eBay ShopBot Siap Membantu Anda Berbelanja Lewat Facebook Messenger

Harus diakui, mencari barang di eBay bukanlah sesuatu yang mudah. Ini dikarenakan ada jutaan barang yang dijajakan oleh jumlah pedagang yang tidak kalah banyaknya. Prosesnya akan semakin memakan waktu ketika kita harus menyesuaikan berbagai faktor, budget masing-masing misalnya.

eBay tentu saja tidak mau masalah ini menjadi penghalang bagi para konsumen. Mengikuti tren yang sedang booming, mereka memperkenalkan eBay ShopBot, yang pada dasarnya merupakan sebuah asisten belanja virtual berbekal kecerdasan buatan alias AI.

Visi yang eBay tetapkan dengan ShopBot adalah kemudahan berbelanja seperti halnya meminta rekomendasi dari seorang teman yang memahami selera Anda. AI merupakan pilihan yang tepat dalam konteks ini, dimana keterampilan ShopBot dalam memberikan rekomendasi terpersonalisasi akan semakin matang seiring bertambah banyaknya konsumen yang menggunakannya.

Sementara baru tersedia di Facebook Messenger, kemungkinan eBay ShopBot nantinya juga bakal mampir ke platform lain / eBay
Sementara baru tersedia di Facebook Messenger, kemungkinan eBay ShopBot nantinya juga bakal mampir ke platform lain / eBay

Untuk sekarang, ShopBot bisa diakses melalui Facebook Messenger – tidak menutup kemungkinan nantinya ia juga bakal tersedia di Telegram, Line dan lain sebagainya. Pengguna kemudian bisa bercakap-cakap seperti biasa via teks atau suara, atau bisa juga dengan mengunggah gambar dan mempersilakan ShopBot untuk mencarikan produk yang sesuai.

Dalam prosesnya, ShopBot akan memberikan sejumlah pertanyaan untuk mempersempit cakupan produk menjadi lebih spesifik, memberikan opsi kategori produk kepada pengguna sehingga hasilnya bisa lebih disesuaikan dengan permintaan, dan pastinya lebih optimal ketimbang melakukan pencarian biasa di situs atau aplikasi eBay.

Anda sering berburu barang di eBay? Silakan cari eBay ShopBot di Messenger, atau bisa juga dengan mengunjungi situs resminya. Perlu dicatat, eBay sejauh ini masih melabelinya “beta”, yang berarti Anda masih harus maklum dengan sejumlah kekurangannya dalam memberikan rekomendasi atau sekadar memahami maksud Anda.

Sumber: eBay.

Fitur Enkripsi Facebook Messenger Rampung Digulirkan, Begini Cara Pakainya

Facebook resmi mengonfirmasi bahwa pihaknya telah merampungkan distribusi fitur enkripsi untuk seluruh pengguna Facebook Messenger. Dengan demikian, kini 1 miliar pengguna aktif Messenger dapat mengobrol tanpa khawatir dimata-matai oleh peretas, agen pemerintah atau bahkan Facebook sendiri. Fitur enkripsi ini diuji pada bulan Juli lalu.

Pun demikian, seperti halnya Google Allo. Fitur enkripsi ini harus diaktifkan secara manual. Berbeda dengan yang dijumpai di WhatsApp yang secara default menerapkan perlindungan enkripsi untuk semua pesan dan media yang dikirimkan.

Untuk menggunakan fitur ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan.

  • Jalankan aplikasi Facebook Messenger seperti biasa kemudian tap tombol plus (+) untuk membuat pesan baru lalu tap Write Message.

cara mengaktifkan fitur enkripsi di Facebook Messenger_1

  • Sebelum memilih kontak, ubah dulu slider ikon gembok ke arah kanan sehingga background header menjadi berwarna hitam. Baru kemudian pilih kontak yang hendak diajak ngobrol.

cara mengaktifkan fitur enkripsi di Facebook Messenger_2

  • Seperti inilah tampilan jendela chat yang sudah terenkripsi.

cara mengaktifkan fitur enkripsi di Facebook Messenger_3

  • Cara kedua, kembali ke halaman utama kemudian tap salah satu jendela chat di dalam riwayat obrolan Anda. Kemudian tap ikon tanda seru di sudut kanan atas.

cara mengaktifkan fitur enkripsi di Facebook Messenger_4

  • Selanjutnya tap Secret Conversation.

cara mengaktifkan fitur enkripsi di Facebook Messenger_5

  • Anda akan dihantarkan ke jendela obrolan baru yang juga sudah terenkipsi. Untuk mengubah tenggat kadaluarsa pesan, silahkan tap ikon jam yang berada di sisi paling kanan menu percakapan.

cara mengaktifkan fitur enkripsi di Facebook Messenger_7

  • Di sini baru anda dapat mengubah waktu kadaluarsa pesan mulai dari hitungan menit hingga seharian.

cara mengaktifkan fitur enkripsi di Facebook Messenger_8

Selain menerapkan langkah-langkah di atas, Anda juga dapat menjumpai fitur Secret Conversation di pengaturan akun.

Berdasarkan lansiran Wired, fitur ini menggunakan teknologi serupa di Signal encryption system yang dikembangkan oleh perusahaan non profit Open Whisper Systems.

Sumber gambar header Pixabay.

Facebook Uji Messenger Day, Fitur Baru Kembaran Snapchat Stories

Bukan rahasia lagi bahwa Facebook sangat ingin mendapatkan Snapchat. Tapi dengan nilai sekarang yang diperkirakan setara dengan $17 miliar, cukup masuk akal jika tiga tahun lalu Snapchat menolak tawaran Facebook sebesar $3 miliar. Bayangkan jika kala itu mereka mengiyakkan pinangan Facebook, siapa yang ketimban rejeki? Tentu saja Facebook.

Tapi bukan Facebook namanya jika tidak mampu mencari jalan pintas lain. Setelah sejumlah percobaan yang gagal, Facebook baru-baru ini dikabarkan sedang menguji satu lagi fitur anyar bernama Messenger Day yang punya kemiripan dengan Stories, fitur unggulan Snapchat.

Fitur yang tengah diuji di Polandia tersebut memungkinkan pengguna untuk membagikan sebuah halaman penuh lengkap dengan gambar dan video. Konten di dalamnya bisa diatur sedemikian rupa untuk mengekspresikan atau menceritakan aktivitas harian pengguna bersama teman atau keluarga. Setelah 24 jam, halaman ini akan terhapus secara otomatis. Sangat mirip dengan Stories di Snapchat.

facebook-messenger-day
Messenger Day bekerja seperti Stories di Snapchat

Halaman itu juga dapat dihiasi kurang lebih seperti yang dijumpai diSnapchat, di antaranya dengan menambahkan stiker, filter, coretan pena, pesan dan lain-lain. Yang membedakan, facebook mampu memberikan saran konten untuk dibagikan melalui analisis grafis, bukan hanya geolocation.

Pengelompokan Messenger Day kontak
Pengelompokan Messenger Day kontak

Bagi pengguna yang sudah mendapati fitur ini akan menjumpai sebuah tombol di aplikasi Messenger berlabel “My Day” yang merupakan halaman milik pengguna dan halaman “Day” milik teman yang dikelompokkan ke dalam beberapa kriteria, antara lain “I’m Feeling”, “Who’s  Up For?” dan “I’m Doing”.

Facebook sendiri sudah mengamini kabar ini, tapi menolak untuk memberikan keterangan lebih lanjut. Berdasarkan langkah yang selama ini mereka tempuh, sekilas kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa Facebook tengah berupaya untuk menarik kembali pengguna sebelum benar-benar kecanduan Snapchat.

Dengan jumlah pengguna yang sudah begitu besar, Messenger akan menjadi rumah yang ideal untuk Messenger Day. Tapi yang terpenting, bisa jadi amunisi untuk mencegah pengguna baru menjatuhkan pilihan ke Snapchat terlebih dahulu.

Sumber berita Techcrunch.

Kemunculan Chatbot: Membidik Tren Chat Commerce di Asia Tenggara

Uji coba sistem pembayaran melalui messenger yang dilakukan Facebook di Thailand menandakan semakin bertumbuhnya potensi social commerce di Asia Tenggara. Seiring dengan dominasi messaging sebagai bentuk interaksi sosial, tidak mengherankan apabila bisnis juga mulai beralih ke platform ini untuk memberi informasi, memahami, dan berjualan kepada pelanggan mereka. Tahap berikutnya dari revolusi teknologi ini jelas: robot otomatis yang bisa berinteraksi dengan pelanggan untuk mendorong dan memfasilitasi penjualan, menirukan percakapan manusia dan melakukan tugas berulang-ulang.

Butuh bantuan untuk menemukan sepatu yang cocok dengan sebuah pakaian? Bayangkan bisa mengetik “sepatu apa yang cocok dengan pakaian ini?” diikuti dengan foto pakaian yang Anda kenakan, dan hanya tinggal menunggu algoritma yang bisa langsung menganalisis dan memberikan tiga pilihan berbeda sesuai dengan kriteria Anda. Bayangkan bisa menyelesaikan pembelian Anda tanpa harus meninggalkan aplikasi messaging tersebut. Bisnis menyediakan pelanggan sebuah layanan yang nyaman, hemat waktu, dan mudah digunakan. Win win.

Di mana posisi chatbot saat ini?

Ada banyak tipe chatbot di lingkungan ecommerce saat ini yang dibuat untuk melayani kebutuhan yang berbeda seperti; menjawab pertanyaan pelanggan, menyediakan rekomendasi produk, dan menyederhanakan proses pembelian. Di bawah ini adalah beberapa contoh yang tersedia saat ini:

Facebook Messenger
Saat Facebook mengumumkan integrasi kemampuan ecommerce ke dalam aplikasi messenger populer mereka pada konferensi developer F8 di bulan April lalu, CEO Mark Zuckerberg mendemonstrasikan bagaimana mudah dan cepatnya proses mengirimkan bunga. Menggunakan 1-800-Flowers, pengguna diberikan saran memilih bunga untuk berbagai macam acara (“Terima Kasih”, “Ulang Tahun” dan “Cinta dan Romantis”), dan semua detail didapatkan langsung melalui tampilan chat.

Contoh tampilan bot Facebook
Contoh tampilan bot Facebook

Banyak bisnis sudah menginvestasikan nominal yang besar dari anggaran marketing mereka untuk memiliki halaman Facebook yang engaging dan personal untuk melengkapi brand mereka dan mendorong trafik ke website. Ini juga merupakan transisi yang logis bagi mereka bagi mereka untuk juga mengadopsi chatbot dalam aplikasi native messaging milik Facebook.

Kik
Kik adalah platform sosial media lainnya yang telah menjadi semakin populer di AS dengan lebih dari 270 juta pengguna. Layanan chatbot-nya telah menarik perhatian banyak perusahaan terkenal – salah satunya adalah makeup retailer, Sephora. Layanan chatbot mereka tidak saja menyediakan metode bagi pengguna untuk berbelanja produk, tetapi juga memungkinkan mereka untuk bertanya apapun tentang kecantikan, ulasan makeup, rekomendasi produk, dan tips. Interaksi ini juga dihiasi oleh emoji yang membuat balasan otomatisnya terlihat seperti dilakukan oleh perwakilan manusia sebuah brand.

Chatbot Sephora di Kik. [Sumber]
Chatbot Sephora di Kik. [Sumber]
WeChat
Dengan lebih dari 760 juta pengguna aktif bulanan, WeChat telah memposisikan dirinya sebagai aplikasi messaging yang dominan di Cina. Namun, fitur-fitur yang tersedia dalam WeChat telah jauh melampaui chatting. Tanpa harus meninggalkan aplikasi, beberapa hal yang bisa dilakukan pengguna adalah; memesan makanan, memesan taksi, membuat janji dengan dokter, mengikuti akun brand favorit mereka dan membayar tagihan. Melalui WeChat, Nike menciptakan chatbot yang menyediakan berita dan update perusahaan kepada penggemar, serta secara konsisten berkomunikasi dengan pengguna.

Chatbot Nike di WeChat [Sumber]
Chatbot Nike di WeChat [Sumber]

Mengapa chatbot? Mengapa sekarang?

Pertumbuhan Penetrasi Internet
Faktor utama yang mendorong ecommerce dan revolusi chatbot di Asia Tenggara adalah pertumbuhan jumlah orang yang menggunakan internet. Pengguna internet yang berjumlah 199 juta di tahun 2014 diprediksi akan meningkat menjadi 294 juta pengguna pada 2017. Dari 150 juta konsumen digital yang mencari produk secara online, dua pertiga dari mereka akan melanjutkan melakukan pembelian di sana.

Penetrasi pengguna internet di beberapa negara Asia Tenggara [Frost & Sullivan]
Penetrasi pengguna internet di beberapa negara Asia Tenggara [Frost & Sullivan]
Mobile adalah Raja
Bagi para pengguna, metode tradisional ecommerce – membuka browser, menavigasi melalui banyaknya halaman dan barang, dan memilih detail barang untuk check out – terasa membosankan dan tidak alami di mobile karena ukuran layarnya yang kecil dan kemampuan multitask yang terbatas. Bisnis perlu mencari solusi alternatif yang bisa memastikan bahwa proses pembelian bisa dilakukan sesederhana mungkin di perangkat seperti ini. Tampilan chatbot memanfaatkan prilaku pengguna yang telah mengadopsi telepon seluler: melakukan percakapan, di mana saja, kapan saja.

Penetrasi pengguna smartphone di beberapa negara Asia Tenggara [Frost & Sullivan]
Penetrasi pengguna smartphone di beberapa negara Asia Tenggara [Frost & Sullivan]
Pertempuran Aplikasi
Berkat pengenalan iPhone pada tahun 2007 lalu, aplikasi memainkan peran besar dalam membentuk teknologi serta berkontribusi terhadap ketergantungan kita pada ponsel. Yang kemudian menjadi masalah adalah konsumen tidak lagi ingin mencoba aplikasi baru dan menyadari bahwa mereka tidak memerlukan begitu banyak aplikasi.

Bukan saja memerlukan biaya yang mahal untuk membangunnya, memerlukan biaya mulai dari $50.000 sampai $1.000.000, namun juga diperlukan investasi untuk memasarkan aplikasi tersebut dan membuat pengguna mau mengunduh dan menggunakan aplikasi tersebut secara teratur. Dengan kejenuhan aplikasi baik pada iOS maupun Android serta terbatasnya aplikasi alat pencarian, semakin sulit pula bagi para pemain baru untuk muncul ke permukaan.

Pengguna smartphone menghabiskan kebanyakan waktunya di satu aplikasi, yang berarti, sebagai bisnis, di sanalah Anda harus berada.

Messaging: Sebuah platform baru
Membuat chatbot di dalam sebuah aplikasi messaging menjadi menarik karena sudah ada pihak lain yang melakukan sebagian besar dari kerja kerasnya untuk Anda. Di Asia Tenggara, ada lebih dari 73 juta orang yang menggunakan aplikasi LINE. Chatbot yang terintegrasi memberikan bisnis kesempatan untuk langsung menjangkau jumlah pengguna yang besar ini tanpa memaksa pelanggan potensial untuk mengunduh aplikasi lain lagi.

“Messaging apps are the platforms of the future, and bots will be how their users access all sorts of services.” — Peter Rojas, Entrepreneur in Residence at Betaworks

“Aplikasi messaging adalah platform yang akan digunakan di masa depan dan bot akan menjadi cara penggunanya mengakses semua layanan yang ada.” – Peter Rojas, Pengusaha di Betaworks

Lebih lanjut lagi, perusahaan-perusahaan ini juga menyediakan developer API sehingga lebih mudah bagi para perusahaan untuk membuat bot mereka sendiri karena kebanyakan tidak memiliki kemampuan teknis atau sumber daya yang dibutuhkan untuk membangun chatbot cerdas dari awal. Sebagai gantinya, platform ini dipenuhi dengan data pelanggan; mimpi bagi semua marketer.

Dengan keserbagunaan yang jelas terlihat melalui iklan Facebook yang memungkinkan perusahaan untuk menargetkan penerimanya berdasarkan apa pun, mulai dari lokasi hingga ke minat, bayangkan tingkat personalisasi dan segmentasi yang bisa dimungkinkan melalui ekstensi Messenger mereka.

Membangun masyarakat social commerce
Ekonomi Asia Tenggara sudah sangat terlibat dalam sosial commerce, marketplace yang dibangun dalam dinding-dinding media sosial. Menurut sebuah studi dari Bain & Company yang dirilis tahun ini, lebih dari 80% dari konsumen digital menggunakan media sosial atau aplikasi messaging untuk meneliti produk dan berhubungan dengan penjual. Selain itu, penjualan sosial menyumbang hingga 30% dari keseluruhan transaksi online.

Thailand memiliki pasar C2C terbesar di dunia dengan lebih dari 50% responden penelitian mengatakan bahwa mereka membeli barang-barang yang melalui jaringan sosial seperti Facebook dan Instagram.

Keajaiban chatbots adalah bahwa mereka mampu meniru esensi percakapan perdagangan. Diatur dalam tampilan yang sama, pengguna dapat berbicara dengan bot dengan cara yang sama dengan ketika mereka berbicara dengan penjual manusia melalui serangkaian pertanyaan dan jawaban. Dalam situasi seperti ini, algoritmanya bahkan bisa diciptakan untuk mensimulasi dialog tawar menawar yang terjadi dalam transaksi sehari-hari.

Jalan Masih Panjang

Melalui chatbots, bisnis memiliki kesempatan untuk memulai pembicaraan langsung dengan target konsumer mereka dengan sangat personal. Interaksi brand-to-customer adalah sesuatu yang belum pernah benar-benar scalable sampai sekarang. Meskipun chatbot tidak dapat menggantikan tampilan dengan beragam fitur seperti yang disediakan oleh sebuah situs web, mereka menjembatani kesenjangan antara fungsionalitas dan kenyamanan.

“Every brand is going to move into the mobile commerce space very quickly. In the next years, we will probably see 20-30% of the big brands having their own bots in chat apps, starting with Facebook’s messenger platform.” —  Pat Wattanavinit, Product Manager at aCommerce

“Setiap brand akan pindah ke ruang mobile commerce dalam waktu yang singkat. Kita akan melihat 20-30% brand besar akan memiliki bot-nya sendiri di berbagai aplikasi chat, di mulai dari platform Messenger milik Facebook.” – Pat Wattanavinit, Product Manager di aCommerce

Keadaan fungsi chatbot saat ini masih cukup linear dan kaku, terlalu dini bagi perusahaan untuk benar-benar menggantikan customer representatives mereka. Beberapa pengguna melaporkan bahwa percakapan yang terjadi saat ini memfrustasikan dan lambat karena pemahaman dan kemampuan bot yang terbatas, bayangkan ini seperti interaksi Anda dengan Siri.

Chatbot tidak akan benar-benar menjadi sangat berharga dan memuaskan sampai AI (artificial intelligence) mampu mencapai tingkat pemahaman manusia, namun hal itu adalah sebuah cerita yang berbeda.


Disclosure: Tulisan ini dibuat Shirley Liu & Alexandre Henry dan disadur oleh Rara Kinasih setelah melalui penyuntingan. Artikel aslinya bisa diakses di sini.

Artikel ini adalah hasil kerja sama DailySocial dan eCommerceIQ.

Diganjar Fitur Instant Video, Facebook Messenger Kini Bisa Siarkan Video Live

Facebook makin serius menggarap sektor video, tepat di tanggal 1 September kemarin jejaring raksasa itu resmi merilis fitur baru untuk aplikasi Messenger yang kini makin komplet dengan tambahan tombol video di setiap jendela obrolan. Jika digunakan, tombol ini memungkinkan pengguna menyiarkan situasi di sekelilingnya secara live kepada teman obrolan.

Fitur bernama Instant Video ini melengkapi Messenger sebagai sebuah salah satu platform percakapan terpopuler saat ini. Facebook menyebutkan sebagai refleksi dari tren yang sedang melanda mayoritas aplikasi pesan saat ini. Misinya sendiri disebutkan sebagai tool pelengkap yang akan menemani fitur percakapan teks konvensional.

Cara kerjanya hampir sama dengan fitur Snapchat, di mana Anda dapat membagikan video live di dalam percakapan teks. Video akan ditampilkan di salah satu sisi jendela chat yang juga dapat disaksikan oleh teman ngobrol.
Untuk memulai Instan Video, pengguna cukup men-tap ikon video di bagian kanan atas di setiap jendela obrolan. Tombol ini akan menampilkan jendela popup yang mendukung kamera depan dan belakang.

Secara default Instant Video tidak menyertakan audio di dalamnya, tujuannya agar pengguna tetap dapat fokus mengobrol menggunakan teks. Pun demikian, jika diinginkan pengguna dapat menghidupkan audio.

Tambahan fitur Instant Video merupakan penegas bahwa Facebook tak setengah-setengah dalam bermain di sektor yang dikuasai oleh YouTube. Dalam beberapa bulan terakhir, Video menjadi fokus garapan mereka, melakukan segala upaya demi mendorong 1.71 miliar penggunanya untuk menciptakan dan berbagi video di layanan utamanya.

Messenger sendiri tak kalah penting, layanan yang digunakan lebih dari 1 miliar pengguna ini mendapatkan fitur panggilan video pada bulan April lalu.

Sumber berita Facebook.

Facebook Messenger Bakal Diperkaya Fitur Baru, Secret Conversation

WhatsApp dan Messenger adalah dua lini produk yang sama-sama dimiliki oleh Facebook. Tak lama setelah WhatsApp diguyur fitur enkripsi end-to-end, Messenger pun merencanakan penambahan serupa. Dan kini, fitur yang bakal dinamai “Secret Conversation” telah muncul ke permukaan dalam versi beta, kendati belum dapat digunakan oleh semua partisipan.

Seperti fitur serupa di layanan pesan instan lainnya, Secret Conversation dikilaukan oleh prosedur keamanan enkripsi total. Yang artinya, hanya pengirim dan penerima pesanlah yang bisa membaca isinya. Kendati demikian, tidak semua pesan akan mendapatkan perlakukan serupa. Facebook telah mengonfirmasi bakal menyediakan tombol pengaturan fleksibel yang dapat diimplementasikan untuk percakapan tertentu saja.

Fitur Secret Conversation secara default tidak aktif, dan dapat diterapkan ke percakapan tertentu
Fitur Secret Conversation secara default tidak aktif, dan dapat diterapkan ke percakapan tertentu

Secara default, fitur Secret Conversation tidak dalam posisi aktif. Untuk menggunakannya, pengguna harus membuka jendela chat seperti biasa kemudian men-tap tombol menu dan memilih opsi Secret Conversation. Di panel yang sama juga bakal ada opsi timer yang bila diset, maka pesan akan otomatis terhapus.

Untuk saat ini, tampaknya Facebook sudah menggulirkan kemampuan baru ini untuk sejumlah pengguna beta, tapi belum semua.

Penerapan fitur enkripsi di Messenger bukanlah wacana baru, terlebih ketika WhatsApp mendapatkan giliran terlebih dahulu. Selain WhatsApp, layanan Telegram, Signal dan Viber sudah lebih dulu menawarkan enkripsi demi memberikan rasa aman kepada penggunanya. Penambahan fitur ini di WhatsApp dan Facebook merupakan langkah penting untuk terus menegaskan dominasinya di ranah piranti lunak khususnya pesan instan via mobile.

Sumber berita AndroidPolice dan gambar header Pixabay.

Bertahan Sejak 2011, Catfiz Unggulkan Kapabilitas Teknologi dan Inovasi

Melihat kesuksesan Catfiz yang mampu bertahan di tengah gempuran pemain global di pangsa pasar lokal, kami tertarik untuk melihat lebih dekat sebenarnya “adonan” seperti apa yang berhasil dituangkan oleh startup asal Kota Pahlawan ini sehingga dapat bertahan dan terus berkembang. Bersama CEO dan Founder Catfiz Mochammad Arfan, DailySocial mencoba menggali kiat Catfiz melewati badai persaingan yang kian memanas. Catfiz sendiri merupakan sebuah aplikasi chatting lokal dengan fitur yang cukup lengkap dan dapat digunakan secara gratis untuk pengguna platform Android.

“Saya berpendapat bahwa alasan utama konsumen memilih (aplikasi) bukan karena fiturnya, sehingga Catfiz tidak memfokuskan pada fitur eksklusif supaya mereka memakai. Meskipun begitu ada beberapa yang dari awal Catfiz sudah memulai, seperti fitur interaksi media sosial, kemampuan streaming di setiap file media yang diterima, grup yang besar sampai 2000 dan ada layanan cloud storage internal (Fizzlink). Anda tahu Whatsapp baru saja meluncurkan quote, sedangkan Catfiz sudah mulai sejak 2012,” ujar Arfan memulai perbincangan.

Saat ini Catfiz berjalan di atas data center yang dikelolanya sendiri, namun karena peminat Catfiz juga terus meluas, pihaknya menegaskan bahwa untuk ekspansi ke server yang lebih luas secara teknis siap dilakukan kapan saja. Praktik terbaik yang pernah tercapai, Catfiz pada tahun 2012 pernah memproses lebih dari setengah miliar pesan dalam waktu sehari. Dari situ Catfiz yakin bahwa aplikasinya sudah siap go-global.

Kiat startup teknologi dapat bertahan di tengah gempuran pengguna dan tantangan pasar

Telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan masih tetap memberikan dukungan penuh sampai saat ini (bahkan beberapa waktu lalu Catfiz baru saja merilis update teranyar) tentu banyak hal yang dapat dipetik sebagai sebuah pembelajaran bisnis. Menanggapi hal ini Arfan berujar:

“Ini yang menarik, sampai saat ini pun saya sering melihat beberapa provider aplikasi yang sudah mapan maupun startup yang tidak siap dengan skala teknologi dalam hal penanganan user. Anda lihat beberapa provider Indonesia yang besar sering terhenti sistemnya meskipun didukung jumlah dan jenis server yang luar biasa.”

Dari situ Arfan memberikan dua tips untuk mempersiapkan aplikasi yang “tahan banting”. Pertama, jangan hanya berfokus pada model bisnis yang bagus dan mudah diimplementasi ke server, tetapi selalu awali dengan pertanyaan “bagaimana kalau lebih dari 100.000 orang mengakses satu fungsi layanan dalam waktu bersamaan”, “bagaimana kalau 1 juta”, “bagaimana kalau 10 juta”, dan seterusnya. Dari situ muncul desain yang lebih siap dalam skalabilitas.

Yang kedua adalah selalu berinovasi, tidak hanya menjawab tantangan tetapi memunculkan ide-de baru secara teknologi yang nantinya bisa mendukung pengembangan bisnis. Arfan mencontohkan seperti Facebook, ia selalu intuitif, kalau sekarang lagi gencar video streaming dan broadcast, maka Facebook dengan gagah mengeluarkan fitur 4 jam broadcast streaming berkualitas HD yang tidak dijumpai di lain produk. Itu adalah hasil dari eksplorasi teknologi.

Tentang isu keamanan dan masa depan layanan berbasis aplikasi chatting

Dewasa ini isu privasi dan keamanan begitu meledak di kalangan aplikasi konsumer seperti layanan chatting. Menanggapi hal tersebut, Arfan mengungkapkan bahwa kesiapan Catfiz untuk keamanan memang sudah dirancang sejak awal platform tersebut diluncurkan. Pihaknya memang memilih untuk tidak banyak menggembor-gemborkan. Karena pihaknya merasa kurang perlu dan berisiko mengundang para hacker untuk membongkar, seperti Telegram yang sempat down hampir satu Minggu gara-gara mengumumkan masalah keamanan ini.

Aplikasi messenger Catfiz tetap bertahan di tengah gelombang persaingan / Chatfiz

Teknologi juga saat ini mulai bertransisi di tahapan yang lebih modern. Contohnya, di dunia permainan digital, pergeseran menuju platform Augmented Reality ataupun Virtual Reality sudah kian matang. Tak menutup kemungkinan ke depan aplikasi mobile seperti Catfiz pun harus beradaptasi dengan model penyampaian baru.

“Dalam pandangan saya, nantinya orang tidak lagi euforia dengan banyak apps yang sekarang ini jumlahnya ratusan juta, mereka akan cenderung lebih simpel, sedikit dan tidak banyak-banyak apps yang memenuhi smartphone-nya. Maka berkirim pesan saja tidak cukup, pasti akan ada ikutan konten lain yang disematkan di dalamnya. Sebenarnya sudah ada yang memulai seperti LINE,” ungkap Arfan.

Bagaimana sebuah aplikasi menaungi pengguna tentu juga akan berimbas dengan model bisnis yang terdesain di dalamnya. Model bisnis Catfiz sendiri masih menekankan kepada aplikasi yang gratis bagi pengguna. Namun sangat dimungkinkan untuk model bisnis seperti freeimum, kerja sama konten atau in apps purchase. Tapi saat ini Catfiz masih belum menerapkan hal tersebut karena alasan strategis. Sekarang juga masih ada kerja sama korporasi yang membantu revenue stream Catfiz untuk operasional. Pada dasarnya cita-cita Catfiz adalah untuk berdirinya sebuah aplikasi akan sarat interaksi, di situ pengguna bisa menetapkan berbagai hal.

“Saat ini ada angel investor yang mendukung kami dan percaya pada kami. Produk ini termasuk mainstream product dan pemain globalnya tergolong banyak dan raksasa, banyak investor yang ngeri dan tidak yakin apakah bisa sustained. Bagi kami, itu tantangan yang satu persatu kami selesaikan, hingga suatu titik di mana rangkaian visi yang kami tetapkan sebelum Catfiz ini dibangun menjadi realita,” pungkas Arfan.

Application Information Will Show Up Here

Yahoo Messenger Baru Sambangi Platform Desktop

Aplikasi pesan instan merupakan salah satu dari sekian kategori aplikasi yang tampaknya belum akan usang dalam waktu dekat, mengingat hampir setiap pekan terus bermunculan versi dan format yang lebih baru. Jadi, bukan hal mengejutkan bila kemudian Yahoo! juga ikut meluncurkan versi terbaru aplikasi Messenger untuk desktop-nya.

Melalui sebuah tulisan di Tumblr, Austin Shoemaker selaku director for product management Yahoo mengumumkan peluncuran tersebut. Dijelaskan bahwa platform barunya ini memberikan kemudahan dan kecepatan untuk mengirim tidak hanya pesan, tapi juga foto dan gambar animasi GIF. Messenger terbaru dari Yahoo tersedia untuk Windows dan Mac.

Dari segi desain, aplikasi menyuguhkan tampilan yang cukup mudah dikenali mengingat ada sentuhan khas yang diadopsi dari Flickr dan Tumblr. Salah satu fitur yang cukup menarik adalah bulk photo sharing, yang memungkinkan pengguna berbagi ratusan foto dengan sekali tap. Kemudian tim pengembang juga membenamkan fitur baru bernama Unsend yang sedikit banyak mirip dengan fitur kepunyaan Snapchat.

Messenger terbaru Yahoo tiba di Desktop dengan fitur Unsend

Fitur Unsend memberikan akses yang lebih leluasa kepada pengguna untuk menarik kembali pesan yang sudah dikirim. Tetapi ada beberapa catatan yang perlu diketahui. Pertama, penerima pesan terkait harus sudah menggunakan versi terbaru. Kedua, salinan asli pesan tetap akan disimpan kendati telah terhapus dari jendela chat. Ketiga, jika penerima pesan dalam kondisi offline, pesan tetap akan terbaca sampai ia kembali terhubung.

Jika Anda termasuk salah satu pengguna setia Yahoo, ini adalah momen yang tepat untuk beralih ke platform barunya. Sebab, versi lawas Yahoo Messenger akan berhenti bekerja mulai 5 Agustus mendatang. Download di tautan ini.

Sumber berita Yahoo.

Aplikasi Messenger Lokal Catfiz Tetap Bertahan di Tengah Persaingan Global yang Kian Menguat

Banyak cerita seru yang jarang terekspos tentang bagaimana sebuah startup bertahan di tengah arus persaingan dan pembaruan tren yang begitu dinamis. Banyak yang mengungkapkan, tantangan mengembangkan bisnis startup itu bukan saat mereka memulai, justru kiat bagaimana mereka bertahan. Setelah sebelumnya kami pernah menceritakan perjalanan startup pengembang aplikasi foto PicMix dan evolusi bisnisnya hingga mampu bertahan dari tahun 2012 saat era kejayaan sistem operasi mobile BlackBerry, kali ini kami ingin bercerita tentang sebuah pengembang aplikasi mobile-chatting lokal asal Surabaya bernama Catfiz.

Cerita ini menjadi menarik untuk diangkat, karena seperti yang diketahui, bahwa saat ini persaingan untuk aplikasi sejenis sudah begitu kuat. Lawannya adalah para pemain global seperti Facebook dengan Messenger dan WhatsApp, LINE, Telegram, KakaoTalk, BlackBerry Messenger dan lainnya. Namun nyatanya Catfiz masih bertahan sampai sekarang, sejak tahun 2011 dikembangkan. Bahkan beberapa waktu terakhir Catfiz meluncurkan pembaruan aplikasinya di PlayStore. Sama seperti aplikasi chatting lain yang ada saat ini, Catfiz memberikan dukungan untuk berkirim pesan secara personal, berkelompok (mampu menampung hingga 1999 pengguna) hingga berkirim berkas digital.

Aplikasi yang sejak awal memang menargetkan pengguna Android lokal ini dikembangkan oleh PT Duniacatfish Kreatif Media. Dari statistik unduhan aplikasi, saat ini pengguna Catfiz sudah mencapai lebih dari dua juta pengguna, dan tersebar di berbagai negara seperti Arab Saudi, Kuwait, India, Amerika Serikat, Brazil dan tentu Indonesia. Salah satu experiences yang ingin diunggulkan Catfiz adalah desain media sosial yang diusungnya. Sebagai chatting-apps, Chatfiz memberikan fokus lebih untuk menjadikannya sebagai platform media sosial yang ramah untuk berkomunikasi. Sehingga jika dibandingkan secara apple-to-apple Catfiz jadi lebih mirip seperti LINE. Di dalamnya orang bisa berbagai, menyukai sesuatu atau berkomentar.

Catfiz dari sisi back-end kini sudah mampu menampung lebih dari 750 juta arus pesan per hari. Berbagai kemampuan baru juga terus dikembangkan, salah satu yang paling baru dan membedakan dengan layanan sejenis lainnya, Catfiz bisa melakukan video streaming. Jadi ketika ada pengguna yang mengirim konten video, maka si penerima tak harus mengunduh konten tersebut untuk bisa menikmati, karena langsung bisa diputar secara online di aplikasi. Dari sisi konten, sticker sebagai tren komunikasi online saat ini juga kian terus ditambah. Keseriusan Catfiz ini membuat Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) begitu bersemangat mendukungnya, untuk membuat jaya pemain OTT (Over the Top) lokal.

Selain menggunakan pendekatan media sosial untuk penggunaan personal, dengan berbagai kapabilitas yang dimiliki, Chatfiz juga secara khusus membidik para pengguna yang membutuhkan layanan chat-group dengan jumlah besar. Hal ini untuk memberikan dukungan bagi suatu organisasi atau komunitas yang menginginkan kanal komunikasi interaktif yang mudah dijangkau. Kemampuannya untuk berbagi berkas hingga 50 MB juga dinilai dapat menjadi layanan pilihan. Di pembaruannya versi 2.2 ini Catfiz juga menambahkan fitur yang mempermudah pengguna dalam menambahkan pertemanan.

Versi iOS sendiri kabarnya akan diluncurkan dalam waktu dekat. Sebelumnya Catfiz memang ingin membuat aplikasinya mapan di platform Android, yang dinilai lebih besar penetrasi dan persebarannya bagi pangsa pasar Catfiz.

Application Information Will Show Up Here

Instant Articles Hadir di Facebook Messenger

Dukungan bots untuk Messenger boleh jadi merupakan tambahan paling menggembirakan di tahun ini. Tapi, tampaknya Facebook belum mau berhentikan melakukan improvisasi. Pasalnya, baru-baru ini mereka kembali memberikan dukungan baru ke Messenger di mana kali ini ditujukan untuk Anda yang gemar membaca. Yap, Messenger kini mendukung Instant Articles langsung di dalam jendela percakapan.

Dijelaskan dalam rilis resminya, dukungan Instant Article bakal ditandai dengan ikon petir di sudut kanan atas tautan yang dibagikan melalui Messenger. Fitur ini memberikan banyak kelebihan, salah satunya kecepatan loading yang diklaim oleh Facebook 10 kali lebih cepat ketimbang peramban mobile konvensional.

Instant Articles di Mesenger ditandai dengan ikon petir di sudut atas tautan
Instant Articles di Mesenger ditandai dengan ikon petir di sudut atas tautan

Keunggulan ini dikarenakan konten-konten yang dihadirkan langsung dihantarkan dari server dan ditampilkan di Facebook. Jadi, proses hantaran konten nyaris tanpa melewati prosedur unduhan.

Instant Article baru akan tampil di perangkat berbasis Android dan dijadwalkan merambah platform iOS beberapa minggu setelahnya. Facebook mengatakan bahwa 900 juta orang di seluruh dunia menggunakan Messenger untuk berinteraksi satu sama lain. Kehadiran Instant Article akan memberikan kemudahan kepada pengguna terutama mereka yang terhubung ke jaringan yang lambat untuk memperoleh informasi secara cepat dengan pengalaman yang lebih menyenangkan.

Bagi penerbit dan media, fitur ini memberikan kesempatan untuk menjangkau lebih banyak pembaca dan memperluas kesempatan monetasi.

Sumber berita FB.