Panduan Lengkap Menggunakan Instagram Hingga Mahir

Facebook, Twitter dan Instagram bisa dibilang sebagai trio jejaring sosial yang paling menguasai ranah interaksi di dunia maya. Hampir sebagian besar pengguna Facebook juga mempunyai akun Instagram begitu juga Twitter. Namun nama terakhir sedang berada di atas angin dan menjadi jejaring sosial paling cepat bertumbuh dalam lima tahun terakhir. Tentang apa itu Instagram selengkapnya bisa Anda baca di artikel ini, lengkap sekali.

Kendati Instagram kerap dipergunakan untuk keperluan jualan dan branding, daya tarik jejaring sosial ini sulit untuk ditolak. Dan jika Anda termasuk yang sudah diambang untuk bergabung, kami sudah siapkan kumpulan tips dan panduan lengkap cara menggunakan Instagram untuk pemula, yang akan membantu Anda lebih cepat memahami fitur dan kegunaannya.

Membuat Akun Instagram

Seperti di layanan online lainnya, untuk bisa berinteraksi di Instagram, Anda wajib membuat akun terlebih dahulu. Proses pembuatan akun bisa dilakukan di aplikasi mobile dan juga browser PC. Saya akan tunjukkan cara membuat akun Instagram di aplikasi mobile.

Pertama tentu saja unduh dahulu aplikasi Instagram dari Google Play Store di perangkat masing-masing, kemudian jalankan.

Tap menu sign up lalu masukkan email atau nomor ponsel Anda lalu tap tombol Next.

Screenshot_20190208-132512_Instagram

Lanjutkan ke jendela berikutnya, isi nama pengguna yang diinginkan dan juga kata sandi untuk masuk ke akun, kemudian tap tombol Next.

Screenshot_20190208-132619_Instagram

Jika nama pengguna disetujui, sistem akan menghantarkan Anda ke jendela berikutnya, Anda cukup tap tombol Next. Terakhir, tambahkan foto dan juga follow beberapa akun yang direkomendasikan.

Screenshot_20190208-132629_Instagram

Jangan lupa juga untuk melakukan konfirmasi di pesan masuk jika Anda menggunakan email untuk mendaftarkan akun.

Menambahkan Nomor Ponsel

Karena tadi Anda mendaftar menggunakan email, maka di akun Anda akan muncul opsi penambahan nomor ponsel. Cukup tap Add Phone Number maka secara otomatis Instagram akan menambahkan nomor ponsel yang ada di perangkat Anda.

Screenshot_20190208-133423_Instagram

Mengedit Profil dan Bio

Profil adalah ruang pribadi di mana Anda dapat mengatur tampilan foto, nama, email, bio, situs dan bahkan nama pengguna.

Screenshot_20190208-133423_Instagram

Untuk mengedit profil, silahkan tap menu berlabel kepala di sisi kanan bawah, kemudian tap menu Edit Profile dan ubahlah informasi diri yang ingin diganti. Jika sudah selesai, tap tanda centang di sisi kanan atas.

Screenshot_20190208-133839_Instagram22

Mengikuti Teman

Mengikuti teman di Instagram tak berbeda jauh dengan prosedur mengikuti teman di Twitter. Di Instagram tidak ada istilah penambahan teman, hanya ada follow dan unfollow.

Untuk mengikuti teman, Anda punya beberapa pilihan. Yang pertama, mengaitkan akun Instagram ke Facebook. Yang kedua, menggunakan fitur pencarian secara manual entah itu nama, hashtag atau berdasarkan kata kunci tertentu.

Cara pertama terbilang mudah, karena Instagram selalu menawarkannya ke semua pengguna baru. Di layar utama, Anda akan menemukan opsi tombol “Find your Facebook Friends” dan juga Connect to Facebook.

Screenshot_20190208-134227_Instagram

Keduanya sama-sama akan membawa Anda ke proses integrasi ke akun Facebook, jadi tinggal tap saja, kemudian jika Anda sudah menggunakan aplikasi Facebook maka ia akan terhubung secara otomatis hanya dengan sekali tap saja. Tetapi jika Anda tidak menggunakan aplikasi Facebook, maka Anda wajib login dahulu di formulir yang diberikan.

Screenshot_20190208-134543_Instagram

Sedangkan untuk cara kedua, Anda cukup men-tap menu pencarian yang diwakili oleh ikon kaca pembesar, kemudian tap formulir di bagian atas dan ketikkan nama, kata kunci, hashtag atau nama tempat. Di hasil pencarian akan muncul beberapa hasil yang dikategorikan ke dalam beberapa indikator, seperti Top, People, Tags dan Places. Setelah didapat, tinggal tap salah satu hasil dan tap tombol Follow atau ikuti.

Cara Upload Foto

Nah, ini kan yang menjadi alasan mengapa Anda kemudian memutuskan untuk bergabung ke Instagram. Agar Anda bisa membagikan foto momen-momen terbaik ketika mengunjungi Bali atau jalan-jalan ke Jepang pekan lalu.

Screenshot_20190208-135411_Instagram

Caranya sangat mudah, pertama tap tombol plus di menu utama, kemudian pilih satu dari tiga media yang bisa diupload, yaitu dari galeri, foto dan juga video.

Screenshot_20190208-135520_Instagram

Pilih foto dari galeri atau ambil langsung dengan kamera, kemudian tap tombol Next di bagian kanan atas. Terapkan filter jika diinginkan, lalu buat caption yang menarik dan terakhir tap tombol Share. Dalam hitungan beberapa detik (tergantung koneksi), foto Anda akan muncul di Instagram.

Cara Upload Banyak Foto Sekaligus

Yang seru dari Instagram, Anda juga bisa mengunggah lebih dari satu foto. Jadi, nanti kalau dilihat oleh teman, status Anda akan tampil seperti slider yang terdiri dari banyak foto dan bisa digeser untuk melihat isi fotonya satu per satu.

Screenshot_20190208-135411_Instagram

Caranya sama seperti di atas, kemudian tap ikon layer Select Multiple lalu tandai foto-foto yang hendak diunggah, terapkan filter dan Share.

Screenshot_20190208-135440_Instagram

Menyukai Foto

Untuk menyukai foto di Instagram, caranya mudah sekali. Tetapi memang istilah suka di Instagram tidak sama seperti di Facebook. Jika di Facebook menggunakan tanda jempol, di Instagram diganti dengan tanda hati.

Caranya, silahkan buka foto yang dibagikan oleh teman atau oleh Anda sendiri, kemudian tap ikon hati tepat di bawah foto.

Berkomentar

Tidak hanya menyukai foto, Anda juga bisa meninggalkan komentar di status teman atau teman Anda. Formulirnya cukup kecil, jadi memang akan terlihat samar bagi pengguna pemula.

Untuk postingan yang belum punya komentar, Anda bisa mentap menu add comment tepat di bawah caption. Sedangkan untuk foto yang sudah pernah dikomentari oleh orang lain, Anda harus men-tap View all comments terlebih dahulu baru menemukan kolom komentar di mana Anda juga bisa ikut ambil bagian.

Membagian Postingan

Tidak sama seperti di Facebook, fitur di Instagram tidak memungkinkan Anda membagikan postingan sesukanya.

Screenshot_20190208-135654_Instagram

Fitur default hanya memungkinkan Anda membagikan postingan melalui layanan pihak ketiga baik dengan cara langsung, menyalin tautan atau mengirimkannya ke Stories Anda.

Instagram Stories

Wah, apalagi tuh Stories? Supaya tidak membingungkan, bahasan Instagram Stories harus saya dahulukan. Baru nanti kita bisa lanjut ke tips-tips yang lebih sederhana lainnya.

Instagram Stories adalah fitur baru Instagram yang memungkinkan Anda membagikan foto dan video momen terbaik ke teman-teman terdekat, di mana konten-konten tersebut nantinya secara otomatis akan terhapus setelah 24 jam.

Bagaimana Cara Membuat Instagram Stories

Jalankan Instagram seperti biasa, kemudian sebelum ke mana-mana, di bagian atas Anda akan menemukan beberapa nama yang dilingkari, termasuk foto profile Anda dengan label Your Story. Nah, untuk membuat Instagram Stories, tap saja tombol tersebut.

Setelah tombol di-tap, selanjutnya Anda akan dihantarkan pada jendela kamera yang lagi-lagi juga akan memuat opsi unggahan foto dan video dari memori lokal. Ada juga opsi membuat Stories berupa teks saja, kemudian opsi Boomerang, Superzoom, Focus, Rewind dan pastinya Live Streaming.

Screenshot_20190208-141410_Instagram

Setelah dipilih mau bikin apa, tinggal tap tombol Send to kemudian di layar berikutnya pilih opsi Your Story – Share dan tap tombol Done sebagai penutup. Maka, sekarang Stories Anda jika ditap akan menampilkan konten yang tadi diunggah.

Melihat NameTag Sendiri

Di Instragram ada fitur yang tergolong baru bernama NameTag. Fitur ini memudahkan teman yang ingin mengikuti Anda, di mana mereka cukup memindai NameTag dan secara otomatis mengikuti Anda atau sebaliknya.

Instagram-nametag-001

NameTag bisa dilihat di menu Akun kemudian tap tiga garis bersusun di kanan atas, maka akan muncul beberapa menu di antaranya Nametag, Saved, Close Friends dan Discover People.

Mengedit, Mengarsipkan, Menghapus dan Mematikan Komentar

Keempat hal di atas sengaja saya jadikan satu karena ke semuanya bisa diakses dari menu yang sama. Tap dulu salah satu status Anda di Instagram, kemudian tap tiga titik di sisi kanan dan nanti akan muncul jendela popup seperti ini.

Instagram-Archive-posts

Di popup tersebut Anda dapat menemukan opsi-opsi seperti Share, Archive, Edit, Delete dan Turn off Commenting untuk mematikan kolom komentar.

Mendapatkan Notifikasi dari Tertentu

Selain mengikuti pengguna Instagram lainnya, Anda juga bisa secara khusus menghidupkan notifikasi untuk akun tertentu sehingga Anda akan mendapatkan notifikasi ketika pengguna tersebut menunggah foto atau video terbaru.

Screenshot_20190209-093030_Instagram

Caranya, di postingan tersebut, klik tiga titik di sudut kanan postingan kemudian tap Turn on Post Notifications. Sebaliknya, jika ingin mematikan ulangi langkah yang sama kemudian tap Turn Off Post Notifications.

Membungkam Pengguna Tertentu

Caranya hampir sama dengan langkah di atas, tapi kali ini tap opsi Mute kemudian jika muncul konfirmasi seperti ini, pilih Mute Posts jika Anda ingin mematikan notifikasi postingan saja, dan pilih Mute Posts dan Story untuk mematukan update Stories-nya juga.

Screenshot_20190209-093350_Instagram

Melamporkan Akun

Tindakan ini diambil jika akun bersangkutan benar-benar mengganggu ya, kalau masih wajar-wajar saja, sebaiknya cukup dibungkam dengan cara di atas saja.

Untuk melaporkan akun, buka akun yang dilaporkan kemudian tap tiga titik di sudut kanan atas dan tap Report…

Selanjutnya pilih salah satu dari opsi Its Spam dan Its inappropiate.

Memblokir Akun

Selain melaporkan, Anda juga bisa memblokir akun tertentu sehingga nantinya Anda akan terhindari dari aksi spam akun bersangkutan. Caranya sama dengan di atas, tapi kali ini tap opsi Block.

Screenshot_20190209-093407_Instagram

Ketika muncul jendela popup, tap opsi Block sekali lagi.

Screenshot_20190209-093647_Instagram

Sekarang Anda berhasil memblokir akun tersebut.

Menyembunyikan Story, Menyalin URL profile, dan lain-lain

Selain melakukan dua hal di atas, Anda juga bisa melakukan berbagai hal dari panel yang sama, misalnya menyembunyikan Story Anda, menyalin tautan profil, mengirim DM, mengirim profil sebagai pesan DM, menghidupkan dan mematikan notifikasi. Semua dilakukan di satu jendela.

Menyimpan Foto dari Stories

Foto dan video yang dibagikan di Stories akan hilang setelah 24 jam. Jadi, untuk membantu pengguna menyimpan konten tersebut di memori lokal, Instagram menyiapkan menunya.

Screenshot_20190209-094142_Instagram

Caranya, buka Instagram Stories Anda kemudian tap menu More dan tap Save Photo.

Mengirim Stories

Anda juga bisa mengirimkan Stories ke teman dan membagikannya sebagai postingan biasa.

Screenshot_20190208-141445_Instagram

Caranya, tap menu More kemudian tap opsi Send to atau Send as Post untuk membagikannya sebagai postingan biasa.

Mengatur Siapa yang Boleh Berkomentar di Stories

Karena Andalah yang mempunyai Stories dan akun, Anda punya hak untuk menentukan siapa saja yang boleh berkomentar di Stories. Caranya, tap Your Story kemudian tap tombol More – Story Settings.

Screenshot_20190209-094142_Instagram

Di bagian Allow Message Replies, pindahkan dari opsi Everyone, People You Follow atau Off.

Screenshot_20190209-094828_Instagram

Everyone berarti semua orang bisa berkomentar, People You Follow hanya orang yang Anda ikutilah yang bisa berkomentar dan Off untuk mematikan opsi komentar.

Menyimpan Stories di Memori Smartphone

Meski Story diatur agar hilang setelah 24 jam, Anda dapat mengatur agar foto dan video yang dibagikan tetap tersimpan di memori perangkat. Caranya, buka Story Settings seperti langkah di atas, kemudian ubah opsi Saving dari Save to Archive ke Save to Gallery.

Membagikan Story Baru ke Facebook Secara

Opsi ini sering dipakai oleh pengguna Instagram yang juga secara aktif berinteraksi di media sosial Facebook. Anda dapat mengatur agar Story yang dibuat akan dibagikan juga ke Facebook secara otomatis.

Screenshot_20190209-094828_Instagram

Buka opsi Story Settings, kemudian scroll ke bagian paling bawah dan aktifkan opsi Share Your Story to Facebook. Jika akun Anda sudah terhubung sebelumnya, tombol akan otomatis berubah warna biru. Jika belum, Anda akan dimintai konfirmasi baik secara otomatis maupun login.

Menonton Video di IGTV

Instagram punya fitur berisikan konten-konten video bernama IGTV. Anda bisa menonton video dari kreator dunia dan menjadi bagian darinya dengan membagikan video ke pengguna IGTV lainnya.

Screenshot_20190209-095149_Instagram

Untuk membuka IGTV, jalankan instagram dan di halaman utama tap ikon televisi sudut kanan atas tepat di sebelah ikon layang-layang. Selanjutnya, Anda akan langsung dihantarkan ke laman baru berisikan deretan video dari kreator yang ada.

Membuat Channel di IGTV

Channel di IGTV dibutuhkan agar Anda dapat mengunggah video. Caranya, buka IGTV, kemudian tap ikon gear di sisi kanan perangkat lalu tap Create Channel.

Screenshot_20190209-102358_Instagram

Selanjutnya tap Next

Screenshot_20190209-102411_Instagram

Next lagi

Screenshot_20190209-102406_Instagram

Dan akhiri dengan Create Channel.

Screenshot_20190209-102417_Instagram

Selesai, channel berhasil dibuat.

Cara Mengunggah Video ke IGTV

Tap foto profil Anda di IGTV, kemudian tap tombol Upload Video atau simbol + tepat di sisi Browse.

Screenshot_20190209-102425_Instagram

Selanjutnya galeri akan tampil di layar, pilih video yang ingin diunggah. Tunggu prosesnya dan selesai, video akan tampil di lini masa teman yang mengikuti Anda.

Mengundang Teman ke Instagram via WhatsApp

Seseorang yang Anda kenal mungkin belum tergabung di Instagram, undang mereka menggunakan WhatsApp.

Screenshot_20190209-102952_Instagram

Carannya, tap tombol menu di sebelah kanan atas, lalu tap Settings. Di panel Settings Anda akan mendapati opsi Invite WhatsApp Contact.

Sekian, itulah panduan lengkap cara menggunakan Instagram untuk pemula yang mudah-mudahan membantu Anda mempelajari seluk beluk Instagram.

E-Commerce vs Social Commerce: Adu Kemudahan Berbelanja Online

Ibu saya makin mahir mengutak-atik media sosial dari smartphone-nya. Suatu saat ia iseng berkonsultasi tentang produk taplak meja yang tak sengaja ia temukan di Instagram.

“Motif taplak mana yang bagus?”. Saya yang lebih terbiasa belanja lewat platform e-commerce membalasnya dengan nada sangsi, “Yakin Bu mau beli lewat sini? Aku cariin di tempat biasa aku beli deh.”

Selang beberapa waktu, tiba-tiba ibu memanggilku ke kamarnya. Dia bilang, “Tolong kamu transfer uang ke rekening ini ya, nanti ibu kasih uangnya tunai.” Sontak aku bertanya lagi, “Ibu yakin? Tokonya bener gak?” sambil saya cek isi chat ibu dengan penjualnya di WhatsApp.

Isinya tidak ada yang mencurigakan. Berhubung nilai barang yang ibu beli tidak terlalu mahal, akhirnya permintaan ku turuti. Paket pun datang beberapa hari kemudian, barang yang dipesan sesuai deskripsi.

Contoh keseharian di atas bisa menjadi contoh bagaimana kebiasaan orang belanja online saat ini. Ada yang cenderung tanya detail karena khawatir takut salah beli. Ada juga yang lebih suka cari di satu aplikasi, lalu dibanding-bandingkan dari segala sisi.

Disamping kekurangan dan kelebihan, belanja lewat media sosial punya banyak penggemarnya sendiri. Kebiasaan tersebut akhirnya membentuk dua kubu, belanja lewat media sosial atau platform e-commerce. Makin ke sini, sekat antara keduanya semakin jadi abu-abu, sehingga melahirkan konsep social commerce.

Laporan “Asia Social Commerce Report 2018” yang dirilis PayPal bersama Blackbox Research menunjukkan Instagram dan Facebook menjadi media sosial yang paling banyak digunakan penjual di Indonesia untuk mempromosikan bisnisnya.

Platform ini berkembang pesat karena mampu memberikan pengalaman yang berbeda dengan belanja offline. Sebab memungkinkan ada rekomendasi dari teman atau ulasan dari konsumen lainnya yang akhirnya memengaruhi keputusan calon konsumen untuk membelinya.

Alasan Merchant Berjualan di Media Sosial Menurut Survei PayPal / DailySocial
Alasan Merchant Berjualan di Media Sosial Menurut Survei PayPal / DailySocial

Studi ini melibatkan 4 ribu konsumen dari Tiongkok, India, Hong Kong, Singapura, Thailand, Filipina, dan Indonesia, serta 1.400 merchant UKM. Sebanyak 94% pedagang di Filipina memanfaatkan Facebook, begitu pula di Indonesia (92%), dan India (89%). Instagram paling banyak dipakai oleh merchant dari Indonesia (72%), Filipina (56%), dan Hong Kong (50%).

Dijelaskan juga tiga alasan utama berdagang di media sosial semakin diandalkan. Sebanyak 63% responden menilai platform ini lebih mudah meraih pasar potensial yang lebih luas; 57% responden menilai lebih gampang buka bisnis lewat media sosial; 48% responden mengatakan platform ini dapat meningkatkan jaringan teman dan kenalan yang bisa mendorong pertumbuhan bisnis.

Mendukung laporan di atas, dalam survei terbarunya, APJII menyebut Facebook (50,7%) sebagai media sosial yang paling banyak dikunjungi responden. Diikuti Instagram (17,8%), YouTube (15,1%), Twitter (1,7%), dan LinkedIn (0,4%).

APJII juga menyoroti layanan yang paling sering dipakai untuk belanja online. Posisi teratas ditempati oleh Shopee (11,2%), Bukalapak (8,4%), Lazada (6,7%), Tokopedia (4,3%), dan Traveloka (2,3%). Barang yang dibeli menurut responden adalah sandang (14,6%), buku (4%), aksesoris (3%), tas (2,9%), dan barang elektronik (3%).

Barang yang Pernah Dibeli Secara Online Menurut Survei APJII / DailySocial
Barang yang Pernah Dibeli Secara Online Menurut Survei APJII / DailySocial

Bicara potensi, bisa menengok laporan McKinsey “The digital archipelago: How online commerce is driving Indonesia’s economic development (2018)”. Laporan ini memprediksi sekitar 30 juta orang yang telah belanja lewat platform online dari total populasi 260 juta di 2017.

Adapun prediksi nilai transaksi GMV dari online commerce mencapai $8 miliar di periode yang sama. Angka berasal dari kontribusi platform e-commerce resmi sebesar $5 miliar, dan informal commerce lebih dari $3 miliar (ada yang menyebut sampai $5 miliar).

McKinsey memproyeksikan angka GMV bakal menggelembung hingga $55 miliar-$65 miliar di 2022 mendatang. Informal commerce disebutkan berkontribusi sekitar $15 miliar-$25 miliar, sisanya dikuasai oleh e-commerce resmi.

Penetrasi online commerce bakal naik jadi 83% dari 74% di tahun yang sama. Secara paralel, rata-rata pengeluaran individu juga tumbuh dari $260 per tahun menjadi $620 di 2022.

Kenaikan platform e-commerce lantaran meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap ekosistem dan makin banyak UMKM yang “go online,” variasi produk yang dijual semakin banyak, dan opsi pengiriman yang dapat diandalkan.

Potensi belanja online menurut riset McKinsey & Company / DailySocial
Potensi belanja online menurut riset McKinsey & Company / DailySocial

McKinsey mendefinisikan e-commerce resmi sebagai jual beli barang fisik melalui platform online yang memfasilitasi transaksi dengan menampilkan produk dan memungkinkan pembayaran dan pengiriman. Pemain yang masuk dalam kategori ini seperti Tokopedia, Blibli, Bukalapak, Lazada, Shopee, dan niche juga masuk Zalora, Hijup, Zilingo.

Sementara, informal commerce sebutan lain dari social commerce, memfasilitasi jual beli barang fisik melalui platform media sosial dan kirim pesan instan, seperti Facebook, Instagram, Line, dan WhatsApp, namun pembayaran dan pengiriman ditangani di tempat lain.

McKinsey menjelaskan social commerce memegang peranan penting dalam perkembangan transaksi digital di Indonesia. Lantaran, platform ini dipakai untuk jembatan menuju “go digital,” juga cara untuk menghindari biaya yang sangat tinggi dari iklan media tradisional, sebelum bermigrasi ke platform e-commerce resmi.

Revolusi fitur commerce di Facebook dan Instagram

Berdasarkan laporan di atas, bisa dikatakan Facebook dan Instagram bisa dikatakan sebagai media sosial paling dicintai semua orang. Indonesia menjadi salah satu negara utama buat platform besutan Mark Zuckerberg ini dalam menggenjot pendapatan iklannya.

Menengok laporan keuangan Facebook, total pengguna secara global tumbuh 8% yoy selama semester I 2019. Pengguna aktif harian (DAU) mencapai 1,59 miliar dengan pertumbuhan hampir 1,9% per kuartalnya. Kontributornya dari India, Indonesia, dan Filipina. Sementara, pengguna aktif bulanannya (MAU) mencapai 2,41 juta dengan pertumbuhan 1,3%.

Pendapatan Facebook mayoritas berasal dari bisnis iklan. Di periode yang sama, pertumbuhan bisnis iklan mencapai 28% menjadi $16,6 miliar (lebih dari 236 triliun Rupiah) dengan kontribusi 98,4% untuk keseluruhan pendapatan.

Di Indonesia sendiri, menurut We Are Social, pengguna Facebook ada lebih dari 130 juta akun dan 62 juta akun Instagram pada tahun lalu. Sementara, Twitter dan Snapchat tidak ada separuhnya, secara berturut-turut sebesar 6,43 juta dan 3,8 juta. Angka ini dilihat berdasarkan pengguna aktif bulanan (MAU).

Kue bisnis iklan digital yang begitu lezat ini, jadi manuver Facebook dalam memperkuat fitur commerce di dalam platform-nya sendiri, maupun di anak-anak usahanya. Namun, bila dibandingkan antara keduanya, Instagram dipercaya banyak ahli sebagai kandidat terkuat untuk mendalami social commerce.

Facebook punya fitur Marketplace resmi hadir di 2016, pengguna bisa melihat produk yang dijual pedagang dan menghubunginya lewat Messenger. Yang dijual bermacam-macam, tidak hanya fesyen saja tapi juga produk kecantikan, elektronik hingga properti.

Selain itu, ada fitur Buy and Sell Groups. Konsepnya seperti OLX, namun ada sedikit rasa Kaskus karena harus tergabung dalam grup komunitas untuk bisa bertransaksi. Disediakan pula Messenger untuk menghubungi penjual.

Fitur Facebook Marketplace / Facebook
Fitur Facebook Marketplace / Facebook

Dari segi penawaran memang menggiurkan, dengan pendekatan lokal, penjual ditawarkan kemudahan untuk menjajakan dagangannya selayaknya sedang berselancar di Facebook. Mereka bisa dilacak berdasarkan lokasi, harga, dan ketertarikan calon pembeli. Bahkan dapat pasang iklan agar terpampang di laman teratas.

Dibandingkan dengan Instagram, sejak awal fitur commerce diperkenalkan, Instagram terlihat lebih serius. Didukung dari basis awal sebagai aplikasi berbagi foto, visual jadi unsur yang paling ditonjolkan. Pun, konten visual jadi tren generasi muda dalam mengonsumsi konten di internet.

Setelah menyediakan profil bisnis dan layanan iklan, Instagram berhasil mengalahkan dominasi Snapchat sebagai video durasi singkat lewat Stories-nya. Kemudian, makin “gahar” setelah menambahkan IG Shop sebagai cikal bakal social commerce, memungkinkan pengguna untuk langsung belanja di akun bisnis dalam in-app browser.

Fitur Commerce di dalam Instagram / Instagram
Fitur Commerce di dalam Instagram / Instagram

Cukup tap foto yang diunggah profil bisnis, nanti akan terlihat tag harga barang dan tombol View on Website untuk diarahkan ke situs brand menyelesaikan pembayaran. Atau memasukkan produk ke dalam kolom wishlist. Fitur ini punya kelemahan karena pengguna harus keluar dari aplikasi untuk langsung membeli barang yang diincar.

Akhirnya muncul pembaruan teranyar, hadirnya fitur in-app checkout. Pengguna dapat menyimpan informasi pembayaran di Instagram untuk melakukan pembelian yang lebih cepat. Opsi pembayaran yang ada baru berbasis kartu, seperti Visa, Mastercard, Amex, Discover, dan PayPal.

Meski baru disediakan secara terbatas untuk 20 brand global, tapi kemungkinan besar keputusan ini bisa membawa Instagram jadi kandidat terkuat untuk social commerce ke depannya.

Di Indonesia, IG Shop baru sampai ke tahap cek harga lewat foto yang diunggah dan diarahkan ke situs brand. Itupun masih dalam tahap uji coba, baru sebagian profil bisnis yang bisa merasakannya.

“IG Shop masih percobaan di Indonesia, sehingga belum semua akun bisa dapat itu. Fitur ini punya tombol Shop Now untuk dorong konsumen lakukan pembelian atau reservasi di Instagram,” terang Head of Emerging Business & SMBs Facebook & Instagram South-East Asia Ferdy Nandes saat membuka Akademi Instagram di Jakarta.

Posisi Instagram sebagai platform social commerce terkuat

Kepada DailySocial, juru bicara Instagram menegaskan pihaknya bukan platform e-commerce, sehingga tidak ada transaksi yang terjadi. Yang dilakukan justru membantu semua pelaku dagang online, salah satunya platform e-commerce, untuk menemukan, terhubung, dan berinteraksi dengan calon pembeli lewat foto, video, dan fitur-fitur bisnis yang tersedia di Instagram.

“Ketika pembeli menemukan produk yang mereka sukai di akun bisnis Instagram, mereka akan mengklik produk tersebut dan kemudian dibawa ke situs toko tersebut atau platform e-commerce di mana transaksi terjadi,” ujarnya.

Mereka menambahkan, “Peran kami di sini adalah membantu e-commerce atau online shop menemukan pelanggan. Jika diibaratkan dengan sebuah mobil, kami adalah mobil yang membawa calon pembeli ke toko mereka. Kami bukan tokonya.”

Klaim Instagram ini cukup dimaklumi karena fitur commerce yang ada saat ini memang benar demikian, transaksi memang terjadi di luar platform. Kondisinya akan berbeda ketika fitur in-app checkout di bawa ke Indonesia. Setiap profil bisnis dari manapun bisa menerima transaksi dari pelanggan di manapun karena borderless.

Ini akan jadi topik tersendiri yang sangat menarik, dipastikan semua pemain e-commerce ketar ketir karena selama ini Instagram baru dimanfaatkan buat channel pemasaran saja.

Media Sosial yang Paling Sering Dikunjungi Menurut Survei APJII 2018 / DailySocial
Media Sosial yang Paling Sering Dikunjungi Menurut Survei APJII 2018 / DailySocial

Besarnya potensi usaha mikro lahir lewat platform media sosial, semakin meyakinkan Facebook maupun Instagram lebih serius menggarap pengusaha mikro untuk menggunakan platform-nya untuk beriklan. Inovasi untuk profil bisnis pun terus dilakukan, menariknya tersedia secara gratis.

Pengusaha mikro dapat mengakses secara gratis profil bisnis untuk mendapatkan data insights mengenai unggahan mana saja yang memiliki performa terbaik, demografi audiens mereka, waktu posting terbaik, dan lainnya.

“Mereka dapat mempelajari hasil data insights untuk memahami karakteristik audiens mereka, sehingga dapat membuat strategi yang tepat untuk menjangkau para audiens tersebut.”

Keseriusan perusahaan, sambung juru bicara Instagram, dilatarbelakangi oleh studi IPSOS di Indonesia bertajuk “Dampak Instagram pada Usaha di Indonesia (2018)”. Ditemukan bahwa 90% responden pernah menggunakan Instagram untuk berkomunikasi dengan bisnis; 76% responden pernah membeli produk dari sebuah bisnis setelah menemukan bisnis tersebut di Instagram.

Terakhir, 66% responden mempertimbangkan untuk membeli sebuah produk maupun jasa yang mereka lihat di Instagram. Berikutnya, 81% responden menggunakan Instagram untuk mencari informasi lebih lanjut ketika mereka tertarik pada sebuah produk; Lebih dari 80% wirausahawan muda berusia di bawah 35 tahun menyatakan Instagram bantu mereka capai target bisnis.

Tidak disebutkan seberapa banyak angka penjual UMKM yang telah memanfaatkan profil bisnis ini.

Tahun ini, Instagram mulai inisiasi program Akademi Instagram yang diluncurkan pertama kali di Indonesia. Ini adalah program pelatihan global bagi wirausahawan yang ingin meningkatkan keterampilan digital dalam meningkatkan bisnis mereka dengan tools dari Instagram. Dalam debutnya, program ini menyasar lebih dari 1.000 wirausahawan berusia di bawah 35 tahun berlokasi di Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.

Head of Emerging Business & SMBs Facebook & Instagram South-East Asia Ferdy Nandes di Akademi Instagram Jakarta / Instagram
Head of Emerging Business & SMBs Facebook & Instagram South-East Asia Ferdy Nandes di Akademi Instagram Jakarta / Instagram

Di luar itu, Instagram membantu Tokopedia untuk kolaborasi pemasaran digital untuk kampanye Kejutan Belanja Untung (KEBUT) pada tahun lalu. Diklaim pertama kalinya di dunia, Instagram melakukan inovasi IG Live untuk Tokopedia agar mereka bisa membuat semacam infomercial untuk mengundang konsumen beli produk merchant.

“Tahun lalu kami juga mengadakan program bersama GoFood bernama InstaMarket untuk memberikan pelatihan bagi para merchant GoFood untuk bisa mengasah keterampilan mereka dalam digital marketing.”

Bagaimana dengan Facebook Indonesia? Sayangnya mereka menolak memberikan tanggapan seluruh pertanyaan yang diajukan DailySocial.

Sebetulnya, fitur commerce ini tidak hanya dimiliki Instagram dan Facebook saja. Ada juga Snapchat dan Pinterest. Akan tetapi, keduanya belum memiliki gaung yang cukup untuk dimanfaatkan pelaku UKM untuk berjualan.

Tapi ini semua tinggal tunggu waktu saja. Pinterest baru mengumumkan dibuka kantor regional di Singapura untuk melayani konsumen di Asia Tenggara dan India. Secara global, pengguna aktif bulanan Pinterest mencapai 300 juta orang. Lebih dari 200 miliar Pin tersimpan, melayani miliar rekomendasi pribadi tiap harinya.

APAC adalah salah satu wilayah dengan pertumbuhan tercepat, dengan jutaan pengguna Pinterest setiap bulannya. Jumlahnya ini meningkat lebih dari 50% selama setahun terakhir. Di Indonesia saja, hampir dua juta ide tersimpan tiap hari.

Apakah social commerce jadi ancaman buat pemain e-commerce?

Pergerakan IG Shop dan Facebook Marketplace, tentunya perlu diwaspadai. Tapi jangan sampai antipati atau malah antisipatif dengan platform media sosial terbesar itu. Karena di sanalah prospek konsumen yang belum tersentuh oleh para pemain e-commerce.

Kunci terpenting adalah terus berinovasi dan mau beradaptasi. Setidaknya inilah kesimpulan jawaban yang DailySocial terima dari pemain e-commerce.

Potensi Pertumbuhan Transaksi E-Commerce di Indonesia Menurut Laporan McKinsey / DailySocial
Potensi Pertumbuhan Transaksi E-Commerce di Indonesia Menurut Laporan McKinsey / DailySocial

SVP Merchant Sales, Operation & Development Blibli Geoffrey L Dermawan menjelaskan, persaingan e-commerce dan social commerce tentu tidak bisa terelakkan lagi. Pilihan belanja tentunya kembali jatuh ke tangan konsumen saat mereka melihat barang yang diinginkan.

Kendati demikian, perusahaan tidak antipati itu. Justru memanfaatkan mereka untuk memasarkan barang-barang, seiring dengan tren positif dari strategi seperti ini. “Namun sebuah bisnis tidak bisa sepenuhnya bergantung pada media sosial saja. Proses penjualan harus dilakukan secara menyeluruh atau dikenal dengan omni-channel,” tutur Geoffrey.

Sependapat dengan Geoffrey, Shopee juga memanfaatkan media sosial dan tools-nya untuk kebutuhan pemasaran bertujuan memberikan pengalaman belanja yang berbeda kepada konsumen Shopee.

“Kami melihat bahwa social commerce sebagai bagian dari e-commerce, itu terbukti dengan fitur social commerce yang kami gunakan di akun Instagram Shopee,” ujar Country Brand Manager Shopee Rezky Yanuar.

Karena ada ketergantungan tinggi, makanya pemain e-commerce perlu mengakali. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Tokopedia. Dari pengamatannya, dalam era social commerce, terjadi perubahan perilaku konsumen yang mana mereka mencari inspirasi sekaligus belanja dalam waktu yang sama.

Influencer dianggap punya peranan penting dalam sebuah proses kampanye. Strategi tersebut akhirnya diambil oleh Tokopedia di berbagai tipe kampanye, seperti brand dan sales di berbagai channel media sosial.

“Ini upaya kami agar tetap relevan dengan target audiens kami, salah satunya generasi milenial, di mana mereka mengonsumsi media sosial setiap hari dengan influencer sebagai inspirasi mereka,” tambah VP of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak.

Strategi tersebut kemudian diterjemahkan lebih dalam menjadi sebuah fitur baru “Tokopedia by Me,” membuka ruang interaksi baru antara pembeli dengan role model atau orang kepercayaan yang merekomendasikan produk favorit.

Memanfaatkan influncer di media sosial juga dimanfaatkan oleh Zalora. Pasalnya, bagi Zalora sebagai situs e-commerce yang fokus ke produk fesyen, kental dengan unsur visual yang harus selalu ditekankan.

“Kami hadir di platform-platform di mana target audience kami berada, contohnya di media sosial seperti Instagram, Facebook, dan YouTube. Ketiganya adalah medium yang tidak hanya kami gunakan untuk memberi update, tapi juga buat engage dengan pelanggan kami,” ucap Head of Marketing Zalora Indonesia Dwi Ajeng.

Hijup juga tergolong aktif dalam memanfaatkan platform media sosial untuk meningkatkan bisnis. Head of Creative Content Hijup Anastasia Gretti mengatakan perusahaan memanfaatkan media sosial tidak hanya untuk memberikan konten inspirasi, tapi juga permudah konsumen dalam berinteraksi dengan tim customer service.

Seperti contohnya, memanfaatkan fitur Facebook Live, memberikan sarana komunikasi dua arah, dan pembelian dipermudah lewat WhatsApp. Kendati, inti dari proses transaksi di Hijup adalah melalui situs dan aplikasi

“Dalam bisnis, Hijup yakin bahwa kami harus terus dapat beradaptasi dengan lahirnya berbagai inovasi maupun perkembangan teknologi dan media sosial,” terang Anastasia.

Jual praktis, keamanan, dan layanan menyeluruh

Seperti laporan McKinsey sebut, belanja online di informal commerce tidak terintegrasi untuk pembayaran dan pengirimannya. Seluruh prosesnya harus manual dilakukan oleh penjual yang akhirnya jadi makan waktu. Pengalaman ini tidak harus dirasakan ketika konsumen belanja lewat platform e-commerce.

Geoffrey L Dermawan menerangkan keunggulan yang ditawarkan platform e-commerce adalah sistem yang lebih komprehensif. Mulai dari kemudahan mencari produk di satu platform, pilihan pembayaran yang aman dan variatif, ketersediaan dan penyortiran produk, serta pelayanan purna jual yang lebih terstruktur.

Keseluruhan ini adalah bentuk pertanggungjawaban transaksi yang lebih jelas guna mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Kepercayaan dalam bertransaksi inilah yang harus selalu dipertahankan dengan layanan-layanan demi memastikan kepuasan pelanggan terpenuhi.

Pun demikian Shopee. Rezky Yanuar menjelaskan, pihaknya menekankan pada pentingnya keamanan yang didapat konsumen ketika bertransaksi lewat platform-nya. Untuk menjangkau seluruh aspek masyarakat, makanya tersedia berbagai opsi pembayaran. Bisa melalui m-banking, ATM, minimarket terdekat, bahkan di platform lain bisa dengan cicilan tanpa kartu kredit.

“Karena kami ada di tengah, antara penjual dan pembeli, makanya konsumen bisa tenang melakukan transaksi.”

Tidak hanya sistem yang lebih terintegrasi, Dwi Ajeng menambahkan, kelebihan platform e-commerce juga ada di kredibilitas produk yang 100% original. Setiap barang diterima dari distributor, tim Zalora melakukan quality control demi memastikan barang aman sebelum dikirim ke konsumen. Bila ada keluhan, ada tim customer service yang siap dihubungi dari berbagai lini.

“Kami juga punya kebijakan, konsumen dapat mengembalikan produk apabila tidak sesuai dalam 30 hari.”

Kelebihan lainnya adalah terekamnya seluruh data transaksi konsumen. Data adalah aset yang paling utama di industri e-commerce, pengelolaan data yang baik dan strategis dapat mendukung bisnis suatu e-commerce tersebut.

Hijup fokus pada potensi digital dalam mempromosikan produk dan brand yang bergabung. Kami membaca perubahan tren, kebiasaan konsumen, dan lain-lain melalui social commerce. Namun sebagai validasinya, kami selalu mengacu pada data yang kami miliki di situs Hijup,” ujar Anastasia.

Berlomba-lomba lebih dari sekadar tempat jual beli barang

Agar tetap terdepan, tentu inovasi harus terus dilakukan. Setidaknya fokus para pemain e-commerce, untuk bersaing dengan kompetitor baik yang satu ranah maupun dengan social commerce, saat ini mengarah pada bagaimana konsumen betah berlama-lama di dalam aplikasi mereka untuk melakukan berbagai aktivitas.

Makanya pengembangan fitur kini sudah bermacam-macam, tidak hanya jual produk fisik kini juga jual produk jasa dan virtual. Shopee, Bukalapak dan Tokopedia bisa jadi contohnya, yang berkiprah sebagai super-marketplace.

Platform E-Commerce yang Sering Digunakan Untuk Belanja Online Menurut APJII 2018 / DailySocial
Platform E-Commerce yang Sering Digunakan Untuk Belanja Online Menurut APJII 2018 / DailySocial

Rezky Yanuar menjelaskan Shopee merilis berbagai in-app games, diantaranya Goyang Shopee dan Kuis Shopee, agar konsumen betah berlama-lama di aplikasi. Sejak diperkenalkan, in app games terus berinovasi dan menerima tanggapan positif dari para konsumen.

Berkaitan dengan e-commerce, Shopee menghadirkan fitur Shopee24, platform yang membantu pengiriman barang di platform-nya dapat diterima konsumen dalam waktu 24 jam saja. Di luar itu, perusahaan mendukung sepakbola nasional agar semakin baik dengan menempatkan diri sebagai sponsor Shopee Liga 1.

Perusahaan juga mengadopsi konsep media sosial dengan merilis fitur rekomendasi produk dan Shopee Live. Keduanya seperti membuka Instagram dengan sentuhan commerce di dalamnya.

Bukalapak aktif dalam mengembangkan layanan di luar marketplace, seperti produk finansial untuk emas (BukaEmas), reksadana digital (BukaReksa), dan asuransi (BukaAsuransi), pembayaran pajak, kendaraan dan PBB (BukaJabar, e-Samsat). Serta, menjangkau segmen online to offline (O2O) dengan mengajak warung sebagai partner (Mitra Bukalapak).

Berkaitan dengan e-commerce, beberapa fitur yang dikembangkan adalah layanan same day delivery bersama Paxel, BukaMart untuk menawarkan produk kebutuhan sehari-hari, juga uji coba pengiriman barang melalui drone agar barang lebih cepat sampai ke rumah konsumen.

“Dari sisi engineering, sebenarnya Bukalapak telah merilis sebanyak 31 produk baru dan melakukan lebih dari 4.500 pengembangan fitur sepanjang paruh pertama 2019,” terang Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono.

Tokopedia tidak jauh berbeda, super-marketplace di dalamnya tidak hanya diisi produk virtual saja, tapi juga sudah sampai ke tahap logistik (TokoCabang), produk fintech untuk memudahkan merchant mendapatkan modal usaha dan konsumen melakukan pembayaran kredit (Ovo PayLater). Yang teranyar, Tokopedia mengakuisisi Bridestory untuk menyajikan produk berkaitan pernikahan di dalam platform-nya.

Di satu sisi, pemain e-commerce niche juga tidak mau kalah, mereka terus berupaya jadi pemain terdepan dengan perkuat layanan-layanan yang berkaitan. Blibli, memosisikan sebagai mall online dengan strategi omni channel, ada tiga fitur yang diharapkan bisa menjawab kebutuhan konsumen.

Mereka ialah Click & Collect, Tukar Tambah, dan Blibli InStore. Keseluruhan fitur ini serba online, sehingga lebih fleksibel. Semuanya sudah dirilis di aplikasi. Untuk Tukar Tambah, sementara ini baru tersedia untuk produk smartphone. Caranya cukup memilih smartphone yang mereka cari dan melakukan sejumlah pengecekan diagnostik lewat aplikasi. Setelah itu, akan tertera harga yang diberikan dari diagnostik tersebut.

Ketika pembayaran sudah dilakukan, kurir Blibli Express Service (BES) akan datang untuk mengambil dan mengecek ulang produk yang akan ditukar, sembari mengantar produk baru ke alamat konsumen. Ke depannya fitur ini akan di terapkan di kategori lain, seperti otomotif untuk tukar tambah mobil dan motor.

Berikutnya adalah Zalora merilis fitur Zalora Now, program berlangganan untuk konsumen dengan berbagai penawaran. Berisi layanan gratis express shipping selama setahun, dan deals lainnya yang ditawarkan mitra Zalora, seperti Traveloka, Zomato, Sayurbox, dan lain-lain.

“Kunci untuk tetap bertahap di dunia e-commerce adalah Zalora terus melakukan review terhadap demand ataupun perilaku konsumen. Kita akan selalu mengikuti dinamika tren belanja, lalu kita turunkan dalam beberapa strategi untuk menciptakan relevansi terhadap pelanggan,” kata Dwi Ajeng.

Hijup sedikit berbeda, perusahaan menerapkan bisnis model O2O dengan membuka gerai offline di beberapa kota. Harapannya, strategi ini bisa meningkatkan awareness dan trust terhadap “customer offline” yang akan menjadikan mereka sebagai “future online customer.”

Zilingo tidak mau kalah. VP and Head of B2C Marketing Zilingo Sarah Humaira turut menambahkan, Zilingo telah bertransformasi dari platform B2C di 2015, menjadi layanan terpusat di B2B untuk menghubungkan setiap lanskap rantai pasokan fesyen yang sangat terfragmentasi.

Saat sebagian besar perusahaan e-commerce fokus pada perdagangan B2C dan C2C, perusahaan mengadopsi pendekatan yang berbeda untuk memberikan nilai tambah bagi pedagang fesyen. Menempatkan mereka dan pabrik yang beroperasi di industri fesyen sebagai pusat dari segala hal yang Zilingo lakukan, semuanya lewat teknologi.

Inisiasi ini lahir karena pengalaman yang dialami langsung oleh para pengusaha. Mereka kesulitan untuk meningkatkan keuntungan atau untuk berkembang karena kurangnya akses ke teknologi dan modal kerja. Sementara itu, brand internasional terus tumbuh secara agresif.

Zilingo menghubungkan produsen/manufaktur di seluruh Asia, mulai dari desain, pengembangan produk, pengadaan kain, manufaktur, pembuatan katalog, pemasaran, manajemen inventaris, distribusi, penagihan, layanan pelanggan, modal kerja, hingga perkiraan tren.

“Visi kami adalah menyamaratakan kesempatan yang ada agar setiap bisnis, mau besar atau kecil ukurannya, dapat menggunakan teknologi kami untuk mengembangkan bisnis mereka dan menjadi sukses,” terang Sarah.

Dia melanjutkan, “Layanan ini tidak selalu menghasilkan pendapatan yang tinggi bagi kami, namun platform serba ada (full-stack) ini dibangun di atas premis, bahwa bisnis B2B dan B2C kami memiliki sinergi yang kuat dan membantu kami buka potensi luar biasa di seluruh rantai pasokan fesyen untuk para pedagang dan pelanggan.”

Kekurangan vs Kelebihan Belanja di Social Commerce dan E-Commerce / DailySocial
Kekurangan vs Kelebihan Belanja di Social Commerce dan E-Commerce / DailySocial

Mengapa social commerce banyak peminatnya?

Mengutip dari laporan McKinsey, kontribusi e-commerce terhadap transaksi ritel di Indonesia baru 3% dari total penjualan di 2017. Dibandingkan Singapura, di sana sudah mencapai 10% di tahun yang sama. Artinya, ruang untuk bertumbuh masih sangat luas.

Terlebih, mengutip dari survei idEA mengenai penggunaan platform belanja online di media sosial (2017), transaksi melalui Facebook dan Instagram mencapai 66%. Posisi teratas diambil Facebook 43%. Hanya 16% penjual dan pembeli yang pakai platform marketplace dan 7% buat situs sendiri. Survei ini dilakukan terhadap sekitar 2 ribu UMKM di 10 kota di 2017.

Perlu menjadi perhatian bahwa bahwa pembeli dan penjual yang notabene sebagian besar pengusaha mikro, lebih banyak menggunakan media sosial sebagai tempat untuk transaksi e-commerce dibandingkan marketplace yang tersedia atau melalui situs sendiri.

Artinya, platform media sosial bisa jadi gerbang awal buat pedagang “go online.” Untuk mendalami ini, DailySocial menghubungi beberapa pemain pendukung platform social commerce.

Platform Social Commerce yang Dimanfaatkan Merchant Menurut Survei PayPal / DailySocial
Platform Social Commerce yang Dimanfaatkan Merchant Menurut Survei PayPal / DailySocial

Salah satunya adalah TokoTalk. Direktur Operasional TokoTalk Nesya Vanessa menjelaskan tingginya minat belanja di media sosial tak lain dikarenakan ada potensi pengguna yang sangat berlimpah. Para penjual ingin menjadikan orang-orang ini sebagai calon konsumen mereka.

Terlebih itu, sifat media sosial yang serba instan dan real time, dapat jadi senjata bagi para penjual untuk bisa lebih dekat dengan konsumen dan menjadikannya sebagai pelanggan loyal.

“Alasan lainnya, para penjual tersebut ingin punya toko online milik sendiri agar tidak usah bersaing dengan sesama penjual. Di marketplace, mereka bersaing ketat dengan penjual lain yang punya produk serupa, dan satu-satunya cara untuk unggul adalah saling banting harga,” tutur Nesya.

Dia melanjutkan, jika ingin bisa tereskpos dan muncul di urutan teratas, mereka harus beriklan di marketplace. Terakhir, punya akun di marketplace tidak mendukung untuk branding merek mereka sendiri karena tidak bisa dikustomisasi dan dipersonalisasi sesuai tone dan manner brand.

Ini bisa merugikan penjual yang ingin memiliki bisnis yang berkesinambungan, pasti peduli dengan branding. Makanya mereka tetap menggunakan media sosial atau buat situs sendiri.

“Dengan begitu, mereka dapat membangun brand mereka sendiri dan menampilkan konten-konten terkait produk yang mereka buat sendiri.”

CEO dan Co-Founder Qiscus Delta Purna Widyangga turut menambahkan, berjualan di media sosial juga tidak memerlukan upaya untuk migrasi pengguna. Beda halnya, misalnya ketika buat situs sendiri, mereka harus mengakuisisi user dari awal. Kemudian, mengenalkan brand, memperkenalkan teknologi/produk yang digunakan, sampai ke jual beli itu sendiri.

Memanfaatkan platform yang sudah ada, seperti media sosial, penjual dapat menumpang arus. Memanfaatkan basis user yang sudah besar untuk kemudian dipilih dan disesuaikan berdasarkan segmennya.

“Mereka juga tidak perlu mengajarkan teknologi sejak awal karena basis user di media sosial itu sendiri sudah familiar dengan platform yang biasa mereka gunakan. Untuk bisnis skala kecil dan menengah, cara ini lebih efektif ya, daripada harus bangun toko online dari awal,” terang Delta.

Menambahi tanggapan Delta, Co-Founder dan CEO Halosis Andrew Darmadi menjelaskan berjualan di media sosial kemungkinan lebih mudah mendapat rekomendasi dari orang terdekat dari konsumen yang pernah belanja di tempatnya. Bagi penjual tentunya ini cost marketing termurah untuk akuisisi konsumen baru.

Pandangan Merchant Terhadap Media Sosial Menurut Laporan PayPal 2018 / DailySocial
Pandangan Merchant Terhadap Media Sosial Menurut Laporan PayPal 2018 / DailySocial

Hal ini didukung oleh basis media sosial itu sendiri, yang mana lebih personal dan orang bisa berbagi informasi apa yang mereka suka. Melihat dari tipe konsumennya, orang yang yang belanja di media sosial dengan platform e-commerce pun berbeda.

Andrew berpendapat konsumen di media sosial itu biasanya manja karena ingin lebih personal menghubungi langsung penjualnya. Banyak pertanyaan yang diajukan itu belum bisa diakomodasi oleh chatbot karena mereka juga minta rekomendasi, produk mana yang bagus sesuai postur tubuh atau wajahnya.

“Mereka itu enggak langsung yakin mau beli produk karena takut salah beli. Makanya konsumen di sini sangat chatty, ingin fleksibel untuk pembayaran dan metode pengirimannya. Beda dengan di marketplace, konsumennya sudah tahu apa yang mau dibeli dan mandiri,” ujarnya.

Baik TokoTalk, Qiscus, dan Halosis adalah pemain yang fokus permudah pengelolaan toko online, baik dari pelayanan konsumen, metode pembayaran, dan pengiriman dalam satu link. Konsumen mereka adalah penjual online yang sebenarnya tidak berjualan di platform media sosial saja tapi juga di marketplace.

“TokoTalk tidak bersaing dengan marketplace, justru menciptakan platform e-commerce untuk para penjual memudahkan aktivitas penjualan mereka, misalnya mengelola order dan inventaris,” sebut Nesya.

Bicara pencapaian, TokoTalk telah digunakan oleh 155 ribu penjual untuk mengelola toko online mereka di berbagai platform online. Mencetak total transaksi $2 juta tiap bulannya (per Juli 2019), berdasarkan nilai naik 30% secara MoM.

Qiscus, sebagai platform penyedia in-app chat, merilis fitur Multichannel Chat untuk pengusaha kelola konsumen yang menghubungi lewat platform chat mainstream seperti WhatsApp, Telegram, Line, dan Messsenger ditangani dalam satu dashboard. Serta mengelola tools lain, seperti CRM, payment gateway dan chatbot. Tanpa dirinci, fitur ini telah dirilis sejak awal 2019 dan tumbuh 50%-100% untuk keseluruhan bisnisnya.

Adapun Halosis telah menggaet 10 ribu penjual mikro yang berjualan di platform media sosial dan e-commerce. Data terakhir menyebut, Halosis sudah menangani 199.200 ribu chat pada tahun lalu yang di dalamnya memuat 40.235 transaksi senilai $1 juta.

Preferensi Akun Instagram yang Di-Follow Pengguna Menurut Survei Jakpat / DailySocial
Preferensi Akun Instagram yang Di-Follow Pengguna Menurut Survei Jakpat / DailySocial

DailySocial menemui salah satu penjual online yang sepenuhnya memanfaatkan platform media sosial untuk berjualan. Ialah Jessica Yamada, pemilik katering menu makan sehat DapurFit yang dirintis sejak 2012. Sebagai bentuk keseriusannya di segmen ini, instalasi peralatan di dapurnya bahkan sudah hospital grade.

Menurut pengakuannya, Instagram menjadi saluran pemasaran utama dari bisnis online-nya tersebut. Branding DapurFit tergolong cukup kuat sebagai pionir katering menu sehat, dengan lebih dari 80 ribu follower di Instagram. Seperti bisnis online lainnya, Jessica juga memanfaatkan peranan influencer untuk branding-nya.

Konsumen harus menghubungi via WhatsApp untuk berlangganan menu dengan pilihan paket yang tersedia. Pengantaran akan dilakukan melalui kurir sendiri dan kurir on demand GrabExpress apabila di luar jangkauan layanan DapurFit. Dalam seharinya, DapurFit mengirim 600 boks.

“Hampir 90% pesanan datang dari Instagram yang diteruskan melalui WhatsApp. Situs sendiri sebenarnya ada tapi masih beta banget, belum bisa terima order,” kata Jessica.

Grab menyadari potensi bisnis kurir dari para penjual online dengan merilis GrabExpress. Makanya untuk menyeriusi bisnis ini, secara rutin ada pembaruan fitur untuk memudahkan mereka mengantarkan paket sampai ke konsumen.

Hingga kini, area layanan GrabExpress tersedia di 150 kota. Tanpa data spesifik, selama setahun terakhir, jumlah pengiriman harian di GrabExpress naik lebih dari 20 kali, akurasi pesanan tiba sesuai estimasi juga naik lebih 90%.

Dari segi pengguna, lebih dari 50% pengguna GrabExpress adalah wirausahawan mikro dengan definisi mereka yang berjualan secara online dengan platform manapun, dari media sosial ataupun platform e-commerce.

“Kami melayani semua wirausaha mikro yang berjualan lewat online, seperti WhatsApp, Instagram, dan Facebook. Juga mereka yang berjualan di platform e-commerce, kami sudah bekerja sama dengan Tokopedia, Bukalapak, dan Shopee,” terang Head of Logistics Grab Indonesia Tyas Widyastuti.

Ada sejumlah fitur yang didesain Grab untuk melayani penjual online, di antaranya pengiriman antar kota di Pulau Jawa dengan Ninja Xpress, baru diperkenalkan awal Juli 2019; langganan paket hemat GrabExpress; pengiriman instan dan same day; bukti pengiriman & pelacakan langsung; kirim ke banyak tujuan dan pesan banyak sekaligus.

Bermuara di pemberdayaan pedagang online agar punya daya saing

Keseluruhan pemain di atas saling memiliki kesinambungan satu sama lain demi menangkap besarnya peluang di transaksi platform digital, sebab semuanya bermuara di pedagang lokal itu sendiri, bagaimana mereka bisa diberdayakan dan mau berkembang dengan memanfaatkan platform online.

Dari data yang dikutip Grab, ada 62 juta pelaku UMKM yang mencakup 99,92% dari total unit usaha dalam negeri. Namun, hanya sekitar 23 juta UMKM saja yang memiliki pengetahuan tentang berjualan online, itu pun masih sangat dasar.

Padahal, agar bisa berkompetisi, Grab melihat pelaku UMKM perlu memiliki produk yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat, punya pengelolaan yang baik dan berkesinambungan, pengetahuan pemasaran secara digital, bisa menciptakan brand image yang baik, dan punya proses logistik yang mudah digunakan.

Dari keseluruhan tantangan ini, makanya wajar sekali banyak pihak yang menggelar program pelatihan wirausahawan muda, dari perusahaan skala global seperti Facebook dan Instagram, sampai perusahaan lokal dari berbagai lini yang berkaitan langsung.

Ambisi mulia yang ingin dicapai adalah mendorong para penjual tidak hanya tenar di dalam negeri tapi juga di luar negeri.

Proyeksi Transaksi E-Commerce di Indonesia Menurut McKinsey / DailySocial
Proyeksi Transaksi E-Commerce di Indonesia Menurut McKinsey / DailySocial

Masih banyak pedagang yang belum online, namun ada juga mereka yang sudah mencoba untuk perbesar pasar hingga ke luar Indonesia. Berbagai platform e-commerce sudah menyajikan layanannya. Demikian pula dengan Instagram.

Ketika buka tab IG Shop, katalog yang disajikan bercampur dari penjual lokal juga luar negeri. Kamu bisa langsung pilih produk dan menyelesaikan pembayaran dengan kartu kredit atau PayPal.

Kesiapan pemain e-commerce

Bukalapak misalnya, sudah merilis BukaGlobal untuk menjawab tantangan keterbatasan logistik, akses, dan infrastruktur yang selama ini menghambat langkah para pelaku UKM ke panggung global. BukaGlobal hadir di Singapura, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, dan Brunei Darussalam yang memiliki ketertarikan terhadap produk Indonesia.

“Kami masih terus memantau perkembangannya agar dapat memperluas jangkauan fitur BukaGlobal ke negara lain,” ujar Intan Wibisono.

Shopee merilis program ekspor Kreasi Nusantara dari Lokal untuk Global, berbentuk laman khusus yang didedikasikan untuk memberikan sorotan bagi produk lokal. Program ini telah mengkurasi sekitar 25 ribu produk lokal setiap minggunya, terjadi peningkatan transaksi hingga 8 kali lipat sejak pertama kali meluncur.

“Dari program ini, UMKM dapat memaksimalkan potensi penjualan produk lokal via luar negeri via Shopee. Selain itu, mereka juga bisa belajar cara mengembangkan strategi ekspor melalui kelas Kampus Shopee,” kata Rezky Yanuar.

Tantangan ketika ekspor bagi UKM itu cukup besar. Mereka harus menguasai regulasi, logistik, dan metode pembayaran. Ketiganya cukup krusial jika terlewat, makanya perlu dipastikan mereka paham betul dengan detil melalui sesi pelatihan.

Blibli punya cara sendiri untuk dorong ekspor. Geoffrey menjelaskan perusahaan menyiapkan UKM lokal lewat kompetisi The Big Start, mencari talenta berbakat untuk mengembangkan bisnisnya. Mulai tahun ini, The Big Start bekerja sama dengan beberapa kementerian akan debut mengirimkan creativepreneur lokal terbaik untuk hadir di festival internasional.

Selama program berlangsung, talenta akan dipersiapkan dan diedukasi bagaimana membuat produk yang sesuai dengan permintaan di pasar global. Serta, bagaimana persyaratannya agar bisa dipasarkan di luar negeri.

“Sehingga ada kata kunci untuk melakukan ekspor adalah pendampingan dan edukasi yang intensif. Peran dari pemerintah juga sangat diperlukan untuk bantu UKM lokal tidak hanya fokus ke ketahanan ekonomi dalam negeri, tapi juga kemudahan dan kebijakan yang jelas untuk ekspor.”

Tidak hanya buka etalase di festival internasional, platform Blibli juga akan dipersiapkan untuk terima pesanan dari luar negeri buat para merchant UKM di Blibli.

“Secara platform sebenarnya sudah bisa [terima pesanan dari luar negeri], tapi belum jadi prioritas. Contohnya pas kita jual tiket Asian Games kan itu yang beli ada dari luar negeri. Sekarang masih kita persiapkan mulai dari awal tahun ini. Nanti saya share kalau sudah siap,” tambah CEO Blibli Kusumo Martanto.

Tokopedia belum menyediakan fasilitas ekspor. Nuraini Razak menegaskan Tokopedia adalah marketplace domestik yang tidak memfasilitasi transaksi antar negara. Perusahaan hanya menerima penjual asal Indonesia dan memfasilitasi transaksi dari Indonesia untuk Indonesia.

Pasalnya, mendorong produk lokal jadi tuan rumah di negeri sendiri adalah pekerjaan rumah bersama yang sangat kompleks. Lewat online, produk lokal bisa punya ruang dan panggung untuk mengembangkan ide kreatif, memasarkan produk ke pasar yang lebih luas, hingga suatu hari nanti bisa menjadi brand nasional mendunia.

“Kami punya banyak program yang mencakup hulu ke hilir, contohnya Markerfest, mendorong para kreator lokal untuk meningkatkan kualitas produksi, packaging, dan branding sehingga bisa bersaing dengan produk impor, MEA terbuka, dan dapat akses permodalan dari bank.”

Bantuan pemerintah dan stakeholder sangat dibutuhkan untuk dukung UKM go global. Anastasia Gretti menerangkan produk fesyen Indonesia, dalam hal ini busana muslim, punya kreatifitas lebih unggul dan inovatif bila dibandingkan negara lain.

Namun itu saja tidak cukup, perlu banyak perbaikan dari hulu ke hilir, seperti pengadaan bahan baku, peningkatan skala produksi, bantuan modal, dan lainnya yang di mana ini menjadi tanggung jawab bersama.

“Jadi menurut Hijup tantangan ekspor itu tidak hanya sebatas regulasi dan biaya kirim, tapi kesiapan daya saing produk lokal dalam hal kualitas dan kuantitas juga perlu diperhatikan,” tandasnya.

Posisi Indonesia Terkait Kemudahan Ekspor Barang Ritel Menurut Laporan McKinsey / DailySocial
Posisi Indonesia Terkait Kemudahan Ekspor Barang Ritel Menurut Laporan McKinsey / DailySocial

Masih polemik di perpajakan

Tanpa mengesampingkan potensi dari masing-masing platform belanja online, perlu diingat bahwa sampai saat ini Pemerintah masih dilema cara memajaki e-commerce. Pemberlakuan pajak lewat PMK No 210 Tahun 2018 akhirnya resmi ditunda.

Pemain e-commerce tetap ingin kesetaraan dalam penetapan pajak dengan platform social commerce. Pasalnya, Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai aturan ini belum adil karena masih ditujukan buat ke satu pihak saja. Padahal menurutnya, porsinya justru ada di media sosial.

“Kalau mau buat aturan pajak idealnya jangan ada diskriminasi. Semua penjual online wajib bayar PPn 10% dan PPh. Kalau aturan makin ketat di platform e-commerce, akan ada pergeseran konsumsi ke media sosial,” kata Bhima.

Perwakilan dari Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) sependapat. Pihaknya tetap teguh pada prinsip kesetaraan dalam aturan dan regulasi (equal playing field). “Berbagai aturan yang diberlakukan e-commerce, kami harapkan juga diberlakukan secara setara di transaksi media sosial,” tutur Ketua Bidang Ekonomi Digital idEA Bima Laga.

Dia pun meyakini bahwa ke depannya konsumen akan mengedepankan rasa aman dan nyaman dalam berbelanja online. Platform e-commerce memiliki keamanan yang terjamin, baik dalam transaksi maupun pengiriman.

“Pemerintah pun pada akhirnya akan lebih mudah melakukan pengawasan pada platform e-commerce dibandingkan perdagangan di media sosial,” tutup Bima.

Cara Posting Otomatis di Instagram Menggunakan Smartphone Android

Di tutorial lalu, kami sudah membahas topik serupa tentang bagaimana membuat postingan terjadwal di Instagram menggunakan Hootsuite. Sekarang, kami menemukan sebuah aplikasi yang juga bisa dipakai untuk membuat postingan otomatis ke Instagram yang bisa dipasang ke smartphone.

  • Unduh dan instal dahulu aplikasi Apphi dari Play Store.
  • Setelah terpasang, jalankan aplikasi Apphi lalu tap Login/Sign up Apphi.

Screenshot_20190717-063159_Apphi(1)

  • Selanjutnya masukkan email dan password untuk membuat akun Apphi, tap tombol Sign up untuk menyelesaikan tahap ini.

Screenshot_20190717-063256_Apphi(1)

  • Setelah proses registrasi berhasil, Anda wajib mengintegrasikan akun Instagram atau Facebook terlebih dahulu. Tap saja tombol Add di popup seperti ini.

Screenshot_20190717-063315_Apphi(1)

  • Karena kita ingin membuat postingan otomatis Instagram, maka pilih dulu Instagram.

Screenshot_20190717-063320_Apphi(1)

  • Login ke akun Instagram Anda seperti biasa.

Screenshot_20190717-063221_Apphi(1)

  • Begitu berhasil masuk, langsung tap tombol Schedule untuk membuat postingan otomatis ke Instagram.

Screenshot_20190717-063423_Apphi(1)

  • Pilih jenis postingan yang ingin diterbitkan. Kita coba Gallery dulu.

Screenshot_20190717-063430_Apphi(1)

  • Proses selanjutnya mirip dengan cara posting di aplikasi Instagram Android, pilih foto yang ingin diunggah. Kemudian tap tombol Next jika sudah selesai memilih.

Screenshot_20190717-063500_Apphi(1)

  • Sama, buat caption yang menarik, lalu mention beberapa akun dan tentu tagar yang berkorelasi. Jika sudah, tap tombol Next.

Screenshot_20190717-063814_Apphi(1)

  • Langkah terakhir, tentukan hari dan jam kapan postingan ini diterbitkan ke Instagram. Setelah proses ini Anda lalui dengan sukses, maka postingan akan secara otomatis terjadwal lalu diposting sesuai waktu yang sudah ditentukan.

Screenshot_20190717-063820_Apphi(1)

Nantinya, di akun Apphi ini Anda bisa melihat daftar postingan yang sudah dijadwalkan dan postingan yang sudah terbit. Dari sana, Anda juga bisa menghapus atau merepost kembali.

Instagram Perangi Online Bullying Lewat Dua Tool Baru

Bullying tidak mengenal tempat. Di sekolah, di tempat kerja, bahkan di media sosial pun selalu ada orang-orang dengan perilaku yang menjurus ke bullying. Tidak sedikit kasus serius yang diakibatkan oleh bullying, dan ini juga berlaku untuk online bullying di media sosial.

Sebagai salah satu media sosial dengan jumlah pengguna terbesar, Instagram merupakan panggung yang sangat pas bagi para pelaku online bullying. Untungnya pihak Instagram sendiri tidak mau tinggal diam. Mereka berkomitmen untuk membantu memberikan perlawanan terhadap online bullying dengan bekal kecanggihan AI alias kecerdasan buatan.

Eksperimen mereka terhadap AI melahirkan dua macam tool baru untuk melawan bullying. Yang pertama adalah fitur bernama Restrict, yang dirancang untuk melindungi pengguna dari interaksi-interaksi yang tidak diinginkan, yang sering kali berujung pada bullying.

Instagram Restrict feature

Restrict pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk membatasi gerak-gerik para pelaku bullying. Jadi setelah Anda me-Restrict seseorang, komentar yang datang dari orang tersebut hanya akan bisa dilihat oleh dia sendiri. Orang yang di-Restrict ini juga tidak dapat melihat kapan Anda terakhir aktif di Instagram atau apakah Anda sudah membaca DM (Direct Message) darinya.

Restrict sejatinya bisa dilihat sebagai alternatif yang tidak berisiko dari fitur Block, Unfollow dan Report. Tiga fitur itu sebenarnya sudah bisa membatasi perilaku bullying, akan tetapi sering kali malah semakin memperburuk keadaan, terutama apabila korban berinteraksi dengan pelaku di kehidupan nyata. Itulah mengapa banyak pengguna yang cenderung enggan memanfaatkan ketiga fitur tersebut meski kerap menjadi korban bullying.

Instagram undo comment

Tool yang kedua adalah implementasi AI untuk memperingatkan pengguna saat mereka hendak memberikan komentar yang bersifat ofensif. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar, fitur ini bakal memastikan kembali kepada pengguna sebelum komentarnya diunggah, sebab AI telah mendeteksi bahwa komentarnya mirip dengan komentar-komentar lain yang telah dilaporkan.

Secara teori, intervensi semacam ini bakal memberi pengguna kesempatan untuk mempertimbangkan kembali sekaligus mengurungkan niat mereka berkomentar dengan nada yang negatif. Berdasarkan pengujian awal Instagram, fitur ini terbukti dapat mendorong sejumlah orang untuk mengganti komentarnya dengan yang bersifat tidak terlalu menyinggung.

Harapannya tentu saja fitur ini dapat mencegah seseorang memanfaatkan fitur Restrict itu tadi. Instagram pada dasarnya ingin mendorong interaksi yang positif di antara para penggunanya, dan itu sangat penting mengingat mayoritas pengguna Instagram adalah kalangan muda-mudi.

Sumber: Instagram. Gambar header: Pexels.

IGTV Kini Mendukung Video Berformat Landscape

Saat IGTV diluncurkan tahun lalu, salah satu hal yang paling dibanggakan Instagram adalah sifat eksklusif platform tersebut untuk para pengguna smartphone. Hal itu ditunjukkan lewat format video vertikal alias portrait yang didukung IGTV, dan Instagram yakin betul ini merupakan cara paling alami mengonsumsi konten di smartphone.

Namun pada prakteknya, masih banyak kreator yang kurang sreg dengan format vertikal dan memilih mengunggah kontennya ke IGTV dalam format landscape. Alhasil, pengalaman yang didapat para penonton jadi kurang maksimal akibat garis hitam besar di bagian atas dan bawah video.

Beruntung ke depannya tidak harus seperti itu, sebab Instagram baru saja mengumumkan bahwa IGTV kini telah mendukung format landscape. Keputusan ini didasari oleh perbincangan mereka dengan para penonton maupun kreator yang ingin lebih bebas dalam berekspresi.

Instagram pun menyamakan perubahan keputusan ini seperti ketika mereka menghadirkan dukungan format selain square pada platform-nya di tahun 2015. Idealisme itu boleh, tapi ketika praktek di lapangan menunjukkan hasil yang berbeda, beradaptasi merupakan langkah yang lebih bijak.

Kira-kira seperti itu visi yang dipegang teguh oleh Instagram. Mereka bilang bahwa ini baru permulaan, dan mereka berkomitmen untuk terus berevolusi demi pertumbuhan IGTV sekaligus membuka peluang buat para kreator untuk memperoleh penghasilan lewat platform ini.

Sumber: Instagram.

Netflix Hadirkan Integrasi Instagram Story

Sifat Instagram Story yang ephemeral (eksis untuk sementara waktu saja) menjadikannya tempat yang sangat ideal untuk berbagi apa saja. Tidak jarang saya menjumpai teman-teman yang membagikan lagu yang sedang didengarkannya di Spotify, dan tidak lama lagi sepertinya tren yang sama juga akan berlaku untuk film yang ditonton di Netflix.

Ya, Netflix baru saja meluncurkan integrasi Instagram Story pada aplikasi iOS-nya. Persis seperti integrasi Story di Spotify, di sini pengguna Netflix juga dapat membagikan film yang ditontonnya langsung dari aplikasi Netflix sendiri.

Yang dibagikan adalah poster atau custom artwork dari film yang bersangkutan, yang sudah disiapkan oleh Netflix sendiri. Dari situ pengguna masih bisa menambahkan elemen seperti sticker atau opsi polling. Ini jelas lebih praktis sekaligus lebih bagus hasilnya ketimbang mengambil screenshot lalu mengunggahnya ke Instagram Story.

Netflix Instagram Story

Pengguna lain yang melihat Story tersebut di perangkat iOS juga akan melihat tombol kecil berlabel “Watch on Netflix”, yang akan membawa mereka langsung ke film yang bersangkutan di aplikasi Netflix yang sudah ter-install pada perangkat.

Buat Netflix, integrasi semacam ini bisa membantu mereka mempromosikan konten-konten orisinalnya secara lebih luas lagi. Terlepas dari itu, pengguna dapat membagikan semua film yang tersedia di katalog Netflix, bukan hanya konten orisinalnya saja.

Untuk sekarang, fitur ini sudah tersedia secara global pada versi terbaru aplikasi Netflix di iOS. Pengguna perangkat Android masih harus bersabar menunggu.

Sumber: SlashGear dan TechCrunch.

Sticker Pertanyaan Instagram Kini Dapat Dijawab via Sesi Video Live

Menjelang pergantian tahun, Instagram menghadirkan tiga pembaruan yang cukup menarik untuk fitur Stories-nya. Yang paling menarik, seperti yang tertera pada gambar di atas, adalah fitur Q&A (tanya-jawab) secara live via bantuan sticker.

Jadi ketika seseorang menggunggah Story yang mengajak para follower-nya untuk bertanya, ia dapat menjawabnya via sesi live. Ia bebas memilih pertanyaan dari follower yang masuk untuk ditampilkan bersamaan dengan video live-nya, dan menjawabnya secara langsung pada saat itu juga.

Buat para follower yang hendak bertanya, mereka tinggal merespon Story seperti biasa. Lalu ketika jawabannya hendak disampaikan via sesi live, para follower akan melihat label “Q&A” pada barisan Stories-nya. Untuk kembali mengajukan pertanyaan lain, cukup respon kembali Story sebelumnya itu tadi.

Instagram countdown sticker

Fitur baru yang kedua adalah yang paling bisa ditebak, yakni sticker hitungan mundur untuk disematkan ke Story. Menariknya, semisal Anda membuat hitungan mundur untuk malam tahun baru, sticker-nya akan tetap tersedia dan siap digunakan lagi pada unggahan Story lainnya, dan hitungan mundurnya akan terus berlanjut sampai akhirnya selesai.

Fitur baru yang terakhir ditujukan buat pengguna di kawasan yang sudah kebagian jatah sticker musik. Mereka sekarang dapat merespon sticker pertanyaan dengan koleksi lagu pada perangkatnya. Sang pengunggah Story kemudian bisa melihat respon dari para follower yang berisi deretan lagu, kemudian memutarnya sekaligus mengunggahnya menjadi Story baru.

Sumber: Instagram.

Direct Message di Instagram Sudah Mendukung Pengiriman Pesan Suara

Setelah meluncurkan pesan video ke dalam fitur olah pesan bawaan, jejaring sosial kepunyaan Facebook, Instagram hari ini mulai meluncurkan pesan suara sebagai opsi lain bagi pengguna yang ingin mengirimkan pesan dalam bentuk audio, bukan video. Instagram telah menguji fitur ini setidaknya selama empat bulan. Dan kini, semua pengguna berbasis Android dan iOS segera bisa mempergunakannya.

Cara pakai fitur pesan suara di Instagram Direct ini sangat mirip dengan fitur serupa di perpesanan suara yang tersedia di Apple iMessage. Durasi pesan suara yang dikirimkan bisa mencapai satu menit, mencakup pesan perorangan atau kelompok.

fitur pesan suara instagram

Untuk menggunakan fitur ini, pengguna cukup menekan tombol mikrofon dan pesan akan dikirim secara otomatis saat tombol dilepas. Tetapi jika pengguna merasa tidak yakin untuk mengirimnya atau ingin merekam ulang, mereka bisa menggeser jari Anda ke tempat sampah untuk menghapusnya sebelum melepaskan tekanan.

Di platform lain, seperti WeChat, pesan suara mulai menjadi salah satu cara komunikasi favorit. Jadi cukup masuk akal apabila Instagram mengikutinya dengan merilis fitur yang sama. Instagram harus diakui agak terlambat menghadirkan fitur pesan suara ke DM. Pasalnya, Facebook sebagai perusahaan induknya sudah sejak beberapa tahun lalu menawarkan cara komunikasi ini.

Peluncurannya sendiri ditujukan untuk pengguna global, namun seperti pembaruan yang sudah-sudah, kemungkinan besar belum semua pengguna benar-benar akan menemukan fitur ini di fitur Direct Message miliknya. Jika Anda termasuk di antaranya, mohon bersabar dan periksa kembali besok.

Sumber berita Techcrunch dan gambar header Pixabay.

Berkat Fitur Deskripsi Lisan Otomatis, Instagram Jadi Lebih Bersahabat bagi Pengguna dengan Gangguan Penglihatan

Meski Instagram yang kita kenal sekarang sudah jauh lebih kaya fitur dibanding beberapa tahun lalu, premis utamanya tidak berubah, yakni menyajikan konten secara visual, tidak peduli apapun formatnya. Ini berbeda dari Facebook atau Twitter yang juga dibanjiri konten dalam bentuk teks saja.

Maka dari itu, Instagram bermaksud menjadikan platform-nya lebih bersahabat kepada kalangan pengguna yang memiliki gangguan penglihatan. Mereka baru saja memperkenalkan fitur automatic alternative text yang memanfaatkan teknologi object recognition untuk mendeskripsikan foto secara lisan.

Fitur ini sangat ideal digandengkan dengan fitur screen reader bawaan banyak smartphone. Jadi selagi pengguna melihat suatu foto di Feed, Explore maupun Profile, mereka dapat mendengarkan deskripsi objek-objek yang terdapat pada foto tersebut.

Di samping itu, sang pengunggah foto sebenarnya juga bisa menambahkan deskripsinya sendiri secara manual, dan ini juga akan dibacakan kepada para pengguna yang memanfaatkan fitur screen reader pada ponselnya.

Instagram bukanlah yang pertama kali menggunakan fitur semacam ini pada platform-nya. Dua tahun lalu, Facebook sudah mengembangkan dan menggunakan teknologi yang sama. Jadi tidak heran apabila kemudian fiturnya diwariskan ke Instagram.

Sumber: Instagram via VentureBeat.

Instagram Uji Rancangan Baru untuk Profil Pengguna

Instagram dalam tulisan di blog-nya mengatakan sedang menguji layout baru untuk profil pengguna yang dirancang ulang untuk membuat pengguna mengekspresikan diri dan terhubung ke pengguna lain dengan lebih baik.

Dalam tulisannya itu dikatakan bahwa beberapa pengguna Instagram mungkin saja sudah menjumpai desain baru dalam beberapa minggu ke depan, baik di profil mereka sendiri atau orang lain. Perubahan yang dihadirkan mencakup adanya tombol yang diatur ulang, ikon, dan navigasi tab.

Dikatakan lebih lanjut bahwa rancangan ulang ini sebagai langkah penyegaran atau pengaturan ulang dari rancangan yang sudah ada. Artinya, pengguna tetap akan menemukan unsur-unsur yang sudah kadung akrab dengan sejumlah perubahan di beberapa titik. Hasil akhirnya, Instagram berharap, lebih bersih dan lebih mudah dinavigasi daripada desain profil sebelumnya. Tidak akan ada perubahan apa pun pada konten pengguna yang muncul di kisi profil.

3_up_EN_en1

Seperti apa perubahan yang ditawarkan bisa kita lihat sekilas di screenshot yang disediakan oleh Instagram. Sebagai contoh, profil bios ditampilkan di samping gambar profil, sementara tombol Ikuti dan Pesan duduk bersama di bawahnya.

Tetapi yang menarik, rancangan itu juga menunjukkan unsur jumlah pengikut yang agak kurang menonjol, langkah yang baru-baru ini juga ditempuh oleh Twitter untuk aplikasi iOS dalam upaya untuk memprioritaskan percakapan “bermakna” ketimbang retweet, follow, dan likes.

Perubahan penting lainnya terlihat di bagian navigasi, di mana Instagram menampilkannya di atas sisi foto dan video, termasuk “Post” dan “IGTV.” Desain ini seolah-olah ingin memberikan akses langsung ke menu-menu yang memang diinginkan oleh pengguna, termasuk tombol pesan yang menonjol dan daftar pengikut yang sama.

Perusahaan menambahkan bahwa saat ini mereka tengah mencoba beberapa kombinasi yang paling ideal. Artinya, perubahan ini belum bersifat final dan bisa jadi akan ada perubahan lain saat digulirkan ke seluruh pengguna publik.

Sumber berita Instagram.