OpenSignal: Telkomsel Masih Jadi Operator Terbaik di Indonesia

OpenSignal kembali menerbitkan laporan State of Mobile Networks Indonesia untuk bulan Juni 2018. Laporan ini memberikan gambaran tentang kualitas dan kuantitas jaringan operator seluler di Indonesia. Sebagaimana laporan sebelumnya di bulan Desember 2017, Telkomsel memimpin di hampir semua aspek. Bedanya kali ini Smartfren mulai menunjukkan tajinya dengan memenangkan kategori Kecepatan Pengunduhan Keseluruhan dan Ketersediaan Jaringan 4G.

Metodologi yang digunakan OpenSignal adalah rangkuman speedtest menggunakan aplikasi OpenSignal di periode 1 Februari – 1 Mei 2018 dengan pengukuran 11,7 juta kali dengan 1,2 juta alat uji.

Screen Shot 2018-06-06 at 09.49.59

Telkomsel menguasai kategori Kecepatan Pengunduhan 4G, Kecepatan Pengunduhan 3G, Kecepatan Pengunggahan 4G, Latency 4G, dan Latency 3G. Kecepatan rata-rata pengunduhan di jaringan 4G Telkomsel mencapai 12,86 Mbps, di jaringan 3G mencapai 4,99 Mbps, dan kecepatan pengunggahan 4G mencapai 7,26 Mbps.  

Smartfren sendiri, karena jaringannya hanya untuk 4G dan tidak lagi mengakomodasi 3G, berhasil memenangkan dua kategori. Meskipun demikian, patut diapresiasi bahwa Kecepatan Pengunduhan 4G Smartfren mencapai 9,83 Mbps, lebih unggul dibanding XL Axiata yang sebelumnya membuntuti Telkomsel.

Screen Shot 2018-06-06 at 09.50.10

Laporan tersebut juga menunjukkan Indosat Ooredoo adalah operator dengan kualitas jaringan “terburuk”. Indosat berada di posisi bawah untuk hampir semua kategori. Satu-satunya “keunggulan” Indosat dibanding Telkomsel adalah persentase jaringan 4G dibandingkan total jaringan keseluruhan yang mencapai 70%. Smartfren sebagai pemenang kategori ini mencatatkan angka 92%, sedangkan Telkomsel masih stagnan berada di posisi paling bawah kategori ini dengan 69%.

Secara regional, OpenSignal mencoba memetakan kualitas dan kuantitas jaringan untuk sejumlah kota dengan hasil yang tak jauh berbeda. Meskipun Telkomsel terus mendominasi, Smartfren mulai memberikan kejutan, khususnya di kota Makassar dan Surabaya.

Screen Shot 2018-06-06 at 09.50.29

Indosat Ooredoo Spent Rp8 Trillion to Improve “4G Plus” Network Quality

Following Indosat Ooredoo’s plan to re-focus to the core business as a cellular operator, Joy Wahjudi, CEO & President Director of Indosat Ooredoo, talked about the aggressive plan to expand “4G Plus” network outside Java (4/18).

Lampung as a pilot project

Indosat Ooredoo outlines its achievements with primary focus on expanding 4G network outside of Java. Lampung is the first location to launch the project. Currently, almost 98% of the area is in Indosat Ooredoo’s 4G network coverage, consists of 15 districts, 215 sub-districts, and 600 BTS.

The main reason to focus on Lampung is for preparation to welcome Lebaran 2018. Lampung is known as the most visited area for those traveling across Sumatra.

“Later, the concept in Lampung will be applied to other cities outside Java,” Wahjudi said.

By the end of 2018, there will be four cities in Sumatera, two in Sulawesi, and one in Borneo to get the “4G Plus” network.

“The term ‘Plus’ we used in the 4G network is an additional feature only for Indosat Ooredoo’s users,” he said.

In that occasion, Indosat Ooredoo also announced the latest promotion to be launched before Ramadhan. The packages are daily unlimited of Rp5000 with 500MB FUP quota and 7-day Unlimited of Rp12,000 with 1GB FUP quota.

Network expansion investment

To improve the quality of its technology and network expansion, Indosat Ooredoo is ready to spend Rp8 trillion, about 80% of this year’s budget.

“To support this commitment, we’ve set a higher capex to Rp8 trillion. It reflects our determination in expanding and improving Indosat Ooredoo network quality all over Indonesia,” Wahjudi added.

Regarding the other 20%, Kustanto, Group Head Network Strategy, Architecture, and Solution of Indosat Ooredoo said that the funding will be used to complete the IT (Information Technology) component for registration service and other supporting aspects.

“Indosat wants to return to its core business to build network quality for customers’ satisfaction,” Kustanto said.

Starting from Lampung in 2018, Indosat Ooredoo targets more cities to enjoy 4G Plus by the end of 2020.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Tak Ada Investasi Baru untuk Bisnis B2B Indosat Ooredoo

Indosat Ooredoo tahun ini kembali fokus mengembangkan jaringan 4G di seluruh Indonesia. Kepada DailySocial, President Director dan CEO Indosat Ooredoo, Joy Wahjudi mengungkapkan, bisnis digital yang dianggap menguntungkan masih dipertahankan, termasuk IMX, layanan cloud, dan program inkubasi Ideabox.

Disinggung apakah ada inovasi atau investasi yang bakal diberikan perusahaan untuk bisnis digital yang tersisa, Joy menegaskan saat ini bisnis yang kebanyakan menyasar pasar B2B tersebut masih berjalan dengan baik tanpa investasi tambahan.

“Sejauh ini masih in-line model bisnisnya dengan Indosat Ooredoo. Bukan tidak diteruskan tapi sudah established. Berjalan selama dua tahun dengan bisnis sendiri layaknya anak perusahaan Indosat Ooredoo,” kata Joy.

Berbeda saat dua tahun lalu yang banyak diwarnai eksperimen di sektor digital, tahun ini Indosat Ooredoo fokus ke core business-nya, yaitu membangun jaringan. Hal tersebut, menurut Joy, mulai diterapkan kembali oleh operator telekomunikasi lainnya.

“Saya lihat semua operator saat ini sudah mulai fokus dengan bisnis awalnya. Mungkin masih ada yang mencoba untuk mengembangkan bisnis digitalnya, contohnya Telkomsel dengan layanan TCash milik mereka,” kata Joy.

Menambah kemitraan

Selama ini Indosat sudah menjalin kemitraan dengan brand asing yang sudah dikenal namanya, seperti Spotify dan Iflix, yang diklaim cukup membantu Indosat memperluas kegiatan pemasaran.

“Sesuai dengan rencana awal, Indosat Ooredoo tidak sembarangan memilih kemitraan dengan brand lokal dan asing. Meskipun akan mengeluarkan biaya yang cukup besar, namun jika brand yang kami gandeng tepat, akan memberikan keuntungan lebih untuk Indosat Ooredoo,” kata Joy.

Selain menambah jumlah kemitraan, perusahaan juga berencana untuk menambah jumlah galeri Indosat Ooredoo di seluruh Indonesia. Dengan menawarkan konsep franchise, diharapkan kegiatan ini bisa menambah jumlah pelanggan pasca bayar Indosat Ooredoo.

“Berbeda dengan operator lain yang memiliki produk khusus untuk menambah jumlah pelanggan pascabayar, kami di Indosat justru ingin melakukan pendekatan secara offline demi menambah jumlah adopsi pelanggan pascabayar,” kata Joy.

Mengklaim memiliki pengalaman yang lebih di dunia telekomunikasi, Joy berharap kembalinya mereka ke core business dan investasi yang digelontorkan di segmen ini bakal meningkatkan pendapatan dan menambah jumlah pengguna baru.

Indosat Ooredoo Gelontorkan Rp8 Triliun untuk Tingkatkan Kualitas Jaringan “4G Plus”

Melanjutkan rencana Indosat Ooredoo yang fokus ke bisnis utama sebagai operator seluler, hari ini (18/04), President Director & CEO Indosat Ooredoo Joy Wahjudi mengungkapkan rencana agresifnya memperluas jaringan “4G Plus” di luar pulau Jawa.

Lampung sebagai pilot project 

Indosat Ooredoo menjabarkan pencapaian yang telah diperoleh dengan fokus utamanya menambah jaringan 4G di luar pulau Jawa. Lampung menjadi lokasi pertama Indosat Ooredoo untuk melancarkan kegiatan ini. Saat ini sudah hampir 98% wilayah di Lampung sudah tersebar jaringan “4G Plus” Indosat Ooredoo, yang terdiri dari 15 kabupaten, 213 kecamatan dan sekitar 600 BTS.

Alasan utama Lampung menjadi fokus Indosat Ooredoo untuk peningkatan jaringan 4G Plus di luar pulau Jawa adalah sebagai persiapan Indosat Ooredoo menyambut mudik lebaran 2018. Lampung selama ini dikenal sebagai kawasan yang paling banyak dimanfaatkan pemudik lintas Sumatra.

“Nantinya konsep yang telah diterapkan di Lampung akan kami terapkan kembali di kota-kota lainnya di luar pulau Jawa,” kata Joy.

Meskipun masih enggan menyebutkan kota apa saja yang bakal disambangi perusahaan untuk perluasan jaringan “4G Plus” usai Lampung, Joy menyebutkan hingga akhir tahun 2018 ada empat kota di Sumatra, dua di Sulawesi dan satu di Kalimantan yang akan ditingkatkan jaringannya menjadi “4G Plus”.

“Istilah ‘Plus’ yang kami gunakan dalam jaringan 4G Indosat Ooredoo adalah layanan tambahan yang hanya bisa dinikmati oleh pengguna Indosat Ooredoo,” kata Joy.

Dalam kesempatan tersebut Indosat Ooredoo juga mengumumkan layanan terbaru yang rencana akan diluncurkan menjelang bulan suci ramadhan. Di antaranya adalah paket Unlimited harian (sachet) Rp5 ribu dengan kuota 500MB dan paket unlimited 7 hari senilai Rp12 ribu dengan kuota 1GB.

Investasi pengembangan jaringan

Untuk memastikan teknologi dan peningkatan jaringan berjalan dengan sempurna, Indosat Ooredoo menggelontorkan Rp8 triliun, sekitar 80% dari dana yang disiapkan. 

“Untuk mendukung komitmen ini, kami telah menambah capex menjadi Rp 8 Triliun. Hal ini mencerminkan keseriusan kami dalam melakukan ekspansi dan meningkatkan kualitas jaringan Indosat Ooredoo di seluruh Indonesia,” kata Joy.

Disinggung akan digunakan untuk apa sisa 20% dari dana tersebut, Group Head Network Strategy, Architecture, and Solution Indosat Ooredoo Kustanto menyebutkan, dana tersebut akan digunakan untuk melengkapi komponen IT (Information Technology) untuk layanan pendaftaran dan aspek pendukung lainnya.

“Indosat ingin kembali ke core bisnis yaitu membangun kualitas jaringan demi kepuasan pelanggan,” kata Kustanto.

Diawali Lampung tahun 2018 ini, Indosat Ooredoo menargetkan hingga akhir tahun 2020 akan bertambah lagi kota-kota yang bakal menikmati jaringan 4G Plus.

 

10 Video Terpopuler #DStour Sepanjang Tahun 2017

Sepanjang tahun 2017 DailySocial dengan program #DStour telah mengunjungi beberapa kantor startup di Indonesia. Selain mendapatkan perhatian khusus dari pembaca, segmen #DStour juga ternyata dinantikan oleh pembaca setia DailySocial dan audience dari channel YouTube DailySocial. Dalam kesempatan berikut kami rangkum 10 liputan #DStour terfavorit berdasarkan jumlah kunjungan audience di YouTube DStv.

1. Go-Jek

Setelah sebelum menempati beberapa kantor di kawasan Kemang Jakarta Selatan, sekitar pertengahan tahun 2017 lalu Go-Jek memindahkan ribuan karyawannya ke gedung kantor baru di Pasaraya Blok M Jakarta Selatan. Kantor dua lantai tersebut di desain dengan gaya modern, nyaman dan sarat dengan ruangan meeting hingga open space untuk bekerja.

2. Indosat Ooredoo

Memasuki posisi kedua kantor Indosat Ooredoo ternyata mendapatkan perhatian lebih dari pembaca DailySocial. Gedung yang direnovasi dengan nuansa dinamis sarat dengan fasilitas bekerja lengkap dan bermain, menjadikan kantor Indosat Ooredoo menarik perhatian dari audience.

3. Female Daily

Di urutan ketiga kantor startup Female Daily ternyata paling banyak dicari oleh pembaca DailySocial. Gedung kantor yang terletak di Kemang Jakarta Selatan ini, diwarnai dengan ruang kerja open space dan halaman belakang yang asri dengan kolam renang dan studio milik Female Daily.

4. Bhinneka

Salah satu layanan e-commerce pertama di Indonesia Bhinneka menempati posisi ke empat dalam peringkat liputan DailySocial terfavorit. Kantor yang memiliki toko ini, juga dilengkapi dengan kafe dan layanan untuk pelanggan Bhinneka. Memadukan gaya kasual dan nuansa kental Indonesia, menjadikan kantor Bhinneka unik dan menarik.

5. Amartha

Masih dari kawasan Kemang Jakarta Selatan, kantor startup yang satu ini dulunya adalah gudang furnitur yang kemudian diubah menjadi kantor startup dengan dua tingkat. Sarat dengan nuansa kayu dan konsep open space, menjadikan kantor Amartha tampil elegan untuk sebuah kantor startup.

6. Rework Coworking Space

Sepanjang tahun 2017 juga diramaikan dengan kehadiran coworking space dengan konsep unik, menarik sarat dengan fasilitas pendukung lengkap. Salah satu coworking space yang menjadi perhatian dari DailySocial adalah Rework, yang terletak di kawasan Kuningan Jakarta Selatan. Menempati posisi ke enam, coworking space Rework mendapatkan minat audience dari channel Youtube DailySocial.

7. Koinworks

Sebagai startup fintech P2P lending, KoinWorks memiliki gedung kantor yang menarik dengan konsep open space. Sarat dengan murral dan lukisan unik, kantor startup yang terletak di Jakarta Pusat ini menarik untuk dinikmati dan menjadi pilihan ketujuh oleh audience.

8. Freeware

Satu lagi liputan coworking space yang menarik perhatian banyak audience. Memiliki konsep premium dan terletak di kawasan bisnis Jakarta Selatan SCBD, coworking space Freeware sarat nuansa modern dan elegan sekaligus fasilitas pendukung lengkap untuk bekerja.

9. Blanja

Sebagai salah satu layanan e-commerce yang semakin eksis di Indonesia, Blanja juga memiliki gedung kantor yang menarik untuk dinikmati. Terletak di kawasan Pancoran Jakarta Selatan, kantor Blanja dilengkapi dengan ruang fitness dan olah raga, pantry hingga lounge dan konsep open space untuk bekerja pegawai.

10. Gowork

Di urutan terakhir coworking space yang satu ini ternyata menjadi perhatian dari audience. Terletak di Jakarta Pusat, coworking space yang satu ini memiliki konsep yang casual layaknya sedang berada di rumah atau apartemen. Dengan desain yang minimalis namun cukup luas untuk bekerja.

Former Indosat CEO, Alexander Rusli, on Telecom’s Challenges

At Wild Digital event on Thursday, (11/16), former CEO & President of Indosat Ooredoo Alexander (Alex) Rusli discussed today’s and future’s issues regarding telecommunication companies.

“Since took part as CEO of Indosat Ooredoo, my three main focuses are: technology reconstruction, talent investment, go digital and focus on technology,” Rusli said.

During Rusli’s tenure, Indosat Ooredoo had created several partnerships on digital features, including Cipika Play, Cipika Books, Dompetku, and others. However, all Indosat digital products, except for IMX, are shut down in 2017. Indosat decided to “back to basic” by becoming a telecom operator.

“Nearly 99% of Indosat Ooredoo customers are using prepaid. Revenue comes from 80% of regular business and only 20% from digital,” Rusli said.

Telecom operators must be ready to pivot

For several operator’s shortcomings , such as unsavvy management of big data, with the right partnership they claimed to be able to produce fine goods savored by customers.

“Our successful partnerships are with Facebook and Iflix. The global partnership is deliberately done due to the availability of our existing product, rather than starting from the scratch,” Rusli added.

However, only a few of global companies are willing to customize their technology with Indosat Ooredoo. Iflix alone is willing to make adjustments, while Spotify is unwilling to make changes.

“My suggestion for local to foreign companies expecting partnership with telecommunication operators is to be able to adjust and willing to make changes,” Rusli said.

Mentioning the increasing number of operators which having difficulties in developing business nowadays, Rusli said regarding the difficulties, it’s not only happened with Indonesia’s telecommunication operators but as well in other countries.

“I see the future of telecom operator company should be able in pivoting and trying new stuff, while convincing the ecosystem,” Alex said.


Disclosure: DailySocial is a media partner of Wild Digital Indonesia
Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Cerita Alexander Rusli Soal Tantangan yang Dihadapi Operator Telekomunikasi

Dalam acara Wild Digital yang digelar hari Kamis (16/11), mantan CEO & President Indosat Ooredoo Alexander (Alex) Rusli hadir dalam sesi diskusi. Alex yang menjabat sebagai CEO selama 5 tahun terakhir masih aktif dalam berbagai kegiatan, termasuk menjadi salah satu tamu di acara Wild Digital membahas tantangan yang dihadapi perusahaan telekomunikasi saat ini dan ke depannya.

“Sejak menjabat sebagai CEO di Indosat Ooredoo, fokus utama saya ada tiga, yaitu membenahi teknologi, berinvestasi kepada talenta, dan tentunya go digital dan fokus kepada teknologi,” kata Alex.

Hal tersebut dibuktikan Alex dengan beberapa kemitraan hingga fitur digital yang dihadirkan perusahaan, termasuk Cipika Play, Cipika Books, Dompetku, dan lainnya. Namun di tahun 2017, semua produk digital Indosat, kecuali IMX, ditutup. Indosat memutuskan kembali ke khitah dengan menjadi perusahaan operator telekomunikasi.

“Saat ini hampir 99% pelanggan Indosat Ooredoo adalah pelanggan kartu prabayar. Revenue datang 80% dari bisnis tradisional dan hanya 20% saja berasal dari digital,” kata Alex.

Perusahaan operator telekomunikasi harus bisa pivot

Meskipun menyadari masih banyak kekurangan dari perusahaan operator telekomunikasi, seperti kurang cerdas mengelola big data, dengan kemitraan yang tepat mereka diklaim mampu menghasilkan produk yang baik dan digemari pelanggan.

“Kemitraan kita yang terbilang sukses di antaranya adalah dengan Facebook dan Iflix. Kemitraan dengan partner global tersebut sengaja kami lakukan karena memudahkan kami untuk menghadirkan produk yang sudah ada, dibandingkan harus membuat dari awal,” kata Alex.

Namun demikian tidak banyak perusahaan global tersebut yang bersedia untuk melakukan kustomisasi terkait teknologi mereka dengan Indosat Ooredoo. Hanya Iflix saja yang bersedia untuk melakukan penyesuaian, sementara layanan musik streaming berlangganan Spotify, enggan untuk melakukan perubahan.

“Saya menyarankan untuk perusahaan lokal hingga asing yang ingin bermitra dengan perusahaan operator telekomunikasi harus bisa menyesuaikan dan bersedia melakukan perubahan yang ada,” kata Alex.

Disinggung tentang makin banyaknya perusahaan operator telekomunikasi yang mengalami kesulitan mengembangkan bisnis saat ini, Alex mengungkapkan tidak hanya di Indonesia saja perusahaan operator telekomunikasi yang mengalami kesulitan tersebut, namun juga perusahaan operator telekomunikasi di negara lainnya.

“Untuk itu saya melihat selanjutnya perusahaan operator telekomunikasi harus bisa melakukan pivoting dan mencoba sesuatu yang baru, sekaligus meyakinkan ekosistem,” kata Alex.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner Wild Digital Indonesia.

IWIC Kembali Digelar, Tantang Pengembang Lokal Berinovasi dengan Cakupan Global

Indosat Ooredoo Wireless Innovation Contest (IWIC) akan kembali digelar untuk ke-11 kalinya. Mengusung tema utama “Digital Nation”, IWIC ingin mengajak generasi muda Indonesia dan dunia berkompetisi menciptakan ide dan aplikasi yang bermanfaat bagi masyarakat secara global.

Pada program IWIC ke-11, kategori kompetisi yang dapat diikuti yaitu: Kids & Teens, Beginner, Professional, dan Women & Girls. Kategori-kategori ini akan berkompetisi untuk ide dan aplikasi di bidang Entertainment, Utility, Media, dan juga Special Needs. Para peserta dapat membuat ide dan aplikasi untuk sistem operasi Android, iOS, atau Windows Mobile.

Sesuai dengan visinya, IWIC memiliki tujuan untuk menumbuhkan dan menemukan minat-minat baru generasi muda di dunia digital, sekaligus untuk memenuhi kebutuhan talenta digital Indonesia seiring dengan tingginya tren penggunaan aplikasi mobile. IWIC juga membuka peserta dari berbagai negara sejak tahun lalu, bertujuan untuk membuat para talenta muda Indonesia mampu hadir dan bersaing dengan pemain global.

President Director & CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli dalam penjelasannya menyampaikan:

“Di usia 50 tahun ini kami ingin menegaskan kembali komitmen kami mewujudkan Indonesia Digital Nation melalui visi kami menjadi perusahaan digital terkemuka di Indonesia. Kompetisi IWIC ke-11 ini merupakan bentuk komitmen kami mewujudkan visi tersebut, sebuah ajang kompetisi inovasi teknologi di bidang mobile pertama dan secara konsisten dilakukan sejak 10 tahun yang lalu.”

Setelah sepuluh tahun penyelenggaraannya, program unggulan Indosat Ooredoo ini telah mengumpulkan lebih dari 10.703 proposal ide dan aplikasi digital anak bangsa. beberapa dari karya inovatif pemenang IWIC telah dapat dinikmati oleh masyarakat.

“Kami berharap semakin banyak aplikasi yang bisa dinikmati masyarakat, karena ke depan para developer akan dapat berkenalan dengan API Indosat Ooredoo. API merupakan perangkat fungsi dan protokol untuk membangun aplikasi perangkat lunak. API yang disediakan Indosat Ooredoo akan memberikan akses lebih cepat terhadap sebuah aplikasi untuk dapat berinteraksi dengan pelanggan,” imbuh Alexander.

IWIC ke-11 juga dimeriahkan dengan rangkaian kegiatan roadshow dan gathering komunitas, hackathon dan bootcamp menjelang grand final IWIC. Para pemenang IWIC akan mendapatkan berbagai hadiah menarik diantaranya uang tunai senilai total ratusan juta rupiah serta kesempatan untuk mengunjungi berbagai perusahaan global.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi http://iwic.indosatooredoo.com.

Disclosure: DailySocial merupakan media partner Indosat Ooredoo Wireless Innovation Contest.

Strategi Perluasan Mitra untuk Penetrasi Pengguna ala PayPro

PayPro adalah pengusung layanan dompet virtual yang menggunakan nomor ponsel sebagai sebuah identitas transaksi, layaknya nomor rekening. Strategi sistem ini dinilai efektif, mengingat visi PayPro memfasilitasi kebutuhan finansial non tunai untuk masyarakat yang belum memiliki akun perbankan (unbanked). Selain menghadirkan layanan mendasar, PayPro mencoba memperluas fungsionalitas sistem yang dimiliki dengan menjalin kemitraan khusus dengan penyedia jasa angkutan bajaj di Jakarta.

Chief Marketing Officer PayPro Heidi Bokau menjelaskan kepada DailySocial sekurangnya ada sekitar 800 bajaj yang telah dan akan menerapkan fitur ini. Setiap armada bajaj akan dilengkapi dengan QR Code sehingga memungkinkan pengguna untuk melakukan pembayaran secara non tunai menggunakan aplikasi PayPro. Pendekatan ini dilandasi kebutuhan masyarakat saat ini. Layanan on-demand yang sudah ada terbukti memberikan banyak efektivitas dan transparansi dalam pembayaran dan penggunaan jasa angkutan umum.

Tetap bermitra strategis dengan Indosat Ooredoo

Menjelang akhir kuartal pertama tahun 2017 lalu, Indosat Ooredoo mulai mengumumkan rebranding layanan Dompetku menjadi PayPro. Di waktu yang sama, pihaknya mengumumkan PayPro akan berbadan hukum terpisah dengan Indosat, bahkan tidak memiliki afiliasi sama sekali dari sisi legal. Strategi peleburan Dompetku ke PayPro adalah hasil kerja sama strategis antara perusahaan dengan PT Solusi Pasti Indonesia (SPI) sebagai pengembang platform over the top (OTT).

Kendati demikian, Heidi menerangkan secara singkat bahwa PayPro masih bermitra strategis dalam urusan bisnis bersama Indosat.

“Sampai dengan saat ini Indosat adalah mitra strategis PayPro dan agenda PayPro adalah untuk terus mendukung Gerakan Nasional Non Tunai yang dicanangkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2014,” ujar Heidi.

Alasan lain yang juga masuk akal, PT SPI belum memiliki lisensi e-money dari Bank Indonesia untuk mengoperasikan layanan pembayaran digital. Lisensi PayPro disebutkan masih dimiliki Indosat. Indosat sendiri sudah mendapat lisensi dari BI sejak tahun 2009.

Optimasi QR Code untuk perluasan layanan

Memiliki berbagai fitur transaksi layanan sistem yang dimiliki perbankan, PayPro menilai bahwa debutnya di masyarakat akan diterima. Terlebih dengan berbagai kemudahan, termasuk kemampuan untuk pengisian saldo dan tarik tunai melalui seluruh cabang Alfamart dan Indomaret di Indonesia, layaknya representasi sistem ATM perbankan.

Fitur lain yang coba dioptimalkan adalah model pembayaran dengan QR Code yang dimiliki PayPro. Melalui layanan ini, PayPro ingin coba memfasilitasi transaksi yang sehari-hari dibutuhkan masyarakat, mulai dari transportasi hingga kebutuhan pokok.

“Ke depannya PayPro ingin menjadi yang terdepan dalam hal pembayaran non tunai. Bayangkan apabila kita membeli sayur atau makan siomay dan melakukan pembayaran cukup dengan melakukan scan QR Code sehingga tidak memerlukan uang tunai,” terang Heidi.

Application Information Will Show Up Here

GoToMalls Jalin Kerja Sama dengan PayPro

Berdiri sejak Juli 2016, platform direktori promosi, diskon dan penjualan barang GoToMalls mengklaim sudah menjalin kerja sama dengan lebih dari 400 mall di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di dalamnya lebih dari 6000 toko atau outlet penjual barang. Hal ini juga dinilai menjadi faktor pertumbuhan jumlah kunjungan layanan mall online tersebut. Dalam tahun pertama telah membukukan lebih dari lima juta pengunjung harian.

Selain efektivitasnya dalam persebaran dan promosi produk –karena menjangkau pangsa pasar yang lebih luas—adanya model mall online ini juga dinilai banyak menguntungkan para gerai. Pasalnya selain tetap dapat melakukan penjualan langsung di toko, mereka bisa mendorong penjualan yang lebih banyak melalui kanal online melalui serangkaian informasi promosi dan diskon. Terlebih sistem pembayaran juga terintegrasi dengan berbagai layanan dompet elektronik, salah satunya yang baru dijalin kerja samanya, yakni dengan PayPro dari Indosat Ooredoo.

CEO GoToMalls Bruno Zysman menjelaskan, pada fase pertama kolaborasi GoToMalls.com dengan PayPro selain memfokuskan pada sistem jual beli, juga ingin menemukan model yang sesuai dengan kebutuhan pangsa pasar, baik untuk online ataupun offline. Beberapa pendekatan di fase awal yang dilakukan salah satunya dengan memberikan promosi diskon untuk pembeli yang menggunakan dompet elektronik tersebut.

Kerja sama ini juga dapat dilihat sebagai “langkah aman” yang dipilih oleh GoToMalls, pasalnya jika mengembangkan sistem e-wallet sendiri, maka mereka berkewajiban mendapatkan lisensi dari BI. Sementara untuk mendapatkan lisensi tersebut tidak mudah, pemain lain seperti Tokopedia atau Shopee yang memilik e-wallet sendiri harus membekukan transaksi –karena sudah memutarkan uang lebih dari 1 miliar rupiah di sana, sebagai batas awal diperlukannya lisensi e-money dari BI.

 

Screenshot 2017-10-18 at 15.51.11

Selain menghadirkan fitur pembayaran melalui e-wallet, untuk meningkatkan pelanggan toko dan merchant, GoToMalls juga menghadirkan fitur penilaian dan ulasan. Dengan begitu sangat memungkinkan manajemen mall dan retail brand dapat memahami kebutuhan pelanggan dan keinginan pelanggan.

“Melalui fitur-fitur ini diharapkan target pengunjung di tahun 2017 dapat meningkat mencapai 10 juta yang masuk ke mall untuk belanja sesuai kebutuhan mereka. Maka dari itu target bisnis kami harus dapat meningkatkan merchant untuk menarik perhatian pengunjung,” ujar Bruno.

Kehadiran fitur ini dinilai sesuai untuk membantu pusat perbelanjaan berkomunikasi dengan cara digital. Rencananya ke depan GoToMall dapat memicu fitur-fitur lain untuk menjadi partner merchant, menambah mitra pembayaran yang terintegrasi dan pelayanan transportasi online untuk memudahkan pesan antar menuju ke mall.