Sajikan Layanan Pesan Tiket dan Fasilitas Wisata, Klook Hadir di Indonesia

Klook, yang dikenal sebagai platform pemesanan paket perjalanan secara online berusaha menyuguhkan pengalaman terbaik bagi penggunanya di Indonesia. Pengalaman-pengalaman yang dimaksud termasuk memudahkan pemesanan, transaksi, dan perjalanan dengan rekomendasi paket perjalanan hingga akses bebas hambatan pada saat masuk ke tempat wisata.

Startup asal Hongkong tersebut sudah mulai masuk ke Indonesia sejak tahun 2016. Dengan pangsa pasar yang cukup besar, Klook mencoba menarik hati generasi millennials dengan menyuguhkan tips yang bisa membuat perjalanan mereka lebih nyaman dan juga tips untuk menghemat biaya selama perjalanan.

Klook memiliki beberapa fitur unggulan untuk memanjakan penggunanya, di antaranya bisa memudahkan mendapatkan transportasi lokal dan menyewa modem yang bisa digunakan bersama.

“Klook berkomitmen untuk memberikan wisatawan akses yang mudah, cepat, dan nyaman untuk menikmati berbagai aktivitas populer di negara-negara tujuan wisata di seluruh dunia. Misalnya Jepang, salah satu dari negara tujuan favorit wisatawan Indonesia, Klook menawarkan berbagai pilihan yang menarik bagi millenials Indonesia seperti tiket transportasi lokal yang akan dikirimkan ke rumah sebelum melakukan perjalanan,” Head of Marketing Southeast Asia Klook, Marcus Yong.

Di Indonesia Klook berhadapan dengan pesaing-pesaing di industri OTA, termasuk dengan unicorn Traveloka, yang kini memiliki bisnis luas karena juga menawarkan pembelian tiket pesawat, kereta, hotel dan layanan-layanan perjalanan lainnya.

Dari laporan yang dikeluarkan Google dan Temasek baru-baru ini sektor online travel Indonesia merupakan sektor yang cukup menjanjikan. Di tahun ini nilai bisnis sektor online travel diperkirakan mencapai $30 miliar dan menjadi yang terbesar di lanskap digital.

Potensi ini yang tampaknya sedang coba dimanfaatkan oleh Klook dengan segenap jaringan travel, kemampuan fitur, dan pengalamannya selama ini . Saat ini dengan dukungan lebih dari 800 karyawan di 16 kantor di seluruh dunia, Klook menawarkan 60.000 paket perjalanan untuk lebih dari 250 tujuan.

“Berbagai keunggulan fitur dan penawaran yang Klook sediakan dapat memberikan pengalaman berlibur terbaik bagi penggunanya. Melalui program #KlookinLiburanmu kami berharap dapat menginspirasi wisatawan lainnya untuk menjadikan Klook sebagai partner andalan dalam mempersiapkan proses pemesanan yang aman serta aplikasi yang menemani perjalanan liburan agar para wisatawan mendapatkan pengalaman berlibur yang berkesan,” terang Marcus.

Salah satu upaya Klook untuk menjaring lebih banyak pengguna adalah dengan memberikan diskon di momen liburan.

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek Partners with DBS to Launch Business in Singapore

DBS and Go-Jek, today (11/12) announced a strategic partnership to support Go-Jek payment services in Singapore. Later, this partnership will reach other countries in Southeast Asia by presenting payment service innovation.

In the coming weeks, Go-Jek is to launch the ride-hailing app’s beta version in Singapore. In this partnership, DBS customers in Singapore will gain opportunities and special offers.

“We partnered up with companies having similar vision like Go-Jek to build the inclusive digital ecosystem for our customers,” Tan Su Shan, DBS’ Group Head of Consumer Banking, said.

He said that DBS Singapore has been distributed more than four million active debit/credit card for the public. They’ve also launched a digital wallet app called DBS PayLah! for customer’s non-cash payment.

Moreover, Andre Soelistyo, Go-Jek’s President, said this partnership is a proper step of the company. It is expected to gain customer’s enthusiasm, particularly those using DBS.

“We are looking forward to launching a beta version of our service in the coming weeks. We’ve received positive responses from the driver community since we opened up pre-registration. We believe through this partnership with DBS, there will be similar responses from consumers,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek Jalin Kerja Sama dengan Bank DBS, Segera Resmikan Kehadiran di Singapura

Bank DBS dan Go-Jek hari ini (12/11) mengumumkan kerja sama strategis untuk mendukung layanan pembayaran Go-Jek di Singapura. Ke depannya, kemitraan ini akan berlanjut menjangkau negara-negara lain di Asia Tenggara dengan menghadirkan inovasi layanan pembayaran.

Beberapa minggu mendatang, Go-Jek akan segera meresmikan versi beta aplikasi ride-hailing di Singapura. Dengan kemitraan ini, pelanggan DBS di Singapura nantinya akan mendapatkan beberapa kesempatan dan penawaran khusus.

“Kami bermitra dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki kesamaan visi, seperti Go-Jek, untuk membangun ekosistem digital yang inklusif bagi nasabah kami,” sambut Group Head of Consumer Banking Bank DBS, Tan Su Shan.

Disampaikan juga bahwa saat ini DBS di Singapura telah mengedarkan lebih dari empat juta kartu debit/kredit aktif di masyarakat. Mereka juga sudah meluncurkan aplikasi dompet digital DBS PayLah! untuk kebutuhan pembayaran non tunai bagi nasabahnya.

Sementara itu Presiden Go-Jek, Andre Soelistyo, menyampaikan bahwa kemitraan ini menjadi langkah tepat bagi perusahaan. Harapannya kemitraan dengan DBS dapat menghadirkan sambutan antusias dari kalangan konsumen, khususnya yang sebelumnya menggunakan layanan DBS.

“Kami sangat menantikan peluncuran versi beta layanan kami dalam beberapa minggu mendatang. Kami telah mendapatkan tanggapan yang luar biasa dari komunitas driver sejak kami membuka pra-pendaftaran. Kami yakin bahwa melalui kemitraan dengan DBS, kami akan mendapat sambutan serupa dari konsumen,” ujar Andre.

Application Information Will Show Up Here

BLOCK71 is Now Available in Bandung and Yogyakarta (UPDATED)

Today (10/25), BLOCK71 officially launched its expansion to Bandung and Yogyakarta. The mission is similar, to support ecosystem development of local startups. As known before, BLOCK71 is an initiative from NUS Enterprise – National University of Singapore’s entrepreneurial division – with Salim Group.

In Yogyakarta, BLOCK71 is located on Jalan Prof. Dr. Herman Yohanes No.1212, Terban. In Bandung, BLOCK71 building is located in Jalan H. Juanda No. 108, Labak Gede.

In his speech, Mohamed Salim as representation from Salim Group said the company will fully support BLOCK71 activities. He expects the entrepreneur space can encourage idea exchanges and collaborations, particularly the current BLOCK71 network in Singapore, San Fransisco, Souzhou, Jakarta, Bandung, and Yogyakarta.

Salim also mentioned, Yogyakarta and Bandung are selected for a reason. Both are considered as sources of creative minds to steer the startup industry. Buildings are also selected because of its strategic locations near campuses.

Tang Eng Chye, NUS Enterprise’s President said in his speech that this expansion goes along the development and local entrepreneurial spirit. Collectively, BLOCK71 Singapore and Indonesia will facilitate information exchange for stronger connectivity and encourage startup ecosystem development.

Take a role as local startups’ ecosystem builder

Startup players in Bandung and Yogyakarta can use incubation and other entrepreneurial initiatives. There will be many scheduled activities, such as business competition, conference, idea validation, and networking. BLOCK71 members in both cities will soon be given access to connect with members from other locations, aiming to open access to the International market.

Aside from particular collaboration with startups, BLOCK71 in Yogyakarta and Bandung will establish a strategic partnership with campuses in the relevant areas. It’s to create an opportunity for collaboration between students and businessman. This strategy is considered effective, because of one issue often encountered by players regarding the competent human resource.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

BLOCK71 Kini Hadir di Bandung dan Yogyakarta (UPDATED)

BLOCK71 hari ini (25/10) meresmikan ekspansinya ke Bandung dan Yogyakarta. Misinya masih sama, yakni untuk mendorong perkembangan ekosistem startup lokal. Seperti diketahui sebelumnya, BLOCK71 merupakan inisiatif dari NUS Enterprise –divisi kewirausahaan National University of Singapore—bersama dengan Salim Group.

Di Yogyakarta, BLOCK71 terletak di Jalan Prof. Dr. Herman Yohanes No. 1212, Terban. Sementara di Bandung, gedung BLOCK71 terletak di Jalan H. Juanda No. 108, Labak Gede.

Dalam sambutannya, perwakilan dari Salim Group, Mohamed Salim, mengatakan bahwa perusahaan mendukung penuh aktivitas yang dilakukan oleh BLOCK71. Ia berharap, adanya wadah kewirausahaan ini mendorong ide kolaborasi dan pertukaran ide, terlebih jaringan BLOCK71 saat ini sudah ada di Singapura, San Francisco, Souzhou, Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.

Mohamed juga menyebutkan, dipilihnya Yogyakarta dan Bandung bukan tanpa alasan. Kedua kota ini dinilai menjadi sumber bibit kreatif yang dapat menggerakkan industri startup. Pemilihan gedung pun didasarkan pada lokasi strategis yang dekat dengan kampus di masing-masing kota.

Tang Eng Chye selaku Presiden NUS Enterprise dalam sambutannya mengatakan bahwa ekspansi ini sejalan dengan pertumbuhan dan semangat kewirausahaan lokal. Secara kolektif BLOCK71 Singapura dan Indonesia akan memfasilitasi pertukaran informasi untuk memperkuat konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekosistem startup.

Seremoni peresmian BLOCK71 Yogyakarta / BLOCK71
Seremoni peresmian BLOCK71 Yogyakarta / BLOCK71

Berperan sebagai ecosystem builder startup lokal

Pelaku startup di Bandung dan Yogyakarta bisa memanfaatkan dukungan inkubasi dan inisiatif kewirausahaan lainnya. Akan ada banyak aktivitas yang diagendakan, seperti kompetisi bisnis, konferensi, validasi ide, hingga networking. Anggota BLOCK71 di kedua kota nantinya juga diberikan akses untuk terhubung dengan BLOCK71 lainnya, dengan tujuan membuka akses ke pasar internasional.

Selain kolaborasi khusus dengan startup, BLOCK71 di Yogyakarta dan Bandung juga akan menjalin hubungan strategis dengan kampus-kampus di wilayah terkait. Hal ini untuk membuka peluang kolaborasi antara mahasiswa dan pengusaha. Strategi ini dinilai efektif, karena salah satu isu yang sering dijumpai oleh pelaku usaha adalah soal pemenuhan sumber daya manusia yang kompeten.

MailTarget Resmi Ekspansi ke Malaysia

Layanan otomasi email pemasaran MailTarget resmi memperluas operasional ke Malaysia. Kehadiran MailTarget di sana berkat kerja sama dengan perusahaan asal Malaysia, PowerE2E Malaysia. Nantinya di Malaysia akan ada tim penjualan dan dukungan pengguna untuk membantu pelanggan-pelanggan yang ada.

“Beberapa waktu lalu saya dikenalkan oleh perusahaan Malaysia, PowerE2E Malaysia. Mereka juga merupakan perusahaan SaaS yang bergerak di supply chain software. Pembicaraan tentang potensi marketing software di Malaysia kemudian berlanjut ke tahap kerja sama,” ujar Founder & CEO MailTarget, Yopie Suryadi.

Rencana MailTarget untuk ekspansi sebenarnya sudah mulai diceritakan Yopie sejak Mei lalu ketika dihubungi oleh DailySocial. Selain Malaysia, MailTarget juga menargetkan masuk ke pasar Singapura, dua negara Asia Tenggara yang dinilai cocok untuk layanan email marketing.

“Karena partner kami juga bergerak di bidang SaaS, maka kami akan mulai dari apa yang kami punya dulu. Dengan track record dari industri ritel yang bagus, kami optimis dengan target revenue dari industri ritel di Malaysia,” imbuh Yopie.

Yopie juga menjelaskan bahwa proses ekspansi MailTarget saat ini tidak membutuhkan set-up atau persiapan yang rumit. Selain MailTarget yang memang sudah didesain sebagai layanan global, mereka juga memiliki sales partner di Malaysia.

“Proses ekspansi tidak memerlukan set-up yang rumit untuk MailTarget. Kami cukup mempunyai sales partner di negara yang kami tuju dan setelah pembicaraan menemukan kecocokan. Jadi ya learning by doing di sini. Per minggu lalu [MailTarget] sudah melakukan kegiatan operasional. Kami juga terbuka dengan kesempatan untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan negara lain,” imbuh Yopie.

Di Malaysia MailTarget berencana akan membangun tim yang solid untuk bisa mengoptimalkan potensi pasar yang ada. Sedangkan dukungan yang bersifat teknis akan tetap diberikan dari Indonesia.

SIX Network Ekspansi ke Indonesia, Bawa Sejumlah Produk Blockchain untuk Industri Kreatif

Pengembang teknologi blockchain dan smart contract SIX Network hari ini (17/10) mengumumkan ekspansinya ke Indonesia. Perusahaan asal Thailand ini akan membawakan sejumlah produk terdesentralisasi andalannya, meliputi SIX Digital Asset Wallet, Decentralized Financial Services, dan Wallet-to-Wallet (W2W) Decentralized Commerce.

Platform tersebut dapat menyimpan aset-aset digital seperti cryptocurrencies secara online dan dapat dikirimkan ke pengguna lain tanpa perantara. SIX Network sebelumnya telah berhasil meluncurkan Innitial Coin Offering (ICO) pada Maret 2018 dan telah menjual semua tokennya (520.000.000 token) kepada publik Juni 2018.

“Setelah Jepang dan Tiongkok, kami ingin memperkenalkan produk ke Indonesia karena cryptocurrency telah diterima dan mengalami pertumbuhan yang mengejutkan. Kami berharap dengan masuk ke Indonesia dapat menjangkau investor yang tertarik untuk berinvestasi di cryptocurrency melalui platform kami,” ujar Co-founder & Co-CEO SIX Network, Natavudh Pungcharoenpong.

Dalam keterangannya, SIX Network juga akan memberikan perhatian pada masalah transaksi aset digital pelaku industri kreatif. Beberapa contoh permasalahan yang diungkapkan di antaranya tentang biaya transaksi yang tinggi, likuiditas keuangan yang rendah dari perantara dan pekerja kreatif, ketidakmampuan dalam memodernisasi aset digital, hingga distribusi konten dengan hak kepemilikan yang tidak jelas.

SIX Network memiliki platform SIX Token dan SIX Aplication yang dirancang untuk menjadi token bisnis yang memecahkan masalah likuiditas untuk industri kreatif. Aplikasi SIX bertujuan untuk menjadi lebih dari sekedar dompet untuk menyimpan token, tetapi akan menjadi solusi lengkap untuk semua kebutuhan dalam transaksi digital.

SIX Network juga memiliki SIX Blockchain Startup Fund yang bertujuan untuk mengakselerasi pembaruan ekonomi digital. Tujuan dari Blockchain Startup Fund adalah untuk menjadi dana tahap awal dengan program inkubasi untuk pengembang dan pendiri startup, karena para startup akan menjadi pemain penting di era revolusi digital ini.

SIX Network
Inisiatif pembiayaan startup melalui blockchain / SIX Network

“Sebagai salah satu negara terbesar pengguna internet, beberapa pelaku industri kreatif digital Indonesia masih belum mampu dalam memodernisasi aset digital. Oleh sebab itu, kami hadir untuk menetapkan standar global pada aset digital untuk menyimpan, menghubungkan dan memperdagangkan semua aset digital secara terdesentralisasi dengan teknologi blockchain,” tambah Natavudh.

SIX Network merupakan perusahaan joint venture antara OOKBEE U (salah satu portofolio Tencent) dengan Yello Digital Marketing dan Computerlogy, grup perusahaan yang berbasis di Thailand dan Korea.

Vietnam-based Ride Hailing Service “FastGo” Prepares Expansion to Indonesia

An app-based transportation service from Vietnam, FastGo, plans for expansion to Indonesia and Myanmar. Ngutyễn Hữu Tuất, FastGo’s CEO, mentioned the plan. The expansion will start by the end of 2018.

In his statement, as quoted from Vietnam News, Tuất and his team are targeting to acquire 30% of Indonesia’s market-share knowing the current market is fully dominated by GO-JEK and Grab. In Myanmar, they’re being more ambitious to be the second leading ride-hailing service after Grab.

Expansion to Indonesia is not without reason. Aside from the crowded target market, FastGo admitted having a strategic partner. However, there’s no further detail on who supports them behind the expansion.

In realizing its mission, FastGo is finalizing the Series B funding of $50 million (or IDR 754 billion). Tuất believes it is to be disbursed in early 2019

Previously, GO-JEK had first made a debut in Vietnam market by launching Go-Viet. FastGo becomes the most serious competitor downtown with 15,000 driver partners in Hanoi and Ho Chi Minh City.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Expands Further to Singapore

GO-JEK reportedly prepares a regional expansion, Singapore to be the next target. It’s currently on progress, to be finalized before October 2018. Although the market share is not as big as other countries, such as Vietnam, there are some strategic aspects for the “karya anak bangsa” on-demand startup to gain.

Aside from being known as a hub for digital companies in Southeast Asia, Singapore is also the base of its main competitor, Grab. On the other hand, the expansion is quite challenging for GO-JEK because two-wheeler isn’t allowed as Singapore’s public transportation mode. GO-JEK, as quoted in TechCrunch, is discussing with ComfortDelGo as the biggest taxi provider in town.

However, GO-JEK’s app ecosystem is complete enough to escort car transportation. Supported by GO-PAY, it’s possible for any other services, such as ticket booking or car advertising can be brought into the market. Besides, ride-sharing consumers in Singapore are demanding for options post-Uber acquisition by Grab.

On the expansion, GO-JEK is being serious. Previously, the company was reportedly to raise funding for expansion ammo to the amount of IDR 30 trillion. After Vietnam, GO-JEK’s next targets are Thailand, the Philippines, and Singapore. However, it’s not really the problem, take the regulation issue in the Philippines as an example.

Having IDR 75 trillion value and supported by global investors, such as Tencent and Google, no wonder they have an ambitious target for the current mission in the region.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Lanjutkan Ekspansi ke Singapura

GO-JEK dikabarkan kembali melanjutkan ekspansi di wilayah regional. Kali ini yang menjadi sasaran adalah Singapura. Proses perluasan saat ini tengah dilakukan, ditargetkan selesai sebelum akhir Oktober 2018. Kendati pangsa pasarnya tidak sebesar negara lain, seperti Vietnam, namun ada aspek strategis yang ingin didapatkan oleh startup on-demand “karya anak bangsa” tersebut.

Selain dikenal sebagai hub bagi perusahaan digital di Asia Tenggara, Singapura juga merupakan basis bisnis pesaing utamanya, yakni Grab. Di sisi lain, perluasan bisnis ini cukup menantang bagi GO-JEK, pasalnya di Singapura moda transportasi publik dengan sepeda motor tidak diizinkan. Pihak GO-JEK, seperti dikutip dalam TechCrunch, tengah berdiskusi dengan ComfortDelGo selaku operator taksi terbesar di sana.

Namun demikian ekosistem aplikasi GO-JEK sudah cukup lengkap untuk menemani layanan transportasi mobil. Dengan dukungan GO-PAY, bukan tidak mungkin berbagai layanan lain seperti pemesanan tiket atau car advertising dapat ikut diboyong ke pasar tersebut. Selain itu, konsumen ride-sharing di Singapura juga tengah membutuhkan opsi layanan lain, pasca Uber di wilayah regional dicaplok oleh Grab.

Soal ekspansi sendiri GO-JEK menunjukkan keseriusannya. Sebelumnya dikabarkan bahwa perusahaan tengah menggalang dana untuk bahan bakar ekspansi senilai 30 triliun Rupiah. Pasca Vietnam, target ekspansi GO-JEK adalah Thailand, Filipina, dan Singapura. Kendati demikian langkah tersebut bukan ganjalan, sebagai contoh beberapa waktu lalu isu regulasi menyendat ekspansinya di Filipina.

Dengan valuasi sekitar 75 triliun Rupiah, dengan dukungan investor global seperti Tencent dan Google, memang sudah selayaknya target ambisius di wilayah regional menjadi misi GO-JEK saat ini.

Application Information Will Show Up Here