Tren Positif Shopee Berlanjut, Kini Salip Jumlah Pengguna Aktif Tokopedia di Indonesia

Tren perkasa Shopee dalam peta persaingan e-commerce di ranah lokal maupun regional masih berlangsung. Salah satu indikatornya tampak dari laporan iPrice periode Q3 2019 yang menunjukkan jumlah pengguna aktif bulanan Shopee berhasil menyalip Tokopedia.

Peta e-commerce Asia Tenggara Q3 2019 yang dirilis iPrice bersama App Annie dan SimilarWeb mengulas kondisi terkini industri e-commerce di enam negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Singapura.

Laporan ini menggarisbawahi sejumlah temuan utama. Pertama adalah Shopee dan Lazada masih berkompetisi untuk menjadi nomor wahid di Asia Tenggara. Berikutnya pemain lokal masih menjadi raja di Indonesia. Terakhir adalah keperkasaan Shopee yang berhasil menyingkirkan Tokopedia di Indonesia dalam hal pengunjung aktif bulanan terbanyak.

Shopee vs Tokopedia

Persaingan keras antara Shopee dan Tokopedia sebagai platform e-commerce nomor satu di Indonesia terus terlihat dalam beberapa periode terakhir. Bedanya, kali ini Shopee berhasil melampaui pencapaian jumlah pengguna aktif bulanan Tokopedia untuk aplikasi mobile. Ini adalah yang kali pertama bagi Shopee, karena di dua kuartal sebelumnya metrik ini selalu “dimenangkan” Tokopedia.

Laporan tersebut menyebut program cashback, gratis ongkos kirim, pemilihan brand ambassador, dan diskon tanggal unik selama periode tiga bulan ke belakang membuktikan strategi Shopee mengakuisisi pasar mereka berjalan baik.

Selain ditikung Shopee, Tokopedia juga disalip Lazada di metrik aplikasi yang paling banyak diunduh. Meski begitu, Tokopedia masih tercatat sebagai yang nomor satu ketika diakses melalui mobile web atau desktop.

Digdaya di regional

Tren positif Shopee di Indonesia juga berjalan identik di pasar regional. Satu-satunya yang menyaingi laju Shopee di kawasan adalah rival terdekatnya, Lazada.

Laporan iPrice mencatat Shopee unggul di dua negara yakni Indonesia dan Vietnam, sedangkan Lazada lebih kuat di empat negara lainnya. Kendati begitu, iPrice mendapati pengguna aktif bulanan Shopee secara regional masih lebih besar dari Lazada. Hal ini tak mengherankan karena Indonesia dan Vietnam diproyeksikan sebagai pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara.

Pemain lokal masih favorit

Laju Shopee memang hampir tak terbendung sebagai yang nomor satu di Indonesia, namun platform e-commerce lokal masih jadi pilihan utama konsumen dalam negeri.

Berdasarkan trafik situs web, iPrice mencatat 61 persen pasar e-commerce Indonesia masih dipegang oleh pemain lokal, dengan pemain utama seperti Tokopedia dan Bukalapak.

Khusus untuk Bukalapak, hilangnya aplikasi mereka di Google Play beberapa waktu lalu disebut tak berpengaruh banyak. Laporan iPrice mendapati Bukalapak masih menempati peringkat ketiga untuk pengguna aktif terbanyak dan peringkat ketiga untuk situs web paling sering dikunjungi.

iPrice: Pemain E-Commerce Niche Berbenah, Alami Pertumbuhan Pengguna

iPrice kembali mengeluarkan rangkuman mengenai peta persaingan e-commerce di Asia Tenggara. Para pemain besar seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, dan Bukalapak masih mendominasi trafik, jumlah unduhan, dan pengguna aktif bulanan di daerah Asia Tenggara. Yang cukup menarik melihat pertumbuhan Sorabel, Zilingo, Bhinneka, dan Blanja.

Zilingo dan Sorabel di kuartal kedua 2019 masuk peringkat 10 besar pengguna aktif bulanan di Indonesia, masing-masing menempati posisi sembilan dan sepuluh. Untuk jumlah unduhan, Zilingo dan Sorabel kembali berurutan dalam sepuluh besar. Masing-masing menempati posisi kelima dan keenam. Mengungguli jumlah unduhan Blibli, JD.id, dan Zalora.

Selepas mendapatkan pendanaan Seri D senilai 3 triliun Rupiah, Zilingo gencar menjalankan beberapa starategi untuk menggenjot pertumbuhan. Salah satunya fokus pada segmen B2B melalui ZAM (Zilingo Asia Mall).

Sementara itu Sorabel (dulu Sale Stock) terlihat “aktif” melakukan strategi untuk mendongkrak pertumbuhan, terlibih setelah pendanaan yang didapat. Sorabel juga mulai bereksperimen untuk ekspansi ke regional Asia Tenggara.

Monthly active

Rangkuman iPrice kali ini juga mengungkapkan beberapa data-data menarik, seperti rata-rata kunjungan web bulanan Bhinneka mengalami lonjakan 123% jika dibanding dengan kuartal sebelumnya.

Pertumbuhan kunjungan web juga didapatkan Blanja. Platform e-commerce “plat merah” ini total kunjungan di kuartal tahun ini atau meningkat 71% dari kuartal sebelumnya. Di periode ini juga pertama kalinya Blanja masuk 10 besar kunjungan terbanyak di Indonesia setelah terakhir kali masuk pemeringkatan yang sama pada kuartal keempat 2017.

Partisipasi Perempuan Masih Rendah di Industri Teknologi Indonesia

Tingkat partisipasi perempuan di dunia teknologi yang rendah masih menjadi isu di Indonesia. Meski banyak perusahaan teknologi yang tergolong sebagai startup berisi kalangan milenial yang melek teknologi dan terbilang memiliki kultur modern.

Diskusi panel “She Loves Tech” yang diadakan Cocowork pekan lalu (4/8), menghadirkan Co-Founder Impact Hub at Coworkinc Cynthia Hasan dan Chief Business Development Binar Academy Dheta Aisyah. Mereka saling berbagi tips untuk memulai karier di dunia teknologi dan kondisi terkininya.

Dheta Aisyah bercerita, ketimpangan peserta perempuan untuk kelas engineer di Binar Academy juga terjadi cukup tajam. Dari total peserta, peserta perempuan hanya sekitar 10%-15%. Masih banyak yang menganggap pekerjaan sebagai engineer terasosiasi dengan dunia khusus laki-laki karena erat kaitannya dengan unsur logika.

Padahal, menurutnya, hal tersebut juga berlaku untuk perempuan. Justru karena harus berpikir logis, perempuan punya naluri yang sangat baik untuk menyelesaikan masalah dan akan sangat berguna dalam coding.

“Di Binar Academy, salah satu lulusan terbaiknya justru dari perempuan. Ini menunjukkan bahwa perempuan punya insting yang baik untuk menyelesaikan masalah dan diterapkan saat coding,” ujar Dheta.

Cynthia mencontohkan, Alibaba sebagai perusahaan teknologi raksasa dari Tiongkok memiliki 49% karyawan perempuan dari total karyawannya. Menurut Jack Ma, saat menyaring karyawan yang masuk dirinya hanya melihat apakah setiap calon karyawan mampu melakukan suatu pekerjaan atau tidak, tanpa melihat status gender mereka.

“Pada dasarnya kembali ke diri masing-masing, apakah perempuan itu mampu berkecimpung di dunia teknologi. Enggak ada korelasinya sama sekali dunia teknologi itu isinya harus laki-laki semua.”

Untuk perempuan yang ingin memulai karirnya di dunia teknologi, Cynthia menekankan pada pentingnya mencari sosok mentor. Berikutnya belajar sebanyak-banyak dari mereka, mempraktikkan dalam kehidupan nyata. Bila gagal, ulang lagi dari awal dan begitu seterusnya.

“Usia 20-30 tahun adalah waktu untuk belajar dan buat kesalahan sebanyak-banyaknya. Lalu ketika sudah di usia 40 tahun harus sudah tahu apa yang bisa dilakukan menuju langkah sukses. Saat usia 50 tahun ke atas, saatnya give back dan jadi mentor untuk orang lain. Mentorship itu penting dalam perjalanan hidup seseorang.”

Selain itu, Cynthia juga menekankan kepada para perempuan untuk jadi pemimpin, minimal untuk dirinya sendiri. Apabila bukan tipe yang cocok untuk memimpin orang lain, tidak ada keharusan bagi perempuan untuk jadi sosok leader karena ini tidak bisa dipaksa.

“Bisa cari orang lain yang bisa gantikan kamu untuk jadi leader. Tidak apa-apa kalau memang bukan tipe yang ada di depan. Intinya harus jujur untuk mengakui kesalahan, karena semuanya bisa diperbaiki,” tutup Cynthia.

Riset iPrice tentang manajemen perusahaan e-commerce Indonesia

Kondisi yang dijabarkan Dheta dan Cynthia terpampang jelas dari hasil studi teranyar iPrice yang menganalisis soal partisipasi kedua gender di jajaran manajemen perusahaan e-commerce Indonesia. iPrice menghitung peranan laki-laki dan perempuan di tiga posisi manajemen teratas yakni Founder/Presiden Direktur, Direktur, dan Kepala Divisi/Manager.

Secara keseluruhan, partisipasi perempuan di posisi manajemen perusahaan e-commerce hanya sebesar 31%, sementara laki-laki 69%. Bila dilihat dari posisi manajerial, hanya 21% perempuan yang menduduki posisi Presiden Direktur, 21% posisi Direktur, dan 36% posisi Kepala Divisi/Manager.

Temuan ini menunjukkan kemiripan dengan riset berskala global. Bank Data Dunia menunjukkan pada posisi entry-level professional, perempuan sudah berada di angka 47%. Namun angka tersebut terus mengerucut untuk posisi manajemen tingkat menengah dan tingkat tinggi.

Pada manajemen tingkat menengah, perempuan hanya mencakup 20%, sedangkan pada manajemen tingkat tinggi hanya 5% yang menduduki posisi CEO dan 5% untuk posisi board members.

Lebih jauh, dari temuan iPrice, partisipasi perempuan di posisi manajemen perusahaan e-commerce Indonesia paling rendah se-Asia Tenggara. Filipina menjadi negara yang memiliki partisipasi perempuan di posisi manajemen tertinggi, yakni 55%, diikuti Malaysia (42%), Thailand (40%), Vietnam (37%), dan Singapura (34%).

Dari indeks World Economics Forum, Indonesia berada di posisi ke-10 dalam Indeks Kesenjangan Gender. Artinya Indonesia masih tertinggal dibanding negara berkembang lain seperti Filipina, Vietnam, dan Thailand dalam kesetaraan gender. Rapor merah ini disebabkan oleh kecilnya partisipasi perempuan di lapangan kerja untuk posisi senior dan manajerial.

Fakta ini semestinya menjadi cukup sorotan, pasalnya berdasarkan studi dari Peterson Institute di tahun 2016 melakukan riset terhadap 21.980 perusahaan di 91 negara. Hasilnya adalah banyaknya kepemimpinan perempuan di manajemen perusahaan menghasilkan kenaikan profit tahunan 2,7% lebih tinggi dibanding mereka yang tidak.

Sektor e-commerce menjadi industri online yang berkembang sangat pesat di Indonesia. Survei Snapcart pada Januari 2018 lalu menunjukkan mayoritas konsumen belanja online adalah perempuan dengan jumlah mencapai 65%. Perempuan menjadi target konsumen yang paling potensial, namun posisi manajerial yang mengambil keputusan penting dalam strategi bisnis e-commerce masih didominasi laki-laki.

iPrice Umumkan Pendanaan, Optimis Layanan Perbandingan Harga Akan Terus Dibutuhkan

iPrice Group sebagai perusahaan penyedia platform pembanding produk e-commerce hari ini mengumumkan perolehan pendanaan baru dari LINE Ventures. Investor sebelumnya yakni Venturra turut serta dalam pendanaan ini, dengan dukungan investor baru Cento Ventures.

Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam rilis yang dikirimkan, menurut sumber yang didapat Crunchbase pendanaan ini masuk ke putaran seri B dengan total nilai sama dengan pendanaan seri A yang didapat akhir 2016 lalu, yakni senilai $4 juta (atau setara dengan 53 miliar rupiah).

Saat ini layanan iPrice telah melenggang di tujuh negara, meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Hong Kong. Layanannya diklaim telah menjangkau lebih dari 50 juta pengguna dengan total katalog produk melebihi 500 juta unit.

iPrice optimis akan mencapai lebih dari 150 juta pengunjung di tahun ini, didukung oleh pertumbuhan pesat di pasar Indonesia – terutama segmen produk elektronik – yang tumbuh 30 kali lipat dalam 12 bulan terakhir. Pertumbuhan pesat ini sangat dipicu oleh fragmentasi pasar yang iPrice lakukan dan juga kesadaran berbelanja online konsumen Indonesia yang semakin meningkat.

“Yang membuat kami tetap bersemangat, hal ini hanyalah awal dari perjalanan kami. Sebagai gambaran, di Republik Ceko, negara saya berasal, masyarakat di sana mengunjungi platform perbandingan harga bernama Heureka sebanyak dua kali dalam sebulan. Dengan lebih dari 300 juta pengguna aktif bulanan dan 100 ribu pengunjung baru di setiap harinya, mudah bagi kami untuk melihat peluang tersebut di masa depan,” CEO iPrice Group, David Chmelař.

Untuk mendukung perkembangan selanjutnya, perusahaan yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia ini baru saja melakukan perombakan organisasi dengan menciptakan tiga unit bisnis utama (Electronic, Fashion, dan Commercial Content), untuk memberikan pengalaman belanja daring terbaik bagi konsumen.

“Saat ini, kami menyediakan platform yang memungkinkan konsumen daring untuk mencari ratusan juta produk, membandingkan harga, dan menghemat dengan katalog kupon yang kami miliki. Kami yakin dalam beberapa tahun ke depan, belanja daring akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari semua orang di Asia Tenggara.” tambah David.

CMO iPrice, Matteo Sutto, turut menambahkan soal kebutuhan layanan perbandingan harga produk e-commerce di masa mendatang. Menurutnya kehadiran pemain besar seperti Alibaba, Tencent, dan Amazon yang berjuang menjadi market leader di pasar Asia Tenggara, akibatnya terdapat pula peningkatan biaya pemasaran alternatif (seperti Google/Facebook). Dengan ini iPrice mengaku optimis tentang peran situs perbandingan harga dan penemuan produk di lanskap e-commerce, baik untuk konsumen maupun pemilik merchant itu sendiri.

David melanjutkan, “Ketika konsumen semakin tertarik pada e-commerce, mereka akan mencari cara termudah dan komprehensif untuk menemukan produk yang mereka inginkan dengan cepat. Visi kami adalah menjadi portal pertama yang mereka kunjungi saat mulai berbelanja daring,”.

Rekapitulasi Sejumlah Kemeriahan April Mop 2018 di Industri Teknologi Indonesia

Seperti tahun-tahun sebelumnya, kemeriahan April Mop selalu diikuti para pemain di ekosistem startup di Indonesia. DailySocial mencoba merangkum beberapa inisiatif yang dilakukan oleh para startup dalam merayakan April Mop. Berikut ini daftarnya.

Chief Everything Officer DailySocial

Episode khusus DSTour di tanggal 1 April 2018 menampilkan kantor DailySocial sekaligus memperkenalkan sosok penting yang menjadi tulang-punggung produktivitas di dalamnya. Secara khusus Chief Everything DailySocial, Hendro Saputro, memandu video kali ini. Ia memperkenalkan setiap sudut ruangan kantor DailySocial dan menjadi semua orang yang mengerjakan seluruh aktivitas bisnis.

Penasaran? Simak video di bawah ini.

Layanan berlangganan berbayar JagatPlay J.E.M.B.U.T.

Secara khusus JagatPlay meluncurkan J.E.M.B.U.T. akronim dari “JANGAN ENAK MEMBACA doank, BUTUH UANG TAUUU!!”, yakni sebuah layanan berita yang disajikan untuk pelanggan premium/berbayar. Dengan logo yang sangat ikonik, fitur ini menjanjikan paket berlangganan 1 bulanan, 6 bulanan, dan 1 tahunan. Informasi lebih lanjut seputar paket berlangganan ini, bisa diakses melalui tautan berikut ini.

Headgear 2.0 buatan GO-JEK

Helm pintar ini didesain dengan teknologi GO-JEK Dynamic Glass untuk menampilkan data digital dan holographic di dalam kaca helm. Produk ini bernama Headgear 2.0, dapat digunakan oleh konsumen GO-JEK untuk menikmati entertainment on the go dan membuat konsumen tetap stylish.

Headgear 2.0 dari GO-JEK / GO-JEK
Headgear 2.0 dari GO-JEK / GO-JEK

DycodeX kembangkan SMARTLover

SMARTLover adalah perangkat berbasis pelacak untuk membantu seseorang menemukan pasangan. Dari rilisnya di Facebook, DycodeX mengatakan perangkat tersebut dikembangkan untuk kemajuan hubungan manusia yang lebih baik di masa depan. DycodeX juga mengaku menjalin kerjas sama khusus dengan pengembang perangkat keras asal Tiongkok untuk memproduksi perangkat ini secara masal.

SMARTLover dari DycodeX / DycodeX
SMARTLover dari DycodeX / DycodeX

ASUS Indonesia ubah nama dan logo

ASUS Indonesia melalui akun Twitter-nya mengumumkan perubahan nama sekaligus logo menjadi SNSV. Sekilas mirip dengan sebuah grup musik girl-band asal Korea Selatan. Dengan logo barunya ini ASUS Indonesia mengharapkan pamor yang lebih meningkat di tahun 2018 ini.

Perubahan logo ASUS / ASUS Indonesia
Perubahan logo ASUS / ASUS Indonesia

Techinasia Indonesia kenalkan koin kripto

Techinasia Indonesia pada tanggal 1 April 2018 ini secara resmi mengumumkan TIA COIN. Yang menarik, koin ini dibangun berlandaskan asas kekeluargaan yang hakiki, tentu selain mengadopsi konsep cyrptocurrency. Untuk kegiatan penyebaran, TIA COIN juga dilengkapi aktivitas Airdrop, yakni bagi-bagi koin secara gratis. Tertarik untuk mendapatkan koinnya? Klik tautan berikut untuk informasi selengkapnya.

GrabMudik oleh iPrice Indonesia

Secara khusus iPrice mengirimkan rilis kepada beberapa media soal inisiasi GrabMudik, sebuah layanan baru di layanan on-demand Grab yang menyediakan akses kendaraan khusus untuk mudik. GrabMudik terdiri dari beberapa layanan, yakni GrabHeli, GrabDelman, dan GrabTruk Pasir. Dari namanya sudah bisa ditebak, moda transportasi apa yang ditawarkan.

Tampilan aplikasi GrabMudik yang didesain iPrice / iPrice
Tampilan aplikasi GrabMudik yang didesain iPrice / iPrice

Kejutan April Mop iPrice ini tidak ditanggapi baik pihak Grab, karena iPrice dianggap tidak meminta izin ke manajemen Grab di Indonesia. Kendati demikian, pihak iPrice sudah menyampaikan permohonan maaf resmi untuk Grab.

[BtS] Bertemu dengan Orang di Balik Layar Kolom Pencarian Bukalapak

Salah satu fitur yang penting hadir di layanan ecommerce adalah kolom pencarian. Bukan hanya digunakan untuk mencari barang namun kehadirannya harus bisa dioptimasi sesuai dengan perkembangan layanan ecommerce itu sendiri.

Pertumbuhan jenis dan jumlah produk membutuhkan kolom pencarian yang terus berkembang kemampuannya. Pentingnya kolom pencarian ini salah satunya karena akan langsung bersinggungan dengan konsumen. Tentunya Anda akan merasa terbantu jika bisa mendapatkan produk hanya dengan mengetikkan kata kunci yang Anda ingat, tidak perlu persis sama dengan keterangan produk yang dijual. Atau Anda akan sangat terbantu jika layanan ecommerce bisa memberikan usulan kata kunci tertentu hanya dengan mengetikkan beberapa kata.

Nah, salah satu ecommerce yang pupuler di Indonesaia adalah Bukalapak. Tentunya akan menarik untuk melihat, seperti apa sebenarnya proses dibalik fitur pencarian yang hadir di situs mereka.

iPrice bekerja sama dengan DailySocial menghadirkan video kedua dari cerita di balik layar layanan ecommerce di Indonesia. Kali ini video akan menampilkan Product Manager Bukalapak yang akan menceritakan proses dibalik pengembangan kolom pencarian di situs Bukalapak.

Ada dua tim yang yang bertugas untuk mengembangkan fitur ini, yang pertama adalah Core Search Enginering serta yang keduua adalah tim Shopping Growth. Dua tim ini saling bekerja sama untuk menghadirkan proses pencarian yang efektif, lalu melakukan uji performa dan riset lainnya yang bersifat jangka panjang. Selain itu tentunya memastikan bahwa fitur yang ada bisa digunakan dengan baik oleh pengguna Bukalapak.

Pengembangan alat pencarian ini juga dikembangkan berdasarkan algoritma yang terus diperbarui dan sesuai dengan apa yang terjadi di Bukalapak. Fokusnya juga terhadap pengguna Bukalapak, bagaimana bisa keep up dengan kebutuhan mereka dan menghadirkan hasil atau fitur yang bisa mengakomodir kebutuhan tersebut.

Disclosure: Segmen BtS atau Behind the Secene merupakan segmen yang hadir atas kerja sama antara iPrice dengan DailySocial. Video diproduksi oleh iPrice dengan dukungan dari DailySocial.

[BtS] Melihat Proses Photoshoot Katalog Ecommerce Zalora

Perkembangan ecommerce di Indonesia memang cukup pesat, selain pemain baru, pemain lama juga terus melancarkan strategi untuk meraih konsumen.

Di bidang fashion, bisa jadi salah satu yang paling populer itu adalah Zalora. Anda mungkin menjadi konsumen ecommerce fashion ini. Jika tidak, mungkin saudara, pacar atau teman Anda pernah membeli di Zalora.

Dari sekian banyak konsumen yang mampir ke situs Zalora, bisa saja awalnya tidak tertarik beli, tapi saat ‘windows shopping’ virtual, mereka akhirnya mengeklik buy dan membayar. Atau, ada pula penjual produk yg terbantu penjualannya karena tampil dengan foto produk yang jelas, menarik dan ‘menggoda’.

Salah satu faktor yg mempengaruhi pembelian adalah tampilan visual alias gambar. Selain menarik pembeli yangg sedang jalan-jalan virtual, urusan gambar ini juga bisa membantu sebuah produk berkualitas untuktampil lebih bersinar karena difoto dengan baik, profesional serta menonjolkan kualitas si produk.

Di Zalora Indonesia sendiri ada beberapa proses atau tahapan yang dilalui dalam memproduksi katalog di situsnya. Antara lain:

  • Studio, bertanggung jawab pada segala kegiatan terkait pemotretan produk. Antara lain: fotografer, model, stylish, hair and makeup stylish, dan lainnya.
  • Digital Imaging, bertanggung jawab melakukan retouch foto dari hasil pemotretan agar tampil lebih menarik bagi konsumen.
  • Tim penulis konten, tim ini akan berkutat dengan kata-kata terbaik dalam deskripsi produk. Agar konsumen bisa mengenal lebih jauh mengenai produk yang dijelaskan.
  • Quality Control, proses ketat untuk mengecek lagi apakah semua foto-foto dan konten telah tersusun sempurna dan siap untuk live.

Nah, bagi Anda yang penasaran seperti apa ‘dapur’ dari tampilan produk yang sering Anda lihat di Zalora Indonesia? Segmen BtS atau Behind the Scene kali ini menghadirkan video yang diproduksi iPrice dan didukung oleh DailySocial yang akan memberikan gambaran bagaimana Zalora membuat foto katalog mereka sehingga produk tampil baik dan bisa dinikmati oleh konsumen lewat situs mereka.

Selamat menonton.

Disclosure: Segmen BtS atau Behind the Secene merupakan segmen yang hadir atas kerja sama antara iPrice dengan DailySocial. Video diproduksi oleh iPrice dengan dukungan dari DailySocial. 

Beberapa Insight Menarik iPrice tentang Bisnis E-Commerce Indonesia

Bisnis e-commerce di Indonesia saat ini terpantau masih terus menguat. Berbagai pihak mencoba untuk memetakan pergerakannya dengan merilis statistik dari tren e-commerce, baik dari kalangan konsumen, pola transaksi, sistem keamanan dan lain sebagainya. Salah satu yang cukup concern merilis data tersebut adalah iPrice Indonesia. Layanan perbandingan item antar toko online dan kupon belanja tersebut telah beberapa insight yang bisa dipetakan sebagai karakteristik menarik dari pergerakan sistem belanja online di Indonesia.

Transaksi online sebagai salah satu backbone layanan e-commerce

Seiring dibutuhkannya efisiensi, model pembayaran transaksi belanja online mulai bervariasi. Kendati model tradisional (bank transfer atau cash on delivery) masih tetap disematkan di hampir semua platform e-commerce, namun model yang lebih baru mulai disajikan. Salah satunya melalui e-money yang digadang-gadang akan booming di masa medatang. Transformasi sistem pun terjadi, termasuk bagaimana sistem kredit dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tidak mewajibkan pengguna untuk memiliki kartu kredit. Seperti kita ketahui, penetrasi kartu kredit di Indonesia sendiri sangat minim.

Di luar variasi pilihan pembayaran yang makin beragam, keraguan pengguna dalam melakukan pembayaran secara online masih banyak dikeluhkan. Hal ini lantaran di antara demografi pengguna juga banyak yang berasal dari kalangan digital immigrant. Lebih mendasar dari itu, kalangan tersebut juga masih sering bertanya-tanya keabsahan sebuah platform, misalnya meragukan apakan informasi kartu kredit akan disalahgunakan, apakah toko tersebut sah di mata hukum, kualitas barang dan sebagainya.

Terkait keraguan dalam melakukan transaksi online sendiri, statistik iPrice Indonesia berikut ini menarik untuk disimak:

Data statistik e-commerce iPrice Group tentang keraguan pembarayan online
Data statistik e-commerce iPrice Group tentang keraguan pembarayan online

Layanan logistik menjadi salah satu penentu keputusan konsumen

Pengiriman barang turut menjadi salah satu target improvisasi yang kini banyak difokuskan oleh penyedia platform. Mulai membangun sistemnya sendiri, menjalin kerja sama dengan layanan transportasi berbasis aplikasi, hingga membuka gudang di berbagai wilayah menjadi strategi yang terus digencarkan. Hal ini krusial, lantaran “kasta” toko online saat ini sudah jauh menjadi lebih general, berlomba memberikan pengalaman yang sama bagi konsumen ketika mereka berbelanja langsung ke gerai atau toko.

Menurut iPrice Group, sesuai disampaikan Andrew Prasatya dari tim marketer, tahun 2017 bisnis e-commerce akan semakin fokus meningkatkan layanan ini. Akan banyak inovasi-inovasi yang dilakukan agar proses pengiriman semakin efisien. Terlebih saat ini banyak startup lain yang mencoba menjembatani kebutuhan ini, seperti Deliveree, Etobee, hingga PopBox.

Berbagai program untuk membangun traksi pengunjung

Demi meningkatkan traksi, terutama untuk loyalitas pengguna, banyak cara yang ditempuh oleh layanan e-commerce, mulai dari insentif, program loyalitas, sistem kupon dan melibatkan diri dalam beragam program tahunan belanja online. Dari sebuah data tren e-commerce, 49% pelanggan yang melakukan transaksi online mengatakan bahwa mereka rela berganti brand produk demi kupon (merujuk pada diskon). Saat ini sudah banyak kupon-kupon khusus yang dibuat oleh e-commerce untuk mendukung pengalaman belanja pelanggan.

Menurut statistik iPrice Indonesia, model kupon didominasi penggunaannya oleh kalangan produktif. Kalangan produktif ini dinilai memiliki pola konsumsi yang lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya.

Data statistik e-commerce iPrice Group tentang demografi usia penikmat kupon belanja online
Data statistik e-commerce iPrice Group tentang demografi usia penikmat kupon belanja online

Dari analisis iPrice, di tahun 2017 layanan e-commerce akan semakin banyak membuat penawaran-penawaran seperti kupon untuk menarik lebih banyak pelanggan belanja di website mereka. Kupon eksklusif di hari-hari besar, seperti perayaan keagamaan  atau kupon khusus untuk pengguna aplikasi, akan semakin banyak bertebaran.

iPrice Group Peroleh Pendanaan Lanjutan, Indonesia Tetap Jadi Pasar Utama

Hari ini iPrice Group pengusung layanan metasearch engine yang beroperasi di Asia Tenggara mengumumkan pendanaan seri A sebesar $4 juta (atau senilai Rp 53,6 miliar) yang dipimpin Asia Venture Group (AVG) dan Venturra. Turut berpartisipasi dalam pendanaan ini Gobi Parners, DMP, Econa, Starstrike Ventures dan pendaan personal dari CEO iPrice. Sebelumnya AVG juga terlibat pendanaan untuk seed funding.

Sebagai salah satu bagian terpenting, pangsa pasar Indonesia akan menjadi fokus pengembangan pasca pendanaan ini. Menilik data transaksi di Indonesia sendiri, dalam 12 bulan terakhir pertumbuhan iPrice di Indonesia tergolong sangat signifikan. Pertumbuhan trafik mencapai 700%, meningkat 8 kali lipat selama satu tahun.

Kepada DailySocial pihak iPrice menyampaikan, bahwa dalam target capaian bisnis 2017 Indonesia akan terus menjadi pasar utama baginya, dari segi ukuran pasar, kompetisi e-commerce yang panas dan juga fragmentasi yang terjadi di Indonesia.

“Kita melihat sudah mulai banyak merchant yang menghubungi kita secara organik untuk bergabung dalam platform iPrice. Kami percaya bahwa tren tersebut akan semakin meningkat pada tahun mendatang, didukung dengan usaha konten marketing kami yang membuat iPrice semakin diketahui banyak orang dan memperkuat posisi kami sebagai platform metasearch terdepan di Indonesia,” disampaikan PR Marketing Executive iPrice Indonesia Andrew Prasatya.

iPrice berencana untuk membuka katalog produk terbesar di Asia Tenggara yang dapat dimonetisasi oleh pihak ketiga dengan tool yang disesuaikan untuk mendorong potensi pendapatan mereka. Selain itu, guna mendukung perkembangan ke tahap yang lebih lanjut, iPrice menambahkah 2 anggota kunci pada tim kepemimpinan Konstantin Lange (Co-Founder HappyFresh) sebagai COO dan Matteo Sutto (alumni Zalora dan Founder Tate & Tonic) sebagai Senior Vice President of Growth.

“Kami telah melihat kebutuhan akan platform yang komprehensif di mana pelanggan dapat secara konsisten mencari harga terbaik dan juga informasi produk. Di saat yang sama, kami juga melihat adanya kebutuhan akan saluran pemasaran yang terpercaya dan diukur berdasarkan hasil untuk membantu merchant. Dalam 12 bulan terakhir, kami menolong banyak partner kami untuk mengembangkan trafik dan Gross Merchandise Volume sebesar 50%,” ujar CEO iPrice Group David Chmelař.

Pertumbuhan e-commerce yang sangat cepat dan sangat terfragmentasi merupakan tantangan tersendiri bagi pelanggan untuk mencari produk dengan harga terbaik dari begitu banyak merchant. Sebuah studi yang iPrice lakukan mengungkapkan bahwa hanya 2 dari 10 produk di Asia Tenggara yang memiliki harga terendah yang datang dari merchant e-commerce terbesar, artinya pelanggan masih harus mengunjungi ribuan website lain untuk mendapatkan penawaran yang terbaik.

Google dan Temasek dalam laporannya memprediksi bahwa pasar e-commerce di Asia Tenggara akan menjadi industri bernilai US$ 200 Miliar pada 2025 dengan kebutuhan channel pemasaran yang berbeda-beda sangat tinggi. Pasar e-commerce yang sudah lebih dewasa seperti Amerika Serikat telah menunjukkan pentingnya channel pemasaran affiliate bagi e-commerce. Sebuah studi yang dilakukan oleh Forrester Consulting mengungkapkan bahwa, mayoritas e-commerce mendedikasikan 10% dari budget pemasaran mereka untuk program affiliate.

Tips Manajemen Stres dari Para CEO

Stres merupakan hal yang wajar yang sering dialami manusia ketika sedang bekerja. Tinggi rendahnya tingkatan stres bisa dipengaruhi beberapa hal, seperti jumlah pekerjaan, lingkungan kerja dan hal-hal lain. Tingkat stres yang tinggi dapat berpengaruh terhadap kinerja kita sebagai pekerja di kantor. Stres yang tinggi akan cendrung membuat kita tidak tidak bersemangat, bingung apa yang harus dilakukan dan mengakibatkan hal-hal negatif lainnya.

Berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi faktor-faktor umum penyebab stres:

1. Pekerjaan yang Banyak

99,99% pekerja pasti setuju bahwa beban kerja yang terlalu banyak dan berat akan membuat mereka mengalami stress di tempat kerja. Banyaknya beban pekerjaan yang dipikul akan membuat kita menggunakan seluruh kapasitas tenaga fisik dan juga pikiran yang dimiliki sehingga akan menyebabkan efek lelah

2. Lingkungan dan Rekan Kerja yang Tidak Produktif

Beberapa hal yang membuat seseorang betah di tempat kerja adalah lingkungan kantor dan juga rekan kerja termasuk para atasannya. Jika kita bekerja di lingkungan yang tidak kita sukai, dikelilingi dengan rekan kerja yang pemalas dan para atasan yang tidak supportive. Hal-hal ini akan meningkatkan tingkat stress kita di kantor.

3. Faktor Pribadi

Selain penyebab-penyebab eksternal atau yang berasal dari luar, terkadang stress juga disebabkan dari diri sendiri atau bisa disebut juga faktor internal. Permasalahan pribadi dengan pasangan, permasalahan keluarga, masalah finansial dan masalah-masalah pribadi lain yang tak jarang ikut mempengaruhi performa di tempat kerja.

Menjadi seorang CEO atau pemimpin di suatu perusahaan merupakan tantangan yang besar bagi seseorang, karena seorang CEO merupakan nahkoda yang menentukan kearah mana perusahaan akan berlayar. Ia bertanggung jawab terhadap kinerja tim secara keseluruhan. CEO-lah yang menjadi sorotan publik ketika terjadi permasalahan di perusahaan tersebut. Tingkat stres CEO dapat dipastikan tinggi. Yang membuat para CEO hebat adalah kemampuan mereka untuk mengatasi stres mereka.

Berikut ini adalah beberapa tips manajemen stres dari para CEO yang bisa kita pelajari bersama.

1. Keep it Simple ala Co-Founder Apple Steve Jobs

Co-Founder Apple Steve Jobs
Co-Founder Apple Steve Jobs

Siapa yang tidak tahu Steve Jobs? Orang yang paling berjasa di dunia Apple. Kerja keras dan kreativitasnya membuat Apple kini menjadi perusahaan raksasa di dunia. Menjadi Co-Founder dan CEO sekaligus pasti membuat seseorang merasa stress akibat banyaknya pekerjaan dan masalah yang harus diselesaikan. Untuk mengatasinya, Steve Jobs menggunakan prinsip “Keep it Simple”. Maksudnya, ketika ia merasa stres karena pekerjaan, ia akan berusaha untuk tenang dan tidak gegabah.

Steve Jobs juga tidak suka membesar-besarkan suatu masalah, sehingga setiap masalah yang datang dan menyebabkan dirinya semakin stres akan ia atasi dengan cara menganggap masalah tersebut kecil dan mudah diatasi. Pola pikir seperti ini yang akhirnya membuat masalah tersebut benar-benar terasa ringan dan bisa ia hadapi. Untuk mendapat ketenangan, meditasi dan yoga adalah cara yang terbaik.

2. Hilangkan Rasa Takut ala Founder dan CEO Tesla Elon Musk

Pendiri Tesla Elon Musk
Pendiri Tesla Elon Musk

Stres dan rasa takut merupakan satu paket yang tidak terpisahkan. Disadari atau tidak, rasa takut yang ada di diri kita akan semakin liar dan menjadi-jadi jika kita terus memikirkan sesuatu yang menakutkan tersebut. Beberapa di antara kita kerap kali menakutkan hal-hal buruk yang belum terjadi. Nah, itu dia yang akhirnya membuat kita semakin stres dan tidak bisa mengontrol rasa stres kita. Elon Musk menyarankan kita untuk menghilangkan rasa takut tersebut agar Anda bisa mengambil keputusan dengan jernih juga mengerjakan pekerjaan dengan lebih fokus.

3. Jangan Berhenti Apapun yang Terjadi ala CEO Krux Digital Inc Tom Chaves

CEO Krux Digital Tom Chavez
CEO Krux Digital Tom Chavez

Saran selanjutnya datang dari Tom Chaves, CEO Krux Digital Inc. Saat kamu berada di tengah-tengah pekerjaan yang menggunung dan beban kerja lainnya sampai kamu merasa stres, pastinya kamu ingin bersembunyi dan menghilangkan diri dari kantor. Daripada menghindar, lebih baik kita bisa mengikuti saran Tom Chaves, seorang CEO yang sangat gentleman karena dia memiliki prinsip apapun yang terjadi harus dihadapi dan jangan lari. Meskipun terdengar gila tapi itulah kenyataan yang kamu hadapi dan kamu harus terus selesaikan pekerjaan atau masalah tersebut satu persatu.

4. Berolahraga ala CEO iPrice Group David Chmelar

CEO iPrice David Chmelar
CEO iPrice David Chmelar

Kalau kamu sudah cukup tidur, cukup makan, cukup keras bekerja tetapi masih belum bisa mengatasi rasa stres tersebut sekarang saatnya kamu untuk berolahraga. CEO iPrice Group, sebuah layanan e-commerce yang tersebar di 7 negara, David Chmelar, selalu berolahraga saat ia merasa stres. Pergi ke gym atau jogging di taman kota adalah alternatif paling sederhana yang ia lakukan untuk berolahraga. Saat berolahraga itulah ia akan merasa kembali bersemangat, lebih segar, dan siap menghadapi segudang pekerjaan yang menantinya di kantor.


Disclosure: Tulisan tamu ini dibuat oleh Santika Juliawati. Ia bisa dikontak melalui LinkedIn.

Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan iPrice Group