Bukalapak Gelontorkan 1 Triliun Rupiah untuk Kembangkan Program “Mitra Bukalapak”

Berawal dari percobaan, model online-to-offline Mitra Bukalapak saat ini sudah memberikan kontribusi sekitar 20% kepada pemasukan perusahaan. Untuk meningkatkan peluang tersebut, Bukalapak akan menggelontorkan investasi hingga 1 triliun Rupiah pada program Mitra Bukalapak. Investasi tersebut akan fokus dilancarkan mulai tahun 2019.

Kepada media di acara HUT Bukalapak ke-9 (10/1), CEO Bukalapak Achmad Zaky menegaskan, cepatnya pertumbuhan Mitra Bukalapak didukung oleh consumer behaviour yang masih banyak melakukan transaksi secara offline. Di sisi lain, pesatnya penetrasi smartphone di berbagai kalangan diklaim dapaat mengembangkan bisnis pemilik warung yang menjadi Mitra Bukalapak.

“Sejak awal berdiri, misi dari Bukalapak adalah membantu UKM untuk menjalankan bisnis secara online. Kini dengan Mitra Bukalapak kami mencoba untuk membantu meningkatkan penjualan pemilik warung tradisional yang jumlahnya masih besar di Indonesia,” kata Zaky.

Sejak diresmikan tahun 2017, Mitra Bukalapak telah bermitra dengan 500 warung dan 700 ribu pelaku usaha mandiri di seluruh Indonesia. Memasuki usia ke-9, Bukalapak mengklaim telah merangkul lebih dari 4 juta pelapak dan 50 juta pengguna di seluruh Indonesia.

Bukalapak juga telah meluncurkan beberapa fitur dan layanan untuk Mitra Bukalapak, di antaranya aplikasi Mitra Bukalapak, fitur “Warung Terdekat”, Call Order Delivery (COD) hingga layanan “Saldo bantuan”.

“Ke depannya untuk mitra Bukalapak ini bukan hanya pemilik warung tradisional saja yang akan kita bantu, namun juga petani, penjual gorengan hingga penjual toko kelontong lainnya,” kata Zaky.

Disinggung apakah Bukalapak berencana untuk melakukan fundraising, Zaky enggan untuk memberikan informasi lebih lanjut terkait hal tersebut. Demikian juga dengan rencana IPO yang hingga kini masih belum jelas kepastiannya.

Dalam wawancara terpisah, Co-Founder dan President Bukalapak M. Fajrin Rasyid mengungkapkan bahwa Gross Merchandise Value (GMV) bulanan perusahaan mencapai 4 triliun Rupiah ($270 juta) per bulan atau Annualized GMV mencapai 48 triliun Rupiah (sekitar $3,2 miliar).

“Untuk profit sendiri bisa dibilang kita cukup on-track hingga saat ini. Semua lini bisnis kami mengalami pertumbuhan yang positif,” kata Zaky.

Pengembangan teknologi IoT Bukalapak

CEO Bukalapak Achmad Zaky
CEO Bukalapak Achmad Zaky

Selain fokus membantu pemilik warung tradisional melalui Mitra Bukalapak, saat ini tim engineer Bukalapak juga semakin agresif mengembangkan teknologi untuk menciptakan inovasi terbaru. Keseriusan Bukalapak untuk mengembangkan teknologi tersebut adalah dengan mendirikan Kantor Pusat Riset dan Pengembangan di Bandung dan Bukalapak-ITB Artificial Intelligence & Cloud Computing Research Lab.

Disinggung apa target yang ingin dicapai oleh Bukalapak dengan mengembangkan teknologi tersebut, Zaky menyebutkan, selama ini Bukalapak selalu mencoba sesuatu yang baru dengan meluncurkan inovasi baru.

“Salah satunya adalah Mitra Bukalapak yang awalnya datang dari uji coba. Selain itu kita juga telah meluncurkan BukaBike yang baru tersedia di ITB. Jika ke depannya inovasi yang sudah kita luncurkan mengalami pertumbuhan yang baik akan kita teruskan, namun jika tidak akan kita hentikan,” kata Zaky.

Saat ini tim engineer Bukalapak masih mencoba beberapa teknologi seperti IoT, machine learning hingga AI. Mulai dari pengembangan drone hingga unmanned store yang saat ini sudah banyak dikembangkan oleh layanan e-commerce di Tiongkok. Meskipun masih dalam rencana dan uji coba, ke depannya teknologi dan inovasi seperti itu yang akan menjadi fokus dari Bukalapak.

“Kami berhasil membuktikan bahwa dengan pendanaan yang disiplin kami mampu bertumbuh secara signifikan. Dengan lebih dari 2500 talenta terbaik tanah air, Bukalapak hadir untuk membangun Indonesia melalui inovasi teknologi dan kreativitas,” kata Zaky.

Application Information Will Show Up Here

Proyekin Hadirkan Kanal Marketplace untuk Pemesanan Bahan Bangunan

Layanan online marketplace mulai berkembang menyasar sektor-sektor baru yang lebih spesifik. Proyekin salah satunya, sebuah platform yang bisa dimanfaatkan untuk memesan bahan kebutuhan bangunan. Situs ini dikembangkan untuk membantu pengguna terhubung dan bertransaksi dengan supplier.

CEO Proyekin Lucky Okdiwianto menceritakanstartup yang ia bangun menargetkan dua segmen sekaligus, yakni segmen bisnis seperti pengembang/kontraktor dan segmen pengguna biasa. Memulai debut beta sejak Juli 2018, Lucky cukup optimis Proyekin bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dengan pendekatan berbasis marketplace.

“Proyekin saat ini sudah memiliki kurang lebih 500 armada pengantar dari 30 mitra yang tersebar di wilayah Jabodetabek serta Karawang. Mitra-mitra tersebut adalah distributor dan supplier dari beberapa perusahaan bahan bagunan besar di masing-masing wilayah,” ujar Lucky menjelaskan.

Proyekin saat ini belum melakukan fundraising. Mereka tengah fokus dalam mematangkan bisnis dan menjalankan beberapa strategi pertumbuhan, salah satunya dengan memperluas kerja sama dengan beberapa perusahaan bahan bangunan. Dengan strategi ini Proyekin berharap bisa memangkas waktu pengiriman barang.

Barang-barang yang bisa dipesan melalui Proyekin meliputi semen, batu, pasir, ready mix (beton jadi), pompa beton dan lain sebagainya. Untuk model bisnisnya mereka akan mengambil komisi untuk setiap transaksi yang dilakukan di sistem Proyekin.

“Solusi yang Proyekin tawarkan membantu pemain konstruksi untuk mendapatkan harga yang transparan dengan didukung metode pembayaran yang fleksibel, sehingga memudahkan proses bisnis mereka. Di sisi supplier dan distributor kami juga bisa memberikan bantuan untuk memasarkan produknya, dan tentunya mengurangi biaya operasional bisnis mereka,” jelas Lucky.

Salah satu satu fitur andalan Proyekin adalah pemantauan status pesanan. Sementara fitur yang akan segera dirilis pada tahun 2019 adalah dasbor terpadu pengelolaan transaksi. Sedangkan dari segi pembayaran, Proyekin juga akan menambahkan fitur kredit. 

Tokopedia Dikabarkan Mendapat Pendanaan Baru Hingga 14,6 Triliun Rupiah (UPDATED)

Tokopedia dikabarkan telah mencapai valuasi $7 miliar setelah mendapatkan tambahan investasi di putaran pendanaan baru. Dilansir dari Bloomberg, Tokopedia berhasil mendapatkan pendanaan $1 miliar (setara dengan 14,6 triliun Rupiah) dari beberapa investor. Belum ada informasi detail siapa saja investor yang terlibat dalam investasi kali ini, namun demikian Softbank dikatakan turut serta di dalamnya.

Dengan pendanaan tersebut, artinya kini valuasi Tokopedia (berkisar $7 miliar) melebihi valuasi Go-Jek ( berkisar $5 miliar) dan menjadi startup Indonesia dengan valuasi terbesar.

Tokopedia sendiri menjelma menjadi e-commerce yang makin lengkap dari segi layanan dan agresif dalam segi inovasi dalam tiga tahun terakhir. Pendanaan di tahun 2014 dari Softbank dan Sequoia Capital senilai $100 juta seolah menjadi modal berharga bagi Tokopedia untuk terus bergerak maju, bukan hanya soal uang tapi juga soal kepercayaan masyarakat mengenai potensi bisnis digital di Indonesia.

Tokopedia juga bergerak cepat dalam hal inovasi. Dalam kurun waktu dua tahun Tokopedia tidak hanya dikenal sebagai aplikasi berbelanja online tetapi juga aplikasi dengan banyak fitur, seperti investasi reksa dana, investasi emas, pembayaran segala jenis tagihan, pembayaran pajak PBB hingga pembelian tiket kereta.

Selain itu Tokopedia juga melakukan terobosan penting di tahun 2018 ini dengan menggandeng OVO untuk menggantikan TokoCash yang tak kunjung mendapat lisensi dari Bank Indonesia. Di sistem Tokopedia OVO tak sekadar jadi metode pembayaran instan, tetapi juga menjadi uang virtual yang bisa digunakan di seluruh ekosistem layanan Tokopedia.

Potensi e-commerce dan arah perkembangan selanjutnya

Semua tentu sepakat layanan e-commerce sekarang tidak hanya soal jual beli secara online. Industri ini berkembang begitu pesat dengan berbagai macam model, mulai dari C2C (Customer to Customer), B2C (Business to Customer), dan model-model lainnya hingga mulai masuk ke ranah industri lain seperti layanan teknologi finansial.

Industri e-commerce sendiri dari laporan Google-Temasek baru-baru ini masuk dalam salah satu industri dengan perkembangan yang cukup signifikan. Nilai bisnisnya di tahun 2025 diprediksi menyentuh angka $102 miliar. Dan tampaknya Tokopedia sedang di jalur yang benar untuk membangun layanan e-commerce yang lengkap dengan mulai masuknya mereka ke ranah teknologi finansial.

Beberapa waktu lalu DailySocial berkesempatan berbincang dengan VP of Engineering Tokopedia Herman Wijaya. Di sana ia menjelaskan bahwa salah satu inovasi dari Tokopedia, MyBills lahir karena Indonesia belum memiliki manajemen sistem keuangan yang terintegrasi dengan baik. Masalah tersebut dengan menghadirkan MyBills untuk permudah pembayaran tagihan bulanan secara auto debet.

Dengan potensi pasar yang begitu besar, dan persaingan yang mulai masuk ke ranah inovasi layanan mudah-mudahan bisa menghasilkan ekosistem e-commerce yang terus tumbuh dan menghadirkan layanan yang mampu memberikan solusi konkret bagi kebutuhan masyarakat di Indonesia.

Update : Informasi mengenai valuasi Tokopedia

Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Luncurkan Layanan Logistik Terpadu “BukaPengiriman”

Persoalan logistik masih menjadi kendala bagi banyak UKM untuk menjamah pasar online. Logistik sendiri terdiri dari banyak aspek, mulai dari penyimpanan, pengepakan, hingga pengiriman. Melihat kondisi tersebut, Bukalapak meluncurkan layanan logistik terpadu BukaPengiriman yang bisa dimanfaatkan oleh UKM secara mudah dan murah.

Kepada DailySocial Corporate Communication Manager Bukalapak Evi Andarinim mengungkapkan, Bukalapak sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia terus berupaya untuk memberdayakan para pelaku UKM di Indonesia sebagai penggerak roda perekonomian.

“Dengan adanya fitur BukaPengiriman tersebut, Bukalapak dapat membantu para pelapak yang merupakan pelaku UMKM untuk mengelola pengiriman barang pesanan pelanggan.”

Menggandeng logistik pihak ketiga

Untuk memastikan proses pengiriman berjalan dengan lancar, Bukalapak menggandeng enam perusahaan logistik. Di antaranya adalah J&T Express, Pos Indonesia, Ninja Express, GrabExpress, dan Go-Send. Pelapak nantinya tidak perlu menitipkan (upload) barang ke Bukalapak untuk melakukan pengiriman. Mereka pun dapat memonitor semua pengiriman barang melalui aplikasi Bukalapak.

Layanan ini tersedia secara khusus untuk mitra Bukalapak dan hanya tersedia di aplikasi iOS dan Android. Proses pembayaran pun bisa dilakukan dengan mudah, yaitu cukup membayarkan biaya pengiriman ke Bukalapak dan tidak perlu membayarkan biaya pengiriman ke kurir atau driver.

“Dengan adanya fitur BukaPengiriman ini, Bukalapak berharap semakin banyak para pelaku UKM yang bergabung untuk tumbuh bersama Bukalapak membangun Indonesia,” tutup Evi.

Application Information Will Show Up Here

PakarHero Jadi Marketplace Konsultasi Online untuk Berbagai Bidang

Popularitas penggunaan search engine menginspirasi pengembangan sebuah startup lokal. Bernama PakarHero, startup tersebut mencoba menghadirkan platform marketplace yang didesain khusus untuk memudahkan masyarakat mencari dan menawarkan jasa konsultasi profesional di beragam bidang. Jasa yang ditawarkan mulai dari bidang pendidikan, finansial, teknologi, hingga perjalanan.

PakarHero sengaja mendesain sistemnya untuk bisa berkembang dengan beragam kategori yang menyesuaikan kebutuhan pengguna. Target pasar PakarHero cukup luas, yakni mereka yang membutuhkan informasi, konsultasi, dan jawaban permasalahan-permasalahan yang membutuhkan saran dari profesional dengan cara yang mudah dan cepat.

Digawangi oleh Dony Ang dan Minanto Angkawijaya, PakarHero mulai diluncurkan pertengahan September 2018 dengan jumlah pakar 25 orang profesional dengan bidang keahlian masing-masing.

“Kami melihat potensi di sini cukup besar, ini terlihat ada beberapa layanan konsultasi dengan bidang spesifik yang muncul, hanya saja banyak orang yang maunya lebih praktis daripada mengingat dan/atau meng-install masing-masing layanan tersebut,” terang Director of Program dan Product Management Radicallabsinc (perusahaan pengembang PakarHero), Ju Ming.

Untuk model bisnis, jasa konsultasi yang ditawarkan melalui PakarHero akan dikenakan biaya. Setiap pakar berhak menentukan tarifnya sendiri namun akan ada potongan 10% untuk setiap transaksi yang dilakukan di sistem.

Hal yang harus dilakukan pengguna untuk bisa mengakses menu konsultasi adalah dengan melengkapi tahap pendaftaran, kemudian mengirimkan pesan atau pertanyaan kepada pakar yang dipilih.

Setelah mendapat konfirmasi bahwa pakar bisa menjawab pertanyaan tersebut, pengguna akan mendapatkan tautan untuk bisa menyelesaikan pembayaran baik menggunakan kartu kredit atau pun Paypal untuk tarif yang dipatok dengan USD. Baru setelah pembayaran dikonfirmasi pengguna bisa terhubung langsung dengan pakar melalui media chat.

Untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat, para pakar di PakarHero akan dinilai juga kinerjanya oleh pengguna melalui sistem rating.

“Target kami ke depan tentunya dengan menambahkan jumlah bidang dan pakar sehingga customer bisa lebih mudah mencari dan memilih pakar. Selain itu juga membuat PakarHero menjadi platform konsultasi all in one yang mudah diingat penggunanya,” imbuh Ming Ju.

Kini untuk menyempurnakan petualangan di industri marketplace konsultasi, PakarHero akan menyiapkan beberapa inovasi untuk memudahkan pengguna dan meningkatkan kualitas layanannya. Beberapa di antaranya yang tengah disiapkan adalah peluncuran aplikasi berbasis Android dan akan menambahkan fitur voice chat dan video chat sehingga lebih memudahkan dalam berkonsultasi.

SpotQoe Hadirkan Layanan Pemesanan Ruang untuk Berbagai Kebutuhan

Memanfaatkan ruang lebih yang dimiliki oleh restoran, hotel, dan coworking space, SpotQoe resmi meluncur sebagai online marketplace yang fokus pada penyewaan ruangan. Layanan yang dimiliki oleh PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) ini mulai beroperasi sejak November 2017, kini telah memiliki 400 merchant yang menyediakan lebih dari 2500 ruangan di berbagai wilayah.

Bukan hanya menawarkan ruang kerja berbasis coworking space saja, SpotQoe juga menyediakan ruangan pertemuan hingga ruangan untuk acara berskala besar. Platform SpotQoe dilengkapi dengan informasi harga dan fitur pemesanan secara langsung. Hingga akhir tahun 2018, SpotQoe menargetkan akuisisi merchant hingga 3000 – 5000 ruangan.

“SpotQoe diluncurkan guna menjadi solusi atas tantangan bisnis. Hasil market research kami menemukan isu dalam industri pemesanan ruangan secara online, baik dari penyedia ruangan maupun dari segi konsumen,” kata Head of Business R&D SpotQoe, Hari Ananto.

Mudahkan pemilik usaha memasarkan ruangan

Dengan tiga fitur yaitu: Search, Order dan Use it, semua proses penemuan ruangan dapat dilakukan dengan mudah. Nantinya untuk penyewa ruangan akan mendapatkan booking code untuk setiap pemesanan. Tidak menyediakan metode pembayaran, SpotQoe akan mengarahkan kepada pengguna untuk melakukan pembayaran langsung ditempat yang disewa.

Selain memudahkan pengguna untuk memilih ruangan yang sesuai, SpotQoe juga memberikan kesempatan untuk pemilik gedung memasarkan ruangan mereka melalui marketplace. Termasuk menyesuaikan ketersediaan, harga, hingga kapasitas ruangan yang dimiliki. Kepada merchant yang bergabung dengan SpotQoe, akah dihadirkan fitur-fitur yang dijual dalam bentuk premium, misalnya fitur analitik.

Saat ini SpotQoe mengklaim lebih fokus terhadap traffic dan opportunity untuk bisnis lain di AXI. Secara khusus SpotQoe tidak mengenakan komisi kepada merchant atau pemilik tempat yang menyewakan ruangan / space nya.

“SpotQoe berkomitmen untuk menjadi penyedia solusi bagi para pemilik tempat dan pelaku bisnis agar semakin mudah berkolaborasi. Layanan kami juga memiliki customer service yang responsif serta penawaran harga yang lebih menarik dari corporate rate,” kata Hari.

Sebagai informasi, selain SpotQoe, PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) juga memiliki unit bisnis lainnya seperti: AXIQoe layanan e-commerce B2B dan B2G, PrintQoe layanan online printing, dan CourierQoe platform online distribusi dan logistik.

Application Information Will Show Up Here

Marketplace Jasa Kecantikan HelloBeauty Dapatkan Pendanaan Awal

Hari ini (21/5) startup marketplace dan komunitas jasa kecantikan HelloBeauty mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal (seed funding) dari Nest Corp, perusahaan modal ventura asal Indonesia, dengan nilai yang dirahasiakan. Proses pendanaan tersebut sebenarnya sudah rampung sejak Maret 2018 lalu. Perolehan tersebut akan difokuskan pada pengembangan produk sehingga dapat menjadi “support system” yang lebih baik bagi para penyedia jasa kecantikan.

Pasca makin mantap dengan model bisnis yang disajikan, termasuk menghadirkan paket premium berlangganan—HelloBeauty berencana akan meluncurkan aplikasi mobile. Sejauh ini mereka baru beroperasi dengan aplikasi berbasis web. Menurut Dennish Tjandra selaku Co-Founder, saat ini layanannya telah mengakomodasi lebih dari 2700 beauty artist. Total pelanggan premium juga sudah melebihi 500 orang.

Secara umum cara kerja HelloBeauty ialah menghubungkan beauty artists dengan klien yang membutuhkan jasa kecantikan kapan pun, di mana pun. Tidak sekadar membantu para wanita untuk mencari dan memesan layanan kecantikan dengan mudah, HelloBeauty juga membantu para penyedia jasa kecantikan menggunakan teknologi untuk dapat mengelola dan mengembangkan bisnis kecantikan mereka secara online.

“Lebih dari itu, kami juga membangun komunitas beauty artist pertama di industri ini, yang sebelumnya terpecah dan masing-masing dari mereka berjuang sendirian. Itulah yang menjadi alasan bagi HelloBeauty hadir untuk mendorong ekosistem yang lebih baik di industri jasa kecantikan ini,” ujar Dennish.

Sejak setahun diluncurkan oleh Dennish Tjandra dan Pradana Dyaksa, HelloBeauty menjalankan operasional secara bootstrapping dan sempat masuk ke dalam top 5 Startup World Cup Indonesia 2017. Hal ini ditengarai pangsa pasar yang digarap cenderung bertumbuh pesat.  Berdasarkan data dari L’Oreal mengenai pertumbuhan industri jasa kecantikan tumbuh sekitar 20% setiap tahunnya di Indonesia.

Perilaku di industri jasa kecantikan juga telah berubah akhir-akhir ini. Beberapa tahun lalu, hampir semua talenta di industri jasa kecantikan bekerja di salon-salon kecantikan. Namun kini, banyak sekali talenta di industri ini yang lebih tertarik untuk membangun karier atau bisnis kecantikan mereka sendiri sebagai freelance beauty artist.

Tahun 2017 Bisnis E-Commerce di Indonesia Semakin Matang

Tahun 2017 menjadi tahun yang cukup penting bagi industri e-commerce tanah air. Semakin matang dan semakin akrab dengan inovasi. Keputusan-keputusan penting banyak diambil para pemain e-commerce di tahun ini. Selain mereka yang sudah lama berkecimpung menunjukkan eksistensi sambil menerapkan beberapa inovasi terkini para pemain baru pun tak segan hadir dengan niche dan ide-ide masing-masing. Ada yang penantang pemain lama ada juga yang berjuang menghidupkan niche di sektor tertentu.

Untuk teknologi dan inovasi banyak hadir dari pemain lama. Tidak hanya mengimplementasikan teknologi terkini inovasi juga hadir dalam bentuk integrasi atau kerja sama strategis. Bukalapak misalnya, sebagai salah satu layanan e-commerce yang banyak dikenal masyarakat tahun ini Bukalapak hadir dengan tiga inovasi penting yang menandai perjalanan Bukalapak, yakni dihadirkannya layanan untuk jual beli reksadana BukaReksa, layanan jual beli emas BukaEmas dan layanan B2B BukaPengadaan. Hal yang serupa juga dilakukan oleh Orori dengan meluncurkan aplikasi e-mas untuk memudahkan jual beli emas.

Di tahun ini persaingan sudah memasuki tahap lanjut. Tidak hanya soal pelayanan, persaingan merambah ke kelengkapan yang dihadirkan di platform yang ada. Hal ini memaksa bara pemain berinovasi. Selain Bukalapak dengan beberapa inovasi barunya. Seperti Tokopedia yang mulai menambah banyak layanan pembayaran di situsnya, bahkan di penghujung tahun ini Tokopedia sudah digunakan untuk membeli voucher Google Play. Atau Blibli sebagai salah satu layanan e-commerce yang coba mengembangkan sayap dengan mengakuisisi layanan OTA Tiket dan Indonesia Flight.

Sementara itu tahun 2017 ini juga menjadi tahun yang cukup penting bagi OLX. Selain transformasi tampilan yang digadang-gadang bisa memberikan dampak positif bagi pertumbuhan di tahun ini OLX Indonesia juga ditinggal CEO mereka Daniel Tumiwa karena memutuskan untuk mengundurkan diri, dan selang beberapa bulan OLX mendapuk Olaf Van Schagen sebagai CEO OLX Indonesia. Dari segi kerja sama OLX tahun ini juga menjalin kemitraan strategis dengan Futuready untuk memudahkan akses asuransi kepada pembeli mobil.

Selain OLX yang mengubah tampilannya situs Blanja juga melakukan rebranding dengan tujuan yang serupa. Layanan e-commerce besutan Telkom tersebut berbenah untuk tetap bisa bersaing dengan layanan e-commerce lainnya. Sementara itu Bhinneka masih tetap mendorong pendapatan dari sektor B2B.

Tahun ini juga menjadi pendanda babak baru bagi perjalanan Elevenia. Setelah sahamnya secara bergilir dilepas oleh SK Planet dan XL Axiata kini Elevenia berada di bawah naungan Salim Group. Menarik menanti apa yang akan dilakukan Elevenia tahun depan.

Pendanaan juga berhasil didapatkan oleh mereka yang bermain di industri e-commerce. Nama-nama seperti MuslimMarket, Tinkerlust, GogoBli, SaleStock dan Tokopedia masuk menjadi jajaran pemain e-commerce yang berhasil mengantongi uang dari investor tahun ini. Yang cukup menarik perhatian adalah pendanaan senilai 14 Triliyun yang diperoleh Tokopedia dari Alibaba. Selain menjadi “bahan bakar” baru untuk Tokopedia uang tersebut diprediksi bakal memberikan warna baru dalam persaingan industri e-commerce, utamanya marketplace. Dan tentu menarik apa yang akan dilakukan Tokopedia selanjutnya.

Selain berita dari pemain-pemain lama di tahun 2017 ini juga banyak pemain baru yang bermunculan. Kebanyakan mengusung niche yang berbeda, seperti halnya Lemonilo yang hadir di niche makanan dan minuman sehat, Derrma yang mengusung konsep marketplace dan donasi, Iruna di sektor e-logistik, upaya Geraiku digitalkan toko kelontong, jual beli barang Second yang diusung Banananina dan BelanjaBekas, layanan fulfillment yang diusung PAKDE, layanan jual beli barang di industri pertanian yang coba disuguhkan oleh AgroMart dan beberapa lainnya.

Jubelio Hadirkan Layanan Omni-Channel yang Terhubung dengan Sistem POS dan Akuntansi

Solusi berbasis omni-channel bisa dibilang menjadi kebutuhan banyak peritel online yang ada saat ini. Layanan omni-channel memungkinkan penjual online mengelola produk dan transaksi dari berbagai marketplace di satu dasbor. Melihat kebutuhan yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan e-commerce di Indonesia, Jubelio hadir.

Jubelio didirikan tiga orang co-founder yang memiliki latar belakang pengembangan produk berbasis omni-channel, yakni Susandi Putra Nst (CEO), Luthfi Makhfudz (CTO), dan Arif Budiman (CFO). Diceritakan dalam wawancara dengan DailySocial, sebelumnya para co-founder pernah mengembangkan sistem serupa untuk salah satu ritailer di Inggris, waktu itu diberi domain www.romanoriginals.co.uk.

Anggota tim Jubelio / Jubelio
Anggota tim Jubelio / Jubelio

“Selain itu kami juga punya background di accounting (www.mobiz.co.id). Sehingga kami punya keyakinan dalam product development Jubelio. Dengan menggabungkan pengalaman kami di omni-channel dan accounting menjadi satu produk yang terintegrasi,” ujar Susandi.

Hadir di pasar yang sudah ramai, Jubelio tidak ingin menyajikan produk omni-channel yang biasa-biasa saja. Pihaknya ingin mengakomodasi kebutuhan transaksi secara menyeluruh, baik yang dilakukan secara online hingga offline di satu aplikasi. Sehingga selain layanan manajemen stok barang dan transaksi, Jubelio juga terintegrasi dengan sebuah layanan Point of Sale (POS), Accounting, dan Webstore. Yang saat ini juga tengah dikembangkan ialah integrasi layanan pelanggan secara terpusat.

Sistem kerja layanan Jubelio
Sistem kerja layanan Jubelio

“Kompetitor kami kebanyakan hanya menyediakan integrasi ke marketplace-nya, tapi terputus di POS dan Accounting. Kalaupun ada integrasi ke Accounting harus membeli paket terpisah yang tentunya jadi lebih mahal dan kurang ideal,” imbuh Susandi.

Saat ini sudah ada beberapa marketplace yang terintegrasi dengan sistem Jubelio, di antaranya Bukalapak, Lazada, elevenia, Shopee, Zalora, dan WooCommerce. Sedangkan untuk jasa kurir meliputi JNE, TIKI, dan POS Indonesia. Untuk memastikan integrasi berjalan baik, Jubelio melakukan komunikasi intens dengan teknis di masing-masing marketplace guna memastikan integrasi kami dengan mereka berjalan lancar.

“Tantangannya lebih ke diri kami sendiri. Bagaimana agar kami bisa membuat Jubelio, dari sisi kualitas produk dan service, bisa diterima oleh customer kami. Juga melihat para pemain omni-channel yang mulai bermunculan. Jubelio harus selalu berada di depan dari sisi teknologi dan kepuasan pelanggan. Itu tantangan terbesar kami,” ujar Susandi.

Saat ini Jubelio masih berjalan dengan pendanaan sendiri, alias bootstrapping. Namun Susandi mengatakan pihaknya terbuka untuk kerja sama strategis dan pendanaan dari semua pihak yang mau menyelaraskan visinya dengan Jubelio. Beberapa target ke depan, Jubelio masih akan menyelesaikan roadmap produk. Juga memperluas kerja sama integrasi dengan marketplace, kurir, hingga pihak perbankan untuk mendukung sistem pembayaran.

Shopee Indonesia Hadirkan “Shopee Mall”, Khusus untuk Produk Eksklusif

Layanan online marketplace Shopee hadirkan Shopee Mall, platform khusus untuk produk eksklusif dari brand dan peritel ternama, guna menawarkan pengalaman belanja online yang premium.

Peluncuran tersebut sekaligus menjadi inisiasi Shopee sebagai pemimpin industri dan destinasi online yang menyeluruh. Seluruh produk yang tersedia di platform sudah didukung oleh fasilitas jaminan tujuh hari pengembalian, 100% barang original, dan gratis ongkos kirim.

Fasilitas tersebut diharapkan membuat orang Indonesia tidak takut untuk berbelanja online karena sudah dijamin oleh perusahaan. Beberapa brand besar yang sudah tergabung di antaranya Huawei, OPPO, P&G, Unilever, XL, dan lainnya.

“Shoppe Mall dihadirkan guna memenuhi permintaan yang meningkat dalam mendapatkan pengalaman berbelanja yang menarik dan bervariasi,” terang CEO Shopee Chris Feng dalam keterangan resmi.

Head of eCommerce Unilever Indonesia Hira Triadi mengatakan, “[..] Sejak kami memiliki toko resmi di Shopee, konsumen kami bisa dengan mudah mendapatkan produk Unilever, banyak tanggapan positif yang kami terima. Kami yakin platform ini akan semakin memudahkan konsumen kami.”

Director Huawei Device Indonesia Johnson Ma menambahkan, “[..] Peluncuran ini adalah sebuah langkah strategis untuk membantu konsumen memperoleh pengalaman belanja online premium, dan kami senang bergabung.”

Application Information Will Show Up Here