Dimo Kini Miliki 80 Ribu Pengguna Aktif Bulanan

Berkat tren perkembangan teknologi digital tahun ini adalah fintech, turut mendongkrak pertumbuhan bisnis yang cukup signifikan bagi PT Dimo Pay Indonesia (Dimo). Dari Januari 2016 hingga November 2016, persentase pertumbuhan jumlah pengguna, volume transaksi, hingga nilai transaksi diklaim mencapai ribuan persen.

Kenaikan ini dipicu karena pihak issuer yang sudah menjalin kemitraan dengan Dimo jumlah kini mencapai 15 issuer, dibandingkan dengan tahun lalu baru sebesar tiga issuer. Jumlah merchant yang bergabung kini sudah lebih dari 2.500 merchant, sementara di tahun lalu masih di bawah 200 merchant.

Kabar terbaru, issuer yang baru bergabung dengan Dimo di bulan ini ada tiga perusahaan, yakni BNI untuk produk e-wallet UnikQu, BRI untuk BRI Mobile, BRI Internet Banking, dan BRI Credit Access. Juga bergabung Finnet untuk kebutuhan pembayaran tagihan siaran TV kabel.

“Kenaikan drastis ini didapat dari pengguna aplikasi PayByQR pada issuerissuer Dimo dari sisi e-wallet, mobile banking hingga credit card loyalty. Kami akan terus mengembangkan teknologi yang ada untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan rekanan kami,” ungkap CEO Dimo Brata Rafly, Kamis (15/12).

Dari segi pertumbuhan pengguna, persentase pertumbuhannya mencapai 7.062% dengan kisaran 80 ribu pengguna aktif per bulannya. Sementara, dari segi volume transaksi tumbuh 7.150% dengan pertumbuhan nilai traksaksi sebesar 16.885%. Brata enggan membeberkan lebih lanjut soal angka dan nominalnya,

Bergabungnya BNI, BRI, dan Finnet diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan bisnisnya bisa lebih signifikan lagi. Pasalnya, ketiga perusahaan tersebut masing-masing memiliki pangsa pasar yang luas dan tersebar di seluruh Indonesia.

Jumlah nasabah aktif BRI mencapai 22 juta orang, sementara BNI mencapai 16 juta yang bisa digaet untuk menggunakan PayByQR.

“Nanti teknologi PayByQR di Finnet akan digunakan untuk pembayaran TV kabel. Sudah ada tiga juta TV yang terhubung di bawah jaringan Finnet. Saat ini masih proses integrasi, perkiraannya Februari sudah bisa di-launch dengan Finnet.”

Rencana Dimo tahun 2017

Menurut Brata, fintech ke depannya akan terus menggempur industri petahana, sehingga mau tak mau mereka “dipaksa” untuk berkolaborasi daripada hancur karena enggan untuk berubah. Keyakinan inilah yang memacu pihaknya untuk terus mengejar kerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari perbankan, layanan e-commerce, hingga industri transportasi, sembari menambah jumlah merchant.

Layanan PayByQR disebut didesain secara agnostic, tidak bersifat eksklusif dan bisa diterapkan untuk semua issuer, juga memudahkan konsumen saat bertransaksi.

Brata mengungkapkan, Bank CIMB Niaga sudah mulai melirik kerja sama dengan Dimo. Rencananya baru akan direalisasikan kerja samanya di Januari 2017.

Tak hanya itu, Dimo juga akan mulai gencar mengajak kerja sama dengan penyedia layanan e-commerce. Sudah ada dua layanan e-commerce yang sudah menggunakan teknologi PayByQR, yaitu Lazada dan JD.id.

“Kalau tahun ini, kami baru mengejar kerja sama dengan perusahaan yang bergerak di offline. Tahun depan kami akan kejar bisnis yang online, di antaranya layanan e-commerce.”

Dimo juga akan terus melakukan edukasi ke masyarakat secara hyperlocal, bergantung lokasi issuer. Adapun saat ini lokasi pengguna Dimo masih terpusat di Jakarta. Diharapkan tahun depan akan mulai merambah ke kota lainnya, mengikuti lokasi operasional di mana pihak issuer berada.

“Edukasi yang kami lakukan agak berbeda, kami edukasi sesuai dengan lokasi issuer, sehingga masih terpetak-petak. Kemudian, convert merchant yang ada di sekitar bank untuk jadi merchant Dimo,” pungkas Brata.

Application Information Will Show Up Here

Indosat Ooredoo dan GoSwiff Akhirnya Luncurkan D-Pay

Indosat Ooredoo mengumumkan telah meluncurkan sebuah solusi pembayaran Mobile, D-Pay. Kali ini Indosat Ooredoo bekerja sama dengan GoSwiff International, sebuah penyedia layanan finansial yang akan berperan sebagai mitra teknologi dan bisnis yang inisiasi kerja samanya sudah berlangsung pada akhir tahun 2015. Untuk bank, layanan D-pay saat ini didukung BNI sebagai bank penerima pembayaran.

Di bulan Desember silam, Indosat Ooredoo dan GoSwiff Internasional telah menjalin kesepakatan untuk mengembangkan solusi Mobile Point-Of-Sales(mPOS), lengkap dengan solusi pelengkapnya seperti mobile money dan airtime top-up untuk semua klien pedagang Indosat Ooredoo. Setelah hampir enam bulan berlalu akhirnya Indosat Ooredoo secara resmi mengenalkan kepada publik layanan D-Pay.

D-Pay sendiri merupakan sebuah layanan finansial yang memungkinkan pedagang untuk menerima pembayaran mobile. Di sisi pelanggan, mereka dapat melakukan pembayaran menggunakan kartu debit atau kartu kredit dan eWallet dari mana saja di setiap merchant yang mendukung layanan D-Pay.

D-Pay dengan teknologi yang dibawanya mentransformasikan perangkat mobile para merchant menjadi sebuah platform pembayaran yang multifungsi. Dengan D-Pay setiap merchant yang tidak memiliki akses ke infrastruktur yang tidak relevan atau tidak menghasilkan pendapatan yang cukup untuk layanan tradisional Point-of-Sales (POS) akan dimungkinkan untuk dapat menerima pembayaran dan menghubungkan mereka ke sistem mPOS.

Hadirnya solusi D-Pay ini diharapkan mampu menambah jumlah penjualan dan pengguna para merchant ke level yang lebih tinggi. Selain itu dari segi perspektif pelanggan, D-Pay diharapkan membawa pengalaman lain dalam transaksi pembayaran yang lebih aman.

Chief of New Business and Innovation Officer Indosat Ooredoo Prashant Gokarn dalam rilisnya menyebutkan D-Pay sebagai produk teranyar dari Mobile Financial Business Indosat Ooredoo akan melengkapi layanan finansial lain yang sudah ada seperti, eWallet, Commerce Payment, dan lain sebagainya.

“DI Indonesia solusi pembayaran masih berada di tahap awal pertumbuhan, karena kebanyakan retailer masih menggunakan uang tunai untuk pembayaran atau  masih membebankan biaya untuk pelanggan yang menggunakan kartu kredit. Selain sebagai solusi untuk e-commerce, D-Pay adalah jawaban untuk Usaha Kecil dan menengah yang membutuhkan metode pembayaran alternatif tetapi ukuran bisnis mereka membuat solusi dari perbankan terasa mahal,” ujar Gokarn.

Menanggapi kerja sama ini Head of Global Accounts GoSwiff International Stefano Diemmi mengungkapkan bahwa pihaknya merasa bangga telah dipilih Indosat Ooredoo untuk menyediakan solusi pembayaran mobile di pasar yang luas di Indonesia. Ia juga berharap hadirnya teknologi GoSwiff Internasional bisa melayani para merchant lokal dengan baik.

Layanan D-Pay ini juga akan dikemas dengan berbagai layanan seperti data, suara, dan SMS untuk mendukung para penjual dalam menjalankan kegiatan bisnis mereka sehari-hari.

DScussion #54: Pay by QR dan Tren Industri Pembayaran Mobile di Indonesia

Dalam DScussion kali ini CEO Dimo Brata Rafli berbagi cerita tentang industri pembayaran mobile serta tantangan yang dihadapi setiap harinya. Menurutnya, pembayaran mobile adalah suatu keharusan sesuai dengan perkembangan zaman dan perubahan kebiasaan konsumen.

Simak wawancara lengkap DScussion berikut ini.

Langkah Telkomsel Seriusi Bisnis T-Cash

Penetrasi penggunaan smartphone dengan teknologi canggih di kalangan masyarakat Indonesia kian meningkat. Berbagai layanan yang berkembang makin membuat masyarakat nyaman melakukan berbagai hal dari sentuhan layar ponselnya. Potensi ini pula yang membuat Telkomsel makin mantap untuk meneruskan pengembangan dan pemasaran layanan mobile payment yang dimilikinya T-Cash. Namun apakah pangsa pasar di Indonesia secara umum sudah siap dengan teknologi ini, dan bagaimana Telkomsel harus menginisiasi persebaran layanan ini?

Dalam sebuah kesempatan jumpa pers Minggu lalu membahas khusus tentang T-Cash, GM Digital Payment and Banking Product Development Telkomsel Herman Suharto memperlihatkan optimisme perusahaan terhadap layanan ini. Dibubuhkannya fitur Near Field Communications (NFC) pada T-Cash (diberi nama T-cash Tap) membuat Telkomsel optimis untuk menggarap pasar yang lebih luas. Setelah saat ini beroperasi di Jabodetabek, tahun ini ditargetkan 4 kota lain (Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar) akan segera disinggahi.

Keuntungan T-Cash untuk Telkomsel masih belum seberapa

Dari pemaparan Herman dalam presentasinya disebutkan Average Revenue Per User (ARPU) T-Cash berada di kisaran Rp 66.000,- per bulan. Jika saat ini sudah ada 300.000 pengguna, artinya pemasukannya sekitar Rp 19,8 miliar. Dan untuk trafik per tahun artinya Telkomsel mendapat Rp 237,6 miliar. Belum terlihat signifikan bagi bisnis Telkomsel jika keuntungan sepanjang 2014 (laporan yang sudah diterbitkan) sebanyak Rp 66,25 triliun.

Artinya Telkomsel benar-benar harus bertaruh jika memang memutuskan untuk berinvestasi lebih dalam menyebarkan bisnis tersebut. Jika dibandingkan dengan operator pesaing, Indosat Ooredoo dengan layanannya Dompetku, penetrasinya masih cukup jauh. Dompetku sendiri berhasil membukukan pemasukan Rp 2,5 triliun sepanjang 2015. Ada yang perlu dibenahi tentang edukasi pengguna dan persebaran layanan, mengingat pengguna Telkomsel masih diklaim menjadi yang terbanyak di Indonesia.

T-Cash menjadi entitas terpisah dari bisnis operator Telkomsel

Setelah sebelumnya santer terdengar isu spin-off T-Cash dari Telkomsel, Herman turut menyinggung hal tersebut dalam pemaparannya. Dari pihak T-Cash menyatakan bahwa telah siap untuk menjadi entitas bisnis tersendiri. Berbagai hal bahkan sudah disiapkan, termasuk struktur organisasi yang akan menjadi pionir penggerak bisnis T-Cash. Dengan fitur utama yang telah dimiliki T-Cash saat ini, yakni e-money, purchase online dan pay-on-mobile dinilai telah mampu untuk menjadi revenue generation terpisah bagi perusahaan.

Selain itu T-cash Tap yang sudah mengantongi lisensi dari Bank indonesia sebagai layanan uang elentronik turut meyakinkan tim T-Cash untuk mulai merintis bisnis secara mandiri. Rekanan merchant yang telah menggunakan T-Cash yang semakin luas juga menjadi indikator kematangan bisnis oleh perusahaan.

Dengan keuntungan yang dihasilkan yang belum signifikan, akan sangat riskan bagi T-Cash untuk perkembangan layanan mobile payment Telkomsel. Karena masih banyak hal yang harus dielaborasi antara layanan Telkomsel dengan T-Cash untuk mencapai target pengguna. Tahun ini saja ditargetkan 5-6 juta pengguna baru menggunakan T-Cash.

Ingin bermitra dengan Apple Pay dan Samsung Pay jika resmi masuk ke Indonesia

Teknologi serupa sudah diterapkan pemain besar smartphone dunia dalam handset-nya, oleh Apple dan Samsung. Telkomsel sendiri (khususnya divisi T-Cash) juga siap untuk melakukan kemitraan dengan Samsung Pay ataupun Apple Pay ketika mereka sudah masuk pasar Indonesia. Samsung sendiri tengah menginisiasi kehadirannya di Asia Tenggara, namun belum ada kabar pasti apakah Indonesia akan masuk ke daftar ekspansi mereka atau tidak.

Menggandeng Apple Pay atau Samsung Pay artinya akan menjadi kombinasi dua arah. Pihak Apple/Samsung akan mempersiapkan teknologi melalui handset-nya, sedangkan T-Cash harus mempersiapkan operasional lainnya untuk transaksi. Bisa menjadi sebuah simbiosis mutualisme, karena pemain luar yang masuk ke Indonesia setidaknya harus menggandeng pemain lokal yang memiliki izin untuk mengelola transaksi keuangan, dalam hal ini Telkomsel sudah mengantongi izin dari BI.

Teknologi yang digunakan oleh Apple dan Samsung tak jauh beda, yakni menggunakan NFC. Namun jika melihat dari sisi Apple atau Samsung, mereka pasti menginginkan sebuah pendekatan yang lebih umum, artinya tidak membatasi penggunaan operator seluler tertentu, karena kemitraan dengan pihak lokal bisa saja dijalin dengan instansi perbankan. Namun tak menutup kemungkinan juga dengan basis pengguna Telkomsel yang sudah sangat besar. Yang jelas ujung-ujungnya saat kerja sama ini terjadi, maka teknologi yang dikembangkan T-Cash mungkin akan mangkrak.

T-Cash harus fokus pada persebaran akses dan pengguna

Memiliki ekosistem pengguna smartphone yang tinggi bukan berarti penggunanya siap terap dengan pembaruan teknologi canggih yang dibubuhkan. Untuk saat ini, bagi siapapun pemain di mobile/electronic payment via smartphone tantangan utamanya adalah memperluas basis pengguna dan melakukan edukasi pasar. Jika mengambil khasus T-Cash, memperluas pangsa pasar dan memfokuskan kepada pengguna dapat menjadi strategi andal ketimbang harus melakukan spin-off ataupun jalinan kerja sama dengan pemain baru.

Terlalu menguras energi jika entitas bisnis harus dibangun dari awal. Potensi T-Cash tak lain hadir dari kekayaan pengguna operator seluler yang dimiliki Telkomsel. Basis pengguna Telkomsel yang luas cenderung memberikan nilai positif bagi T-Cash untuk melebarkan kerja sama dengan mitra merchant di daerah.

Application Information Will Show Up Here

Samsung Pay Siap Melenggang di Asia Tenggara

Salah satu hal yang disampaikan President & CEO South East Asia & Oceania Samsung Electronics Jeon Yong Sung adalah pihaknya akan memboyong Samsung Pay ke wilayah Asia Tenggara di tahun ini. Belum ada konfirmasi resmi apakah akan masuk ke Indonesia atau tidak, namun besar kemungkinan akan masuk, karena potensi pasar di Indonesia begitu besar. Per kuartal ketiga tahun 2015, menurut data IDC, penjualan smartphone Samsung di Indonesia mencapai 84,5 juta unit.

Kendati Samsung sudah menyatakan siap dengan infrastruktur teknologi dan skema implementasi sistem pembayaran digital tersebut, tetap saja berbagai aturan dan regulasi tetap harus dipenuhi. Contohnya adalah kerja sama dengan pihak perbankan lokal, terlebih di Indonesia. IT & Mobile Marketing Director Samsung Indonesia Vebbyna Kaunang optimis bahwa layanan tersebut bisa mendarat di Indonesia.

Sebelumnya, untuk sistem yang sama, Apple sudah mengeluarkan Apple Pay dan Google mengeluarkan Android Pay. Untuk menggunakan sistem payment seperti itu, pada umumnya pengguna diminta mendaftarkan kartu kredit yang ingin digunakan. Setelah itu smartphone bisa digunakan untuk melakukan transaksi di Point of Sales (PoS) yang mendukung pembayaran dengan kartu kredit tersebut.

Secara sederhana layanan payment tersebut mengkonversi dari yang biasanya menggesek menggunakan mesin EDC (Electronic Data Capture), lalu diubah dengan teknologi NFC (Near Field Communication) dan MST (Magnetic Secure Transmission) yang sudah disesuaikan dengan mesin PoS, sehingga pengguna hanya perlu mendekatkan handset-nya di dekat mesin POS. Samsung Pay sendiri menggunakan antena khusus yang tertanam di dalam handset Samsung untuk melakukan transmisi data. Sistem enkripsi yang kuat juga turut diterapkan untuk menghalang penyadap.

Beberapa kartu yang menggunakan logo MasterCard, Visa, dan American Express sudah didukung oleh Samsung Pay. Beberapa handset terbaru seperti Galaxy S6, Galaxy S6 Edge, Note 5 dan Galaxy S6 Edge Plus sudah didukung fitur Samsung Pay.

Sebelumnya ada juga Moka yang menyajikan inovasi Mobile Point of Sales (mPoS) untuk smartphone secara umum, yang diperuntukkan untuk sistem pembayaran di sektor UKM. Pengalaman pengguna yang ditawarkan juga tak jauh berbeda. Ada juga Finpay dan Tcash yang menawarkan pengalaman pembayaran via smartphone dari Telkom.

Tahun 2015 Transaksi TCASH Mengalami Kenaikan 150 Persen

Penggunaan TCASH, salah satu produk layanan mobile money dari Telkomsel, selama tahun 2015 mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Dari data internal Telkomsel disebutkan bahwa selama tahun 2015 transaksi penggunaan TCASH meningkat hingga 150 persen, puncaknya saat perayaan liburan Natal dan tahun baru kemarin.

Executive Vice President Telkomsel Area Jabotabek dan Jabar Venusiana Papasi saat menanggapi hal tersebut menyampaikan:

“Sambutan positif dari masyarakat dalam penggunaan layanan mobile money yang di tawarkan Telkomsel mendorong kenaikan trafik transaksi TCASH secara nasional yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.”

Lebih lanjut Venusiana menjelaskan bahwa transaksi TCASH sejauh ini paling banyak digunakan untuk pembayaran di handphone dan layanan bayar cepat menggunakan TAP, sebuah teknologi Near Field Communication (NFC) yang digunakan TCASH. Layanan ini didesain untuk memberikan kemudahan dan pengalaman tersendiri bagi pelanggan dalam melakukan transaksi. Uniknya layanan ini bisa digunakan di semua jenis handphone baik itu feature phone maupun smartphone.

Ke depannya Telkomsel berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem TCASH untuk transaksi pembayaran lain seperti transaksi pembayaran taksi, parkir, dan layanan finansial lainnya, serta berkomitmen untuk terus menambah jumlah merchant. Hal tersebut diharapkan mampu turut mendorong percepatan implementasi smart city di setiap kota di Indonesia.

Seperti diketahui bersama saat ini TCASH sudah bekerja sama dengan beberapa merchant seperti Coffee Bean, Baskin Robbins, Wendy’s, McDonald’s, Bakmi GM, 7Eleven, Indomaret, Cinema XXI dan lainnya. Saat ini TCASH TAP dapat diunakan di lebih dari 2000 merchant yang tersebar di wilayah Jabodetabek.

Pelanggan hanya butuh menempelkan sticker NFC ke ponselnya untuk selanjutnya mengaktifkan layanan, dan pelanggan dapat melakukan tap di mesin NFC yang tersedia di merchant. Untuk keamanan, TCASH dibekali sistem keamanan berbasis pin 6 digit.

“Kami berharap dengan variasi inovasi produk dan nilai yang ditawarkan TCASH dapat memberikan berbagai manfaat kepada pelanggan untuk bisa bertransaksi dengan mudah, cepat dan aman. Di setiap event Telkomsel di Area Jabotabek dan Jabar saat ini, kami selalu menyediakan layanan TCASH TAP sebagai alat transaksi di sejumlah merchant yang bergabung di event tersebut, seperti food truck, dengan harapan dapat lebih mendekatkan dan mengenalkan layanan tersebut dalam keseharian gaya hidup pelanggan”, pungkas Venusiana.

GoSwiff dan Ooredoo Group Kerja Sama Sajikan Solusi mPOS di Indonesia

Platform penyedia layanan pembayaran mobile asal Singapura GoSwiff menandatangani kerja sama dengan Ooredoo Group untuk mengimplementasikan mobile Point of Sales (mPOS) di sembilan negara termasuk Indonesia hari ini (22/12). Indosat Ooredoo akan menjadi ujung tombak kerja sama ini di Indonesia.

GoSwiff akan memberikan solusi multi-pembayaran yang terintegrasi, termasuk mPOS, mobile money dan airtime top-up untuk klien pedagang Ooredoo. Value-added service yang ditawarkan juga termasuk serangkaian program loyalitas untuk mendorong volume transaksi yang lebih besar, dan lebih intim dengan pelanggan. Di Indonesia sendiri, GoSwiff telah menancapkan kukunya dengan kemitraan bersama Bank Mandiri sejak tahun lalu dan BNI dua tahun sebelumnya.

“Dengan berbagai layanan komprehensif dan pengalaman internasional, GoSwiff adalah mitra kuat yang dapat membantu Ooredoo membangun platform mPOS. Dikombinasikan dengan pengalaman global dan kemampuan yang luas dalam penyebaran jasa outsource, akuisisi pengusaha dan pedagang di pasar negara berkembang, kami yakin bahwa kemitraan kami dengan GoSwiff akan memungkinkan kita untuk memperluas penawaran kami dan terlibat lebih efektif dengan pelanggan kami,” kata CEO Group Ooredoo HE Sheikh Saud Bin Nasser Al Thani.

Ooredoo Group yang secara total mengklaim memiliki 115 juta pengguna akan menyediakan layanan manajemen mPOS untuk GoSwiff, termasuk di antaranya profiling dan berinteraksi dengan para merchant terdaftar dari berbagai vertikal industri.

“Kami bangga telah dipilih oleh Ooredoo Group sebagai mitra global dalam memperkenalkan layanan pembayaran via mobile untuk sembilan pasar yang menarik di seluruh Afrika Utara, Timur Tengah dan Asia Tenggara. Kita sebelumnya sudah hadir di daerah-daerah tersebut dan dengan kemitraan baru dengan Ooredoo, Kami berharap untuk dapat melayani pedagang lokal dengan lebih baik, ” ucap CEO GoSwiff Simone Ranucci Brandimarte.

Startup lokal yang menawarkan solusi serupa salah satunya adalah MokaPOS. Persaingan akan sedikit timpang jika melihat GoSwiff menggandeng berbagai perusahaan besar.

“Fokus kami adalah penciptaan nilai jangka panjang, menawarkan pengalaman transaksi yang mulus ke pelanggan, dan pelanggan akan diuntungkan oleh Ooredoo baik di layanan online ataupun di titik penjualan. Kami bergerak maju untuk mengembangkan layanan baru bersama-sama di masa depan dan membawa inovasi ke negara di mana kami beroperasi,” tutup COO GoSwiff Stefano Diemmi.

Tapp Market Ramaikan Segmen Pasar Mobile Commerce Berbasis Lokasi di Indonesia

Sebagai negara berkembang, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki populasi unbanked dan underbanked people yang tinggi di dunia. Menariknya, masyarakat Indonesia sangat terbuka dengan teknologi dan kini mencuat sebagai salah satu negara dengan pentrasi mobile tertinggi. Ini dilihat sebagai peluang oleh banyak pemain, baik dari luar maupun dalam negeri, termasuk Tapp Commerce dengan aplikasi Tapp Market yang berasal dari Finlandia.

Tapp Commerce didirikan pada September 2013 di Turku, Finlandia, dengan Warren Sample, salah satu co-founder Tapp Commerce, berperan sebagai Chief Executive Officer (CEO). Tapp Commerce sendiri baru resmi memasuki pasar Indonesia pada Juli 2015 lalu dengan aplikasi Tapp Market. Visi yang dibawa adalah untuk menciptakan peluang perdagangan dan jaringan yang baru untuk meningkatkan pertisipasi ekonomi serta kualitas hidup bagi banyak orang.

Ditemui di The Akmani Hotel hari ini (16/12) Warren mengatakan, “Kami telah mendiskusikan beberapa pilihan mengenai [cara] pembayaran di [segmen] mobile commerce. Pertumbuhan yang ditunjukkan oleh Indonesia [e-commerce dan mobile penetration] membuatnya menjadi peluang tepat untuk menyediakan solusi yang lebih baik dalam mobile commerce. Dalam jangka panjang, untuk bantu mendorong [penyebaran] akses finansial.”

“Anda lebih tahu dari saya, bahwa populasi unbanked dan underbanked people di Indonesia masih tinggi. […] Kondisi seperti itu yang jadi adalah alasan tepat untuk menyediakan solusi teknologi yang inovatif […] yang dapat memecahkan masalah dalam akses layanan finansial [di mobile],” lanjut Warren.

Bagaimana Tapp Market bekerja

Jajaran Eksekutif Tapp Market / Dailysocial

Pada dasarnya Tapp Market adalah aplikasi yang membantu masyarakat untuk mendapatkan akses finansial yang lebih baik dengan mendorong kelompok atau perorangan menjadi agen yang dapat diberdayakan sebagai titik pembayaran. Melalui agen tersebut, konsumen dapat melakukan transaksi jual beli untuk berbagai produk melalui perangkat mobile. Pun demikian, saat ini Tapp Market lebih banyak menyediakan layanan pembayaran untuk produk digital seperti pulsa dan voucher game.

Managing Director Tapp Commerce Indonesia Deddy Satrya Prihadi mengatakan, “Saat ini fitur-fitur Tapp Market […] yang sudah tersedia dalam aplikasi adalah Pencarian Agen, Deposit Agen, Transaksi Jual-Beli secara Mobile, Umumkan Lokasi, Riwayat Penjualan, Cek Saldo, Transfer Saldo, Berbagi [informasi] aplikasi, dan lainnya.”

Salah satu keunggulan yang memang ditonjolkan oleh Tapp Market adalah fitur berbasis lokasi. Melalui fitur tersebut, pengguna dapat mencari lokasi agen Tapp yang paling dekat dengan lokasinya. Sejak masuk ke Indonesia pada bulan Juli 2015, Tapp mengklaim saat ini sudah memiliki lebih dari 17.000 agen terdaftar.

Tapp juga menerapkan sistem referral agen dalam operasionalnya. Tiap downline agen melakukan transaksi, master agent yang ada di atasnya akan mendapatkan cash back. Jumlahnya, kurang lebih sebesar 100 Rupiah yang akan masuk ke saldo akun master agen secara otomatis.

Kompetisi dan rencana tahun depan

Media Gathering Tapp Market di Hotel The Akmanai / DailySocial

Sebagai pendatang baru dari luar, konsep yang dibawa oleh Tapp pun sebenarnya bukanlah barang baru. Kudo, Ruma, dan Kartuku juga saat ini menjalankan konsep yang kurang lebih sama untuk memberdayakan perorangan atau UKM menjadi agen pembayaran digital. Pun demikian, Tapp tetap optimis dapat tumbuh di Indonesia terutama dengan strategi lokalisasi yang didukung oleh tim lokal di Indonesia.

“Kami berkolaborasi dengan tim lokal yang lebih paham apa yang dibutuhkan oleh market [di Indonesia]. Seperti apa jaringan yang ada dan bagaimana membantu jaringan tersebut tumbuh. Kuncinya adalah berkolaborasi dengan tim lokal untuk menumbuhkan bisnis kami yang ada di Indonesia yang ada di Indonesia,” ujar Warren.

Selain meluncurkan fitur yang memungkinkan pengguna akhir mengakses aplikasi Tapp Market, ada beberapa rencana pengembangan yang disiapkan Tapp Market untuk tahun depan. Beberapa di antaranya adalah pengembangan kategori produk, layanan baru, hingga perluasan wilayah.

Business Development Manager Tapp Commerce Indonesia Wirawan Wijatmiko mengungkapkan, “Awal tahun depan kami akan perluas kategori produk ke fisik, mengembangkan layanan [aplikasi] baru […] yang memudahkan orang untuk menjadi merchant online di Tapp. […] Untuk wilayah, Januari ini kami ingin fokus di Jawa. Baru setelahnya ke Sumatera [Padang, Medan, Palembang], dan Kalimantan.”

Saat ini, Tapp Market dapat diakses melalui perangkat mobile dengan platform Android. Selain itu, Tapp juga dapat diakses melalui aplikasi peramban di desktop.

Kesles Sajikan Sarana Pembayaran Semudah Pemindaian QR Code (UPDATED)

Kesles sajikan kemudahan pembayaran dengan scan QR code / Shutterstock

Budaya berbelanja masyarakat Indonesia sekarang mulai bergerak ke ranah digital. Satu kebutuhan yang turut tumbuh adalah kemudahan. Salah satu yang hadir untuk menawarkan kemudahan tersebut adalah Kesles. Aplikasi membership yang sudah tersedia di platform Android ini memungkinkan transaksi hanya melalui pemindaian (scan) QR code ini tengah berusaha menjadi solusi terbaik transaksi pembayaran di Indonesia. Continue reading Kesles Sajikan Sarana Pembayaran Semudah Pemindaian QR Code (UPDATED)