Layanan Telemedicine Halodoc Segera Hadir dalam Aplikasi Prudential

Perusahaan asuransi Prudential mengumumkan layanan telemedicine Halodoc bakal tersedia di dalam aplikasi Pulse by Prudential yang siap diluncurkan dalam waktu dekat. Pengumuman ini sekaligus menandakan realisasi bisnis kedua perusahaan, pasca Halodoc umumkan perolehan investasi tambahan Seri B+.

Chief Executive of Prudential Corporation Asia Nic Nicandrou mengatakan, kedua perusahaan berbagi visi membawa layanan kesehatan dengan biaya terjangkau dan mudah diakses jutaan orang, pada skala yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

“Kemitraan strategis ini merupakan langkah penting menuju visi tersebut dan bagian integral dari perwujudan layanan kesehatan digital revolusioner Prudential di Indonesia,” ujar Nicandrou dalam keterangan resmi.

Layanan telemedicine dari Halodoc memungkinkan nasabah Prudential untuk berkonsultasi dengan dokter secara online, membeli dan mengatur pengiriman resep, memesan tes laboratorium, mendapatkan opini medis kedua, dan menjadwalkan konsultasi di rumah sakit yang tergabung dalam jaringan PruMedical Network.

Diharapkan layanan tersebut menjadi nilai tambah untuk semua nasabah Prudential. Terlebih, Prudential bisa dikategorikan sebagai perusahaan asuransi asing terbesar dengan dua juta nasabah di Indonesia.

Halodoc sendiri telah melayani sekitar tujuh juta orang per bulan, menghubungkan mereka secara online dengan 22 ribu dokter dan lebih dari 1.000 apotek, mengantarkan layanan pengantaran obat di 50 kota.

Nicandrou melanjutkan kemitraan serupa juga dilakukan perusahaan untuk platform digitalnya di 10 negara di Asia. Aplikasi Pulse by Prudential ini menawarkan pengelolaan kesehatan holistik kepada nasabah. Dibantu dengan alat mandiri dan informasi real time yang didukung oleh kecerdasan buatan.

Di dalamnya memuat fitur kesehatan dan kebugaran 24/7 buat nasabah, membantu mereka mengetahui cara mencegah, menunda, dan melindungi risiko serangan penyakit.

Aplikasi ini akan segera hadir di regional Asia, didukung oleh mitra seperti Babylon Health (analisis gejala dan evaluasi kondisi kesehatan), Tictrac (layanan kesehatan digital), Halodoc (telemedicine di Indonesia), DoctorOnCall (konsultasi online di Malaysia), AIME (pelacak demam berdarah di Malaysia), dan Boost (e-wallet di Malaysia).

Application Information Will Show Up Here

Mengenal Simas Insurtech, Unit Asuransi Umum Berbasis Digital dari Grup Sinar Mas

Industri asuransi kini menjadi generasi fintech berikutnya yang ikut terpengaruh dari pesatnya perkembangan teknologi. Penetrasinya yang masih kecil, mendorong pemain startup untuk menggarapnya dengan berbagai pendekatan baru.

Grup Sinar Mas melihat peluang tersebut dengan meluncurkan anak usaha bernama Asuransi Simas Net sejak 2015. Kemudian berganti nama menjadi Asuransi Simas Insurtech sejak awal tahun ini dengan semangat ingin perkuat posisinya sebagai asuransi berbasis teknologi.

“Terlebih, istilah insurtech itu sudah secara luas dipakai secara internasional juga,” ucap Direktur Utama Simas Insurtech Teguh Aria Djana kepada DailySocial.

Menjadi perusahaan asuransi online membawa banyak keuntungan yang tidak bisa didapatkan oleh asuransi konvensional. Perusahaan lebih luwes dalam mengembangkan produk, misalnya produk asuransi perjalanan yang dibuat punya berbagai variasi sesuai kebutuhan pengguna.

Khusus untuk asuransi perjalanan saja, perusahaan bisa memiliki lebih dari 10 variasi, contohnya produk asuransi khusus delay untuk penumpang pesawat terbang. Di luar itu, ada asuransi khusus layar smartphone jika retak karena jatuh atau ada benturan.

Secara variasi, perusahaan merancang produk untuk kebutuhan masyarakat modern, seperti asuransi mobil, perjalanan, kecelakaan diri, rumah, hewan peliharaan, kredit untuk fintech, dan lainnya.

“Ada beberapa produk baru yang akan dan sedang kita develop. Kita banyak fokus ke proses klaim, [agar] nantinya lebih cepat baik proses verifikasi dan settlement-nya.”

Manfaatkan kemitraan dengan perusahaan teknologi

Keuntungan lainnya yang bisa diandalkan Simas Insurtech sebagai perusahaan teknologi adalah kemudahan dalam memasarkan produk. Menurut Teguh, kehadiran agregator fintech justru sangat menguntungkan karena perusahaan bisa menjangkau lebih banyak segmen masyarakat.

Hampir semua platform agregator sudah menjadi mitra Simas Insurtech, sebut saja PasarPolis, Qoala, Fuse, Cermati, dan GoBear. Tak hanya platform fintech, Simas Insurtech juga menjual produknya lewat Traveloka (khusus produk asuransi perjalanan) dan bundling pembelian tiket perjalanan di Tokopedia dan JD.id.

Berbagai kemitraan ini, mendorong penjualan signifikan untuk produk populer seperti  asuransi perjalanan, asuransi penjaminan kredit untuk pinjaman fintech, dan asuransi kendaraan bermotor.

“Sangat terbantu karena para agregator menjadi channel distribution yang kontribusinya cukup signifikan.”

Dia menargetkan sepanjang tahun ini perusahaan dapat mencetak premi sebesar Rp100 miliar, naik dari realisasi tahun lalu sebesar Rp54 miliar. Adapun per Juni 2019, perusahaan telah mencetak premi hingga Rp53 miliar atau naik 166% dari periode yang sama tahun lalu.

“Penetrasi asuransi di Indonesia kami harapkan bisa meningkat dari kehadiran pemain seperti kami. Lihat dari sisi premi saja, pertumbuhan premi kami di atas 100%,” tutupnya.

Simas Insurtech merupakan anak perusahaan dari PT Asuransi Sinar Mas melalui Sinarmas Multifinance yang menggenggam 85% saham dan PT Sinar Mas Multi Artha Tbk yang memiliki 15%.

Selain Simas Insurtech, pemain sejenis lainnya yang bermain di ranah ini adalah Jagadiri, FWD Life, dan AXA Direct. Yang terbaru adalah kehadiran Simplr sebagai produk digital dari perusahaan Asuransi Parolamas.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Jumps Into Online Insurance Business Through PasarPolis

Gojek introduces Go-Sure as its latest service targeting the online insurance industry. It’s still in beta version and available only for selected users. The service provided by PasarPolis online insurance and currently sell travel insurance products.

The possibility is high for Go-Sure to add new variants considering PasarPolis also has other products, such as vehicle insurance and gadget screen. The latest service is to tighten Gojek’s position as a super app.

PasarPolis synergy with Gojek becomes stronger after the series A funding involving Traveloka and Tokopedia last year. They also support gadget insurance for drivers and accidental insurance for all customers, either in Indonesia or other Gojek’s operational countries, Vietnam and Thailand.

The procedure is quite easy. Users only required to fill the flight type, destination, date, and profile. Payments can be made via bank transfer, credit card, or Go-Pay. It has two options, Rp17,500 or Rp35,000.

PasarPolis also provides instant claim as an added value. By entering the flight number, the system will automatically notify the customers of delay or any other issues. The claim supposed to be faster.

The lack of insurance penetration in Indonesia has become a stuffed cake to be taken seriously. Another unicorn startup, Traveloka, already provide travel insurance in its app, partners with Asuransi Simasnet. They also offer bundling products for each booking with Chubb insurance. Meanwhile, PasarPolis is available in JD.id, PegiPegi, and Citilink.

They also claim to handle more than 100 thousand travel insurance purchasing and hundreds of claims. In the Q4 of 2018, it has sold more than a million insurance policies.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Apakah Pertumbuhan Startup Insurtech dapat Meningkatkan Penetrasi Produk Asuransi di Indonesia?

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Allianz Research, volume premi asuransi global tahun 2018 meningkat 3,3% dari tahun sebelumnya, nilainya mencapai 3.655 miliar Euro, belum termasuk asuransi kesehatan. Namun demikian, riset tersebut juga mengemukakan bahwa premi market di Indonesia tumbuh rendah sepanjang tahun 2018.

Rendahnya pertumbuhan dinilai disebabkan adanya penurunan pada pertumbuhan premi asuransi jiwa. Sebaliknya, premi Property & Casualty (P&C) tumbuh baik dan meningkat dua kali lipat dalam dua tahun terakhir. Meskipun demikian, segmen P&C, menyumbang hanya seperempat dari total kumpulan premi (di luar asuransi kesehatan).

Allianz Research
Besaran premi per kapita untuk produk asuransi P&C / Allianz Research

Pada kancah yang lebih teknis, DSResearch mengemukakan faktor keengganan orang Indonesia dengan produk asuransi disebabkan karena beberapa faktor. Pertama terkait prosedur untuk mendapatkannya (33,62%), kedua harga yang dinilai terlalu mahal (24,15%), dan yang ketiga para responden survei tidak memahami tentang produk dan manfaatnya (20,76%). Selain itu masih ada beberapa responden (13,56%) yang mengaitkan dengan larangan agama.

Jika diamati lebih mendalam, dari tiga faktor dominan di atas maka dapat disimpulkan aksesibilitas akses menjadi yang paling signifikan, yakni terkait prosedur layanan dan informasi produk. Sementara itu, seiring dengan perkembangan era digital, di Indonesia mulai muncul beragam jenis platform (berbentuk web dan aplikasi) yang menghubungkan pengguna ke layanan asuransi. Disebut insurtech (insurance technology), lanskap tersebut kini ramai digarap startup.

Saat ini sudah ada beragam jenis layanan asuransi digital, dari yang berbentuk marketplace aggregator hingga aplikasi yang menjual langsung produk asuransi. Terkait penetrasinya sendiri, dari 1296 responden pengguna ponsel pintar yang mengikuti survei DailySocial, sebagian besar (60,55%) mengetahui tentang platform insurtech. Sebagian lagi (33,94%) masih ragu tentang fungsionalitas layanan tersebut.

Insurtech
Pemahaman masyarakat tentang layanan insurtech / DSResearch

Beberapa layanan insurtech seperti Asuransiku, Axa MyPage, Asuransi88 dan PasarPolis juga mulai populer di kalangan responden. Dari 791 responden yang pernah menggunakan platform digital untuk mengakses layanan asuransi, rata-rata setuju bahwa distribusi informasi, pendaftaran, hingga proses klaim menjadi dimudahkan. Terlebih saat ini banyak platform digital lain seperti e-commerce, OTA atau on-demand mulai “menjual” berbagai jenis varian produk asuransi disesuaikan dengan tipe layanan mereka.

Untuk hasil riset yang lebih lengkap, unduh laporan DSRsearch secara gratis pada tautan berikut ini: Insurance Technology Survey 2019.

Gandeng PasarPolis, Gojek Masuk ke Bisnis Asuransi Online

Gojek mulai memperkenalkan Go-Sure sebagai layanan terbaru yang menyasar ranah asuransi online. Go-Sure masih bersifat beta dan belum tersedia untuk semua pengguna. Layanan ini disediakan asuransi online PasarPolis dan baru menjual produk asuransi perjalanan.

Besar kemungkinan Go-Sure menambah variasi produk di masa depan mengingat PasarPolis juga memiliki sejumlah produk lain, seperti asuransi kendaraan dan layar gadget. Kehadiran Go-Sure diharapkan makin mengukuhkan Gojek sebagai super app di berbagai layanan.

Keterikatan PasarPolis dengan Gojek cukup kuat pasca menjadi investor bersama Traveloka dan Tokopedia di pendanaan Seri A tahun lalu. PasarPolis juga mendukung asuransi gadget untuk mitra pengemudi dan asuransi kecelakaan untuk setiap penumpang yang memanfaatkan layanan transportasi Gojek, baik di Indonesia maupun wilayah operasional Gojek di Vietnam dan Thailand.

Pembelian asuransi di Gojek cukup mudah. Pengguna cukup mengisi jenis penerbangan, tujuan, tanggal penerbangan, dan identitas diri. Opsi pembayarannya mulai dari transfer bank, kartu kredit, atau Go-Pay. Pilihan harga per polis adalah Rp17.500 dan Rp35 ribu.

PasarPolis menyediakan fitur klaim instan untuk memberikan nilai tambah buat pengguna. Dengan memasukkan nomor penerbangan, nanti sistem perusahaan akan secara otomatis memberi tahu pengguna apabila terjadi delay atau hal lainnya. Pembayaran klaim diharapkan lebih cepat.

Masih minimnya penetrasi asuransi di Indonesia menjadi kue bisnis yang gurih untuk diseriusi. Startup unicorn lainnya, Traveloka, menyediakan pembelian asuransi perjalanan di dalam aplikasinya, menggandeng Asuransi Simasnet. Mereka juga menyediakan produk bundling untuk setiap pembelian tiket perjalanan dengan Asuransi Chubb. Sementara PasarPolis tersedia di JD.id, PegiPegi, dan Citilink.

PasarPolis mengklaim sejauh ini setiap bulannya membukukan lebih dari 100 ribu pembelian asuransi perjalanan dan ratusan pencairan klaim. Pada kuartal empat 2018, PasarPolis mencatatkan lebih dari satu juta polis asuransi terjual.

Application Information Will Show Up Here

Parolamas Kenalkan Layanan Asuransi Digital Simplr

PT Asuransi Parolamas (Parolamas) sudah lama dikenal sebagai perusahaan penyedia jasa asuransi. Di era teknologi digital, mereka mengeluarkan sebuah layanan baru, Simplr, untuk memudahkan masyarakat mengakses produk-produknya.

Sebagai sebuah perusahaan asuransi, Parolamas sudah berusia 55 tahun dan sejak 2015 menjadi bagian IAG (Insurance Australia Group), salah satu grup asuransi Australia. Simplr hadir sebagai bentuk digitalitasi asuransi yang ditawarkan langsung kepada masyarakat.

Simplr sudah mulai diperkenalkan sejak 24 Juli 2018. Pihak Parolamas sejauh ini cukup optimis dengan layanan barunya yang secara rata-rata telah membukukan lebih dari 70 ribu pengunjung per bulan.

Saat ini ada tiga produk Parolamas yang ditawarkan melalui Simplr, yakni asuransi Gaya Hidup (melindungi gaya hidup saat tertimpa kecelakaan yang menyebabkan kematian/cacat maupun pemutusan hubungan kerja karena bangkrutnya perusahaan menurut hukum), asuransi Dana Sehat (memberikan santunan tambahan untuk bisa mengakses layanan yang lebih layak atau untuk melengkapi BPJS maupun asuransi dari tempat kerja), dan asuransi kendaraan bermotor (melindungi aset transportasi mobil dari kehilangan maupun kerusakan menyeluruh).

“Tidak seperti platform asuransi online lainnya, produk-produk Simplr adalah milik kami sendiri yang kami desain dan jamin sendiri. Jadi nasabah langsung berurusan dengan pemilik produk, bukan dengan perantara (baik online maupun offline) yang hanya fokus menjual produk dan tidak mengedepankan customer service setelah penjualan selesai,” terang pihak Parolamas kepada DailySocial.

Tahun ini Parolamas memperkenalkan Simplr sambil terus mengembangkan produk relevan yang simpel, terjangkau, dan bermanfaat untuk Indonesia.

Kemudahan akses dan pembayaran

Sebagai sebuah layanan digital, Simplr dihadirkan dengan mengedepankan konsep kemudahan, baik dari segi akses maupun transaksi. Pihak Parolamas mengklaim bahwa mereka mengusung konsep “mobile first, desktop second”, meskipun belum meluncurkan aplikasi mobile.

Simplr juga menjanjikan pelayanan pembelian produk asuransi dalam waktu tiga menit atau lebih cepat, informasi mengenai produk akan disampaikan dengan sederhana dan lengkap, dan juga memiliki dukungan pembayaran yang beraneka ragam seperti kartu kredit/debit, Doku, transfer bank, pembayaran di gerai Alfamart. Mereka juga tengah mengupayakan untuk menambah opsi pembayaran menggunakan Ovo, Go-Pay, dan LinkAja.

Targetkan Milenial, Aplikasi Igloo Hadirkan Asuransi Perlindungan Layar Ponsel

Bertujuan untuk menghadirkan produk asuransi untuk kalangan milenial, Sompo Indonesia (perusahaan asuransi asal Jepang) dan Axinan menjalin kemitraan strategis meluncurkan aplikasi Igloo. Aplikasi yang dilengkapi dengan teknologi machine learning tersebut menyediakan layanan asuransi khusus untuk perlindungan layar (screen protector) untuk semua tipe dan merek ponsel yang tersedia di Indonesia.

CEO Sompo Indonesia Eric Nemitz menyebutkan, dipilihnya Axinan sebagai mitra karena sesuai dengan misi dan komitmen untuk memperluas ruang usaha dengan mengandalkan teknologi dan menargetkan kalangan milenial. Igloo merupakan aplikasi konsumen pertama mereka di Indonesia yang berfokus pada asuransi.

“Kami menyadari kalangan milenial yang memiliki asuransi jumlahnya masih sedikit. Dengan produk awal yaitu perlindungan layar smartphone dalam aplikasi Igloo, kami harapkan akan lebih banyak lagi kalangan milenial yang tertarik untuk memiliki asuransi,” kata Eric.

Proses mudah ajukan dan klaim asuransi

Dalam presentasinya diperlihatkan cara mudah bagi pengguna yang ingin memiliki asuransi melalui aplikasi Igloo. Hanya dengan menunjukkan foto layar kamera ponsel dalam kaca, nantinya teknologi machine learning bisa mendeteksi secara langsung jenis ponsel yang dimiliki dan menyesuaikan nilai asuransi yang sesuai.

Setelah jenis ponsel ditentukan, pengguna bisa memasukkan nomor KTP yang berfungsi untuk proses KYC dan verifikasi. Nantinya proses pembayaran bisa dilakukan melalui Go-Pay, bank transfer dan beberapa opsi lainnya.

“Dengan machine learning kami bisa menentukan asuransi yang tepat dan relevan dengan kebutuhan pengguna. Sehingga tidak ada lagi nilai asuransi yang berlebihan, semua disesuaikan dengan kondisi ponsel milik pengguna,” kata CEO Axinan Wei Zhu.

Saat ini Igloo hanya menyediakan asuransi untuk layar ponsel saja, namun ke depannya Igloo juga akan menghadirkan asuransi untuk perjalanan wisata, perlindungan furnitur dan barang berharga di apartemen.

“Proses klaim asuransi yang cepat juga bisa kita pastikan, berbeda dengan layanan asuransi konvensional. Kami telah bermitra dengan 5 penyedia service ponsel di Jakarta. Saat ini layanan kami hanya tersedia di Jabodetabek,” kata Wei.

Menyediakan layanan untuk segmen B2B

Sebagai perusahaan yang berbasis di Singapura, Axinan bersama dengan Sompo Indonesia saat ini juga telah memiliki layanan asuransi khusus yang menyasar segmen B2B. Bermitra dengan marketplace dan e-commerce di Indonesia, Axinan memberikan asuransi jaminan barang untuk pengembalian yang bisa dimanfaatkan oleh merchant.

“Prosesnya adalah dari e-commerce dan marketplace tersebut akan melakukan kurasi merchant apa saja yang bisa memanfaatkan asuransi. Kami juga menyediakan asuransi perlindungan barang kepada pembeli,” kata Wei.

Perusahaan mengklaim sedang bersiap melakukan penggalangan dana. Tujuannya antara lain untuk mengembangkan produk, menambah tim dan melakukan ekspansi ke negara lainnya di Asia Tenggara.

“Setelah Indonesia kami melihat pasar yang memiliki potensi lainnya adalah Thailand. Masih dalam tahap penjajakan dengan mitra lokal kami berencana dalam waktu dekat akan melakukan ekspansi ke Thailand,” kata Wei.

Application Information Will Show Up Here

Startup Insurtech PasarPolis Ekspansi ke Thailand dan Vietnam

Startup insurtech PasarPolis mengumumkan ambisi ekspansinya ke pasar regional, dimulai dari Thailand dan Vietnam. Perluasan cakupan bisnis ini merupakan tindak lanjut pasca perusahaan mendapatkan pendanaan seri A dari Gojek, Tokopedia dan Traveloka pada akhir 2018 lalu. Sektor yang ingin disasar dengan produk asuransi digital mereka meliputi e-commerce, pariwisata, ride-hailing, hingga layanan logistik.

“Dengan menghubungkan PasarPolis dengan platform yang dimiliki mitra, kami dapat menawarkan berbagai produk asuransi dari banyak perusahaan kepada konsumen mereka. Verifikasi dokumen yang dilakukan secara digital menawarkan proses klaim yang cepat untuk konsumen, prosesnya dapat diselesaikan dalam tiga menit,” ujar Founder & CEO PasarPolis Cleosent Randing.

Ia turut memaparkan, bahwa teknologi yang terintegrasi menjadi kekuatan utama PasarPolis. Saat ini tim pengembang telah didukung lebih dari 30 engineer yang berasal dari Indonesia dan India.

Di sektor pariwisata, produk asuransi yang ditawarkan PasarPolis seperti asuransi perjalanan dan penundaan penerbangan. Sementara untuk e-commerce produk yang ditawarkan mencakup penanggungan kerusakan produk saat proses pengiriman.

Sejak diluncurkan awal tahun ini di Thailand, pihaknya juga sudah mengintegrasikan sistemnya dengan aplikasi GET untuk menyajikan asuransi keselamatan kepada pengguna layanan ride-hailing tersebut. Seperti diketahui, GET adalah brand hasil ekspansi Gojek di wilayah tersebut.

“Baru-baru ini kami memberikan polis asuransi untuk aplikasi GET, meliputi layanan tumpangan motor, pengiriman makanan, dan jasa antar barang. Sekitar 10 perusahaan asuransi terlibat sebagai mitra bisnis kami, jumlahnya akan terus ditambah,” lanjut Randing.

Sementara itu ekspansinya di Vietnam –juga di awal tahun ini—telah menghasilkan kerja sama strategis dengan Atadi, Sendo dan Go-Viet. Baik di Thailand dan Vietnam, PasarPolis telah menunjuk Country Manager untuk memimpin bisnis di masing-masing wilayah.

[DSResearch] Survei Penggunaan Layanan Asuransi Digital di Indonesia

Insurtech (Insurance Technology) adalah bagian dari transformasi digital industri asuransi yang bertujuan meningkatkan jangkauan dan kemudahan akses oleh masyarakat. Di Indonesia bentuknya sudah bermacam-macam, mulai platform yang menjajakan produk asuransi, agregator pembanding produk asuransi, hingga sistem informasi dan klaim online asuransi.

Menurut berbagai sumber, termasuk dari OJK, penetrasi pengguna asuransi di Indonesia baru mencapai 3% dari total populasi yang ada. Untuk mengakselerasi peningkatannya maka dibutuhkan inovasi produk dan layanan secara berkelanjutan. Platform insurtech mungkin saja bisa menjadi bagian untuk meningkatkan penetrasi tersebut, dengan fleksibilitas akses yang diberikan.

Untuk melihat antusiasme masyarakat terhadap platform insurtech, DSResearch melakukan survei ini. Terdapat 2004 responden pengguna ponsel pintar yang terlibat dari berbagai wilayah di Indonesia dengan beragam tingkat ekonomi. Survei ini turut didukung JakPat, pengembang platform mobile survei online.


Berikut beberapa poin yang didapat dari survei:

  • Produk asuransi kesehatan menjadi yang paling banyak diminati, sebanyak 86% dari 1296 responden pengguna layanan asuransi menggunakannya.
  • Sebagian besar responden menilai bahwa layanan asuransi yang ada saat ini memiliki proses registrasi dan klaim yang cukup mudah. Didukung aturan dan pelayanan pelanggan yang dinilai baik.
  • Sebanyak 69% dari total responden yang berlangganan produk asuransi mengetahui tentang adanya insurtech.
  • Asuransiku, Axa MyPage, dan Asuransi88 menjadi platform insurtech paling populer menurut responden.

Masih banyak temuan lainnya, termasuk preferensi pengguna terhadap produk asuransi, dan fitur insurtech yang paling banyak digunakan yang dapat ditemukan di laporan DSResearch “Insurance Technology Survey 2019” yang dapat diunduh secara gratis.

Logo Jakpat Jajak Pendapat

JakPat (Jajak Pendapat) adalah open survey platform berbasis mobile yang menghubungkan pemasar dengan lebih dari 355 ribu responden dari berbagai wilayah di Indonesia dalam hitungan jam. Lebih lanjut mengenai JakPat, kunjungi situs resminya melalui https://jakpat.id.

GoBear Plans in Indonesia After 1.15 Trillion Rupiah Funding

A financial product marketplace GoBear has announced funding in early May 2019 in the form of venture round led by Aego. nV and Qalvis Participaties. It was worth $80 million or equivalent with 1.15 trillion Rupiah. The money is to be focused on product development, partner network expansion, and resource improvement.

The Singapore based startup has entered some market in Asia, including Indonesia. GoBear has build office branch and special team to run business here. Regarding funding, DailySocial tried to contact GoBear Indonesia Country Director, Tris Rasika to ask about the next strategic step for business development.

“Currently, we (in Indonesia) started from 4 products, loan, credit card, car and travel insurance. Furthermore, using the additional funds, we are to become a complete marketplace for financial products. We’ll try to be consistent to form partnerships with banking and insurance companies,” Rasika said.

Since its debut in Indonesia in May 2019, the users has a significant growth. Globally, GoBear has reached 40 millions of people. Moreover, they will intensify the market expansion outside Java. In fact, GoBear is now officially registered and observed under OJK.

“GoBear Indonesia offer a smart targeting system that is not only help users to find the financial product they wanted, but also suitable for their profile. It means, we will display the products that matches user’s criteria and budget. Thus, it will increase the opportunity for their submission to be accepted,” she added.

GoBear wants to provide information accuracy. When the user looked for the financial product, we give transparent information. Therefore, users can compare the current products and capable to decide. In addition, they can also submit the product directly to GoBear’s bank partners.

“Seeing the Indonesian market potential, we believe GoBear Indonesia will contribute a significant number to our global growth,” she said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian