The Government Applies Discretion to Control Online Transportation

The Indonesian government will issue a regulation regarding two-wheeler as public transportation. Particularly, two-wheeler will be the main focus. The regulation includes safety, rate, suspension, and partnership aspects.

The government is said to perform discretion to boost action, because the two-wheeler is not included in public transportation under Law No. 22 in 2009 of Road Traffic and Transportation.

Discretion is a term for actions determined by government officials (related to the regulation issue) to solve concrete problems in government administration. The legal based on Law No. 30 in 2014. Discretion in the government is common. It usually applied to overcome crucial issue immediately.

In article 22 verse 2 under Law No. 30 in 2014 is explained that every discretion taken has several objectives, such as launching the government administration, occupying the legal vacuum, providing legal certainty, and overcome government stagnation to provide benefits and public interests.

Due to the two-wheeler wasn’t regulated as part of public transportation, it’s getting difficult. In fact, their communities are becoming essential part of mobility.

Through the discretion, the government is trying to occupy the regulation vacuum. The rules is in discussion, the government has been actively communicating with related parties for feedback since early 2019.

“To date, it’s as if online transportation weren’t protected. In this discretion, I decided to give one thing for them as a guarantee,” Budi Karya, Minister of Transportation said, quoted from Tirto.

Competition and welfare of Two-wheeler transportation

The regulation to be issued by the government of two-wheeler online transportation will adjust many aspects. Some important issues are highlighted, including rate management to avoid price wars. It’s currently issued by app or service providers, both are considered too low for the driver partners.

Another aspect is to be adjusted related to safety, including trip insurance. The regulation is expected to solve the current polemics while increasing driver’s welfare and protecting consumers.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Pemerintah Tempuh Jalan Diskresi Atur Ojek Online

Pemerintah Indonesia akan mengeluarkan aturan penggunaan kendaraan bermotor roda dua sebagai transportasi publik. Secara khusus, ojek online akan menjadi objek utama yang disorot. Adapun regulasi yang disusun meliputi aspek keselamatan, tarif, pembekuan dan kemitraan.

Untuk mempercepat aksi, pemerintah disebut akan melakukan diskresi, karena pada dasarnya kendaraan bermotor roda dua tidak termasuk dalam angkutan umum berdasarkan UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Diskresi sendiri merupakan istilah untuk tindakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintahan (dalam kaitannya dengan peluncuran aturan) untuk mengatasi persoalan konkret yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Landasan hukumnya pada UU No. 30 Tahun 2014. Diskresi dalam pemerintah sudah lazim dilakukan. Biasanya untuk mengatasi isu krusial yang sifatnya segera.

Di dalam pasal 22 ayat 2 UU No. 30 Tahun 2014 dijelaskan bahwa setiap diskresi yang diambil memiliki beberapa tujuan, seperti melancarkan penyelenggaraan pemerintahan, mengisi kekosongan hukum, memberikan kepastian hukum, dan mengatasi stagnasi pemerintahan dalam keadaan tertentu guna memberikan kemanfaatan dan kepentingan umum.

Karena dari awal tidak diregulasi sebagai bagian dari transportasi publik, posisi ojek memang jadi sulit. Sementara di kalangan masyarakat ojek sudah menjadi bagian penting dalam mobilitas.

Melalui diskresi ini pemerintah mencoba mengisi kekosongan regulasi. Aturan masih digodok dan sejak awal tahun 2019 pemerintah aktif berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan masukan.

“Selama ini seolah-olah ojek online tidak mendapatkan perlindungan. Dengan diskresi ini, saya sudah putuskan kami akan memberikan satu hal agar mereka ada suatu jaminan,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya dikutip dari Tirto.

Persaingan dan kesejahteraan ojek

Regulasi yang akan dikeluarkan pemerintah terkait ojek online ini nantinya akan mengatur banyak aspek. Beberapa hal penting yang disorot termasuk mengenai penetapan tarif untuk menghindari perang harga. Sejauh ini tarif ojek online dikeluarkan sepihak oleh penyedia layanan atau aplikasi. Harga yang dikeluarkan keduanya pun sempat dinilai terlalu murah bagi mitra pengemudi.

Aspek lain yang rencananya akan diatur mengenai keamanan, di dalamnya termasuk asuransi perjalanan. Regulasi yang akan dikeluarkan diharapkan mampu mengatasi polemik yang selama ini muncul, sekaligus meningkatkan kesejahteraan mitra driver dan melindungi konsumen.

Go-Food Siapkan Fitur Rating Merchant untuk Dongkrak Transaksi

Go-Food, unit layanan dari Gojek, segera menambah fitur rating merchant sebagai salah satu strategi untuk mendongkrak transaksi. Sekaligus merealisasikan ambisinya sebagai ahli penyedia rekomendasi kuliner terbesar di Asia Tenggara.

Chief Commercial Expansion Gojek Catherine Hindra Sutjahyo menerangkan, rating merchant adalah cara Gojek memberikan kesempatan kepada merchant UKM yang masih baru dan belum memiliki basis pembeli yang kuat. Rating bisa memberikan unsur kepercayaan buat para konsumen tentang kualitas produk yang mau mereka beli.

“Karena 80% merchant di Go-Food itu adalah UKM, sehingga fitur rating ini diperlukan sekali buat mendongkrak transaksi mereka,” terangnya, Senin (7/1).

Bila diperhatikan, fitur rating ini baru tersedia untuk merchant yang sudah besar dan memiliki jaringan. Sedangkan untuk merchant UKM belum tersedia.

Selain itu pihaknya juga akan memanfaatkan analisis big data yang dikumpulkan agar dapat dimanfaatkan para merchant untuk berkreasi mengembangkan menu baru. Big data juga digunakan kepada para konsumen dalam menemukan menu baru yang ada di sekitar mereka.

Rekomendasi ini diambil dengan menggunakan preferensi data yang dikumpulkan Gojek, di antaranya historis transaksi dan pencarian menu. Alhasil, dalam aplikasi Gojek menghasilkan rekomendasi menu makanan yang berbeda tergantung selera masing-masing konsumen.

“Kami mau bantu 300 ribu merchant dengan data science dan intelligence agar usaha mereka bisa lebih mudah ditemukan konsumen. Big data juga kami manfaatkan untuk konsumen dan driver.”

Dari sisi pendaftaran merchant, sambung Catherine, pihaknya tengah berupaya untuk mempercepat proses verifikasi. Saat ini prosesnya bisa memakan waktu sampai 2 minggu. Dia ingin percepat prosesnya paling tidak dalam 1 minggu saja, merchant bisa memanfaatkan Go-Food untuk berjualan online.

Adapun dokumen yang dibutuhkan, merchant perlu menyiapkan identitas diri dan restoran, NPWP, foto makanan, daftar menu, harga, dan sebagainya.

Catherine enggan menjelaskan lebih jauh terkait rencana ekspansi Go-Food ke negara lain di mana Gojek sudah beroperasi. Sejauh ini, Go-Food baru hadir di Vietnam. Sementara Gojek dengan layanan Go-Ride sudah beroperasi Vietnam, Thailand, dan Singapura.

Pencapaian Go-Food

Go-Food kini memiliki 300 ribu merchant tersebar di 167 kota dan kabupaten di Indonesia sejak hadir pada empat tahun lalu. Pertumbuhan merchant mencapai 140% dari awal tahun 2018 sebanyak 125 ribu merchant.

Layanan ini berhasil mengirimkan lebih dari 500 juta makanan dan minuman sepanjang 2018. Tidak disebutkan lebih detail terkait nominal transaksi yang berhasil diproses lewat Go-Food.

Namun menu yang paling banyak dipesan adalah ayam (10 juta pesanan), nasi (3,5 juta), kopi (1,5 juta), mie (1,5 juta), gorengan (1,2 juta), dan martabak (720 ribu). Dari semua daerah operasional Go-Food, lima kota yang mencatatkan transaksi tertinggi adalah Sukabumi, Samarinda, Balikpapan, Padang, dan Cirebon.

Go-Food mengklaim merchant yang bergabung rata-rata memiliki kenaikan transaksi hingga 2,5 kali lipat. Jumlah pengunjung halaman Go-Food naik hampir 3 kali lipat.

Program pemasaran Go-Food Mamimumemo yang diadakan selama satu bulan penuh diklaim sebagai ajang mendongkrak pengguna baru. Tanpa menyebut angka, diklaim program ini berhasil menjaring 50% pengguna baru. Salah satu mitra merchant mencatatkan peningkatan transaksi hingga 1000%.

Application Information Will Show Up Here

Menyimak Strategi Pengembangan Pusat R&D dalam Bisnis Digital

Pusat riset dan pengembangan (R&D) saat ini seakan menjadi kewajiban untuk dimiliki perusahaan teknologi. Umumnya pusat R&D didirikan untuk memastikan pengembangan produk berkelanjutan dan memaksimalkan potensi data bisnis (big data). Perusahaan teknologi kelas atas seperti Grab, Gojek hingga Bukalapak sudah memulai inisiatif R&D.

Alasan spesifiknya pun beragam, mulai dari mengoptimalkan tenaga engineer yang dimiliki, merekrut dan membentuk talenta baru, hingga eksplorasi teknologi baru seperti artificial intelligence, IoT, machine learning dan lainnya.

Pusat R&D di Grab

Miliki visi untuk menjadi “super app“, saat ini Grab tidak hanya miliki pusat R&D di Indonesia, namun juga di India, Vietnam, Amerika Serikat, Malaysia, Singapura dan Tiongkok.

Salah satu peruntukan pusat R&D yang dimiliki Grab ialah untuk pengelolaan data. Data yang dikumpulkan dimanfaatkan Grab untuk mencari solusi dan inovasi jangka pendek maupun jangka panjang.

Solusi jangka pendek yang coba dibangun seperti mengoptimalkan jumlah permintaan dengan persediaan pengemudi. Sementara untuk rencana jangka panjang, Grab ingin mengubah sistem transportasi ke arah yang lebih baik, misalnya mengurangi jumlah kendaraan di jalan, menyediakan transportasi lebih aman, dan mengurangi polusi.

Seperti diinformasikan KrAsia, pusat R&D Grab di masing-masing negara mengembangkan produk yang berbeda sesuai kondisi setempat. Di Bangalore India misalnya, tim R&D Grab fokus kepada pengembangan platform finansial dan big data.

Sementara untuk R&D di Beijing fokus kepada GrabFood dan IoT. Di Ho Chi Minh, tim R&D Grab fokus kepada pengembangan sistem manajemen untuk membantu pelaku UKM. Di Malaysia, tim engineer mengembangkan komunikasi secara real time, machine learning dan web product.

Di Amerika Serikat, tim R&D Grab fokus kepada keamanan transportasi pengguna, iklan dan platform data. Di Singapura tim engineer fokus kepada pengalaman untuk mitra pengemudi dan pengguna, pengembangan GrabPay, GrabRewards dan growth hacking. Di Indonesia sendiri pusat R&D Grab yang bertempat di kantor pusat Kudo, fokus kepada merchant, mitra pengemudi Grab, dan GrabFood.

Meski fokus bisnis Grab adalah Asia Tenggara, penempatan pusat R&D di beberapa negara di luar Asia Tenggara dilakukan untuk pemenuhan talenta. Perspektif global ini mendorong misi tim R&D Grab yang berupaya untuk memanfaatkan kekuatan dan bakat di seluruh dunia untuk melayani tujuan intinya.

Peranan pusat R&D

Bisnis digital senantiasa dituntut untuk memberikan layanan prima, dengan terus melahirkan inovasi-inovasi yang memudahkan penggunanya. Pusat R&D dapat berperan banyak di sini, melangkah lebih dulu menjajaki kemungkinan inovasi yang dapat diaplikasikan dalam layanan.

Meskipun belum memberikan konfirmasi secara resmi terkait dengan pusat R&D yang didirikan, namun Gojek juga dikabarkan telah memiliki pusat R&D di Jakarta, India, dan Singapura. Pusat R&D ini dimanfaatkan oleh Gojek untuk mendapatkan engineer kelas dunia, juga memberikan peluang talenta lokal untuk belajar lebih banyak.

Pusat R&D juga mulai dilirik oleh layanan e-commerce seperti Bukalapak. Menyadari bahwa data yang dimiliki bisa berguna untuk pengembangan produk dan memanfaatkan kreativitas tim engineer yang ada, awal Desember 2018 lalu mereka resmikan kantor R&D di Bandung.

Co-Founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid mengungkapkan, kantor R&D Bukalapak di Bandung akan mencoba mengembangkan teknologi IoT, big data, dan uji coba produk baru. Saat ini Bukalapak telah memiliki sekitar 650 engineer yang bertugas untuk mengembangkan teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan. Masing-masing-masing tim bekerja secara dedicated untuk mengembangkan produk hingga menghadirkan inovasi untuk kepentingan Bukalapak.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Aplikasi TukangSayur Pertemukan Pelanggan dengan Tukang Sayur secara Online

Berangkat dari pengalaman pribadi founder Chelly Triwibowo yang sering kesulitan membeli keperluan bahan rumah tangga membuatnya terinspirasi untuk mengembangkan platform TukangSayur. Selain itu, faktor lain yang juga juga diamati adalah terkait kondisi pasar, saat ini jumlah tukang sayur dinilai semakin berkurang.

Tren penurunan jumlah pedagang tersebut turut divalidasi survei AC Nielsen, saat ini populasi pasar tradisional di indonesia setiap tahun mulai berkurang jumlahnya karena tidak mampu bersaing dengan pasar modern

Bersama dengan dua rekannya Endang Achmad (COO) dan Miftah Sanaji (Head Of Product & Design), TukangSayur dihadirkan untuk menjembatani tukang sayur ke pangsa pasar yang lebih luas melalui pendekatan digital.

“Berawal dari kejadian itu akhirnya saya research dan due diligence ke pasar tradisional untuk menangkap kebiasaan konsumen dan tukang sayur keliling selama hampir tiga bulan. Dari pengamatan tersebut, ditemukan algoritma yang bisa membuat masyarakat Indonesia bisa belanja kebutuhan sayuran dan dapur lebih hemat, lengkap, dan tetap segar sampai di rumah.”

Untuk hasil yang lebih komprehensif, TukangSayur turut memanfaatkan teknologi seperti big data untuk dapat melakukan analisis secara terus menerus. Aplikasi juga menerapkan layanan berbasis lokasi, sehingga memberikan efisiensi dalam penyediaan stok komoditas –menghubungkan konsumen dengan mitra pedagang di lokasi terdekat.

Cara kerja TukangSayur

 

Bagi pengguna yang ingin memanfaatkan layanan TukangSayur, bisa mengunduh aplikasinya di perangkat Android atau iOS. Pemesanan dapat dilakukan mulai pukul 09:00 sampai 21:00.

Mitra TukangSayur dengan radius terdekat akan memproses pesanan yang masuk. Pelanggan kemudian akan menerima pesanan keesokan harinya di rumah. Saat ini ada dua pilihan pembayaran yang ditawarkan, yakni transfer bank dan COD.

TukangSayur mengklaim telah memiliki 60 ribu lebih pengguna yang sudah mengunduh aplikasi, dengan persentase pengguna aktif mencapai 70 persen. Sementara mitra tukang sayur yang sudah bergabung berjumlah 250, tersebar di 14 kota seputar Jawa dan Bali.

“Layanan TukangSayur saat ini sudah tersedia di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Cimahi, Bandung, Cileunyi, Yogyakarta, Semarang, Gresik, Surabaya, Sidoarjo dan Bali. Uniknya setiap kota memiliki perbedaan produk dan harga yang selalu kami update secara real time setiap hari,” kata Chelly.

Dengan model bisnis yang dijalankan, pendapatan TukangSayur saat ini diambil dari pembagian untung dengan mitra. Selain itu mereka juga mengenakan ongkos kirim dan iklan yang tersemat di aplikasi.

TukangSayur berharap bisa mengedukasi generasi milenial khususnya perempuan untuk membiasakan masak di rumah. Selain lebih sehat dan bergizi, kebiasaan tersebut akan membantu rantai ekosistem perdagangan kecil dan pertanian tetap berjalan normal dan menjadi lebih baik.

“Belum pernah ada startup atau perusahaan yang berhasil di online groceries. Hal itu menjadi tantangan tersendiri untuk saya sebagai pendiri. Namun demikian saya yakin model bisnis TukangSayur sudah proven untuk bisa scale-up dan ekspansi,” kata Chelly.

Lakukan fundraising untuk ekspansi

TukangSayur saat ini tengah melakukan fundraising untuk seri A. Nantinya dana modal ini akan dimanfaatkan untuk pengembangan fitur, layanan, dan ekspansi ke kota lainnya.

Dalam waktu dekat TukangSayur ingin meluncurkan dua fitur terbaru, yakni Recipe Story dan Home Made. Total akan ada sembilan fitur baru yang segera melengkapi aplikasi, khususnya untuk mendukung layanan berbasis F&B.

“Kami juga ingin memperluas jangkauan layanan ke 30-50 kota besar di Indonesia, mengakuisisi 1% customer market yang memiliki potensial dari jumlah populasi,” tutup Chelly.

Application Information Will Show Up Here

Grab Raises 2 Trillion Rupiah Funding from Yamaha Motor

Yamaha Motor and Grab, today (12/13) announce a strategic partnership to maximize the potential of two-wheelers transportation in Indonesia. As part of the contract, Yamaha Motor is to pour $150 million (equals 2.1 trillion rupiah) investment for Grab. This is an advanced investment involving the automotive company after Hyundai and Kia Motors spent 3.5 trillion rupiah for funding.

Yamaha Motor and Grab, through this partnership, will develop a series of solutions. First, the company will use Yamaha technology to improve partner safety and motorcycle-based passenger services. Second, Yamaha will provide incentives in the form of easy purchasing for anyone interested in becoming a Grab ride-hailing partner.

“In addition to improving safety and comfort, [there will be] the new type of Yamaha Motor technology adoption as a transportation system that is more user-friendly. We also predict the mobility system improvement in the future and the creation of new mobility solutions,” Takuya Kinoshita, Yamaha Motor’s General Manager of Motorcycle Business Operations, said.

In order to approach the two countries’ long-term vision, the collaboration will be contained with the latest technology exploration such as robotics to address issues related to the mobility system.

Ming Maa, Grab‘s President said the security of driver and customer partners is the most important thing for Grab. The collaboration is expected to deliver innovative solutions for ride-hailing services.

Earlier this year, Grab targeted to raise fresh funding up to $ 3 billion. Some large companies and venture capitalists have contributed, including Booking Holdings, Microsoft, Toyota, and Kasikorn Bank.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Go-Jek Luncurkan Get Versi Beta di Thailand

Go-Jek melengkapi perjalanan luar biasa di tahun 2018 ini dengan mengumumkan peluncuran versi beta layanan mereka, Get, untuk pasar Thailand. Peluncuran versi beta ini adalah awal dari upaya Go-Jek memenangi pasar di Asia Tenggara di mana saat ini mereka telah beroperasi di Indonesia, Vietnam, Singapura dan Thailand. Strategi yang dibawa Go-Jek masih sama, memanfaatkan keahlian mereka di bidang teknologi untuk menyelesaikan permasalahan dengan pendekatan “pelokalan”.

Rencana untuk memenangi pasar di Asia Tenggara sudah diumumkan Go-Jek pertengahan tahun 2018 ini. Sasarannya pun cukup jelas, negara-negara dengan permasalahan transportasi, sama seperti Jakarta dan kota-kota padat penduduk lainnya. Di pertengahan bulan Desember 2018 Go-Jek akhirnya meluncurkan versi beta untuk layanan mereka di Thailand, Get.

Di versi beta aplikasi Get akan menawarkan dua jenis layanan, pertama layanan transportasi yang dinamai Get Win dan layanan delivery Get Delivery. Dengan pengalaman Go-Jek di Indonesia yang sudah memiliki banyak jenis layanan, secara berangsur Get juga akan berkembang ke arah yang sama, melihat bagaimana dan apa yang dibutuhkan pasar Thailand.

Penetrasi regional dengan mengandalkan tim lokal

Setelah mendapatkan perkembangan yang cukup luar biasa di tahun 2017, baik dari segi investor dan inovasi sejumlah layanan, Go-Jek memutuskan masuk ke persaingan aplikasi transportasi di Asia Tenggara. Menantang Grab yang saat ini menjadi satu-satunya layanan transportasi online yang beroperasi di Asia Tenggara selepas perginya Uber.

Sejak awal pihak Go-Jek sudah memiliki rencana untuk menyesuaikan diri dengan permasalahan lokal, permasalahan masing-masing negara. Salah satu alasan mengapa Go-Jek selalu memiliki tim lokal dan memiliki ciri khas di masing-masing negera.

Seperti yang kita ketahui Go-Jek memakai nama Go-Viet untuk layanan mereka di Vietnam dan menggunakan warna merah, warna yang berbeda dengan Go-Jek di Indonesia dengan warna dominan Hijau. Sementara untuk Thailand, Go-Jek mengusung nama Get dengan warna kuning.

Di Singapura, Go-Jek menggunakan nama yang sama tetapi ada penyesuaian dari layanan yang diberikan. Tidak adanya armada motor atau ojek.

Get dideskripsikan sebagai “managed and run by Thais for Thais“, Sebuah kalimat yang memperlihatkan dengan jelas bahwa Go-Jek mengusung rencana pelokalan di Thailand. Rencana pelokalan ini memang sudah jauh hari dilontarkan Go-Jek. Salah satunya adalah ketika Go-Jek mengumumkan untuk melakukan ekspansi ke regional Asia Tenggara.

“Strategi kami adalah mengkombinasikan teknologi kelas dunia yang telah dikembangkan Go-Jek, dengan keahlian, pengalaman serta pengetahuan pasar yang mendalam yang dimiliki tim lokal, untuk menciptakan bisnis yang benar-benar memahami kebutuhan konsumen. Kami percaya masing-masing tim lokal memiliki pengetahuan dan keahlian untuk memastikan kesukesan bisnis di Vietnam dan Thailand,” terang Founder Go-Jek Nadiem Makarim.

Tim Go-Jek di Thailand sendiri dipimpin CEO Get Pinya Nittayakasetwat. Dengan keahlian Go-Jek tentang teknologi dan pemahaman lokal tim Get, diharapkan kombinasi keduanya bisa memberikan solusi yang dibutuhkan bagi Thailand.

“Tim Get terinspirasi oleh cara perusahaan (Go-Jek) memutarbalikkan masalah sehari-hari menjadi peluang bisnis yang sekaligus meningkatkan kualitas hidup jutaan orang. Kami bergerak dengan filosofi yang sama, dan kami bersemangat untuk menghadirkan dampak positif bagi masyarakat Thailand,” terang Nittayakasetwat, seperti dikutip dari blog resmi Go-Jek.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Backs Oyo with 1.5 Trillion Rupiah Funding

Grab is said to pour $103.4 million (Rp1.5 trillion) funding to Oyo as part of Series E fundraising for the India-based unicorn startup in hospitality. As planned, Grab investment is to be used for expansion in Southeast Asia, Indonesia in particular.

In Indonesia, Oyo has just introduced its service last October. They’re focused on helping the unbranded hotel owners by offering some technology-based solutions to improve management and service to meet the top-tier hotel standard.

Oyo’s brought some solutions, including Krypton App (audit-purposed mobile app), Oyo owner (hotel owners app for cash flow, business performance, customer reviews, and so on), and Oyo: Branded Hotels for consumers.

In its competition with Gojek, Grab positioned itself as a super app, to use Oyo’s credibility in providing added value to its services.

Oyo, on the other hand, collaborates with Grab for the company to reach the market faster. Take an example as HappyFresh collaboration with Grab in GrabFresh.

In its early age, Oyo partners with 30 property owners with 1000 rooms around Jakarta, Surabaya, and Palembang.

When first announcing its official business in Indonesia, Oyo has secured an investment worth of Rp1.5 trillion to win over the Indonesian market. The major investment will be used to build hotel network infrastructure and renovate the building to meet Oyo’s criteria. In addition, the company’s keep looking for talents, developing technology, and creating some marketing strategies to acquire new users.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab Dapat Pendanaan Tambahan dari Yamaha Motor Senilai 2 Triliun Rupiah

Yamaha Motor dan Grab hari ini (13/12) mengumumkan kerja sama strategis untuk memaksimalkan potensi transportasi roda dua di Indonesia. Sebagai bagian dari kesepakatan, Yamaha Motor mengucurkan investasi ke Grab senilai $150 juta (setra 2,1 triliun Rupiah). Ini adalah investasi lanjutan yang melibatkan perusahaan di bidang otomotif setelah sebelumnya Hyundai dan Kia Motors suntikan dana setara 3,5 triliun Rupiah.

Melalui kemitraan ini Yamaha Motor dan Grab akan mengembangkan serangkaian solusi. Pertama, perusahaan akan memanfaatkan teknologi Yamaha untuk meningkatkan keselamatan mitra dan penumpang layanan berbasis sepeda motor. Kedua, Yamaha akan memberikan insentif berupa kemudahan akses pembelian bagi siapa saja yang tertarik menjadi mitra layanan ride-hailing Grab.

“Selain meningkatkan keselamatan dan kenyamanan, [akan ada] penerapan teknologi Yamaha Motor tipe baru sebagai sistem transportasi yang lebih melibatkan pengguna. Kami juga memprediksi adanya peningkatan dalam sistem mobilitas di masa depan, dan terciptanya solusi-solusi mobilitas baru,” sambut General Manager of Motorcycle Business Operations Yamaha Motor Takuya Kinoshita.

Untuk menjangkau visi jangka panjang kedua negara, kerja sama ini akan turut diisi dengan eksplorasi teknologi terbaru seperti robotika untuk menjawab isu-isu terkait sistem mobilitas.

President Grab Ming Maa mengatakan, keamanan mitra pengemudi dan pelanggan merupakan hal yang paling penting bagi Grab. Harapannya kerja sama ini dapat melahirkan solusi inovatif untuk layanan ride-hailing.

Sebelumnya tahun ini Grab telah menargetkan untuk melakukan penggalangan dana baru hingga $3 miliar. Beberapa perusahaan besar dan pemodal ventura sudah turut andil, di antaranya Booking Holdings, Microsoft, Toyota, hingga Kasikorn Bank.

Application Information Will Show Up Here

Grab Akan Tambah Layanan Travel dan Healthcare Tahun Depan

Indonesia sebagai pasar digital terbesar di Asia Tenggara memberikan banyak ruang bagi Grab untuk memperkuat layanan lain di samping ride-sharing. Maka itu, di tahun depan Grab berencana menghadirkan dua layanan baru untuk pasar Indonesia, yakni di bidang travel dan healthcare. 

“Kami melihat banyak potensi berbeda dan ini menjadi kombinasi apa yang terpenting bagi pengguna di Asia Tenggara,” ungkap Co-founder Grab, Tan Hooi Ling ditemui saat Media Briefing di Jakarta. 

Sebagaimana diketahui, keinginan Grab untuk masuk ke dua layanan ini sudah terlihat jelas dari kemitraannya dengan dua perusahaan yang sama-sama kuat di sektornya, yakni Booking Holdings dan Ping An Healthcare and Technology Company (Ping An Good Doctor) beberapa bulan lalu. 

Grab resmi bermitra dengan Booking Holdings di bulan Oktober. Pengguna berbagai merek di Booking Holdings dapat menawarkan layanan transportasi on-demand lewat aplikasi Grab. Pun sebaliknya, pengguna Grab dapat memesan akomodasi di seluruh layanan milik Booking Holdings. Selain itu, Booking Holdings juga menyuntik investasi sebesar $200 juta ke Grab.

Kemitraan dengan Ping An Healthcare and Technology Company (Ping An Good Doctor) dari Tiongkok resmi terjalin pada September lalu. Ping An Good Doctor merupakan layanan kesehatan terintegrasi dengan teknologi kecerdasan buatan yang menyediakan konsultasi kesehatan berbasis online. Ini pertama kalinya Ping An Good Doctor beroperasi di Asia Tenggara.

Hooi Ling berujar bahwa keputusan menggandeng Booking Holdings dinilai tepat mengingat raksasa pemilik layanan Booking.com dan Agoda tersebut telah lama di bisnis ini. Menurutnya, Booking Holdings paham mengenai pasar travel di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Singapura, dan Filipina. 

“Jika mau masuk ke Asia Tenggara, better do with or without us, it’s a win-win partnership. Mereka juga tahu kita punya partner [lokal] terbaik di Indonesia,” tuturnya.

Di samping itu, masuk ke sektor healthcare dirasa sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menyediakan layanan terbaik kepada pelanggan. Terlebih, ia menilai mencari dokter atau mengatur jadwal konsultasi masih menjadi masalah utama masyarakat di Indonesia.

Selain menambah dua layanan baru, Grab juga akan memperkuat layanan existing GrabFood di tahun depan dengan memperbanyak jumlah merchant. Grab menargetkan GrabFood menjadi platform pertama di Indonesia untuk pesan-antar makanan. 

Saat ini, layanan GrabFood telah hadir di 139 kota, dari sebelumnya hanya 30 kota per September 2018. Jumlah pemesanan di GrabFood juga tercatat naik enam kali, dan merchant base naik delapan kali sejak GrabFood hadir di Indonesia pada awal 2018.

Salah satu inisiasi Grab untuk memperkuat layanan ini adalah melalui program Kitchen by GrabFood. Perusahaan mendatangkan merchant terpilih agar bisa beroperasi di Jakarta. 

Merchant di GrabFood menjadi bagian penting dalam ekosistem kami. Makanya, kami mencari merchant terbaik di seluruh Indonesia dan membawanya ke Jakarta,” ujar Hooi Ling.

Di sepanjang tahun 2018, ada banyak strategi yang telah direalisasikan Grab untuk mencapai target sebagai “super apps”. Grab bermitra dengan platform e-commerce dan pembayaran digital besar, yakni Tokopedia dan Ovo, untuk memperkuat ekosistemnya di Indonesia.

Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata menyebutkan bahwa pihaknya terus menjaga agar fraud rate untuk layanan bodong tetap di bawah satu persen. Kini Grab mengklaim telah menguasai 60 persen pangsa pasar di Indonesia untuk ride-hailing (motor) dan 70 persen untuk GrabCar.

Untuk tahun ini, Grab menargetkan pendapatan sebesar $1 miliar, dan naik menjadi $2 miliar untuk tahun 2019. 

Application Information Will Show Up Here