Menentukan Jumlah Penggalangan Dana Startup yang Tepat

Saat melakukan penggalangan dana kebanyakan Founder memilih untuk menentukan nilai yang cukup fantastis kepada investor dengan berbagai alasan. Di antaranya adalah untuk memberikan sumber lebih banyak, kesempatan lebih baik untuk bersaing, hingga uang simpanan yang cukup agar tidak harus melakukan penggalangan dana lagi ke depannya.

Proses penggalangan dana kebanyakan menjadi hal yang rahasia, karena bisa dianggap gagal mendapatkan pemasukan dan tidak bisa melakukan manajemen keuangan yang baik.

Artikel berikut ini akan membahas jumlah atau nilai yang ideal untuk startup melakukan penggalangan dana di awal atau pada tahap selanjutnya, seperti yang ditulis entrepreneur Mark Suster.

Semakin besar jumlah uang yang dimiliki semakin besar pengeluaran

Saat uang dalam jumlah yang banyak berhasil dikantongi pengeluaran pun tanpa disadari akan semakin besar jumlahnya. Apakah uang tersebut digunakan untuk menambah pegawai, merenovasi kantor, pindah ke gedung baru hingga outsource agensi kehumasan untuk keperluan pemasaran dan promosi startup. Yang perlu diperhatikan adalah dana investasi yang telah berhasil didapatkan, berapa pun jumlahnya, jika tidak dikelola dengan baik akan berakhir dengan cepat. Mark Suster memperkirakan dana segar tersebut akan habis sekitar 12-18 bulan.

Untuk menghindari uang yang dengan susah payah didapatkan saat proses penggalangan dana tidak cepat ludes, baiknya simpan sebagian uang tersebut dan upayakan untuk tidak digunakan. Ketika dana untuk keperluan yang prioritas telah dikeluarkan, startup masih memiliki cukup uang untuk menjalankan oprasional hingga tahap penggalangan dana selanjutnya dilancarkan.

Investasi yang mempengaruhi nilai valuasi

Untuk startup yang masih dalam early stage, nilai valuasi akan sangat berpengaruh dari investasi pertama. Sudah ada beberapa ketetapan atau kriteria dari investor yaitu berapa besar jumlah uang yang bakal dikeluarkan kepada startup. Dalam hal ini jumlah normal yang berlaku adalah 15-30% yang merupakan jumlah rata-rata paling umum 20-25% untuk setiap early stage round.

Contoh sederhana adalah jika Anda melakukan penggalangan dana dalam jumlah $8 juta pra uang valuasi, untuk selanjutnya akan menjadi lebih baik untuk melakukan penggalangan dana $2-3 juta dan bukan $5 juta. Hal tersebut akan memudahkan Anda sebagai pemilik startup untuk menggalang dana $2-3 juta dibandingkan dengan $5 juta agar Anda memiliki hit-rate yang lebih tinggi.

Efek over-raising yang merugikan

Hal selanjutnya yang patut dicermati adalah, apa yang terjadi ketika uang sudah habis dan Anda perlu lebih banyak uang lagi? Itulah akibat dari over-raising. Kegembiraan ketika di awal melakukan penggalangan dana dengan nilai $5 juta untuk $20 juta sekarang terasa seperti beban besar, karena melakukan putaran penggalangan dana $8-10 juta pada $40-50 juta valuasi pra-uang lebih sulit dibandingkan menggalang dana di angka $20 juta.

Hal tersebut terjadi karena investor perlu membayangkan untuk membuat minimal 10x capital yang diinvestasikan dan early stage investor akan mencari jumlah kelipatan yang lebih tinggi. Data menunjukkan bahwa investor memiliki waktu yang jauh lebih mudah mendapatkan hasil $100-200 juta dari hasil $400-500 juta sehingga lebih mudah untuk melakukannya dengan harga yang lebih rendah.

Intinya adalah investor enggan untuk memberikan investasi dalam jumlah yang lebih kecil di putaran penggalangan dana selanjutnya. Untuk itu bicarakan dan negosiasikan dengan baik berapa jumlah yang tepat dan tentunya disepakati dengan investor.

Terapkan perilaku ‘hemat’

Salah satu cara yang ampuh agar Anda tidak terjebak untuk selalu melakukan penggalangan dana adalah menentukan batasan dan lebih hemat untuk pengeluaran perusahaan. Batasan ini ternyata cukup ampuh untuk membuat tim Anda lebih kreatif, karena mereka ‘dipaksa’ untuk menggunakan sumber terbatas untuk menghasilkan pekerjaan.

Sebagai seorang Founder, batasan akan membuat Anda melakukan negosiasi lebih baik dalam hal penentuan uang sewa gedung kantor atau pengeluaran oprasional lainnya, selain itu batasan juga akan memberikan Anda standar yang sesuai berapa jumlah gaji yang layak diberikan kepada pegawai. Hemat merupakan kebiasaan yang layak dan tentunya menguntungkan jika diterapkan di startup.

Urbanindo Berencana Ekspansi ke Negara Tetangga (UPDATED)

Setelah meluncurkan fitur UrbanIndo Finance dan UrbanIndo Commercial beberapa waktu yang lalu, Portal online jual beli properti UrbanIndo saat ini mulai melancarkan kegiatan penggalangan dana dengan mengundang investor lokal hingga asing berinvestasi di UrbanIndo. Jika diperoleh, UrbanIndo akan memasuki tahap pendanaan Seri C.

UrbanIndo sendiri sempat dikabarkan dilirik oleh sebuah layanan marketplace properti global. Menanggapi kabar tersebut, CEO dan Founder UrbanIndo Arip Tirta menyanggahnya.

“Sejak akhir Desember 2016 lalu UrbanIndo sudah mulai melancarkan kegiatan penggalangan dana, namun saat ini masih proses pengenalan dan pertemuan namun belum final,” kata Arip.

UrbanIndo sendiri saat ini mengklaim telah mengalami peningkatan dari sisi active listing, diprediksi bulan Febuari 2017 mendatang jumlah active listing di UrbanIndo bakal menyentuh angka 1 juta active listing. Prestasi yang dicapai oleh UrbanIndo sebagai startup lokal yang ingin membuktikan bahwa model bisnis yang dimiliki ternyata mampu diterima dengan baik oleh masyarakat dan sustainable.

“Sulitnya untuk mendapatkan informasi terkini tentang properti di Indonesia membuat UrbanIndo mampu menjalankan bisnisnya dan diterima oleh pengguna, model bisnis itulah yang nantinya bisa direplika di emerging market seperti Thailand dan Filipina,” kata Arip.

Ekspansi ke regional

Meskipun masih tahap pengenalan dari berbagai investor yang ada, Arip mengungkapkan jika pendanaan nantinya final dan telah didapatkan akan dimanfaatkan untuk ekspansi ke negara Asia Tenggara seperti Filipina dan Thailand. Sementara untuk negara maju seperti Singapura, menurut Arip akan sulit diimplementasikan.

“Pemerintah Singapura selama ini cukup generous memberikan informasi tentang harga properti dan informasi lainnya yang dibutuhkan oleh warga. Dengan demikian akan sulit UrbanIndo melancarkan bisnis di negara tersebut,” kata Arip.

Untuk rencana eskpansi sendiri Arip enggan untuk menyebutkan kapan ekspansi akan dilakukan, namun fokus dari UrbanIndo saat ini adalah terus melakukan uji coba dan pembuktian kepada publik, bahwa layanan yang diberikan oleh UrbanIndo terbukti bisa menguntungkan dan bertahan.

“Fokus kita tahun ini adalah melakukan monetisasi sambil terus melancarkan kegiatan penggalangan dana dengan menargetkan strategic investor, agar lebih mudah melancarkan rencana ekspansi,” tutup Arip.

Update: Dilakukan koreksi terhadap judul

Application Information Will Show Up Here

Beberapa Pertanyaan yang Sering Muncul dalam Wawancara Penggalangan Dana

Dalam perjalanan bisnisnya, sering kali startup menemui masa-masa mencari investor untuk tetap memastikan modal di startup mencukupi untuk menjalankan strategi demi memenuhi target yang sudah ditetapkan. Sudah banyak tips dan trik bagaimana menghadapi wawancara dengan investor, berikut beberapa kumpulan pertanyaan yang mungkin sering ditanyakan investor kepada founder ketika ingin melakukan penggalangan dana.

(1) Siapa pelanggan yang dituju dan problem seperti apa yang ingin diselesaikan ?

(2) Apa yang unik dari solusi Anda? Apa yang unik dari insight Anda?

(3) Bagaimana produk Anda bekerja?

Pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin terkesan sebagai pertanyaan mendasar, tetapi suka tidak suka pertanyaan tersebut sangat penting. Dari jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut investor bisa lebih jelas mengetahui sebenarnya apa yang sedang founder kerjakan,  siapa yang akan mereka bantu, dan kepada siapa produk akan terjual. Termasuk mengetahui bagaimana founder menyikapi sebuah masalah dan sejauh mana orisinalitas ide atau inovasi yang diberikan, apakah sudah banyak yang solusinya atau hadir dengan sesuatu yang benar-benar berbeda.

Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan seperti:

(4) Seperti apa bisnis model Anda?

(5) Bagaimana Anda menentukan harga ?

(6) Seperti apa strategi Anda untuk masuk ke pasar?

(7) Siapa saja kompetitornya dan bagaimana Anda membuat perbedaan ?

Sering kali menjadi pertanyaan yang digunakan untuk menggali lebih jauh kesiapan founder dalam menjalankan bisnisnya. Tiga pertanyaan di atas mampu memberikan gambaran investor sejauh mana Anda siap dengan model bisnis, pasar, dan harga yang Anda tetapkan. Ini seperti nakhoda kapal yang ditanyai ke mana akan berlayar dan dengan cara apa mereka bertahan hidup. Sekali lagi, sederhana tapi sangat mendasar dan krusial.

Tak hanya pertanyaan mendasar mengenai bisnis, pelanggan, dan pasar investor juga biasanya bertanya mengenai hal-hal teknis seperti:

(8) Teknologi apa yang ada di balik produk Anda?

(9) Properti intelektual apa saja yang Anda miliki ?

(10) Apa saja risiko bisnis Anda?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus bisa dijelaskan dengan rinci dan pastikan semua jawaban jujur, sehingga alih-alih menyiapkan jawaban lebih penting menyiapkan hal-hal tersebut. Seperti membangun tim yang solid, profesional, dan bertalenta atau menyiapkan infrastruktur IT yang cukup baik guna memberikan kualitas prima kepada pengguna.

6 Tips Galang Dana Tahap Awal untuk Startup Pemula

Sebagai founder dalam startup pemula, Anda biasanya akan menghadapi rintangan yang tak terhingga. Dari sekian banyak rintangan, ada satu permasalahan yang harus Anda hadapi, yakni memulai penggalangan dana tahap awal (seed funding). Matt Barba, Co-Founder dan CEO Placester, berbagi pengalamannya mengenai hal ini dan merangkumnya menjadi enam tips. Berikut rangkumannya:

Cek kesiapan

Sebelum Anda mengambil keputusan, periksa kembali kesiapan perusahaan apakah sudah siap atau belum. Sebab, proses pendanaan bakal melewati banyak putaran, mulai dari tahap awal, seri A, seri B, seri C, dan IPO. Di sisi lain, salah mengambil keputusan justru malah memicu bisnis hancur. Mungkin pada awalnya Anda akan menanyakan diri sendiri, “Apakah mendapatkan pendanaan adalah kebutuhan saya untuk melangkah ke tahap berikutnya?.”

Pasalnya, mendapatkan pendanaan bukan hanya mengenai perluasan bisnis saja, tetapi juga menciptakan komitmen penuh yang Anda berikan ke investor, karyawan, dan konsumen. Untuk itu, sebaiknya ubah pertanyaan sebelumnya dengan menanyakan ini, “Apakah saya siap tumbuh, bila perlu tumbuh paksa dengan cara yang tidak wajar? Apakah saya siap berkomitmen untuk pertumbuhan bisnis di masa mendatang?”

Cari penasihat, bukan investor

Saat proses pendanaan berlangsung, kemungkinan besar bisa membuat Anda menjadi lupa diri dan hanya fokuskan hubungan dengan investor yang berpotensi saja. Pada kenyataannya, penting untuk diingat ada banyak hal yang secara tidak langsung bisa menghubungkan Anda dengan uang.

Di luar sana, ada banyak investor potensial, namun hanya sedikit diantara mereka yang akan serius dengan Anda. Dengan mencari penasihat, Anda bisa memupuk hubungan lebih panjang, bahkan bisa menjelma lebih dari hubungan pada umumnya.

Saat mencari masukan dari mereka, jangan hanya mengejar dari kalangan CEO saja. Sebaliknya, carilah orang profesional yang berpengalaman di bidangnya misalnya kepala teknis, penjualan, atau marketing. Orang-orang tersebut sangat kaya ilmu dan dapat membantu perkembangan bisnis. Banyak terjadi di lapangan, investor didekati pebisnis karena dibelakangnya banyak orang-orang ahli yang bisa dimintai masukannya.

Diskusi dengan founder yang sudah berpengalaman

Saat Anda menjaring banyak orang untuk menjadi penasihat, pastikan orang-orang tersebut sebelumnya sudah pernah melakukannya. Berbicara mengenai startup dan penggalangan dana, prosesnya akan berbeda di tiap wilayah. Jadi fokuskan cari founder yang lingkungannya sesuai dengan Anda. Paling tidak mereka sudah lebih dulu dari Anda sekitar 9-18 bulan.

Saat Anda mencoba melakukan pendanaan tahap awal (seed), coba diskusikan dengan founder yang baru saja mendapatkan investasi pada tahap tersebut. Dengan bersikap transparan tentang apa yang Anda inginkan dan dimana posisi Anda, jangan takut untuk bertanya apa yang Anda belum ketahui. Sebab semua founder pasti pernah berada di posisi yang sama dengan Anda.

Pilih investor yang tepat

Founder terkadang cenderung fokus mencari investor yang berukuran besar dan kaya. Padahal, sebenarnya ada banyak jenis investor untuk pendanaan tahap awal, sekaligus ada plus dan minusnya. Pada dasarnya ada tiga tipe investor.

Pertama, Angel Investor. Mereka memiliki uang sendiri yang bisa diinvestasikan kemana saja, jumlah kecil antara ribuan dolar hingga ratusan ribu dolar saja. Kelebihannya, mendapatkan angle investor merupakan tercepat daripada tipe investor lainnya. Mereka juga cenderung lebih kolaboratif, fleksibel, seperti penasihat, dan bersedia memberikan guideline bisnis. Namun kekurangannya mereka seringkali ikut terlibat dalam keputusan bisnis. Bila Anda memiliki banyak angel investor, artinya ada banyak koki di dapur. Namun hal ini jarang terjadi.

Kedua, Super Angel. Mirip seperi tipe pertama, namun mereka memiliki uang yang bisa diinvestasi sekitar $1 juta hingga $50 juta. Terkadang mereka juga menginvestasikan orang lain dan bekerja sampai full time. Hubungannya bisa jadi lebih formal. Kelebihannya, mereka cenderung lebih banyak menghabiskan waktu dengan Anda dan memberikan bimbingannya. Kekurangannya, super angel mungkin mengaharapkan kontribusinya terhadap bisnis sama besarnya dengan nilai uang yang ia investasikan. Ini sama seperti tipe pertama, dimana mereka bisa sedikit mengganggu, apabila Anda memiliki banyak Super Angel di perusahaan.

Terakhir, Modal Ventura (VC). Mereka memiliki uang dengan jumlah terbanyak dari dua tipe sebelumnya, juga memiliki investasi di berbagai tempat di seluruh dunia. Kelebihannya, dengan memboyong nama perusahaan VC tentunya lebih prestise di kalangan startup. Mereka juga tidak tertarik terlibat di perusahaan yang diinvestasikan. Kekurangannya, untuk mendapatkan investor sekelas VC butuh waktu yang panjang, bisa sampai berbulan-bulan.

Hati-hati terhadap Yes Men

Saat pengembangan bisnis, Anda mungkin banyak mendengar kata “tidak” diucapkan oleh investor, konsumen, atau lainnya. Mendengar kata itu, memang menyedihkan. Namun perlu hati-hati bila mendengar investor yang terus menerus berkata “ya” atau istilahnya “Yes Men.”

Mereka akan jadi bahaya, sebab orang seperti itu akan selalu menyetujui apa yang Anda ucapkan demi menunjukkan ketertarikannya dengan bisnis Anda. Jika Anda bertemu calon investor seperti ini, belum memberikan jawaban ya atau tidak, mungkin sebaiknya Anda harus menarik diri dari mereka.

Persiapkan diri untuk melanjutkan prosesnya

Setelah Anda mulai menggalang dana, artinya secara efektif Anda harus siap ada di jadwal investor. Dengan kata lain, Anda harus siap melepaskan kontrol. Ini bisa jadi efek yang merusak. Pasalnya Anda memiliki jadwal meeting penting namun tiba-tiba investor memanggi Anda untuk hadir di meeting lainnya.

Efek berikutnya terasa di tim perusahaan Anda. Untuk mengurangi efek, pastikan orang-orang di sekitar Anda memahami kondisi ini bakal terjadi ke depannya. Buat tim Anda percaya perusahaan tetap bisa berjalan kendati Anda sedang berada di luar kantor.

B Dash Camp 2016 Buka Kesempatan Startup Indonesia Dapatkan Pendanaan dan Kemitraan Strategis

Venture capital asal Jepang B Dash Ventures tahun ini kembali mengadakan pagelaran dua tahunannya B Dash Camp 2016. Acara ini diadakan untuk mempertemukan para eksekutif senior di industri teknologi dengan para pendiri startup di tahap awal. Acara ini terbuka bagi siapa saja, termasuk pelaku startup di Indonesia. Jika tertarik, pendaftaran masih akan dibuka hingga tanggal 5 September 2016.

Acara ini sendiri akan diadakan pada 17 – 18 Oktober 2016, bertempat di Royton Sapporo Jepang. Konferensi ini memfokuskan pada pendanaan startup di tahap awal, umumnya pendanaan yang akan diberikan berupa seed, early atau later stage funding. B Dash akan memilih startup yang dianggap memiliki potensi untuk menjadi “next generation tech-company”.

Terdapat dua agenda utama dalam rangkaian B Dash Camp 2016, yakni Pitch Arena dan Fundraising, Partnerships & Awards. Pitch Arena menjadi bagian utama dari acara ini, yakni kompetisi bagi startup yang sedang mencari pendanaan, mengumumkan peluncuran produk baru atau sedang mencari kemitraan strategis.

Sedangkan Fundraising, Partnerships & Awards dikhususkan bagi para peserta (startup) yang telah meraih pendanaan atau kemitraan dari Pitch Arena, pemenang akan berkesempatan melakukan pitching di depan undangan khusus (eksekutif level CXO) dan mendapatkan hadiah dari B Dash Camp.

Startup yang tertarik untuk mengikuti rangkaian acara ini, segera mendaftar melalui laman resmi B Dash Camp 2016 yang dapat diakses di sini.


Disclosure: B Dash Ventures adalah salah satu investor DailySocial

Sepuluh Poin yang Perlu Dicermati Sebelum Menggalang Dana Melalui Angel Investor

Sebelum Anda memutuskan bertemu dengan angel investor yang sudah lama diincar dan melakukan penggalangan dana, ada baiknya Anda cermati dahulu apakah ini waktunya startup Anda menggalang dana? Yang perlu diperhatikan adalah, menjadi hal yang percuma melakukan penggalangan dana jika Anda tidak mampu meningkatkan usaha rintisan Anda. Jadi, pastikan produk Anda telah sukses melewati tahap validasi dan memiliki rencana jangka panjang yang jelas untuk terus tumbuh.

Artikel berikut ini akan membahas 10 poin penting yang perlu dicermati sebelum Anda memutuskan untuk melakukan penggalangan dana ke angel investor.

  1. Anda saat ini telah memiliki dana yang cukup jumlahnya untuk operasional dan perkembangan produk. Namun, jika 50% dana yang Anda miliki telah digunakan untuk keperluan tersebut, ada baiknya untuk mulai bersiap melakukan penggalangan dana sebelum uang Anda habis.
  2. Sebagai seorang founder, Anda wajib untuk mempelajari secara menyeluruh proses penggalangan dana dan mengetahui berapa valuasi startup Anda. Jika saat ini Anda sebagai founder belum mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan, ada baiknya untuk mempelajari sejak dini.
  3. Anda telah menyiapkan keperluan yang terkait dengan legalitas dan dokumen-dokumen penting yang dibutuhkan untuk proses penggalangan dana. Pastikan juga Co-Founder Anda telah menyetujui 100% rencana Anda untuk melakukan penggalangan dana.
  4. Pastikan Anda telah memiliki prototipe Minimum Viable Product (MVP) dan Minimum Loveable Proof (MLP) dengan pelanggan yang bersedia membayar produk yang ditawarkan. Hal ini membuktikan jika Anda memiliki pelanggan dalam jumlah banyak yang bersedia mengeluarkan uang untuk menikmati produk yang dibuat. Artinya produk Anda diterima dengan baik dan berpotensi untuk dikembangkan.
  5. Sebagai founder, Anda telah melihat tanda-tanda pertumbuhan yang meningkat secara signifikan dan pendapatan mulai berdatangan.
  6. Bisnis Anda memiliki pasar yang cukup besar untuk membantu mengembangkan pertumbuhan bisnis.
  7. Anda harus paham, proses penggalangan dana merupakan pengalaman yang menguras waktu dan tenaga. Jadi pastikan Anda telah berhasil mencapai 90% Minimum Viable Product (MVP) Anda, agar bisa mendedikasikan waktu dan tenaga secara khusus untuk menggalang dana.
  8. Pastikan Anda memiliki rencana cadangan dan uang simpanan yang cukup jika nantinya proses penggalangan dana tidak berjalan dengan lancar dan memakan waktu yang cukup lama.
  9. Startup Anda memiliki keuntungan atau pendapatan. Jika saat ini Anda belum berhasil mendapatkan keuntungan dari produk yang ditawarkan coba kumpulkan keuntungan sebaik mungkin dalam jumlah yang tidak terlalu besar sebelum melakukan penggalangan dana.
  10. Startup Anda mulai menarik perhatian kalangan investor. Hal ini tentunya akan menjadi sangat bermanfaat meskipun investor tersebut hanya ingin berkenalan dengan Anda sebagai founder. Proses perkenalan tersebut jika berjalan dengan lancar bisa menjadi peluang untuk mendapatkan tambahan dana.

Penggalangan dana bukanlah proses yang mudah bagi founder startup, baik itu melalui venture capital ataupun angel investor. Proses ini akan memakan waktu dan tenaga. Jadi sebagai founder, Anda harus bisa mengenali siapa investor yang ingin didekati dan juga punya sesuatu untuk ditawarkan kepada mereka agar mereka yakin startup Anda memang pantas menerima dana. Contohnya, sebuah MVP atau traksi pengguna yang menunjukkan peningkataan signifikan.

Bila Anda mencoba untuk menggalang dana namun tidak dapat menunjukkan bisnis yang sedang Anda bangun tidak dapat tumbuh, itu sama saja seperti menambah roket pada skateboard yang diarahkan ke dinding. Akhirnya tidak akan bagus.

Tujuh Pertanyaan yang Wajib Ditanyakan Kepada Venture Capital Saat Penggalangan Dana

Sebelum Anda melakukan pertemuan dengan Venture Capital (VC) pastikan untuk mempelajari terlebih dahulu VC yang akan Anda kunjungi, sehingga proses wawancara dan perkenalan bisa berjalan lebih lancar dan tepat sasaran. Begitu juga bila pada akhirnya VC tertarik untuk berinvestasi di startup Anda, tanyakan secara detil hal-hal yang wajib Anda ketahui. Hal ini penting agar Anda sebagai founder bisa mengetahui dengan jelas posisi, ekspektasi, dan goals yang diminta oleh VC.

Artikel ini akan megupas tujuh pertanyaan penting yang wajib ditanyakan oleh founder kepada VC saat melakukan pertemuan, seperti yang ditulis oleh venture capitalist Pedro Sorrentino.

Mengetahui Asset Under Management (AUM) atau Nilai Aktiva Bersih

Sebagai pemilik startup Anda berhak untuk menanyakan seberapa besar nilai aktiva bersih sebuah VC. Dengan demikian Anda bisa mengetahui langkah apa yang harus diambil dan berapa jumlah uang yang layak Anda dapatkan sebagai investasi. Semua ini harus berdasarkan tahap penggalangan dana yang Anda jalankan.

Target kepemilikan

Pertanyaan ini penting, agar Anda dapat mengetahui jika target kepemilikan mereka sejalan dengan harapan Anda mengenai valuasi perusahaan. Anda harus memiliki penasihat untuk membantu menemukan harga atau valuasi CAP tertentu yang Anda yakini adil nilainya sebelum berbicara dengan VC. Jika Anda mampu menjalankan proses penggalangan dana dengan kompetitif, pasar yang akan menentukan nilai. Namun, yang perlu diperhatikan adalah menciptakan kesamaan ekspektasi agar bisa cepat mendapatkan persetujuan dari VC.

Berapa nilai rata-rata cek

Jika Anda telah mengetahui target kepemilikan dan nilai rata-rata cek, selanjutnya Anda dapat memperkirakan berapa nilai valuasi yang akan diberikan oleh investor. Sebagian investor akan menolak untuk menyebutkan valuasi startup yang diinvestasikan, tetapi ada pula investor yang bersedia untuk menyebutkannya . Adalah kewajiban Anda sebagai founder untuk membuat komitment tersebut dengan investor.

Proses yang dijalankan

Saat hubungan baik telah tercipta dengan VC, kebanyakan dari pemilik startup kemudian memperlakukan orang-orang yang terlibat di VC tersebut layaknya sebagai teman. Terkadang ini membuat Anda tidak bisa menjalankan proses dengan benar.

Idealnya adalah upayakan untuk membuat jadwal yang wajib untuk dipenuhi, baik oleh Anda sebagai founder startup juga oleh pihak VC. Jadi proses penggalangan dana bisa selesai dengan waktu deadline yang ditetapkan.

Transparansi

Menjadi hal yang penting bagi Anda pemilik startup melontarkan pertanyaan secara rutin seperti tahap apa selanjutnya yang bisa dilakukan agar VC bisa berkomitmen memberikan pendanaan.

Jika VC terkait bisa memberikan jawaban yang tepat, artinya VC tersebut serius dengan Anda. Namun jika VC tersebut enggan untuk menjawab dan cenderung menghindar, artinya mereka tidak tertarik dan hanya ingin mengetahui serta mempelajari produk yang Anda miliki. Waspadalah dengan VC seperti ini.

Kirimkan email usai pertemuan

Usai pertemuan dilakukan dengan VC, upayakan untuk menulis secara detil hasil dari pertemuan tersebut dan kirimkan email tersebut kepada VC. Hal tersebut bisa menunjukkan bahwa Anda serius dan bersedia untuk berkomitmen sesuai dengan rencana yang ada. Buat juga jadwal pertemuan selanjutnya dengan VC, upayakan Anda sebagai founder startup yang memiliki inisiatif awal.

Alternatif VC

Jika saat ini Anda tengah melakukan penggalangan dana dengan lebih dari satu VC, baiknya sebutkan keadaan tersebut saat Anda sedang melakukan pertemuan dengan VC. Tunjukkan bahwa startup Anda memiliki produk yang terbaik dan menjadi incaran oleh VC lainnya. Dengan demikian bisa menumbuhkan rasa percaya diri bukan hanya untuk Anda pemilik startup namun juga VC yang berencana untuk berinvestasi di startup Anda.

Facebook Luncurkan Fitur Penggalangan Dana untuk Organisasi Nirlaba

Facebook kembali meluncurkan eksperimen berupa tool baru yang memungkinkan lembaga non-profit untuk menggalang dana dari seluruh pengguna jejaring sosialnya.

Fitur baru ini juga bertujuan agar pengguna Facebook dapat lebih mudah menyumbangkan sejumlah uang ke yayasan atau organisasi nirlaba tanpa harus meninggalkan halaman Facebook.

“Kami berharap fitur ini dapat membantu lembaga non-profit untuk menjangkau dukungan baru, mendorong komunitas dan memperoleh dana untuk meneruskan pekerjaan mulia mereka.” Tulis Naomi Gleit selaku VP of Product Management Facebook.

Melalui fitur ini, organisasi nirlaba yang ingin menggalang dana dapat membuat project baru disertai dengan target pendanaan yang dibutuhkan. Setelah kampanye penggalangan dana telah dibuat, pengguna Facebook dapat mengirimkan sumbangannya melalui beberapa langkah mudah.

Saat ini Facebook sudah mulai menjalankan kampanye tool barunya ini dengan menggandeng 37 organisasi, di antaranya adalah Mercy Corps, National Multiple Sclerosis Society dan World Wildlife Fund. Ke depan, Facebook juga akan menghadirkan tool ini ke lembaga non-profit di Amerika Serikat. Bagi lembaga yang berminat untuk bergabung, Facebook mengundang mereka untuk mempelajarinya di tautan ini.

Di saat bersamaan, Facebook juga meluncurkan tombol “Donate” baru yang akan ditambahkan ke Pages dan juga post. Dengan demikian, kini pengguna bisa memberikan sumbangan tanpa harus meninggalkan news feed mereka.

Sumber berita Fb.

Event: Stasion Meetup V 7.0, Bertajuk ‘Startup Fundraising 101’

Minggu ini, cukup banyak event yang berhubungan startup dan developer. Mulai dari ID-Objective Conference 2012, Google Android DevCamp, SuWec Meetup, dll. Dan kali ini komunitas startup dari Kota Malang yaitu Stasion kembali mengadakan meetup-nya.

Meetup ketujuh kali ini bertajuk “Startup Fundraising 101 – Strategi Untuk Mendapatkan Investor Untuk Bisnis Startup”. Stasion Meetup V 7.0 akan diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 18 Februari 2012 pukul 18.30 – 21.00 WIB, bertempat di Gedung INBIS Brawijaya Lt.4 – Jl Veteran No.10-12, Malang, Timur.

Pembicara pada meetup kali ini adalah Riyeke Ustadiyanto (Founder iPayMu) dan Andi S. Boediman (Founder Ideosource). Dan materi yang akan disampaikan adalah seputar pendanaan, seperti get things in order, packaging your startup, how much do you need?, dan who is your ideal investor?

Continue reading Event: Stasion Meetup V 7.0, Bertajuk ‘Startup Fundraising 101’

Seluk Beluk Fundraising Untuk Startup

Dengan bermunculannya investor-investor yang siap menanamkan saham di startup Indonesia, para startup-pun mulai bersiap untuk bekerjasama dengan para investor ini dan mau tidak mau harus mengerti mengenai proses fundraising ini. Dulu ketika saya mulai menerima tawaran-tawaran dari investor untuk fundraising DailySocial, saya pun bingung cara memilih investor yang baik, bagaimana termsheet yang menguntungkan, bagaimana tips dan trik dalam fundraising yang saya pelajari baik secara otodidak maupun hasil berdiskusi dengan rekan.

Berdasarkan pengalaman tersebut, saya-pun ingin berbagi sedikit pelajaran yang saya dapatkan dalam proses fundraising, dan juga pengalaman teman-teman entrepreneur lain mengenai kesulitan dan kegagalan dalam fundraising. Semoga mencerahkan bagi teman-teman startup sekalian.

Continue reading Seluk Beluk Fundraising Untuk Startup