Di Balik Perubahan Tampilan Aplikasi Mobile OLX Indonesia

Dalam sebuah rapat di pertengahan tahun 2016, CEO OLX Indonesia Daniel Tumiwa mengungkapkan kegundahannya. Sebagai sebuah layanan online, OLX Indonesia menurutnya sudah berada di comfort zone. Untuk melangkah ke depan, dengan tantangan bisnis yang semakin berat, mereka harus berani “mengganggu” diri mereka sendiri agar tetap relevan di tengah persaingan industri.

OLX Indonesia, yang Januari tahun ini berusia 11 tahun dan awalnya bernama Tokobagus, harus berubah.

“Tren, keadaan, dan rencana kami ke depannya mengharuskan untuk melakukan perubahan atau bisa dibilang small pivot,” ungkapnya.

Perusahaan kemudian membentuk tim khusus yang bertugas merealisasikan semangat baru yang disebut “The All New OLX”. Tim ini terdiri dari 15-20 project manager yang semuanya merupakan karyawan OLX dan tidak melibatkan pihak ketiga. Tim khusus tersebut berfungsi September 2016 hingga The All New OLX diluncurkan.

Menjangkau segmen konsumen baru

Jargon “iklan baris” yang melekat di OLX Indonesia dinilai Daniel sudah tidak relevan dengan kondisi terkini. Padahal OLX adalah perusahaan pionir di sektor ini.

Selain itu, selama ini kebanyakan pengguna OLX Indonesia adalah kaum laki-laki, sehingga fitur dan tampilannya banyak mengarah ke unsur maskulin. Daniel menilai OLX tidak bisa selamanya di jalur tersebut. Ada segmen potensial yang belum terjamah, yakni kalangan millennial dan perempuan.

Perubahan harus membantu OLX Indonesia menjangkau calon konsumen yang selama ini bukan fokusnya.

Aplikasi mobile OLX Indonesia dengan tampilan baru / OLX Indonesia
Aplikasi mobile OLX Indonesia dengan tampilan baru / OLX Indonesia

COO OLX Indonesia Doan Ciscus mengatakan:

“Ini adalah tim besar yang pertama kali dibentuk oleh OLX Indonesia. Kami ingin bentuk tim yang solid karena ini kan sifatnya long term project. Orang-orang dari tim ini adalah gabungan teman-teman OLX yang bisa kerja sama dengan baik, ada spirit yang sama, dan sangat concern kepada OLX.”

Project Manager The All New OLX dipegang Renita yang dipilih karena dinilai mempunyai perhatian yang besar kepada OLX Indonesia, dapat memastikan aplikasi tetap relevan dengan masyarakat, dan bisa menjalankan tugas harian secara baik.

Ia dibantu oleh tim UX yang dipimpin Bayu, tim riset yang dipimpin Meidy, dan Arya menjadi jembatan informasi perkembangan The All New OLX ke staf lainnya. Dari sisi teknologi, Fandy menjadi mobile tech lead, Deni memimpin tim API, dan Wasis memegang di sisi infrastruktur.

Bagaimana tim The All New OLX bekerja

Di bulan pertama, tim memfinalisasi user design dengan menemui pelanggan OLX, baik yang sudah sudah lama menggunakan OLX ataupun belum sama sekali, yang berlokasi di suburban Jakarta.

Riset dilakukan dengan tiga macam cara, bertemu langsung, menelepon, atau melalui email. Komposisi responden yang dipilih dibuat seimbang, terkait jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan strata sosial ekonomi.

Secara rutin tiap minggunya, mereka mengundang pelanggan OLX ke kantor. Tim menyediakan tiga kamar tertutup yang digunakan tim produk saat bertemu langsung dengan responden. Responden akan mencoba tools OLX dan memberikan masukan dan keluhannya.

Di tahap ini, tidak hanya tim The All New OLX yang turun. Pihak manajemen pun ikut bertemu pelanggan secara langsung.

CEO OLX Indonesia Daniel Tumiwa / DailySocial
CEO OLX Indonesia Daniel Tumiwa / DailySocial

“Kurang lebih selama tiga bulan pertama kami terus bertemu pelanggan OLX, sebelum mulai shifting tugas ini ke bagian Tech Product untuk mulai develop. Ini tugas awal yang terberat, jangan sampai salah dari awal,” tutur Doan.

Di bulan ketiga, tim produk memulai proses pengembangan desain baru sesuai hasil temuan riset yang sudah dikumpulkan. Proses menemui pelanggan terus berjalan dalam tahapan ini, sebab mereka harus kembali mencoba produk OLX berdasarkan masukan yang diberikan sebelumnya.

“Kalau diperhatikan dari proses awal hingga versi rilis OLX, it’s all about users. Setiap ada perkembangan baru, kami kembali menemui pengguna untuk minta masukan dari mereka. Apakah fitur baru yang kami sediakan sudah sesuai dengan apa yang mereka inginkan, sebab ini kan tujuannya untuk jangkau pengguna baru juga.”

Perubahan yang dilakukan

The All New OLX melakukan perubahan besar di fitur dan tampilan OLX di aplikasi mobile, sementara untuk versi web (desktop  dan mobile) masih tetap menggunakan tampilan lama untuk memastikan proses transisi berjalan lancar. Tanpa bermaksud meninggalkan pengguna lama, OLX mengembangkan fitur baru yang bertujuan dapat menjangkau kalangan millennial dan perempuan.

Daniel mengatakan:

“Selama ini pengguna OLX Indonesia didominasi oleh laki-laki berusia 30 tahun ke atas. Di satu sisi, demografi seperti ini menyulitkan kami untuk melakukan scale up, sementara itu kalangan millennial dan perempuan semakin marak dan menjadi konsumen yang cukup aktif di dunia e-commerce dan marketplace di tanah air.”

Kalangan millennial dan perempuan identik dengan istilah impulsive shopper. Sasaran pengguna seperti ini yang menjadi fokus utama perubahan.

Dalam membuat fitur, perusahaan selalu memperhatikan empat prinsip The All New OLX, yaitu hyperlocal, simple, trust, dan C2C. Hasilnya tercermin di beberapa fitur baru OLX, seperti chat, tampilan foto (visual) di halaman utama, dan fitur Nearby.

Fitur chat dipilih berdasarkan masukan pelanggan perempuan yang menginginkan privasi saat berhubungan dengan calon pembeli. Doan menyebutkan fitur chat ini sesuai dengan prinsip simple dan trust. Bagi kaum perempuan, memajang nomor ponsel di internet kurang nyaman karena bisa terhubung ke berbagai platform messaging lainnya. Ada juga risiko foto profil tersebar ke publik. Tim memutuskan membuat fitur chat di seluruh platform yang dimiliki OLX. Meskipun demikian, tetap ada pilihan untuk mencantumkan nomor telepon untuk mereka yang memilih berkomunikasi melalui telepon, SMS, dan WhatsApp.

Untuk tampilan foto di halaman utama, semangat yang ingin disampaikan adalah mengedepankan visual produk yang dijajakan oleh pengguna OLX. Visual dinilai sebagai kunci yang menarik bagi impulsive shopper untuk mengakses OLX. Dibantu fitur Nearby, pengguna akan dipermudah melakukan transaksi tergantung mereka berada.

Pemilihan warna ungu

Bila Anda mengakses aplikasi dan situs OLX Indonesia, tampilannya kini didominasi warna ungu sebagai bahasa komunikasi. Sebelumnya tampilan OLX didominasi oleh warna biru.

CMO OLX Indonesia Edward Kilian menjelaskan warna ungu melambangkan warna yang dinamis, bisa diterima semua gender, dan merepresentasikan secara kuat energi positif yang baru kepada publik.

Menurut Edward, warna ungu tergolong warna trendi yang diterima dengan baik di kalangan anak muda dan perempuan sebagai sasaran pengguna baru OLX. Warna ini juga masih diterima oleh kalangan laki-laki yang sudah sangat dekat dengan OLX.

Ungu kini menjadi bahasa komunikasi resmi OLX Indonesia / OLX Indonesia
Ungu kini menjadi bahasa komunikasi resmi OLX Indonesia / OLX Indonesia

“Ini akan memudahkan OLX untuk bisa mengajak kalangan masyarakat lebih luas, semakin pandai mengatur keuangan, dan berhemat dengan mengadopsi perilaku baru. Yaitu memanfaatkan barang yang tidak terpakai menjadi modal memiliki barang lain yang dibutuhkan penjual, menekan pengeluaran dengan membeli barang preloved namun kualitas bagus, dan harga yang jauh lebih murah,” terangnya.

Proses edukasi dan adaptasi

Pekerjaan The All New OLX belum berhenti pasca selesainya proses pengembangan. Masih ada tahap stabilisasi untuk memastikan proses edukasi dan adaptasi berjalan baik untuk pengguna setia maupun pengguna baru.

Doan mengaku ketika pertama kali meluncur banyak sekali keluhan yang masuk dari pengguna. Kebanyakan pengguna mengeluhkan tampilan di halaman utama yang berubah drastis. Tidak lagi disuguhi kategori, tetapi ditampilkan iklan baris yang sesuai lokasi pengguna.

Konsumen juga mengeluhkan tidak adanya nomor ponsel penjual sebagai metode komunikasi yang kini diganti dengan fitur chat. Terakhir, fitur Nearby dikeluhkan pengguna karena belum terbiasa.

“Perubahan yang drastis memang membutuhkan adaptasi terutama bagi pengguna lama. Makanya kami perlu tuntun mereka. Setiap keluhan yang kami terima dari pelanggan tidak ada yang sia-sia. Selalu dibicarakan dan dicarikan solusinya.”

Dalam proses kerjanya tim The All New OLX mendapat dukungan dari Grup OLX Global. Mereka berdiskusi dengan tim OLX dari berbagai belahan dunia. Selain itu, tim juga mendapat kewenangan dari manajemen OLX Indonesia untuk memutuskan hal yang mereka yakini baik.

Pengembangan teknologi

Di sisi teknologi, pengembangan The All New OLX mendorong pemanfaatan teknologi yang aman menggunakan protokol HTTPS. Fungsi tracker, yang sempat membuat “heboh”, tetap disematkan untuk user experience yang lebih baik.

Masih soal keamanan, tampilan baru ini juga memanfaatkan teknologi anti fraud menggunakan sistem machine learning. Tim OLX mengidentifikasi potensi fraud dari akun pengguna, kemudian memberikan rekomendasi ke machine learning untuk melakukan pendeteksian melalui foto, nama, dan akun media sosial.

“Teknologi tersebut memudahkan kami untuk bisa melakukan antisipasi bahkan pemblokiran kepada akun pengguna yang dinilai berisiko bakal melakukan fraud dalam aplikasi OLX,” kata CTO OLX Indonesia Rendra Toro.

Tim manajemen OLX Indonesia / OLX Indonesia
Tim manajemen OLX Indonesia / OLX Indonesia

Meskipun demikian, sebagai platform C2C. OLX Indonesia belum berencana menjadi perantara pembayaran, seperti menghadirkan rekening bersama (escrow account). OLX Indonesia berharap tetap berfungsi sebagai platform jual beli yang independen. Hal ini dianggap membedakan OLX dengan layanan lainnya.

“Mungkin nantinya jika OLX Indonesia memutuskan untuk menghadirkan fitur tersebut [bakal] lebih memanfaatkan kerja sama dengan pihak ketiga. Artinya kesempatan terbuka lebar untuk layanan fintech atau perusahaan teknologi terkait memberikan layanan tersebut bersama OLX Indonesia,” terang Daniel.

Risiko di balik perubahan

Nama besar dan jumlah pengguna yang cukup masif membuat perubahan memiliki risiko yang besar jika tidak diterapkan dengan benar. Daniel percaya hal tersebut dan berniat untuk menunjukkan keseriusan perusahaan menjadi lebih baik dengan semangat The All New OLX.

OLX Indonesia merupakan negara ketiga dalam Grup OLX yang melakukan pivoting dan perubahan dalam skala cukup besar. Tim negara lain yang telah melakukan perubahan adalah India dan Filipina.

OLX Filipina melakukan perubahan menggunakan sistem yang dimiliki OLX India (template), sementara OLX Indonesia menciptakan semua teknologi tersebut dari awal secara independen.

Daniel menyebutkan:

“Bukan hanya meyakinkan Grup OLX secara global, dengan konsep baru ini OLX Indonesia juga ingin meyakinkan pengguna setia dan pengguna baru bahwa platform ini bisa menjadi favorit dan diandalkan untuk mendapatkan keuntungan cepat dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan.”


Tim penyusun liputan The All New OLX Indonesia: Yenny Yusra, Marsya Nabila, dan Amir Karimuddin

Application Information Will Show Up Here

Mencari “Pemenang” Layanan E-Commerce di Indonesia

Tahun 90-an menjadi titik awal mulai berdirinya bisnis memanfaatkan teknologi terkini yaitu internet. Mulai dari kehadiran e-mail, mesin pencari, browser hingga layanan e-commerce yang terbilang masih baru namun menunjukkan potensi yang cukup besar.

Pertengahan tahun 90-an hingga awal tahun 2000 mulai muncul layanan e-commerce baru yang menawarkan kemudahan proses pembelian hingga pengantaran kepada masyarakat. Di antaranya adalah Amazon yang diluncurkan pada tahun 1995 oleh pendirinya Jeff Bezos. Amazon awalnya adalah toko buku yang dijual secara online. Saat ini Amazon sudah memiliki layanan yang luas, bukan lagi menjual buku secara online, namun juga produk busana, kebutuhan sehari-hari, hingga komputasi awan.

Menurut data Statista, total penjualan Amazon per kuartal saat ini sudah lebih dari $30 miliar.

Layanan e-commerce lainnya yang muncul dan terbilang sukses saat dotcom bubble di tahun 90-an adalah eBay, yang pada tahun 1995 muncul sebagai situs lelang online. Saat ini eBay telah menjadi marketplace global untuk menjual beragam produk dengan daftar barang sebanyak 103,6 juta di seluruh dunia dan penambahan daftar barang sebanyak 6,1 juta setiap hari, eBay menawarkan kesempatan kepada semua orang untuk membeli dan menjual barang.

Masing-masing layanan e-commerce ini telah melakukan ekspansi hampir di seluruh dunia. eBay sendiri sudah memiliki kantor perwakilan di Indonesia dan diperkirakan Amazon, yang bakal hadir di Singapura, juga bakal merambah ke Indonesia.

Pelajaran yang bisa diambil dari Amazon dan eBay adalah dibutuhkan waktu yang cukup lama, inovasi terkini, dan produk yang bervariasi untuk bisa menjadi nomor satu.

Prediksi layanan e-commerce unggulan di tanah air

Di Indonesia sendiri layanan e-commerce mulai menjadi bermunculan sejak akhir tahun 90-an dengan kehadiran Bhinneka yang berawal sebagai offline store kemudian mulai membangun online store dengan produk yang terbatas pada tahun 1999. Hingga kini Bhinneka masih tetap eksis dengan ragam produk elektronik terkini dan terlengkap di Indonesia.

Pada tahun 2006 Tokobagus diluncurkan dan kini telah berubah menjadi OLX. Tahun 2009 Tokopedia hadir, disusul Bukalapak pada tahun 2010 dan Blibli pada tahun 2011. Semua adalah layanan e-commerce lokal yang masih tetap eksis bahkan menunjukkan peningkatan yang cukup besar dari sisi pelanggan, produk, hingga transaksi.

“Dibanding tahun sebelumnya, perkembangan e-commerce di Indonesia bertumbuh dengan pesat pada tahun 2016. Apalagi dengan adanya akuisisi dari perusahaan Cina baru-baru ini. Kami rasa peluang investasi yang masuk ke Indonesia akan semakin maju. Pasar Indonesia juga masih memiliki banyak ruang untuk berkembang, terlebih dengan penetrasi internet saat ini yang berada di angka 35% yang masih terus meningkat,” kata Senior Manager Regional Deliveree Nattapak Atichartakarn.

Menurut Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), yang sekaligus CEO Blanja, Aulia E Marinto, menjadi nomor satu untuk bisnis e-commerce adalah impian seluruh pelaku usaha. Semua pihak pasti mengejar untuk mengarah ke arah situ. Hanya saja, saat ini masih dalam tahap proses, belum sampai tahap final.

Dia bilang, tanda-tanda yang sudah final bakal terlihat dari volume bisnisnya yang sangat besar dan digunakan oleh hampir seluruh orang Indonesia. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke titik itu, Aulia memperkirakan, sekitar 5-10 tahun lagi. Aulia berharap, dalam kurun waktu tersebut, yang menjadi pemain nomor satu berasal dari pemain lokal bukan dari asing.

“Saat ini peluangnya masih terbuka, jadi belum ada yang bisa bilang dia adalah pemain nomor satu atau bukan. Kami juga berharap pemenangnya berasal dari lokal, makanya mereka harus didorong untuk berlomba dan inovasi, jangan mau kalah karena ini kan bagian dari kompetisi,” ucapnya.

Joedi Wisuda, Country Director True Money Indonesia, mengatakan sebaiknya jangan hanya ada satu pemenang, sebab pada dasarnya semua pemain harus jadi pemenang di bisnisnya masing-masing. Yang terpenting adalah bagaimana memenangkan hati pelanggannya masing-masing.

“Agar industri ini tetap maju dalam melayani pelanggan sebaik-baiknya, sehingga pemenangnya adalah semua, tidak satu saja. Dengan demikian, kompetisi akan jadi lebih sehat, tidak saling menjegal. Semua harus bergandengan tangan untuk melayani lebih banyak pelanggan,” katanya.

Tokopedia, Bukalapak, dan beragam inovasi baru yang dihadirkan

Di tahun 2016 ini masih terlalu dini untuk menyimpulkan siapa layanan e-commerce yang terdepan, seperti yang telah terjadi secara alami di AS dengan Amazon dan eBay. Menurut survei yang dilakukan Google Indonesia beberapa waktu yang lalu, telah muncul lima layanan e-commerce favorit di Indonesia. Yang benar-benar lokal adalah Tokopedia di peringkat kedua dan Bukalapak di peringkat ketiga. Peringkat pertamanya adalah Lazada yang notabene sementara ini adalah layanan e-commerce terbesar di Asia Tenggara dan telah diakuisisi Alibaba.

Tokopedia dan Bukalapak saling mengejar dengan beragam pilihan produk, promo hingga channel-channel baru yang ditawarkan. Di sisi lain, untuk menekan ‘burn rate‘, mereka juga dituntut untuk bisa menghasilkan profit yang stabil dan berkelanjutan.

Dalam sebuah kesempatan terpisah DailySocial berbincang dengan CEO Tokopedia William Tanuwijaya. William menyadari sepenuhnya agar bisnis bisa berjalan dengan baik dan tahan lama, diperlukan inovasi baru yang diharapkan bisa menjadi celah baru untuk mendatangkan profit. Di antaranya adalah channel pembayaran secara digital, kampanye offline, hingga mengedepankan promo harga transparan kepada masyarakat.

“Kami akan terus menghadirkan inovasi baru, mulai dari ragam pilihan produk, strategi penjualan hingga pilihan channel pembayaran. Untuk ke depannya Tokopedia juga berencana bisa menjadi platform baru untuk pembayaran tilang lalu lintas untuk motor dan mobil untuk masyarakat yang membutuhkan,” kata William.

Tentang “posisi” Tokopedia saat ini, William cukup bangga dan memberikan apresiasi kepada pihak-pihak terkait hingga pelanggan setia yang telah memilih Tokopedia sebagai layanan e-commerce favorit di Indonesia. Untuk bisa memberikan layanan lebih kepada pengguna, Tokopedia pun berusaha untuk mengakali semua tantangan dan kendala yang ada, mulai dari infrastruktur hingga logistik.

“Fokus kami saat ini adalah memberikan pelayanan lebih kepada masyarakat yang tinggal di luar pulau Jawa dengan menerapkan strategi lokalisasi, yaitu menempatkan merchant-merchant terbaik di spot strategis yang bisa dijangkau oleh masyarakat Indonesia yang tinggal di kawasan terpencil dan memiliki akses terbatas untuk mencapai kota besar dan sulit untuk dilalui oleh logistik,” kata William.

Berbeda dengan Tokopedia, Bukalapak sendiri mengedepankan strategi growth hacking, terutama sejak kehadiran COO baru Willix Halim. Disinggung soal posisi Bukalapak saat ini yang menjadi favorit namun masih harus berbagi popularitas dengan Tokopedia, Willix mengungkapkan tidak heran ketika pada akhirnya tidak hanya Bukalapak yang unggul, tetapi juga dua bahkan tiga layanan e-commerce lainnya.

“Di Bukalapak sendiri saat ini sudah cukup ‘happy‘ dengan posisi yang ada, yaitu menjadi salah satu layanan favorit masyarakat di seluruh Indonesia. Kerja keras selama ini tentunya tidak akan berhenti dengan beragam inovasi, pilihan produk hingga strategi pemasaran yang akan terus kami berikan,” kata Willix.

Selain itu Willix juga melihat untuk ke depannya bakal muncul layanan e-commerce “niche market” yang hadir dan diperkirakan bisa tampil lebih baik di antara layanan e-commerce yang sudah ada.

“Saya melihat ke depannya akan bermunculan layanan e-commerce baru yang lebih ‘niche‘ hal tersebut tentunya bisa menjadi kompetitor yang baru dan menarik untuk diamati,” kata Willix.

Apakah Tokopedia dan Bukalapak masih mampu mempertahankan posisinya sebagai layanan e-commerce favorit di Indonesia hingga tahun 2017 mendatang? Atau akan muncul layanan e-commerce “niche market” seiring dengan tren dan demand masyarakat saat ini?.

Pada akhirnya, siapa pun pemenangnya, diharapkan layanan-layanan e-commerce lokal tersebut bisa memberikan kontribusi lebih untuk masyarakat Indonesia dan mampu bersaing secara global.


Disclosure: Marsya Nabila berkontribusi dalam pembuatan artikel ini

Bukalapak, OLX Deny Findings about Collection of Private Information

Online marketplace Bukalapak and OLX have released a clarification statement regarding Opera Max’s findings on the collection of private information by e-commerce firms around the globe.

Opera Max stated that Bukalapak and OLX are among the top 12 shopping apps that frequently send a high number of trackers.

Both Bukalapak and OLX denied the result and stated that the customer data they had collected was not sensitive and was used to develop their services to generate a better shopping experience.

As a company that applies a data-driven experience concept, Bukalapak confirmed that its customer data was important. Furthermore, the company stated that its collaboration with a third party did not involve customers’ crucial information, such as credit cards and escrow accounts. It also stated that although they still utilized HTTP protocols for their transaction processes, the option was safe and no data could be obtained from mobile or a public Wi-Fi connection. It also works together with a payment getaway that guarantees the safety of customer data.

Similarly, OLX said it only collected users’ open information without sharing it with other parties and that the data was used for service development and improving user experience.

However, the company currently does not use HTTP, although they used to employ it around five months ago.

Data management and privacy app Opera Max publicized findings that stated more than 50 percent of e-commerce apps for Android devices sent trackers to users. The study said that the tracker, or non-encrypted HTTP connection via mobile connection, could be used to share customer data with a third party. Opera Max also revealed a list of 12 e-commerce apps that often sent a high amount of trackers, including Amazon Shopping, JCPenney, Bukalapak and OLX.

Opera Max also quoted research that said that customers’ names, e-mail addresses, location, search terms and phone numbers were among the pieces of information shared with third parties.


Disclosure: The original article is in Indonesian and syndicated in English by The Jakarta Post

Klarifikasi Bukalapak dan OLX tentang Temuan Opera

Kemarin Opera mengeluarkan penelitian yang menyebutkan bahwa beberapa aplikasi belanja online menggunakan alat pelacak yang memungkinkan adanya kebocoran data. Dua nama layanan e-commerce Indonesia turut disebut, yakni Bukalapak dan OLX Indonesia. Dari klarifikasi yang diinfokan kepada DailySocial, keduanya kompak menyangkal hal tersebut. Memang benar bahwa keduanya mengumpulkan beberapa data dari pengguna, tapi data yang dikumpulkan diklaim tidak bersifat sensitif dan dipergunakan untuk mengembangkan layanan untuk pengalaman berbelanja yang lebih baik.

Pihak Bukalapak menjelaskan bahwa transaksi melalui aplikasi Bukalapak dilewatkan melalui protokol HTTPS. Hal ini secara otomatis memberikan enkripsi untuk semua data yang dikirimkan oleh aplikasi Bukalapak dan tidak dapat dibaca pihak lain, baik melalui jaringan seluler maupun jaringan Wi-Fi publik. Selain itu pihak Bukalapak juga bekerja sama dengan payment gateway yang menerapkan standar keamanan PCI DSS yang menjamin data pengguna tidak akan bocor ke pihak lain.

Sementara untuk data yang dikumpulkan, pihak Bukalapak menjelaskan bahwa perusahaan mereka sebagai salah satu perusahaan yang menerapkan konsep data-driven experience memerlukan data-data mengenai pengalaman pengguna. Bukalapak juga tidak menampik bekerja sama dengan pihak ketiga, namun hal itu demi kepentingan pengembangan layanan dan tidak ada data sensitif seperti rekening bank atau informasi kartu kredit di dalamnya. Data yang dikumpulkan murni untuk keperluan peningkatan pengalaman pengguna.

Penjelasan serupa juga diberikan OLX. OLX benar mengumpulkan data tetapi tidak dibagikan kepada pihak-pihak lain. Data yang dikumpulkan berupa data-data informasi terbuka, bukan data yang bersifat sensitif. Data murni diolah internal untuk kepentingan peningkatan layanan dan pengalaman pengguna.

Untuk HTTPS, menurut pihak OLX, lima bulan yang lalu OLX telah menerapkannya di seluruh platform OLX Indonesia. Namun dalam penerapannya terjadi kendala saat pemasangan iklan terutama untuk platform mobile. Hal itu berdampak pada penurunan pengguna yang cukup signifikan. OLX untuk saat ini tidak dilengkapi dengan HTTPS, namun berjanji dalam waktu dekat pihaknya menyiapkan sebuah platform yang lebih aman dan tidak mengganggu pengalaman pengguna.

Opera Temukan Adanya “Pelacak” dalam Online Marketplace, Bisa Sebabkan Kebocoran Data

Di era digital, ancaman keamanan data menjadi salah satu perhatian utama. Terlebih dengan mulai banyaknya layanan digital yang mengumpulkan data pribadi. Baru-baru ini Opera Max dalam sebuah studi menemukan adanya pengumpulan informasi pribadi yang dilakukan oleh beberapa aplikasi e-commerce di seluruh dunia menggunakan alat pelacak. Untuk aplikasi belanja Indonesia ada dua nama yang disebut, yakni OLX dan Bukalapak.

Temuan ini berasal dari penilaian risiko privasi di Opera Max, sebuah aplikasi manajemen data dan penghematan data milik Opera. Kurang lebih sebanyak 60 aplikasi belanja paling populer ditinjau menggunakan mode privasi menggunakan aplikasi Opera Max. Selain itu pihak Opera menyebutkan bahwa dalam penelitian lainnya disebutkan bahwa informasi pribadi seperti nama pengguna, alamat email, lokasi, istilah pencarian dan nomor telepon dibagikan kepada pihak ketiga melalui pelacak.

Opera Max risk assessment_id-1

Dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa sebanyak 96% aplikasi belanja tidak melindungi data-datanya dengan menggunakan enkripsi penuh untuk menghubungkan aplikasi ke server mereka. Hal ini dinilai bisa menimbulkan risiko kebocoran privasi bagi para pembeli ketika melakukan transaksi menggunakan aplikasi tersebut. Data yang lewat melalui koneksi HTTP yang tidak terenkripsi bisa saja dicegat di tengah perjalanan menuju ke server utama.

“Kebanyakan orang tidak akan memberitahukan informasi rinci kartu kredit mereka atau nama lengkap dan alamat mereka kepada karyawan di sebuah toko tempat mereka berbelanja atau melihat-lihat produk. Tapi ketika menggunakan aplikasi belanja online, orang melakukan hal ini dan tidak menyadari bahwa informasi-informasi seperti ini dapat dibagikan ke pihak lain”, ujar Head of Product Opera Max Sergey Lossev.

Dari total 60 aplikasi belanja teratas yang dimasukkan sebagai subjek penelitian, dua nama dari Indonesia, OLX dan Bukalapak, masuk sebagai 12 aplikasi belanja yang paling sering mengirimkan pelacak dalam jumlah yang relatif tinggi.

Aplikasi paling sering mengirimkan pelacak
Aplikasi paling sering mengirimkan pelacak

Tidak banyak informasi yang dijabarkan oleh pihak Opera mengenai temuannya ini. Tidak ada informasi bagaimana cara pengujian maupun cara Opera mencoba mendeteksi alat pelacak yang digunakan.

Dari pengamatan DailySocial, situs Bukalapak sudah dilengkapi dengan HTTPS sehingga ada enkripsi data level SSL di situs mereka, namun OLX masih menggunakan protokol HTTP. Pengamatan DailySocial terbatas untuk akses dari situs web. Untuk akses melalui aplikasi mobile kami belum memiliki informasi lebih lanjut.

Akan menjadi pekerjaan rumah andai saja Bukalapak dan OLX terbukti mengirimkan pelacak yang tidak melindungi data-data pelanggan mereka. Dengan posisi mereka saat ini di industri e-commerce tanah air, peningkatan keamanan menjadi hal yang paling diharapkan.

OLX Kolaborasi dengan RajaPindah dan JET Luncurkan RajaJual

Persaingan e-commerce di tanah air semakin hari semakin memanas, tidak hanya dengan para pemain baru tetapi oleh perusahaan-perusahaan mapan yang mulai banyak membuka lini bisnis e-commerce. OLX, salah satu platform e-commerce customer to customer (C2C) berinovasi dengan menggandeng RajaPindah dan Joint Express Transport (JET) meluncurkan sebuah layanan untuk jual beli barang RajaJual.

RajaJual merupakan layanan yang ditujukan untuk setiap individu-individu yang ingin menjual barang yang sudah tidak terpakai namun tidak memiliki banyak waktu untuk bertransaksi. Dengan menggandeng RajaPindah yang berpengalaman dalam jasa pindahan sejak tahun 2011 dan JET yang merupakan salah satu jasa transportasi dan kurir, OLX mencoba menghadirkan kemudahan dan pengalaman berbeda dalam menjual barang.

“Selama ini banyak penduduk, terutama di kota-kota besar, telah menyadari manfaat finansial dari menjual barang-barang bekas yang bertumpuk di rumah. Namun, kendalanya adalah keterbatasan waktu untuk bertransaksi langsung,” tutur CEO OLX Indonesia Daniel Tumiwa.

Dalam rilisnya OLX juga menjelaskan bahwa tren jual beli barang bekas sebenarnya sudah menjadi budaya sendiri negara-negara seperti Amerika Serikat dan Eropa. Budaya ini dipercaya mampu untuk memberikan manfaat tidak hanya bagi para penjual dan pembeli tetapi juga bagi lingkungan karena dinilai bisa mengurangi limbah barang bekas.

CEO RajaPindah M. Akbar Djohan memandang kerja sama ini sebagai sebuah kesempatan untuk membantu pelanggan dalam skala yang lebih besar. Salah satunya dengan membantu pelanggan yang ingin pindah tetapi tidak ingin membawa semua barang ke tempat tinggal yang baru.

“Kerja sama ini memberikan solusi kepada para pelanggan yang tidak ingin membawa semua barang-barangnya ke tempat tinggal yang baru. Melalui RajaJual, mereka dapat menjual barang tersebut tanpa khawatir tidak memiliki waktu untuk bertransaksi, atau pun kediamannya didatangi banyak calon pembeli yang tidak dikenal,” ujar Akbar.

Sementara itu, CEO JET Indonesia Michael Roosevelt mengungkapkan bahwa pihaknya bangga menjadi bagian dari kolaborasi ini. Menurutnya dengan menggabungkan kapabilitas teknologi dan kelebihan masing-masing RajaJual bisa memberikan pelayanan yang prima bagi pelanggan.

“Joint Express Transport bangga menjadi bagian dari kolaborasi ini. Dengan menggabungkan kapabilitas teknologi dan armada kami, jaringan RajaPindah yang ekstensif, serta OLX sebagai platform iklan baris terbesar di Indonesia, kami yakin layanan ini dapat diterima secara luas oleh masyarakat Indonesia,” ungkap Roosevelt.

OLX Luncurkan Platform Automation Testing Athena

Sama seperti produk lainnya, perangkat lunak juga membutuhkan pengujian untuk tetap menjaga kualitas sistem. Terlebih yang dikembangkan sebuah fitur, jika terdapat kegagalan kemungkinan besar akan berpengaruh pada sistem secara keseluruhan, untuk itu penting diadakannya pengujian. Baru-baru ini OLX meluncurkan sebuah platform untuk memudahkan pengujian, tepatnya platform untuk pengujian otomatis. Platform ini diberi nama Athena.

Athena diklaim menjadi platform automation testing pertama di Indonesia. Athena diperkenalkan ke publik melalui sebuah acara yang juga dihadiri oleh Indonesian Software Quality Assurance (ISQA), para pengembang web dan dibuka oleh Software Engineering Evangelist Nasper Limited (perusahaan yang membawahi OLX) Rafael Pinto melalui video call.

Dijelaskan Pinto, automation testing merupakan teknik pengujian sebuah produk. Sama halnya dengan produk lain seperti elektronik, produk perangkat lunak juga membutuhkan proses pengujian agar kualitasnya sesuai dengan standar yang ditentukan. Sayangnya melakukan pengujian bukan hal yang mudah, selain prosesnya yang cukup rumit, automation testing juga memakan waktu yang lama.

Para pembicara (Rendra - Ferga - Suci - Tegar - Buddy)
Para pembicara (Rendra – Ferga – Suci – Tegar – Buddy)

OLX melihat kebutuhan automation testing ini begitu tinggi namun ketersediaan software engineer belum mencukupi, khususnya di Indonesia. Untuk itu dengan peluncuran Athena ini OLX berharap dapat melakukan proses pengujian dengan lebih mudah dan cepat.

Chief Technology Officer OLX Indonesia Ben Hoskins mengatakan:

 “Dengan menggunakan Athena, proses automation testing dapat dilakukan dengan lebih mudah dan cepat. Semua proses automation testing yang awalnya memakan waktu dua hingga tiga bulan, kini dapat dilakukan dalam satu atau dua minggu menggunakan Athena.”

Athena sendiri berawal dari riset tentang automation di Jerman, kemudian dikembangkan dengan melibatkan para software engineer OLX secara global, termasuk Indonesia. Seiring berkembangnya Athena, OLX akhirnya memutuskan untuk menjadikan platform ini sebagai platform open source untuk bisa dimanfaatkan para software engineer dan developer di luar OLX.

“Jika Anda senang menghabiskan waktu untuk menyelesaikan masalah selama berjam-jam, mungkin Athena bukan untuk Anda. Namun, jika Anda ingin hasil kerja yang elegan dengan proses yang lebih cepat, Anda pasti akan menyukai Athena,” tutup Ben.

OLX Indonesia Ungkap Perilaku Konsumen Indonesia Saat Pra dan Pasca Lebaran

OLX Indonesia memaparkan seputar tren perilaku konsumen Indonesia sepanjang bulan Ramadan dan Lebaran, tepatnya terjadi pada Juni dan Juli 2016. Dari hasil temuan OLX, ditemukan ketimpangan supply dibandingkan demand setelah Lebaran berakhir pada Juli. Sementara saat Ramadan, lebih tinggi demand ketimbang supply.

Hal ini mengindikasikan saat Lebaran berakhir, banyak orang yang kehabisan uang karena pulang kampung sehingga menjual barang-barangnya. Sayangnya dari sisi demand tidak ada pembeli karena uangnya sudah habis dipakai saat Lebaran berlangsung.

Daniel Tumiwa, CEO OLX Indonesia, menjelaskan tren ini menjadi indikator kecil konsumen masyarakat Indonesia. Konsep bisnis C2C memberikan gambaran jelas melemahnya daya beli masyarakat terjadi secara merata di seluruh industri ritel, baik online maupun offline, setelah Lebaran berakhir. Kendati demikian, pihaknya memprediksikan lemahnya daya beli ini tidak akan berlangsung lama. Mengingat, pada akhir tahun ada momen tahun baru dan berbagai kebijakan yang pro industri dari pemerintah.

Dia menerangkan, Ramadan tahun ini OLX terjadi kenaikan belanja sebesar 20% secara year-on-year (yoy), baik dari segi transaksi maupun listing barang. Lebih rinci dia menjelaskan, sebanyak 1,6 juta produk telah terjual dengan nilai transaksi sebesar 37 triliun Rupiah dari sebelumnya 26 triliun Rupiah. Dari segi penjual terdapat 850 ribu orang dan 20 juta pengguna. Berarti ada perbandingan 1 penjual bisa melayani 20 pembeli pada saat itu.

“Dari hasil survei, sebanyak 69% orang mengatakan mereka akan menjual barang-barangnya setelah Lebaran untuk menutupi biaya hidup ke depannya. Hal ini bisa dijadikan indikator kecil mengenai perekonomian di Indonesia bahwa penjual yang melakukan listing barangnya 10% rebound lebih cepat dari biasanya,” ujarnya, Jumat (28/8).

Lebih detil dijelaskan, saat Ramadan kategori barang bekas untuk elektronik dan gadget, mobil, motor, dan kebutuhan pribadi menjadi top seller di OLX. Edward Killian, CMO OLX Indonesia, menjelaskan untuk motor bekas ada 270 ribu unit yang laku terjual, dengan harga jual rerata 13 juta Rupiah, meningkat dari sebelumnya 11 juta Rupiah.

Dari hasil temuan, lanjutnya, usia motor rata-rata baru mencapai dua tahun. Usia ini terbilang sangat muda, namun momen Ramadan membuat mereka akhirnya memilih untuk menjual barangnya untuk kebutuhan pulang kampung. Top brand-nya adalah Honda, Yamaha, Suzuki, dan Kawasaki.

Produk mobil bekas mencatatkan ada 260 ribu unit yang laku terjual, pencapaian ini naik 10%. Harga jualnya secara rerata sebesar 160 juta Rupiah dibandingkan harga sebelumnya 120 juta Rupiah. Merek mobil yang paling laku adalah Toyota, Honda, Daihatsu, dan Suzuki.

Terakhir, untuk kategori Gadget (smartphone) sebanyak 490 ribu unit smartphone telah laku terjual dengan rata-rata harga jual 1,3 juta Rupiah. Merek yang paling laku adalah Samsung, Apple, Blackberry, dan Xiaomi.

Pergeseran tren ke mobile

Tidak hanya memaparkan data penjualannya, OLX Indonesia juga mengungkapkan jumlah pengguna OLX sampai Juli sebesar 20 juta orang. Pengguna yang mengakses OLX lewat mobile mencapai 90%, sementara sisanya memakai perangkat desktop. Lebih lanjut diungkapkan bahwa untuk pengguna OLX melalui perangkat mobile, sekitar 60% mengaksesnya lewat aplikasi mobile, sementara sisanya lewat web browser.

Lebih rinci lagi ternyata dari 90% pengguna aplikasi mobile mengakses menggunakan platform Android sementara sisanya dari iOS. Daniel menjelaskan pergeseran tren konsumen ke arah mobile ini dinilai justru sangat menguntungkan OLX. Pasalnya, untuk segmen mobile, khususnya smartphone, banyak penambahan fitur yang bisa diberikan guna meningkatkan experience konsumen.

Dari segi pengguna, OLX juga mengklaim terus mengalami pertumbuhan dengan kisaran 35%-40% per tahunnya.

“Bergesernya tren pemakai mobile di OLX menguntungkan kami karena banyak fitur yang bisa disematkan. Kini kami sudah capai 20 juta pengguna dengan 1 juta pengguna aktif harian. Target kami adalah secepatnya mengejar 70 juta pengguna di seluruh Indonesia,” terang Daniel.

LX Indonesia saat ini menambahkan sejumlah fitur baru, misalnya mengisi ulang saldo OLX lewat pulsa, notifikasi chat, dan fitur proteksi laporkan iklan.

Application Information Will Show Up Here

OLX Jalin Kerja Sama dengan elevenia Lewat Program #UpgradeJadiHepi

Jumat (10/6) kemarin dua pemain besar industri e-commerce di Indonesia, elevenia dan OLX, secara resmi menjalin kemitraan lewat program #UpgradeJadiHepi. Kerja sama elevenia dan OLX ini bertujuan untuk memperluas pasar masing-masing, baik itu dari sisi transaksi maupun pembeli dan pengguna baru. Program #UpgradeJadiHepi yang menjadi tanda kerja sama elevenia dan OLX ini sendiri akan berlangsung mulai dari tanggal 13 Juni 2016 hingga 25 Juli 2016.

CEO OLX Indonesia Daniel Tumiwa menjelaskan, “Ada yang perlu dipahami dulu, kalau elevenia dan OLX itu beda model bisnisnya. OLX adalah pemain iklan baris, sedangkan elevenia adalah pemain marketplace. Adanya kerja sama ini [melalui program #UpgradeJadiHepi] bisa memperluas pasar masing-masing. Contohnya untuk mendapatkan pembeli baru, karena tidak semua pengguna OLX adalah pengguna elevenia, begitu juga sebaliknya.”

Lebih jauh, Daniel juga berharap kemitraan ini dapat berjalan untuk jangka waktu yang panjang. Sementara itu CEO elevenia James Lee juga optimis kerja sama elevenia dan OLX ini akan membawa dampak baik, mulai dari trafik maupun transaksi, baik untuk OLX ataupun elevenia.

Bagi OLX, program #UpgradeJadiHepi bisa membantu mereka meningkatkan penggunaan fitur premium yang baru diluncurkan pada Oktober 2015 silam. Sedangkan bagi elevenia program tersebut bisa mendatangkan pembeli baru dan memperluas saluran penjualan mereka.

Program #UpgradeJadiHepi yang menjadi tanda kerja sama elevenia dan OLX sendiri akan berlangsung mulai dari 13 Juni 2016 hingga 25 Juli 2016. Mekanismenya sederhana. Tiap pengguna OLX yang menggunakan fitur premium akan mendapat kode potongan harga sebesar Rp 150.000 yang bisa digunakan untuk membeli barang baru di elevenia. Ini berlaku untuk semua kategori.

James mengatakan, “Bagi kami, program #UpgradeJadiHepi menandai dimulainya hubungan yang erat antara elevenia dan OLX. Kami percaya bahwa di bulan penuh berkah ini [Ramadhan] kebutuhkan konsumen akan semakin beragam, dan kami sebagai pemain e-commerce mencoba memberikan fasilitas dalam pemenuhan kebutuhan tersebut.”

Layanan Marketplace C2C Jualo Rekrut Remco Lupker

Layanan marketplace C2C Jualo baru saja melakukan langkah strategis dengan merekrut Remco Lupker, yang kita kenal merupakan salah satu pendiri Tokobagus, saat ini bertransformasi menjadi pemimpin pasar marketplace C2C OLX Indonesia. Remco bakal menjadi Senior Industry Advisor dan akan terlibat dalam operasional Jualo.

Jualo, yang saja memperoleh pendanaan Seri A dari NSI Ventures dan Alpha JWC Ventures, bisa jadi adalah satu-satunya pesaing OLX (yang telah merger dengan Berniaga) di ranah C2C (atau juga sering disebut sebagai classified ads atau iklan baris). Remco, yang meninggalkan Tokobagus di tahun 2012 dan kemudian mendirikan perusahaan teknologi periklanan Ambient Digital Indonesia, diharapkan menjadi orang yang tepat membantu Jualo lebih memahami dan pada akhirnya menguasai pasar Indonesia.

Pendiri Tokobagus lainnya, Arno Egg, saat ini menjadi CTO Lippo Group yang memiliki layanan marketplace B2C MatahariMall. Remco dan Arno mendirikan Tokobagus di tahun 2007 dan meninggalkan perusahaan tahun 2012 saat menjadi pemimpin pasar.

[Baca juga: Wawancara Dengan Remco Lupker: Saya Berencana Untuk Tetap di Indonesia]

Pendiri Jualo Chaim Fetter mengatakan, “Kami mencari seseorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman untuk mendorong Jualo ke kursi depan pasar online untuk barang-barang bekas. Remco adalah pelopor di bidang ini – jadi dia adalah pilihan yang paling tepat!”

Remco sendiri disebutkan mau bergabung dengan Jualo setelah kagum dengan perkembangan Jualo selama ini dengan budget yang relatif sedikit, jika dibandingkan para pesaingnya.

Secara traffic, memang Jualo dan OLX belum mencapai level yang sama. Untuk itu mari kita lihat apakah kehadiran Remco di jajaran pendukung Jualo bakal membantu layanan yang didirikan Chaim di tahun 2014 menjadi pesaing kuat OLX.

[Baca juga: Pencarian Hidup Bawa Chaim Fetter Dirikan Jualo]

“Dengan melihat Jualo lebih cermat, kami telah menemukan beberapa aspek yang bisa dikembangkan lebih jauh lagi, khususnya dalam teknologi dan marketing, sehingga akan membuat tim semakin kuat. Ini adalah kabar baik karena itu berarti kami dapat membuat langkah besar ke depan dalam waktu singkat. Kami sedang dalam proses menambah tim dengan beberapa orang yang terbaik dan meningkatkan produk kami di segala hal,” kata Remco.

Application Information Will Show Up Here