Google Assistant Kini Sajikan Ringkasan Informasi Visual Secara Proaktif

Kemudahan berinteraksi secara lisan merupakan salah satu keunggulan utama Google Assistant. Kendati demikian, terkadang kita masih perlu mengakses informasi secara visual. Google menyadarinya, dan mereka pun dengan tanggap memperbarui Assistant lewat sebuah fitur baru.

Pada versi terbarunya, Assistant dapat menampilkan ringkasan visual seputar hari pengguna secara proaktif. Informasi yang ditampilkan bisa berubah-ubah tergantung waktu, lokasi dan interaksi terakhir kita dengan Assistant.

Google Assistant visual overview

Di bagian paling atas, yang ditampilkan adalah informasi navigasi berdasarkan agenda pengguna pada hari tersebut, diikuti oleh sejumlah agenda berikutnya, termasuk reminder jika ada. Di bawahnya, Assistant menampilkan informasi seputar sejumlah hal yang perlu dipantau, seperti misalnya reservasi tiket pesawat, tagihan maupun resi pengiriman barang.

Di bawahnya lagi, ada rekomendasi sejumlah fungsi Assistant yang layak dicoba. Semua ini bisa diakses dengan mengklik icon baru di ujung kanan atas tampilan Assistant. Di perangkat iOS, semuanya malah langsung ditampilkan sesaat setelah aplikasi Assistant dibuka.

Google Assistant visual overview

Google bilang bahwa perilaku proaktif Assistant ini juga berlaku untuk notifikasi, jadi ia tak hanya menunggu Anda membuka aplikasinya saja. Ke depannya, Google bakal menambahkan lebih banyak jenis informasi yang tercakup, semisal ringkasan catatan-catatan dari aplikasi seperti Google Keep atau Any.do, rekomendasi musik dan podcast dan lain sebagainya.

Kabar baiknya, pembaruan ini bakal tersedia pada semua bahasa yang didukung oleh Assistant, bukan cuma bahasa Inggris saja seperti biasanya.

Sumber: Google.

Google Assistant Beserta Layanan Google Lain Bakal Tersedia di Feature Phone

Anggap Anda bos besar Google, mana yang bakal Anda pilih: 1) semua orang di dunia menggunakan smartphone Android, atau 2) semua orang di dunia memiliki akses terhadap produk dan layanan Google seperti Search, Maps, YouTube, dan lain sebagainya? Idealnya, Anda bakal memilih opsi yang pertama, tapi kondisi realistisnya belum memungkinkan.

Di negara-negara seperti India maupun Indonesia sendiri, nyatanya masih banyak konsumen yang bahkan belum mampu membeli smartphone Android kelas budget. Itulah mengapa feature phone macam Nokia 3310 masih memiliki pangsa pasar yang cukup besar.

Pada kenyataannya, sistem operasi feature phone macam KaiOS menempati urutan kedua OS terpopuler setelah Android di India berdasarkan data yang dikumpulkan DeviceAtlas, sedangkan iOS di urutan ketiga. KaiOS, bagi yang tidak tahu, adalah sistem operasi berbasis Firefox OS yang menenagai jutaan ponsel buatan Alcatel, Jio, maupun Nokia, termasuk halnya versi reborn dari Nokia 8110.

Ilustrasi tampilan Google Assistant pada feature phone / KaiOS
Ilustrasi tampilan Google Assistant pada feature phone / KaiOS

Balik lagi ke pertanyaan di awal, Google rupanya memilih opsi yang kedua, di mana mereka baru saja mengucurkan dana investasi sebesar $22 juta untuk KaiOS. Aliran dana segar ini bakal membantu pengembang KaiOS untuk mengintegrasikan layanan-layanan Google seperti Search, Maps, YouTube, serta Assistant secara langsung pada ponsel KaiOS.

Menurut pendapat Sebastien Codeville selaku CEO KaiOS, kehadiran Google Assistant di ranah feature phone merupakan pencapaian yang sangat revolusioner, sebab kemudahan berinteraksi menggunakan perintah suara bakal secara langsung meniadakan keterbatasan yang selama ini eksis akibat penggunaan keypad pada feature phone.

Dari sisi Google, investasi ini bisa dilihat sebagai langkah jangka panjang. Andai kata konsumen feature phone nantinya memutuskan untuk upgrade ke smartphone, entah itu Android atau iOS, mereka semestinya masih akan sangat bergantung pada layanan-layanan Google yang sudah mereka kenal sejak masih memakai ponsel KaiOS.

Sumber: BuzzFeed dan KaiOS.

Google Siap Menguji Kemampuan Assistant untuk Menelepon dan Berbicara Secara Alami

Salah satu pengumuman paling menarik dari ajang Google I/O bulan Mei lalu adalah Google Duplex, teknologi yang pada dasarnya memungkinkan Google Assistant untuk menelepon semisal salon atau restoran dan melakukan pemesanan atas nama ‘tuan’ atau ‘nyonyanya’. Yang lebih mengejutkan lagi, gaya berbicara Assistant dalam skenario ini terdengar begitu alami.

Dari rekaman yang diputar Google di atas panggung, kita tidak akan mengira kalau percakapan tersebut hanya melibatkan satu manusia saja andai tidak ada yang memberi tahu. Pasalnya, Duplex memungkinkan Assistant untuk berbicara dengan cara yang sangat mirip seperti manusia, mulai dari pemilihan kata sampai intonasinya.

Google pun tidak mau berlama-lama merealisasikan Duplex. Mereka berencana mengujinya bersama sejumlah mitra terpilih di kota New York dan San Francisco dalam beberapa minggu ke depan. Kendati demikian, Google bakal menetapkan sejumlah batasan pada uji coba Duplex perdana ini.

Yang paling utama, tujuan panggilan teleponnya tidak lebih dari sekadar menanyakan jam buka suatu tempat usaha pada saat libur musim panas tiba nanti. Untuk menguji kemampuannya membuat reservasi restoran maupun salon sepertinya masih harus menunggu di lain kesempatan.

Terkait kemampuan membuat reservasi ini, Google cukup percaya diri bahwa Assistant mampu menyelesaikan empat dari lima interaksi telepon tanpa bantuan manusia. Andai Assistant menjumpai kesulitan dalam suatu percakapan telepon, ia bakal memberi tahu lawan bicaranya bahwa ia bakal menyerahkan teleponnya ke supervisor-nya, sebelum akhirnya percakapan dilanjutkan oleh operator manusia.

Setiap panggilan telepon yang dilakukan Assistant bakal direkam supaya Google bisa terus menyempurnakannya menggunakan data yang terkumpul. Oleh karena itu, usai memperkenalkan diri di awal panggilan telepon, Assistant akan selalu memberi tahu lawan bicaranya terkait hal ini. Gambaran lengkapnya bisa Anda simak pada video di bawah.

Potensi yang dimiliki Duplex jelas sangat besar. Ke depannya, bukan tidak mungkin situasinya dibalik: bukannya membuat reservasi atas nama seseorang, Assistant malah bisa ditugaskan untuk menerima panggilan telepon dan mengatur permintaan reservasi dari konsumen. Ini merupakan kabar buruk bagi profesi resepsionis atau customer service, jadi semoga saja Google belum punya rencana untuk itu.

Sumber: Engadget.

Berbicara dengan Google Assistant Kini Tak Memerlukan Frasa “Hey Google” Setiap Kali

Google memaparkan sejumlah kemampuan baru Assistant pada ajang Google I/O bulan Mei lalu. Salah satu yang sangat menarik adalah fitur mereka sebut dengan istilah Continued Conversation, di mana percakapan dengan Assistant bisa berlangsung secara lebih alami karena kita tidak harus memulainya dengan frasa “Hey Google” atau “OK Google” setiap kali.

Fitur baru tersebut akhirnya sudah resmi tersedia di deretan smart speaker Google, yakni Home, Home Mini dan Home Max. Sejauh ini belum ada informasi mengenai ketersediaannya di smartphone, kemungkinan dikarenakan fitur ini membutuhkan kinerja mikrofon yang optimal, dan smart speaker jelas lebih superior soal ini.

Google juga memilih untuk menjadikannya sebagai fitur opsional. Perlu dicatat, kita masih perlu memanggil Assistant dengan frasa “Hey Google” atau “OK Google” pada awalnya. Namun setelahnya, Assistant bakal terus aktif dalam durasi yang cukup lama guna merespon perintah suara lanjutan dari pengguna tanpa harus diawali dengan frasa pemicunya itu tadi setiap kali.

Google mengilustrasikannya sebagai berikut: semisal kita baru bangun dan hendak mengecek ramalan cuaca, kita bisa memulainya dengan “Hey Google, what’s the weather today?” Lanjutannya bisa dengan “And what about tomorrow?”… “Can you add a rain jacket to my shopping list”… “And remind me to bring an umbrella tomorrow morning.” Lalu ditutup oleh “Thank you!”

Frasa “thank you” atau “stop” ini bakal ditangkap oleh Assistant bahwa sesi percakapan spesifik itu sudah usai sehingga ia bisa kembali ‘tidur’. Selanjutnya, kita perlu mengucapkan frasa “Hey Google” atau “OK Google” untuk kembali memanggil Assistant.

Untuk sekarang fitur Continued Conversation ini baru tersedia hanya dalam bahasa Inggris. Sayangnya Google belum bisa memastikan kapan dukungan untuk bahasa lain bakal tersedia.

Sumber: Google.

Sonos Beam Adalah Soundbar Pintar dengan Integrasi Alexa

Jauh sebelum voice assistant menjadi tren, Sonos sudah menggunakan istilah smart speaker untuk produk-produknya yang mampu terhubung langsung ke internet sekaligus berkomunikasi satu sama lain. Namun definisi smart speaker sekarang sudah bergeser, dan Sonos pun mau tidak mau harus beradaptasi, hingga akhirnya lahirlah Sonos One.

Akan tetapi Sonos One sejatinya tidak lebih dari sebatas speaker lama yang dimodifikasi dan ditambahi integrasi asisten virtual. Lain ceritanya dengan produk yang baru saja Sonos luncurkan. Namanya Beam, dan secara teknis ia merupakan sebuah soundbar. Sonos sebelumnya sudah pernah punya soundbar bernama Playbar, tapi Beam sangatlah berbeda.

Sonos Beam

Yang paling beda adalah dimensinya. Panjang Beam cuma 65 cm, dengan tinggi kurang dari 7 cm dan bobot 2,8 kg. Secara keseluruhan, ukuran Beam hanya 60% dari Playbar, sehingga ia begitu ideal untuk ruangan kecil atau sedang, seperti di apartemen misalnya.

Terkait desain, di mata saya Beam kelihatan seperti hasil perkawinan antara Playbar dan Playbase. Wujudnya tetap minimalis seperti jajaran produk Sonos lainnya, dan konsumen bisa memilih dua pilihan warna matte, yakni hitam atau putih. Selain diletakkan di atas meja, Beam juga dapat digantung di tembok.

Sonos Beam

Hal lain yang patut disoroti dari Beam tentu saja adalah kecerdasannya, terutama berkat integrasi Amazon Alexa, sehingga kontrol via perintah suara dapat dilakukan dengan mudah. Integrasi Google Assistant baru akan menyusul (dalam waktu dekat kata Sonos), sedangkan Siri juga dapat dipanggil berkat dukungan AirPlay 2, sehingga Beam juga ideal untuk para pelanggan Apple Music.

Interaksi dengan asisten-asisten virtual ini dipastikan berjalan mulus berkat lima buah mikrofon beamforming yang telah tertanam di bodi Beam, di mana suara pengguna masih bisa ditangkap dengan baik walaupun audio sedang berjalan dalam volume cukup keras. Streaming langsung ke berbagai layanan via Wi-Fi atau Ethernet turut didukung, seperti halnya produk Sonos lainnya, demikian pula kemudahan untuk membuat setup multi-room.

Sonos Beam

Perihal kualitas suara, Sonos tidak mau kita meremehkan Beam akibat tubuh kecilnya. Di balik sasisnya bernaung empat full-range woofer, tiga passive radiator, satu tweeter dan lima amplifier Class-D. Beam juga mendukung teknologi Trueplay, yang memungkinkan perangkat untuk menyesuaikan equalizer-nya dengan kondisi akustik ruangan secara otomatis.

Pre-order Sonos Beam saat ini sudah dibuka di harga $399, hampir separuh harga Playbar. Sonos bilang bahwa Beam bakal tersedia secara global mulai 17 Juli mendatang.

Sumber: Sonos.

Lewat Software Update, Headphone dan Earphone Sony Kedatangan Integrasi Google Assistant

Kabar gembira bagi para pengguna Sony WH-1000XM2 dan WI-1000X, headphone dan earphone wireless bergaya neckbud itu baru saja kedatangan software update yang menghadirkan integrasi Google Assistant. Sony sebenarnya sudah menjanjikan hal ini sejak Januari lalu ketika Assistant ‘menginvasi’ CES, dan penantian konsumen akhirnya terbayarkan.

Usai di-update, Assistant bisa dipanggil dengan menekan tombol pada headphone yang sebelumnya berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan fitur noise cancelling. Mengubah fungsi tombol ini dapat dilakukan lewat aplikasi pendamping di smartphone – aplikasi yang sama yang dipakai untuk mengunduh dan meng-install software update itu tadi.

Berkat integrasi yang proper ini, pengguna jadi bisa memanggil Assistant meski ponsel yang digunakan adalah iPhone (dengan meng-install aplikasi Google Assistant terlebih dulu tentunya). Sebelum ini, pengguna sebenarnya sudah bisa mengakali, memanggil Assistant dengan menekan dan menahan tombol panggilan telepon pada headphone, namun cara ini hanya berlaku buat pengguna perangkat Android saja.

Di samping itu, integrasi semacam ini juga memungkinkan Assistant untuk membacakan notifikasi yang masuk ke ponsel, termasuk membacakan nama pengirimnya sekaligus. Kalau dengan teknik akal-akalan tadi, yang pengguna dapat hanyalah sebatas deringan notifikasi saja.

Sejauh ini baru headphone dan earphone ini saja yang kebagian jatah integrasi Google Assistant, akan tetapi Sony sudah berjanji untuk menghadirkan update yang sama buat tiga headphone lainnya, yakni h.ear on 2 WH-H900N, WH-CH900N, dan true wireless earphone WF-1000X.

Sumber: Android Police.

Smart Speaker SpeakEasy Usung Integrasi Google Assistant Tanpa Korbankan Kualitas Suara

Dari sekian banyak smart speaker yang beredar di pasaran, cukup jarang yang mengedepankan kualitas suara ketimbang fitur pintarnya. Hal ini tampaknya menjadi motivasi tersendiri bagi Como Audio, produsen perangkat audio asal Amerika yang masih berusia muda, meski pendirinya sudah cukup berpengalaman.

Lewat Kickstarter, mereka memperkenalkan smart speaker bernama SpeakEasy. Yang langsung mengundang perhatian dari speaker ini adalah desainnya yang tergolong retro dan jauh dari bayangan kita soal speaker berbekal voice assistant. Namun justru itulah yang menjadi nilai jual tersendiri dari SpeakEasy.

Como Audio SpeakEasy

Jeroannya dihuni oleh sebuah tweeter 3/4 inci, woofer 3 inci dan sebuah bass port di belakang guna semakin meningkatkan responnya di frekuensi rendah. Sumber tenaganya berasal dari amplifier Class D yang mampu menyuplai daya sebesar 25 watt per channel.

Semua itu dikemas dalam kabinet berbahan MDF yang cukup tebal, dengan lapisan kayu asli pada bagian terluarnya. Guna memenuhi selera konsumen yang bervariasi, Como Audio juga menyediakan varian dengan balutan warna hitam atau putih yang mengkilat.

Como Audio SpeakEasy

Terkait kecerdasannya, SpeakEasy telah dibekali integrasi Google Assistant. Konektivitasnya pun cukup melimpah, SpeakEasy bahkan mendukung fitur multi-room dengan perangkat besutan Como Audio yang lain. Bluetooth 4.2 juga tersedia, dan konsumen bisa membeli modul baterai opsional untuk menyulap perangkat menjadi portable.

Di Kickstarter, SpeakEasy dibanderol paling murah seharga $219, sedangkan harga retail-nya diestimasikan berkisar $349. Sayang sekali Como Audio sejauh ini hanya bisa memenuhi pesanan dari beberapa negara saja.

Lini TV LG OLED dan Super UHD Kini Dilengkapi ThinQ AI dan Google Assistant Sekaligus

Seperti yang sudah dijanjikan sebelumnya, LG akhirnya melengkapi lini TV-nya dengan integrasi Google Assistant. Lini TV yang dimaksud adalah dua lini teratas, yakni OLED dan Super UHD. Namun yang lebih menarik, integrasi ini rupanya telah dipadukan secara harmonis dengan AI besutan LG sendiri yang bernama ThinQ.

Mempunyai dua asisten virtual sekaligus mungkin bakal terkesan mubazir, akan tetapi LG sudah merancangnya agar ideal di berbagai skenario. Yang paling gampang, AI bawaannya bertugas untuk mengendalikan fungsi-fungsi TV beserta pengaturannya, tidak ketinggalan juga untuk mencari konten.

Google Assistant di sisi lain bakal menjadikan TV sebagai sebuah smart home hub, di mana pengguna dapat memanfaatkannya untuk mengendalikan ribuan perangkat yang kompatibel, serta untuk mengakses informasi-informasi generik seperti prakiraan cuaca atau skor pertandingan olahraga.

LG TV with ThinQ AI dan Google Assistant

Memadukan AI bawaannya sendiri dengan Google Assistant membuat LG masuk ke kategori brand yang cukup langka. Ketimbang memaksakan AI-nya yang mungkin bakal kesulitan bersaing dengan Assistant, LG mengambil langkah yang lebih bijak, yaitu membagi-bagi tugas kedua AI agar pengguna bisa mendapatkan pengalaman yang lebih lengkap.

Mulai bulan Mei ini, LG bakal memasarkan lini TV OLED dan Super UHD yang dilengkapi ThinQ AI dan Google Assistant sekaligus di Amerika Serikat terlebih dulu. Pasar Asia dipastikan bakal menyusul, dan LG juga berjanji untuk menambah dukungan bahasanya.

Sumber: LG.

Google Umumkan Kemampuan Baru yang Bisa Dilakukan oleh Assistant

Google tampaknya bertekad untuk merebut tahta penguasa asisten virtual pintar dari tangan Amazon Alexa. Dan untuk mewujudkan ambisinya itu, Google telah meluncurkan sejumlah fitur baru untuk asisten virtual pintarnya, Assistant di konferensi pengembang Google I/O.

6 Suara baru

Di generasi terbarunya, Google Assistant diperkaya dengan teknologi Wavenet yang menghadirkan lebih banyak peningkatan di sisi audio, di mana ia menciptakan suara sistem yang terdengar lebih alami dari sebelumnya. Total, Google Assistant kedatangan enam suara baru.

“Tujuan kami adalah, suatu hari bisa mendapatkan aksen, bahasa, dan dialek yang tepat secara global,” kata Pichai.

Percakapan Lanjutan

Fitur ini dihadirkan untuk menjawab kritikan pengguna yang merasa kurang nyaman mengucapkan Hey Google untuk membangunkan Google Assistant setiap kali memberikan perintah setelah jeda. Di generasi terbaru ini, Anda sekarang dapat melakukan percakapan yang lebih alami tanpa harus menggunakan kalimat Hey Google. Fitur Continued Conversation disebut akan segera hadir dalam beberapa pekan ke depan.

Lebih Banyak Tindakan

Selain suara baru, Google mengatakan Asistennya segera dapat melakukan banyak tindakan sekaligus. Fitur ini memungkinkan pengguna memberikan dua perintah secara bersamaan, misalnya menanyatakan “Bagaimana cuaca di Bandung dan Jakarta?” Maka, Google Assistant secara instan memberikan ramalan cuaca untuk kedua wilayah tersebut. Demikian pula jika pengguna meminta Google Assistant untuk menyalakan televisi ke saluran tertentu dan menyalakan lampu yang terhubung secara bersamaan.

Pretty Please

Sama seperti Amazon Echo Dot Kids Edition yang baru-baru ini diluncurkan, Google Assistant kini juga mendapatkan keterampilan yang melengkapi dan memberikan penguatan positif kepada pengguna (terutama anak-anak) ketika mereka berbicara dengan Assistant menggunakan kata-kata sopan seperti “Tolong” dan “Terima kasih”. Assistant juga dilengkapi konten ramah keluarga gratis yang mencakup game, aktivitas, dan cerita dari mitra Google.

Smart Displays

Di ajang CES 2018 cukup menjadi gambaran seberapa cepat adopsi Google Assistant oleh perangkat rumah pintar dan audio. Di Google I/O ini, Google mempertegas kembali peluncurannya, di mana perintah suara menjadi fitur utama pengguna dalam mengakses layar. Dengannya, pengguna akan dapat menonton streaming langsung, mengontrol rumah pintar, dan membuat panggilan video menggunakan Google Duo. Smart Display pertama Google akan tersedia mulai bulan Juli.

Pengalaman Visual Baru di Smartphone

Selain di layar pintar, Google juga sudah menjalin kersama dengan sejumlah penyedia layanan untuk langsung membenamkan Assistant ke dalam aplikasinya. Sebaliknya, sejumlah aplikasi juga ditanamkan ke dalam Google Assistant, sehingga pengguna tidak perlu membuka aplikasi untuk menggunakannya.

Google Maps

Assistant juga dipastikan hadir di Google Maps, menawarkan cara baru untuk memutar musik, mengirim pesan teks, dan mendapatkan informasi tanpa meninggalkan layar navigasi sehingga menghindari gangguan apa pun saat Anda mengemudi.

Google Duplex

Salah satu suguhan menarik di ajang Google I / O 2018 adalah Google Duplex. Teknologi baru milik Google ini memiliki kemampuan untuk merespons secara alami percakapan telepon menggunakan kalimat kompleks. Misalnya, Anda membuat janji temu dengan layanan salon atau spa di tanggal tertentu pada waktu yang ditentukan, Asistant – menggunakan Duplex – dapat menghubungi salon dan melakukan pemesanan menggunakan informasi yang tersedia. Hebatnya, Assistant bahkan mampu melakukan semua percakapan dan merespon dengan bahasa yang alami layaknya manusia.

Berikut adalah video demonstrasi penggunaan teknologi Google Duplex di Assistant.

Sumber berita PhoneArena dan ZDnet.

Beginilah Sistem Android Auto yang Terintegrasi ke Mobil Versi Volvo

Setahun yang lalu, Audi dan Volvo sama-sama mengumumkan rencananya untuk mengintegrasikan Android Auto ke mobil-mobil besutannya. Rencana tersebut belum bisa terwujud sampai setidaknya tahun 2020, namun paling tidak Volvo sudah punya prototipenya yang dipasang di SUV Volvo XC40, dan tidak segan mendemonstrasikannya di hadapan pengunjung event Google I/O 2018.

Tidak seperti Android Auto yang kita kenal selama ini, tampilannya telah disamarkan menggunakan tampilan sistem multimedia khas Volvo. Ini dimungkinkan karena sistem bisa langsung diakses dari dashboard tanpa perlu menyambungkan ponsel terlebih dulu. Bahkan apabila Anda masuk ke kabinnya sambil membawa iPhone, sistem masih bisa digunakan tanpa ada satu pun fitur yang hilang.

Satu-satunya yang pengguna butuhkan hanyalah akun Google, sebab di sistem ini sudah ada Google Play Store, yang berarti pengguna dapat mengunduh aplikasi ekstra. Tentunya tidak semua aplikasi tersedia, melainkan yang dinilai ideal digunakan untuk di dalam mobil, utamanya aplikasi musik, podcast dan navigasi.

Tampilannya lebih mirip sistem bawaan Volvo ketimbang Android Auto biasanya / The Verge (YouTube)
Tampilannya lebih mirip sistem bawaan Volvo ketimbang Android Auto biasanya / The Verge (YouTube)

Selain untuk mengunduh aplikasi, menyambungkan akun juga dapat menyempurnakan fungsionalitas Google Maps yang ada pada sistem – yang juga dapat ditampilkan di balik lingkar kemudi – sebab semua data seperti alamat-alamat yang sering dikunjungi akan tersinkronisasi. Namun yang lebih menarik, beberapa opsi pengaturan mobil rupanya juga dapat disimpan ke akun Google, semisal pengaturan jok atau suhu kabin (climate control).

Ini menarik untuk skenario menyewa mobil. Bayangkan ke depannya Anda berkunjung ke kota atau negara lain, lalu harus menyewa mobil di sana. Kebetulan mobil yang disewa merupakan model Volvo yang sama seperti kepunyaan Anda. Cukup sambungkan akun Google ke sistem multimedianya, maka semua pengaturan jok dan suhu kabin tadi akan langsung disetel sesuai yang Anda tetapkan di mobil sendiri.

Volvo Android Auto

Volvo bilang bahwa sistem ini telah menggunakan Android P sebagai basisnya, dan tentu saja Google Assistant tidak lupa mereka sematkan. Assistant ini bahkan bisa dipanggil hanya dengan menekan tombol khusus pada setir, dan kita juga dapat menginstruksikannya untuk mengubah pengaturan mobil, seperti misalnya suhu kabin.

Juga menarik adalah kemampuan sistem untuk mendeteksi apakah sudah waktunya mobil untuk diservis. Ketika masa itu tiba, Assistant yang telah mendukung teknologi Google Duplex – yang pada dasarnya memungkinkannya untuk berbicara sangat menyerupai manusia dan akhirnya menelepon seseorang dengan sendirinya – bisa membantu membuatkan janji dengan pihak bengkel.

Silakan tonton video hands-on dari The Verge untuk memahami cara kerja sistemnya secara lebih mendetail.

Sumber: Volvo dan The Verge.