Dirancang Khusus untuk iPhone 7, Earphone Tronsmart Encore Andalkan DAC Sendiri untuk Mengolah File Audio Lossless

Absennya jack headphone pada iPhone 7 memaksa industri untuk ikut mengamini tren tersebut. Pabrikan perangkat audio kini harus menawarkan headphone berkonektor Lightning di samping wireless guna menarik perhatian para pengguna iPhone 7.

Bahkan sebelum iPhone 7 dirilis dan semua ini baru sebatas rumor pun sudah ada sejumlah brand yang mengumumkan headphone atau earphone berkonektor Lightning, seperti misalnya Audeze iSine dan BeSound Thunder. Kini sudah resmi, siap-siap saja melihat deretan pabrikan audio mengumumkan masing-masing headphone Lightning-nya, salah satunya adalah Tronsmart.

Brand asal Tiongkok tersebut memperkenalkan Encore, diklaim sebagai in-ear headphone berkonektor Lightning pertama yang mengemas DAC (digital-to-analog converter) dan LAM (Lightning audio module). Dua komponen ini memungkinkan Encore untuk mengolah file audio lossless dengan resolusi 24-bit/48 kHz.

Tronsmart Encore sepintas kelihatan seperti produk dari Beats / Tronsmart
Tronsmart Encore sepintas kelihatan seperti produk dari Beats / Tronsmart

Di sinilah memang letak kelebihan Lightning ketimbang jack headphone standar. Mengingat sinyal yang diteruskan masih berupa sinyal digital, headphone dapat mengolahnya menggunakan komponen DAC-nya sendiri ketimbang harus mengandalkan milik iPhone. Hasilnya secara teori adalah kualitas suara yang lebih baik.

Soal desain, perpaduan warna merah dan hitam menjadikan Encore sepintas kelihatan seperti produk dari Beats. Eartip-nya diklaim bisa memblokir suara luar hingga 15 dB, sedangkan kabelnya menggunakan material Kevlar demi faktor durabilitas.

Sejauh ini belum ada informasi soal banderol harga dari Tronsmart Encore. Mereka masih sedang dalam proses untuk mendapatkan sertifikasi MFi (Made for iPhone) dari Apple dan berharap bisa mulai memasarkan Encore bulan ini juga.

Sumber: The Verge.

Temani AirPods, Beats Luncurkan Tiga Headphone Nirkabel Baru

Diungkapnya Apple AirPods dalam acara peluncuran iPhone 7 membuat kita bertanya-tanya mengenai nasib Beats. Seperti yang kita tahu, pabrikan headphone yang didirikan oleh rapper Dr. Dre tersebut diakuisisi oleh Apple pada tahun 2014 kemarin. Pertanyaannya gampang: bagaimana cara Apple memanfaatkan absennya jack headphone pada iPhone 7 dengan produk berlabel Beats?

Well, Apple rupanya sudah menyiapkan tiga headphone nirkabel baru di bawah brand Beats. Mereka adalah Beats Solo 3 Wireless, Powerbeats 3 Wireless dan Beats X. Solo dan PowerBeats merupakan suksesor dari pendahulunya, sedangkan Beats X adalah produk yang benar-benar fresh.

Beats X mengusung model in-ear dengan kabel menjuntai yang dimaksudkan untuk menggantung di leher, mirip seperti mayoritas earphone nirkabel yang ada di pasaran. Yang cukup menarik, masing-masing eartip-nya dibekali magnet sehingga bisa ditempelkan satu sama lain ketika sedang tidak digunakan dan perangkat pun membentuk seperti kalung.

Baterainya bisa bertahan selama 8 jam pemakaian, tapi yang unik adalah fitur bernama Fast Fuel, dimana Beats X bisa di-charge menggunakan kabel Lightning dalam waktu yang amat cepat. Secepat apa? Menurut klaim Apple, 5 menit charging sama dengan 2 jam pemakaian, dan charging hingga penuh hanya membutuhkan waktu 45 menit saja.

Untuk Solo 3 dan Powerbeats 3, pembaruan yang dibawa tidak menyeluruh tetapi lebih ke sisi teknis. Khusus untuk Powerbeats, desainnya telah direvisi supaya bisa lebih nyaman dikenakan di telinga. Hal ini krusial mengingat skenario penggunaan PowerBeats yang paling ideal adalah ketika sedang berolahraga.

Keduanya turut dilengkapi dengan fitur Fast Fuel seperti Beats X, namun mereka memanfaatkan kabel micro USB ketimbang Lightning. Untuk Powerbeats 3, 5 menit charging bisa memberikan satu jam pemakaian, dan baterainya sendiri bisa bertahan selama 12 jam dalam kondisi penuh. Solo 3 di sisi lain bisa memberikan tiga jam pemakaian setelah di-charge hanya selama 5 menit.

Ketiga headphone anyar Beats ini juga ditenagai oleh chip Apple W1 yang ada pada AirPods. Kehadiran chip ini dimaksudkan untuk mempermudah proses pairing. Ketiganya akan dipasarkan mulai musim semi tahun ini; Solo 3 Wireless dihargai $300, Powerbeats 3 Wireless $200 dan Beats X $150.

Sumber: Pocket-lint dan Beats.

Sony Rilis 6 Headphone Baru yang Tahan Percikan Air

Sony membombardir pasar aksesoris dengan merilis bukan satu tapi enam earphone sekaligus. Tiga di antaranya adalah earphone tanpa kabel, sementara sisanya masih menggunakan koneksi konvensional dengan kabel. Meski punya sejumlah kesamaan, namun keenamnya punya kemampuan yang sedikit berbeda, begitupun label harga yang tersemat padanya.

Kesamaannya terletak pada rating IPX5 yang membuat mereka tak masalah bila terkena percikan air atau keringat. Selengkapnya, berikut spesifikasi keenam earphone baru Sony.

Yang pertama adalah Sony XB80BS EXTRA BASS Sports In-ear Bluetooth Headphones. Perangkat ini menawarkan kualitas bass ekstra dengan dentuman yang dalam. Untuk koneksinya, ia menggunakan bluetooth yang juga dimotori teknologi LDAC. Earphone dibanderol $149.99 di situs resmi Sony.

Selanjutnya, Sony XB50BS EXTRA BASS Sports Bluetooth In-ear Headphones dirancang untuk terus memberikan hiburan di segela cuaca berkat desain splash-proof yang diusungnya. Earphone juga menawarkan wireless audio dengan Bluetooth dan Extra Bass. Harga separuh dari varian pertama, di $79.99 per unitnya.

Jika Anda mencari yang sedikit lebih oke, Sony XB70BT EXTRA BASS lebih berkelas dari XB50BS tap tak semahal XB80BS. Dibanderol $99.99, earphone menambahkan dukungan in-line mic dan juga remote untuk dihubungkan ke smartphone. Sama seperti ketiga varian lainnya, XB70BT juga dilengkapi wireless audio dan Extra Bass.

Beralih ke varian dengan kabel, yang pertama kita jumpai Sony AS410AP Sport In-ear Headphones yang dirancang dengan ear-loop yang dapat disesuaikan ukurannya dengan mudah. Desain earphone juga dirancang untuk menahan percikan air. Tapi, harganya jauh lebih murah, yakni hanya $29.99.

Di atasnya ada Sony AS210AP yang secara umum tak jauh berbeda dengan vaarian pertama. Bedanya, ia menggunakan desain open-ear yang akan menyesuaikan dengan bentuk daun telinga. Model ini dibanderol $24.99.

Terakhir, kita jumpai Sony AS210 yang punya desain sama dengan AS210AP. Model ini cocok jika Anda mencari headphone baru dengan harga murah. AS210 dapat ditebus dengan mahar hanya $19.99.

Keenam headphone ini telah tersedia di situs resmi Sony.

Sumber berita Sony.

Headphone Sony MDR-1000X Tawarkan Noise Cancelling Terpersonalisasi

Lewat QuietComfort 35, Bose kian membuktikan bahwa mereka adalah pemimpin di bidang headphone noise cancelling. Akan tetapi hal tersebut tentunya tidak membuat pabrikan lain jadi gentar. Lihat saja Sony, yang baru-baru ini memperkenalkan headphone noise cancelling tercanggihnya di ajang IFA 2016.

Dijuluki MDR-1000X, Sony sepertinya telah menyelesaikan banyak pekerjaan rumah dalam proses pengembangannya. Desainnya masih sangat khas dengan earcup berukuran besar dan bantalan yang tebal. Di saat yang sama, Sony mengaku telah merancang ulang earpad-nya ini guna meningkatkan kinerja noise cancelling.

Entah klaim Sony benar atau tidak, namun yang pasti mereka telah menyempurnakan segala aspek yang berperan untuk noise cancelling, mulai dari sound filtering, signal processing sampai sepasang sensor suara yang tersematkan. Hal ini turut didukung oleh fitur Personal NC Optimizer yang inovatif.

Sederhananya, fitur ini akan mencoba mengoptimalkan kinerja noise cancelling MDR-1000X, menganalisa beberapa faktor seperti bentuk kepala, model rambut, apakah pengguna berkacamata atau tidak dan bagaimana cara pengguna memakai headphone itu sendiri.

Ilustrasi pengguna fitur Quick Attention Mode pada Sony MDR-1000X / Sony
Ilustrasi penggunaan fitur Quick Attention Mode pada Sony MDR-1000X / Sony

Tidak ketinggalan juga adalah fitur Quick Attention Mode, dimana pengguna hanya perlu menempatkan telapak tangannya di sisi luar earcup untuk mendengarkan suara dari luar tanpa perlu melepas headphone. Fitur ini tentunya sangat ideal ketika Anda sedang bersama seseorang.

MDR-1000X bisa dioperasikan dengan atau tanpa kabel. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 20 jam nonstop dalam posisi noise cancelling menyala. Penggemar Hi-Res Audio boleh tersenyum mengetahui bahwa MDR-1000X telah mengusung fitur upscaling DSEE HX guna meningkatkan kualitas file audio yang terkompresi.

Sony MDR-1000X akan dipasarkan per bulan Oktober mendatang seharga $400. Pilihan warna yang tersedia adalah hitam dan grey beige.

Sumber: New Atlas dan Sony.

Audeze iSine Adalah Earphone Berteknologi Planar Magnetic Pertama di Dunia

Nama Audeze mungkin terdengar agak asing di telinga konsumen awam, tapi di kalangan audiophile, pabrikan asal Amerika Serikat ini memiliki reputasi cukup tinggi. Utamanya, Audeze dikenal sebagai salah satu brand yang memopulerkan headphone berteknologi planar magnetic.

Menjelaskan cara kerja teknologi planar magnetic tentunya butuh satu artikel sendiri, tapi yang pasti teknologi ini punya kelebihan dan kekurangan dibanding dynamic driver yang sangat umum. Yang paling gampang, headphone planar magnetic biasanya mampu mereproduksi suara tanpa distorsi, tapi di saat yang sama ukurannya bongsor-bongsor mengingat di dalamnya tersebar magnet di seluruh penjuru.

Namun itu semua adalah fakta lawas. Audeze ingin membuktikan bahwa mereka bisa menyuguhkan kelebihan teknologi planar magnetic dalam kemasan yang lebih kecil, sekecil earphone lebih tepatnya. Dari situ lahirlah Audeze iSine, diklaim sebagai headphone planar magnetic paling ringan sejagat.

Apa yang Audeze capai lewat iSine tentunya melibatkan proses miniaturisasi kelas berat. Baru beberapa tahun yang lalu, headphone planar magnetic buatan mereka punya ukuran jauh lebih besar daripada headphone standar. Sekarang, semua komponen esensialnya, termasuk diaphragm seukuran 30 mm berhasil dikemas dalam wujud yang ringkas sekaligus tipis, dengan bobot tak lebih dari 20 gram.

Audeze iSine dirancang oleh tim DesignworksUSA yang bertanggung jawab atas mobil eksotis macam BMW i8 / Audeze
Audeze iSine dirancang oleh tim DesignworksUSA yang bertanggung jawab atas mobil eksotis macam BMW i8 / Audeze

Jika dibandingkan dengan earphone lain pada umumnya, ukuran iSine memang jauh lebih besar, tapi setidaknya tidak sampai menutupi daun telinga. Desainnya sendiri tampak seperti hasil kolaborasi Spider-Man dan alien, meski pada kenyataannya yang membuat rancangannya adalah tim desainer mobil futuristis BMW i8.

Tiap unit iSine akan datang bersama dua macam kabel: standar dan kabel Lightning. Khusus kabel Lightning ini, Audeze telah menambatkan amplifier sekaligus DAC demi menyajikan kualitas suara yang lebih optimal, serta sanggup mengolah file audio Hi-Res.

Audeze rencananya akan memasarkan iSine mulai bulan Oktober dalam dua model: iSine 10 dan iSine 20. iSine 10 dihargai $399, sedangkan iSine 20 seharga $599 karena mengemas voice coil yang lebih panjang serta menjanjikan kualitas suara yang lebih baik lagi.

Sumber: The Verge dan Audeze.

Tidak Sepintar The Dash, Bragi The Headphone Fokus Pada Fleksibilitas dan Penyajian Musik

Di tahun 2014, developer asal Jerman menawarkan sebuah gagasan menarik di tengah-tengah naik daunnya perangkat wearable. Tim bernama Bragi itu memperkenalkan The Dash, earphone pintar berkemampuan memonitor detak jantung dan kadar oksiken menggunakan teknologi mutakhir. Tapi selain mahal, konsumen ternyata lebih menyukai headphone wireless biasa.

Untuk produk baru mereka, Bragi memutuskan buat menanggalkan fungsi activity tracking dan fokus pada penyajian musik serta faktor fleksibilitas. Mereka memperkenalkan The Headphone, earphone nirkabel berkualitas suara jempolan dipadu kemudahan navigasi musik tanpa mengurangi kewaspadaan Anda terhadap keadaan di sekitar. Ketiadaan fitur pintar juga terbayarkan oleh daya tahan baterai dua kali lebih besar dan harga kurang dari separuh The Dash.

Bragi The Headphone 3

Desain The Headphone memang hampir mirip The Dash. Ia terdiri dari dua earbud ‘FitTip’ ergonomis, dengan tiga pilihan ukuran (S, M, L), dan dapat disimpan dalam case sekaligus unit charger. Device didukung konektivitas Bluetooth 4.0 untuk tersambung ke smartphone, tablet ataupun komputer personal; dan Anda bisa menggota-ganti lagu serta menerima panggilan telepon tanpa perlu mengeluarkan handset.

The Headphone memiliki tiga tombol fisik bersimbol ‘+’, ‘-‘ dan ‘o’, buat mengatur volume serta play/pause. Tombol tersebut juga dapat digunakan untuk navigasi dan mengaktifkan fitur, misalnya dua kali klik pada ‘o’ mengaktifkan fungsi next, tiga kali buat previous. Lalu dengan menekan ‘+’ selama beberapa saat, audio transparency segera menyala.

Bragi The Headphone 1

Ketika earphone lain umumnya mencoba mengisolasi pengguna melalui pemakaian sistem noise-cancelling agar musik tersuguh maksimal, menariknya, audio transparency malah memungkinkan Anda mendengar suara-suara eksternal. Melalui pendekatan tersebut, The Headphone serasi dengan konsep mobilitas earphone wireless: Anda tidak perlu menghentikan musik atau melepas perangkat saat ingin mengetahui keadaan di sekitar atau berbincang-bicang bersama kawan.

Bragi The Headphone 2

Produk memanfaatkan speaker Balanced Armature besutan Knowles Corporation, dengan profile A2DP, codec audio SBC serta AAC, dan ditopang kemampuan noise cencellation pasif; menyajikan frekuensi dari 20 sampai 20.000Hz. Driver mampu menghadirkan ‘kedalaman suara’, walaupun masih belum masuk ke kategori audiophile. Lalu kedua komponen The Headphone turut dilengkapi microphone MEMS yang di-setting secara custom.

Gerbang pre-order The Headphone sudah di buka di situs Bragi, akan berlangsung hingga tanggal 1 November 2016 nanti. Di sana, produk dijual seharga US$ 120.

Sumber: Bragi. Tambahan: Digital Trends.

Sennheiser Perkenalkan Headset dan Sepasang Amplifier Baru Untuk Gamer Pro

Potensi gaming yang menggiurkan berhasil menggoda sejumlah nama tersohor di bidang audio untuk turut berkecimpung. Sennheiser sendiri bukanlah pemain baru di sana, berbekal pengalaman puluhan tahun, tak butuh waktu lama bagi mereka buat menyaingi brand-brand gaming populer. Dan Senheisser baru saja memperkuat lini tersebut dengan tiga device baru.

Di acara Gamescom 2016 minggu lalu, perusahaan perangkat audio asal Jerman itu memperkenalkan headphone bernama GSP 300 dan dua amplifier, GSX 1000 serta GSX 1200 Pro. Meski ditargetkan buat gamer, tidak mengherankan jika mereka turut menarik perhatian konsumen audio secara umum. Alasannya, device-device ini merupakan produk pertama yang ditopang algoritma Sennheiser 7.1.

Sennheiser GSP 300

Headphone ini diracik buat menyuguhkan depth of field detail serta bass membahana demi memastikan pengalaman gaming yang lebih realistis. Bagian ear cup dan extender dicengkram oleh engsel bulat, sehingga pengguna bisa mudah menyesuaikannya dengan kepala mereka. Device dibekali bantalan memory foam – selain membuat GSP 300 nyaman dikenakan, bahan ini juga efektif untuk mengisolasi suara. Headband mengusung wujud ‘split‘ demi meminimalisir tekanan ke bagian atas kepala Anda.

Sennheiser GSP 300 1

GSP 300 turut dilengkapi teknologi noise-cancelling di boom mic-nya, membantu mengurangi gangguan dari bunyi-bunyian di sekitar Anda. Bagian ini juga dirancang lebih pendek agar suara nafas tidak tertangkap microphone. Untuk mengaktifkan mute, cukup tarik mic ke atas.

Headset mewakilkan sebuah era baru dan juga sebuah cara memperlihatkan komitmen kami di bidang gaming,” kata product manager gaming Sennheiser Andreas Jessen. “Filosofi produk kami ialah berkonsentrasi buat mendukung gamer, mengombinasikan desain tangguh dengan fitur dan performa yang konsumen harapkan dari headset Sennheiser.”

Sennheiser GSX 1000 & GSX 1200 Pro

Dalam meramu kedua amplifier ini, Sennheiser mencoba menawarkan audio kelas profesional pada gamer. Perangkat dibuat agar ergonomis, ditopang bermacam-macam software dan hardware khusus, dari mulai sistem surround sound anyar sampai metode agar sistem kendali device tidak memecah konsentrasi Anda. Sesuai namanya, tipe GSX 1200 Pro sendiri tujukan bagi para atlet eSport.

Sennheiser GSX 1200

Kedua amplifier ditenagai chip digitalto-analog converter (DAC) yang tidak memerlukan driver tambahan. Beberapa elemen audio di kendaraan turut digunakan di sana, misalnya penempatan bagian display agar mudah dilihat, serta pemakaian panel touch LED berwarna merah di latar belakang hitam, dikelilingi kenop volume. Saat tidak dipakai, layar secara otomatis akan berubah lebih redup.

Sennheiser GSX 1200 1

Ketiga produk akan mulai tersedia di akhir bulan September 2016. Daftar harganya dapat Anda lihat di bawah:

  • Sennheiser GSP 300 – US$ 100
  • Sennheiser GSX 1000 – US$ 230
  • Sennheiser GSX 1200 Pro – US$ 250

Sumber: press release & Sennheiser.

Elwn Fit Berikan Solusi Atas Dua Masalah Utama Earphone Wireless

Pemakaian smartphone sebagai perangkat utama buat menikmati musik memicu terobosan baru di ranah earphone. Selain tak lagi membutuhkan kabel, beberapa model mampu menghidangkan audio berkualitas tinggi. Tapi umumnya mereka memiliki dua kelemahan besar: terbatasnya kapasitas baterai serta masalah kenyamanan, disebabkan oleh bentuk telinga orang yang berbeda-beda.

Dua masalah ini menjadi fokus Elwn, tim developer asal Salt Lake City yang didirikan sepasang mantan teknisi Apple. Berbekal pengalaman menciptakan jutaan pasang headphone selama lebih dari 15 tahun, mereka menyingkap Elwn Fit di Kickstarter. Earphone ini dijanjikan sanggup menyuguhkan suara highdefinition, pas dikenakan oleh tiap orang, dan kita tidak perlu cemas soal daya tahan baterai.

Elwn Fit 1

Sebagai earphone Bluetooth, Elwn Fit terdiri dari dua bagian terpisah, yaitu kanan dan kiri. Tubuh device tersambung ke earbud, dan developer mengklaim bobotnya sangat ringan. Dan ketika produk lain biasanya hanya menyediakan tiga sampai empat ukuran bud, Elwn menyajikan 48 jenis aksesori berbeda, memberikan keleluasaan dalam kustomisasi. Aksesori tersebut hadir berupa eartip silikon dan busa, kait over-ear, hingga earfin ala sirip ikan hiu mirip Infinix X-Band; semuanya menghasilkan 180 kombinasi.

Lalu bagaimana dengan baterainya? Developer percaya, sudah seharusnya proses charging tidak mengganggu pengalaman kita menikmati musik. Solusi mereka adalah Infinity Band, modul detachable dengan baterai tambahan dan dua kabel plus colokan microUSB untuk disambungkan ke masing-masing bagian Elwn Fit. Saat terkoneksi Infinity Band, penampilan Elwn Fit jadi mirip Plantronics BackBeat Go, menjaganya tetap aktif hingga 6,5 jam.

Elwn Fit 2

Melalui metode tersebut, Elwn Fit pada dasarnya bisa digunakan terus-menerus tanpa henti. Sewaktu baterai earphone terisi penuh, Anda tinggal melepas Infinity Band, men-charge-nya kembali, dan mengulangi langkah-langkah ini. Prosesnya sederhana, tidak perlu menunggu, dan sama sekali tidak menghentikan lagu.

Demi memastikan penyajian suaranya maksimal, developer membenamkan driver micro dynamic, teknologi soundsync, fitur noise-cancelling, dan teknologi CSR aptX, menjanjikan mutu audio sekelas CD meski terkoneksi lewat Bluetooth 4.2. Ia juga dilengkapi microphone buildin, memudahkan Anda menjawab panggilan telepon secara handsfree.

Elwn Fit dapat Anda pesan sekarang di situs crowdfunding Kickstarter, ditawarkan seharga mulai dari US$ 130. Bundel pembelian sudah termasuk sepasang earphone wireless, Infinity Band, dan 48 aksesori – lebih murah US$ 70 dari perkiraan harga retail. Pengiriman rencananya akan dilakukan di bulan Desember 2016.

SteelSeries Siberia 840 Padukan Performa Andal Siberia 800 dan Koneksi Bluetooth

Harga premium SteelSeries Siberia 800 tidak menghalanginya jadi headphone favorit para gamer hardcore. Produk memperoleh banyak pujian dari media-media ternama dunia, tapi ada satu hal yang dikeluhkan para pemiliknya: ketiadaan konektivitas Bluetooth. SteelSeries mengetahui hal ini, dan mencoba memperbaiki kekurangan tersebut di penjelmaan baru Siberia 800.

Lewat website-nya, produsen gaming gear asal Denmark itu menyingkap Siberia 840, headphone spesialis gamer profesional yang dijanjikan mengusung segala fitur andalan dan performa mumpuni Siberia 800, plus dukungan Bluetooth. Dengan begitu, lebih banyak konsumen bisa menikmati kecanggihannya karena device dapat tersambung ke PC Windows, Mac, console Xbox One dan PlayStation 4, serta beragam perangkat bergerak.

SteelSeries Siberia 840 2

Dalam prakteknya, Siberia 840 tak cuma mendukung kegiatan gaming. Anda tidak perlu mengganti headphone saat ingin mendengarkan musik, melakukan video call, ataupun menjawab panggilan telepon. Selain kapabilitas yang lebih universal, Anda juga tidak usah melepas Siberia 840 sewaktu ingin mengetahui status headset. Perangkat turut disertai boks transmiter dengan layar indikator OLED.

Di sana, Anda bisa memilih mengustomisasi profile, memilih sumber audio, dan melihat level baterai. Via kenop, Anda dapat menentukan besar kecilnya volume serta menjelajahi konten setting. Pengguna juga dipersilakan mengubah tingkatan output, misalnya membuat suara lawan bicara lebih terdengar, atau sebaliknya jika Anda ingin lebih fokus pada permainan ataupun film.

SteelSeries Siberia 840 4

SteelSeries Siberia 840 mempunyai spesifikasi serupa Siberia 800, menyuguhkan ruang virtual menyeluruh lewat output surround 7.1 yang ditopang tiga teknologi Dolby berbeda. SteelSeries juga menggunakan teknologi ‘frequencyhopping‘ demi memastikan tidak adanya keterlambatan (lag) antara permainan dan headphone.

Di sana ada driver neodymium 40-milimeter, menghidangkan frekuensi dari 20Hz sampai 20KHz dengan volume maksimal 100dB. Microphone mampu merespons input dari frekuensi 100Hz hingga 10KHz. Headphone mengambil tenaga dari baterai rechargeable 1.000mAh, diklaim sanggup bertahan hingga 20 jam dalam pemakaian ‘normal’. Siberia 840 dapat bekerja efektif hingga jarak maksimal 10 meter.

SteelSeries Siberia 840 3

Di balik penampilan Siberia 840 yang sederhana, faktor kenyamanannya tidak perlu diragukan. Headphone dibekali bantalan berbahan memory foam dengan desain cup tertutup, mempunyai bobot total 318gram.

Sekali lagi, kualitas memang menuntut harga yang tidak murah. SteelSeries menjajakan Siberia 840 seharga US$ 350. Satu bundel produk sudah termasuk dua unit baterai, enam kabel (optical, USB, power, analog, mobile, dan chat), serta unit adapter.

Sumber: SteelSeries.

V-MODA Merger dengan Dedengkot Drum Machine Asal Jepang, Roland

Apa jadinya ketika salah satu pabrikan headphone terpopuler merger dengan produsen instrumen musik elektronik legendaris? Keduanya punya peluang merevolusi industri musik, dan inilah yang tengah dikejar oleh V-MODA dan Roland.

Ya, tepat tanggal 8 Agustus kemarin, produsen headphone premium tersebut secara resmi mengumumkan bahwa mereka akan merger dengan Roland. Roland yang dikenal akan produk-produk seperti drum machine, keyboard dan synthesizer tersebut membeli 70 persen total saham V-MODA.

Kedua perusahaan masih akan beroperasi secara mandiri, dan Val Kolton selaku pendiri V-MODA juga masih akan menjabat sebagai CEO. Kendati demikian, keduanya punya visi besar dalam memadukan spesialisasi masing-masing untuk merevolusi industri musik.

Ketertarikan Roland pada V-MODA sendiri berawal ketika timnya menjajal headphone Crossfade M100, yang ternyata dinilai paling pas untuk mereproduksi suara drum machine bikinan mereka. Setelahnya, kedua pihak saling bertemu dan berdiskusi mengenai perkembangan industri musik dan inovasi apa yang bisa mereka suguhkan dengan berkolaborasi.

Menurut laporan Billboard, V-MODA dan Roland sudah mulai mengerjakan sejumlah produk bersama, mulai dari speaker Bluetooth, headphone sampai perangkat pemutar musik lainnya. Pun demikian, kedua pihak juga berjanji untuk mengungkap inovasinya di bidang produksi musik pada tanggal 9 September mendatang.

Bagi kita para konsumen, merger ini terdengar menarik mengingat kedua perusahaan benar-benar punya pengalaman panjang di bidangnya masing-masing. Kolaborasi mereka sudah bisa dipastikan bakal melahirkan produk-produk yang punya daya tarik tersendiri.

Sumber: Billboard dan V-MODA.