Willix Halim Steps up as Bukalapak’s Temporary CEO

On the same day (29/12), after Rachmat Kaimuddin resigned from his position as President Director, Bukalapak announced Willix Halim as the company’s Acting President Director or temporary CEO. He will lead Bukalapak during the transition period until the closing of the Company’s EGMS which ratifies and confirms the resignation of Rachmat Kaimuddin and the appointment of a new President Director.

Teddy Oetomo and Natalia Firmansyah will continue to serve as Bukalapak’s Directors.

“During his tenure as Acting President Director, Willix will be responsible for the company’s overall operational activities and ensure that Bukalapak maintains its mission of creating A Fair Economy For All,” Bukalapak management wrote in an official statement.

Willix joined Bukalapak as Chief Operating Officer in 2016. Under his departmental position, Willix handles all Bukalapak business operations, product, data & design, and technology.

Previously, he served as a Senior Vice President Growth for Freelancer.com, one of Australia’s largest startups. Willix received a bachelor’s degree in Computer Science and Mechatronics with First Class Honors in 2009 from the University of Melbourne.

Bukalapak’s management previously said that Rachmat’s resignation had been submitted on December 28, 2021, he planned to continue working for the government. According to the spreading rumor, it is reported that Rachmat will continue his career as one of the deputies under the leadership of Luhut Binsar Pandjaitan at the Coordinating Ministry for Maritime Affairs and Investments.

The Philippines scheme

Amid the managerial shifting, Bukalapak is reportedly eyeing expansion to the Philippines. It is marked by the job vacancy for the Country Manager position in the Philippines. The company’s representative has not provided any feedback to DailySocial regarding this matter.

Previously, Bukalapak, along with Sembrani Kiqani, BRI Ventures’ latest managed fund, were involved in the Yield Guild Games Southeast Asia (YGG SEA) funding with a total of $15 million in two rounds. YGG SEA is a DAO under YGG, a blockchain-based game development startup from the Philippines.

According to the e-Conomy SEA report, the country’s GMV generated from the digital economy is predicted to reach $17 billion, 93% increased YoY. The largest contributor came from the e-commerce business with a growth of 132% or worth $12 billion. At a 24% CAGR growth, it is predicted the overall internet economy is likely to reach a value of $40 billion by 2025.

In fact, the country’s internet penetration growth still has a wide scope, even one of the lowest compared to neighboring countries in ASEAN, since only 68% of the population are familiar with online services.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Willix Halim Ditunjuk sebagai CEO Sementara Bukalapak

Dalam hari yang sama (29/12), setelah Rachmat Kaimuddin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Direktur Utama, Bukalapak mengumumkan penunjukkan Willix Halim sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama atau CEO sementara Bukalapak. Ia akan memimpin Bukalapak selama masa transisi hingga ditutupnya RUPSLB Perseroan yang meratifikasi dan mengonfirmasi pengunduran diri Rachmat Kaimuddin dan ditunjuknya Direktur Utama yang baru.

Teddy Oetomo dan Natalia Firmansyah akan tetap menjabat sebagai Direktur Bukalapak.

“Selama menjabat sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama, Willix akan bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional perusahaan secara menyeluruh serta memastikan Bukalapak terus mewujudkan misinya menciptakan A Fair Economy For All,” tulis manajemen Bukalapak dalam keterangan resmi.

Willix bergabung dengan Bukalapak sebagai Chief Operating Officer Bukalapak pada 2016. Di bawah posisi departemennya, Willix menangani seluruh operasional bisnis Bukalapak, product, data & design, hingga teknologi.

Sebelumnya, ia menjabat sebagai Senior Vice President Growth untuk Freelancer.com, salah satu startup terbesar di Australia. Willix mendapat gelar sarjana Computer Science dan Mechatronics dengan First Class Honors pada tahun 2009 dari University of Melbourne.

Manajemen Bukalapak sebelumnya menyampaikan pengunduran diri Rachmat telah diterima pada 28 Desember 2021 yang berencana ingin melanjutkan karirnya bekerja untuk pemerintah. Menurut kabar burung yang beredar, dikabarkan Rachmat akan melanjutkan karirnya sebagai salah satu deputi di bawah kepemimpinan Luhut Binsar Pandjaitan di Kemenko Kemaritiman dan Investasi.

Lirik Filipina

Di tengah kabar pergantian manajerial ini, Bukalapak dikabarkan tengah melirik ekspansi ke Filipina. Ditandai dengan dibukanya lowongan untuk posisi Country Manager di Filipina. Belum ada jawaban yang diberikan perwakilan perseroan saat DailySocial.id hubungi.

Sebelumnya, Bukalapak, bersama Sembrani Kiqani, dana kelolaan milik BRI Ventures, terlibat dalam pendanaan untuk Yield Guild Games Southeast Asia (YGG SEA) dengan total dana $15 juta lewat dua putaran. YGG SEA adalah DAO di bawah naungan YGG, startup pengembang game berbasis blockchain asal Filipina.

Menurut laporan e-Conomy SEA, pada tahun ini GMV yang dihasilkan dari ekonomi digital di negara tersebut diprediksi mencapai $17 miliar, naik 93% YoY. Kontributor terbesarnya datang dari bisnis e-commerce dengan pertumbuhan 132% atau senilai $12 miliar. Diprediksi dengan pertumbuhan 24% CAGR, pada 2025 mendatang, secara keseluruhan ekonomi internet kemungkinan akan mencapai nilai $40 miliar.

Di sana, pertumbuhan penetrasi internet masih memiliki ruang yang luas bahkan salah satu terendah dibandingkan negara tetangga di ASEAN, mengingat baru 68% populasi yang sudah menggunakan layanan online.

Application Information Will Show Up Here

Rachmat Kaimuddin Resigns from Bukalapak Amid Business Diversification and Expansion Agenda

President Director of PT Bukalapak.com Tbk., Rachmat Kaimuddin, officially resigned from the company as per December 28, 2021. It is also stated in the company’s disclosure published today (29/12). The resignation is submitted with due observance of the company’s provision of articles of association and the current laws and regulations.

It was also mentioned that Rachmat is to accept state assignments and work for the government, although there is no further details on this placement.

Rachmat officially became the Bukalapak’s director effective on January 6, 2020 replacing Achmad Zaky. In his leadership, the company has achieved a number of achievements, including the successful IPO on the Indonesia Stock Exchange. Previously, in early 2021 Bukalapak also secured the series G funding round for the IPO with a total value of 5.7 trillion Rupiah.

Rachmat’s one strategy is to encourage companies to achieve profitability and reduce the money-burning method. Since the end of 2020, the current business model has been “on-track” towards profit. At that time, Rachmat said that Bukalapak’s 50% market share came from transactions outside tier-1 cities driven by the partnership program.

The new CEO is yet to be announced

The company has not announced a new captain to take the wheel. Besides Rachmat, the company operates with 4 directors including Teddy Oetomo (President, CSO), Willix Halim (COO), and Natalia Firmansyah (CFO).

On December 23rd, Bukalapak just held an Extraordinary General Meeting of Shareholders which resulted in a number of agreements. First, the approval of Lau Eng Boon resignation as he has entered the retirement age. Second, the shifting focus on the IPO proceeds — 33% will be used as working capital, 34% to develop the 6 owned subsidiaries, the rest will be used for other purposes, including the possibility of adding a new subsidiary.

In terms of performance, as of Q3 2021, Bukalapak reported a total revenue of IDR 1.34 trillion triggered by the significant growth of Bukalapak’s partners’ revenue, an increase of 42% compared to the same period last year. In order to maintain growth, the company still experiencing operational losses of Rp. 1.2 trillion, down from the same period last year which was Rp. 1.4 trillion.

Expansion to the Philippines

According to the latest e-Conomy SEA report, Indonesia has generated $53 billion GMV in 2021 from e-commerce businesses and is projected to increase to $104 billion by 2025. It is indeed a huge potential foor Bukalapak with a core business in this field.

In the midst of fierce e-commerce business competition, Bukalapak is diversifying its business. It includes strengthening the Partner program, BIB investment services, B2B e-commerce services through BukaPengadaan, and game asset marketplaces through Five Jack.

The company is also seeking regional expansion. One of them is indicated by the job vacancies for the Country Manager position in the Philippines. We have asked the company for information regarding this matter, but the company refuse to comment as it is still focused on the succession to come.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Rachmat Kaimuddin Mengundurkan Diri dari Bukalapak di Tengah Upaya Ekspansi dan Diversifikasi Bisnis

Direktur Utama PT Bukalapak.com Tbk. Rachmat Kaimuddin resmi mengajukan pengunduran dirinya dari perusahaan pada 28 Desember 2021. Hal ini turut disampaikan dalam keterbukaan yang diterbitkan perusahaan hari ini (29/12). Turut disampaikan permohonan pengunduran diri akan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Disampaikan selanjutnya Rachmat akan menerima tugas dari negara dan bekerja untuk pemerintah, meskipun tidak disebutkan detail penempatannya di mana.

Rachmat secara resmi masuk menjadi direktur Bukalapak efektif per 6 Januari 2020 menggantikan Achmad Zaky. Dalam kepemimpinannya, sejumlah pencapaian diraih perusahaan, termasuk keberhasilan IPO di Bursa Efek Indonesia. Sebelumnya, di awal tahun 2021 Bukalapak juga berhasil menutup putaran pendanaan seri G sebagai pengiring IPO dengan capaian 5,7 triliun Rupiah.

Salah satu strategi Rachmat, mendorong perusahaan untuk mencapai profitabilitas dan mengurangi metode bakar uang. Sejak akhir 2020 disampaikan, model bisnis yang dijalankan sudah “on-track” menuju profit. Kala itu Rachmat mengatakan bahwa pangsa pasar Bukalapak 50% datang dari transaksi di luar kota tier-1 dengan program kemitraan sebagai mesin penggerak utama.

Belum ada pengumuman CEO baru

Perusahaan belum mengumumkan tentang direktur baru yang akan menakhodai Bukalapak. Selain Rachmat, perusahaan memiliki 4 jajaran direktur meliputi Teddy Oetomo (President, CSO), Willix Halim (COO), dan Natalia Firmansyah (CFO).

Pada 23 Desember lalu, Bukalapak juga baru saja menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa menghasilkan sejumlah kesepakatan. Pertama, menyetujui pengunduran diri Lau Eng Boon karena sudah memasuki usia pensiun. Kedua, perubahan fokus pemanfaatan dana hasil IPO — 33% akan dijadikan modal kerja, 34% untuk mengembangkan 6 anak perusahaan yang dimiliki, sisanya akan digunakan untuk keperluan lainnya, termasuk kemungkinan menambah anak perusahaan baru.

Terkait kinerjanya, per Q3 2021 lalu Bukalapak melaporkan total pendapatan sebesar Rp1,34 triliun, yang dipicu oleh pertumbuhan signifikan dari pendapatan Mitra Bukalapak, meningkat 42% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.  Untuk mempertahankan growth, perusahaan juga masih merugi operasional sebesar Rp1,2 triliun, turun dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp1,4 triliun.

Pendapatan dan Kerugian Bersih Bukalapak Q3 2021

Siap ekspansi ke Filipina

Menurut laporan terbaru e-Conomy SEA, per tahun 2021 GMV yang dihasilkan dari bisnis e-commerce di Indonesia mencapai $53 miliar dan diproyeksikan meningkat hingga $104 miliar pada 2025 mendatang. Tentu ini potensi yang sangat besar dan harus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Bukalapak yang memiliki core business di bidang tersebut.

Di tengah persaingan bisnis e-commerce yang sengit, Bukalapak lakukan diversifikasi bisnis. Termasuk dengan menguatkan program Mitra, layanan investasi BIB, layanan e-commerce B2B lewat BukaPengadaan, dan marketplace aset game lewat Five Jack.

Perusahaan juga tengah mengupayakan ekspansi regional. Salah satunya ditunjukkan dengan dibukanya lowongan untuk posisi Country Manager di Filipina. Kami sudah meminta keterangan ke perusahaan terkait hal ini, namun perusahaan belum mau berkomentar lantaran masih fokus terkait sukses kepemimpinan yang akan terjadi.

Application Information Will Show Up Here

Isu Tata Kelola Fabelio dan Kompleksitas Rantai Bisnis Furnitur

Fabelio (PT Tiga Elora Nusantara) merupakan startup di bidang furniture marketplace yang sudah berdiri sejak tahun 2015. Selain menjual berbagai perabot, mereka juga melayani jasa desain interior. Diklaim seluruh produk yang dijual merupakan hasil karya pengrajin Indonesia. Sebelumnya mereka menjadi salah satu startup unggulan, karena bisnis yang moncer dan seharusnya memiliki valuasi di atas $100 juta.

Namun beberapa waktu terakhir, Fabelio tengah banyak dibicarakan melalui media sosial dan pers akibat permasalahan yang berdampak pada karyawan, vendor, dan konsumen mereka.

EM, seorang konsumen, mengeluh karena pesanan yang dibuat pada Mei 2021 tak kunjung sampai. Sebelumnya Fabelio telah menjanjikan barang akan diantarkan pada Juli 2021, kemudian dengan alasan tertentu diundur bulan Agustus 2021 sampai akhirnya dibatalkan.

Saat ingin mengklaim pengembalian dana, EM diminta menunggu 30 s/d 45 hari kerja dengan estimasi bakal cair di bulan September 2021. Sayangnya sampai 1 minggu yang lalu, EM tidak kunjung menerima pengembalian dana tersebut. Ia juga sudah menyampaikan komplain lewat email, pesan WhatsApp, hingga media sosial.

EM adalah satu dari puluhan—bahkan mungkin ratusan—konsumen yang mengeluhkan hal tersebut. Hal ini terlihat dari komentar di media sosial Fabelio dan petisi yang dibuat dan ditujukan untuk manajemen Fabelio.

Vendor pun mendapatkan permasalahan pembayaran. Banyak dari mereka mengaku belum menerima transfer dari produk yang berhasil dijual melalui platform Fabelio. Seperti yang dikeluhkan SD selaku salah satu vendor penyuplai barang di Fabelio, sudah 1 tahun lebih mereka belum menerima pembayaran atas barang/jasa yang dikerjakan. Bahkan CA yang juga merupakan salah satu vendor mengatakan, Fabelio memiliki tunggakan pembayaran sampai ratusan juta Rupiah.

Karyawan juga menyerukan keluhan kepada manajemen Fabelio karena perusahaan melakukan penundaan pembayaran gaji. Salah satunya disampaikan melalui petisi di Change.org. Sudah dari bulan September 2021, Fabelio belum membayarkan gaji untuk pegawainya. Beberapa kewajiban perusahaan seperti pembayaran Tunjangan Hari Raya, BPJS Ketenagakerjaan pun juga bermasalah – belum lunas.

Dari komentar-komentar yang disampaikan, tunggakan gaji ini cukup merata di semua level staf. Sumber TFR mengatakan, ada karyawan yang gajinya sudah tertunda sejak akhir 2020, ada juga yang mulai awal 2021, bulan Agustus 2021, atau Oktober 2021. Di beberapa kasus, perusahaan perusahaan membagi pembayaran gaji menjadi 50%, beberapa hanya menerima 75%, 80%, atau 85%.

CEO Fabelio: Kejar pendanaan untuk menutup utang

Kepada sejumlah media, salah satunya Kumparan, Co-founder & CEO Fabelio Marshall Tegar Utoyo mengatakan bahwa saat ini perusahaannya memang tengah mengalami kesulitan finansial. Hal ini diakibatkan bisnis yang terdampak negatif akibat Covid-19. Bahkan ia juga mengatakan, manajemen belum menerima renumerasi sejak 18 bulan yang lalu.

Isu tersebut sudah mengemuka sejak awal 2020, tepatnya saat Covid-19 menjadi permasalahan serius di Indonesia. Perusahaan tidak bisa mengandalkan penjualan, karena mengalami penurunan drastis. Seperti diketahui, model bisnis mereka adalah online-to-offline, sistem operasionalnya memadukan antara kanal online dengan gerai fisik yang saat ini sudah tersebar di 9 lokasi di seputar Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya — juga warehouse untuk melayani cakupan pengiriman mereka di Banten, Yogyakarta, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Selama tahun 2020, Fabelio juga dalam survival mode, mengandalkan dana investasi yang didapat dalam putaran Seri C senilai $9 juta atau setara 127 miliar Rupiah.

Dalam keterangannya, Marshall mengungkapkan, perusahaan segera melunasi kewajiban-kewajibannya, baik ke karyawan, vendor, maupun pelanggan. Mereka akan mengandalkan dana investasi di putaran selanjutnya yang ditargetkan rampung beberapa pekan mendatang. Soal fundraising Seri D ini sudah disampaikan Marshall sejak Juni 2021 lalu.

Selain Marshall, Co-Founder perushaaan adalah Christian Sutardi, Krishnan Menon, dan Srinivas Sista. Kini hanya Marshall dan Christian yang masih aktif di Fabelio. Krishnan sekarang fokus mengembangkan BukuKas dan Tokko – layanan SaaS untuk membantu UMKM di Indonesia. Sementara Srinivas fokus berkarier dengan perusahaan di luar negeri.

Kompleksitas bisnis furnitur

Guna mendalami tentang alur bisnis produk furnitur dan jasa desain interior, kami mewawancarai salah satu pemain industri di bidang ini. Menurutnya, revenue yang berpotensi dihasilkan dari setiap produk furnitur sebenarnya cukup tinggi, bisa mencapai 45%. Namun untuk memenangkan pasar dibutuhkan volume dan skalabilitas yang kuat.

Kendati potensi laba dan pangsa pasar besar, para pemain baru seperti Fabelio harus bersaing dengan bisnis legacy yang sudah memiliki banyak cabang di Indonesia. Keberadaan cabang ini penting, karena produk furnitur membutuhkan penanganan khusus dalam hal pemenuhan dan pengantaran ke konsumen.

Narasumber yang kami wawancara tersebut mengatakan, Grup Kawan Lama saat ini menjadi salah satu pemain paling signifikan di industri ini dengan dua merek ternama: ACE Hardware dan Informa. Bersumber dari keterbukaan di BEI, ACE Hardware saat ini telah memiliki 215 gerai di berbagai kota di Indonesia. Pada paruh pertama 2021, mereka telah membukukan hasil penjualan hingga 3,3 triliun Rupiah.

Untuk menghasilkan volume produk dan penjualan yang besar, tentu modal besar perlu dimiliki oleh pemain di bidang furnitur. Ini tentang bagaimana mereka memastikan stok barang lengkap dengan supply yang baik dari sisi pengembang produk/vendor.

Untuk itu, para pemain di lanskap industri ini memang membutuhkan sokongan modal ekuitas besar dari investor, salah satunya untuk memperkuat di sisi volume.

Sayangnya, tidak berhenti di sana, skalabilitas bisnis juga diperlukan untuk mencapai titik ideal dalam pemenuhan produk ke konsumen. Dari praktik yang ada, penjual furnitur online tidak bisa mengandalkan jasa logistik yang saat ini banyak diandalkan oleh e-commerce dengan produk konsumer lain seperti pakaian, gawai, atau makanan – dari sisi bentuk furnitur memiliki ukuran yang besar dan berat, beberapa bahkan rawan rusak jika dalam proses pengemasan dan pengantaran tidak sesuai standar.

Jika dipaksakan [meminta vendor yang melakukan pengiriman], biasanya  konsumen yang akan dikorbankan dengan keterlambatan hingga barang cacat. Sementara saat perusahaan memilih untuk menggunakan mode pengiriman yang lebih memadai [dengan memberikan insentif ke vendor/konsumen], maka pertaruhannya pada persentase margin yang lebih kecil. Strategi online to offline digencarkan oleh para pemilik marketplace, tak terkecuali Fabelio.

Ketika sudah masuk ke strategi O2O, ternyata permasalahannya tidak berhenti di sini saja. Perusahaan harus memiliki tempat untuk menempatkan stok barang yang luas, biasanya membutuhkan warehouse dengan ukuran yang besar – lagi-lagi ini akan berdampak pada biaya operasional di perusahaan yang akan besar. Namun demikian, keberadaan warehouse ini krusial untuk mendukung sistem supply chain produk.

Saat sudah mengoperasikan warehouse pun perusahaan harus secara ekstra melakukan pengawasan terhadap sistem manajemen di dalamnya – salah satu yang paling krusial adalah pengontrolan kualitas terhadap produk. Tanpa kontrol ini, akan banyak potensi kerugian yang dapat didera perusahaan, termasuk di sisi pemenuhan, pembaruan stok produk, sampai dalam hal urusan finansial ke vendor.

Di marketplace seperti Fabelio, orang juga bisa memesan jasa desainer interior. Bahkan ada beberapa paket all-in-one, dari perencanaan sampai implementasi. Sistem manajemen proyek di perusahaan akan diuji ketahanannya. Karena dalam sebuah proyek, banyak pihak yang dilibatkan, mulai dari desainer, kontraktor, vendor, juga konsumen. Terlebih lagi biasanya ada sub-bagian yang membuat prosesnya menjadi lebih panjang – misalnya saat kontraktor memiliki sub-kontraktor dalam menangani bagian tertentu.

Sistem manajemen proyek ini adalah alat yang digunakan untuk memastikan realisasi proyek sesuai dengan perencanaan. Di dalamnya termasuk modul-modul untuk mengontrol kualitas produk, kegiatan jasa, hingga berbagai perubahan-perubahan yang mungkin terjadi. Beberapa perusahaan serupa [digital] berinvestasi besar dalam pembuatan perangkat lunak ini – bahkan memiliki tim R&D khusus.

Kemungkinan salah tata kelola Fabelio

Jika disimpulkan ada beberapa masalah yang banyak dikeluhkan terhadap Fabelio, yakni pemenuhan barang, keterlambatan pembayaran, dan proyek yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Maka, benar adanya soal kompleksitas yang dibahas di atas. Memang dibutuhkan modal besar dan strategi yang tepat untuk melancarkan bisnis ini. Dan disiplin manajemen terhadap tata kelola proses bisnis yang tepat juga menjadi kunci penting untuk bisa survive dan growth.

Menurut laporan, ukuran pasar produk furnitur secara global telah mencapai $64,08 miliar pada tahun 2021 dan diproyeksikan tumbuh sampai 81,45 miliar pada 2025 mendatang dengan CAGR 9.09%. Studi di Amerika Serikat, 40% pertumbuhan telah disumbangkan dari segmen online. Potensinya tentu terbuka lebar untuk semua negara, termasuk Indonesia.

Pertumbuhan tersebut juga dialami beberapa pemain bisnis di Indonesia. Selain pemain legacy yang sudah disebutkan di awal, Dekoruma [salah satu pemain industri di Indonesia] saat mengumumkan pendanaan seri C1 beberapa bulan lalu juga mengklaim selama 18 bulan terakhir pendapatan telah meningkat 3x lipat. Pandemi jadi berkah tersendiri, karena semakin banyak konsumen yang membutuhkan produk furnitur untuk menunjang kebutuhan WFH.

Bukalapak Perluas Agregator Jasa Logistik “BukaSend” dalam Bentuk Keagenan

Bukalapak mengumumkan perluasan solusi jasa logistik BukaSend yang kini tersedia dalam bentuk keagenan di aplikasi Mitra Bukalapak. Sebelumnya, solusi ini hadir di aplikasi konsumer Bukalapak sejak 2019 untuk permudah pelapak mengirim barang ke pembeli dalam beberapa opsi.

Dengan perluasan sebagai keagenan, membuka kesempatan lebih luas kepada para pelaku UMKM untuk menjadi agen pengiriman barang untuk sejumlah jasa penyedia logistik di Tanah Air, seperti SiCepat Express, J&T Express, Lion Parcel, Ninja Xpress, Anteraja, dan Grab tanpa modal. Diklaim sejak hadir di aplikasi Mitra Bukalapak, jumlah agen BukaSend sudah mencapai lebih dari 12 ribu tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam konferensi pers virtual, Presiden Commerce & Fintech Bukalapak Victor Lesmana mengatakan, situasi pandemi telah mendorong perkembangan industri e-commerce sebagai sarana masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Seiring dengan itu, peran teknologi kian besar dalam membantu para pelaku industri logistik menjawab kebutuhan ini dengan lebih efisien.

“Namun seiring dengan meningkatnya penetrasi internet di Indoneia dan semakin pesatnya pengembangan infrastruktur oleh pemerintah, menyediakan titik-titik pengambilan barang offline dalam jumlah besar telah menjadi salah satu tantangan utama bagi pelaku bisnis logistik di Indonesia,” kata dia, Selasa (30/11).

Victor melanjutkan bahwa tantangan ini disebabkan oleh sulitnya membangun jaringan konektivitas di Indonesia. Meskipun terdapat 270 juta jiwa, Indonesia hanya memiliki 4.800 kantor pos dan kurang dari 30.000 kantor cabang bank dan kurang lebih 100.000 ATM, walaupun terdapat lebih dari 100 bank komersial. Karenanya, menghubungkan seluruh wilayah di Indonesia, baik perkotaan maupun pedesaan, yang berkontribusi terhadap lebih dari ⅔ GDP Indonesia, menjadi sangat sulit.

Akan tetapi, tantangan tersebut bisa diselesaikan dengan memanfaatkan warung sebagai titik penghubung. Bukalapak memperkenalkan agen BukaSend untuk memperluas jaringan drop point logistik guna permudah pengambilan barang. Juga, memudahkan penjual online untuk menemukan delivery point untuk jasa kurir. para Mitra Bukalapak yang menjadi Agen BukaSend juga dapat meraih penghasilan tambahan dari layanan ini. Hal yang sama juga berlaku jika hanya menjadi agen BukaSend saja.

Manager E-Commerce Relation J&T Stevan Valentino menambahkan, dengan perkembangan yang terjadi bersama Mitra Bukalapak, J&T berhasil menghemat biaya pick-up dengan coverage yang lebih luas. Hal penting lainnya adalah pick-up service dari J&T semakin bisa dioptimalkan melalui kemitraan seperti ini.

Pick-up service ini tentunya menjadi solusi bagi para pengguna J&T agar bisa terus melakukan pengiriman barang dengan aman dan nyaman di tengah pandemi,” kata Stevan.

Victor menuturkan, proses untuk menjadi agen BukaSend tidak sulit, cukup mengunduh aplikasi Mitra Bukalapak. Kemudian, pilih menu Agen BukaSend dan isi data pengirim dan penerima, lalu mitra sudah bisa mengirimkan barang. Agen BukaSend dapat menikmati komisi bersaing, hingga 35% dari total biaya kirim dan beragam promo marketing lainnya.

Pengguna BukaSend juga dapat menikmati berbagai benefit lainnya, seperti terintegrasi dengan situs, aplikasi, dan API; jaminan pasti dijemput; real-time tracking; print thermal resi; keanggotaan, laporan komisi bulanan, dan lain sebagainya.

“Syarat menjadi agen BukaSend cukup punya aplikasi Mitra Bukalapak. Tidak terbatas juga karena tidak harus punya gudang, bisnis, bisa rumahan saja,” tutup Victor.

Solusi BukaSend ini tidak jauh berbeda dengan dengan solusi yang ditawarkan oleh Shipper. Sementara, Shipper, Anteraja, dan MrSpeedy juga bekerja sama dengan DANA untuk DANA Delivery buat kemudahan pengguna mengirim paket dengan jasa kurir last mile.

Potensi logistik

E-commerce merupakan motor ekonomi digital di Indonesia yang terus bertumbuh hingga saat ini. Berdasarkan riset e-Conomy SEA 2021 yang dirilis Google, Temasek, dan Bain & Company, sektor e-commerce masih menjadi penggerak ekonomi digital dengan pertumbuhan 52% atau $53 miliar.

Di ranah regional, sektor ini terus disokong dengan investasi jumbo untuk mendukung industri e-commerce sebesar $2,5 miliar di semester pertama 2021 saja, termasuk investasi yang diterima oleh J&T Express. Sebanyak 28% dari populasi wilayah diperkirakan sekarang memiliki cakupan pengiriman hari yang sama (same-day).

e-Conomy SEA 2021
Application Information Will Show Up Here

Bukalapak Bidik Pertumbuhan Kinerja Mitra Berkelanjutan, Perluas Jangkauan ke Daerah

PT Bukalapak.com Tbk (IDX: BUKA) berupaya memperkuat jaringan Mitra dengan pencapaian kinerjanya saat ini. Di semester I 2021, perseroan mencatat pendapatan Mitra sebesar Rp290 miliar atau naik 350% (YoY) dengan jumlah sebesar 8,7 juta. Capaian jumlah Mitra ini tumbuh signifikan dibandingkan ketika mereka baru memulai layanan ini di 2017, yaitu 2.800 Mitra saja.

Berdasarkan laporan keuangan semester I 2021, Mitra Bukalapak berkontribusi besar terhadap total bisnis perusahaan dengan membukukan Total Processing Value (TPV) Mitra Rp23,9 triliun atau naik 227% (YoY). Kontribusi Mitra terhadap TPV meningkat 22%.

Average Transaction Value (ATV) juga naik 98% (YoY) yang dipicu oleh kenaikan jumlah produk dan jasa yang ditawarkan Bukalapak kepada para Mitra. Adapun, kontribusi pendapatan Mitra Bukalapak terhadap total pendapatan naik dari dari 12% (2Q20) menjadi 33% (2Q21).

Kepada DailySocial.id, CEO Buka Mitra Indonesia Howard Gani mengatakan, Bukalapak juga berupaya untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan sambil terus meningkatkan kualitas pengelolaan biaya operasional yang baik.

Pihaknya akan terus mengembangkan produk dan layanan sehingga para mitra dapat meningkatkan kapabilitas bisnisnya dan bersaing dengan usaha ritel modern. Apalagi, segmen warung dan UMKM di Indonesia masih banyak yang belum terdigitalisasi dan tersentuh oleh platform digital, seperti e-commerce, ride hailing, online payment, digital banking, dan OTA.

“Kami akan terus memperluas jangkauan kami ke berbagai area di Indonesia terutama di luar kota tier 1. Kami ingin mengoptimalkan persebaran teknologi di kota-kota tersebut dengan memperkenalkan manfaat teknologi lewat warung dan agen individual,” ujarnya.

Survei Nielsen terhadap 1.800 warung dan 1.200 kios pulsa juga menyebutkan Mitra Bukalapak sebagai pemimpin di pasar O2O dengan penetrasi sebesar 42% dibandingkan pemain O2O yang memiliki pengguna 2,5 kali lipat lebih banyak di survei ini.

Mitra Bukalapak juga disebut menguasai kategori grocery/bahan makanan sebesar 55% dan penetrasi produk virtual 52%. Saat ini, Mitra Bukalapak berbagai macam kategori produk, mulai dari produk fisik, virtual, keuangan, hingga produk kebutuhan sehari-hari.

Ekosistem matang dorong konsep O2O

Dalam publikasi bertajuk “Differences in Implementation and Implication of O2O Commerce in Indonesia and Other Countries” yang diterbitkan di 2016, konsep O2O commerce sebetulnya sudah mulai familiar di Indonesia. Tren ini mulai populer sejalan dengan upaya sejumlah platform digital masuk ke segmen tersebut. Kendati demikian, penetrasinya masih terbatas dan terpusat di kota besar saja.

Ekosistem e-commerce saat itu pun dinilai belum sematang sekarang. Masyarakat masih enggan bertransaksi di e-commerce karena sejumlah faktor, antara lain ketidakmampuan melihat produk fisik, ketidakpastian kualitas produk, keamanan pembayaran, hingga buruknya infrastruktur logistik. Selain itu, penetrasi pembayaran online juga belum sekencang saat ini.

Riset ini juga menyebutkan bahwa implementasi layanan O2O di Indonesia masih kurang dibandingkan negara-negara lain, terutama dalam hal pemanfaatan smartphone, media sosial, dan layanan gamifikasi. Padahal, Indonesia punya potensi besar untuk mengembangkan O2O dengan membidik 3,6 juta warung dan 65 juta UMKM.

Sumber: Laporan internal Bukalapak
Sumber: Riset CSLA

Berdasarkan riset CSLA di September 2019, sebanyak 65% dari total 189 juta transaksi ritel berasal dari warung. Transaksi tersebut sebagian besar berupa pembelanjaan kebutuhan sehari-hari yang biasanya diperoleh dari pasar tradisional. Angka ini jauh lebih besar dari transaksi dari platform digital, seperti e-commerce, ride hailing, dan online payment, yang hanya mencapai 81 juta saja.

Maka itu, sejak beberapa tahun terakhir, pelaku e-commerce mulai agresif membidik mitra warung atau UMKM di kota-kota tier 2 dan 3, dan tidak terbatas di pulau Jawa saja. Ada pula yang melebarkan jangkauannya hingga ke Indonesia Timur. Sektor e-commerce juga kini sudah memiliki ekosistem produk yang lengkap untuk mendukung bisnisnya, seperti pengiriman logistik dan pergudangan.

Application Information Will Show Up Here

Otomo Sementara Dihentikan, Pendirinya Kini Fokus Kembangkan Marketplace Jasa “Adain”

Pandemi yang telah banyak mengganggu pertumbuhan bisnis startup ternyata juga dirasakan oleh platform penyewaan kendaraan mewah Otomo. Kepada DailySocial.id, Founder Otomo Charles Lin menceritakan strategi bisnis mereka saat ini dengan menunda terlebih dulu operasional Otomo dan kemudian fokus untuk mengembangkan platform marketplace untuk semua layanan dan jasa bernama Adain.

Masih belum banyaknya platform yang memberikan opsi layanan di luar professional work dengan kapabilitas spesifik, menjadi alasan bagi Charles mengembangkan aplikasi tersebut. Berangkat dari pengalaman pribadi yang kesulitan untuk menemukan tenaga kerja paruh waktu untuk general work, akhirnya memutuskan untuk menghadirkan layanan yang bisa dinikmati oleh semua.

“Kita ingin memosisikan Adain layaknya platform seperti Carousell dan OLX, semua orang bisa mencari layanan yang dibutuhkan sekaligus menawarkan layanan dan jasa yang mereka kuasai dalam satu platform,” kata Charles.

Secara khusus Adain tidak mengambil komisi kepada mitra freelancer dan perusahaan/vendor yang telah mempromosikan layanan dan jasa mereka ke dalam platform. Bagi perusahaan atau vendor seperti penyedia jasa kebersihan dan lainnya, bisa dengan mudah mempromosikan daftar layanan yang mereka miliki, demikian juga dengan freelancer seperti tukang hingga teknisi. Dengan demikian layanan yang benar-benar dibutuhkan dan dicari bisa diakses melalui platform Adain.

“Kita menghindari pengambilan komisi kepada mitra kami. Saat ini semua vendor dan freelancer bisa mempromosikan dan mendapatkan pelanggan langsung melalui aplikasi Adain. Ke depannya kita mungkin akan melakukan monetisasi ke B2B dengan cara memberikan data yang relevan dan dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis mereka,” jelas Charles.

Saat ini Adain telah memiliki sekitar 400 vendor di beberapa wilayah seperti Jabodetabek dan Bandung. Kebanyakan layanan atau jasa yang dicari oleh pelanggan adalah jasa teknisi (televisi dan AC) dan jasa kebersihan. Untuk memudahkan pelanggan mengakses layanan dan jasa, Adain telah tersedia dalam aplikasi yang sudah bisa diunduh di Play Store dan juga di Apps Store.

Menjangkau seluruh wilayah di Indonesia

Berbeda dengan platform lainnya seperti SeekmiKliknClean, Sejasa, TukangBersih yang kebanyakan menawarkan jasa dan pilihan mitra mereka yang telah dikurasi secara internal, Adain justru memberikan kesempatan kepada semua freelancer untuk mempromosikan layanan dan jasa mereka.

Dengan demikian jika saat ini di Papua atau wilayah lainnya belum memiliki layanan yang dicari oleh pelanggan, para freelancer hingga vendor di perusahaan yang berlokasi di wilayah tersebut bisa mempromosikan layanan dan jasa yang mereka miliki langsung melalui aplikasi Adain.

“Untuk vendor atau perusahaan kami mempercayakan proses kurasi dan KYC yang mereka miliki. Sementara dari freelancer kami melihat data untuk kemudian di verifikasi,” kata Charles.

Ke depannya Adain juga memiliki rencana untuk meluncurkan fitur instant booking untuk layanan atau jasa on-demand. Untuk memudahkan komunikasi, aplikasi Adain juga menyediakan internal chat/messenger yang bisa dimanfaatkan oleh pelanggan saat berinteraksi dengan vendor atau freelancer.

Saat ini Charles dan co-founder Otomo lainnya masih ingin mengembangkan Adain dengan menambah jumlah freelancer, vendor dan pelanggan. Bulan Oktober mendatang saat kondisi sudah mulai berangsur pulih, Otomo juga rencananya akan di re-launch dengan menghadirkan pilihan yang relevan.

“Saat ini metrik kita lebih kepada berapa banyak pengguna yang memanfaatkan aplikasi Adain. Untuk vendor bisa melakukan on-boarding sendiri di sisi lain para freelancer juga mulai banyak yang bergabung ke dalam platform Adain,” kata Charles.

Belum ada platform yang mendominasi

Dalam artikel DailySocial.id sebelumnya disebutkan, meskipun sudah ada beberapa platform layanan dan jasa yang menyediakan layanan di luar kawasan ibukota, kebanyakan dari mereka masih membatasi layanan di Jakarta dan sekitarnya. Menurut sudut pandang investor, salah satu alasan masih terbatasnya area layanan yang dijangkau platform jasa dan tukang di Indonesia adalah unit ekonomi yang rentan.

Menurut Managing Partner Indogen Capital Chandra Firmanto, secara tipikal layanan marketplace jasa cenderung sangat hiperlokal dan kurang scalable. Mereka tidak dapat memanfaatkan penawaran dan permintaan yang sudah ada sebelumnya di satu pasar untuk menarik pengguna di pasar baru. Ketika mereka datang ke pasar baru, mereka perlu mendapatkan semua pelanggan dari awal.

Efeknya adalah akuisisi pelanggan di satu kota akan sangat berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia. Ketidakpastian Costumer Acquisition Cost (CAC) itu sering kali membuat model ini dirugikan ketika mulai memasuki  pasar baru. Menjelang akhir tahun 2020 jumlah layanan jasa dan tukang di Indonesia makin bertambah. Meskipun demikian, belum ada yang mendominasi layanan dan baru sedikit yang menerima dana segar dari investor.

Application Information Will Show Up Here

Hijup Maintains a Decade Growth, Fueling Its Three Main Business Pillars

After operating the business since 2011, the fashion commerce service Hijup claims to continue to experience positive business growth. Even though there were several obstacles during the pandemic, the company was able to survive and continue to present new innovations. Hijup’s Founder & CEO, Diajeng Lestari revealed to DailySocial that Hijup has currently developed three main pillars.

“Previously, Hijup only focused on the marketplace, Hijup now has a new revenue stream in the form of a social media agency and Hijup Growth Fund.”

To date, Hijup claims to have nearly 400 thousand registered users with a total of nearly 400 partners. Meanwhile, its social media followers also experienced positive growth up to 1.2 million. The company’s next target is to become the main goal of the Indonesian people for an ecosystem-based end-to-end solution for modest Muslim marketplaces.

“We believe our focus on transformation will put Hijup at a stronger position in the minds of the Indonesian people, both in terms of creative producers and the market,” Diajeng said.

Hijup Growth Fund

Hijup has also launched the Hijup Growth Fund. This is a business financing program up to a maximum of Rp100 billion, aimed at business players in the local Muslim and modest fashion industry. One of the reasons to generate this program is the trust from Hijup’s board of shareholders with their continuous support.

“Especially due to several innovations that we continue to present to develop business capital. Hijup Growth Fund is one of Hijup’s proud innovations,” Diajeng said.

In addition to capital for business scale-up, this program also provides direct assistance from Hijup in business, branding and marketing aspects. In the future, Hijup will also offer a repayment scheme through sales and loan profit sharing up to 0%. The funding scheme will be adjusted to the characteristics and conditions of each brand.

In order to participate in the program, you must first become a tenant and sell products on the Hijup website. The brand will further go through several stages before getting funded. For example, starting from the submission stage, verification, approval, disbursement, to the stage of the refund agreement.

Moslem fashion industry

According to a report by Thomson Reuters and DinarStandard in 2018, Muslim consumers spent around $270 billion on modest clothing in 2017. The report also projects 4.8 percent year-on-year growth for the sector and estimates that sales will reach $402 billion by 2024. .

Fashion brands have taken note of this growing trend, and many of them are starting to tap into this industry to catch up with the growing demand.

According to the Islamic Fashion & Design Council, Turkey still led the modest fashion consumption with more than $25 billion per year, followed by Iran, Indonesia, Egypt, Saudi Arabia, and then Pakistan.

The report also shows that food and beverage is the largest revenue sector for the halal market. According to a report from DinarStandard, Muslims have spent about $2.2 trillion on the halal and Islamic lifestyle sector, 10% of which is accredited to the modest fashion sector.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Satu Dekade dan Terus Bertumbuh, Hijup Kokohkan Tiga Pilar Utama Bisnis

Setelah menjalankan bisnis sejak tahun 2011 lalu, layanan fashion commerce Hijup mengklaim terus mengalami pertumbuhan bisnis positif. Meskipun saat pandemi sempat mengalami beberapa kendala, namun perusahaan mampu bertahan dan tetap menghadirkan inovasi baru. Kepada DailySocial.id, Founder & CEO Hijup Diajeng Lestari mengungkapkan, saat ini Hijup telah mengembangkan tiga pilar utama.

“Jika sebelumnya hanya fokus kepada marketplace saja, saat ini Hijup telah memiliki revenue stream baru berupa social media agency dan Hijup Growth Fund.”

Hingga saat ini Hijup mengklaim telah memiliki sekitar hampir 400 ribu pengguna yang terdaftar dengan total hampir 400 mitra. Sementara jumlah pengikut mereka di media sosial juga mengalami pertumbuhan yang positif hingga 1,2 juta. Target perusahaan selanjutnya adalah menjadi tujuan utama masyarakat Indonesia untuk end-to-end solution muslim modest marketplace berbasis ekosistem.

“Kami percaya fokus kami untuk bertransformasi akan membuat Hijup memiliki positioning yang lebih kuat ya di benak masyarakat Indonesia, baik pada sisi produsen kreatif maupun pasar,” kata Diajeng.

Hijup Growth Fund

Hijup juga telah meluncurkan Hijup Growth Fund. Ini merupakan program pembiayaan bisnis hingga maksimal sebesar Rp100 miliar, ditujukan kepada para pelaku usaha di industri fesyen muslim dan modest lokal. Diluncurkannya program ini oleh Hijup salah satu alasannya adalah kepercayaan dari board of shareholder Hijup yang terus memberi dukungan.

“Terutama dikarenakan beberapa inovasi yang terus kami hadirkan untuk terus mengembangkan modal bisnis. Hijup Growth Fund menjadi salah satu inovasi kebanggaan Hijup,” kata Diajeng.

Selain modal yang bisa dikantongi untuk scale up bisnis, program ini juga memberikan pendampingan langsung dari Hijup dalam aspek bisnis, branding dan pemasaran. Nantinya Hijup juga menawarkan skema pelunasan melalui penjualan dan bagi hasil pinjaman hingga 0%. Skema pendanaannya nantinya akan disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi brand masing-masing.

Untuk mengikuti program tersebut, sebelumnya harus menjadi tenant dan menjual produknya di situs Hijup. Brand tersebut kemudian akan melewati beberapa tahapan sebelum mendapatkan pendanaan. Misalnya mulai dari tahap pengajuan, verifikasi, persetujuan, pencairan, hingga tahap kesepakatan pengembalian dana.

Pertumbuhan industri fesyen muslim

Menurut laporan 2018 oleh Thomson Reuters dan DinarStandard, $270 miliar dihabiskan oleh konsumen muslim untuk busana sederhana pada tahun 2017. Laporan tersebut turut memproyeksikan 4,8 persen pertumbuhan year-on-year untuk sektor ini dan memperkirakan bahwa penjualan akan mencapai $402 miliar pada tahun 2024.

Brand fesyen telah mencatat tren yang berkembang ini, dan banyak dari mereka yang mulai menyasar ke industri ini untuk memenuhi permintaan yang makin bertambah jumlahnya.

Menurut Islamic Fashion & Design Council, konsumsi mode sederhana hingga saat ini masih dipimpin oleh Turki dengan lebih dari $25 miliar per tahun, diikuti oleh Iran, Indonesia, Mesir, Arab Saudi, dan kemudian Pakistan.

Laporan tersebut juga mencatat makanan dan minuman merupakan sektor pendapatan terbesar untuk pasar halal. Menurut sebuah laporan dari DinarStandard, kalangan muslim telah menghabiskan sekitar $2,2 triliun untuk sektor gaya hidup halal dan Islami, 10% di antaranya terakreditasi untuk sektor mode sederhana.

Application Information Will Show Up Here