Bang & Olufsen Kembali Hadirkan Headphone Bluetooth, Kali Ini dengan Noise-Cancelling

Noise cancelling oh noise cancelling, betapa engkau mendominasi topik perbincangan seputar wireless headphone. Memang benar, belakangan teknologi pemblokir suara ini kerap dijadikan senjata andalan produsen headphone. Salah satunya adalah Bang & Olufsen, yang baru-baru ini memperkenalkan Beoplay H9.

Beoplay H9 merupakan suksesor dari H7 yang dirilis di tahun 2014. Kala itu, H7 dinilai cukup banyak orang sebagai salah satu wireless headphone terbaik, memadukan aspek kenyamanan dan kualitas suara dengan desain yang manis di mata. Pun begitu, kesannya masih ada satu fitur yang ketinggalan, apalagi kalau bukan noise cancelling itu tadi.

Secara fisik, hampir tidak ada yang berubah dari H7. Bergaya over-ear, bantalannya yang tebal dan empuk akan menyelimuti daun telinga pengguna secara menyeluruh. Untuk menavigasikan musik, menyesuaikan volume atau menerima panggilan telepon, pengguna tinggal menyentuh atau mengusap sisi earcup-nya.

Kontrol Beoplay H9 mengandalkan panel sentuh yang tertanam di sisi earcup / Bang & Olufsen
Kontrol Beoplay H9 mengandalkan panel sentuh yang tertanam di sisi earcup / Bang & Olufsen

Satu-satunya perubahan yang dibawa H9 adalah teknologi active noise cancelling (ANC), dimana kini tertanam mikrofon ekstra di sisi luar earcup guna mengeliminasi suara luar. Kapanpun pengguna mau, fitur ini bisa dinyala-matikan menggunakan panel sentuh itu tadi.

H9 dapat beroperasi selama 14 jam nonstop dengan fitur ANC dalam keadaan aktif. Charging-nya memakan waktu sekitar tiga jam, namun pengguna juga bisa menggunakannya bersama kabel audio 3,5 mm standar. Supaya konsumsi baterainya lebih efisien, headphone akan mati dengan sendirinya saat sudah tidak digunakan beberapa lama.

Beoplay H9 dijajakan seharga $499, dan tersedia dalam dua pilihan warna. Kalau noise cancelling tidak menjadi prioritas, ada Beoplay H7 yang dibanderol $100 lebih murah.

Sumber: Engadget dan Bang & Olufsen.

Plantronics BackBeat Pro 2 Suguhkan Active Noise-Cancelling Selama 24 Jam Nonstop

Dalam dunia teknologi, seringkali inovasi harus dibayar dengan konsekuensi tertentu. Yang paling gampang, smartphone tentu saja tidak bisa bersaing soal daya tahan baterai dengan feature phone. Beralih ke ranah audio, headphone Bluetooth yang menawarkan fitur noise-cancellation umumnya juga harus mengorbankan ketahanan baterai.

Akan tetapi dilema tersebut tidak berlaku untuk headphone terbaru Plantronics. Dijuluki BackBeat Pro 2, headphone wireless ini menawarkan keseimbangan antara fitur dan harga yang akan sangat memikat di mata (dan telinga) konsumen.

Desain over-ear (membungkus semua daun telinga) membuat Plantronics BackBeat Pro 2 semakin nyaman dikenakan dalam waktu yang lama / Plantronics
Desain over-ear (membungkus semua daun telinga) membuat Plantronics BackBeat Pro 2 semakin nyaman dikenakan dalam waktu yang lama / Plantronics

Yang paling utama adalah fitur active noise-cancelling bersifat on-demand. Sesuai makna harfiahnya, on-demand berarti pengguna bisa mengaktifkannya kapan saja dibutuhkan. Ketika sedang menunggu kereta di stasiun, aktifkan fitur tersebut untuk meredam hampir semua suara luar yang mengganggu; sebaliknya, ketika ada pengumuman, pengguna bisa mengaktifkan mode open-listening untuk mendengarkannya tanpa perlu melepas headphone.

Seandainya headphone benar-benar perlu dilepas, BackBeat Pro 2 akan otomatis menghentikan lagu yang diputar, lalu memutarnya kembali ketika headphone dikenakan. Jangkauan koneksi Bluetooth-nya sendiri diklaim bisa mencapai 100 meter, dan ia bisa dipakai untuk menerima panggilan telepon.

Tentu saja hal lain yang menjadi pembeda utama BackBeat Pro 2 dari headphone sekelas di pasaran adalah daya tahan baterai selama 24 jam nonstop dalam satu kali charge. Lupa mematikan headphone? Jangan khawatir, sebab Plantronics telah menyematkan sistem hibernasi yang akan aktif secara otomatis dan memperpanjang daya baterai sampai 6 bulan lamanya.

Plantronics BackBeat Pro 2 datang bersama sebuah carrying case, kabel charger dan kabel 3,5 mm standar / Plantronics
Plantronics BackBeat Pro 2 datang bersama sebuah carrying case, kabel charger dan kabel 3,5 mm standar / Plantronics

Semua ini dikemas dalam ukuran sepertiga lebih ringkas ketimbang generasi sebelumnya. Bobotnya bahkan menurun 15 persen, menjadikannya lebih nyaman dikenakan dalam durasi yang lama, apalagi mengingat headband-nya telah didesain supaya bisa mendistribusikan berat secara merata di sekujur kepala pengguna.

Plantronics BackBeat Pro 2 rencananya akan dipasarkan segera seharga $200 – banderol yang amat kompetitif jika mempertimbangkan semua fiturnya. Tersedia pula varian BackBeat Pro 2 SE yang punya tampilan lebih premium dan dibekali NFC seharga $250.

Sumber: Plantronics.

Razer Siap Melepas Dua Headphone Kraken Baru

Mengusung nama monster laut, ada tiga aspek yang jadi fokus penyajian headphone Razer Kraken: dibuat agar nyaman dikenakan, menggunakan earcup foldable sehingga ringkas, serta dibekali driver neodymium berukuran besar demi menyuguhkan audio bertenaga. Dan di bulan September ini, Razer siap melepas dua ‘ekor’ Kraken baru untuk memperkuat lineup produknya.

Lewat situs mereka, sang spesialis gaming gear Amerika itu memperkenalkan Kraken 7.1 V2 dan Kraken Pro V2. Keduanya kembali menjanjikan kenyamanan pemakaian dan daya tahan tinggi seperti varian terdahulu, namun Razer tak lupa membubuhkan beragam penyempurnaan – baik pada desain maupun performa penyajian suara. Dan tak hanya mendukung user PC dan Mac, headphone juga diracik agar kompatibel ke console PlayStation 4 dan Xbox One.

Razer Kraken 7.1 V2 1

Dari perspektif penampilan, Razer Kraken 7.1 V2 dan Kraken Pro V2 mempunyai wujud hampir identik. Berdasarkan info spesifikasi dan gambar yang ditampilkan sang produsen, perbedaan paling mencolok adalah kehadiran sistem lighting Chroma pada logo Razer khusus di varian 7.1 V2.

Razer Kraken Pro V2 1

Kedua headphone memanfaatkan headband ber-frame bauxite aluminium unibody, dimaksudkan untuk mengurangi bobotnya. Bantalan dibuat lebih besar, lebih empuk, dan lebih efektif dalam menyegel suara dan memblokir bunyi-bunyian eksternal. Menariknya lagi, Razer mulai memerhatikan para gamer berkacamata: bantalan tersebut memiliki ‘special inmold channels‘, fungsinya ialah mengurangi tekanan di kepala akibat memakai kacamata.

Razer Kraken 7.1 V2 2

Kedua headphone memperoleh upgrade driver, kali ini berukuran 50-milimeter (Kraken Pro biasa ditenagai driver 40mm), diklaim telah diramu agar menyajikan keseimbangan terbaik antara kapabilitas output audio game serta fungsi komunikasi. Artinya, suara derap kaki lawan yang berusaha menyergap Anda terdengar sama jelasnya dengan jeritan minta bantuan dari rekan satu tim.

Razer Kraken Pro V2

Mengulik lebih jauh, tentu saja ada perbedaan signifikan antara Kraken 7.1 V2 dan Pro V2. Seperti namanya, Kraken 7.1 V2 ditopang audio surround virtual di channel 7.1, dengan satu syarat: Anda harus menginstal software Razer Synapse, cuma tersedia di PC dan Mac. Kraken 7.1 V2 tersambung via USB dan didukung teknologi active noise cancellation; sedangkan Pro V2 dibekali connector 3,5-milimeter, jenis audio stereo, dan sistem noise cancelling pasif. Razer menyematkan mic BOOM unidirectional ECM di kedua produk, mampu merespons suara dari 100Hz sampai 10kHz.

Razer Kraken Pro V2 sudah bisa Anda pesan sekarang, dibanderol seharga US$ 80, lalu Kraken 7.1 V2 sendiri dijajakan di harga US$ 100. Kedua produk akan mulai tersedia di bulan Oktober.

Sumber: RazerZone.

Headphone Sony MDR-1000X Tawarkan Noise Cancelling Terpersonalisasi

Lewat QuietComfort 35, Bose kian membuktikan bahwa mereka adalah pemimpin di bidang headphone noise cancelling. Akan tetapi hal tersebut tentunya tidak membuat pabrikan lain jadi gentar. Lihat saja Sony, yang baru-baru ini memperkenalkan headphone noise cancelling tercanggihnya di ajang IFA 2016.

Dijuluki MDR-1000X, Sony sepertinya telah menyelesaikan banyak pekerjaan rumah dalam proses pengembangannya. Desainnya masih sangat khas dengan earcup berukuran besar dan bantalan yang tebal. Di saat yang sama, Sony mengaku telah merancang ulang earpad-nya ini guna meningkatkan kinerja noise cancelling.

Entah klaim Sony benar atau tidak, namun yang pasti mereka telah menyempurnakan segala aspek yang berperan untuk noise cancelling, mulai dari sound filtering, signal processing sampai sepasang sensor suara yang tersematkan. Hal ini turut didukung oleh fitur Personal NC Optimizer yang inovatif.

Sederhananya, fitur ini akan mencoba mengoptimalkan kinerja noise cancelling MDR-1000X, menganalisa beberapa faktor seperti bentuk kepala, model rambut, apakah pengguna berkacamata atau tidak dan bagaimana cara pengguna memakai headphone itu sendiri.

Ilustrasi pengguna fitur Quick Attention Mode pada Sony MDR-1000X / Sony
Ilustrasi penggunaan fitur Quick Attention Mode pada Sony MDR-1000X / Sony

Tidak ketinggalan juga adalah fitur Quick Attention Mode, dimana pengguna hanya perlu menempatkan telapak tangannya di sisi luar earcup untuk mendengarkan suara dari luar tanpa perlu melepas headphone. Fitur ini tentunya sangat ideal ketika Anda sedang bersama seseorang.

MDR-1000X bisa dioperasikan dengan atau tanpa kabel. Baterainya diperkirakan bisa bertahan selama 20 jam nonstop dalam posisi noise cancelling menyala. Penggemar Hi-Res Audio boleh tersenyum mengetahui bahwa MDR-1000X telah mengusung fitur upscaling DSEE HX guna meningkatkan kualitas file audio yang terkompresi.

Sony MDR-1000X akan dipasarkan per bulan Oktober mendatang seharga $400. Pilihan warna yang tersedia adalah hitam dan grey beige.

Sumber: New Atlas dan Sony.

Pakai Konektor Lightning, Earphone Ini Suguhkan Noise Cancelling Tanpa Perlu Di-charge

Kalau belum mencoba, Anda mungkin tidak tertarik dengan headphone atau earphone berteknologi noise cancelling. Namun sekali mencoba, dijamin Anda akan langsung kepincut dan tidak bisa melupakannya.

Akan tetapi yang kerap menjadi masalah, headphone noise cancelling harus diganti atau diisi ulang baterainya waktu demi waktu, bahkan termasuk yang menggunakan kabel sekalipun. Belum lagi harganya yang mahal juga menjadi alasan lain mengapa konsumen lebih memilih headphone biasa.

Hal ini tidak berlaku buat Thunder. Thunder merupakan earphone noise cancelling yang cukup istimewa. Pasalnya, ia sama sekali tidak perlu Anda ganti atau isi ulang baterainya. Kok bisa? Well, ia tidak menggunakan konektor 3,5 mm seperti biasanya, melainkan konektor Lightning milik perangkat iOS.

Hal ini berarti iPhone atau iPad penggunalah yang menjadi penyuplai daya untuk Thunder. Pun demikian, pengembang Thunder memastikan konsumsi dayanya tidak lebih dari 0,9 persen per jam dengan posisi noise cancelling menyala.

Penggunaan konektor Lightning juga berperan terhadap kualitas suaranya. Hal ini disebabkan sinyal yang diteruskan dari iPhone atau iPad masih berupa sinyal digital, dan chip khusus milik Thunder kemudian akan mengambil alih tugas untuk mengolahnya menjadi sinyal analog yang bisa didengar oleh telinga pengguna.

Thunder dilengkapi dua remote; satu untuk volume, satu lagi untuk mengaktifkan noise cancelling atau Aware Mode / BeSound
Thunder dilengkapi dua remote; satu untuk volume, satu lagi untuk mengaktifkan noise cancelling atau Aware Mode / BeSound

Seberapa efektif teknologi noise cancelling yang diusung Thunder? Menurut pengembangnya, Thunder siap meredam suara luar antara 22 – 43 desibel di frekuensi 100 – 3.000 Hz. Di saat yang sama, Thunder turut mengemas fitur bernama Aware Mode yang memungkinkan pengguna untuk menikmati musik sekaligus mendengar suara-suara di sekitarnya. Fitur ini bisa diaktifkan dengan satu sentuhan pada remote milik Thunder.

Tentunya alasan lain yang membuat Thunder terdengar menarik adalah rumor bahwa iPhone 7 bakal hadir tanpa jack audio 3,5 mm. Seandainya benar, headphone atau earphone berkonektor Lightning seperti Thunder ini pasti akan menjadi alternatif pilihan di samping yang berteknologi wireless, apalagi didukung oleh teknologi noise cancelling.

Buat yang tertarik, Thunder saat ini ditawarkan melalui situs crowdfunding Indiegogo seharga $149, separuh dari harga retail-nya. Pilihan warna yang tersedia adalah silver dan hitam, sama-sama dengan aksen krom.

Linner Diklaim Sebagai Earphone Berteknologi Active Noise Cancelling Paling Ringan

Dibandingkan headphone, earphone punya isolasi suara yang lebih baik karena benar-benar masuk ke dalam kanal telinga. Namun itu masih tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan yang mengusung fitur active noise cancelling (ANC). Fitur ini sangat efektif dalam memblokir suara luar, entah itu di sebuah kafe, di gerbong kereta api, atau di dalam pesawat.

Sayangnya seringkali kehadiran fitur ANC berakibat meningkatnya bobot headphone atau earphone, yang pada akhirnya berujung pada tingkat kenyamanan perangkat itu sendiri. Di saat yang sama, harga yang harus ditebus umumnya juga tidak murah.

Dari situ sebuah startup bernama Linner melihat sebuah peluang. Lewat produk perdananya, mereka ingin membuktikan bahwa earphone berfitur ANC dengan bobot yang ringan dan banderol harga murah itu bukanlah suatu hal yang mustahil untuk dicapai.

Sejauh ini belum ada angka pasti terkait bobot earphone besutan Linner, namun mereka cukup percaya diri mengklaimnya sebagai yang teringan sejagat. Terkait efektivitasnya, fitur ANC ini siap meredam suara luar hingga 26 desibel pada frekuensi 45 – 3.000 Hz.

Linner juga dibekali fitur Awareness Mode demi urusan keselamatan / Linner
Linner juga dibekali fitur Awareness Mode demi urusan keselamatan / Linner

Mengingat ukurannya ringkas dan ringan, pastinya konsumen ingin menggunakan Linner selagi mobile, milsanya ketika bersepeda menuju kantor. Untuk itu, pihak pengembangnya telah menyiapkan fitur bernama Awareness Mode, yang pada dasarnya merupakan lawan dari fitur ANC.

Saat fitur ini diaktifkan, suara di sekitar malah akan diperkuat. Tujuannya adalah supaya pengguna bisa tetap menyadari akan apa saja yang ada di sekitarnya tanpa perlu melepas earphone. Jadi saat berjalan menuju halte bus, aktifkan Awareness Mode; begitu masuk ke dalam bus, giliran ANC yang dinyalakan.

Linner rencananya akan menggelar kampanye crowdfunding di Kickstarter mulai bulan September mendatang. Sejauh ini mereka sudah punya prototipe earphone-nya, dan harga retail-nya diperkirakan berkisar $110 – cukup terjangkau untuk ukuran earphone berteknologi noise cancelling.

Sumber: Digital Trends dan Linner.

Sennheiser PXC 550 Wireless Andalkan Noise Cancelling Adaptif dan Baterai Super-Awet

Dahulu hanya ada tiga atribut yang wajib dipertimbangkan dari sebuah headphone: desain, kenyamanan dan kualitas suara. Namun di era headphone Bluetooth, kriterianya bertambah satu, yakni daya tahan baterai. Itulah yang ingin disajikan Sennheiser lewat headphone nirkabel terbarunya, PXC 550 Wireless.

Pertama-tama, mari menilik aspek desain dan kenyamanannya. Dalam merancang PXC 550, Sennheiser mengaku telah melakukan survey terhadap ratusan telinga konsumen guna menghasilkan bentuk earcup dan headband yang stylish sekaligus nyaman dikenakan dalam durasi cukup lama.

Tepat di sisi salah satu earcup-nya, tertanam panel sentuh yang bisa dimanfaatkan untuk mengontrol volume maupun jalannya musik; pengguna hanya perlu mengusap menggunakan jarinya ke atas, bawah, kiri atau kanan guna menavigasikan headphone bertipe over-ear ini.

Earcup milik Sennheiser PXC 550 Wireless bisa ditekuk menjadi lebih ringkas agar mudah dibawa-bawa / Sennheiser
Earcup milik Sennheiser PXC 550 Wireless bisa ditekuk menjadi lebih ringkas agar mudah dibawa-bawa / Sennheiser

Sennheiser juga menyadari bahwa noise cancelling merupakan fitur yang perlahan menjadi standar dalam beberapa tahun terakhir. Untuk itu, mereka menerapkan teknologi noise cancelling adaptif, dimana peredaman suara akan semakin intensif ketika suara di sekitar pengguna semakin berisik.

Hebatnya, meski fitur noise cancelling ini sedang diaktifkan, PXC 550 diyakini sanggup menyala hingga 30 jam nonstop. Dibandingkan dengan Bose QuietComfort 35 yang baru dirilis bulan lalu, headphone tersebut ‘hanya’ bisa beroperasi selama 20 jam saja.

Soal kualitas suara, PXC 550 mengandalkan sepasang driver dengan respon frekuensi 17 – 23.000 Hz, didukung oleh konektivitas Bluetooth 4.2 yang irit daya serta NFC untuk memudahkan proses pairing. Tidak kalah menarik adalah fitur automatic pause, dimana musik akan otomatis dihentikan ketika pengguna melepas headphone dari telinganya.

Dilihat sebagai satu paket, Sennheiser PXC 550 Wireless ditujukan untuk pengguna yang kerap berpergian, terutama berkat fitur noise cancelling adaptif dan baterainya yang awet. Kalau Anda termasuk salah satunya, siapkan dana sebesar $400 untuk meminangnya mulai pertengahan bulan Juli ini.

Sumber: Digital Trends dan Sennheiser.

Bose Ungkap Headphone dan Earphone Nirkabel Berteknologi Noise Cancelling

Sudah beberapa tahun Bose memupuk reputasinya sebagai salah satu pabrikan headphone berteknologi noise cancelling terbaik lewat lini QuiteComfort-nya. Namun di pertengahan tahun 2016 ini, Bose rupanya sudah siap membawa prestasi tersebut ke tingkat lebih tinggi lagi dengan memadukan teknologi noise cancelling dan konektivitas nirkabel.

Bose QuietComfort 35 dan QuietControl 30

Sebanyak dua perangkat baru sekaligus mereka perkenalkan, yaitu Bose QuietComfort 35 dan QuietControl 30. QuietComfort 35 merupakan headphone berjenis over-ear dengan kecanggihan teknologi pemblokir suara luar yang sama seperti model-model sebelumnya. Hanya saja, kali ini semua itu disuguhkan tanpa mengandalkan kabel sama sekali.

QuietComfort 35 mengandalkan mikrofon di luar dan di dalam masing-masing earcup-nya untuk menangkap suara ‘pengganggu’ dari luar, lalu dikirimkan ke chip pengolah sinyal khusus yang beroperasi dalam hitungan milidetik. Baterainya bisa bertahan hingga 20 jam nonstop, dan ia telah dipasarkan seharga $350.

Bose QuietControl 30 / Bose
Bose QuietControl 30 / Bose

QuietControl 30 di sisi lain merupakan sebuah earphone nirkabel yang juga dibekali teknologi noise cancelling. Yang sedikit berbeda, seperti bisa kita lihat dari namanya, QuietControl 30 memungkinkan penggunanya untuk menyesuaikan seberapa intens kinerja fitur noise cancelling-nya dalam memblokir suara luar. Kalau biasanya kita hanya bisa menyala-matikan fitur ini, tidak demikian dengan QuietControl 30.

Meski berukuran mungil, QuietControl 30 diyakini bisa berfungsi hingga 10 jam pemakaian dalam satu kali charge. Ia rencananya akan dipasarkan mulai bulan September mendatang seharga $300.

Bose SoundSport dan SoundSport Pulse

Bose SoundSport / Bose
Bose SoundSport / Bose

Selain kedua perangkat di atas, Bose turut memperkenalkan dua earphone nirkabel yang didesain secara khusus untuk menemani aktivitas olahraga penggunanya. Bose SoundSport punya rancangan yang tahan air serta keringat, sekaligus nyaman dikenakan di saat sedang berlari sekalipun.

Bose SoundSport Pulse / Bose
Bose SoundSport Pulse / Bose

Di sisi lain, SoundSport Pulse jauh lebih unik karena perangkat ini juga merangkap tugas sebagai fitness tracker. Bose telah menyelipkan sensor laju jantung ke dalamnya. Bose mengklaim tingkat akurasinya tidak kalah dibanding perangkat heart-rate monitor berjenis chest strap.

Keduanya punya daya tahan baterai yang cukup oke; SoundSport 6 jam, sedangkan SoundSport Pulse 5 jam. SoundSport saat ini telah dipasarkan seharga $150, lalu SoundSport Pulse akan menyusul di bulan September seharga $200.

Info produk: Bose Headphone Soundtrue Around-Ear – warna putih. Diskon 21% jadi 1,999.000 rupiah

Sumber: Bose.

Earphone Nirkabel Ini Dibekali Teknologi Noise Cancelling Unik untuk Memanipulasi Suara di Sekitar

Dalam beberapa tahun ke belakang, tren headphone atau earphone berteknologi noise cancelling naik daun. Hal ini bukanlah tanpa alasan, karena memang noise cancelling terbukti sanggup meminimalisir suara luar ketika pengguna tengah memanjakan telinganya dengan alunan lagu dari Spotify.

Lalu bagaimana jadinya kalau teknologi serupa bisa diaplikasikan ke percakapan tatap muka? Jadi saat tengah asyik ngerumpi dengan sahabat dari masa SMA di sebuah kafe, Anda tidak akan terganggu oleh suara segerombolan pengunjung lain yang tengah bersenda gurau sambil tertawa terbahak-bahak.

Kira-kira seperti itu ide di balik pengembangan IQbuds, sebuah earphone nirkabel unik dari startup bernama Nuheara. IQbuds istimewa karena teknologi noise cancelling-nya tak hanya bisa diaplikasikan ke musik, tetapi juga ke percakapan tatap muka seperti skenario yang saya gambarkan di atas.

Secara garis besar, IQbuds merupakan earphone yang benar-benar nirkabel, yang berarti sama sekali tidak ada kabel yang menyambungkan masing-masing earpiece-nya. Ia dibekali Bluetooth, plus mikrofon sehingga pengguna bisa melakukan panggilan telepon maupun berinteraksi dengan Siri atau asisten virtual lain.

Saat ada panggilan masuk, pengguna cukup menyentuh panel terluarnya untuk menerima, dan sentuh lagi untuk mematikan, demikian pula untuk musik. Namun ini semua baru sebagian cerita dari IQbuds.

Nuheara IQbuds masih terlihat ringkas meski mengemas sederet komponen canggih / Nuheara
Nuheara IQbuds masih terlihat ringkas meski mengemas sederet komponen canggih / Nuheara

Teknologi noise cancelling-nya bisa diatur sesuai selera pengguna. Jadi pada dasarnya pengguna bisa memanipulasi suara di sekitarnya secara langsung, ibaratnya seperti memiliki equalizer untuk sepasang telinga kita.

Ini sebenarnya bukan pertama kali ada perangkat berteknologi serupa. Jauh sebelumnya sudah ada Here Active Listening dari Doppler Labs, namun Here pada dasarnya hanyalah sebuah penutup telinga, bukan earphone yang fungsional seperti IQbuds.

Lebih dari itu, IQbuds juga sanggup berperan sebagai alat bantu dengar jika diperlukan. Semuanya bisa diatur lewat aplikasi pendampingnya di smartphone, dan pengguna dapat memakainya secara konstan hingga 4 jam.

Sama seperti Here, Nuheara IQbuds juga dipasarkan lewat situs crowdfunding. Mereka yang tertarik menjadi backer bisa mengunjungi laman Indiegogo-nya dan memesan seharga $199, sudah termasuk 3 set eartip dan charging case.

Sony Ajak Konsumen Indonesia Mengekspresikan Diri Dengan Jajaran Produk H.ear

Sebelum orang-orang mengenalnya sebagai produsen smartphone, Sony sudah sangat lama berkiprah dalam peracikan barang-barang spesialis audio. Dan semangat ini terus dipegang setia oleh sang perusahaan asal Tokyo tersebut. Kini tiap kali mengenalkan handset serta device pemutar musik Walkman baru, Sony tidak pernah lupa menyiapkan aksesori pendukungnya. Continue reading Sony Ajak Konsumen Indonesia Mengekspresikan Diri Dengan Jajaran Produk H.ear