Console Game Terlangka di Dunia, Nintendo PlayStation, Terjual Seharga Rp 5 Miliar Lebih

Saat ini produsen console terlihat sibuk menjalankan agenda dan melayani konsumennya masing-masing. Sony sedang mempersiapkan peluncuran PlayStation 5 dan Nintendo fokus memperpanjang umur Switch lewat pendekatan software. Namun lebih dari tiga dekade silam, kedua nama ini sebetulnya pernah berkolaborasi untuk membangun console game yang mampu mendukung cartridge sekaligus compact disc.

Pengembangan sistem bernama Super NES CD-ROM ini (juga dipanggil Nintendo PlayStation) dimulai di tahun 1988. Waktu itu, perangkat dirancang agar dapat menjalankan game Super Nintendo Entertainment System, sementara Sony diberikan kendali atas format Super Disc dan berhak merilis konten-konten musik serta film. Walaupun eksistensinya sempat diumumkan di CES 1991, Nintendo dan Sony gagal mencapai kesepakatan. Super NES CD-ROM tidak pernah dipasarkan meski perusahaan telah menciptakan ratusan unit purwarupa.

Kisah selanjutnya mungkin tak lagi asing bagi Anda. Kegagalan proyek ini mendorong Sony untuk menggarap console game-nya sendiri: PlayStation.

IMG_09032020_144117_(1000_x_650_pixel)

Minggu lalu, salah satu prototype Nintendo PlayStation berhasil terjual lewat pelelangan di harga US$ 360 ribu – atau lebih dari Rp 5 miliar. Pemenang lelang tersebut adalah Greg McLemore, founder dari Pets.com dan Toys.com. Sebelumnya, ia sempat mengamankan mesin arcade Atari Pong ke dalam koleksinya. McLemore berhasil mengalahkan penawaran beberapa kolektor lain, termasuk pendiri Oculus VR Palmer Luckey.

Valarie McLeckie selaku consignment director Herigate Auctions meyakini bahwa Super NES CD-ROM tersebut ialah purwarupa terakhir yang beredar di pasaran. Kabarnya Nintendo dan Sony memproduksi kurang lebih 200 prototype, namun hampir seluruhnya dihancurkan ketika kemitraan kedua perusahaan berakhir. Entah bagaimana, nasib baik tampaknya menyelamatkan unit ini sehingga potongan sejarah penting di gaming tak hilang begitu saja.

Berdasarkan penjelasan Polygon, prototype terakhir Nintendo PlayStation ditemukan oleh seseorang bernama Terry Diebold di dalam boks milik mantan CEO Sony Computer Entertainment, Olaf Olafsson. Keduanya sempat bekerja untuk Advanta Corporation, lalu ketika perusahaan gulung tikar, banyak barang-barang pribadi yang dilelang. Inilah caranya Diebold bisa mendapatkan Super NES CD-ROM.

Kepada CNN, McLemore menyampaikan, “[Purwarupa] ini merupakan hal paling mahal yang pernah saya beli selain rumah. Namun ia senilai dengan uang yang dikeluarkan, apalagi jika perangkat ini dipadukan dengan seluruh koleksi saya. Mereka semua menyimpan kisah menarik yang perlu disampaikan ke masyarakat.”

Kabar baiknya lagi, McLemore tidak akan membiarkan Nintendo PlayStation miliknya tersimpan begitu saja. Sang kolektor berencana untuk menampilkannya di sejumlah pameran. McLemore bahkan sudah mulai berkolaborasi bersama USC Pacific Asia Museum di Kalifornia dalam rangka mengadakan acara ‘gaming interactive‘ di musim semi dan panas 2021. Ke depannya, ia berkeinginan buat membuka museum secara permanen.

Via The Verge. Header: Kotaku.

Analogue Nt Mini Kembali Diproduksi, Kesempatan Terakhir Bagi Para Penggemar NES Sejati

Masih ingat dengan Analogue Nt Mini, reinkarnasi modern dari console klasik Nintendo (NES)? Banderol harganya yang mencapai angka $450 mungkin membuat banyak orang geleng-geleng kepala, tapi peminatnya ternyata cukup banyak hingga akhirnya pengembangnya berniat memproduksinya kembali.

Menariknya, yang diproduksi rupanya bukan perangkat yang sama persis dengan yang Analogue rilis di tahun 2016. Perangkat ini merupakan produk baru bernama Analogue Nt Mini v2, atau lebih kerennya, Nt Mini Noir, dikarenakan warna gunmetal yang membalut rangka anodized aluminium-nya.

Analogue Nt Mini v2

Selain visual yang lebih menarik (bahkan logo perusahaannya pun ikut direvisi), Nt Mini v2 disebut mengemas slot kaset NES yang lebih bagus, serta menjanjikan tampilan software (UI) yang lebih sempurna. Selebihnya, perangkat ini identik dengan sebelumnya, dan deretan port di belakangnya pun tidak ada yang diubah.

Output videonya meliputi RGB, component, S-Video, composite, dan HDMI, yang berarti konsumen dapat memainkan gamegame lawas NES di resolusi 1080p secara “pixel perfect” dan tanpa emulasi. Paket penjualannya juga mencakup controller wireless baru 8BitDo N30 2.4G.

Analogue Nt Mini v2

Sayang sekali Nt Mini v2 justru dibanderol lebih mahal lagi daripada versi sebelumnya, tepatnya seharga $500. Analogue juga akan memproduksinya dalam jumlah terbatas, dan konsumen yang melakukan pre-order diperkirakan baru akan menerima barangnya pada bulan Juli.

Terlepas dari itu, ini merupakan kesempatan terakhir untuk mendapatkan Nt Mini, khususnya bagi mereka yang tidak kebagian stok versi pertamanya. $500 memang terdengar kelewat mahal untuk sebuah console 8-bit, tapi mereka yang sengaja menyimpan koleksi kaset NES-nya dengan baik mungkin akan berpendapat berbeda.

Sumber: Kotaku.

 

Dampak Virus Corona Berlanjut: ESL Screening Pengunjung ESL Katowice. Penjualan Nintendo Turun 85%

Sejak awal kemunculannya, wabah virus Corona telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap berjalannya industri esports. Sampai saat ini, turnamen-turnamen di negara Tiongkok dan Korea Selatan terpaksa diundur sampai waktu yang belum ditentukan. Bahkan gelaran LPL di Tiongkok harus ditunda. LCK pun terpaksa tidak memperbolehkan pengunjung untuk datang ke studio guna menghindari penyebaran virus Corona. Virus Corona dikabarkan telah memasuki Eropa melalui Italia. Berbicara Eropa, ESL Katowice 2020 akan dimulai dalam waktu dekat. Apa yang dilakukan oleh ESL mengenai hal ini?

ESL Antisipasi virus Corona

ESL akhirnya memberlakukan peraturan yang harus dipatuhi oleh para pengunjung yang akan datang ke ESL Katowice 2020 guna mengurangi kemungkinan penyebaran virus Corona di Polandia. Para pengunjung diharuskan untuk melewati screening terlebih dahulu sebelum memasuki venue ESL Katowice. Screening ini bertujuan untuk mendeteksi suhu tubuh para pengunjung. Apabila kedapatan pengunjung yang memiliki suhu tubuh yang tinggi, pengunjung tersebut tidak diperbolehkan untuk memasuki venue acara. Pihak ESL telah bekerja sama dengan pemerintah Polandia dalam pengadaan tenaga medis dan pos sanitasi selama ESL Katowice 2020 berjalan. Bukan hanya untuk berjaga, tenaga medis yang ada akan mengedukasi para pengunjung mengenai kebersihan.

Sumber: Tubefilter
Sumber: Tubefilter

Selain pengunjung, pemain juga akan diminta untuk menyertakan surat keterangan sehat. Untuk memastikan kesehatan para pemain terutama mereka yang berasal dari negara yang positif terjangkit virus Corona. Pasalnya, Tyloo juga akan mengikuti ESL Katowice 2020 ini. Tindakan ESL ini memang harus dilakukan. Pasalnya, ESL Katowice akan menjadi tempat berkumpulnya ribuan orang. Risiko penyebaran virus Corona akan semakin besar.

Update: ESL Meniadakan penonton di tempat acara

 

Pada tanggal 28 Februari 2020, ESL mengumumkan pelarangan pengunjung untuk datang ke venue. Jaroslaw Wieczorek selaku Gubernur Silesia membatalkan izin acara ESL Katowice 2020 di detik-detik akhir. Hal ini akibat dari pemerintah Polandia yang sangat concern terhadap penyebaran virus Corona. Dengan demikian, pihak ESL mengabarkan bahwa mereka akan mengembalikan uang tiket yang sudah dibeli oleh para penonton.

Penjualan dan Produksi Nintendo Switch terkena dampak virus Corona

Sumber: CGMagazine
Sumber: CGMagazine

Penjualan Nintendo Switch dikabarkan mengalami penurunan yang signifikan. Pasalnya, Nintendo Switch hanya terjual 10.000 unit pada minggu ke-3 di bulan Februari 2020 ini. Sebelumnya, penjualan Nintendo Switch tidak pernah berada di bawah angka 70.000 unit setiap minggunya. Hal ini diakibatkan oleh produksi dan distribusi komponen Nintendo Switch di Tiongkok harus dikurangi sehingga juga berdampak pada proses produksi pabrik perakitan Nintendo di Vietnam. Dikarenakan penyebaran virus Corona yang sudah menyebar luas, Bloomberg memperkirakan akan terjadi kekurangan dalam ketersediaan Nintendo Switch di dunia.

Nintendo Diprotes Karena Tidak Sokong Esports Smash Bros

Smash Bros mungkin bisa dibilang sebagai salah satu esports yang punya sejarah perjalanan yang cukup panjang. Pertama kali rilis dengan nama Super Smash Bros di tahun 1999, waralaba seri ini terus bertahan selama kurang lebih 21 tahun, dengan seri terbaru yaitu Super Smash Bros. Ultimate rilis tahun di Nintendo Switch pada 2018 lalu. Komunitas dan esports, mungkin bisa dibilang sebagai salah satu faktor seri game ini terus diproduksi sampai sekarang.

Namun demikian, Nintendo mungkin bisa dibilang hampir tidak pernah memberikan dukungan besar-besaran untuk mengembangkan komunitas esports Smash Bros. Terakhir kali pada EVO Japan 2020, Nintendo bahkan hanya mensponsori hadiah berupa Nintendo Switch Pro Controller saja, sementara cabang lain bisa mendapatkan hadiah ribuan dollar AS.

Geram dengan hal ini, Juan DeBiedma (Hungrybox) pun angkat bicara setelah memenangkan gelaran Smash Summit 9. Pada gelaran tersebut ia mengatakan, “Saya harap orang Nintendo menonton ini, jadi tolong, dukung perkembangan skena kompetitif Smash. Kalian memiliki komunitas yang setiap harinya membuat konten, turnamen dan lain sebagainya untuk Smash, tapi kami selama ini hanya menggunakan sumber daya komunitas. Nintendo, saya tetap menyukai kalian sebagai pengembang, tapi kalian adalah satu-satunya pengembang yang tidak memberikan dukungan apapun kepada komunitas.”.

Ini bukan kali pertama Hungrybox protes soal cara Nintendo memperlakukan komunitas Smash. Akhir tahun lalu Juan juga bercerita tentang hal ini kepada Nintendo Life. Ia menceritakan bagaimana keadaan pemain profesional Smash yang mendapat hadiah uang sangat kecil jika memenangkan kompetisi. Menurutnya hal tersebut kontradiktif dengan jumlah penonton dan impresi yang didapatkan oleh Smash atas kompetisi yang diadakan.

Nintendo sebenarnya tidak tinggal diam terkait hal ini. President Nintendo Shuntaro Furukawa sempat memberikan komentarnya terkait relasi Nintendo dengan komunitas esports. Namun demikian, responnya bisa dibilang cukup mengecewakan komunitas, karena Furukawa masih menunjukkan keengganan mendukung perkembangn komunitas esports, baik itu Smash, atau untuk game lainnya.

Sumber: Time
President of Nintendo, Shuntaro Furukawa. Sumber: Time

Mengutip dari artikel Hybrid sebelumnya, Furukawa mengatakan. “Esports, yang mana merupakan tempat para pemain bertanding di panggung untuk mendapatkan hadiah dan ditonton oleh penonton, menunjukkan daya tarik dari video game,” kata Furukawa pada Nikkei, seperti diterjemahkan oleh Kotaku. “Kami bukannya tidak mendukung esports. Kami ingin bisa berpartisipasi dalam berbagai acara yang berbeda agar game kami bisa dinikmati oleh banyak orang, terlepas dari gender atau umur orang tersebut. Kekuatan kami, apa yang membedakan kami dari perusahaan lain, adalah pandangan ini dan bukannya total hadiah turnamen.”.

Jika melihat hal ini, sepertinya masih akan sangat lama bagi kita untuk bisa melihat satu turnamen besar khusus Super Smash Bros seperti Tekken World Tour atau Capcom Pro Tour. Namun, komunitas tentu berharap Nintendo bisa menggelontorkan sedikit dukungan sebagai timbal balik atas apa yang mereka lakukan yang sedikit banyak membantu perkembangan serial Super Smash Bros selama ini.

Sumber Header: Youtube Honda

Mendekati Peluncuran Console Next-Gen, Penjualan PS4 dan Xbox One Merosot Cepat

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, console nextg-gen akan meluncur kurang dari satu tahun. Meski begitu, tentu produsen ingin agar produk yang sudah ada tetap terjual laris. Sebagai contohnya, Sony terus mencoba meyakinkan kita bahwa ‘sekarang adalah saat paling tepat buat bermain’. Para console maker juga berjanji untuk terus memberikan dukungan bagi perangkat current-gen meski hardware baru telah tersedia.

Namun kehadiran PlayStation 5 dan Xbox generasi keempat tentu memberi dampak bagi home console yang ada sekarang. Berdasarkan laporan analis pasar NPD Group, penjualan PS4 dan Xbox One memperlihatkan penurunan signifikan, terutama di Amerika Serikat. Di kawasan tersebut, jumlah pengeluaran konsumen buat membeli console di bulan Januari 2020 merosot sebesar 35 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Tak hanya hardware, total pengeluaran terkait produk gaming – termasuk software, aksesori dan game card – juga mengalami penyusutan dihitung dari tahun ke tahun (year-on-year). Angkanya cukup signifikan, yakni 26 persen. Penurunan ternyata lebih tajam dibandingkan estimasi produsen sebelumnya. Menariknya, Nintendo malah tidak merasakan depresiasi sebesar Sony dan Microsoft karena penjualan Switch-nya terbilang stabil.

Melalui Twitter-nya, analis Daniel Ahmad dari Niko Partners mengungkapkan bahwa turunnya penjualan PS4 dan Xbox One di 2020 lebih parah dibanding PS3 dan Xbox 360 pada tahun 2013, yaitu tahun ketika penerus kedua console itu diluncurkan. Menurut Ahmad, penurunan ini disebabkan oleh kombinasi dari banyak hal, bukan hanya karena konsumen yang tengah menanti PlayStation 5 dan Xbox Series X saja.

Alasan pertama ialah karena baik Microsoft dan Sony terus mempertahankan harga sistem current-gen mereka di kisaran US$ 300. Microsoft memang menawarkan salah satu varian di harga US$ 250, tetapi dengan kompensasi absennya optical disc drive. Sementara itu, Nintendo Switch Lite (tanpa dukungan dock dan controller yang tak bisa dilepas) dibanderol US$ 100 lebih murah dari varian standar.

Penyebab kedua adalah konfirmasi dukungan backward compatibility di Xbox Series X dan PlayStation 5. Fitur ini memungkinkan kedua console itu menjalankan permainan-permainan yang ada di sistem terdahulu dengan performa dan kualitas visual lebih baik. Tak mengherankan jika gamer memutuskan untuk menunggu peluncuran sistem-sistem anyar tersebut.

Kemudian alasan ketiga ialah penundaan perilisan sejumlah game blockbuster, yang terjadi pada Cyberpunk 2077, remake Final Fantasy VII, The Last of Us Part II, Marvel’s Avengers, serta permainan-permainan Ubisoft seperti Gods and Monsters, Rainbow Six Quarantine, dan Watch Dogs Legion. Dan hingga kini, kita juga belum tahu kapan tepatnya Ghost of Tsushima akan dilepas.

Via Eurogamer.

Switch Memasuki Fase Pertengahan Siklus Hidupnya, 30 Persen Gamer Juga Membeli Versi Lite

Untuk sebuah console yang dirilis setelah PS4 dan Xbox One, spesifikasi Switch memang tak secanggih kompetitornya, namun ia menawarkan satu kapabilitas istimewa: fleksibilitas buat dimainkan sebagai home console tradisional serta perangkat handheld. Produk meluncur pada bulan Maret 2017, dan terhitung di penghujung 2019, Nintendo berhasil mengapalkan lebih dari 52 juta unit Switch – melampaui rekor NES.

Mungkin salah satu pertanyaan besar terkait Switch adalah, apa strategi Nintendo ketika Sony dan Microsoft tengah sibuk menyiapkan peluncuran hardware next-gen mereka? Perusahaan sempat bilang mereka tidak lagi menganggap nama-nama itu sebagai rival karena Switch ditargetkan untuk tipe konsumen berbeda. Nintendo juga mengaku belum bisa memastikan apakah siklus hidup Switch akan sama seperti produk mereka sebelumnya.

Dan dalam tanya jawab pasca-laporan pemasukan belum lama ini, presiden Nintendo Shuntaro Furukawa menjelaskan bahwa di tahun keempat ketersediaan Switch, produk telah memasuki fase pertengahan siklus hidupnya. Meski demikian Furukawa juga menyampaikan, perjalanan Switch akan berbeda dari console Nintendo terdahulu dan sistem game perusahaan lain. Menurut Nintendo, aktivitas bisnis Sony dan Microsoft tak akan mempengaruhi mereka.

Nintendo Switch.

Yang jadi fokus Nintendo saat ini ialah memperpanjang umur Switch lewat pengembangan software seiring bertambahnya jumlah pengguna. Melalui piranti lunak, produsen berkesempatan mengeksplorasi ‘cara-cara baru buat bermain’. Pendekatan ini sebetulnya tidak terlalu berbeda dari sebelumnya. Salah satu hasilnya adalah Ring Fit Adventure yang sukses membantu Nintendo menjangkau gamer perempuan serta menggaet lebih banyak konsumen di beragam rentang usia.

Selain itu, Furukawa juga mengungkap satu fakta menarik terkait Switch Lite. Nintendo merilisnya di bulan September 2019 sebagai alternatif lebih terjangkau dari varian standar. Lite dirancang untuk dimainkan secara portable dan tidak bisa disematkan di dock. Selain itu, layarnya lebih kecil dan sistem kendalinya terintegrasi sehingga game-game yang membutuhkan Joy-Con terpisah tidak dapat dijalankan (misalnya 1-2-Switch). Kapasitas baterainya sedikit lebih kecil dari Switch standar, tetapi lebih tahan lama.

Ada sekitar 30 persen dari total pemilik Switch yang juga membeli versi Lite. Varian ini ternyata populer di kalangan perempuan serta jadi favorit fans Pokémon, apalagi setelah Pokémon Sword serta Shield dilepas di bulan November kemarin. Kondisi tersebut mengindikasikan bagaimana pemain Pokémon lebih mengutamakan faktor portabilitas, memperkenankan mereka bermain di mana saja.

Terkait konten, representative director Shigeru Miyamoto menuturkan bahwa mereka akan terus memanfaatkan franchise eksklusif sebagai ujung tombak bisnis. Hanya developer Nintendo yang bisa memanfaatkan karakter seperti Mario, Yoshi dan Donkey Kong di dalam permainan. Perusahaan berkomitmen untuk terus menjaga IP-IP tersebut agar mereka tidak ‘kehilangan kebebasan dalam mengembangkan game‘.

Via GamesIndustry.

Microsoft Tak Lagi Anggap Sony dan Nintendo Sebagai Kompetitor Utama?

Ranah console gaming selalu diasosiasikan dengan tiga brand besar yang sejak dulu berkompetisi ketat: Microsoft Xbox, Sony PlayStation, dan Nintendo. Namun industri gaming terus berubah. Kehadiran sejumlah teknologi baru mentransformasi metode penyajian konten, dan kita tahu bukan hanya nama-nama itu yang menunjukkan ketertarikannya terhadap gaming. Raksasa seperti Google dan Apple juga sudah lama berupaya mempenetrasinya.

Peluncuran PlayStation 5 dan Xbox next-gen yang rencananya dilangsungkan di akhir tahun ini diestimasi akan kembali memperpanas ‘perang console‘ – yang telah berlansung selama beberapa dekade. Namun menariknya, Microsoft mengaku bahwa mereka tak lagi melihat Sony Interactive Entertainment serta Nintendo sebagai kompetitor. Bagi perusahaan asal Redmond itu, Amazon dan Google lebih memberi ‘ancaman’ ketimbang rival-rival lamanya.

Via Protocol.com, bos Xbox Phil Spencer menjelaskan alasan mengapa Sony dan Nintendo bukan lagi rival mereka ialah karena kedua brand tersebut tidak memiliki infrastruktur cloud top-end yang dapat menyaingi platform Microsoft Azure. Dalam menyajikan console baru nanti, Sony diestimasi masih mengandalkan konten eksklusif – begitu pula Nintendo. Sedangkan Xbox generasi keempat akan terintegrasi dengan teknologi xCloud.

Project xCloud ialah layanan cloud gaming yang tengah Microsoft godok, telah memasuki tahap uji coba ‘rumahan’ sejak bulan Mei 2019 lalu. Layanan ini ditunjang oleh tidak kurang dari 54 data center Azure yang tersebar di 140 negara, dirancang agar dapat diakses secara optimal dari smartphone. Game-game-nya bisa dikendalikan langsung via layar sentuh maupun controller Xbox lewat Bluetooth. Dan dibandingkan Stadia, xCloud juga memiliki koleksi permainan lebih banyak.

“Ketika membahas Sony dan Nintendo, kami sangat menghormati brand-brand ini, namun buat sekarang kami melihat Amazon dan Google sebagai kompetitor utama,” tutur Spencer. “Tanpa mengurangi hormat kepada Nintendo serta Sony, perusahaan-perusahaan gaming tradisional berada di posisi yang kurang menguntungkan. Mereka bisa saja mencoba membangun infrastruktur seperti Azure, tetapi selama beberapa tahun ini kami telah berinvestasi miliaran dolar di cloud.”

Selain itu, Microsoft menyadari bahwa ketika perusahaan seperti Nintendo dan Sony memfokuskan produk mereka untuk gamer dan fans, Amazon serta Google berupaya menggaet tujuh miliar di dunia buat jadi gamer. Menurut Microsoft, inilah tujuan sesungguhnya dari layanan gaming.

Mungkin Anda juga tahu, Microsoft tak lagi berupaya menyuguhkan game atau konten eksklusif. Kini hampir seluruh permainan Xbox One juga tersedia di Windows 10, dan Microsoft merupakan salah satu produsen console pertama yang mengusahakan agar agar gamer di sistem berbeda bisa bermain bersama melalui cross-platform play. Sedangkan Sony awalnya malah enggan mengadopsi fitur ini.

Penjualan Nintendo Switch Melampaui 52 Juta Unit, Susul SNES dan Xbox One

Hanya tinggal beberapa bulan lagi kita akan berkenalan lebih dekat dengan sistem gaming next-gen milik Microsoft dan Sony, tetapi masa transisi ini tampak tidak mempengaruhi bisnis Nintendo. Saat ini mereka malah tengah menikmati kesuksesannya sendiri. Dalam tiga tahun ketersediaannya, momentum penjualan Switch tetap tinggi, lalu game-game eksklusif Nintendo di sana terus jadi favorit pengguna.

Di tanggal 30 Januari 2020 kemarin, Nintendo menungkap rentetan informasi terkini terkait penjualan hardware Switch dan software-nya (FY3/2020 Q3), termasuk estimasi dan rencana-rencana perusahaan ke depan. Mungkin pencapaian yang paling dibanggakan Nintendo adalah keberhasilannya mengapalkan 52,48 juta unit Switch, dari saat produk tersedia di bulan Maret 2017 hingga Desember 2019. Tentu saja, Animo konsumen yang tinggi turut mendongkrak angka adopsi Switch dari tahun ke tahun.

Switch 3

Beberapa fakta bisa kita tarik dari data di atas. Pertama, itu berarti penjualan Switch berhasil melampaui Super Nintendo Entertainment System – menempatkanya sebagai console terlaris ketiga Nintendo sepanjang masa, di belakang Wii dan NES. Seumur hidupnya, SNES terjual sebanyak 49,1 juta unit. Kedua, analis Daniel Ahmad dari Niko Partners memperkirakan bahwa total pengapalan Switch telah menyusul Xbox One. Angka 50 juta dapat dicapai Switch dalam 34 bulan, sementara Xbox One membutuhkan waktu 74 bulan.

Pertumbuhan Switch menunjukkan kenaikan year-on-year sebesar 15 persen, terbantu oleh hadirnya varian portable Switch Lite yang dibanderol lebih terjangkau, serta peluncuran produk secara resmi di kawasan Tiongkok. Menariknya, sesudah periode libur di tahun 2019 berakhir, konsumen malah lebih memburu Switch standar dibanding Lite. Dan uniknya lagi, Lite lebih populer di kalangan gamer perempuan dan fans Pokémon.

Switch 4

Konten turut menjadi faktor krusial yang memicu ketertarikan konsumen terhadap Switch. Di musim liburan kemarin, Pokémon Sword dan Shield jadi permainan terbesar di console hybrid Nintendo tersebut. Game kabarnya terjual sebanyak lebih dari 16 juta kopi, 4 juta kopi lebih banyak dibanding Super Smash Bros. Ultimate. Selain permainan Pokémon anyar, Luigi’s Mansion 3 juga menjadi kisah sukses, mencetak total penjualan lima juta kopi lebih.

Seiring berjalannya waktu, Switch juga pelan-pelan jadi platform gaming pilihan ‘para pendatang baru’. Ke depannya, perusahaan ingin merangkul lebih banyak jenis konsumen, salah satu caranya ialah melalui penggarapan produk-produk unik. Nintendo menyampaikan, gaming merupakan pasar yang sangat luas. Masih terbuka peluang besar bagi ‘perusahaan gaming tradisional’ buat bersaing dengan smartphone serta layanan digital.

Switch 1

Berkaitan dengan brand lain yang tengah mempersiapkan perangkat next-gen, Nintendo mengaku tak melihat nama-nama itu sebagai kompetitor. Perusahaan mengaku belum yakin apakah siklus hidup Switch akan berbeda dari produk lain atau hardware mereka sebelumnya. Yang jelas, Nintendo akan berupaya untuk memperpanjang usia console melalui pendekatan software.

Via The Verge, Eurogamer & Reuters. Tambahan: Go Nintendo.

Game Gacha Sukses, Nintendo Dapat Rp13,7 Triliun dari Game Mobile

Pendapatan Nintendo dari game mobile telah menembus US$1 miliar (sekitar Rp13,7 triliun), menurut data dari Sensor Tower. Game yang memberikan kontribusi paling besar adalah Fire Emblem Heroes dengan pemasukan mencapai US$656 juta (sekitar Rp9 triliun), diikuti oleh Animal Crossing: Pocket Camp yang memberikan kontribusi sebesar US$131 juta (sekitar Rp1,8 triliun).

Salah satu kunci kesuksesan Fire Emblem Heroes adalah kemampuan developer Intelligent Systems untuk membuat format game yang sesuai untuk dimainkan di smartphone. Selain itu, mereka juga secara rutin menambahkan karakter baru, sehingga para pemainnya tidak bosan bermain. Dari segi model bisnis, Fire Emblem Heroes adalah game “gacha”. Lain halnya dengan game yang memungkinkan pemain untuk membeli skin atau item kosmetik lain, game gacha menggunakan sistem random, layaknya lootbox.

Memang, pemain bisa membeli kesempatan untuk mendapatkan karakter yang mereka inginkan, tapi, apakah mereka akan mendapatkan karakter tersebut tergantung pada keberuntungan. Jika beruntung, seseorang bisa langsung mendapatkan karakter yang mereka inginkan. Namun, jika tidak beruntung, seseorang bisa menghabiskan uang hingga jutaan rupiah dan mereka tetap tidak mendapatkan karakter yang mereka mau. Game dengan pendapatan terbesar kedua, Animal Crossing: Pocket Camp, juga menggunakan model bisnis yang sama.

Pendapatan dari game-game mobile Nintendo. | Sumber: SensorTower
Pendapatan dari game-game mobile Nintendo. | Sumber: SensorTower

Seperti yang dapat Anda lihat pada grafik di atas, pendapatan dari Super Mario Run, game mobile pertama dari Nintendo, justru tidak terlalu besar. Meskipun begitu, game tersebut merupakan game yang paling populer. Secara keseluruhan, total download game-game mobile Nintendo adalah 452 juta. Super Mario Run berkontribusi 54 persen atau sekitar 244 juta download. Game kedua yang paling sering diunduh adalah Mario Kart Tour dengan 147 juta unduhan atau sekitar 32 persen dari total download. Menariknya, total unduhan Fire Emblem Heroes hanya empat persen dari total download game mobile Nintendo.

Nintendo telah mencoba untuk menggunakan berbagai model monetisasi sejak mereka pertama kali masuk ke pasar game mobile pada pertengahan 2016. Dan tampaknya, mereka telah menemukan formula yang tepat. Meskipun jumlah unduhan Fire Emblem Heroes kecil, tapi game tersebut memberikan pemasukan yang berkelanjutan. Jika membandingkan jumlah unduhan dan pendapatan, Nintendo mendapatkan US$41 (sekitar Rp560 ribu) per satu unduhan Fire Emblem Heroes.

Sumber: The Verge

Akankah Super Smash Bros. Ultimate Gantikan Melee?

Nintendo meluncurkan Super Smash Bros. Melee pada 2001 untuk konsol Gamecube. Meskipun sudah berumur hampir dua puluh tahun, game tersebut masih memiliki komunitas esports yang aktif. Sampai saat ini, komunitas Melee masih ikut turun dalam kompetisi esports. Untuk mempertahankan tradisi, mereka juga biasanya masih menggunakan televisi CRT. Tampaknya, keengganan untuk berubah adalah salah satu alasan mengapa komunitas Melee tetap berkeras untuk memainkan Melee meski telah muncul game Smash baru.

Walaupun begitu, tahun ini, domuniasi Melee mungkin akan tergoyahkan dengan keberadaan Super Smash Bros. Ultimate. Nintendo meluncurkan Ultimate pada tahun lalu untuk konsol Switch. Dan game itu terbukti sukses. Faktanya, Ultimate telah menjadi game fighting dengan angka penjualan tertinggi sepanjang masa. Game itu telah terjual sebanyak 15,5 juta kali. Sebagai perbandingan, total penjualan Melee hanya mencapai 7,4 juta.

Selain itu, karena Nintendo tidak pernah merilis ulang Melee untuk konsol yang lebih baru, orang-orang yang tertarik untuk memainkan game itu harus membeli konsol lama dan hanya bisa menemukan game Melee bekas. Ini mungkin bisa menurunkan minat seseorang untuk mencoba bermain Melee, terutama karena sekarang, Anda bisa mengunduh game seperti Fortnite secara gratis dengan mudah.

Menariknya, selama ini, Melee selalu bisa bertahan bahkan setelah muncul game Smash baru. Sebelum ini, Nintendo telah merilis Super Smash Bros. Brawl untuk Wii atau Super Smash Bros 4 untuk Wii U. Kedua game itu memang mendapatkan sambutan hangat ketika pertama kali diluncurkan. Meskipun begitu, pada akhirnya, ketertarikan para pemain akan game tersebut memudar, membuat Melee kembali populer. Menurut kreator konten Melee, Andrew “PracticalTAS” Nestico, inilah yang akan terjadi.

Andrew Nestico 🐼🌎📊@PracticalTAS

The cycle never fails to occur.

* new smash game comes out
* Melee starts losing attendance and viewership
* “Melee is dying”
* sick Melee happens right beside new smash game (YOU ARE HERE)
* fans of the new smash game become Melee fans
* Melee is miraculously revived

372 people are talking about this

Sebagian orang percaya, Melee tak lagi bisa berkembang. Mengingat game itu telah berumur 19 tahun, para pemainnya sudah tahu semua celah dalam game untuk mendapatkan hasil paling maksimal. Sementara Nintendo berencana untuk membuat Ultimate menjadi lebih kompetitif dari dua game pendahulunya, Brawl dan Smash 4. Perusahaan Jepang itu secara rutin mengeluarkan patch untuk memastikan metagame dari Ultimate tidak menjadi stagnan — masalah yang menghantui Smash 4. Switch juga diterima dengan baik di kalangan konsumen. Ini dapat mendorong pertumbuhan scene esports Ultimate.

Super Smash Bros. Ultimate. | Sumber: Nintendo via Engadget
Super Smash Bros. Ultimate. | Sumber: Nintendo via Engadget

Sayangnya, sulit untuk membandingkan data antara Ultimate dan Melee. Pada turnamen Genesis 7 tahun ini, turnamen Melee diikuti oleh 1.106 orang. Sementara dalam peserta Ultimate mencapai 1.680 orang. Namun, Melee masih unggul dari segi penonton. Pada puncaknya, jumlah penonton Melee hampir mencapai 100 ribu orang, sementara jumlah penonton Ultimate hanya berkisar pada angka 90 ribuan.

Satu hal lain yang harus diingat adalah scene esports game Smash memang kurang mendapatkan dukungan dari Nintendo sebagai publisher. Karena itu, biasanya, biaya penyelenggaraan turnamen ditanggung oleh komunitas. Sementara total hadiah untuk peserta juga dikumpulkan dari biaya pendaftaran turnamen. Jika dibandingkan dengan total hadiah turnamen esports lain, total hadiah untuk turnamen Smash jauh lebih kecil. Biasanya, pemain profesional Smash bisa bertahan hidup karena mereka bergabung dengan organisasi esports besar, seperti Team Liquid dan Cloud9. Mengingat Ultimate kini tengah populer, kemungkinan besar, organisasi-organisasi esports tersebut akan lebih melirik pemain Ultimate ketimbang pemain Melee.

Meskipun begitu, Melee masih memiliki pemain baru, termasuk Zain Naghmi, yang baru saja memenangkan turnamen Melee di Genesis 7. Zain dianggap sebagai pemain “post-doc”, sebutan untuk orang-orang yang menjadi fans setelah dokumentar The Smash Brothers dirilis pada 2013. Zain bukan satu-satunya pemain Melee profesional baru.

“Kabar baik bagi Melee untuk mendapatkan pemain baru, khususnya iBDW,” kata Zain pada ESPN. Pemain yang Zain maksud adalah Cody “iBDW” Schwab, yang duduk di peringkat 9 dalam daftar 100 pemain terbaik Super Smash Bros. Melee pada 2019. “Saya rasa, dia akan terus naik level dan akan masuk dalam daftar top 8. Melee tampaknya masih akan bertahan. Pada 2020, ada banyak orang yang bisa ikut dalam turnamen.”

Sumber header: Polygon