DSLaunchpad 2.0: Akselerasi Startupmu dengan Mentorship!

Setelah sebelumnya sukses menyelenggarakan program inkubasi online terbesar di Indonesia, DSLaunchpad, kini DailySocial.id bersama Amazon Web Services (AWS) menghadirkan kembali rangkaian keduanya dalam bentuk program akselerasi yang bertajuk DSLaunchpad 2.0.

Pada penyelenggaraan sebelumya, program DSLaunchpad berhasil mendatangkan hampir 600 pendaftar dan 73% diantaranya berasal dari luar Jakarta. Selain itu, setelah rangkaian berlangsung, 107 startup berhasil meraih kesempatan untuk mengikuti program inkubasi dan tiga diantaranya berhasil mendapatkan seed-funding dua pekan setelah program berakhir.

Salah satu keuntungan utama dari mengikuti program akselerasi seperti DSLaunchpad ini adalah mentorship bersama para expert. Ada empat hal yang akan menjadi fokus mentorship dalam program akselerasi ini, yaitu idea validation, business model, prototyping, dan juga marketing. Lewat kegiatan mentoring ini, para peserta dapat dibantu untuk mengakselerasi ide dan inovasi yang dihadirkan startupnya.

Keuntungan dari mentorship ini juga dirasakan oleh Co-Founder DIGIDES, Sidik Permana saat mengikuti rangkaian DSLaunchpad pada bulan April lalu. Kepada DailySocial, Ia mengatakan rangkaian konsultasi dan pendampingan yang diikuti selama program DSLaunchpad sebelumnya merupakan kesempatan yang sangat penting baginya. Rangkaian mentorship ini dianggap dapat membantu DIGIDES dalam melakukan pembentukan model bisnis dan proses pengembangan produk, sehingga kini membantu mereka memiliki product market fit.

dslaunchpad
Testimoni Sidik Permana, Co-Founder DIGIDES, terkait mentoring pada DSLaunchpad pertama.

Senada dengan DIGIDES, keuntungan dari kegiatan mentorship ini juga sangat dirasakan oleh Kopral (Koperasi All in One), startup yang fokus menyediakan solusi digital bagi operasional koperasi dan UMKM di Indonesia. Bagi founder Kopral, Muhammad Rizal, kegiatan DSLaunchpad sebelumnya merupakan loncatan besar bagi startupnya, terutama dari segi operasional bisnis.

Testimoni Muhammad Rizal, Founder Kopral, terkait mentoring pada DSLaunchpad pertama.
Testimoni Muhammad Rizal, Founder Kopral, terkait mentoring pada DSLaunchpad pertama.

Kepada DailySocial, Rizal juga mengatakan bahwa arahan mentornya saat itu, Hadi Wenas (COO Amartha), juga membantu mereka meningkatkan pengalaman mereka dalam melakukan pitching, hingga akhirnya berhasil mendapatkan pendanaan perdana mereka.

“Kesempatan belajar itu sedikit banyak merubah kami dalam menerapkan strategi bisnis platform Kopral terutama dari sisi komersial dan pitching experience di depan VC. Kami menyesuaikan deck kami sesuai arahan mentor kami mas Wenas dan 2 minggu setelah inkubasi kami mendapatkan pendanaan Seed Funding dari Angel Investor.” tambah Rizal.

Tidak hanya pengembangan operasional dan produk startup, kegiatan mentorship yang diikuti melalui program akselerasi DSLaunchpad 2.0 ini juga dapat menjadi momen untuk membangun networking yang tepat. Selain untuk membangun jaringan yang lebih luas, program akselerasi ini juga dapat membuka kesempatan untuk bertukar wawasan dengan mentor dan sesama peserta. Mentor-mentor yang dihadirkan tentunya merupakan expert di bidangnya masing-masing, sehingga peserta dapat belajar langsung kepada ahlinya terkait problem yang mereka miliki dalam mengembangkan startupnya.

Mentor-mentor yang akan membantu para peserta mengakselerasi ide startupnya pada DSLaunchpad 2.0
Mentor-mentor yang akan membantu para peserta mengakselerasi ide startupnya pada DSLaunchpad 2.0

Selain itu, menurut Co-Founder & CEO Warung Pintar yang juga akan menjadi mentor prototyping pada DSLaunchpad 2.0, Agung Bezharie, rangkaian mentoring pada program akselerasi DSLaunchpad ini juga dapat membantu peserta dalam mengembangkan pola pikir sebagai pebisnis.

“Berbagi pengalaman dan berinteraksi dengan banyak pihak adalah cara paling tepat untuk mengembangkan pola pikir sebagai pebisnis supaya mampu melihat berbagai hal dari perspektif yang lebih luas. Melalui DSLaunchpad, kegiatan ini mengakomodasi kalian agar dapat memperoleh keuntungan-keuntungan tersebut.” ujar Agung.

Tidak hanya akan mendapatkan mentorship bersama para expert, tetapi para peserta DSLaunchpad 2.0 juga memiliki kesempatan untuk memperebutkan hadiah total Rp100 Juta dan kredit dari AWS yang dapat digunakan mereka untuk mengembangkan startupnya.

Pendaftaran DSLaunchpad 2.0 ini hanya dibuka sampai dengan tanggal 18 Oktober 2020. Jangan sia-siakan kesempatan emas untuk mengeksplorasi ide startupmu sekaligus memperebutkan hadiah lewat program akselerasi ini.

Tunggu apalagi, akselerasi startupmu bersama DSLaunchpad 2.0 dengan mendaftarkan diri melalui form pada link berikut ini.

Studi Banding ke Program Akselerator Y Combinator

Pada Oktober 2019, Y Combinator (YC) membuat daftar 100 startup binaan yang berhasil mencapai growth dan membukukan total valuasi mencapai US$155 miliar plus membuka lebih dari 50 ribu lapangan kerja. Dua dari Indonesia, yakni Payfazz (peringkat 66) dan Xendit (peringkat 53) – kebetulan keduanya bergerak di bidang fintech.

Secara terpisah, tim DSresearch mendapatkan konfirmasi bahwa kedua startup tersebut saat ini sudah menggaet status centaur, alias membukukan pendanaan lebih dari US$100 juta, dan terus menggalang pendanaan baru untuk mendukung ekspansi bisnis. Pertumbuhannya memang terus meningkat pasca keikutsertaannya dalam program akselerasi.

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO PayFazz Hendra Kwik memaparkan saat ini perusahaannya tengah alam penggalangan pendanaan seri B. “Ada banyak [investor], kebanyakan adalah strategic financial sector. Gabungan dari investor hedge fund, ada late stage investor dan strategic financial service investor. Prosesnya masih berjalan karena belum kita tutup.”

Pasca meluncur pada 2016 dan mengikuti akselerasi di tahun 2017, bisnis PayFazz tergolong tumbuh eksponensial. Berbasis keagenan, saat ini mereka telah memiliki 450 ribu anggota aktif dengan 2,5 juta unduhan aplikasi. sebarannya di seluruh Indonesia, dengan 40% terpusat di Pulau Jawa. Y Combinator dan MDI Ventures jadi investor awal PayFazz.

Perjalanan menuju Y Combinator

Pada dasarnya YC merupakan program akselerasi yang menyasar startup di tahap awal. Dengan mekanisme seleksi dan pengajaran yang dianggap relevan dengan model bisnis digital, para startup peserta dibina untuk memastikan solusi yang ditawarkan mendapatkan pangsa pasar yang tepat.  Docker, Reddit, Stripe, DoorDash, Airbnb dan Dropbox juga merupakan alumni program akselerasi yang digadang-gadang sebagai yang terbaik di dunia tersebut.

Untuk bisa masuk ke sana, ada serangkaian tahapan yang harus dilalui. Co-Founder & CEO Vahanalytics Shivalik Sen menceritakan pengalamannya ketika tergabung dalam YC Summer 2017. Setidaknya ada 5 tahap yang harus dilalui, dimulai dari yang paling awal yakni membuat akun di situs YC. Kedua, akan ada serangkaian formulir yang harus diisi. Selain berisi tentang informasi data diri, di sana turut disuguhkan beberapa pertanyaan yang “tricky” mengenai startup dan model bisnisnya.

Contoh pertanyaan:

  • Why did you pick this idea to work on? Do you have domain expertise in this area? How do you know people need what you’re making?
  • Who writes code, or does other technical work on your product? Was any of it done by a non-founder? Please explain.
  • Please tell us something surprising or amusing that one of you has discovered. (The answer need not be related to your project.)

Kendati hanya formulir online, menurut Shivalik bagian ini justru yang paling banyak menghabiskan waktu. Jawaban yang diharapkan untuk setiap pertanyaan adalah detail, founder diminta bercerita sekaligus meyakinkan tim YC melalui data-data pendukung. Konon setiap pertanyaan yang diajukan memang sudah didesain sedemikian rupa, sehingga ada berbagai aspek –termasuk teknis dan psikologis—yang dapat ditangkap oleh juri dari setiap isian yang diberikan.

Setelah proses sebelumnya selesai, semua peserta terdaftar tinggal menunggu beberapa waktu setelah tenggat waktu pendaftaran. Setiap peserta yang dinyatakan lolos tahap “screening” akan mendapatkan email untuk melakukan wawancara melalui video call. Waktunya kurang lebih 10 menit, meminta founder menjawab pertanyaan yang menegaskan kembali mengenai pemahamannya tentang visi startup, model bisnis dan founder.

Proses seleksi program Y Combinator
Proses seleksi program Y Combinator

Panggilan video tersebut hanya merupakan proses wawancara awal, karena selanjutnya bagi peserta yang lolos akan mendapatkan undangan untuk mengikuti wawancara langsung dengan mitra YC di Mountain View, California. Beberapa mitra akan bertemu untuk bertanya, beberapa bahasan umum yang disodorkan meliputi:

  • Tell us about what you’re building.
  • Tell us about your clients.
  • Who are these people specifically (referring to the clients)?
  • It seems like you’ve got a solid team, a working product and your first paying clients, what’s next?
  • Have you thought about the XXX [country] market?
  • So there are competitors in the XXX [country] already?
  • Why haven’t XXX [competitor] started using this?
  • What about XXX [competitor] in the XXX [country] ?
  • How are you going to accelerate growth?
  • What kind of sales cycle are you looking at for this?
  • How can you shorten this sales cycle and grow fast?

Kendati sudah di Silicon Valley, tidak menjamin startup pasti diterima. Setelah wawancara tersebut mitra YC masih akan mendiskusikan hasilnya. Bagi yang masih lanjut, maka akan diberitahu untuk mengikuti rangkaian proses setelahnya, mulai dari akselerasi sampai dengan demo day.

Panduan mencapai pertumbuhan

Di YC, startup tidak dianjurkan mengadopsi growth hack. Menurutnya, pendekatan salah saut misi penting program tersebut mengarahkan startup pada pertumbuhan jangka panjang. Growth hack dikesampingkan agar meminimalkan startup dengan aksi-aksi serampangan demi matriks eksponensial di jangka pendek. Bekerja sama dengan 25 pakar pertumbuhan bisnis yang bekerja di perusahaan teknologi dunia, YC telah meramu pendekatannya sendiri dalam mendidik startup binaannya mencapai pertumbuhan.

Untuk mencapai pertumbuhan tentu perlu investasi –baik dalam bentuk uang, sumber daya dan lain-lain. Di YC, setiap founder didorong untuk memeriksa retensinya masing-masing. Misalnya dengan memilih serangkaian metrik yang sesuai dengan model bisnis. Matriks yang dipilih harus berimplikasi pada pendapatan dan traksi, bukan unduhan aplikasi dan sebagainya. Retensi ini mencakup pada tiga hal, yakni stabilitas di jangka panjang, sesuai dengan tolok ukur rata-rata di vertikal bisnis, dan selalu menumbuhkan kelompok pelanggan baru.

Untuk startup tahap awal, pada dasarnya setiap orang bertanggung jawab untuk menjaga pertumbuhan bisnis. Namun di YC, melalui pendanaan awal yang diterima, startup akan diminta untuk membentuk tim growth-nya sendiri selama sudah membuktikan poin-poin retensi yang didefinisikan bersama oleh founder dan mentor. Untuk tahun pertama, YC menyarankan tim growth terdiri dari 1 product manager, 2-3 engineer dan 1-2 data scientist.

Rata-rata tim growth khusus ini dibentuk setelah startup memiliki setidaknya 15 engineer dan mendapati retensi yang kuat. Kesalahan paling umum yang dilakukan CEO adalah mendukung terlalu lama untuk merekrut PM yang difokuskan pada pertumbuhan.

Tim growth yang baik juga memainkan peran “pertahanan” yang mumpuni. Ini juga terkait dengan peluncuran dan peningkatan fitur layanan, biasanya pengembangan sering melewatkan faktor terkait pengguna. Tim growth yang ideal memiliki kemampuan untuk memahami akar permasalahan dalam hitungan menit, sembari memperhitungkan antisipasi untuk setiap dampak negatif yang terjadi. Sehingga perekrutan PM menjadi hal krusial. Standardisasi perekrutan PM di YC adalah harus menemukan orang yang berorientasi pada data, memiliki pengalaman di bidang terkait, dan jika memungkinkan sebelumnya pernah menjadi founder startup.

Strategi pertumbuhan di program Y Combinator
Strategi pertumbuhan di program Y Combinator

Setelah memiliki tim, YC akan mendorong startup binaannya melakukan serangkaian inisiatif terpadu di tahun awalnya. Pertama, menentukan tujuan absolut dan metrik kunci bisnis. Tujuan absolut ini diartikan sebagai sasaran yang benar-benar didefinisikan secara terukur, berupa angka-angka yang pasti. Misalnya untuk startup O2O, alih-alih mengatakan target peningkatan konversi 10%, lebih baik meletakkan target menambah 5 juta mitra retail baru. Jika perlu tujuan tersebut dibuat menjadi sub-bagian yang lebih rinci agar setiap poinnya memiliki takaran yang lebih realistis.

Langkah berikutnya startup diminta mengidentifikasi saluran pertumbuhan didasarkan perilaku pengguna yang ada. Biasanya dengan menjawab pertanyaan seperti:

  • How do customers find solutions/solve this issue today?
  • How do your best users use your product today? Can you do something to get more such users to discover the product quickly?

Untuk memantau pertumbuhan, penggunaan alat-alat seperti data set, segmentation tools, dasbor eksperimen, dan proses peer review sangat disarankan. Dasbor membantu tim untuk menjalankan berbagai percobaan dan menguji hasilnya sebelum mengusulkan setiap gagasan untuk ditambahkan ke produk. Berikut contoh dasbor yang diterapkan di internal Airbnb pada awal perkembangan mereka:

Contoh dasbor analisis yang dimiliki Airbnb / Y Combinator
Contoh dasbor analisis yang dimiliki Airbnb / Y Combinator

Untuk menguatkan seluruh hipotesis yang dimiliki, user research juga perlu dilakukan. Prinsipnya seperti ini, 10 ribu pengguna pertama akan memiliki karakteristik berbeda dengan 10 ribu pengguna kedua. Kadang detail keduanya tidak dapat ditemukan instan melalui data saja, melainkan harus benar-benar meminta umpan balik. Banyak pendekatan yang bisa dilakukan, mulai dari yang manual seperti meminta masukan sampai ke yang semi otomatis dengan menerapkan track UX aplikasi.

Kegiatan growth adalah aktivitas berulang. Jadi akan ada serangkaian iterasi hingga capaian bisnis terus meningkat. Ketika dilakukan dengan benar, program pertumbuhan akan menyebar ke seluruh organisasi, menjadikan evidence-based mindset sebagai bagian dari DNA perusahaan.

Mengupayakan pendanaan seri A

Pada dasarnya YC hanya akan memberikan pendanaan awal sebagai modal dasar startup menggali potensi pertumbuhan – merealisasikan materi-materi yang telah didapat dalam 3 bulan masa pendidikan. Namun demikian program akselerator tersebut juga mempersiapkan startup untuk memasuki pendanaan tahap lanjut, baik dengan menghubungkan/mempromosikan ke jaringan investor global yang dimiliki maupun membekali dengan teknik-teknik bisnis.

Para pakar di YC telah merumuskan jangka waktu yang tepat untuk startup dalam menggalang pendanaan seri A. Pertama, selama 6-12 bulan sebelum penggalangan, pastikan founder telah menjalankan metrik yang tepat untuk bisnisnya. Kuncinya adalah menunjukkan data tren perkembangan bisnis yang mengesankan. Setelah itu buat cerita tentang startup, tujuannya untuk membuat investor percaya dan selaras dengan visi-visi yang ingin dicapai.

Kemudian di fase ini founder juga disarankan untuk mulai rajin berjejaring. Kendati program seperti YC memfasilitasi jaringan investor, namun peran aktif founder akan sangat menentukan.

Tahapan proses pendanaan awal yang diterapkan Y Combinator
Tahapan proses pendanaan awal yang diterapkan Y Combinator

Kemudian di dua bulan sebelum fundraising benar-benar diluncurkan, founder harus menentukan secara pasti berapa besar dana yang ingin dikumpulkan, termasuk rencana-rencana yang akan digalakkan. Lalu, YC juga selalu menyarankan startup untuk membuat backup plan, berisi aksi yang akan dilakukan ketika penggalangan dana gagal. Karena bisa jadi investor membutuhkan waktu lebih untuk melihat pembuktian kinerja startup dan komitmen founder terhadap bisnis. Di tahap ini founder juga perlu mulai belajar presentasi, untuk mengartikulasikan tujuan dan harapan dalam sebuah pitch-deck.

Mendekati waktu pitching, kira-kira satu bulan sebelum proses penggalangan dana benar-benar dimulai, founder harus benar-benar fokus untuk melakukannya. Bahkan YC merekomendasikan, jika tugas sebagai CEO terlalu sibuk, bisa mendelegasikan sebagian kepada profesional atau anggota tim lain yang bisa menggantikan, sebagai co-CEO.

Hitung juga pro-ratas, juga terkait dengan saham yang akan diberikan dan tersisa pasca penggalangan. Bagian ini biasanya membutuhkan bantuan tim legal untuk merumuskan, sembari mempersiapkan dokumen-dokumen penunjang yang diperlukan. Lantas setelah siap, mulai jadwalkan agenda pertemuan dengan investor untuk melakukan pitching.

Kemudian lakukan pitching, mungkin beberapa kali sembari melakukan improvisasi jika menemukan aspek-aspek yang kurang. Berikan masing-masing investor informasi yang cukup tentang status penggalangan dana untuk mempertahankan rasa urgensi dan membuat mereka berani maju dalam proses. Proses tindak lanjut menjadi penting, jadi jangan ragu untuk menanyakan.

Cerita tentang kegiatan akselerasi

Ragam kegiatan selama program akselerasi Y Combinator
Ragam kegiatan selama program akselerasi Y Combinator

Program akselerasi YC berjalan selama tiga bulan, dua kali per tahun. Sesi pertama berjalan antara Januari-Maret, kemudian yang kedua Juni-Agustus. Proses seleksi biasanya dibuka di bulan-bulan sebelumnya melalui situs web. Setiap startup yang terpilih dan didanai akan diwajibkan hadir ke Silicon Valley untuk menjalankan proses pendidikan. Bersama mitra dan mentor, startup akan bekerja secara intensif dalam menemukan bentuk bisnis terbaik.

Selama siklus program berjalan, YC menyelenggarakan acara makan malam bersama seminggu sekali, mengundang berbagai tokoh bisnis di dunia startup. Para pendiri didorong untuk melakukan “mini demo day”, sembari meningkatkan koneksi dengan orang-orang yang mungkin dapat membantu pertumbuhan bisnis. Acara makan malam ini juga menjadi tenggat waktu mingguan bagi setiap startup untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan harus dibicarakan saat pertemuan.

Startup juga akan memiliki jam kerja, menempati ruang-ruang yang disediakan. Termasuk untuk melakukan kegiatan mentoring secara individu. Waktunya cukup fleksibel, layaknya jam kerja startup masa kini. Setiap hari pembicaraan yang dilakukan akan fokus pada isu dan fase pertumbuhan startup.

Kemudian acara puncaknya pada demo day, bisa dihadiri sampai 1000 investor. Fokusnya mempresentasikan produk atau layanan mereka, meyakinkan yang dikerjakan dapat menuai traksi yang baik. Pasalnya pasca proses akselerasi tidak jarang startup mengubah ide atau fitur di layanan mereka. Di sesi itu juga menjadi kesempatan bagi founder untuk berbaur dengan investor, sembari memperkenalkan diri dan memikat ketertarikan untuk putaran pendanaan berikutnya.

Setelah demo day, tim YC tetap berhubungan erat dengan startup untuk membantu bernegosiasi penggalangan dana lanjutan. Alih-alih saat demo day, YC memang menyarankan penggalangan dana dilakukan di waktu terpisah, bukan terlalu dini. Selain itu sebenarnya juga ada acara seperti prototipe day dan rehearsal day dengan format yang lebih santai. Demo day juga dijalankan untuk para alumni YC dalam kerangka waktu yang terpisah.

Testimoni peserta Y Combinator dari Indonesia
Testimoni peserta Y Combinator dari Indonesia

Karena jaringan alumni juga terus dijaga, dan YC dinilai sebagai yang paling kuat untuk jejaring di dunia startup. Bukan hanya karena ukurannya, tapi komitmen yang kuat untuk saling membantu.

Kapan Founder Perlu Mendengar Saran Mentor Startup?

Mentor yang bagus adalah mereka dapat mengantarkan startup ke tahap berikutnya. Tapi kapan saran mereka bagus untuk diimplementasikan dan kapan dibiarkan saja di atas meja?

Kebenaran dasar yang terjadi dalam mendirikan startup adalah Anda tidak tahu semua hal yang perlu Anda ketahui. Anda mungkin tahu sebagian dari apa yang Anda ketahui untuk sukses. Tapi Anda tidak perlu melakukannya ini sendirian, tapi perlu bantuan dari mentor.

Tapi mentor bukanlah seseorang yang selalu Anda dengar semua ucapannya. Ada saat tertentu ketika Anda benar-benar harus mendengarkan ucapan dari mentor startup Anda dan ada saatnya ketika Anda tidak perlu melakukannya. Artikel ini akan membahas lebih detail mengenai waktu yang tepat untuk mendengarkan arahan mentor startup, berikut rangkumannya:

Kapan harus mendengarkan saran mentor?

Sosok mentor yang Anda pilih tidak muncul begitu saja. Anda harus memilih mereka karena ada alasan. Mentor itu ditunjuk mungkin dikarenakan founder menilai mentor memiliki keahlian tertentu, dirasa dapat memperluas pengetahuan dan peluang pasar.

Yang pasti, antara Anda dan mentor memiliki kesamaan “common sense”, yang mana ada satu topik yang harus selalu Anda dengarkan. Misalnya berkaitan dengan pemasaran, pengembangan bisnis, penjualan, kehumasan, dan lain sebagainya yang tidak dimiliki oleh founder.

Selain saran, mentor startup yang bagus dapat menghubungkan Anda dengan jaringan yang sudah mereka miliki. Jika seseorang sudah menjadi mentor, kemungkinan besar mereka memiliki jaringan baik yang bisa melakukan banyak hal untuk membantu eskalasi startup Anda.

Kapan tidak harus mendengarkan saran?

Tidak semua saran yang dilontarkan mentor cocok untuk startup Anda. Jadi kapan waktu yang tepat untuk mengetahui saran? Ketika Anda menyadari ada motivasi lain di balik saran yang mereka sampaikan.

Pasalnya ada banyak orang yang bermaksud baik untuk membantu Anda, jika mereka ingin masuk ke perusahaan dan menjalani bisnis Anda itu bukan hal yang baik. Anda ingin memiliki seseorang yang ingin Anda hormati dan orang tersebut bisa menghormati kemampuan Anda.

Terjadi kontradiksi antar mentor

Masalah ini akan terjadi bila Anda ikut dalam program akselerator startup, ada beberapa mentor di sana. Seluruh mentor akan memberikan masukan kepada Anda dan mungkin ada yang kontradiktif di sana.

Ketika ini terjadi, keputusan akhir ada di tangan Anda sendiri. Periksa kembali visi dan misi awal startup Anda. Apa yang Anda sukai ketika mendapat beberapa nasihat yang berbeda, saat itulah Anda harus memutuskan siapa yang harus didengarkan, siapa yang tidak boleh didengarkan. Atau haruskah Anda percaya dengan insting sendiri?

Saran terlalu abstrak untuk startup

Saran yang berbasis pengalaman memang sangat bagus, tapi terkadang nasihat dari mentor bisa terlalu abstrak untuk menyadari bahwa itu bisa bermanfaat bagi startup. Banyak founder yang mendengarkan akan mendengarkan pendapat berdasarkan interpretasi singkat. Padahal dalam pengembangan dan pengelolaan produk perlu melakukan pendekatan logis berdasarkan data dan pengamatan dari pengguna, bukan sekadar saran saja.

Saran yang bagus, selain dapat diimplementasikan pada saat ini juga harus tetap memiliki korelasi terkait manfaatnya di masa depan.

Di mana mencari sosok mentor yang baik?

Ada beberapa tempat yang pasti di dalamnya terdapat sosok mentor. Misalnya, dari jaringan Anda sendiri di LinkedIn, Micromentor.org, program akselerator dan inkubator. Sebenarnya ada tempat lain, namun kemungkinan kecil Anda bisa menemukan sosok mentor yang tepat untuk Anda. Seperti orang-orang dari generasi baby boomer dengan karier sukses, namun masih aktif sehingga tidak mencari pekerjaan full time lagi.

Jika orang-orang itu belum termasuk dalam jaringan Anda, saran lainnya adalah bertanya dengan orang-orang yang berusia lebih tua dari Anda. Maksudnya adalah agar mereka dapat mengenalkan Anda siapa teman yang paling sukses dibandingkan mereka. Dapat juga Anda mencari mentor lewat jaringan alumni.

Cara Tepat Memilih Program Akselerator Startup

Saat ini sudah banyak program akselerator yang menawarkan dana, mentorship hingga networking kepada startup. Dari sekian banyak pilihan program akselerator yang ada, hanya beberapa saja yang sesuai dengan kriteria dan tujuan akhir dari startup. Idealnya ketika startup sedang bersiap untuk menjalani program akselerator, jangan sebarkan “aplikasi” ke semua program akselerasi yang ada, coba pilih program akselerator yang sesuai dengan produk, visi dan misi dari startup.

Cara lain yang bisa diterapkan saat berniat untuk menjalankan program akselerator startup, jangan mengikuti program akselerator saat startup sudah mulai menunjukkan penurunan dan tidak berhasil mengalami pertumbuhan. Program akselerator tidak akan mampu untuk membantu startup saat sudah mulai collapse. Jalankan program akselerator, ketika startup mulai mengalami pertumbuhan atau bersiap untuk scale-up. Artikel berikut akan membahas dua kategori program akselerator startup yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan startup.

Program akselerator privat

Biasanya program akselerator yang satu ini lebih memfokuskan kepada startup baru yang masih memerlukan validasi dan pembuktian keberhasilan konsep atau model bisnis yang dimiliki. Program akselerator privat bisa membantu pemilik startup baru untuk fokus menemukan product market fit dan membangun jaringan bisnis.

Program akselerator korporasi

Program akselerator yang satu ini memfokuskan kepada startup yang sudah mulai memasuki tahap scale-up atau startup yang sudah mampu mendatangkan profit, stabil dan memiliki potensi untuk berkembang. Program ini akan membantu startup untuk meningkatkan bisnis dengan memberikan mentorship, informasi tentang manajemen dan bisnis hingga pengetahuan teknik yang dibutuhkan.

Dengan dukungan dan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan tersebut, memberikan kesempatan untuk startup melakukan kegiatan pemasaran, branding hingga memanfaatkan akses tidak terbatas milik perusahaan tersebut.

Menemukan Mentor yang Tepat di Tengah Keriuhan

Setiap harinya, industri startup semakin sesak karena semakin banyak orang yang membuat bisnis digital mereka. Selain pendanaan, orang-orang tersebut juga mencari seorang mentor, yang biasanya tidak mudah untuk ditemukan. Continue reading Menemukan Mentor yang Tepat di Tengah Keriuhan

Program Inkubasi dan Mentorship Marak di Indonesia

Dalam beberapa bulan terakhir, kita banyak melihat program inkubasi dan mentorship untuk startup founders bermunculan di Indonesia. Ada program-program seperti Merah Putih Inc (Dailysocial terlibat disini), East Ventures Alpha, Jakarta Founders Institute, Project Eden, Telkomsel Bootcamp dan beberapa program lainnya yang serupa.

Program-program ini mulai bermunculan dari awal tahun 2011, dan dalam beberapa bulan terakhir sangat terlihat beberapa entitas bisnis yang ingin mencoba masuk ke industri yang sedang bertumbuh ini. Perusahaan teknologi, telco dan bahkan grup bisnis besar termasuk yang sedang mendorong program-program semacam ini, yang pastinya berjalan sejajar dengan kepentingan bisnis mereka.

Tahun 2010 kemarin merupakan tahun dimana para investor berdatangan ke Indonesia, saya pun berkesempatan untuk bertemu dengan beberapa dari mereka yang ingin melihat-lihat, bertemu dengan entrepreneur, mencari kesempatan dimana mereka bisa berinvestasi di Indonesia. Kesimpulan: pasar sudah siap, namun para tech entrepreneur belum siap. Para investor ini tidak pernah kembali lagi ke Indonesia, mereka kecewa. Saya berkata pada mereka, bahwa saat ini Indonesia butuh lebih dari sekadar dana kapital, namun juga role-model, mentor yang bisa membimbing dan memberikan pengetahuan kepada para founder yang rata-rata masih berusia muda.

Continue reading Program Inkubasi dan Mentorship Marak di Indonesia

Incubation and Mentorship Programs Flock to Indonesia

For the past few months, we’ve been seing the number of incubation and mentorship programs starting to educate tech startup founders in Indonesia. We have local ones such as Merah Putih Inc (DailySocial is involved here), East Ventures Alpha, Jakarta Founder Institute, Project Eden, Telkomsel Bootcamp and numerous other similar programs.

These programs have existed since the beginning of the year and for the past few months it seems obvious that lots of entities want to tap this growing industry. Tech companies, telco/carriers and giant holding groups were amongst the most excited to start these programs and of course in-line with their business model.

2010 was the year for investors flocking to Indonesia and I happened to have met several of them as they went looking around the market, meeting people, looking opportunities to invest in Indonesia. Conclusion: the market is ready, the startups are not. These investors never came back, they were dissappointed. I told them that currently Indonesian tech startup scene needs mentorship, we’ve got some brave talented entrepreneurs but they’re still young and need guidance from mature entrepreneurs. And by “guidance” I don’t mean taking over their company.

Continue reading Incubation and Mentorship Programs Flock to Indonesia