, tetapi dengan mengurangi 40% tim. Setahun berikutnya, try to stand on our feet,” kata dia.

Langkah tersebut berhasil membuat SIRCLO lolos dari kebangkrutan, bahkan pada akhir 2015 mulai breakeven alias tidak merugi. Salah satu faktornya, selain tim yang solid, juga mencapai product-market fit.

Sejak awal tahun ini, pasca menuntaskan akuisisi terhadap Warung Pintar, SIRCLO kini menangani tiga pilar solusi, yakni Enterprise, Entrepreneur, dan New Retail.

Pendanaan terakhir yang diperoleh perusahaan diumumkan pada September 2021 sebesar $36 juta yang dipimpin oleh East Ventures dan Saratoga, diikuti oleh Traveloka. Dana tersebut dimanfaatkan perusahaan untuk mengembangkan teknologi, serta mengakselerasi digitalisasi ritel bagi berbagai usaha di Indonesia.

Application Information Will Show Up Here

Alasan GOTO Rumahkan 12% Karyawan, Ingin Lebih Efisien dan Fokus di Layanan Inti

Setelah ramai pemberitaan terkait isu pemutusan hubungan kerja, Grup GoTo akhirnya memberikan pernyataan resmi terkait strategi efisiensi yang dilakukan perusahaan. Hal itu disampaikan pada hari ini (18/11) melalui townhall yang melibatkan seluruh karyawan dan dipimpin langsung oleh Grup CEO GoTo Andre Soelistyo.

Sebanyak 1.300 orang atau sekitar 12% dari total karyawan tetap Grup GoTo akan segera dirumahkan atas dasar efisiensi. Perusahaan mengungkapkan bahwa hal ini merupakan langkah strategis yang harus diambil dalam upaya mendorong percepatan kemandirian finansial perusahaan.

Seperti diketahui dalam laporan keuangan grup GoTo per semester I (H1) 2022, perseroan disebut masih mengalami rugi diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp13,64 triliun, naik 117,28% yoy. Adapun pada semester I 2022, perseroan mengalami rugi bersih Rp6,28 triliun.

Tantangan makro ekonomi global juga berdampak signifikan bagi para pelaku usaha di seluruh dunia. Keputusan efisiensi ini diambil supaya perusahaan lebih agile dan mampu menjaga tingkat pertumbuhan positif bagi semua stakeholder dalam ekosistemnya.

Pihaknya mengakui bahwa efisiensi ini merupakan keputusan sulit namun tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, perusahaan berkomitmen untuk memberi dukungan yang komprehensif selama masa transisi mengingat kontribusi para karyawan pada perusahaan selama ini.

Karyawan terdampak akan memperoleh paket kompensasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan di tiap negara tempat GoTo beroperasi. Lebih dari itu, GoTo juga memberikan sejumlah dukungan finansial seperti tambahan satu bulan gaji, serta kompensasi pengganti periode pemberitahuan (notice-in-lieu).

Selain itu, perusahaan juga memberi dukungan pencarian kerja serta layanan konseling. Karyawan terdampak berhak memiliki laptop yang saat ini mereka gunakan, mengakses berbagai program pelatihan, serta dapat bergabung ke direktori alumni GoTo dan mendapat rekomendasi untuk bekerja dalam jaringan rekanan bisnis grup GoTo. Fasilitas ini akan tersedia hingga akhir bulan Mei 2023.

Sepanjang 2022, sejumlah startup terpantau melakukan efisiensi bisnis dengan merumahkan karyawannya, antara lain Xendit, JD.ID, LinkAja, Shopee, HappyFresh, serta Tokocrypto.

Fokus selanjutnya

Dalam pemaparan sebelumnya, manajemen GoTo sendiri menyebutkan bahwa perseroan saat ini tengah memiliki prioritas untuk mempercepat langkah menuju profitabilitas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengarahkan fokus pada layanan inti, yaitu on-demand, e-commerce, dan fintech.

Segmen bisnis on-demand GoTo akan terus berkembang, seiring berangsur kembalinya mobilitas masyarakat, utamanya di sisi online food delivery (OFD). Layanan GoFood kini telah menjadi elemen yang tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat. Akselerasi layanan ini menjadi signifikan salah satunya berkat pandemi.

Di samping itu, GoTo disebut telah mencatatkan kenaikan kinerja pada segmen bisnis e-commerce dan fintech. Secara rinci, bisnis ini mencatatkan performa baik dengan kenaikan pendapatan bruto sebesar 57 persen menjadi Rp4,01 triliun dari Rp2,56 triliun untuk e-commerce. Lalu, disusul fintech naik 52 persen menjadi Rp759,43 miliar dari sebelumnya Rp501,22 miliar.

Andre turut menjelaskan, strategi perusahaan yang bergeser dari bisnis berbasis subsidi menuju diferensiasi produk bekerja dengan baik, sebagaimana ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan lintas platform, serta memberikan ruang bagi perusahaan untuk menajamkan fokus dan meningkatkan jumlah pelanggan loyal yang menghasilkan monetisasi bernilai tinggi.

Kuartal kedua tahun 2022 menampilkan pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan, didukung peningkatan monetisasi, belanja insentif yang lebih efektif, dan pemanfaatan beban operasional secara lebih optimal. GOTO membukukan pendapatan bersih sebesar Rp3,38 triliun, naik 73,32% secara yoy dari Rp1,96 triliun di kuartal yang sama di tahun sebelumnya.

Sejak awal tahun, pihaknya mengaku telah melakukan evaluasi optimalisasi beban biaya secara menyeluruh, termasuk penyelarasan kegiatan operasional, integrasi proses kerja, serta negosiasi ulang berbagai kontrak kerja sama. Pada akhir kuartal kedua 2022, perusahaan tercatat menghemat biaya struktural sebesar Rp800 miliar dari berbagai aspek, termasuk teknologi, pemasaran dan outsourcing.

Application Information Will Show Up Here

Resmi IPO, Blibli Andalkan Omnichannel untuk Kejar Profitabilitas

PT Global Digital Niaga Tbk (IDX: BELI) mengungkapkan strategi omnichannel bersama ketiga unit bisnis, e-commerce, online travel, dan e-grocery, akan membantu perlancar langkah perseroan menuju profitabilitas. Terlebih, ketiganya masih punya prospek yang positif ke depannya.

Dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan pada hari ini (8/11), CFO Blibli Hendry menyampaikan, meski ia tidak bisa merinci secara spesifik, tetapi ia bilang ambisi perseroan untuk masuk ke strategi omnichannel sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu, dan proses pembangunan ekosistemnya sudah kelar. Sejak itu, perseroan bisa melakukan efisiensi terhadap EBITDA yang terlihat dari kinerja di paruh pertama tahun ini.

“Indikasi tersebut kami optimistis, paving block untuk strategi omnichannel sudah selesai akhir tahun lalu. Tapi sudah terlihat impact-nya [dari EBITDA] di semester I ini,” ucap dia.

Mengenai efisiensi terhadap EBITDA, mengacu pada laporan kinerja perseroan, sejak 2019 hingga paruh pertama tahun ini, perseroan telah melakukan efektivitas pemasaran. Rasio biaya pemasaran terhadap TPV (Total Processing Value) turun dari 6% di 2019 menjadi 3,6% pada semester I 2022.

Efisiensi juga dilakukan pada potongan harga atau diskon promosi. Di 2019, rasio diskon Blibli terhadap TPV sebesar 7,1%, kemudian turun menjadi 2,3% di semester I 2022. “Maka margin EBITDA menunjukkan margin positif. Pada semester I 2022, margin EBITDA Blibli menunjukkan perbaikan sebesar 140 basis poin.”

Blibli punya empat segmen dalam pembagian TPV. Pertama, 1P retail, yakni Blibli menawarkan produk sendiri, sehingga Blibli punya kontrol penuh atas harga dan margin. Kedua, 3P retail, yakni Blibli menjalin kerja sama dengan brand prisipal dan menjual ke pihak ketiga dalam menawarkan produk.

Dalam segmen itu, sekitar 50% berasal dari perjalanan gaya hidup dan perjalanan, sumber bisnis utama Tiket.com. Lalu berikutnya, institusi dan gerai fisik. Segmen gerai fisik ini baru dimulai pada Maret 2021 dengan membuka toko fisik dan dilanjutkan dengan akuisisi Ranch Market.

Dari keempat segmen ini Blibli mencatatkan pertumbuhan TPV sebesar 45% sepanjang 2021 dengan total Rp32,4 triliun. Sementara itu, pada semester I 2022, TPV tercatat sebesar Rp24,13 triliun atau naik 89,29% (YoY) dari Rp12,75 triliun di semester I 2021.

Prospek dari keempat segmen tersebut, menurut Hendry, masih besar dan terus menunjukkan tren positif. Untuk bisnis perjalanan saja misalnya, tercatat mulai rebound dan diprediksi tren ini bakal terus terjaga ke depannya. Begitu pula untuk bisnis e-grocery, dengan kontribusi terhadap total belanja ritel nasional yang masih minim, masih besar ruang bertumbuhnya. Belum lagi, di bisnis ini punya take rate yang besar untuk menyokong pertumbuhan margin double digit.

“Dari sinergi dengan tiga perusahaan [Blibli, Tiket, Ranch Market] dengan menjalankan omnichannel, efisiensinya akan jauh lebih besar. Dari yang awalnya akuisisi konsumen dilakukan sendiri-sendiri sekarang bisa dilakukan bersama. Maka kami percaya dengan potensi profitablitas BELI ke depannya.”

Jadi perusahaan terbuka

Di saat yang bersamaan, pada pagi tadi Blibli resmi tercatat di papan utama perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham BELI. Harga perdana yang ditawarkan mendekati batas atas rentang harga penawaran pada Rp450 per saham.

Dana yang berhasil raup dari hajatan tersebut adalah sekitar Rp8 triliun dengan valuasi Rp53,3 triliun. Dipaparkan bahwa penawaran umum saham perdana inni mendapat dukungan dan minat dari berbagai investor domestik dan internasional, yang terdiri dari sovereign wealth funds, long-only funds, multi-strategy funds, private wealth management, dan lainnya.

Diklaim antusiasme investor mencatatkan tingkat kelebihan permintaan hingga 4,4 kali lipat pada penjatahan terpusat (pooling portion), sehingga menyebabkan peningkatan jumlah alokasi dari 2,5% menjadi 5% dari keseluruhan jumlah penawaran.

Co-founder dan CEO Blibli Kusumo Martanto menyampaikan Blibli merupakan satu-satunya internet-unicorn di kawasan Asia Pasifik yang melantai di pasar modal sejak Mei 2022 dan terbesar kedua di Asia Pasifik yang melakukan IPO sepanjang 2022.

“Ini juga merupakan IPO terbesar kedua sepanjang tahun 2022 dan IPO terbesar kelima sepanjang sejarah di Indonesia. Kami berhasil menyelesaikan IPO di tengah kondisi pasar saham yang bergejolak dan aksi jual yang luas di sektor teknologi,” kata Kusumo.

Dana bersih yang diperoleh perseroan akan digunakan untuk pelunasan utang serta untuk modal kerja. Dalam IPO Blibli, Credit Suisse (Singapore) Limited dan Morgan Stanley Asia (Singapore) Pte bertindak sebagai Joint Global Coordinators (JGC), sedangkan PT BCA Sekuritas dan PT BRI Danareksa Sekuritas bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters/JLU).

PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia, dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia bersama dengan sindikasi lainnnya bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek.

Cara Daftar Aplikasi Sinbad, Pesan Stok Produk untuk Warung Secara Online!

Sinbad merupakan aplikasi e-commerce B2B (business to business) yang menawarkan kemudahan bagi pelaku usaha toko retail atau warung, dalam membeli stok produk dari pemasok utama.

Startup yang dirintis sejak 2018 oleh Emilio Wibisono dan Jabert Hachchouch ini memiliki misi ingin menyederhanakan rantai pasok di Indonesia,  dengan mempermudah pedagang dan pemasok dalam proses pengadaan.

Platform ini ingin memberdayakan toko retail di Indonesia melalui teknologi yang disediakannya. Sinbad memungkinkan pemilik toko retail dapat berbelanja produk bagi tokonya dengan harga grosir dan tarif terendah yang ada di pasaran.

Langkah Mendaftar Aplikasi Sinbad

Cara kerja di aplikasi Sinbad ini adalah pemilik warung dapat memesan produk secara online di platform ini untuk dijual di tokonya. Melalui aplikasi, pemilik toko retail dapat terhubung langsung ke brand pincipal atau distributor pertama.

  • Silakan unduh aplikasi Sinbad di Google Playstore/App Store.

  • Setelah terunduh, buka aplikasi lalu klik menu ‘Daftar’.
  • Masukkan nomor handphone Anda. Lalu siapkan KTP pribadi Anda.

 

  • Masukkan kode verifikasi yang dikirimkan melalui SMS ke nomor handphone yang didaftarkan.
  • Ada tujuh langkah pengisian form pendaftaran, silakan lengkapi satu per satu.
  • Pertama, Anda akan diminta mengisi data diri pemilik toko.

  • Kedua, unggah foto KTP pemilik toko.

  • Ketiga, unggah foto selfie dengan KTP, sesuai instruksi yang diminta.

  • Keempat, unggah foto NPWP pemilik toko. Sebagai catatan, jika belum memiliki NPWP. step ini bisa dilewati.

  • Kelima, lengkapi data toko.

  • Keenam, masukkan detail alamat toko.
  • Terakhir, unggah foto toko, sesuai instruksi yang diminta.

  • Setujui kebijakan privasi, lalu klik selesai.
  • Pendaftaran telah selesai.

Jika ingin memulai pesanan, pemilik toko retail dapat masuk kembali ke akun yang telah didaftarkan, dengan mengisi nomor handphone dan kode verifikasi yang telah dikirimkan sebelumnya.

Keuntungan Sinbad bagi Toko Retail

Ada pun beberapa keuntungan bagi pelaku usaha toko retail sebagai pengguna Sinbad, yang dijanjikan oleh platform ini, antara lain sebagai berikut:

  • Sinbad bekerja sama dengan para pemasok utama untuk menawarkan harga pasar terbaik bagi pelaku usaha toko retail.
  • Platform ini menyediakan beragam produk asli langsung dari pemasok resmi.
  • Pengiriman terpercaya yang terlacak dan tepat waktu untuk melayani kebutuhan pelanggan toko.
  • Metode pembayaran fleksibel yang dapat dilakukan secara tunai dan non-tunai.

Demikian tutorial mendaftar aplikasi Sinbad bagi pelaku usaha toko retail beserta keuntungannya.

[Video] OrderOnline Memberdayakan “Cash On Delivery” untuk Layanan E-commerce

DailySocial bersama Founder dan CEO OrderOnline Rovan Alfarry membahas keunikan layanan COD (Cash on Delivery) yang menjadi salah satu fokus bisnis platform logistik mereka.

Menurut Rovan, layanan COD memiliki market tersendiri yang dirasa cocok bagi mayoritas pengguna di Indonesia.

Seperti apa keunikan OrderOnline, khususnya untuk layanan COD, demi mendukung rantai pasok kebutuhan masyarakat Indonesia? Bagaimana tren di masa mendatang?

Simak pembahasannya di video wawancara berikut.

Untuk video menarik lainnya seputar strategi bisnis startup di Indonesia, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV di sesi DScussion.