Tony Keusgen jadi Country Director Google Indonesia yang Baru

Setelah hampir setahun kosong, pucuk pimpinan Google Indonesia bakal diisi oleh Tony Keusgen per awal tahun 2016. Tony bukanlah orang baru di Google, sebelumnya ia menjabat sebagai Managing Director Google Selandia Baru selama tiga tahun dan Head of Technology Google ANZ selama empat tahun. Di Indonesia, Tony bakal fokus menentukan strategi bisnis dan kemitraan untuk produk Google.

Sebelum bekerja di Google, Tony sempat bekerja di perusahaan telekomunikasi Grup SingTel. Dalam penyataannya, Tony mengatakan, “Adalah sebuah kehormatan memulai bekerja dalam sebuah pasar yang sangat penting bagi Google. Sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan smartphone tertinggi di Asia Tenggara, Indonesia membantu mendorong perubahan besar di dalam industri, seperti bagaimana masyarakat mencerna konten hingga bagaimana bisnis menjangkau targetnya.”

“Saya sangat antusias dapatt menjadi bagian dari sebuah dinamika suatu negara dan berharap dapat membantu perusahaan Indonesia mengembangkan bisnisnya dengan produk mereka sementara itu juga menyediakan masyarakat Indonesia dengan berbagai produk yang mereka cintai dan mereka nikmati saat menggunakannya,” lanjutnya.

Tidak ada keterangan tentang mengapa Google tidak mengisi posisi ini dengan orang lokal. Tampaknya Google cukup kesulitan memperoleh orang yang benar-benar mengerti pasar Indonesia, sebelum akhirnya menunjuk pegawainya dari kawasan lain.

Posisi Country Director Google Indonesia kosong sejak 11 bulan yang lalu karena Rudy Ramawy pindah ke Grup Lippo. Rudy kini menjabat sebagai Vice Chairman MatahariMall dan Managing Partner Venturra Capital.

Sergey Brin Bertemu Rudiantara Bahas Project Loon dan Startup Indonesia

Sergey Brin, co-founder Google ini baru saja berkunjung ke Indonesia dan menemui sejumlah pejabat penting, salah satunya Menkominfo Rudiantara. Di pertemuan tersebut ada beberapa poin yang dibahas, di antaranya adalah masalah Project Loon dan rencana pemerintah tentang program seribu startup Indonesia.

Terkait dengan Project Loon atau proyek balon internet ini, Rudiantara mengaku saat ini masih dalam tahap menyiapkan masalah teknis, termasuk alokasi frekuensi. Nantinya frekuensi yang dialokasikan tidak hanya ke operator tetapi juga dialokasikan ke backhole.

Senada dengan Rudiantara, Brin juga mengungkapkan ada dua frekuensi yang dibicarakan terkait dengan Project Loon ini. Yang pertama adalah konjungsi yang nanti akan dibicarakan dengan rekan operator telekomunikasi dan yang kedua adalah frekuensi yang digunakan masing-masing balon untuk saling berhubungan.

“Namun, hal besar mengenai Project Loon adalah bagaimana cara balon ini mampu menjangkau tak hanya pengguna di pulau namun juga di laut. Masih banyak orang di laut seperti nelayan, traveler, dan beberapa orang yang biasa beraktivitas di tempat itu,” ujar Brin seperti dikutip dari Liputan6.

Brin merasa kondisi tersebut cocok untuk Project Loon dan bersemangat untuk bekerja sama dalam penggunaan teknologi ini, khususnya di Indonesia. Sejauh ini Brin belum mengetahui secara pasti jumlah balon yang akan digunakan dan diterbangkan pada waktu peluncuran project itu.

Menurut Brin, pihaknya belum mau mengajukan lisensi untuk Project Loon. Brin mengungkapkan bahwa saat ini kehadiran Project Loon di Indonesia masih sebatas fokus pada kerja sama dengan operator lokal.

“Kami masih fokus pada kerja sama dengan operator lokal. Sebelumnya, kami juga baru saja melakukan kerjasama dengan tiga operator, seperti XL, Telkomsel, serta Indosat. Dan untuk saat ini masih fokus pada hal itu,” ungkap Brin.

Selain Project Loon, Brin dan Menkominfo juga membicarakan tentang startup. Rudiantara meminta Google turut membantu pemerintah dengan menyinkronkan programnya dengan rencana pemerintah membesarkan 200 startup lokal berkualitas per tahun.

“Jadi tadi kami bicara bagaimana meningkatkan peran Google dalam konteks pembangunan startup, khususnya inkubator. Karena Google punya program. Sergey juga bicara, oke akan kita tingkatkan (startup yang dibimbing),” ujar Rudiantara seperti diberitakan Kompas.

Brin sendiri menanggapi positif rencana tersebut, meski belum bisa memastikan berapa besar peningkatan jumlah startup yang akan masuk ke program Google Launchpad Accelerator.

“Angkanya belum fix, tapi saat ini dari Launchpad Week ada 13 yang ikut dan dari Accelerator untuk ke Mountain View bulan depan ada delapan. Ada tujuh yang sudah diumumkan, sedangkan yang ke-8 masih belum diputuskan,” terang Communication Manager Google Indonesia Jason Tedjasukmana.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, Google Launchpad Accelerator batch pertama akan dikuti oleh beberapa startup, antara lain Jojonomic, Kakatu, HarukaEdu, Kerjabilitas, Kurio, eFishery, dan Setipe.

[Rumor] Google dan Ford Akan Bekerja Sama Kembangkan Mobil Tanpa Sopir

Rumor kembali beredar seputar rencana komersialisasi mobil tanpa sopir Google. Perusahaan yang lahir dari sebuah disertasi tersebut dikabarkan akan membentuk sebuah joint venture bersama Ford, dengan misi membangun mobil kemudi otomatis yang dipersenjatai teknologi besutan Google.

Kemitraan Google dan Ford ini tidak muncul secara tiba-tiba begitu saja. Google sebenarnya sudah punya koneksi dengan Ford; bulan September kemarin, Google merekrut John Krafcik. Beliau merupakan CEO Hyundai America, tapi sebelumnya juga sempat menjabat sebagai salah satu petinggi Ford selama 14 tahun.

Ford sendiri sebenarnya sudah bereksperimen dengan sistem kemudi otomatis selama beberapa tahun, akan tetapi baru mengumumkan rencana pengujiannya belum lama ini. Google, di sisi lain, sudah punya 53 unit mobil tanpa sopir yang terus diuji ketangkasannya di jalanan di wilayah California dan Texas, mencatatkan jarak tempuh total di atas 2 juta kilometer.

Kerja sama ini berpotensi membawa Ford selangkah lebih maju dalam ranah kemudi otomatis dibandingkan rival-rivalnya. Namun Google sendiri sebelumnya telah menyatakan bahwa mereka membuka peluang kerja sama dengan pabrikan otomotif yang tertarik menggunakan sistem kemudi otomatis rancangannya. Dan perlu dicatat bahwa kerja sama ini sifatnya tidak eksklusif, yang berarti Google bebas mengajak perusahaan lain untuk mewujudkan visinya di bidang otomotif.

Menurut pernyataan narasumber Yahoo Autos, kerja sama antara Google dan Ford ini akan diumumkan pada ajang CES 2016 bulan depan. Kerja sama ini juga semakin membuktikan komitmen Google dalam misi mengomersialkan mobil tanpa sopir, apalagi sebelumnya mereka sempat dilaporkan bakal menempatkan divisi self-driving car-nya sebagai perusahaan mandiri di bawah naungan Alphabet Inc. mulai tahun depan.

Sumber: Yahoo Autos. Gambar header: Google+ Self-Driving Car Project.

Google Godok Metode Login Akun Tanpa Kata Sandi

Bagi pengguna pribadi, kata sandi adalah bagian terpenting dalam menjaga privasi mereka di layanan apapun. Sementara bagi penyedia layanan seperti Google, keamanan pengguna adalah aset yang harus dilindungi. Tak berlebihan bila sang raksasa internet getol mengupayakan segala cara untuk mewujudkan keamanan optimal bagi penggunanya.

Baru-baru ini Google kedapatan sedang melakukan uji coba sebuah metode di mana pengguna dapat mengakses akun Google mereka hanya menggunakan ponsel, tanpa perlu lagi mengetikkan kata sandi seperti dalam prosedur login konvensional yang selama ini masih gunakan. Atau harus repot mengingat karakter angka dan huruf yang kenyataannya tetap sering terlupakan.

Pengujian fitur baru ini pertama kali dilaporkan oleh salah seorang pengguna Reddit bernama Rohit Paul. Menurut Paul, ia menerima surat elektronik berisikan undangan untuk bergabung ke grup penguji yang apabila setuju nantinya akan mendapatkan akses untuk mencoba sendiri teknologi baru tersebut di perangkatnya.

Grup penguji yang dimaksudkan Paul dinamai “Sign-in Experiments at Google”, meskipun dapat dijumpai di Google Groups dan tautannya dapat ditemukan namun Anda tidak dapat berpartisipasi di dalamnya tanpa undangan langsung.

Menurut penjelasan yang diberikan oleh Google, fitur sign in tanpa kata sandi ini menawarkan cara baru untuk mengakses akun yang diyakini merupaka motode terbaik untuk menghindari aksi-aksi phishing. Pemanfaatan perangkat ponsel yang memang merupakan barang pribadi menyulitkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan serangan yang kerap menempuh segala macam cara.

Upaya Google ini sebenarnya bukan yang pertama, sebab sebelumnya Yahoo sudah lebih duluan mengembangkan fitur serupa yang dinamai Yahoo Account Key. Tiba bersama proyek rancangan ulang Yahoo Mail, Account Key menawarkan cara baru untuk masuk ke akun dengan menghubungkan perangkat ke akun. Setiap kali pengguna mengakses akun, maka sistem akan mengiirimkan notifikasi ke ponsel secara realtime.

Sumber berita Venturebeat dan gambar header Shutterstock.

Gandeng Kreator Shaun the Sheep, Google Hadirkan Video 360 Derajat Interaktif ke YouTube

Bulan kemarin, YouTube secara resmi menghadirkan dukungan virtual reality pada YouTube. Tapi itu saja rupanya belum bisa memenuhi hasrat Google terhadap kecanggihan VR. Baru-baru ini, mereka membawa Google Spotlight Stories ke YouTube.

Spotlight Stories sendiri pada dasarnya merupakan format video 360 derajat yang interaktif. Dikembangkan oleh divisi Google ATAP (Advanced Technology and Projects), misi Spotlight Stories adalah mengubah smartphone menjadi jendela menuju sebuah cerita yang terjadi di sekeliling pengguna.

Spotlight Stories pertama yang mampir ke YouTube adalah “Special Delivery”, bertepatan dengan perayaan Natal yang sudah tinggal hitungan hari. Film pendek ini digarap oleh Aardman Animations, yang amat terkenal berkat seri “Wallace and Gromit” dan “Shaun the Sheep”.

Lalu apa beda Spotlight Stories dengan video 360 derajat biasa? Menurut Google, pengalaman interaktifnya dapat membuka 10 subplot, 3 cara untuk melihat ending, dan lebih dari 60 momen dimana Anda bisa mengikuti cerita dengan cara yang berbeda.

Intinya, Anda diminta untuk menggerak-gerakkan smartphone guna berfokus pada bagian tertentu dalam video. Mengingat akan ada banyak sekali yang terjadi dalam satu kesempatan, tampaknya video ini tidak cukup hanya ditonton sekali.

Selama Anda punya perangkat Android yang masuk dalam daftar ini, Anda bisa menikmati pengalaman interaktif yang ditawarkan Spotlight Stories, seperti mengintip ke sebuah jendela, membuntuti karakter yang berbeda, serta mendengarkan suara tiga dimensi.

Supaya semuanya kebagian jatah, Google juga menghadirkan versi 360 derajat standar yang bisa dinikmati oleh perangkat lainnya, termasuk di web. Dan tentu saja, semuanya tak akan lengkap tanpa dukungan Google Cardboard.

Tonton juga video pembuatannya di bawah ini:

Sumber: YouTube Blog dan TheNextWeb.

Masih Ada Satu Kursi Untuk Bergabung di Launchpad Accelerator Batch 1

Google Launchpad Accelerator di Indonesia sudah diresmikan. Sesi submisi juga sudah berjalan. Beberapa startup lokal telah terpilih, tepatnya ada 7 startup, termasuk di dalamnya Kerjabilitas sebuah startup baru berbasis di Yogyakarta. Dan menurut penuturan Jason Tedjasukmana dari Google Indonesia, pihaknya masih membuka kesempatan bagi satu lagi startup bergabung di batch pertama program akselerasi ini.

Ketika ditanya tentang proses submisi, Jason menjawab:

“Ya, ada sesi submisi yang dimulai sebelum kita memberikan pengumuman. Kami memilih dari kandidat terbaik, dan saat ini masih memiliki tempat bagi satu perusahaan lagi untuk tahap pertama, tetapi kami akan menentukan secepatnya karena program ini akan dimulai bulan Januari mendatang. Jika startup tidak sempat bergabung pada tahap ini, akan ada tahap selanjutnya tahun depan.”

Dalam keterangannya Jason juga menekankan bahwa untuk bergabung pada program akselerator ini tak harus startup yang sudah berdiri lama, Google juga membuka kesempatan bagi startup baru dengan produk yang memiliki visi besar di pasar lokal.

“Kami berharap mereka (para startup pendaftar) sudah memiliki aplikasi Android, tetapi itu bukanlah satu-satunya prasyarat. Jika mereka tidak memiliki hal tersebut, mereka tetap bisa mengajukan aplikasi dan kemudian baru membuatnya,” ungkap Jason menerangkan kriteria kandidat Launchpad Accelerator di Indonesia.

Startup Indonesia membutuhkan banyak sekali pengetahuan dari luar, terutama untuk membangun produk yang global-minded. Program-program seperti ini membantu startup lokal terakselerasi lebih cepat dengan membangun jaringan entrepreneur yang memang sudah berfikir global.

Pelajaran yang butuh bertahun-tahun dipelajari, dipadatkan dalam satu Minggu untuk diberikan ke entrepreneur muda. Seperti diinformasikan sebelumnya, startup terpilih akan diterbangkan ke Mountain View untuk diinkubasi langsung di kantor Google. Tentu saja ada beberapa hal yang tidak bisa diajarkan dan harus dialami sendiri, namun program seperti ini membantu akselerasi ekosistem startup indonesia.

“Akan ada 5 bulan sesi bimbingan setelah mereka kembali dari Mountain View. Kami juga berharap untuk mengadakan program akselerator tahun depan,” pungkas Jason.

Program batch kedua Google Launchpad Accelerator akan dimulai pertengahan tahun depan. Google mentargetkan bahwa dalam rentang satu tahun akan ada minimal 50 startup baru dari Indonesia, India dan Brasil untuk menciptakan inovasi lokal di platform Android.

Beberapa startup yang lolos dari Indonesia pada batch pertama ada Jojonomic (startup pengembang layanan keuangan), Kakatu (pengembang launcher kontrol akses smartphone), HarukaEdu (penyedia layanan kelas digital), Setipe (situs kencan online), Kerjabilitas (platform pencari kerja bagi kaum difabel), Kurio (aplikasi pembaca berita) dan eFishery (startup pengembang produk IoT).

Kiat Sukses Tingkatkan Skala Bisnis di Startup

Ketika startup sudah memiliki cukup banyak dana, anggota tim hingga produk yang diterima oleh pangsa pasar, tahap selanjutnya yang harus diperhatikan adalah masa peningkatan skala bisnis (scale-up). Mengidentifikasi peluang baru merupakan salah satu cara yang bisa ditempuh agar startup Anda mampu mengalami kemajuan dan pastinya mengamankan pendapatan untuk jangka tahun-tahun mendatang.

Founder LinkedIn Reid Hoffman dalam tulisannya merangkum rahasia sukses para pakar dan ahli teknologi saat menjalani proses scale-up. Dan berikut poin-poin utama yang disorot Hoffman.

Tidak hanya pendanaan, proses scale-up membutuhkan pengembangan sumber daya pendukung lainnya

Yang perlu diperhatikan ketika Anda baru mulai melakukan scale-up, bukan hanya dana yang tersimpan akan digunakan secara sepenuhnya, namun Anda pun perlu untuk mempekerjakan pegawai lebih banyak. Siapkan diri Anda untuk memasuki teritori baru yang memacu Anda untuk bergerak lebih cepat, mengeluarkan uang lebih banyak dan tentunya dengan risiko lebih besar yang menentukan kesuksesan jangka panjang, jika Anda mampu menjalani proses scale-up.

Namun tak perlu terburu-buru untuk merekrut pegawai baru

Hindari untuk mempekerjakan banyak pegawai jika perusahaan Anda belum siap untuk melakukan scale-up. Seperti yang diungkapkan oleh Sam Altman, President at Y Combinator. Yang perlu diketahui adalah :

  • Airbnb membutuhkan waktu 9 bulan sampai akhirnya mempekerjakan satu orang pegawai.
  • Dropbox membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mempekerjakan pegawai pertama.
  • Stripe membutuhkan waktu 6 bulan sebelum akhirnya menambah satu pegawai baru.

Jika Anda belum yakin untuk menambah jumlah pegawai, upayakan jumlah tim yang ada untuk mengembangkan produk, ketika sudah waktunya secara alami penambahan pegawai akan terjadi.

Rekrut orang yang tepat untuk bisnis Anda

Proses perekrutan merupakan kunci keberhasilan dari proses scale-up. Dalam buku yang dirilis oleh Google dengan judul “How Google Works”, sebagian besar keberhasilan dari Google adalah proses perekrutan kandidat yang tepat. Secara pribadi Larry Page, Sergey Brin serta Brian Chesky mengulas satu persatu calon kandidat yang layak untuk dijadikan pegawai sedikitnya hingga 100 orang.

Yang perlu diperhatikan adalah proses perekrutan akan lebih mudah dilakukan ketika perusahaan sudah masuk ke tahap scale-up, namun demikian ketika jumlah pegawai makin bertambah jangan pernah menurunkan standar atau kualifikasi dari perusahaan. Seperti yang ditegaskan oleh Founder dan ex-CEO VMware Diane Greene.

Membutuhkan adaptasi cepat di setiap situasi

Setiap tahap yang akan dilalui memiliki sifat dan proses yang berbeda, untuk perlu dilakukan adaptasi dan penyesuaian di setiap tahap scale-up. Hal ini juga ditegaskan oleh Executive Chairman Alphabet Inc. Eric Shmidt perlunya dilakukan perubahan di setiap proses dan tahapan untuk tingkatkan skala bisnis.

Siap menghadapi kompetitor saat bisnis sudah bertumbuh

Salah satu alasan mengapa perusahaan wajib untuk melakukan scale-up adalah kompetitor. Seperti yang ditegaskan ex-CEO Mozilla John Lilly. Pada awal persaingan tidak begitu penting, karena target pasar sudah jelas dan mudah untuk disasar, namun ketika sudah memasuki tahap selanjutnya perusahaan lain akan melakukan hal yang sama, menawarkan produk serupa. Di sinilah persaingan dan jumlah kompetitor akan semakin meningkat.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Founder dan  CEO Airbnb Brian Chesky, yang perlu dilakukan ketika proses scale-up dilakukan adalah tidak harus tergesa-gesa, lakukan scale-up secara perlahan namun pasti dan dikerjakan dengan tepat. Seperti yang dilakukan oleh Brian dengan Airbnb, diawali dengan memfokuskan bisnis di kawasan Amerika Serikat sebelum merembet ke ranah yang lebih luas.

Fokus mendapatkan traction pengguna

Lebih baik memiliki 100 orang yang mencintai produk Anda dari pada memiliki 1 juta orang yang hanya menyukai produk Anda. Seperti yang diungkapkan oleh Co-Founder Y Combinator Paul Graham. Kesalahan terbesar dari pemilik startup adalah ketika waktunya membuat aplikasi berharap agar aplikasi tersebut langsung menjadi viral dan menjangkau jutaan pengguna. Hal tersebut menjadi tidak berguna jika jutaan orang tersebut hanya melihat dan menyukai saja.

Proses scale-up akan lebih mudah dilakukan jika produk yang Anda miliki telah berhasil meraih perhatian 100 orang yang bukan hanya menyukai produk Anda namun mencintainya.

Scale-up harus segera dilaksanakan pada momen yang tepat

Kapan waktunya untuk scale-up? VP Product Strategy LinkedIn mencatat beberapa poin penting yang wajib diketahui ketika sudah sampai saat yang tepat untuk melakukan scale-up. Ketika jumlah pegawai Anda sudah mencapai 150 orang atau lebih, merupakan pertanda yang pasti untuk segera melakukan scale-up. Selain itu di tahap ini biasanya perusahaan telah memiliki traction serta pendapatan. Untuk mendukung pertumbuhan organisasi, scale-up harus segera dilakukan.

Buatlah susunan tim untuk mendukung kinerja bisnis

Buatlah pengelompokan tim di perusahaan. Dengan demikian masing-masing tim akan saling mendukung kemajuan serta pergerakan dari perusahaan. Contoh sederhana yang dilakukan oleh Partner di Greylock dan ex-CEO Mozilla John Lilly adalah :

  • Tim 1 – Fokus kepada teknis, produk, desain, pertumbuhan dan beberapa poin yang mendukung pengembangan produk.
  • Tim 2 – Fokus kepada memberikan dukungan kepada Team 1 yang terdiri atas bagian legal, PR, CS, penjualan, operasional, HR dan lainnya.

Inovasi dimulai dari sebuah tim kecil

Produk terbaik dihasilkan dari tim dengan jumlah yang kecil. Meskipun saat ini perusahaan Anda sedang menjalani proses scale-up, selalu prioritaskan tim dengan jumlah yang kecil untuk menciptakan produk baru yang kreatif.  Seperti yang diceritakan oleh Eric Schmidt di Google selalu ada 1 hingga 2 orang yang bekerja dalam kelompok berbagi ide satu dan lainnya.

Contoh lain yang bisa ditiru adalah, Windows diciptakan oleh satu orang, UNIX dibuat oleh dua orang saja, Java dibuat oleh satu orang, Gmail berasal dari ide dua orang pegawai, Android berasal dari kumpulan ide tim yang kecil, Linux dibuat oleh satu orang dan contoh lainnya.

CEO menjalankan tugasnya dengan benar

Seorang CEO sebuah perusahaan wajib untuk memiliki kemampuan bekerja dengan cepat, memiliki kepekaan terhadap perkembangan produk, mampu menjadi pemimpin di bawah pengawasan para pemangku kebijakan dan yang pasti melakukan koordinasi yang baik saat proses scale-up. Pada dasarnya fungsi CEO dapat dikerucutkan menjadi tiga hal berikut:

  • Strategi.
  • Kultur (hanya Founder dan CEO yang bisa mendesain kultur bisnis).
  • Menentukan pihak manajemen senior untuk perusahaan.
  • Memiliki opsi terhadap produk (seorang CEO bisa secara fokus mengembangkan produk atau melakukan pengembangan yang lain untuk produk yang berbeda).

Perusahaan yang sedang berkembang menuntut CEO dan tentunya engineer untuk menciptakan inovasi terbaru. Ketika perusahaan Anda telah menjalani proses product market fit, tahap selanjutnya adalah scaling pendapatan dan mencari lanskap pertumbuhan, vertikal dan geografi yang berbeda.

Analisa Kata Kunci Pencarian Terpopuler di Google Indonesia Sepanjang Tahun 2015

Kemarin Google Indonesia baru saja merilis informasi seputar pencarian paling populer sepanjang tahun 2015. Semua kata kunci pencarian yang populer ini dikelompokkan berdasarkan kategori yang bisa Anda lihat selengkapnya di sini.

Dalam kesempatan ini, saya akan mencoba memberikan analisa menarik seputar kata kunci pencarian terpopuler di Google Indonesia untuk tahun 2015 ini. Tiga yang paling populer adalah “batu akik”, “go-jek” dan “kue cubit”, seperti yang bisa Anda lihat pada daftar di bawah ini.

Popularitas batu akik memang cukup fenomenal di Indonesia, jadi tidak kaget apabila banyak sekali orang yang melakukan pencarian tentangnya. Setelah mencari dan mempelajari jenis-jenisnya, wajar apabila kita ingin mencoba mencari batu akik sendiri – apalagi setelah mengetahui bahwa beberapa jenis harganya sangat mahal. Alhasil, kata kunci “mencari batu akik” pun masuk sebagai tiga besar dalam kategori “Bagaimana Cara…”

Selanjutnya, kata kunci Go-Jek yang berada di urutan kedua ternyata membawa dampak yang cukup signifikan, yakni keberhasilan aplikasi Go-Jek memuncaki daftar aplikasi gratis di App Store. Setelah saya lihat, ternyata pencarian kata kunci Go-Jek paling banyak terjadi di bulan Agustus, dan pencapaiannya memuncaki daftar aplikasi gratis itu juga terjadi dalam periode yang sama.

Di urutan ketiga, ada kue cubit. Nasibnya serupa dengan batu akik, dimana setelah orang-orang melakukan pencarian terhadapnya, mereka juga ingin tahu bagaimana cara membuatnya. Spontan, kata kunci kue cubit pun memuncaki daftar untuk kategori “Resep”.

Beralih ke kategori lain yaitu “Selebriti”, yang menempati urutan teratas rupanya adalah Cita Citata. Hal ini membawa pengaruh besar atas popularitas sang pendangdut di YouTube, dimana dua videonya berhasil masuk dalam 10 besar video musik terpopuler di YouTube Indonesia – satu video bahkan berada di posisi kedua, tepat di bawah video musik See You Again oleh Wiz Khalifa.

Di kategori “Meme”, meme Haji Lulung adalah salah satu yang paling banyak dicari. Lucunya, orang-orang ternyata tidak banyak melakukan pencarian tentang Haji Lulung itu sendiri, seperti yang bisa kita lihat dari absennya nama Haji Lulung di kategori “Tokoh” – atau mungkin netizen sudah tahu betul tentang beliau, sehingga yang dicari hanya meme-nya saja.

Di kategori “Tokoh” sendiri nama Valentino Rossi-lah yang menduduki peringkat pertama. Banyaknya pencarian tentang pembalap asal Itali tersebut juga berdampak pada mencuatnya kata kunci MotoGP 2015 pada daftar kategori “Peristiwa Internasional”.

Menyusul di posisi kedua kategori “Tokoh” adalah Bon Jovi. Pencarian kata kunci Bon Jovi sendiri paling banyak dilakukan di bulan September, bertepatan dengan konsernya yang diselenggarakan di ibukota.

Dari sini sebenarnya bisa disimpulkan kalau kita banyak melakukan pencarian tentang sesuatu berdasarkan peristiwa yang sedang hot pada masa tersebut. Di bulan Desember ini sendiri, topik pencarian yang paling populer adalah Star Wars, dimana orang-orang banyak melakukan penelusuran tentang karakter-karakter baru yang bakal muncul di episode ketujuh dari film tersebut nanti.

Gambar header: Search button via Shutterstock.

Permainan Lightsaber Escape Ubah Smartphone Anda Jadi Lightsaber

Lightsaber mungkin bukanlah senjata fiksi berbasis energi murni pertama, namun merupakan yang terpopuler. Star Wars tidak akan lengkap tanpa ‘senjata elegan untuk zaman beradab’ tersebut, dan ia hampir selalu muncul di berbagai medium hiburan franchise sci-fi milik Disney itu. Begitu populernya lightsaber, harga mainan replikanya kadang ditawarkan di harga tinggi. Tapi Google punya alternatif canggih dan murah.

Anda masih ingat pengumuman kolaborasi Google dan Disney untuk mempromosikan penayangan The Force Awakens? Sesuai janji mereka, pengalaman Star Wars tak cuma diterapkan pada tampilan layanan serta app Google. Ia pun turut diaplikasikan ke fungsi hiburan. Google belum lama merilis sebuah permainan kecil berjudul Lightsaber Escape, dan dengannya, Anda bisa menguji kemahiran dalam menggunakan lightsaber.

Game bertema pertempuran lightsaber bukanlah hal baru, namun keunikan Lightsaber Escape terletak pada penyajiannya. Permainan tidak menuntut proses instalasi, murni berbasis browser. Kita tidak perlu repot-repot menyiapkan perferal input khusus, karena Lightsaber Escape memanfaatkan smartphone sebagai gagang pedang laser. Penasaran ingin mencoba? Ikuti langkah-langkah sederhana di bawah ini.

Lightsaber Escape 03

Sekali lagi, game mengubah peran smartphone jadi lightsaber. Jadi saya sarankan sebaiknya Anda tidak memakai tablet atau device apapun yang mempunyai layar enam-inci ke atas – karena tidak nyaman dan resiko terlepas dari genggaman lebih tinggi. Sudah pilih ‘lightsaber‘ Anda? Tinggal kunjungi link Lightsaber.WithGoogle.com. Website akan loading sejenak, lalu segera muncul panduan singkat.

Sesuai perintah yang tertera, buka app Google Chrome di handset, dan masukkan link. Misalnya ‘g.co/lightsaber/t9ncp‘ tanpa tanda kutip. Selanjutnya, smartphone dan browser desktop akan melakukan proses sinkronisasi. Langkah kedua ialah proses kalibrasi: posisikan device secara tegak dan tekan tombol initiate. Saya merekomendasikan agar handset berada di jarak nyaman – tidak terlalu jauh dari monitor, tapi cukup leluasa bagi tangan Anda untuk mengayun.

Lightsaber Escape 02

Permainan akan dimulai saat Anda mengaktifkan tombol lightsaber dari smartphone. Pada dasarnya, Lightsaber Escape mengusung formula arcade train shooting ala Time Crisis. Namun bukannya menggunakan pistol, Anda harus memantulkan tembakan blaster para Stormtrooper. Game dapat diselesaikan dalam hitungan menit, dan sayangnya, tidak ada duel lightsaber di momen klimaks permainan.

Meskipun demikian, saya sangat menyukai detail yang Google bubuhkan: saat Anda mengayunkan smartphone, perangkat turut mengeluarkan suara dengungan khas lightsaber. Luar biasa.

Lightsaber Escape 01

Waze Hadirkan Fitur Navigasi Suara dalam Bahasa Indonesia

Sejak diakuisisi Google, aplikasi navigasi Waze terus meluncurkan fitur-fitur baru untuk meningkatkan pengalaman para penggunanya. Di bawah bimbingan perusahaan sebesar Google, Waze juga semakin peduli akan kebutuhan di tingkat lokal, apalagi mengingat jumlah penggunanya di Jakarta saja sudah mencapai lebih dari 1,1 juta orang.

Inisiatif terbarunya adalah fitur navigasi suara dalam Bahasa Indonesia, menjadikannya sebagai aplikasi navigasi pertama yang menawarkan fitur tersebut. Fitur navigasi suara ini dinilai penting dalam mendorong gaya berkendara yang aman, dimana pandangan pengemudi bisa tetap tertuju ke jalanan selagi mendengar arahan dalam bahasa yang dipahami dengan baik.

Menariknya, fitur navigasi suara dalam Bahasa Indonesia ini dicetuskan oleh komunitas pengguna Waze lokal, dipimpin oleh pemegang gelar Waze Global Champ, Christian Iskandar. Jauh sebelum proyek diinisiasi, sudah ada banyak permintaan dari para pengguna terkait fitur ini.

Suaranya sendiri diisi oleh dua orang, yakni Alva yang merupakan seorang dosen asal kota Bandung, dan Septi yang merupakan pembawa berita asal Semarang. Keduanya dipilih berdasarkan pencarian nasional oleh para pengguna Waze di Indonesia.

Selain mendorong gaya berkendara yang aman, fitur navigasi suara berbahasa Indonesia ini diyakini dapat memperbesar komunitas Waze di Indonesia secara signifikan. Semakin banyak jumlah pengguna Waze, semakin lengkap pula informasi pengalihan rute, titik macet, dan sebagainya yang dikumpulkan. Dan fitur navigasi suara ini tentu saja akan memberikan pemahaman yang lebih baik terkait semua informasi tersebut.

Gambar header: Waze via Shutterstock.