Samsung Gear VR Kini Dibekali Fitur Live Streaming ke Facebook

Lewat fitur Parties dan Rooms, Oculus sejatinya ingin menunjukkan bahwa virtual reality juga bisa mengedepankan aspek sosial. Oculus tentunya tidak mau berhenti sampai di titik itu saja, apalagi mengingat perusahaan yang mengakuisisinya merupakan media sosial terbesar sejagat.

Baru-baru ini, Oculus memperkenalkan fitur live streaming ke Facebook untuk Samsung Gear VR. Fitur ini memungkinkan semua pengguna Gear VR untuk menyiarkan konten apa saja yang sedang ia nikmati ke seluruh temannya di Facebook hanya dengan mengklik satu tombol saja. Lebih jelasnya, tonton saja video di bawah ini.

Selain live streaming, fitur baru lain adalah Oculus Events. Fitur ini dirancang supaya pengguna Gear VR dapat menghadiri eventevent publik dan berinteraksi dengan pengguna lain. Untuk mengakses semua event yang ada, pengguna tinggal membuka tab baru berlabel “Events” di perangkatnya masing-masing.

Event yang disajikan bervariasi dari sekadar game multiplayer atau turnamen, sampai kuis trivia maupun seminar teknologi. Untuk event mendatang, Anda bisa menetapkan reminder sekaligus melihat berapa orang yang juga tertarik mengikuti event tersebut.

Oculus Events / Oculus
Oculus Events / Oculus

Terakhir, Oculus menghadirkan fitur Oculus Voice untuk Rift maupun Gear VR. Sesuai dugaan, fitur ini memungkinkan pengguna untuk melakukan pencarian atau menavigasikan Oculus Home menggunakan perintah suara.

Fitur ini untuk sementara baru mendukung bahasa Inggris saja. Ke depannya, Oculus berkomitmen untuk terus menambahkan fungsionalitas baru yang lebih kontekstual.

Sumber: Oculus.

Aplikasi Facebook 360 Suguhkan Jutaan Konten Immersive untuk Pengguna Gear VR

Kabar gembira bagi para pemilik headset Samsung Gear VR, Anda sekarang punya cara yang lebih mudah untuk menikmati foto dan video 360 derajat lewat aplikasi Facebook 360 yang belum lama ini diumumkan.

Diperkirakan setidaknya sudah ada lebih dari 25 juta foto 360 derajat dan lebih dari 1 juta video 360 derajat yang diunggah ke Facebook. Aplikasi ini pada dasarnya membuka pintu akses ke jutaan konten immersive ini lebar-lebar, tentu saja selama Anda menggunakan Gear VR.

Facebook 360 menyuguhkan empat macam feed: Explore, Following, Saved dan Timeline. Explore, sesuai namanya, berisi konten-konten 360 derajat yang populer di Facebook, baik yang berasal dari media dan organisasi ternama maupun kreator indie. Following di sisi lain menyajikan konten 360 derajat yang diunggah oleh teman-teman Anda beserta Page yang Anda ikuti.

Untuk konten 360 derajat yang Anda simpan dari News Feed, semuanya akan tersaji di tab Saved. Terakhir, Timeline berisikan foto dan video 360 derajat hasil unggahan Anda sendiri.

Anda bisa membubuhkan Like, Reaction maupun membagikan konten ke timeline sendiri dari dalam Facebook 360 / Facebook
Anda bisa membubuhkan Like, Reaction maupun membagikan konten ke timeline sendiri dari dalam Facebook 360 / Facebook

Anda juga dapat membubuhkan Like maupun reaksi lainnya, dan bahkan membagikan konten yang sedang Anda nikmati langsung dari dalam aplikasi Facebook 360 hanya dengan mengarahkan kursor pandangan. Untuk mempercepat video, Anda tinggal mengarahkan pandangan ke bawah dan menahannya di atas tombol Play.

Secara keseluruhan pengalamannya dipastikan optimal, karena kalau dipikir-pikir, Gear VR meminjam teknologi rancangan Oculus, sedangkan Oculus sendiri merupakan anak perusahaan dari Facebook. Kalau Anda mempunyai Gear VR, silakan unduh Facebook 360 secara cuma-cuma langsung dari Oculus Store.

Sumber: Facebook.

Oculus VR dan Samsung Umumkan Controller Untuk Headset Gear VR

Setelah teknologi virtual reality kelas konsumen semakin matang, para produsen dan developer kini memusatkan perhatian mereka untuk menyempurnakan penyajiannya lewat teknologi pendukung, dan menyediakan sistem kendali yang andal merupakan salah satu aspek krusial. Alasannya sederhana: tak seperti konten hiburan lain, VR mengisolasi penggunanya.

Sejauh ini, baru perangkat VR high-end yang mendapatkan dukungan periferal kontrol secara komprehensif. Hal ini mendorong beberapa pengembang untuk turut memberikan alternatif input, satu contohnya adalah Nolo yang kompatibel ke beberapa tipe headset VR berbasis mobile. Namun jika masih Anda menanti solusi kendali ‘resmi’ buat Gear VR kesayangan, Oculus dan Samsung baru saja mengungkap kabar gembira.

Di pembukaan Mobile World Congress 2017, Oculus VR memperkenalkan periferal Controller khusus untuk head-mounted display Samsung Gear VR. Seperti Oculus Touch, Gear VR Controller dirancang buat memudahkan pengguna berinteraksi dengan permainan virtual reality. Pengumuman ini merupakan langkah penting bagi Samsung mengingat ekosistem Gear VR terus berkembang pesat – kini dihuni oleh ratusan game, app, film dan video.

Gear VR Controller mempunyai wujud seperti versi mini dari Oculus Touch minus lingkaran sensor. Penampilannya mungil dan ergonomis, memiliki touchpad melingkar di ujung atas, lalu terdapat tombol home, volume, serta back sehingga navigasi bisa dilakukan tanpa mengganggu faktor ‘immersion‘. Periferal ini memungkinkan Anda melangsungkan manuver seperti menggenggam objek, membidik, serta menembak.

Selain menyingkap Gear VR Controller, Oculus juga menginformasikan akan ada lebih dari 70 aplikasi dan permainan baru yang akan ditunjang oleh controller. Dan di hari perilisannya nanti, app-app Gear VR yang sudah ada juga siap mendukung periferal tersebut (Oculus VR telah membuka pendaftaran akses SDK dan permintaan hardware Gear VR Controller khusus buat developer).

Rencananya, Oculus VR dan Samsung akan membeberkan informasi lebih lengkap mengenai Gear VR Controller di ajang Game Developer Conference 2017 – juga dilaksanakan minggu ini, di Moscone Center, San Francisco. Jika kebetulan ada di sana, Oculus mengundang Anda untuk mampir di Booth 1014 North Hall, dibuka di tanggal 1 sampai 3 Maret dari jam 14:00 hingga 15:00. Di sana Anda bisa bertemu langsung dengan para co-founder serta tim pencipta konten.

Saat ini terhitung ada 550 lebih aplikasi tersedia di Oculus Store, dan Oculus VR sangat bangga dengan melimpahnya konten library Samsung Gear VR.

Sumber: Oculus.

Peduli Aspek Sosial, Oculus Luncurkan Fitur Parties dan Rooms untuk Gear VR dan Rift

Bertolak belakang dengan pandangan banyak orang, Oculus ingin membuktikan bahwa pengalaman virtual reality juga bisa disisipi aspek sosial. Apa yang ditawarkan sederhananya seperti berikut: meski kita sedang berada di dalam dunia virtual, kita masih tetap saling berinteraksi, dan pengalamannya dibuat semirip mungkin dengan di dunia nyata.

Untuk mewujudkannya, Oculus baru saja meluncurkan dua fitur baru bernama Oculus Parties dan Oculus Rooms. Dirancang di atas platform Oculus, kedua fitur ini pada dasarnya memungkinkan pengguna Gear VR dan Oculus Rift untuk saling menyapa di dunia virtual.

Oculus Parties memungkinkan Anda dan tiga pengguna lainnya untuk tergabung dalam percakapan suara. Yang menarik, percakapan suara ini akan terus berlangsung meski masing-masing tengah berada di aplikasi yang berbeda.

Untuk mengaksesnya, Anda perlu menghubungkan akun Facebook dan Oculus terlebih dulu, kemudian tinggal cari pengguna lain berdasarkan nama asli atau username Oculus-nya. Setelahnya, tinggal klik tab “Party” di Oculus Home, dan pilih dari daftar teman yang sedang online untuk membentuk suatu Party.

Oculus Rooms adalah sebuah ruang virtual dimana Anda sekelompok bisa nongkrong bersama seperti di dunia nyata / Oculus
Oculus Rooms adalah sebuah ruang virtual dimana Anda sekelompok bisa nongkrong bersama seperti di dunia nyata / Oculus

Dari situ Anda sekelompok bisa melanjutkan interaksi ke level yang lebih tinggi dengan Oculus Rooms. Rooms pada dasarnya merupakan sebuah ruang virtual dimana Anda sekelompok bisa menghabiskan waktu bersama.

Oculus bilang fokus mereka adalah menyajikan sejumlah aktivitas sosial yang dapat memberikan kesan seakan-akan Anda sekelompok sedang nongkrong bersama di dunia nyata. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi menonton video bersama, bermain mini game atau langsung masuk ke sejumlah game yang menawarkan mode multiplayer.

Oculus berjanji akan menambahkan lebih banyak aplikasi yang kompatibel dengan fitur Rooms. Untuk sekarang Oculus Parties dan Rooms sudah bisa dinikmati oleh pengguna Gear VR, dan akan menyusul ke Rift tahun depan.

Sumber: Oculus Blog.

Samsung Sedang Siapkan Penerus Gear VR dan Headset Macam Microsoft HoloLens

Melihat kesuksesan Gear VR, sudah bisa dipastikan bahwa Samsung tengah sibuk menyiapkan suksesornya yang lebih canggih lagi. Namun kira-kira perubahan seperti apa yang bakal diterima oleh konsumen?

Berbicara di panggung Virtual Reality Summit, Dr. Sung-Hoon Hong yang menjabat sebagai Vice President Samsung Electronics mengungkap sedikit mengenai apa yang sedang timnya kerjakan untuk segmen VR. Yang cukup mengejutkan, Samsung rupanya tengah mengembangkan dua headset sekaligus.

Yang pertama adalah penerus Gear VR dengan teknologi rendering engine baru. Detailnya sejauh ini masih samar-samar, tapi pastinya engine baru ini akan meningkatkan kualitas grafik yang tersaji saat konsumen menggunakan headset. Dan kalau belajar dari pengalaman sebelumnya, Samsung pastinya juga akan menyempurnakan desain Gear VR baru ini supaya bisa lebih nyaman lagi saat dikenakan.

Akan tetapi yang justru sangat menarik perhatian adalah headset kedua yang Dr. Hong bicarakan. Headset ini pada dasarnya mengedepankan teknologi augmented reality seperti yang ditawarkan Microsoft HoloLens. Pada kenyataannya, Dr. Hong mengakui kalau timnya banyak belajar dari prototipe HoloLens sekaligus Magic Leap.

Dr. Hong tak lupa menjelaskan kalau teknologi hologram yang diaplikasikan pada headset ini nantinya akan terkesan begitu realistis berkat penerapan light field engine hasil pengembangan mereka sendiri. Tidak ketinggalan, Samsung juga punya visi untuk mengintegrasikan artificial intelligence dalam wujud asisten virtual.

Skenario yang dibayangkan adalah dimana pengguna bisa berbelanja perabot maupun produk lain, melihat wujud virtual-nya secara nyata dan melakukan pemesanan secara langsung dari headset, semuanya dengan bantuan sang asisten virtual.

Samsung juga tidak menutup kesempatan untuk bekerja sama dengan pihak lain yang ahli di bidang ini, baik startup kecil maupun perusahaan yang terkesan misterius seperti Magic Leap – Gear VR sendiri merupakan hasil kolaborasi Samsung dengan Oculus. Rencananya, suksesor Gear VR dan AR headset baru ini akan diperkenalkan pada ajang Mobile World Congress tahun depan.

Sumber: WearableZone.

Leap Motion Ciptakan Sistem Hand Tracking untuk Mobile VR Headset

Dalam virtual reality, controller macam Oculus Touch ibarat representasi dari kedua tangan kita. Interaksi jelas terasa lebih alami ketimbang menggunakan controller standar seperti yang dimiliki Xbox One, namun tetap masih kalah jauh dibanding menggunakan kedua tangan kita sesungguhnya.

Itulah yang selama ini menjadi misi perusahaan bernama Leap Motion. Mereka mengembangkan sebuah sistem yang sanggup memberikan kemampuan hand tracking pada VR headset seperti Oculus Rift dan HTC Vive. Hasil akhirnya, pengguna dapat berinteraksi dengan konten menggunakan kedua tangannya.

Sekarang, Leap Motion punya ambisi yang lebih besar lagi, yakni mengadaptasikan teknologi ini ke ranah mobile VR. Ini bukan sekadar angan-angan, Leap Motion telah mengembangkan sensor baru yang lebih cekatan sekaligus lebih irit daya.

Sensor baru ini berdimensi sangat ringkas dan bisa disematkan ke VR headset macam Samsung Gear VR tanpa kesulitan. Untuk mengimbangi kinerjanya, Leap Motion tidak lupa memperbarui software hand-tracking mereka yang bernama Orion agar dapat bekerja 10 kali lebih cepat dari sebelumnya, dan di saat yang sama malah lebih akurat.

Sensor baru Leap Motion sangat kecil dan irit daya / Leap Motion
Sensor baru Leap Motion sangat kecil dan irit daya / Leap Motion

Ketika headset yang telah dipasangi sensor ini digunakan, pengguna bisa langsung melihat kedua tangannya secara virtual – semuanya tanpa membutuhkan controller ekstra. Setiap pergerakan tangan dapat dideteksi dengan baik sehingga pada akhirnya interaksi dapat berlangsung jauh lebih alami.

Tidak kalah penting adalah perihal konsumsi daya. Di sini, Leap Motion memastikan konsumsi daya yang sangat irit, bahkan hingga setengah dari sensor lamanya. Bersamaan dengan itu, field of view-nya juga telah diperluas sampai mentok, alias 180 derajat horizontal dan 180 derajat vertikal.

Rencananya, sistem hand tracking untuk mobile VR ini bakal dilisensikan ke sejumlah pabrikan VR headset. Co-founder Leap Motion, David Holz, meyakini kita akan berjumpa dengan lebih banyak VR headset standalone mulai tahun depan – dan saya kira beberapa di antaranya akan mengusung teknologi tracking besutan Leap Motion ini.

Sumber: Digital Trends dan Leap Motion.

Peronio Adalah Buku Pop-Up Interaktif yang Bisa Dinikmati dengan Teknologi AR atau VR

Di era serba digital ini, mendapatkan buku pop-up untuk anak-anak semakin mudah. Pun begitu, elemen interaksi yang ditawarkan tidak seutuh yang bisa didapat dengan buku pop-up fisik. Menurut developer asal Brasil, Ovni Studios, masalah tersebut bisa diselesaikan dengan teknologi augmented reality dan virtual reality.

Mereka pun memperkenalkan Peronio, sebuah buku pop-up interaktif yang bisa dinikmati dalam berbagai cara. Yang pertama dan yang paling biasa, anak-anak bisa membacanya langsung di tablet sebagai buku pop-up digital.

Cara kedua adalah dengan mengandalkan teknologi AR: anak-anak dapat mencetak gambar ini lalu menempatkannya di atas meja. Saat dilihat menggunakan tablet atau ponsel, seketika itu pula tampak gambar hologram di atas kertas yang bisa diajak berinteraksi. Metode ini mirip seperti yang diterapkan startup lokal Octagon Studio pada produk AR Flashcard-nya.

Dalam mode AR, gambar hologram akan muncul di atas gambar yang telah dicetak saat dilihat menggunakan ponsel atau tablet / Ovni Studios
Dalam mode AR, gambar hologram akan muncul di atas gambar yang telah dicetak saat dilihat menggunakan ponsel atau tablet / Ovni Studios

Terakhir, Peronio juga bisa dinikmati lewat VR headset macam Google Cardboard atau Samsung Gear VR. Peronio bahkan bisa memadukan elemen AR dan VR secara bersamaan, dengan catatan headset Cardboard yang digunakan punya lubang untuk kamera ponsel sehingga pandangan dapat diarahkan ke kertas fisik di atas meja tadi.

Secara konten, Peronio ingin mengajak anak-anak mengembangkan imajinasinya. Buku ini mengisahkan seorang bocah yang sedang galau hendak jadi apa ia saat sudah dewasa nanti. Aspek edukasi turut disajikan dengan baik, dimana anak-anak akan sedikit belajar soal komponen-komponen mobil saat Peronio mencoba menjadi mekanik, atau belajar tentang fosil di setting arkeologi.

Kalau Anda ingin menghadiahi anak Anda dengan lebih dari sekadar buku pop-up digital biasa, Peronio saat ini sudah bisa diunduh dari App Store maupun Google Play secara cuma-cuma. Namun untuk mendapatkan versi penuhnya, Anda harus menebus in-app purchase seharga $3.

Sumber: UploadVR.

Application Information Will Show Up Here

NBA Akan Siarkan Pertandingan Secara Langsung dalam Virtual Reality

NBA seakan tidak bisa membendung ketertarikannya terhadap konsep virtual reality sebagai medium hiburan baru. Baru sebulan lalu, liga basket paling top sejagat tersebut merilis sebuah dokumenter VR yang digarap bersama Oculus. Sekarang, mereka berniat menyiarkan pertandingan secara langsung dalam format VR.

Ini merupakan kolaborasi divisi digital NBA dengan perusahaan ahli bernama NextVR. Dimulai pada tanggal 25 Oktober mendatang yang merupakan awal musim baru, NBA akan menyiarkan satu pertandingan per minggunya yang bisa dinikmati menggunakan headset Samsung Gear VR.

Ke depannya, petinggi NextVR mengungkapkan bahwa ada rencana untuk menyiarkan lebih dari satu pertandingan tiap minggunya. Sebelum ini, NBA juga sempat bermitra dengan NextVR saat menyiarkan pertandingan pertama NBA musim 2015-2016 dalam wujud VR.

Perlu diketahui, siaran langsung VR ini hanya menyajikan bidang pandang seluas 180 derajat saja. Mungkin alasannya demi faktor kenyamanan; saya pribadi sudah merasa mual membayangkan menonton pertandingan basket dengan bidang pandang seluas 360 derajat. Namun NextVR memastikan akan ada sejumlah konten 360 derajat yang bisa dinikmati nantinya.

Untuk bisa menikmati siaran VR ini, Anda harus terlebih dulu berlangganan NBA League Pass seharga Rp 1,5 juta per tahun – Anda juga akan mendapatkan akses on-demand ke seluruh pertandingan melalui komputer, tablet ataupun smartphone. Beruntung NBA akan menawarkan uji coba gratis pada tanggal 27 Oktober nanti saat San Antonio Spurs berhadapan dengan Sacramento Kings sehingga Anda bisa menjajalnya terlebih dulu sebelum membayar.

Sumber: Engadget dan NextVR.

Suka Komik? Suka VR? Silakan Nikmati Komik Virtual Reality Persembahan Madefire

Dewasa ini, virtual reality seakan menjarah semua medium hiburan, dari video sampai ke game. Dan yang terbaru, VR siap mengubah cara kita mengonsumsi komik. Yup, komik virtual reality; membayangkannya saja susah, bagaimana dengan implementasinya?

Inisiatif ini digawangi oleh sebuah startup bernama Madefire. Sebelumnya, Madefire sudah cukup dikenal akan format komik digital yang mereka juluki dengan istilah “Motion Book”, dimana gambar dan teks statis diubah menjadi interaktif untuk dikonsumsi via perangkat mobile.

Kini mereka mencoba menyematkan elemen-elemen virtual reality ke dalam Motion Book dengan efek suara, musik, transisi dan animasi. Di saat yang sama, Madefire ingin memastikan bahwa Anda masih akan mendapat pengalaman yang sama seperti membaca komik.

Selain musik dan animasi, komik VR Madefire ini juga menerapkan elemen tiga dimensi sehingga pembaca bisa merasa halaman komik sedang berada tepat di hadapannya. Lebih lanjut, beberapa bagian dalam suatu komik juga menyuguhkan adegan 360 derajat, dimana pembaca akan ‘diselimuti’ oleh gambar beserta efek suara.

Kalau Anda punya Samsung Gear VR, Anda bisa mencoba membaca komik VR sekarang juga dengan mengunduh aplikasi Madefire Comics dari Oculus Store. Mengingat aplikasi ini baru preview, konten yang tersedia belum terlalu banyak. Pun begitu, Madefire memastikan setidaknya sebelum pergantian tahun koleksi 10.000 komik yang dimilikinya sudah tersedia dalam bentuk VR.

Buat yang tidak memiliki Gear VR tapi penasaran dengan konsep komik VR, silakan tonton video singkat dari Madefire di bawah ini.

Sumber: TechCrunch dan Marketwired.

Analis: Di 2020, Konsumen Akan Keluarkan $ 11,2 Miliar Untuk Menikmati Hiburan Berbasis VR

Di akhir September kemarin, Berkarya!Indonesia mengumpulkan para pakar dan praktisi industri teknologi di Indonesia untuk berdiskusi seputar virtual reality. Meski ada banyak potensi pemanfaatannya, peserta setuju, masa depan VR masih misterius dan sulit menerka perkembangannya di masa yang akan datang. Tapi ada kabar gembira bagi mereka yang berniat investasi di ranah ini.

Belakangan, VR menjadi tema studi utama para analis dan firma riset, dan tim IHS Markit mengambil arahan yang sedikit ‘konservatif’ dalam mempelajari potensi teknologinya. Diungkap oleh Games Industry, IHS mengumumkan data Virtual Reality Market Opportunity Report 2016, dan di sana mereka memprediksi bahwa di tahun 2020 nanti, konsumen akan mengeluarkan dana kurang lebih US$ 11,2 miliar demi menikmati hiburan berbasis VR.

Angka itu sudah meliputi perkiraan pembelian hardware dan software, yaitu US$ 7,9 miliar untuk headset ditambah US$ 3,3 miliar buat kontennya. Angka tersebut memang terlihat banyak, namun director of games IHS Technology Piers Harding-Rolls berpendapat, jumlahnya tidak sebesar dugaan kita. Menurutnya, nilai US$ 3,3 miliar hanyalah satu persen dari total yang dikeluarkan konsumen di tahun 2020.

Harding-Rolls menekankan, penciptaan konten premium untuk platform virtual reality perlu ditingkatkan, dan untuk memaksimalkan seluruh teknologinya memang memakan waktu. Ada satu pertanyaan yang juga sering dilontarkan: akan lebih populer mana nantinya, headset VR portable ala Gear VR dan Cardboard, atau ada lebih banyak user mengadopsi device high-end seperti Rift dan Vive? IHS punya jawabannya.

Sang analis memperkirakan, produk-produk mutakhir premium bakal mendominasi monetisasi konten. Penggunanya meningkat drastis empat tahun lagi, berpeluang menyentuh 81 juta pengguna. Pembagian antara produk entry-level dan high-end tetap ada, dan volume pembelian perangkat-perangkat terjakau sudah pasti akan lebih tinggi.

Headset VR berbasis smartphone adalah pilihan favorit user, kemungkinan menguasai 87 persen hingga akhir tahun ini. Gear VR merupakan ‘rajanya’ headset virtual reality terjangkau, diproyeksikan memimpin penjualan dengan 5,4 juta unit. Tetapi IHS percaya, Gear VR akan segera disusul oleh Google DayDream View sebagai produk terpopuler di tahun 2019 berkat harganya yang murah dan dukungan ranah dindustri.

Di segmen premium, IHS mengestimasi besar peluang bagi PlayStation VR untuk melangkahi HTC Vive dan Oculus Rift. Analis yakin, Sony sanggup menjual 1,4 juta unit headset di 2016, mendorong user mengeluarkan uang US$ 134 juta. Alasannya cukup sederhana: karena harga PSVR lebih terjangkau dibanding kedua kompetitornya itu.