Online Motorcycle Platform Moladin Receives 17 Billion Rupiah New Funding

Online platform that offers anything about motorcycle, Moladin, announces a fresh capital injection of $1.2 million or around Rp17.1 billion from East Ventures, Berjaya Group, and Ethos Partners.

The service is currently available in Jabodetabek, Banten, Bandung, Yogyakarta, Solo, and Semarang. The fresh money will be used to expand their reach across Indonesia.

Moladin is a specified online platform for motorcycle stuff. Not only for purchasing, Moladin also provides apparel, spare parts, and information of dealer and forum related to motorcycles.

Founded in November 2017 by Jovin Hoon and Mario Tanamas, the company has already partnered with over 40 dealers with some popular leasing company in Indonesia. Moladin claims to have increased sales by 20-30% per month with more than $1 million in total transaction.

moladin

Jovin Hoon, Moladin’s Co-Founder, explained the conventional purchase was complicated and takes a lot of time. Consumers should pay more than a visit to the dealer to get the one and buy it. Payment was also a thing, it took forever to register the plate. It is why Moladin claims to get a warm welcome as an online platform.

“Our rapid growth shows strong validation of what we’re making. We’re very enthusiastic about the journey ahead to develop Moladin even more,” Hoon explained.

Willson Cuaca, East Ventures’ Managing Partner, said on what Moladin did is to facilitate motorcycle purchases by partnering with dealer and investors. Potential customers shouldn’t take a long route and wait forever to buy a motorcycle.

“We saw how Moladin sales volume in May 2018 has multiple three times since early January. It shows the increase in customer’s trust to buy motorcycle via Moladin. There’s a lot of space to develop in the motorcycle industry. We believe their business model will dominate the market as many customers feel comfortable to buy motorcycle digitally,” he added.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Platform Sepeda Motor Online Moladin Peroleh Suntikan Dana 17 Miliar Rupiah

Platform online yang bergerak di sektor sepeda motor Moladin mengumumkan telah mendapat suntikan dana segar sebesar $1,2 juta atau sekitar Rp17,1 miliar dari East Ventures, Berjaya Group, dan Ethos Partners.

Saat ini layanan pembelian motor Moladin baru bisa dinikmati mereka yang tinggal di area Jabodetabek, Banten, Bandung, Yogyakarta, Solo dan Semarang. Dana segar yang didapat rencananya akan digunakan melebarkan cakupan wilayah ke daerah lain di Indonesia.

Moladin merupakan sebuah platform online yang khusus menangani serba-serbi sepeda motor. Tidak hanya melayani pembelian sepeda motor, Moladin juga melayani pembelian apparel, spare part, informasi mengenai bengkel, dan forum yang membahas mengenai sepeda motor.

Diluncurkan sejak November 2017, Moladin yang didirikan oleh Jovin Hoon dan Mario Tanamas sudah bermitra dengan lebih dari 40 dealer dan beberapa perusahaan leasing besar di Indonesia. Moladin mengklaim mengalami pertumbuhan penjualan 20-30% per bulannya dengan total nilai transaksi lebih dari $1 juta.

Co-Founder Moladin Jovin Hoon menjelaskan, sebelum adanya Moladin pembelian sepeda motor secara konvensional membutuhkan waktu dan cukup rumit. Rata-rata konsumen harus membuat dua sampai tiga kali kunjungan ke dealer untuk mendapatkan motor yang diinginkan sebelum memutuskan untuk membeli.  Belum lagi transaksi pembayaran, registrasi nomor plat yang memakan waktu. Itulah mengapa Moladin sebagai platform online diklaim disambut baik masyarakat.

“Pertumbuhan kami yang cepat menunjukkan validasi yang kuat atas apa yang kami sedang bangun. Kami sangat bersemangat dengan perjalanan kami ke depan untuk terus mengembangan Moladin,” lanjut Jovin.

Managing Parter East Ventures Willson Cuaca mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan Moladin adalah melancarkan proses pembelian sepeda motor dengan beerja sama dengan jaringan dealer dan pemodal. Pembeli potensial tidak harus menempuh jarak dan menunggu lama untuk membeli sepda motor.

“Kami melihat bagaimana volume penjualan Moladin pada Mei 2018 telah meningkat tiga kali lipat sejak awal Januari. Ini menunjukkan kepercayaan pelanggan yang terus meningkat dalam membeli sepeda motor melalui Moladin. Masih banyak ruang untuk bertumbuh di industri sepeda motor. Kami percaya bahwa model bisnis mereka akan mendominasi pasar dengan semakin banyaknya orang yang merasa nyaman untuk membeli sepeda motor secara digital,” imbuh Willson.

Application Information Will Show Up Here

Alpha JWC Terlibat dalam Pendanaan 216 Miliar untuk Startup Data Quadrant Protocol

Alpha JWC termasuk dalam jajaran 30 investor di 15 negara yang memberikan pendanaan senilai $15 juta (lebih dari 216 miliar Rupiah) untuk startup data Quadrant Protocol. di Indonesia, salah satu bentuk kemitraan Quadrant Protocol dan Alpha JWC adalah pembentukan komunitas penggiat kripto Alphablock Indonesia.

Bulan lalu kami sempat meliput Quadrant Protocol ketika CEO-nya berkunjung ke Indonesia. Secara sederhana, Quadrant Protocol mengembangkan protokol berbasis blockchain yang menyediakan sistem data terdesentralisasi. Menggunakan protokol ini, individu dan perusahaan dapat membuat, mengakses, dan mendistribusikan data yang otentik.

“Kami lebih ke [menyediakan] infrastruktur teknologi yang memampukan transfer dan pemetaan data,” ujar Founder dan CEO Quadrant Protocol Mike Davie kepada DailySocial.

Tentang penggunaan teknologi blockchain, Davie mengatakan, “Kami memakai blockchain karena melihat banyaknya data yang tidak otentik. Kami pikir blockchain bagus untuk public ledger. Kalau mereka nanti create data, mereka bisa stamp untuk signature data secara real-time. Jadi data jelas dari mana data berasal.”

Selain Alpha JWC, juga turut berpartisipasi dalam putaran pendanaan ini di antaranya adalah Kenetic, Zeroth.AI, ChainRock, dan Merkle Tree Ventures.

Dalam dukungannya untuk komunitas penggiat kripto, Founder Alphablock Indonesia Maxie Soetandi mengatakan, “Quadrant Protocol adalah [produk] yang revolusioner. Kami menyukai model bisnis dan tim berpengalaman mereka dalam mengurusi layanan layanan otentikasi dan penelusuran kepemilikan data. Quadrant menyelesaikan banyak masalah tidak hanya dengan membedakan basisdata, tetapi juga melihat kepemilikan data aslinya. Ada potensi pasar yang begitu besar di Indonesia.”

Kemitraan di Indonesia akan difokuskan untuk mengedukasi komunitas data dan teknologi Indonesia melalui forum dan konferensi.

Dasar-Dasar “Fundraising” untuk Startup

Fundraising atau pengumpulan dana bisa jadi salah satu bagian penting dalam sejarah perjalanan startup. Fundraising bisa jadi titik balik setelah sebelumnya startup tidak berkembang atau cenderung berada di ambang kehancuran karena kekuarangan dana. Meskipun demikian, fundraising bukan seharusnya menjadi tujuan berdirinya startup.

Sama seperti hal-hal lain dalam pengembangan startup, tidak ada sesuatu yang baku pada persiapan, proses, dan pasca fundraising. Hanya saja beberapa hal wajib diketahui minimal untuk menambah wawasan atau membantu memahami apa itu fundraising bagi startup.

Kesiapan “berbagi”

Setiap pendiri startup memiliki alasan dan tujuan khusus sebelum memutuskan untuk melakukan penggalangan dana. Ada yang memang membutuhkan untuk terus mengembangkan bisnisnya atau untuk mencapai target-target lain. Namun dengan melakukan penggalangan dana ke investor, founder harus udah rela untuk membagi equity dengan investor.

Itu juga alasan beberapa founder tetap teguh dengan bootstrapping. Tidak ada salahnya memang, toh pada dasarnya menjalankan startup tidak memiliki aturan baku. Butuh pertimbangan dan alasan yang kuat sebelum menggalang dana.

Mencari dan memilih investor

Salah satu yang berperan penting dalam proses mendapatkan fundraising adalah dengan mencari dan memilih investor. Proses pencarian ini butuh tenaga yang ekstra, terlebih startup yang dikembangkan masih berada di fase awal atau belum begitu ramai dibicarakan. Banyak investor yang tertarik dengan startup di fase ini, namun potensi menjadi salah satu hal wajib yang dipertimbangkan.

Selain menghubungi investor melalui kanal online resmi, baik itu email atau lainnya, proses mencari investor lebih efektif melalui event-event offline. Bisa melalui pameran atau bertandang ke acara-acara startup lainnya. Networking juga memiliki peran penting dalam proses mencari investor.

Event offline lainnya yang bisa dicoba adalah kompetisi atau program inkubator yang dalam beberapa tahun belakangan mulai banyak diadakan di Indonesia. Dengan mampu menembus seleksi di event-event tersebut, startup bisa lebih dekat dengan investor.

Jika bisnis Anda termasuk yang sudah banyak dikenal dan ditawari oleh banyak investor, selektif bisa jadi hal penting yang diperhatikan. Mengetahui berapa dana yang mereka suntikan, berapa besar porsi yang diminta dan hal-hal lain yang bersifat kepemilikan, dan ekspektasi mereka terhadap startup. Penting untuk menghindari kesalahpahaman di tengah-tengah perjalanan startup. Jika diperlukan, lakukan screening dengan melihat daftar portofolio dan track record calon investor Anda.

Tidak hanya soal pendanaan

Meski sangat erat kaitannya dengan dana, proses fundraising bagi startup bisa lebih dari itu. Biasanya investor yang baik tidak hanya menawarkan uang tetapi juga bantuan lain berupa koneksi jaringan dan pendampingan untuk akselerasi bisnis (mentoring) dan di sanalah kebutuhan sebenarnya startup tahap awal.

Modal dana mungkin terlihat seperti segalanya bagi bisnis di tahap awal, tetapi pada kenyataannya modal lain juga sangat diperlukan. Seorang founder harus bisa menentukan sikapnya mengenai hal ini. Pada proses pencarian investor, hal-hal seperti keuntungan relasi dan mentoring wajib menjadi pertimbangan. Di tahap awal kebutuhan startup tidak hanya mendapat untung tetapi juga harus berkembang (scale).

MDI Ventures Leads Series C Funding Worth of 57 Billion Rupiah for Singapore’s E-commerce Enabler Anchanto

MDI Ventures leads the series C funding for Anchanto. The amount invested for the Singapore-based company was worth $4 million (or 57,5 billion Rupiah). Anchanto receives a Series B funding from Transcosmos Inc Japan and Luxasia Group in May 2017. Anchanto SaaS platform connects users, either corporate or SMEs, for over 70 online channels.

Anchanto is the SaaS developer for e-commerce technology. Its products include logistics management services, warehousing, catalogs, also multi-channel sales to help brands, retails, sellers, and distributors, in improving the e-commerce capabilities. Outside Singapore, Anchanto currently has representative offices in several countries, including Indonesia, Malaysia, Philippines, India, and Australia.

Anchanto was founded by Vaibhav Dabhade in June 2011 with a vision to improve e-commerce customers experience through software solution. With this Series C funding. the company expects to optimize investment for market expansion and tighten its position in SEA’s regional market.

“Collaboration with Telkom Indonesia and MDI investment is Anchanto’s basic strategy in Indonesia. Through this partnership, we aim to bring thousands of Indonesia’s SMEs and companies to join e-commerce potential,” Dabhade said.

Dabhade also mentioned about DELON (Online Logistics Depo), the logistics fulfillment service utilized by Telkom and POS Indonesia that’s running on top of Anchanto eWMS platform. Anchanto is expected to be a digital solution for sales channels, enabling entrepreneurs to scale up business in SEA’s largest e-commerce market.

“Telkom Group will use Anchanto technology to provide O2O solution integration and e-logistic, including capabibility for cross-border delivery, multi-location warehousing, enabling companies to reach global market using SelluSeller and eWMS,” Natal Iman Ginting, Managing Director of Metra Logistics (Telkom Indonesia’s Logistics Division), added.

SelluSeller is one of Anchanto’s unique product accessible for sellers and brands to provide the software solution for management inventory, order, and catalogs. The product is complementing other solution for B2B and B2C, namely eCommerce SaaS Warehouse Management System (eWMS) integrated with Management System (IMS) and Order Manaagement System (OMS).

Nicko Widjadja, CEO and Investment Director of MDI Ventures said, this investment will complete their end-to-end solution for the current e-commerce business in their portfolio, including to create a national e-commerce ecosystem. MDI was previously involved in funding for other e-commerce enabler funding, like aCommerce and Paket ID

“The investment compliments our efforts in the e-commerce sector, handling Indonesia’s unique logistic market segment with a different approach. Logistics technology has great potential to improve e-commerce landscape in Indonesia. As products become more diverse, e-commerce will need to optimize the supply chain for fast delivery to customers. eWMS Anchanto provides one of the best system to synchronize across warehousing, transportation, and analysis system,” Widjadja explained.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Sun SEA Capital Siap Berinvestasi di Startup Asia Tenggara

Perusahaan konglomerasi Malaysia Sunway Berhad mengumumkan kolaborasinya dengan pendiri KK Fund untuk mendirikan Sun SEA Capital. Diharapkan bisa mengumpulkan dana kelolaan $50 juta (lebih dari 700 miliar Rupiah), dana yang tersedia akan dialokasikan untuk berinvestasi tahap Seri A untuk startup-startup Asia Tenggara dan Hong Kong. Sunway sendiri menanamkan modal awal $5 juta.

Startup yang disasar khususnya yang berkecimpung di bidang online-to-offline convergence, enterprise solutions, logistics, digital media/entertainment, financial technology (fintech), dan digital health (healthtech). Investasi yang diberikan per startup berkisar di nominal $1-2 juta.

Pembentukan modal ventura ini akan memungkinkan Sunway Group untuk mempercepat transformasi digital melalui investasi ke dalam sinergi startup digital.

“Penandatanganan ini merupakan pembuktian bagi Sunway Group untuk mengakselerasi langkah digital kami sebagai bagian dari perluasan regional. Selanjutnya diharapkan Sun SEA Capital bisa menarik talenta baru di seluruh kawasan, agar bisa tumbuh bersama kami,” kata President of Sunway Group Dato’ Chew Chee Kin.

Didukung investor berpengalaman

Sebagai salah satu inisiator yang bertanggung jawab memimpin Sun SEA Capital, Koichi Saito (pernah bergabung dengan IMJ Investment, kini dikenal dengan Spiral Ventures) dan Kuan Hsu (pernah bersama GREE Ventures), mendirikan VC berbasis di Singapura yang bernama KK Fund pada tahun 2015. Di Indonesia KK Fund berinvestasi ke layanan furnitur online Fabelio.

“Sun SEA Capital akan membantu Sunway Group untuk menciptakan inovasi baru dengan berinvestasi k teknologi, seperti IoT, AI dan blockchain agar bisa membangun bisnis yang stabil,” kata Koichi.

Sun SEA Capital juga akan menyediakan skenario plug-and-play kepada startup terpilih dengan memasukan startup tersebut dalam ekosistem yang telah dimiliki Sunway Group.

“Kami telah memiliki pengalaman cukup lama di Asia Tenggara. Kami akan menggabungkan sumber daya yang dimiliki Sunway Group dengan pengalaman kami selama bekerja sebagai investor di Asia Tenggara,” tutup Koichi.

Startup Layanan Otomotif Montir Raih Pendanaan Seri A dari East Ventures

Startup layanan otomotif dan suku cadang on demand Montir mengumumkan perolehan dana segar seri A dari East Ventures dengan nilai yang tidak disebutkan. Dana ini akan digunakan untuk mempercepat misi perusahaan sebagai solusi ‘satu atap’ untuk kebutuhan servis otomotif.

Montir didirikan oleh Mikhail Laurus dan Dennis Eka Putra pada 2016 dengan misi yang ingin menciptakan inovasi dalam industri otomotif dengan mengaplikasikan teknologi untuk membentuk proses servis kendaraan yang lebih sederhana dan nyaman. Di Jakarta saja, pasar perbaikan kendaraan (tidak termasuk reparasi bodi kendaraan) diperkirakan mencapai US$1 miliar per tahunnya.

Namun bagi banyak orang, melakukan servis kendaraan menjadi beban tersendiri karena prosesnya yang panjang dan tidak efisien. Mereka harus menghabiskan waktu berjam-jam, bahkan hingga berhari-hari, hanya untuk mengantre dan memperbaiki mobil.

Seiring dengan pertumbuhan industri e-commerce yang cepat, Montir menyadari banyak pemilik mobil menginginkan solusi mobil ‘satu atap’. Artinya, mereka dapat menghemat waktu dan uang tanpa mengorbankan kualitas layanan. Hal ini yang ingin disasar Montir.

Montir menawarkan layanan dan perbaikan mobil on-demand, mulai dari perawatan rutin seperti penggantian oli dan servis rem, hingga perbaikan yang lebih berat seperti penggantian radiator dan perbaikan AC. Pelanggan dapat memesan layanan Montir melalui situs web atau aplikasi. Selain servis mobil, Montir juga menyediakan jasa salon mobil dan derek.

“Mendapatkan harga serta kualitas terbaik selalu menjadi tantangan di industri otomotif. Jika pemilik mobil pergi ke bengkel resmi, kualitasnya akan sangat baik tapi harganya relatif tinggi. Sementara, jika ke bengke tidak resmi, tentu akan lebih murah tapi kualitas layanannya di pertanyakan. Montir hadir dan memberikan yang terbaik dari keduanya,” terang Co-Founder Montir Mikhail Laurus dalam keterangan resmi.

Dia menerangkan untuk proses pemesanannya, pelanggan cukup membuka situs Montir. Lalu mengisi masalah mobil apa yang mereka hadapi dan memilih jadwal untuk konsultasi. Penasihat Montir akan datang untuk memeriksa mobil dan memberi saran layanan atau suku cadang apa yang perlu dibeli. Setelah pelanggan setuju, Montir akan mengirim suku cadang tersebut beserta tenaga ahlinya untuk melakukan servis mobil di lokasi pelanggan berada.

Co-Founder Montir Dennis Eka Putra mengklaim dari alur tersebut, pelanggan puas dengan layanan yang diberikan. Pihaknya juga bangga karena menjadi satu-satunya perusahaan yang dapat melakukan perbaikan skala berat dan penggantian suku cadang di rumah pelanggan dan bukan di bengkel.

“Tak hanya itu, kami juga menyediakan berbagai suku cadang dengan tingkat kualitas berbeda-beda untuk memenuhi anggaran pelanggan. Seperti kualitas asli, suku cadang aftermarket, hingga suku cadang bekas. Melalui platform kami, pelanggan akan menghemat banyak waktu dengan tidak pergi ke bengkel dan meninggalkan mobilnya selama beberapa hari,” ujar Dennis.

Managing Partner East Ventures Willson Cuaca menambahkan Montir memecahkan masalah inefisiensi dalam industri otomotif yang sedang tumbuh. Indonesia memiliki lebih dari 129 juta kendaraan di jalan (80% sepeda motor dan 20% mobil).

“Para pendiri berhasil menunjukkan kemampuan mereka dalam memberikan layanan otomotif berkualitas tinggi yang lebih cepat dan lebih murah di lokasi manapun. Kami percaya bahwa Montir siap untuk membawa industri jasa otomotif ke tingkat berikutnya,” tuturnya.

Bertambahnya Montir, turut melengkapi portofolio East Ventures sepanjang tahun ini. Sebelumnya perusahaan modal ventura ini juga mengumumkan sejumlah kucuran dana untuk startup seperti Nodeflux, COCOWORK (sebelumnya bernama EV Hive), PHI Integration, Sociolla, Waresix, Warung Pintar, dan masih banyak lagi.

MDI Ventures Pimpin Pendanaan Seri C 57 Miliar Rupiah untuk “E-commerce Enabler” Singapura Anchanto

MDI Ventures memimpin pendanaan Seri C untuk Anchanto. Investasi yang digelontorkan untuk perusahaan berbasis Singapura tersebut sebesar $4 juta (atau setara 57.5 miliar Rupiah). Anchanto menerima pendanaan seri B dari Transcosmos Inc Japan dan Luxasia Group pada Mei 2017 lalu. Platform SaaS Anchanto menghubungkan pengguna, baik korporasi atau UKM, ke lebih dari 70 saluran penjualan online.

Anchanto merupakan pengembang SaaS untuk teknologi e-commerce. Produknya meliputi layanan manajemen logistik, pergudangan, katalog hingga sistem penjualan multi-kanal untuk membantu brand, ritel, penjual, hingga distributor meningkatkan kemampuan e-commerce. Selain di Singapura, Anchanto saat ini sudah memiliki kantor perwakilan di beberapa negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, India dan Australia.

Anchanto didirikan oleh Vaibhav Dabhade pada Juni 2011 lalu dengan visi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan e-commerce melalui solusi perangkat lunak. Dengan pendanaan seri C yang didapat, pihaknya berharap dapat mengoptimalkan investasi untuk memperluas jangkauan pasar dan menguatkan posisinya di pasar regional Asia Tenggara.

“Kolaborasi dengan Telkom Indonesia dan investasi MDI adalah dasar dari strategi Anchanto di Indonesia. Melalui kerja sama ini, kami memiliki tujuan menghadirkan kepada ribuan UKM dan perusahaan di Indonesia untuk bergabung dalam potensi e-commerce,” ujar Founder dan CEO Anchanto Vaibhav Dabhade.

Vaibhav juga menyinggung soal DELON (Depo Logistik Online), layanan fulfillment logistik yang diusung Telkom dan POS Indonesia, yang berjalan di atas platform Anchanto eWMS. Adanya Anchanto diharapkan menjadi pelengkap solusi digital untuk saluran penjualan, sehingga dapat memberdayakan pengusaha untuk meningkatkan skala bisnis di pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara.

“Telkom Group akan menggunakan teknologi Anchanto untuk menyediakan integrasi solusi O2O dan kemampuan e-logistik, termasuk di dalamnya kemampuan pengiriman lintas batas, pergudangan multi-lokasi, sehingga memungkinkan perusahaan memungkinkan untuk menjangkau pasar global, melalui SelluSeller dan eWMS,” sambut Managing Director of Metra Logistics (Divisi Logistik Telkom Indonesia) Natal Iman Ginting.

SelluSeller adalah salah satu produk khas Anchanto yang diakses penjual dan brand untuk menyediakan solusi perangkat lunak pengelola inventaris, pemesanan, dan katalog. Produk tersebut melengkapi solusi lain untuk B2B dan B2C, yakni eCommerce SaaS Warehouse Management System (eWMS) yang terintegrasi dengan Management System (IMS) dan Order Management System (OMS).

CEO dan Investment Director MDI Ventures Nicko Widjaja menyebutkan, investasi ini akan melengkapi solusi end-to-end untuk bisnis e-commerce yang saat ini ada di portofolio mereka, termasuk untuk membedayakan ekosistem e-commerce nasional. MDI sebelumnya juga terlibat pada pendanaan di e-commerce enabler lain, yakni aCommerce dan Paket ID.

“Investasi ini melengkapi upaya kami di sektor e-commerce, menangani segmen pasar logistik Indonesia yang unik dengan pendekatan berbeda. Teknologi logistik memiliki potensi besar untuk meningkatkan lanskap e-commerce di Indonesia. Ketika produk menjadi lebih beragam, e-commerce akan perlu mengoptimalkan rantai pasokan untuk disampaikan secepat mungkin kepada pelanggan. eWMS Anchanto menyediakan salah satu sistem terbaik untuk melakukan sinkronisasi di seluruh manajemen pergudangan, transportasi, dan sistem analisis,” terang Nicko.

Go-Jek Reported to Raise New $1.5 Billion Funding Round

Go-Jek is reported in search of fresh funding for its SEA expansion. The Information reported that Go-Jek has started new talk with some investors, including existing ones in the previous rounds, to raise up to $1.5 billion (around 21 trillion Rupiah). The company’s valuation, based on the latest funding round, which closed earlier this year is around $4.8 billion (around 68 trillion Rupiah).

Previously, Bloomberg has reported that the investors (include Tencent, JD.com, and Google) has offered to provide additional funds for Go-Jek in its effort to become a regional competitor to Grab.

Post-Uber SEA acquisition (by Grab), Go-Jek is practically the only capable one (both in management and financial) to hold Grab’s attempt to monopolize the regional on-demand. Grab recently scooped a fresh funding worth of $1 billion (around 14 trillion Rupiah) from Toyota to expand GrabFood and GrabPay service.

Go-Jek has announced the availability of Go-Viet in Vietnam and GET in Thailand as its legal entity in each country. Both are expected be available for public in the next few months. In addition, Go-Jek will also expand to Singapore and the Philippines. Go-Jek has setup $500 million initial fund (around 7 trillion Rupiah), however, it certainly needs a bigger war chest to compete in the four neighboring countries.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek Dikabarkan Bakal Galang Dana Lagi Hingga 21 Triliun Rupiah

Layanan on-demand Go-Jek dikabarkan kembali bergerak mencari dana baru untuk mendanai ekspansinya di Asia Tenggara. The Information memberitakan Go-Jek sudah memulai pembicaraan dengan sejumlah investor, termasuk investor yang sudah berpartisipasi di putaran sebelumnya, untuk menggalang dana hingga $1,5 miliar (sekitar 21 triliun Rupiah). Valuasi perusahaan berdasarkan putaran pendanaan terakhir yang ditutup awal tahun ini disebutkan mencapai $4,8 miliar (sekitar 68 triliun Rupiah).

Sebelumnya Bloomberg memang melaporkan bahwa para investor (termasuk di dalamnya Tencent, JD.com, dan Google) menawarkan untuk memberikan dana tambahan bagi Go-Jek dalam usahanya menjadi pesaing regional untuk Grab.

Pasca akuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara (oleh Grab), praktis hanya Go-Jek yang memiliki kemampuan (baik di sisi manajemen maupun finansial) untuk menahan laju Grab memonopoli pasar on-demand regional. Grab baru saja memperoleh dana baru $1 miliar (sekitar 14 triliun rupiah) dari Toyota untuk memperluas layanan GrabFood dan GrabPay.

Go-Jek sendiri mengumumkan kehadiran Go-Viet di Vietnam dan GET di Thailand sebagai entitasnya di negara tersebut. Keduanya diharapkan bisa beroperasi dalam beberapa bulan ke depan. Selain itu Go-Jek juga bakal berekspansi ke Singapura dan Filipina. Dana awal yang disiapkan Go-Jek adalah $500 juta (sekitar 7 triliun Rupiah), tetapi dipastikan dibutuhkan dana yang lebih besar untuk bersaing di empat negara tetangga tersebut.

Application Information Will Show Up Here