GO-LIFE Berekspansi ke 17 Kota, Fokus pada Layanan GO-AUTO dan GO-GLAM

Setelah sebelumnya resmi mengumumkan total ekspansi di 50 kota untuk layanan GO-JEK, khususnya yang difasilitasi moda transportasi motor, kali ini giliran layanan GO-LIFE yang diperluas jangkauannya. Perluasan ini memfokuskan pada GO-AUTO (layanan jasa otomotif) dan GO-GLAM (layanan jasa kecantikan).

GO-LIFE adalah aplikasi yang menyediakan berbagai layanan on-demand mulai dari layanan pijat profesional, layanan kebersihan, layanan kecantikan, dan layanan solusi otomotif dengan menghubungkan pengguna dengan mitra yang saat ini diklaim telah mencapai 12.000 orang. Sebelumnya GO-LIFE menjadi satu aplikasi dengan GO-JEK, akan tetapi untuk efektivitas pengguna, Nadiem Makarim dan tim memutuskan untuk memisahkannya menjadi dua aplikasi berbeda. Kendati tetap sama-sama bisa menggunakan GO-PAY di akun tunggal.

Persisnya GO-AUTO berekspansi di 11 kota baru di Indonesia, yakni Bali, Bandung, Surabaya, Palembang, Malang, Jogja, Medan, Bogor, Makassar, Balikpapan dan Manado. Sementara layanan GO-GLAM kini hadir di 6 kota baru, meliputi Palembang, Manado, Medan, Jogjakarta, Malang dan Makassar.

“GO-LIFE memiliki misi untuk memudahkan kehidupan masyarakat perkotaan dengan menyediakan layanan jasa profesional seperti jasa kecantikan, kebersihan, pijat dan otomotif sekaligus memberdayakan mitra jasa profesional melalui teknologi. Dengan memanfaatkan layanan kami, masyarakat bisa mengakses layanan yang diinginkan kapan saja dan di mana saja, dan penghasilan mitra akan bertambah secara signifikan,” ujar Dayu Dara Permata selaku Head Of GO-LIFE.

Ini adalah upaya lanjutan yang dilakukan GO-JEK dalam strategi ekspansinya. Sebelumnya, setelah memantapkan layanan GO-RIDE di berbagai wilayah, layanan GO-MART turut dipesatkan sebarannya.

Application Information Will Show Up Here

Ongki Kurniawan Resmi Jadi Managing Director GrabPay Indonesia

Grab akhirnya meresmikan Ongki Kurniawan, sebelumnya Managing Director LINE Indonesia, sebagai Managing Director GrabPay Indonesia. Penunjukan posisi senior ini dianggap akan membantu GrabPay dalam membangun kemitraan yang kuat di seluruh ekosistem, mempercepat integrasi Kudo dengan Grab, dan melanjutkan perluasan pasar online dan jaringan mitra bisnis kecil Kudo.

Dalam pernyataan resmi, Head of GrabPay Jason Thomson mengatakan bahwa Grab senang dengan kehadiran Ongki untuk mengembangkan GrabPay dan mempercepat inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia. Dengan pengalaman yang dimiliki Ongki mencakup telekomunikasi, pembayaran, media sosial, dan e-commerce, menurutnya akan memperkuat manajemen lokal tim Indonesia.

“Pemahaman mendalam Ongki akan membantu kami dalam mengubah GrabPay menjadi platform pembayaran mobile yang paling relevan dan paling banyak digunakan di Indonesia,” ucapnya, Senin (18/9).

Sebagai bagian tim manajemen Grab, Ongki akan secara langsung berada di bawah Jason. Grab Indonesia sendiri dipimpin Ridzki Kramadibrata selaku Managing Director.

Ongki juga akan bekerja dengan 150 engineer lokal, berlokasi di kantor pusat R&D Grab di Jakarta, untuk memecahkan solusi yang tepat demi membangun jaringan mitra yang luas untuk membangun solusi pembayaran terbaik bagi konsumen dan UKM Indonesia.

“Visi GrabPay untuk membawa seluruh masyarakat memasuki ekonomi digital, mulai dari kelas menengah hingga bisnis kecil di seluruh Indonesia, adalah salah satu cara untuk membantu mewujudkan target Indonesia menjadi negara ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara,” terang Ongki.

Sebelum memimpin operasional LINE di Indonesia, Ongki pernah memangku jabatan di XL Axiata sebagai Chief Digital dan Chief Technology Officer.

Terkait pengembangan GrabPay di Asia Tenggara, Grab mengungkapkan pembaruan program GrabRewards pada awal Agustus 2017 dengan menambah jumlah partner merchant menjadi lebih 150. Mereka juga meluncurkan sistem jenjang loyalitas terbaru yang dirancang untuk memberikan penghargaan lebih baik kepada para pengguna.

Di Singapura, pengembangan fitur GrabPay telah sampai pada fitur transfer dana kepada sesama pengguna dengan nomor telepon atau memindai kode (QR Code). Grab juga berencana untuk memperluas penggunaan GrabPay kepada lebih dari 1.000 merchant dengan menyasar pemain di industri makanan dan minuman (F&B), ritel, dan hiburan sampai akhir tahun ini.

Go-Jek Dikabarkan Terus Lanjutkan Strategi Akuisisi

Pasca akuisisi terhadap startup manajemen dan analisis event Loket, Go-Jek dikabarkan masih terus mencari startup yang bisa “diambil alih”. Berdasarkan informasi dari tiga sumber yang berbeda, disebutkan perusahaan yang dinakhodai Nadiem Makarim ini masih mencari sekitar 4-5 perusahaan lagi yang bakal diakuisisi dalam usaha menguasai sektor on-demand.

Dalam perjalanannya selama dua tahun terakhir, setidaknya Go-Jek telah mengakuisisi 4 startup teknologi dari India (kemudian menjadi basis Go-Jek Engineering India), 1 startup pembayaran (menjadi basis layanan e-money Go-Pay), dan 1 startup event (Loket).

Akuisisi membantu mengakselerasi adopsi Go-Jek terhadap penguasaan teknologi dan kepemilikan pasar. Salah satu yang paling strategis adalah akuisisi terhadap pemilik lisensi e-money yang terbukti memang tidak mudah mendapatkannya.

Tak cuma layanan transportasi

Go-Jek kini tidak bisa dilihat hanya sebagai layanan transportasi. Bisnis Go-Jek kini sudah menggurita ke layanan pengantaran makanan (Go-Food), layanan pembelian tiket kegiatan hiburan (Go-Tix), layanan pembelian barang kebutuhan sehari-hari (Go-Shop dan Go-Mart), layanan pembersihan rumah (Go-Clean), layanan kecantikan dan kesehatan (Go-Glam dan Go-Massage), dan lain-lain.

Jika melihat sejarah akuisisi yang dilakukan Go-Jek, setelah Loket yang memperkuat pengalaman penggunaan Go-Tix, bisa jadi langkah selanjutnya adalah akuisisi terhadap startup yang memperkuat Go-Clean, Go-Mart, atau Go-Med sekalipun. Yang terakhir sudah dipegang perusahaan afiliasi, karena Go-Jek tercatat sebagai investor HaloDoc.

Meskipun demikian, tak tertutup peluang Go-Jek mengakuisisi vertikal lain, bahkan macam perusahaan pengembang game sekalipun, karena salah satu yang ingin dilakukan adalah adopsi penggunaan Go-Pay di berbagai layanan.

Khusus untuk Go-Food, Go-Jek sedang tahap implementasi Go-Resto yang menyederhanakan proses pemesanan makanan. Nantinya setiap mitra restoran memiliki akun Go-Pay, sehingga pembayaran dari konsumen (melalui Go-Pay) bisa langsung masuk ke rekening restoran. Mitra pengemudi tak perlu repot “menalangi” pesanan yang masuk dan benar-benar hanya menjadi sarana logistik yang mengantarkan makanan dari restoran/warung ke konsumen.

Bermimpi IPO

Masuknya dana segar dari sejumlah perusahaan, yang rumornya kencang sudah masuk sebagai investor adalah Tencent dan JD.com, mendorong Go-Jek untuk terus mempercantik valuasi dan cashflow. Go-Jek bisa dibilang kini memiliki cadangan dana yang cukup untuk melakukan scale di dua arah, menambah jangkauan kota sekaligus meningkatkan kualitas diversifikasi layanannya.

IPO menjadi jalan yang dianggap logis karena akuisisi untuk perusahaan sebesar Go-Jek yang bermain di pasar on-demand tidak mudah. Belum lagi sentimen nasionalisme karena dua pesaing Go-Jek berasal dari negara asing. Apa jadinya jika Go-Jek nanti diakuisisi Softbank, Didi, atau bahkan Alibaba?

Meski demikian, seandainya jadi melakukan IPO pun, rencana tersebut tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Disebutkan secepat-cepatnya langkah itu baru terlaksana di tahun 2020 mendatang.

Dua  rencana  go public yang akan diadakan startup teknologi lokal di BEI akhir tahun ini akan menjadi test case bagaimana penerimaan publik terhadap perusahaan teknologi yang selama dikenal mengutamakan pertumbuhan ketimbang cashflow dan revenue.

Application Information Will Show Up Here

Kudo Dikabarkan Jadi Kendaraan Legal GrabPay di Indonesia

Setelah resmi mengumumkan akuisisinya atas Kudo sejak awal April lalu, Grab mulai memperlihatkan strategi bisnis atas langkahnya tersebut. Kudo disebutkan menjadi kendaraan legal untuk memperkuat penetrasi GrabPay di Indonesia. Sebagai sebuah layanan dompet digital, syarat kepemilikan lisensi e-money dari Bank Indonesia tentu menjadi dasar yang wajib diperjuangkan. Rumor lain adalah hadirnya Country Manager tersendiri untuk GrabPay di Indonesia, meskipun kami belum mendapatkan konfirmasi soal ini.

Hal ini bukan cara baru yang dilakukan perusahaan seperti Grab. Rivalnya di Indonesia, GO-JEK, melakukan hal serupa, dengan mengakuisisi MV Commerce untuk mendapatkan lisensi e-money dan memindahkan lisensi tersebut ke PT Dompet Anak Bangsa, sebuah unit bisnis terpisah yang khusus mengurusi GO-PAY.

Mendapatkan perizinan e-money bukan perkara mudah, sejauh ini yang telah terdaftar di situs BI baru 25 perusahaan saja, didominasi perbankan dan perusahaan telekomunikasi. Kudo akan berperan sangat penting untuk Grab, kredibilitasnya di pasar Indonesia menjadi sebuah kendaraan berharga untuk menguatkan Grab dalam peperangan di industri ini.

Dua raksasa ride sharing ini memang tak lagi dihadapkan pada persaingan di vertikal layanan transportasi. Lebih dari itu, sistem pembayaran akan berkontribusi lebih maksimal bagi RoI (Return on Investment) bisnis.

Babak baru industri on-demand adalah tentang persaingan kekuatan sistem pembayaran GO-PAY dan GrabPay. Sementara rival lainnya, Uber, belum sampai pada titik tersebut di Indonesia.

Aplikasi Jasa Keamanan Mytra Guard Resmi Meluncur di Jakarta

Untuk memperluas bisnisnya, PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) yang merupakan anak perusahaan PT Astra Graphia Tbk, hari ini meluncurkan layanan produk on-demand yang diciptakan oleh Owned Solutions, salah satu divisi pengembangan produk di AGIT yang bernama Mytra.

Produk pertama dari Mytra yang diluncurkan adalah Mytra Guard yang berbasis digital, merupakan layanan pertama di bidang jasa sekuriti milik AGIT. Masih fokus hanya di Jakarta, Mytra Guard diklaim memiliki aplikasi yang menarik dengan fitur yang mudah untuk digunakan.

Kepada media VP Direktur AGIT, Wanny Wijaya menegaskan layanan Mytra Guard ini merupakan yang pertama diluncurkan, ke depannya akan diluncurkan pula layanan berbasis teknologi lainnya dari AGIT.

“Berdasarkan pengalaman kami yang selalu berkecimpung dengan korporasi, Mytra Guard kami hadirkan untuk korporasi hingga kalangan individu. Kami ingin memberikan layanan keamanan yang terjamin dan mudah untuk digunakan melalui aplikasi.”

Saat ini Mytra Guard sudah bisa diunduh di platform Android, sementara untuk iOS akan menyusul dalam waktu dekat.

Pilihan keamanan rumah dan acara khusus

Saat ini Mytra Guard hanya menyediakan dua layanan khusus, yaitu petugas keamanan untuk menjaga rumah atau tempat tinggal dan petugas keamanan untuk menjaga acara khusus. Dengan pilihan dua shift waktu yaitu 8 dan 12 jam, pengguna akan dikenakan biaya mulai dari Rp 500 ribu rupiah untuk satu kali penggunaan layanan.

“Saat ini kami memang belum menyediakan layanan keamanan mobile, hal tersebut terkait dengan regulasi yang ditetapkan oleh kepolisian, yaitu hanya menyediakan layanan keamanan di tempat saja. Namun ke depannya jika memang sudah mengantongi izin, pilihan keamanan secara mobile juga bakal dihadirkan,” kata Wanny.

Dengan harga yang ditetapkan oleh Mytra Guard, secara khusus target pengguna yang disasar adalah kalangan middle-up. Namun demikian jika memang pada akhirnya makin banyak permintaan dari kalangan lain untuk jasa keamanan Mytra Guard, tidak menutup kemungkinan pilihan harga dan pilihan layanan akan ditambah.

“Untuk pemesanan kami masih menyediakan dua shift saja saat ini, sementara untuk waktu pemesanan kami hanya bisa memberikan estimasi waktu 2-3 jam ke depan,” kata Business Leader Mytra Gina Permana.

Saat ini Mytra Guard sudah diunduh oleh lebih dari 100 orang. Untuk pilihan pembayaran Mytra Guard menyediakan layanan bank transfer, sementara untuk memudahkan komunikasi dengan pengguna, Mytra Guard juga menyediakan layanan pelanggan dan in-app message.

Bermitra dengan jasa keamanan profesional

Sebagai langkah awal, Mytra Guard menggandeng jasa keamanan yang sudah berpengalaman dan profesional dalam bidangnya yaitu PT Sigap Prima Astrea. Dipilihnya PT Sigap Prima Astrea sebagai mitra, berdasarkan latar belakang dan track record yang baik dari para tim sekuriti dan keamanan yang tergabung dalam Sigap. Untuk saat ini Mytra Guard masih memiliki kontrak dengan Sigap, namun tidak menutup kemungkinan ke depannya kemitraan dengan layanan serupa akan terbuka.

“Saat ini Sigap telah memiliki sekitar seratus ribu lebih petugas keamanan yang dilengkapi dengan gadget dan dashboard khusus dari Mytra Guard. Memudahkan Sigap untuk melakukan komunikasi sekaligus konfirmasi melalui aplikasi,” kata Direktur PT Sigap Prima Astrea Agus Pramono.

Kemitraan strategis ini dilancarkan oleh Mytra Guard dan Sigap untuk memudahkan koordinasi dan penanganan tim sekuriti. Mulai dari pemberian gaji hingga asuransi petugas keamanan.

“Untuk lebih mempermudah ketentuan asuransi pengguna ke depannya, Mytra Guard akan menghadirkan fitur khusus yang bisa digunakan oleh pengguna yang ingin memilih asuransi sendiri,” kata Wanny.

Layanan Mytra Guard dari AGIT secara langsung akan berkompetisi dengan layanan aplikasi serupa yaitu Sekuritiku, yang sudah hadir sejak bulan Maret 2017 lalu.

Application Information Will Show Up Here

Mahkamah Agung Cabut Permenhub Terkait Layanan Transportasi Online

Dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 (Permenhub) disebutkan beberapa keberatan terkait keberadaan layanan transportasi online (taxi online) di Indonesia. Peraturan yang berisikan tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek, menyimpulkan beberapa peraturan dan kewajiban yang harus dipatuhi oleh layanan transportasi online.

Dalam keberatan yang diajukan, angkutan sewa khusus sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) wajib memenuhi pelayanan seperti, wilayah operasi berada di dalam kawasan perkotaan, tidak terjadwal, dari pintu ke pintu, tujuan perjalanan ditentukan oleh jasa, tarif angkutan tertera pada aplikasi berbasis teknologi informasi, penentuan tarif dilakukan berdasarkan tarif batas atas dan batas bawah atas dasar usulan dari Gubernur/Kepala badan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri setelah dilakukan analisa dan masih banyak lagi (pasal 19 ayat 2).

Menanggapi peraturan tersebut, hari ini (22/8) Mahkamah Agung secara resmi mencabut Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 26 Tahun 2017 tentang transportasi online. Keputusan tersebut diumumkan Mahkamah Agung langsung melalui situs MA.

“Menyatakan pasal-pasal dalam Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat,” putus MA, dikutip dari situs resmi MA, Selasa (22/8/2017).

Sedikitnya ada beberapa 14 poin yang tertuang di 14 pasal dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek. Hal tersebut dilakukan karena berlawanan dengan Undang Undang yang lebih tinggi. Sebelumnya uji materi tersebut didaftarkan oleh enam pengemudi transportasi online.

“Dengan memanfaatkan keunggulan pada sisi teknologi untuk bermitra dengan masyarakat pengusaha mikro dan kecil dengan konsep sharing economy yang saling menguntungkan dengan mengedepankan asas kekeluargaan sebagaimana amanat Pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945,” tertulis dalam putusan.

MA mendukung keberadaan “sharing economy” di Indonesia

Hal menarik yang perlu digarisbawahi dalam putusan MA ini adalah adanya keputusan sepihak tanpa melibatkan pihak terkait (stakeholder, komunitas hingga penyelenggara layanan transportasi online) saat perumusan keputusan tersebut disampaikan. Melihat perkembangan dan fakta yang ada, hadirnya layanan transportasi online seperti GO-JEK, Grab hingga Uber, telah membuka lapangan pekerjaan dan membantu masyarakat umum untuk bekerja, sekaligus memudahkan orang banyak mendapatkan transportasi alternatif.

“Seharusnya didasarkan pada asas musyawarah mufakat yang melibatkan seluruh stakeholder di bidang jasa transportasi sehingga secara bersama dapat menumbuh kembangkan usaha ekonomi mikro, kecil dan menengah, tanpa meninggalkan asas kekeluargaan,” jelas majelis hakim seperti tertuang dalam lembar putusan.

Pembatasan yang diajukan dalam Permenhub tersebut, menurut MA, bertentangan dengan undang-undang yang kedudukan hukumnya lebih tinggi. Dalam hal ini hakim berpendapat pembatasan untuk transportasi online telah membatasi pertumbuhan usaha mikro dan bertentangan dengan Undang-Undang UMKM.

Andalkan Sistem Lelang, Layanan On-Demand Anterin Hadir di Jabodetabek

Industri transportasi online di Indonesia sudah memasuki babak baru. Investasi yang diterima para pemain top membuat mereka berinovasi tiada henti. Meski demikian pesona pasar industri transportasi online masih menggoda banyak pihak untuk turut meramaikan dan mendapatkan keuntungan dari sana. Salah satu layanan transportasi online lokal yang mencoba bertahan dan bersaing adalah Anterin. Dengan mengedepankan fitur lelang, Anterin saat ini sudah hadir di daerah Jabodetabek.

Anterin saat ini disebut sudah memiliki transportasi online baik untuk motor atau pun mobil. Selain itu Anterin juga memiliki layanan lain seperti on-demand kurir dan on-demand truk yang meliputi pickup, blind van, hingga truk. Mereka juga berencana menghadirkan layanan B2B, meski belum mengungkapkan detilnya.

Saat ini Anterin sendiri sudah beroperasi di kawasan Jabodetabek. Dengan tren positif yang ada, Anterin berencana melebarkan saya ke Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan kota-kota lainnya.

Menurut Co-founder Anterin Rachmat Efendi, saat ini Anterin terus berkembang baik dari segi driver maupun penggunanya. Dari data internal Anterin saat ini terdapat hampir 5000 orang sebagai driver dan 3000 orang sebagai konsumen dengan request pemesanan mulai 50 sampai 100 per hari.

Salah satu yang membedakan Anterin dengan layanan transportasi online lain di Indonesia adalah sistem penentuan harga yang diberikan. Anterin dengan percaya diri mengusung sistem lelang yang memungkinkan harga ditentukan sendiri pengemudi namun dengan batas atas dan batas bawah yang sudah ditentukan. Driver juga dapat menentukan sendiri tarif peak hour, non-peak hour, atau sesuai dengan kondisi yang ada di jalanan.

Sistem lelang yang diterapkan juga memberikan kebebasan bagi konsumen untuk memilih layanan berdasarkan jenis kendaraan, pengemudia pria atau perempuan, hingga harga yang terbaik yang ditawarkan. Sistem lelang ini yang tampaknya membuat Anterin bisa terus bertahan jika berhasil diterima para pengemudi dan konsumen.

Rachmat kepada DailySocial menjelaskan saat ini salah satu tantangan serius Anterin ada pada promo-promo yang terus menerus hadir dari penyedia layanan sejenis yang ada saat ini. Namun meski demikian Anterin masih bisa mendapatkan penerimaan baik dari masyarakat terutama mereka yang tidak puas dengan pelayanan yang ada di layanan lain.

“Antusias masyarakat sangat besar terhadap Anterin, karena mungkin sudah banyak juga yang memiliki pengalaman kurang baik di provider yang lain dan ingin merasakan pengalaman baru dengan aplikasi transportasi online. Driver Anterin yang terdaftar saat ini 80% berasal dari provider existing, sisanya adalah driver baru di dunia transportasi online,” jelas Rachmat.

ZEN Rooms Hadirkan Konsep Penginapan Non-Hotel ZEN Home

Layanan marketplace budget hotel, ZEN Rooms meluncurkan layanan terbaru ZEN Home yang diklaim merupakan dukungan ZEN Rooms untuk Indonesia memberdayakan industri pariwisata dan perhotelan. Setelah merangkul berbagai pemilik hotel dan homestay, kini ZEN Home menghadirkan pilihan penginapan properti non hotel (misalnya kost-kostan) untuk pengguna ZEN Rooms di Indonesia. Masih fokus di Jakarta, ZEN Home menargetkan bakal mengumpulkan sebanyak 100 kost-kostan hingga akhir tahun 2017.

“Memulai bisnis di Jakarta sendiri sudah menjadi salah satu bentuk cinta ZEN Rooms terhadap Indonesia. Dan untuk memajukan industri pariwisata dan perekonomian Tanah Air, ZEN Rooms melebarkan bisnis dengan memperkenalkan ZEN Home,” ungkap Country Manager ZEN Rooms Indonesia, Nikita Semenov.

Konsep ZEN Home sendiri adalah jenis properti ZEN Rooms berbentuk rumah, apartemen, kost-kostan, atau bangunan bukan hotel lainnya yang dikelola perorangan.

Kepada DailySocial, Semenov menjelaskan perbedaan antara layanan ZEN Home dengan layanan lokal serupa, seperti Infokost. Lebih dari sekedar marketplace, ZEN Home memberikan pendekatan yang berbeda dan lebih personal kepada pemilik kost-kostan di Indonesia.

“Selain memberikan komisi yang menarik, pemilik properti kost-kostan juga mendapatkan edukasi mengenai manajemen dan bagaimana cara tepat memasarkan properti mereka untuk bisnis.”

Pemilik kost-kostan yang sudah bergabung dengan ZEN Home akan diberikan perlengkapan kamar tidur dengan logo resmi dan kesempatan untuk mempromosikan bangunan mereka dengan harga khusus di ZEN Home.

“Kita juga memastikan properti milik mitra akan terjamin pemesanannya, sehingga pemilik bangunan bisa terus mendapatkan tamu sesuai dengan ketersediaan ruangan,” kata Semenov.

Ekspansi di Asia Tenggara

ZEN Rooms awalnya mencoba konsep ZEN Home di Jakarta dari jenis properti kost-kostan. Hingga kini ZEN Rooms telah memiliki 949 properti dengan 77 properti flagship yang dikelola penuh, dan telah meluncurkan 17 properti bertipe ZEN Home, baik di Indonesia, juga di luar negeri seperti di Malaysia, Filipina, dan Thailand. Dan melihat besarnya potensi konsep ini, ZEN Rooms bakal memperluas cakupannya hingga Bali, Bogor, dan Jogjakarta.

“Setelah melakukan percobaan di Jakarta, ZEN Home memiliki potensi untuk berkembang, sesuai dengan maraknya jumlah pemilik kostan di Jakarta dan kota besar lainnya. Selanjutnya ZEN Rooms akan menambahkan fitur terbaru seperti check-in management  untuk memudahkan pengguna dan pemilik properti,” tutup Semenov.

Application Information Will Show Up Here

GO-JEK Lanjutkan Ekspansi ke 25 Kota Baru

Belum lama ini GO-JEK mengumumkan ekspansi ke 25 lima kota baru di beberapa kawasan Indonesia. Ekspansi ini menjadikan GO-JEK menjadi layanan on-demand dengan jangkauan terluas di Indonesia, yakni telah merangkum 50 area kota.

Seperti langkah ekspansi pada umumnya, layanan GO-JEK yang bisa dipesan di area baru tersebut meliputi GO-RIDE dan layanan yang bisa diakomodasi pengojek lainnya, termasuk GO-FOOD, GO-SEND, G0-MART, dan GO-SHOP. Tentu layanan GO-PAY juga tak luput langsung bisa digunakan ke seluruh area ekspansi terbaru GO-JEK.

Ekspansi kali ini meliputi area Banda Aceh, Banyuwangi, Belitung, Bukittinggi, Cilacap, Cirebon, Garut, Jember, Karawang, Kediri, Madiun, Madura, Magelang, Mojokerto, Pasuruan, Pekalongan, Pematang Siantar, Probolinggo, Purwakarta, Purwokerto, Salatiga, Serang, Sumedang, Tasikmalaya, dan Tegal.

Application Information Will Show Up Here

Fitur “In-App Chat” Uber Sudah Tersedia di Indonesia

Tren transaksi layanan transportasi berbasis aplikasi di Indonesia, ketika pengemudi telah mengambil pesanan, umumnya akan menghubungi pemesan menanyakan detail lokasi, baik via SMS ataupun telepon. Melihat kecenderungan tersebut, Uber meluncurkan fitur terbaru di aplikasinya, yakni Uber In-App Chat. Saat ini layanan tersebut sudah bisa diakses untuk pengguna Uber di Indonesia setelah memperbarui versi aplikasi di perangkatnya.

Lalu apa kelebihan dibanding dengan cara lama yang digunakan pengemudi? Melalui aplikasi chat bawaan, Uber yakin fitur ini akan memberikan kenyamanan dan keamanan pengguna dalam hal privasi. Fitur terbaru tersebut memungkinkan mitra-pengemudi dan penumpang untuk bertukar pesan singkat di dalam aplikasi Uber secara real-time.

Penumpang dan mitra-pengemudi bisa melihat status pesan mereka, apakah sudah terkirim dan dibaca. Seluruh pembicaraan dalam Uber In-App Chat akan dihapus begitu perjalanan selesai.

Di Indonesia, Uber memang dituntut untuk terus berinovasi demi kenyamanan pengguna. Mereka harus bersaing ketat dengan Grab dan GO-JEK yang memiliki amunisi dana yang kuat dan dukungan inovasi teknologi yang tak kalah kencang. Fitur in-app chat sebelumnya sudah tersedia di Grab.

[Baca juga: Survei layanan on-demand di Indonesia (2017)].

Sebelum In-App Chat untuk pengguna Indonesia, inovasi yang diterapkan Uber meliputi kerja sama dengan TRAFI untuk integrasi transportasi multi-moda, kemudian fitur Hop On untuk pemesanan langsung dari mitra pengemudi terdekat, lalu kerja sama dengan Transit untuk menampilkan jadwal kereta komuter.

Application Information Will Show Up Here