Gamer Hardcore? Ini Dia Kartu Grafis Nvidia GeForce RTX Edisi Cyberpunk 2077

Bukan hal baru bagi developer game dan vendor hardware untuk berkolaborasi dalam menciptakan produk edisi terbatas. Produsen console berkali-kali melakukannya: Sony lewat PlayStation 4 versi God of War, Marvel’s Spider-Man dan Death Stranding. Sementara itu, Microsoft punya Xbox One X bertema Gears 5, controller Xbox berpermukaan rumput edisi FIFA hingga gamepad anti-minyak PlayerUnknown’s Battlegrounds.

Di segmen PC sendiri, edisi terbatas lebih sering ditemukan pada gaming gear dan aksesori ketimbang hardware. Nvidia ialah satu dari sedikit nama yang menyediakan komponen bertema spesial. Di tahun 2017 menjelang perilisan Star Wars: Battlefront II, perusahaan teknologi grafis itu meluncurkan GPU Titan Xp dengan desain ala Jedi dan Imperial. Dan setelah sempat di-tease sebelumnya, Nvidia resmi menyingkap kartu grafis GeForce edisi Cyberpunk 2077.

GeForce RTX 2080 Ti Cyberpunk 2077 Edition 1

Tema game Cyberpunk 2077 diterapkan pada unit RTX 2080 Ti. Nvidia mengganti warna hitam dan abu-abu metalik di Founders Edition dengan kuning-hitam, lalu membubuhkan logo permainan di sisi atas. Nvidia juga mengubah cahaya LED hijau di tulisan GeForce RTX menjadi biru muda. Selain garis-garis dan decal futuristis, wujud kartu grafis secara keseluruhan tidak berbeda jauh versi Founder. GPU tetap memanfaatkan sepasang kipas untuk menjinakkan panas.

GeForce RTX 2080 Ti memang bukan hardware murah, tapi bahkan seandainya uang bukan masalah bagi Anda, GPU edisi Cyberpunk 2077 ini tidak dijual. Untuk memilikinya, Anda harus mengikuti program undian/sweepstakes – dengan me-retweet video yang di-posting Nvidia di Twitter kemudian men-tag seorang kawan yang ‘juga bersemangat menanti Cyberpunk 2077 seperti Anda’. Jika beruntung, Anda berdua masing-masing akan mendapatkan GPU istimewa tersebut.


Nvidia hanya memproduksi 200 buah GeForce RTX 2080 Ti Cyberpunk 2077 Edition, dan 77 unit disiapkan buat dibagikan ke komunitas gamer PC. Program sweepstakes akan berlangsung hingga tanggal 28 Februari 2020. Mungkin satu hal yang mengecewakan adalah, Nvidia memberi nama yang panjang dan kurang atraktif bagi GPU edisi terbatas ini. Padahal, sangat keren (dan lebih mudah diingat) jika mereka memanggilnya GeForce RTX 2077.

Awalnya dijadwalkan untuk dirilis di bulan April besok, peluncuran Cyberpunk 2077 diundur ke September 2020 karena CD Projekt Red membutuhkan lebih banyak waktu buat memoles dan melakukan sejumlah pengujian. Saat ini developer tengah mencurahkan perhatian mereka untuk menyempurnakan konten single-player. Mode multiplayer rencananya baru akan tiba secepat-cepatnya di tahun 2022.

GeForce RTX 2080 Ti Cyberpunk 2077 Edition 2

Selain Windows PC, Cyberpunk 2077 juga akan tersedia di Xbox One dan PlayStation 4. Sejauh ini CD Projekt Red belum mengonfirmasi keberadaan dari versi PS5 serta Xbox Series X-nya, namun kita tahu mereka didukung fitur backward compatibility, jadi ada kemungkinan game tetap bisa dijalankan di dua console next-gen tersebut.

Via PC Gamer.

Lepas Status Beta, GeForce Now Resmi Meluncur dan Siap Menyaingi Stadia

Dahulu dikenal sebagai Nvidia Grid, GeForce Now merupakan upaya sang rakasasa teknologi grafis dalam menyediakan platform cloud gaming. Di masa uji coba beta yang dimulai pada tahun 2013, Nvidia telah melakukan berbagai eksperimen, misalnya lewat pengadaan fitur ‘buy and play‘ serta virtual desktop. Selama beta berlangsung, GeForce Now bisa diakses dari Windows, Mac serta perangkat Shield (Portable, Tablet dan Console).

Tujuh tahun berselang, pagi ini GeForce Now resmi melepaskankan status beta-nya dan meluncur secara lebih luas. Kehadirannya tentu saja akan meramaikan ranah gaming on demand, tapi perlu ditekankan bahwa metode penyajiannya cukup berbeda dari Stadia. GeForce Now tidak mencoba menawarkan pengalaman gaming ala console, namun menjanjikan kemudahan akses ke konten-konten di platform yang sudah ada – mirip Skyegrid atau Shadow.

GeForce Now 1

Nvidia menghidangkan GeForce Now dalam dua tingkatan, yaitu gratis dan berbayar bertajuk Founder. Untuk menggunakannya, kita harus mendaftar (tidak dipungut biaya) dan memiliki game-nya terlebih dulu, bisa dibeli dari Steam, Epic Games Store atau Battle.net. Opsi gratis cocok buat mencoba, sedangkan keanggotaan premium menyuguhkan teknologi eksklusif yang belum pernah ada di layanan cloud gaming sebelumnya.

Pengguna GeForce Now gratis dipersilakan menikmati video game via cloud selama satu jam. Setelah waktu tersebut habis, kita diharuskan buat memulai sesi dari awal. Anda bisa segera bermain lagi, namun jika ada banyak orang yang menggunakan layanan ini, Anda perlu mengantre. Tentu saja, sejumlah fitur premium tidak hadir di versi gratis tersebut.

GeForce Now 2

Dengan menjadi pelanggan Founder, Anda dihidangkan teknologi ray tracing tanpa perlu memiliki PC berkartu grafis GeForce RTX serta mendapatkan sesi bermain selama enam jam. Beberapa judul yang telah didukung ray tracing di GeForce Now meliputi Wolfenstein: Youngblood, Call of Duty: Modern Warfare, Metro Exodus, dan Deliver Us the Moon. Menariknya lagi, biaya berlangganan GeForce Now juga sangat terjangkau, hanya US$ 5 per bulan selama setahun plus gratis di tiga bulan pertama (ada kemungkinan Nvidia akan mengubah harganya di waktu ke depan).

Kapabilitas lain yang membuat GeForce Now lebih unggul dibanding Stadia adalah, kita tak perlu membeli game lagi jika sudah memilikinya. Pengguna hanya tinggal menyambungkan akun Steam atau Epic Store mereka. Saat ini, GeForce Now mendukung lebih dari 100 permainan, minus beberapa judul semisal Control dan Red Dead Redemption 2. Nvidia juga berencana untuk memperluas dukungan platform sehingga layanan dapat digunakan via Chromebook.

Satu hal yang perlu digarisbawahi ialah, GeForce Now belum tersedia merata di seluruh dunia. Pengguna harus bertempat tinggal di dekat data center agar layanan dapat tersaji lancar. Perusahaan kabarnya memiliki sembilan data center di Amerika Serikat, lima di Eropa, dua di Jepang dan satu di Korea Selatan. Selain itu, kita membutuhkan internet berkecepatan minimal 15Mbps, dengan rekomendasi 25Mbps dan jaringan wireless 5GHz.

Via PC Gamer & TechCrunch.

Tiga Laptop Gaming Mutakhir Andalan MSI di Computex 2019 Tiba di Indonesia

Belum diketahui jelas brand apa yang memimpin pasar laptop gaming tahun ini, tapi berdasarkan informasi dari Nvidia di bulan Maret kemarin, kabarnya pertumbuhan notebook khusus gamer naik sepuluh kali lipat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Di 2018, nilainya melampaui angka US$ 12 miliar. Tidak heran mengapa para produsen tanpa kenal lelah terus menggodok produk baru.

Sebagai pemain lama di sana, Micro-Star International tentu sudah menyiapkan sederet notebook gaming yang jadi andalan mereka di paruh kedua tahun 2019. Perangkat-perangkat ini melakukan debutnya di Computex 2019, dan diperkenalkan di Indonesia awal minggu ini. Yang paling menarik di sini adalah, ketika sejumlah kompetitor mencurahkan perhatian di kelas mainstream dan entry-level, MSI malah memutuskan untuk membawa varian-varian paling high-end ke tanah air.

msi 18

Ada tiga model notebook yang MSI presentasikan kemarin. Mereka adalah GT76 Titan, GE65 Raider, dan GS75 Stealth. Sebagai penerus perangkat unggulan, MSI tak mau hanya sekadar me-refresh hardware. Di sana, sang produsen mengimplementasikan rentetan upgrade, baik pada sisi desain maupun fitur-fitur penunjang gaming. Upaya mereka membuahkan hasil membanggakan. Beberapa model menyabet banyak sekali penghargaan.

msi 21

Di acara kemarin, MSI membahas tema esports cukup banyak, termasuk mengumumkan program baru yang digodok secara kolaboratif bersama Discovery Channel. Program itu mereka namai Esports: The Rise of the New King. Namun melihat dari kapabilitas dan potensi tiga laptop anyar ini, saya rasa esports hanyalah satu dari banyak hal yang bisa mereka tangani.

msi 19

 

GT76 Titan

MSI menyebutnya sebagai perangkat ‘untuk mendominasi menyeluruh’. Di model top-end ini, MSI mencantumkan komponen-komponen paling canggih yang dapat mereka temukan. Lalu semua itu dikemas dalam chassis stylish yang perancangannya terinspirasi dari McLaren F1 GTR ‘Longtail’. Konstruksinya mengusung kombinasi aluminium dan serat karbon (betulkah serat karbon atau sekadar plastik berpola anyaman?), dihias oleh lekukan-lekukan (plus LED merah) khas kendaraan eksotis legendaris itu.

msi 5

Selain menyajikan varian high-end dari kartu grafis Nvidia GeForce RTX 20, GT76 Titan juga dipersenjatai prosesor Intel Core i9 generasi kesembilan kelas desktop. Yang paling mengagumkan adalah, kedelapan core di CPU itu bisa di-overclock hingga melewati batasan 5GHz dan mampu berjalan stabil tanpa crash. Hal ini tercapai berkat dukungan sistem pendingin Cooler Boost Titan yang memanfaatkan empat kipas dan sebelas heat pipe.

msi 7

Sejatinya, GT76 Titan ialah desktop replacement. Notebook menghidangkan layar seluas 17,3-inci IPS-level beresolusi hingga 3840x2160p (ada pula opsi 1080p 144Hz). Menariknya, pemangkasan ukuran bingkai memungkinkan laptop monster ini menyuguhkan form factor 15-inci. Pencapaian di segmen desain serta performa membuat GT76 Titan sukses menyabet sejumlah penghargaan Best of Computex 2019 dan Best Choice Award.

 

GS75 Stealth

Ada banyak update MSI terapkan pada penjelmaan terkini dari laptop gaming berkonsep ultra-thin ini, namun yang paling signifikan terletak pada eksteriornya. Produsen akhirnya menemukan desain engsel aluminium baru yang lebih kuat dan mampu mencengkeram bagian layar lebih erat. GS75 Stealth menghidangkan display 17,3-inci full-HD 144H 3ms dengan rasio ke tubuh sebesar 85 persen berkat penggunaan bingkai tipis – berketebalan cuma 5,2mm.

msi 13

Seperti pada varian high-end 17-inci lain, GS75 Stealth turut dibekali papan ketik full-size dengan pencahayaan RGB Mystic Light per-key. Betul sekali, walaupun layout-nya sedikit rapat, MSI tidak menghilangkan bagian numerical pad. Bahkan ukuran tombol cursor-nya sama sekali tidak dikurangi. Selanjutnya, desainer menempatkan touchpad yang luas di tengah-tengah wrist rest. Touchpad tersebut dibuat dari kaca, punya permukaan yang halus dan mampu membaca 10 titik sentuhan.

msi 15

MSI menyediakan tiga konfigurasi GS75 Stealth, dengan perbedaan terletak pada GPU: GeForce RTX 2080 Max-Q, RTX 2070 Max-Q, atau RTX 2060. Semuaya diotaki oleh prosesor Intel Core generasi kesembilan dan ditopang memori RAM DDR4-2666 maksimal 32GB. Dan meski tubuhnya tipis (berketebalan cuma 18,95mm), GS75 siap menunjang tiga buah penyimpanan SSD M.2.

 

GE65 Raider

Seri GE, terutama ‘edisi spesial RGB’, boleh dibilang sebagai keluarga gaming notebook MSI yang paling meriah. Namun inkarnasi teranyarnya tampil lebih rendah hati. Pencahayaan warna-warni kini cuma bisa ditemukan pada keyboard backlight per-key-nya plus LED merah buat memudahkan kita menemukan port USB. Lihat bagian bawahnya, dan Anda akan menemukan lubang-lubang thermal intake berdesain ‘Dragon Armor’ asimetris.

msi 3

GE65 Raider bisa jadi pertimbangan jika Anda sedang mencari laptop gaming berperforma tinggi dengan layar 15,6-inci. Tapi ada hal istimewa di panel IPS-level full-HD tersebut, yakni tersedianya opsi refresh rate 240Hz – sempurna bagi para penikmat game-game bertempo cepat. MSI tak lupa membubuhkan prosesor Intel Core generasi kesembilan, RAM sampai 64GB, serta dua pilihan kartu grafis: Nvidia GeForce RTX 2070 atau 2060.

 

Harga dan ketersediaan

Ada sedikit kabar kurang menggembirakan bagi Anda yang menanti info soal kapan GT76 Titan, GE65 Raider, dan GS75 Stealth akan tersedia serta berapa harga rupiahnya. Representasi MSI masih belum bisa memastikannya. Ia cuma bilang bahwa harganya akan berbeda di tiap negara bergantung dari susunan hardware.

Buat sekarang, yang jadi prioritas MSI ialah menghadirkan varian Prestige 15 di Indonesia. Jika seluruh rencana mereka berjalan lancar, laptop untuk pekerja profesional itu secepat-cepatnya akan tiba di bulan September besok. Khusus untuk tiga notebook gaming ini sendiri, MSI menargetkan agar mereka semua dapat tersedia luas di kuartal tiga atau empat 2019.

msi 8

Nvidia Luncurkan Lini GPU RTX Super, Hadirkan Peningkatan Performa dalam Harga yang Sama

Belum ada satu tahun sejak Nvidia mengumumkan lini GPU GeForce RTX, akan tetapi mereka merasa sudah waktunya untuk melakukan penyegaran. Saya bilang penyegaran karena yang kita temui bukanlah seri RTX kepala 3, melainkan masih RTX kepala 2, tapi yang sudah diimbuhi embel-embel “Super”.

Sejauh ini yang diperkenalkan baru tiga model: RTX 2060 Super, RTX 2070 Super, dan RTX 2080 Super. Dua yang terakhir secara resmi menggantikan pendahulunya yang non-Super, sedangkan RTX 2060 non-Super masih akan tetap dipasarkan dengan harga yang lebih murah ($349).

Dibandingkan dengan pendahulunya, lini RTX Super ini disebut menghadirkan peningkatan performa sebanyak 25% secara rata-rata. Memang tidak terlampau signifikan, dan itulah mengapa nomor modelnya juga belum berubah.

RTX 2070 Super

Secara teknis, ketiga model Super ini mengusung jumlah CUDA core dan texture unit yang lebih banyak ketimbang sebelumnya. Base clock dan boost clock-nya pun juga ikut naik. Khusus untuk RTX 2060 Super, ada peningkatan di sektor memory yang cukup melimpah: kapasitasnya naik dari 6 GB menjadi 8 GB, bus width-nya menjadi 256-bit, bandwith-nya menjadi 448 GB/s, dan kecepatannya menjadi 14 GHz.

Mungkin ini yang menjadi alasan mengapa Nvidia memutuskan untuk masih menjual RTX 2060 non-Super, sebab peningkatan yang dibawa varian Super-nya cukup drastis, setidaknya di atas kertas. Satu hal yang tak boleh dilupakan, peningkatan performa ini juga berarti ada penurunan efisiensi. Meski tidak terlalu besar, setidaknya konsumen harus tetap jeli, terutama yang kapasitas PSU-nya memang cukup terbatas.

RTX 2080 Super

Terlepas dari itu, kekurangan lini RTX Super ini masih sama seperti sebelumnya, yakni minimnya jumlah game yang tergolong “RTX-ready“, setidaknya untuk sekarang. Semuanya hanya masalah waktu, tapi ini tentu bisa mempengaruhi niat konsumen untuk meng-upgrade GPU.

Rencananya, RTX 2060 Super dan RTX 2070 Super bakal dipasarkan mulai 9 Juli mendatang dengan harga yang sama seperti sebelumnya, masing-masing di angka $399 dan $499. RTX 2080 baru akan menyusul pada tanggal 23 Juli dengan banderol $699.

Sumber: Ars Technica dan Nvidia.

Asus Siap Luncurkan Formasi Laptop ROG Baru, dan Kami Berkesempatan Mencoba Salah Satunya

CES 2019 mungkin menjadi garis start dimulainya persaingan laptop-laptop berteknologi ray tracing, namun Computex 2019 merupakan momen pembuktian penting bagi para produsen asal Taiwan. Sejak acara ini dilangsungkan, mereka berlomba-lomba untuk membawa perangkat-perangkat barunya ke tiap market, termasuk Indonesia. Dan Asus ialah salah satu nama yang cukup agresif dalam melakukannya.

Pada hari Selasa kemarin, Asus mengundang sejumlah media lokal untuk menjajal secara langsung notebook-notebook gaming baru yang akan mereka luncurkan di tanah air, khususnya model ROG Scar dan Hero generasi ketiga. Tapi Asus tetaplah Asus, mereka tak pernah buang-buang kesempatan buat memperkenalkan lebih banyak produk, termasuk desktop dan varian ROG Mothership yang dinanti-nanti.

Strix Scar III 14

Di acara terbatas itu, Asus menyampaikan bahwa brand ROG berhasil mengamankan posisi pertama di sejumlah negara di Asia Pasifik, misalnya Indonesia (60%), Vietnam (39%), Filipina (34%), Malaysia (30%) dan Thailand (33%). Sang produsen juga mencoba kembali menyegarkan ingatan kita terkait tiga lini Republic of Gamers yang disiapkan untuk kebutuhan berbeda: Varian ROG standar buat gamer hardcore, tipe ROG Zephyrus mengedepankan rancangan ultra-thin, sedangkan ROG Strix disiapkan demi ‘mendukung esports‘.

Strix Scar III 2

Dalam presentasinya, Muhammad Firman selaku head of PR turut membahas teknologi-teknologi anyar yang Asus bubuhkan di produk-produk gaming nomaden tersebut demi melengkapi CPU dan GPU baru. Beberapa contohnya adalah sistem pendingin mutakhir berkemampuan pintar serta panel dengan refresh rate dan waktu respons super-tinggi, plus dukungan high dynamic range.

Strix Scar III 7

Di versi terkini laptop-laptop ROG, Asus mencantumkan prosesor Intel Core generasi kesembilan, dari mulai seri i5 H, i7 HK, hingga i9 HK. Dan tentu saja sang produsen juga kian percaya diri untuk mengadopsi teknologi AMD buat mempersenjatai keluarga ROG, memberikan opsi lebih luas bagi para konsumen.

Strix Scar III 3

Rencananya, Asus akan menggelar acara peluncuran produk ROG baru pada tanggal 11 Juli minggu depan, dilaksanakan di Hotel Pullman Jakarta Central Park.

Strix Scar III 4

 

ROG Strix Scar III

Sembari melangsungkan persentasi, tim Asus juga memperkenankan kami untuk menjajal langsung notebook-notebook tersebut. Kebetulan, saya dipinjamkan unit ROG Strix Scar III G531GW, sebuah laptop gaming 15-inci yang mengusung spesifikasi paling tinggi di kelasnya. Laptop ini dipersenjatai oleh prosesor Intel Core i9-9880H, kartu grafis Nvidia GeForce RTX 2070, dan dibekali RAM sebesar 32GB.

Strix Scar III 9

Kecanggihan ROG Strix Scar III tidak cuma terletak pada susunan hardware semata. Khusus di model ini, Asus mencantumkan layar IPS-level dengan refresh rate 240Hz dan waktu respons hanya 3-milidetik. Kemudian untuk menjinakkan panas yang dihasilkan GPU dan CPU, produsen memanfaatkan sepasang kipas berisi 83 bilah berukuran lebar, dimaksudkan buat memaksimalkan aliran udara serta jangkauan area pendinginan – plus fitur pembersihan debu otomatis.

Strix Scar III 10

Aspek desain tak lupa jadi perhatian Asus. ROG Strix Scar III meneruskan arahan asimetris dua pendahulunya, dengan sedikit modifikasi. Desainer kini menempatkan layar dan engselnya di bagian atas tubuh, sehingga ada lebih banyak ruang untuk menempatkan port fisik di area belakang dan membuat ventilasi pembuangan panas jadi lebih terbuka.

Strix Scar III 6

Di varian Strix Scar III, Asus kembali mencantumkan decal ala sulaman serat karbon. Selanjutnya, mereka meng-upgrade sistem pencahyaan RGB baik di papan ketik (curved dan berfitur N-key rollover), logo, serta LED strip di bawah sehingga lebih cerah. Backlight di keyboard mengusung RGB per-key, dan Anda dipersilakan untuk mengustomisasi warnanya satu per satu via software Aura Creator.

Strix Scar III 11

Satu hal unik di ROG Strix Scar dan Hero generasi ketiga ini adalah kehadiran Keystone. Mungkin terinspirasi dari Infinity Stones, Keystone ialah aksesori kecil yang dapat dipasang dan dilepas via slot yang tersedia di sebelah kanan laptop. Dengan memanfaatkan chip NFC, Keystone mampu menyimpan profile konfigurasi serta berperan sebagai kunci akses ke data-data personal di ‘Shadow Drive’. Tanpanya, seseorang tak bisa membuka data terenkripsi tersebut.

Strix Scar III 12

Hal yang saya sayangkan di sesi hands-on kemarin adalah belum adanya game yang diinstal Asus di ROG Strix Scar III. Di sana, mereka hanya memasang software benchmark 3DMark Time Spy, dan meski saya mencoba mengunduh Tom Clancy’s The Division 2, waktunya tidak cukup. Alhasil, saya belum berkesempatan menguji performa laptop secara langsung.

Strix Scar III 13

 

Meleburnya Scar dan Hero

Beberapa waktu silam, Asus mencoba mengarahkan Strix Scar dan Hero untuk kalangan gamer berbeda: Scar dispesialisasikan buat penggemar shooter, sedangkan Hero disuguhkan bagi pemain MOBA. Menariknya, Asus kini malah mencoba menghilangkan kesan tersebut di Strix generasi ketiga. Satu petunjuk unik yang saya temukan adalah penggunaan keycap berbeda pada tombol WASD. Di Strix generasi kedua, keycap putih di WASD dibubuhkan pada unit Scar (FPS), namun sekarang malah diimplementasikan pada Hero (MOBA).

Strix Scar III 15

Saat ini, detail mengenai harga dan waktu ketersediaan masing-masing perangkat ROG baru tersebut masih belum diketahui. Asus juga punya rencana buat menghidupkan lagi varian Strix G, kali ini sembari menggandeng desainer BMW. Pastinya, semuanya akan diungkap di acara peluncuran tanggal 11 Juli 2019 nanti.

MSI Luncurkan Laptop Ber-GPU Ray Tracing High End GE75 Raider di Indonesia

CES 2019 merupakan titik awal kemunculan laptop-laptop berteknologi real-time ray tracing Nvidia, dan MSI ialah satu dari beberapa nama pertama yang segera menyediakannya. Kemampuan tersebut dihadirkan oleh kartu grafis baru Nvidia GeForce RTX, menjanjikan lompatan kualitas visual terutama pada aspek pencahayaan dan bayangan (belakangan, Nvidia juga berencana buat membawa ray tracing ke GTX).

Sesuai tradisi, Micro-Star International tak pernah membuang-buang waktu untuk memastikan produknya bisa segera dimiliki gamer – termasuk para konsumen di Indonesia. Minggu ini, sang produsen hardware asal Taiwan itu mengabarkan ketersediaan salah satu laptop gaming anyar yang mengusung varian high-end GeForce RTX, yaitu MSI GE75 Raider. Saya menduga, pendaratan GE75 di tanah air akan dibuntuti oleh notebook-notebook baru mereka lainnya.

GE75 4

GE75 Raider diklaim sebagai laptop berlayar 17-inci pertama yang dipersenjatai GeForce RTX 2080. MSI menyebutkan bahwa perangkat ini didesain khusus bagi kalangan antusias, menyajikan penampilan ‘agresif’ yang direpresentasikan oleh lekukan serta sudut ala punggung naga – dipadu finishing anodized pada tubuh hitam dengan striping merahnya. Produsen juga tak lupa membekalinya bersama keyboard SteelSeries berpencahayaan RGB per-key, mempersilakan Anda buat mengutak-atik warna LED di masing-masing tombol.

GE75 3

Sebagai jendela akses ke dunia digital, MSI mencantumkan panel 17,3-inci beresolusi 1920x1080p, refresh rate 144Hz dan waktu respons 3-milidetik. Viewing angle-nya seluas IPS dengan kemampuan mereproduksi warna 100 persen sRGB. Layar tersebut dibingkai oleh bezel berukuran tipis – hanya setebal 5,7mm. Pemangkasan pada bingkai memang mengurangi volume tubuhnya (397×268,5×27,5mm). MSI menyampaikan bahwa GE75 Raider berukuran 15 persen lebih kecil dari rata-rata notebook gaming 17-inci lainnya.

GE75 5

GeForce RTX 2080 bukan satu-satunya GPU yang dapat Anda pilih. MSI turut menyediakan dua opsi kartu grafis lain, yaitu RTX 2070 (model berkode 8SF) dan RTX 2060 (8SE). Komponen ini ditemani oleh prosesor Intel Core i7 8750H, RAM DDR4 16- hingga 32-gigabyte, serta penyimpanan berbasis SSD 256/512GB plus hard drive 1-terabyte. Lalu untuk menjinakkan panas yang dihasilkan hardware-hardware tersebut, produsen mengandalkan sistem pendingin Cooler Boost 5, berisi dua kipas dan hingga delapan heat pipe tembaga.

GE75 2

Sempat saya singgung sebelumnya, tersedia tiga varian GE75 Raider yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Daftar dan harganya adalah sebagai berikut:

  • GE75 Raider 8SE (RTX 2060, RAM 16GB, SSD 256GB) – Rp 30 juta
  • GE75 Raider 8SF (RTX 2070, RAM 32GB, SSD 256GB) – Rp 39 juta
  • GE75 Raider 8SG (RTX 2080, RAM 32GB, SSD 512GB) – Rp 48 juta

Teknologi Ray Tracing Akan Hadir di Kartu Grafis GeForce GTX

Deep learning super-sampling dan real-time ray tracing merupakan dua dari deretan fitur yang menjadi daya tarik utama kartu grafis anyar Nvidia, GeForce RTX. DLSS ialah teknologi berbasis AI, difokuskan buat mendongrak frame rate. Ray tracing sendiri dihadirkan untuk meningkatkan kualitas grafis, terutama dari aspek bayangan dan pencahayaan. Bagi gamer, bagian inilah yang paling mencuri perhatian.

Pertanyaan yang sering terdengar dari pengguna GPU Nvidia generasi sebelumnya adalah, apakah ray tracing merupakan alasan kuat untuk beralih ke RTX? Sebuah jawaban yang tak diduga tersingkap di Game Developers Conference 2019. Di sana, Nvidia mengumumkan bahwa fitur ray tracing akan dihadirkan buat GeForce GTX sehingga pemiliknya bisa mencicipi kecanggihan teknologi grafis itu dan (mungkin) dapat lebih memahami mengapa RTX dibanderol di harga tinggi.

Dalam waktu dekat, ray tracing akan mendarat via Game Ready Driver, di kartu grafis GTX kelas menengah hingga model-model yang lebih canggih – baik varian desktop, laptop ataupun Max-Q. Daftarnya meliputi GTX 1060 6GB sampai GTX 1080 Ti, termasuk GTX 1660 dan 1660 Ti. Kedua model tersebut ialah GPU berarsitektur Turing yang lebih terjangkau, tapi awalnya tidak dibekali real-time ray tracing.

Di GDC 2019, product management director GeForce Justin Walker menjelaskan keinginan mereka agar puluhan juta konsumen bisa menjajal ray tracing  hingga tingkatan tertentu. Langkah ini mendapatkan lampu hijau dari Epic Games dan Unity Technologies sebagai dua nama besar di ranah pengembangan engine game. Dan dengan dapat diaksesnya ray tracing di GTX, Nvidia sepertinya ingin agar ada lebih banyak developer mendukung DXR (DirectX Raytracing).

Ray Tracing GTX 3

Meski terdengar menggembirakan, kita perlu menggarisbawahi kalimat ‘hingga tingkat tertentu’ tadi. Tentu saja hanya RTX yang mampu menghidangkan ray tracing paling optimal. Bahkan GTX 1080 Ti tetap akan kewalahan tanpa adanya RT dan tensor core. Di uji coba internal Nvidia, kartu grafis Pascal top-end kelas konsumen itu cuma bisa menyuguhkan 18-frame rate per detik saat Metro Exodus dijalankan di resolusi 1440p dengan ray tracing menyala.

Ray Tracing GTX 2

Perlu diketahui pula bahwa penerapan ray tracing di tiap permainan berbeda-beda. Di Metro Exodus, fitur grafis ini dimanfaatkan buat menciptakan efek ‘global illumination‘ yang mensimulasikan pencahayaan seperti aslinya. Ia adalah satu dari sejumput game yang menunjukkan pada dunia potensi dari teknologi tersebut. Sedangkan di Battlefield V, ray tracing hanya dititikberatkan pada aspek bayangan dan pantulan objek. Itu artinya secara teori, GeForce GTX dapat menangani ray tracing di Battlefield V lebih baik dibanding Metro Exodus.

Ray Tracing GTX 1

Nvidia belum menyampaikan secara spesifik tanggal pelepasan ray tracing di GeForce GTX, tetapi berdasarkan informasi dari Polygon, ada dugaan kuat driver anyar mereka akan dirilis pada bulan April besok.

Sumber tambahan: Engadget.

Mengulik Keunikan 2 Laptop Gaming Acer Predator Triton Baru

Dengan menyimak CES, kita bisa mendapatkan gambaran mengenai produk serta teknologi seperti apa yang akan hadir di sepanjang tahun. Satu hal yang memeriahkan segmen laptop di 2019 ialah tersedianya kartu grafis berteknologi ray tracing Nvidia, GeForce RTX. Para produsen tentu tak membuang-buang waktu. Brand-brand semisal Asus, MSI, dan Gigabyte diketahui mulai membawa laptop ber-RTX ke tanah air.

Anda mungkin sudah memahami fitur-fitur yang ditawarkan oleh GeForce RTX berkat gencarnya pengenalan yang dilakukan produsen. Namun ketika kompetitor senegaranya terlihat fokus mempresentasikan kualitas grafis, Acer juga mencoba bermain-main dengan desain eksperimental. Setelah sempat menggarap desktop replacement monster berlayar melengkung beberapa tahun silam, kali ini produsen PC asal Taiwan itu mengusung konsep panel berputar lewat Predator Triton 900.

Namun Triton 900 bukan satu-satunya notebook high-end andalan Acer untuk berkiprah di tahun ini. Di CES 2019, perusahaan juga menyodorkan opsi alternatif dengan wujud familier yang dititikberatkan pada aspek keringkasan. Acer menamainya Predator Triton 500. Dan kurang lebih dua bulan selepas pengumumannya, kedua produk melakukan pendaratan di Indonesia. Triton 500 sudah resmi dipasarkan, sedangkan saudara berlayar putarnya dapat di-pre-order.

Triton 16

 

Mengenai dua Triton baru

Dalam debut Predator Triton 900, Acer menyampaikan bahwa pembuatannya didorong oleh keinginan mereka buat merombak penyajian laptop tanpa mengorbankan performa. Berkat layarnya yang dapat diputar, terbuka beragam skenario penggunaan. Lalu konsumen juga diberi keleluasaan untuk menemukan posisi paling ‘ergonomis’ saat ber-gaming. Sebagai perangkat convertible, Triton 900 menyuguhkan empat mode pemakaian: notebook, display (layar mengarah ke belakang), tablet, dan ‘Ezel’ yang diprioritaskan bagi interaksi via layar sentuh.

Triton 10

Predator Triton 500 sendiri merupakan pewaris Triton 700 yang tersedia di Indonesia bulan Oktober 2018 silam. Ia adalah laptop berlayar 15-inci 144Hz yang ramping, dengan ketebalan hanya 17,9mm dan bobot 2,1kg sehingga memudahkannya diselipkan dalam tas serta dibawa-bawa. Mengikuti tren populer di segmen laptop ultra-tin, Triton 500 dibekali bingkai layar tipis berukuran 6,3-milimeter. Acer memilih Nvidia RTX berdesain Max-Q sebagai komponen utama di dapur pacu grafis, dan menjanjikan daya tahan baterai sampai delapan jam.

Triton -2

 

Inovasi desain

Pemakaian engsel ‘Ezel Aero’ di Predator Triton 900 memang menjadi aspek yang paling mencuri perhatian, tetapi ada banyak invosi desain esensial – dan kadang terselubung – bisa ditemukan di sana. Tubuh Triton 900 terbuat dari konstruksi logam, dan Acer terlihat berusaha untuk meminimalkan volumenya. Agar badan tetap ramping tanpa mengorbankan ruang hardware, produsen menempatkan GPU dan CPU di zona terpisah dari keyboard.

Triton 9

Efeknya, Triton 900 mempunyai layout yang menyerupai ROG Zephyrus – dengan keyboard, rankaian tombol macro dan bagian touchpad merangkap numpad menjorok ke depan. Papan ketik ini dibekali pencahayaan RGB per-key, sehingga Anda bisa memilihkan warna buat masing-masing tombol. Sistem serupa juga diterapkan di Predator Triton 500, tapi yang membuat Triton 900 berbeda ialah pemanfaatan papan ketik mekanis berprofil slim clicky-nya.

Triton 12

Meski wujudnya tidak terlalu bulky, Triton 900 sudah masuk ke segmen desktop replacement. Beberapa orang mungkin tak keberatan membawa laptop berukuran besar, tetapi tubuh all-metal perangkat ini membuatnya sangat berbobot. Saya belum mengetahui berapa berat keseluruhannya, namun butuh perjuangan hanya untuk membolak-balikkan laptop ketika saya ingin mengambil foto.

Triton 15

Triton 900 menyajikan layar sentuh berjenis IPS seluas 17,3-inci dengan resolusi 4K. Panel tersebut mampu merespons sepuluh titik sentuhan dan membaca gesture berbeda, serta dibekali teknologi Nvidia G-Sync buat membasmi efek screen tearing. Menariknya, Acer tampak tak mau buru-buru mencantumkan high-dynamic range di layar seperti yang sudah dilakukan Dell pada laptop Alienware dan Lenovo untuk lini Legion-nya.

Triton 17

Desktop convertible tersebut juga menyimpan sebuah rahasia menarik. Melengkapi port fisik standar, Triton 900 memiliki USB slot tersembunyi buat mencantumkan wireless adapter controller Xbox One S. Setelah dicolokkan, dongle bisa disembunyikan dalam chassis.

Triton 20

Triton 13

 

Pembaruan di dalam

Efek dari pemakaian komponen-komponen high-end seperti Nvidia GeForce RTX dan prosesor Intel Core i7 8th-gen adalah temperatur yang tinggi. Untuk menjinakkannya, Acer memperbarui desain kipas Aeroblade 3D mereka. Perancangan fan generasi keempat itu terinpsirasi dari ujung sayap burung hantu, memanfaatkan bahan logam. Dibanding jenis plastik, 49 buah bilah Aeroblade berketebalan hanya 0,1mm yang ada di sana mampu meniupkan angin 45 persen lebih banyak.

Triton 19

Di dalam Triton 900, terdapat dua fan Aeroblade 3D yang mampu berputar lebih cepat 11 persen via teknologi Coolboost beserta enam heat pipe. Di saudarinya yang lebih tipis, jumlah kipas Aeroblade lebih banyak: ada tiga buah dan dikombinasikan bersama lima pipa pendingin.

Triton 4

Predator Triton 500 menyuguhkan opsi kartu grafis Nvidia GeForce RTX 2060 dan 2080 berdesain Max-Q, sedangkan Triton 900 dipersenjatai GPU RTX 2080 kelas desktop. Keduanya diotaki oleh Intel Core i7 8750H – tersedia pula pilihan prosesor 8950H khusus Triton 900 – serta dilengkapi RAM dual channel DDR4 2666MHz maksimal 32GB.

Triton 6

Battlefield V dan Metro Exodus digunakan Acer untuk mendemonstrasikan kinerja laptop-laptop baru mereka, dipilih karena telah didukung oleh teknologi real-time ray tracing. Battlefield V berjalan sangat lancar di Predator Triton 900 tanpa perlu mengaktifkan mode overclock. Metro Exodus sendiri saya uji langsung di setting grafis ultra dengan resolusi 1080p serta opsi ray tracing dan fitur Nvidia HairWorks menyala. Permainan terhidang mulus tanpa kendala.

Triton 8

 

Alasan konsumen memilih Predator

Kita semua tahu bahwa lini Acer Predator bukanlah produk murah. Di Indonesia, Predator Thronos boleh dikatakan sebagai pemegang rekor set gaming PC termahal. Saya bertanya pada presales manager Acer Dimas Setyo mengenai apa alasan konsumen memilih produk gaming mereka. Ia menyebutkan tiga poin. Pertama, mayoritas perangkat Predator gampang di-upgrade. Kedua, pusat servisnya mudah ditemukan dan Acer berkali-kali memenangkan penghargaan Indonesian Customer Satisfaction Award. Dan ketiga, produk mereka jadi favorit berkat kehadiran fitur-fitur unik.

Triton 7

Seperti deretan produk Predator sebelumnya, Triton 500 dan 900 tidak hanya dikhususkan bagi gamer. Beragam fungsi serta fitur di sana juga sangat berguna untuk para pekerja kreatif dan kalangan pencipta konten.

Triton 5

 

Harga dan ketersediaan

Seperti yang sempat saya sebutkan, Predator Triton 500 sudah siap untuk dipinang. Model ber-GPU RTX 2060 Max-Q dibanderol Rp 35 juta dan varian dengan kartu grafis RTX 2080 dijajakan di harga Rp 54 juta. Lalu buat memiliki Predator Triton 900, Anda perlu mengeluarkan uang lebih banyak lagi, produk dijual seharga mulai dari Rp 70 juta ‘saja’, rencananya akan tiba di bulan April 2019.

Triton 3

ASUS Update Lini Laptop ROG Mereka dengan Grafis RTX

Pada 29 Januari kemarin, Asus meluncurkan tiga laptop ROG terbarunya yang mengusung teknologi kartu grafis GeForce RTX. 

GeForce RTX merupakan kartu grafis gaming terbaru besutan NVIDIA. Kartu grafis ini menggunakan teknologi terbaru berupa arsitektur turing dan RT Core yang diklaim mampu menghadirkan kualitas visual luar biasa pada game yang Anda mainkan. Salah satu fitur yang diunggulkan dari seri ini adalah teknologi Ray Tracing.

Dokumentasi Hybrid - Akbar Priono
Dokumentasi Hybrid – Akbar Priono

Apa itu teknologi Ray Tracing? Intinya, teknologi ini memungkinkan memberi efek visual pantulan cahaya di dalam suatu game menjadi sangat realistik, layaknya di dunia nyata. Jimmy Lin selaku Regional Director Asus South East Asia mengatakan, “berkat teknologi baru dari NVIDIA, tiga laptop baru ROG kali ini menawarkan performa yang sangat tinggi dan belum pernah ada pada sebuah laptop gaming sebelumnya. Tidak ada game yang tidak bisa dijalankan dengan mulus di laptop baru ROG ini”.

Tiga laptop baru ROG ini sendiri adalah ROG G703GX, ROG Strix GL504GW, dan ROG Strix GL704GV. Ketiganya punya spesialisasi mereka sendiri-sendiri. ROG G703GX punya spesialisasi sebagai laptop gaming super kencang pengganti PC Desktop High-End. Maka dari itu, tak aneh jika laptop yang satu ini sudah dipersenjatai dengan prosesor Intel terbaru yaitu Intel Core i9 dan tentunya kartu grafis NVIDIA GeForce RTX 2080.

Lalu ROG Strix GL504GW kini hadir dengan pembaruan kartu grafis. Terakhir adal ROG Strix GL704GW yang juga mendapatkan pembaruan kartu grafis.

Sumber: Press Release Asus
Sumber: Press Release Asus

Teknologi RTX dari NVIDIA merupakan teknologi terbaru dalam soal kartu grafis. Teknologi yang pertama kali rilis pada Oktober 2018 lalu ini menjanjikan performa yang lebih kencang, sehingga diklaim mampu memproses efek visual paling rumit sekalipun. 

Ketiga laptop baru ROG ini sudah dijual di berbagai laman belanja online Indonesia dengan harga masing masing: ROG Strix GL704GV Scar II Rp36.999.000, ROG Strix GL504GW Scar II Rp40.999.000 dan, ROG G703GX Rp80.999.000.

Lenovo Ungkap Arahan Serta Strategi yang Diterapkan di Lini Legion Buat Bermanuver di 2019

CES 2019 merupakan babak baru bagi para produsen hardware gaming. Di pameran teknologi terbesar dunia itu, kita menyaksikan kelahiran laptop-laptop berteknologi real-time ray tracing dan berlayar HDR. 2019 sendiri ialah tahun krusial bagi Lenovo. Brand Legion mereka terbilang masih sangat muda, dan sang perusahaan harus menyusul ketinggalannya dari kompetitor yang telah lebih dulu berkecimpung.

Meski Legion baru berusia dua tahun, lincahnya manuver Lenovo membuat namanya pelan-pelan terdengar akrab di telinga para gamer. Momentumnya dipercepat dengan pelaksanaan turnamen Legion of Champions, yang dikelola Lenovo secara kolaboratif bersama Intel. Legion of Champions Series III 2019 berakhir minggu lalu, dan sebelum acara dimulai, Lenovo terlebih dulu mempresentasikan perangkat-perangkat yang jadi andalan di tahun ini.

Ada sepasang varian PC laptop serta dua desktop yang jadi formasi utama lini Legion di 2019, namun sang produsen tampaknya mencoba memasarkan perangkat gaming portable secara lebih agresif. Model notebook terdiri atas tipe Y740 dan Y540, masing-masing menyajikan opsi layar 15- dan 17-inci. Lalu di kelas desktop tersedia PC mid-tower T730 dan T530, serta tipe small form C530 dan C730 – yang meluncur di Indonesia pada bulan Desember lalu.

Laptop gamin Lenovo Legion Y740.

 

 

Proses pencarian desain ideal

Legion bukanlah produk gaming pertama buatan Lenovo. Dahulu, perangkat-perangkat tersebut dipasarkan di bawah nama Y series. Dan ketika brand Legion diumumkan di CES 2017, desain Y series masih melekat erat di sana. Identitas Legion baru mulai matang setahun sesudahnya, bisa kita lihat dari transformasi pada wujud produk anyar mereka. Tentu saja, Lenovo tetap mempertahankan logo Y ala visor Clone Trooper di Star Wars.

LOC 1 15

Mengusung konsep ‘stylish on the outside, savage on the inside‘, deretan laptop anyar Legion lebih menyerupai ThinkPad ketimbang perangkat gaming portable standar. Wujudnya tak lagi mencolok, tapi lebih minimalis dan elegan. Arahan baru tersebut diambil karena produsen meyakini bahwa hobi gaming bisa muncul dari semua kalangan – misalnya pekerja kantoran, kalangan pengajar atau pelajar, desainer, arsitek dan lain-lain.

LOC 1 5

Banyak di antara para profesional menginginkan perangkat berperforma tinggi tanpa perlu menonjolkan identitasnya sebagai gamer. Terlebih lagi, data terakhir menunjukkan populasi gamer perempuan yang terus meningkat secara stabil, dan kini proporsinya telah mencapai 41 persen. Itulah hal yang mendorong Lenovo buat meracik laptop-laptop seperti Y740 dan Y540 agar penampilannya tetap netral dan siap menjadi solusi menyeluruh untuk bekerja maupun bermain.

LOC 1 11

Dijelaskan oleh senior product manager Teddy Lee dalam wawancara di Bangkok minggu lalu, proses perancangan produk Legion baru ternyata cukup kompleks. Pertama, mereka melakukan diskusi secara internal dan memberikan kesempatan bagi tim untuk mengajukan segala macam ide, dari mulai penempatan touchpad, sampai pemilihan warna LED yang aman bagi mata. Pencahayaan RGB memang menarik dilihat, tetapi beberapa warna tertentu ternyata bisa membahayakan penglihatan.

LOC 1 7

Setelah itu, barulah Lenovo mengajak gamer buat berpartisipasi dalam pengembangannya. Ada lebih dari 700 gamer turut serta dalam program riset untuk membantu produsen menentukan aspek-aspek penting di PC, misalnya implementasi sistem pendingin, pengelolaan kabel, penempatan port fisik hingga mempelajari kebiasaan gamer saat membersihkan PC. Selain itu, Lenovo turut melakukan survei ke gaming room sejumlah partisipan – sebuah lokasi yang dianggap sangat pribadi dan ‘keramat’.

LOC 1 14

 

GeForce RTX mobile dan fleksibilitas untuk konsumen

Laptop Legion merupakan salah satu perangkat gaming portable yang sudah dibekali teknologi real-rime ray tracing Nvidia lewat dukungan kartu grafis GeForce RTX versi mobile. Legion Y740 17-inci punya ruang cukup besar untuk menjadi rumah bagi GeForce RTX 2080 Max-Q; lalu varian berpanel 15-incinya menyajikan dua pilihan GPU, yakni RTX 2070 Max-Q dan RTX 2060. Sedangkan kedua tipe Legion Y540 sendiri ditopang oleh kartu grafis RTX 2060.

LOC 1 13

 

Awalnya, variasi model notebook Legion sedikit membingungkan. Saya sempat bingung membedakan antara Y740 15-inci dan Y540 (yang ternyata tidak dipamerkan). Tapi beragamnya pilihan notebook sebetulnya merupakan realisasi dari komitmen Lenovo buat mengedepankan fleksibilitas, yaitu dengan mempersilakan konsumen memilih perangkat yang sesuai kebutuhan dan modal. Kedua model dipasarkan di kisaran US$ 1.100 sampai US$ 2.700. Saya pribadi berharap agar harganya di Indonesia tidak terlalu berada jauh di atas angka ini.

LOC 1 10

 

Soal populernya mobile gaming…

Meledaknya kepopuleran aktivitas gaming di mobile direspons secara berbeda oleh produsen PC. Tentu saja, naik daunnya segmen itu memengaruhi permintaan konsumen akan ‘produk niche‘ seperti laptop gaming. Sebagai efeknya, Asus mengikuti jejak Razer dalam menyediakan smartphone gaming, sedangkan MSI menawarkan alternatif lewat software MSI Gaming App. Namun Lenovo sendiri tidak ambil pusing soal ini.

LOC 1 6

Chief marketing officer Lenovo Asia Pasifik Bhaskar Choudhuri menyampaikan pada saya bahwa sejatinya, smartphone punya peran besar di gaming: sebagai pintu gerbang ke jagat video game yang begitu luas. Ia mempertemukan pemain dengan komunitas serta memudahkan gamer menemukan minatnya. Begitu mereka mulai serius bermain, standar terhadap perangkat pendukung pun pelan-pelan meningkat. Pada akhirnya, sang gamer sadar ia membutuhkan hardware ideal serta bertenaga demi menunjang hobinya.

LOC 1 12

Dan sekali lagi, laptop Legion bukan hanya diramu untuk ber-gaming, tapi juga buat menangani proses-proses komputasi berat. Hardware-nya dikemas dalam desain minimalis yang dapat mudah beradaptasi dengan kepribadian Anda, sehingga ia cocok pula jadi rekan kerja sehari-hari.

LOC 1 8