Laporan DailySocial: Survei Perbandingan OTA dan Aplikasi Maskapai

Hadirnya Low-Cost Carrier (LCC) alias layanan penerbangan bertarif ekonomis cukup banyak mempengaruhi pertumbuhan konsumen transportasi pesawat terbang di Indonesia. Jika sebelumnya mode transportasi udara dianggap mahal, kini harganya cukup kompetitif untuk lebih banyak kalangan dengan efisiensi waktu yang ditawarkan.

Untuk memvalidasi tren tersebut, DailySocial bekerja sama dengan JakPat Mobile Survey Platform mengadakan survei ke 2030 pengguna smartphone dari berbagai wilayah di Indonesia. Sebanyak 69,31 persen responden mengaku pernah menggunakan jasa transportasi udara dalam satu tahun terakhir. 91,76 persen di antaranya melakukan pemesanan secara online.

Hasil survei secara keseluruhan kami laporkan dalam hasil riset bertajuk “Airlines Ticketing Survey 2018: Direct Booking vs OTA”. Laporan tersebut mencoba mendalami kebiasaan mayoritas pengguna jasa pesawat terbang yang melakukan pemesanan secara online berkaitan dengan platform yang digunakan. Seperti diketahui, saat ini dua opsi yang bisa dipilih untuk melakukan pemesanan online, yakni melalui: Online Travel Agency (OTA) atau aplikasi yang disediakan maskapai.

Terdapat beberapa temuan menarik dalam hasil survei tersebut, di antaranya:

  • Layanan OTA jauh lebih populer ketimbang yang disediakan maskapai. Sebanyak 86,61 persen dari total responden mengaku lebih sering menggunakan OTA.
  • Kendati tidak banyak digunakan, layanan pemesanan yang disediakan maskapai sebenarnya cukup populer. Dari data yang didapat, 88,54 persen responden mengetahui aplikasi atau situs pemesanan yang dimiliki maskapai.
  • Pengguna lebih nyaman dengan akses pemesanan melalui aplikasi smartphone (69,09 persen) ketimbang website (12,70 persen).

Selain tiga di atas, laporan hasil survei juga menemukan banyak informasi menarik lainnya termasuk situs dan aplikasi maskapai paling populer, alasan mengapa memilih OTA, hingga alasan mengapa tidak memilih layanan pemesanan dari maskapai.

Laporan selengkapnya dapat diunduh melalui tautan berikut: Airlines Ticketing Survey 2018: Direct Booking vs OTA.

Tempati Kantor Baru, Tiket.com Klaim Pertumbuhan Pesat Pasca Akuisisi

Setelah mengumumkan rebranding aplikasi dengan mengubah tampilan dan logo pada akhir tahun 2017 lalu, perusahaan online travel agent (OTA) Tiket.com menempati kantor baru di kawasan Jakarta Pusat. Kantor baru yang mampu menampung sekitar 400 orang tersebut sengaja dipilih Tiket.com untuk mempermudah komunikasi antara divisi, termasuk dengan Blibli sebagai induk perusahaannya.

Kepada media, Chief Communication Officer Tiket.com Gaery Undarsa mengungkapkan, proses renovasi gedung kantor baru Tiket.com selesai hanya dalam tiga bulan usai akuisisi.

“Saya mendapat ultimatum dari manajemen untuk bisa menyelesaikan kantor baru ini hanya dalam waktu tiga bulan. Meskipun belum semua karyawan yang pindah ke kantor baru, namun hampir semua sudah mulai bekerja di kantor baru Tiket.com.”

Gedung yang sarat dengan nuansa warna biru, kuning dan putih tersebut, memiliki desain modern dengan berbagai ruangan yang berfungsi untuk lounge, kantin hingga ruang pertemuan. Meskipun belum dilengkapi dengan play room, Gaery menyebutkan untuk menarik perhatian talenta, terutama kalangan millennial, nantinya akan ditambah fasilitas permainan lainnya.

“Kami dari Tiket.com melihat talenta adalah aset. Untuk itu kami mencoba menghadirkan kantor dengan suasana yang nyaman untuk bekerja, sekaligus menarik perhatian calon pegawai bekerja di Tiket.com,” kata Gaery.

Pertumbuhan pasca akuisisi

CEO Tiket Geroge Hendrata dan CMO Tiket Gaery Undarsa / DailySocial
CEO Tiket.com Geroge Hendrata dan CMO Tiket.com Gaery Undarsa / DailySocial

Dalam kesempatan tersebut, Gaery juga menyampaikan beberapa informasi seputar pertumbuhan Tiket.com usai diakuisisi. Pihaknya mengklaim transaksi per hari untuk semua layanan mencapai sekitar 20 ribu transaksi, naik dibanding tahun sebelumnya yang membukukan sekitar 10-15 ribu transaksi per hari.

“Kita juga mulai melihat ternyata pemesanan hotel semakin banyak jumlahnya, salah satu alasan karena adanya perjanjian eksklusif kami dengan hotel-hotel domestik,” kata Gaery.

Hal lain yang disampaikan Gaery adalah jumlah unduhan aplikasi yang saat ini mencapai sekitar 6 juta. Transaksi paling banyak diklaim Tiket.com berasal dari aplikasi mobile yang mencapai hingga 70%.

Berencana meluncurkan fitur baru

Sejak diluncurkannya fitur Smart Refund beberapa waktu lalu yang hanya bisa digunakan di aplikasi, Tiket.com akan merilis fitur tersebut di semua platform dalam waktu dekat. Fitur lain yang segera diluncurkan Tiket.com adalah,fitur Smart Reschedule untuk semua penerbangan dan hotel secara real time dan fitur aktivitas berupa paket wisata.

“Sebelumnya kami sudah memiliki paket wisata yang termasuk dalam layanan di Tiket.com. Nantinya fitur tersebut akan kami pisahkan dan akan kami perbanyak jumlahnya,” kata Gaery.

Untuk bisa bersaing dengan kompetitor, Gaery menegaskan akan menambah kemitraan dengan partner dalam hal pembayaran. Jika sebelumnya Tiket.com telah memiliki jenis pembayaran cicilan tanpa kartu kredit dengan mitra Akulaku, ke depannya Tiket juga akan menambah kemitraan dengan layanan lain yang serupa.

“Hal tersebut kami lakukan karena ternyata banyak sekali transaksi yang masuk saat promosi dengan mitra terkait. Untuk itu kami akan memperluas kemitraan ini selanjutnya,” kata Gaery.

Disinggung apakah nantinya ada konsolidasi dengan Go-Jek, usai investasi strategis Blibli ke Go-Jek, Gaery menyebutkan belum ada rencana yang pasti hingga saat ini, namun menyambut baik jika ada peluang untuk konsolidasi.

“Saat ini Go-Jek sudah menjadi perusahaan yang sangat menonjol di Indonesia dengan berbagai layanannya. Dalam hal ini saya melihat jika ada kesempatan melakukan integrasi dengan Go-Pay akan menjadi hal yang menarik bagi kami di Tiket.com,” tutup Gaery.

Application Information Will Show Up Here

Laporan DailySocial: Survey Online Travel Agencies (OTA) 2018

Dunia startup Indonesia sekarang memiliki empat buah unicorn, salah satunya yaitu Traveloka. Aktivitas Online Travel Agencies (OTA), sebagai cabang commerce, tak dapat dipandang sebelah mata. Belum lagi pergeseran gaya hidup Indonesia saat ini ketika masyarakat kelas menengah ke atas pengeluaran konsumsinya lebih fokus untuk pengalaman (experiences) daripada untuk barang-barang konsumsi fisik (materi).

DailySocial mengadakan survei yang bertujuan mengukur pola konsumsi konsumen Indonesia terhadap layanan OTA. Survei ditanyakan kepada 2013 responden melalui JakPat Mobile Survey Platform pada Februari 2018. Responden disampel secara proporsional terhadap populasi populasi penduduk se-Indonesia.

Temuan survei ini antara lain:

  • 71,44% responden pernah menggunakan layanan OTA untuk keperluan reservasi tiket/hotel dalam enam bulan terakhir.
  • Antara 50%-70% responden menggunakan Traveloka dan/atau Tiket.com untuk mereservasi tiket pesawat, tiket kereta, dan/atau ruang hotel.
  • 83,95% responden menggunakan smartphone untuk mengakses layanan OTA.
  • 69.26% melakukan pembayaran terhadap layanan OTA melalui transfer rekening bank/ATM

Untuk selengkapnya, silakan unduh laporan “Online Travel Agencies (OTA) Survey 2018” secara gratis.

Empat yang Perlu Diperhatikan untuk Memiliki Bisnis OTA yang Sukses

Di Januari 2018, layanan OTA (online travel agency) Pergi.com mengumumkan penutupan bisnisnya. Pergi.com awalnya didirikan tahun 2016 oleh Kenneth Tanoto dan Faustine Tan, dengan dukungan KLN (KapanLagi Network). Keduanya memiliki pengalaman di industri OTA. Kenneth sempat bekerja di Tiket.com, sementara Faustine Tan sendiri sebelumnya mengusung HotelQuickly ke Indonesia.

Setelah menjalankan bisnis selama hampir dua tahun, penutupan Pergi.com (dan sebelumnya Tripvisto) mewarnai dinamika yang terjadi dalam industri OTA di tanah air yang melihat pendanaan fantastis untuk Traveloka (sekaligus memastikan statusnya sebagai startup unicorn) dan akuisisi terhadap Tiket.com dan Indonesia Flight oleh Blibli sebagai bagian konsolidasi bisnis.

Belajar dari penutupan Pergi.com, berikut adalah empat hal yang wajib untuk dicermati jika Anda ingin mendirikan layanan OTA.

Membaca persaingan

Dari permukaan, bisnis OTA memiliki potensi besar dan cukup mudah untuk diluncurkan, dilihat dari besarnya demand dari pasar yang tidak kunjung padam. Belum lagi dengan maraknya promo hingga paket khusus yang diberikan oleh perusahaan penerbangan, tempat wisata dan hotel, yang memudahkan bisnis untuk berjalan.

Meskipun demikian, faktanya bisnis ini terbilang penuh sesak, dengan persaingan sengit perusahaan besar seperti Traveloka, Tiket.com, dan Pegipegi, hingga travel agent independen dan konvensional yang sudah established menjalankan bisnis saat ini. Untuk itu pastikan layanan OTA yang bakal diluncurkan memiliki model bisnis yang unik dan Anda memiliki kesiapan mental dan tim yang solid untuk menjalankan bisnis.

Pemilihan target pasar

Pada akhirnya bisnis OTA dipengaruhi brand itu sendiri, dalam hal ini adalah perusahaan penerbangan, hotel, tempat wisata, atau perusahaan transportasi umum lainnya.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah hadir dengan target pasar yang lebih niche agar bisa tampil beda dan pada akhirnya lebih unggul dari layanan serupa lainnya. Untuk itu lakukan riset, tempat wisata atau pengalaman wisata apa yang masih kurang terakomodasi layanan lokal hingga asing saat ini.

Prinsip pemasaran yang cermat

Untuk bisa menarik perhatian masyarakat menggunakan layanan OTA, banyak perusahaan yang kemudian melancarkan kegiatan promosi seperti diskon, paket murah hingga pilihan pembayaran beragam. Selama beberapa waktu, penawaran tersebut bisa jadi berhasil menarik perhatian target pasar, namun  promo murah dan penawaran diskon tersebut bisa menyebabkan kondisi keuangan yang bleeding karena terus memberikan subsidi.

Diskon hingga penawaran khusus bukanlah suatu kegiatan pemasaran yang salah, namun harus diterapkan dengan efektif dan idealny bukan menjadi andalan dari perusahaan untuk menarik perhatian target pasar. Pastikan Anda bisa menonjolkan keunggulan produk yang ditawarkan, ketimbang sekedar jor-joran memberikan harga subsidi.

Tampilan yang user friendly

Menarik perhatian pengunjung untuk mengakses situs dan aplikasi layanan OTA Anda bukan hanya satu-satunya prioritas, namun pastikan juga calon pembeli tersebut mendapatkan pengalaman yang baik dan memorable dalam waktu singkat. Pastikan tampilan UX situs Anda menarik, mudah dipahami dan digunakan.

Perjalanan dari calon pembeli saat mengakses situs atau aplikasi biasanya dimulai dari dua langkah awal, yaitu mau kemana dan kapan, Pastikan kedua proses tersebut bisa dinikmati calon pembeli yang kemudian berakhir dengan transaksi.

Tambah Jajaran OTA di Layanan E-Commerce, JD Flight Hadir

Layanan e-commerce yang menyajikan barang-barang dengan jaminan orisina, JD.id, merilis fitur teranyarnya. Seakan tak mau ketinggalan dengan pemain e-commerce lain di Indonesia, JD.id menghadirkan kanal pembelian tiket pesawat. Berjuluk JD Flight, fitur ini hadir dengan dukungan penuh dari Traveloka. Induk perusahaan JD.id, JD.com, merupakan investor di Traveloka.

Lantas, apakah OTA (Online Travel Agency) yang menyelinap di layanan e-commerce akan berpengaruh besar, atau bahkan mengganggu model bisnis yang sudah mapan?

Para bisnis e-commerce yang tengah bersiap di OTA

Dalam sebuah kesempatan, CEO baru Tiket.com George Hendrata menyampaikan bahwa roadmap ke depan, kapabilitas yang dimiliki Tiket.com akan dioptimalkan untuk memperkuat kanal travel dan akomodasi yang dimiliki Blibli. Namun belum disampaikan teknisnya secara detail, apakah situs Blibli hanya akan berlaku sebagai front-end yang membantu menjualkan tiket melalui engine Tiket.com, ataukah akan ada peleburan.

Situs jual beli online lain yang mulai menyediakan dan memperkuat divisi OTA adalah Tokopedia. Berbeda dengan JD.id, Tokopedia memilih untuk memulai dengan menjual tiket kereta api. Di sini visinya lebih terlihat, yakni untuk optimasi layanan e-money TokoCash.

Besaran pangsa pasar yang diperebutkan

Riset Frost & Sullivan yang dilakukan pada tahun 2011 menyebutkan, pengeluaran orang Indonesia untuk kebutuhan travel bernilai hingga $6,4 miliar. Diproyeksikan pada tahun 2030 angka tersebut akan mencapai empat kali lipat, atau senilai $23,7 miliar. Angka yang cukup realistis, mengingat tren traveling kini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat dengan kelas ekonomi atas, namun juga menengah – khususnya millennials.

Analisis awal tentang para pemain OTA yang menguatkan layanan e-commerce ialah tentang saluran distribusi. Pangsa pasarnya besar, namun ceruk produk yang disajikan sama. Tantangannya justru pada penyampaian ke konsumen. Strategi growth lain, seperti diskon, nyatanya masih tetap efektif dilakukan sampai saat ini untuk loyalitas pengguna. Bisa jadi pembukuan sistem ticketing di satu pintu, namun penyampaiannya melalui banyak kanal, persis seperti yang dilakukan Indonesia Flight di awal debutnya bersama Tiket.com.

Pada dasarnya bisnis OTA masih bisa banyak dieksplorasi, karena masih banyak kemungkinan baru untuk dikembangkan. Bisa jadi ini adalah babak baru yang menyiratkan persaingan online travel, selain urusan pembayaran, akan menjadi persaingan e-commerce babak berikutnya.

Bidik Pertumbuhan Bisnis Hingga 250 Persen, Tiket Fokus Sempurnakan Aplikasi

Pasca Blibli masuk sebagai pemegang saham baru, Tiket mulai kebut mengakselerasi pertumbuhan bisnisnya dimulai dari merekrut developer berkualitas. Talenta tersebut nantinya akan diarahkan menyempurnakan aplikasi Tiket, sehingga dapat menggenjot transaksi baru dari sana. Tiket menargetkan tahun ini secara bisnis keseluruhan dapat tumbuh 250 persen dibandingkan sebelumnya.

Tingkat unduhan aplikasi Tiket saat ini mencapai 3 juta orang dengan pertumbuhan 200 persen per tahunnya. Diklaim, tahun lalu Tiket mencatat total transaksi sebesar 3,9 juta dengan nilai triliunan Rupiah. Bila dilihat secara harian terdapat lebih dari 15 ribu transaksi.

Dari total transaksi, sekitar 47 persen datang dari aplikasi. Angka tersebut secara perlahan-lahan terus menunjukkan tren peningkatan sejak Tiket pertama kali meluncurkan aplikasi pada tiga tahun lalu sekitar 8 persen. Kemudian naik hampir dua kali lipat menjadi 15% di 2015, hingga menjadi 30 persen di tahun lalu.

“Dari total karyawan kami sekarang sekitar 300 orang, tim developer hanya 35 orang, untuk app hanya lima orang. Ini yang menyebabkan secara variasi produk, kami masih kalah dengan kompetitor. Makanya sekarang kita lagi hiring gila-gilaan untuk push ke aplikasi. Kami mencari developer kualitas A+ agar target tahun ini tercapai,” terang Chief Communication Officer (CCO) Gaery Undarsa, Kamis (24/8).

Gaery melanjutkan, bantuan dari shareholder baru memberi kekuatan sumber daya manusia dan finansial di Tiket jadi tidak terbatas.

“Dengan adanya Djarum, [resource] yang tadinya limited jadi unlimited. Ini jadinya mendukung semua operasional. Ekspektasi minimum setahun [bisa tumbuh] jadi dua kali lipat.”

Selain melakukan rekrutmen besar-besaran, Tiket juga berkomitmen untuk terus mengembangkan produk tiket pesawat yang diklaim sebagai kontributor terbesar transaksi. Pihaknya pun berencana akan terus mengembangkan varian produk tiket pesawat lainnya demi mendorong transaksi baru.

Saat ini dari seluruh rute pesawat yang dihadirkan Tiket, masih didominasi oleh rute domestik dengan porsi 85 persen dibandingkan rute internasional. Tiket telah bekerja sama dengan lebih dari 50 maskapai penerbangan, 180 ribu jaringan hotel di seluruh dunia.

“Hingga akhir tahun ini, Tiket dan Blibli akan fokus konsentrasi mematangkan kolaborasi dan sinkronisasi yang sedang berjalan dan mengembangkan kedua perusahaan e-commerce hingga dapat memenuhi seluruh kebutuhan travel dan online shopping bagi konsumen di Indonesia,” pungkas Gaery.

Application Information Will Show Up Here

RedDoorz Hadirkan Ragam Sistem Pembayaran Baru untuk Memikat Pelanggan

Persaingan antar penyedia akomodasi budget hotel di Indonesia kian riuh. Dari tiga pemain terbesar saat ini, NIDA Rooms, ZEN Rooms dan RedDoorz, ketiganya sama-sama terus diperkuat dengan inovasi, terakhir ketiganya juga baru saja mendapatkan suntikan pendanaan seri A untuk perluasan cakupan bisnis. Maka dibutuhkan strategi lain yang berorientasi kepada pengguna untuk mendapatkan minat dari pasar.

Salah satu yang diupayakan oleh RedDoorz ialah dengan memberikan kenyamanan lebih dari sisi sistem pembayaran. Baru-baru ini pihaknya meluncurkan tiga mekanisme baru, yakni dengan transfer via ATM, Pay at Hotel (membayar di hotel saat check-in) dan menggunakan RedCash. Metode-metode pembayaran baru ini diperkenalkan agar pelanggan mendapatkan pengalaman yang lebih nyaman dari proses pemesanan hingga pembayaran akomodasi.

“Kami ingin menawarkan keuntungan lebih tidak hanya untuk tamu-tamu kami, tapi juga untuk semua partner bisnis kami. Salah satu dari komitmen kami adalah untuk menghadirkan metode-metode pembayaran yang akan mempermudah keseluruhan proses transaksi,” ujar Founder & CEO RedDoorz Amit Saberwal.

Salah satu yang menarik adalah RedCash. RedCash adalah fitur mata uang virtual yang didapatkan dalam bentuk loyalty points dari setiap pemesanan langsung melalui situs RedDoorz. Poin RedCash akan di kreditkan ke akun tamu saat proses check-in.

“Kami juga menyadari bahwa kebanyakan tamu-tamu kami adalah pelancong budget atau ekonomi yang memilih untuk membayar langsung di hotel atau melalui ATM. Sekarang, tamutamu RedDoorz akan bisa melakukan pemesanan terlebih dulu dan bayar kemudian. Hal ini diharapkan dapat menjadikan proses pembayaran, yang juga bisa dilakukan dengan RedCash, lebih nyaman,” jelas Amit.

Seiring meningkatnya kepuasan pelanggan dengan penambahan metode pembayaran ini, RedDoorz juga telah memperluas jaringan akomodasinya di Bogor dan Yogyakarta. Hingga saat ini RedDoorz mengklaim telah memiliki lebih dari 550 hotel di pulai Jawa dan Bali.

Application Information Will Show Up Here

Perjalanan Marcella Einsteins, dari Bekerja di Startup hingga Mendirikan Indonesia Flight

Cerita tentang liku-liku founder startup Indonesia di balik kesuksesannya selalu menarik untuk disimak. Di tengah persaingan segmen bisnis Online Travel Agency (OTA), nama Indonesia Flight menjadi salah satu pengusung layanan yang kini patut diperhitungkan.

Startup di bawah naungan PT Globalnet Aplikasi Indotravel ini lahir dari sebuah proses belajar yang unik oleh founder sekaligus CEO-nya, Marcella Einsteins. Kariernya dimulai dari keterlibatannya dalam berbagai job desc di salah satu startup pemimpin OTA saat ini, Tiket.com. Mulai dari menjadi quality assurance (QA), copywriter, tim event, media sosial, partnership, fraud analyst hingga customer service pernah ia kerjakan.

Perempuan lulusan jurusan Teknik Informatika Binus, yang mengambil spesialisasi Artificial Intelligence, dari awal mengenyam karier sudah merasa dan bertekad bahwa menjadi entrepreneur adalah tujuan kariernya. Keyakinan tersebut juga pada akhirnya yang mengantarkannya untuk memilih bekerja di startup, ketimbang di korporasi layaknya teman-teman seangkatannya kala itu. Bagi Marcella, memilih bekerja di startup bukan tanpa alasan. Banyak hal yang melandasi dan menjadi perhitungan, mulai dari produk, visi misi yang jelas, lingkungan kerja, hingga founder.

“Kepribadian pemimpin atau founder dapat memberikan impact positif dan menjadikan saya pribadi yang berkarakter, bukan hanya dalam professional kerja, namun juga dalam kehidupan saya sehari-hari.”

Dari menjadi Quality Assurance hingga Product Manager

Bercerita kepada DailySocial, alasan Marcella menjadi QA di Tiket.com karena lowongan tersebut satu-satunya yang tersedia kala itu di luar job desc yang mengharuskannya coding. Ia merasa kurang nyaman untuk coding, karena lebih suka menjadi “kutu loncat” mencoba segala sesuatu sembari mencari jati diri. Baginya QA hanya sebuah jabatan. Selama di Tiket.com ia mencoba dan mencicipi beragam jenis pekerjaan, hingga pada akhirnya dipercaya untuk menjadi manajer produk untuk sebuah divisi baru.

“Uniknya saya mengenal CEO Tiket.com ketika itu dari game online DOTA, jauh sebelum Tiket.com dibangun […] Di bulan ke delapan bekerja, saya baru mendirikan Indonesia Flight, dengan memanfaatkan peluang penggunaan API Tiket.com dengan dibekali restu dari para founder-nya.”

Intuisi yang memberinya keyakinan bahwa Indonesia Flight akan mampu berdiri survive kendati pasar Online Travel Agency sudah sangat riuh, setidaknya sudah sangat jelas pemimpin pasarnya di Indonesia. Tahun 2012, di saat platform BlackBerry sedang berada di puncak kejayaan, Marcella justru melihat peluang lain untuk mengembangkan aplikasi di platform Android yang masih sedikit sekali peminatnya, pun demikian dengan ekosistem aplikasi lokal di dalamnya, masih sangat minim.

Berbekal belajar otodidak dan bantuan partner bisnisnya, Marcella mengembangkan aplikasi Indonesia Flight, sebagai aplikasi lokal pertama yang mampu memfasilitasi pemesanan pesawat untuk beragam maskapai di Google Play. Setahun kemudian, platform iOS segera disinggahi. Dari awal traksi pengguna menunjukkan angka yang fantastis, dalam guraunya Marcella mengatakan ketika 5 bulan setelah peluncuran pertamanya, komisi yang didapat dari penjualan tiket di Indonesia Flight sudah mampu melebihi gajinya di Tiket.com kala itu.

“Lalu apakah saya keluar dari Tiket.com? Tidak. Karena saya tahu, saya masih belum cukup berpengalaman untuk menjalankan perusahaan saya sendiri, dan dari saya sendiri pun ingin memberikan nilai lebih di Tiket.com, agar tidak menjadi seperti kacang lupa kulitnya,” ungkap Marcella.

Baru setelah 2 tahun Indonesia Flight berdiri, Marcella memutuskan untuk keluar dar Tiket.com, di saat banyak feedback dan permintaan pelanggan yang menuntut Indonesia Flight memacu inovasi dan layanannya. Seiring dengan peningkatan angka pengguna dan kualitas layanan, beberapa investor mulai melirik dan membincangkan investasi di Indonesia Flight. Hal mengejutkan, 2 bulan pasca aplikasi dirilis, jumlah unduhan aplikasi mencapai 10.000 lebih dan semuanya organic download.

Traksi dan capaian Indonesia Flight dan target ke depannya

Dalam menggerakkan roda bisnis, Marcela menekankan pada pemahaman behaviour dari pelanggan dan target pangsa pasarnya. Hal tersebut terbukti dari survei yang pernah ia buat, kendati price sensitive masih menjadi faktor pertama penentu OTA di kalangan konsumen, faktor lain yang mendominasi adalah tentang pilihan favorit, kenyamanan pelanggan dalam melakukan pembelian.

Pemesanan melalui kanal web kini juga dilayani di Indonesia Flight
Pemesanan melalui kanal web kini juga dilayani di Indonesia Flight

“Meski sudah ada raksasa pemain OTA, toh masih banyak pelanggan yang memilih membeli tiket di Indonesia Flight, bahkan kadang mereka membeli tanpa menggunakan kode promo. Demi pelanggan setia itu, membuat saya menjadi lebih semangat melanjutkan bisnis ini,” sahut Marcella menjelaskan prinsipnya dalam berbisnis.

Di bulan ke 9 bisnisnya berjalan, penjualan mencapai angka Rp 65 miliar. Angka yang sangat tinggi, mengingat kala itu Marcella mengelola platform tersebut di waktu luangnya bekerja, 2-3 jam di sela-sela waktu istirahat. Ia membalas feedback dan email sampai batas waktu jam 12 malam untuk menjaga kestabilan fokus keesokan harinya.

Keseriusannya dalam berbisnis membuahkan hasil manis, setiap tahun penjualan naik secara organik 200%, dan tahun 2016 penjualan sudah mencapai lebih dari Rp 432 miliar.

Sejak awal berdiri, Indonesia Flight sudah fokus pada profit. Di tahun pertama berdiri, berbagai kebutuhan operasional seperti membayar gaji karyawan, biaya pemasaran, dan berbagai keperluan lainnya sudah berhasil di-cover dari hasil penjualan tiket pesawat.

“Saat ini Indonesia Flight hanya fokus pada tiket penerbangan. Ke depannya kami akan melebarkan sayap ke hotel dan produk lainnya […]. Target kami tahun 2017 adalah 3x lipat (pertumbuhan) dari tahun sebelumnya.”

Juga mengembangkan aplikasi pemesanan tiket kereta api

Siapa sangka aplikasi Tiket Kereta Api yang sebelumnya banyak dikira sebagai aplikasi resmi PT Kereta Api Indonesia juga karya tim Indonesia Flight. Sampai dengan tulisan ini dibuat, aplikasi tersebut masih menjadi aplikasi #1 untuk reservasi tiket kereta di kategori Travel & Local platform Android. Jumlah unduhannya telah mencapai 2,5 juta dengan growth per tahun mencapai 200%.

“Sering dianggap sebagai aplikasi resmi dari PT KAI, terbukti dengan banyaknya email masuk yang meminta perhatian kami mengenai fasilitas kamar mandi ataupun tiket di stasiun, bahkan ada yang menanyakan nama penjaga loket karena ingin berkenalan dengan petugas wanita yang bekerja di sana.”

April 2016 lalu, aplikasi Tiket Kereta Api menjamah platform iOS. Dari pemaparan Marcella marketing cost yang dikeluarkan untuk pengelolaan aplikasi ini tidak pernah lebih dari Rp 10 juta per bulan, baik untuk digital marketing, paid channel maupun offline marketing.

Untuk pemasaran offline pun baru dilakukan akhir-akhir ini, setelah 3 tahun mengudara. Beberapa waktu lalu aplikasi mulai diperkenalkan melalui aktivitas kampanye di stasiun Pasar Senen.

Salah satu tampilan halaman aplikasi Tiket Kereta Api
Salah satu tampilan halaman aplikasi Tiket Kereta Api

Sebagai aplikasi yang tidak memiliki dan melayani pembelian di web, Tiket Kereta Api berhasil menjadi mitra terbaik kedua sebagai kanal penjual tiket berdasarkan data laporan penjualan mitra PT KAI per 8 Juni 2016.

Perencanaan matang dan keyakinan untuk tujuan cita-cita

Memilih untuk bekerja di startup dan mendirikan startup bukan hanya semata dengan pilihan melempar dadu, itulah keyakinan yang digenggam Marcella di awal kariernya. Keyakinan tersebut harus kokoh.

Di awal memulai pekerjaannya di Tiket.com, iming-iming bekerja di tempat berfasilitas bagus, insentif terjamin, dan tunjangan stabil dari lingkungan pertemanan sering terlihat menggiurkan.

Meskipun demikian ia selalu mengembalikan kepada fitrah hidup bahwa setiap manusia berhak untuk memilih jalannya. Dengan mengenali kepribadiannya sendiri tentang keinginan dan cita-citanya, Marcella selalu merasa kokoh dan yakin dengan pilihannya.

“Tanyakan kepada diri Anda, apakah siap menerima kondisi terburuk apabila startup yang kita dirikan atau startup tempat bekerja ternyata cuma bertahan seumur jagung? Di luar ketidakstabilan perjalanan startup yang ngeri-ngeri sedap, fleksibilitas dalam berinovasi dan peluang untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang lain membuat saya memilih untuk bekerja dan membangun startup.”

Application Information Will Show Up Here

 

Application Information Will Show Up Here

Jalin Kerja Sama dengan Reservasi.com, Fitur BBM Travel Diluncurkan

Creative Media Works, perusahaan yang mengoperasikan dan menjalankan BlackBerry Messenger (BBM) secara global akhirnya meresmikan BBM Travel dengan menggandeng portal perjalanan Reservasi.com. Layanan travel merupakan serangkaian transformasi dari paltform messenger BBM untuk menuju kesatuan layanan yang memuat banyak fitur. Diluncurkannya BBM Travel ini menyusul BBM Shopping yang telah diluncurkan lebih dulu beberapa waktu lalu.

Sedikit berbeda dengan inovasi yang dilakukan oleh aplikasi pesan singkat lainnya seperti WhatsApp maupun LINE, BBM secara perlahan menunjukkan usaha ekstra untuk bisa menjadi sebuah platform yang lengkap, bukan hanya aplikasi pesan instan. Fitur baru BBM Travel akan menyediakan akses cepat untuk pemesanan akomodasi, tiket pesawat, penawaran khusus dan pembayaran yang aman melalui BBM bagi seluruh penggunanya.

“Pemesanan perjalanan tidak pernah semudah ini. BBM Travel menyederhanakan proses pemesanan perjalanan mobile dan meningkatkan pengalaman pelanggan secara keseluruhan dengan proses pemesanan perjalanan efisien melalui BBM. Hanya dengan beberapa tab di aplikasi, pengguna dapat mengakses lebih dari 200.000 hotel di seluruh dunia, dan membeli tiket penerbangan domestik dan internasional. Untuk mitra perjalanan kami, BBM Travel adalah kanal langsung ke konsumen, meningkatkan jumlah pemesanan dan tingkat konversi,” ungkap CEO Creative Media Works Matthew Talbot.

Untuk memudahkan penggunanya BBM Travel juga didukung oleh BBM Checkout yang nantinya akan menyimpan informasi pembayaran pelanggan secara aman dan informasi pengiriman setelah pembelian pertama. Pengguna BBM tidak perlu memasukkan kembali nomor kartu kredit atau rincian transfer bank setelah pembelian berikutnya sehingga proses pemesanan menjadi lebih sederhana.

“Peluncuran BBM Travel menyusul layanan yang baru-baru ini diluncurkan seperti, BBM Shopping, voucher/kupon, games, pembayaran tagihan, isi ulang dan konten video. Ini adalah bukti dari strategi dan komitmen berkelanjutan kami untuk terus berinovasi dengan fitur baru dan menghadirkan konten serta layanan baru untuk memberikan pengalaman terbaik dalam hal aplikasi untuk pengguna kami,” tambah Talbot.

Sementara itu menanggapi kerja samanya dengan BBM, CEO Reservasi.com Andry Tanzil mengungkapkan kegembiraannya. Menurutnya kerja sama ini akan menyediakan platform yang memudahkan bagi pengguna BBM untuk bisa melakukan pemesanan untuk tiket penerbangan atau pemesanan hotel.

“Kami sangat bersemangat dan gembira dengan kemitraan strategis kami dengan BBM Travel. Kami percaya kemitraan ini akan menyediakan platform luar biasa bagi pengguna BBM di Indonesia yang membuat reservasi tiket penerbangan atau pemesanan hotel mereka menjadi jauh lebih mudah,” ujar Andry.

Application Information Will Show Up Here

Rayakan Ulang Tahun Pertama, Mister Aladin Resmikan Peluncurkan Aplikasi Mobile

Layanan pemesanan hotel online Mister Aladin hari ini (13/10) merayakan ulang tahun pertamanya setelah ikut meramaikan pasar online travel di Indonesia sejak 2015 silam. Bersamaan dengan itu, Mister Aladin juga turut mengumumkan secara resmi kehadiran aplikasi mobile yang sudah bisa diunduh untuk perangkat berbasis Android dan iOS. Dalam aplikasi tersebut, fitur Personal Travel Assistant menjadi salah satu fitur yang diunggulkan dan nilai tambah aplikasi Mister Aladin.

CEO Mister Aladin Teddy Pun mengatakan, “Banyak online travel agent lainnya belum memiliki costumer service yang dapat diandalkan. Kami percaya kehadiran fitur Personal Travel Assistant ini akan memberikan nilai lebih bagi aplikasi Mister Aladin. […] Dengan fitur ini, kami harap Mister Aladin bisa menjawab kebutuhan traveler yang semakin beragam, mengutamakan kepraktisan, dan kenyamanan dalam perjalanan.”

Pada dasarnya fitur Personal Travel Assistant adalah fitur built-in chat. Melalui fitur ini, pengguna bisa dibantu dalam melakukan pemesanan tiket pesawat, memberikan rekomendasi tempat wisata, mendapatkan sewa kendaraan di daerah tujuan, hingga mengatasi masalah darurat seperti kehilangan bagasi di bandara atau pembatalan penerbangan.

Campur tangan manusia porsinya memang masih lebih banyak dalam fitur Personal Travel Assistant untuk saat ini. Namun, Teddy mengungkapkan bahwa ke depannya fitur ini akan mengombinasikan antara manusia dan kemampuan mesin dengan pendekatan NLP (Natural Language Processing).

Di samping Personal Travel Assistant, tersemat pula fitur Hotel Toninght pada aplikasi mobile Mister Aladin yang membantu para pengguna aplikasi untuk mencari hotel dan menginap di hari yang sama. Fitur ini dikembangkan setelah membaca kecenderungan perilaku konsumen yang disebut senang memesan hotel secara mendadak.

Direktur Online Services Mister Aladin Nitha Sudewo mengatakan, “Dalam waktu setahun, Mister Aladin sudah bisa membaca kecenderungan perilaku konsumen yang lebih suka memesan hotel secara mendadak. Ini dijawab oleh kami melalui fitur Hotel Tonight.”

Selain itu, dalam rentang satu tahun beroperasi, Nitha juga mengklaim bahwa Mister Aladin sudah menambah lebih banyak kemitraan hotel. Jumlahnya, menurut Nitha, sudah mencapai lebih dari ratusan ribu bila ditotalkan.

Sebagai informasi, Mister Aladin dan Nida Rooms juga telah menjalin kerja sama pada bulan Juli 2016 kemarin. Kerja sama ini mungkinkan pemesanan hotel di kanal Nida Rooms memanfaatkan fitur “Choose Your Mood” milik Mister Aladin.

Bersamaan dengan peluncuran aplikasi mobile, Mister Aladin juga menggelar acara Travel Fair yang memberikan promo-promo menarik untuk pemesan hotel dan perjalanan. Acara ini berlangsung dari tanggal 13-18 Oktober 2016 di Grand Atrium, Kota Kasablanka.

Ke depannya, tak menutup kemungkinan acara-acara dengan konsep serupa juga akan digelar. Teddy sendiri menyampaikan bahwa di tahun depan pihaknya akan tetap bergerak secara agresif dalam memberikan layanan yang lebih baik lagi pada konsumen karena ambisi utama dari Mister Aladin adalah bisa mengklaim tahta raja di sektor e-commerce travel Indonesia.

Application Information Will Show Up Here