Ovo is Rumored to Acquire P2P Lending Platform Taralite

Ovo, one of the leading players in the digital payment sector, is rumored to acquire a peer-to-peer lending service Taralite. The acquisition is set to help Ovo provide various payment products for buyers and merchants in the Ovo ecosystem.

Taralite CEO, Abraham Viktor, is still the CEO as quoted from KrAsia. Although, he also involved in Ovo’s operational as the Head of Strategy & Innovation Lab.

Taralite is a fintech company founded in 2015. They offer solution that focuses on capital lending for online sellers/merchants without banking access.

The last time Taralite received a funding is in 2017 from SBI Group of Rp84 billion rupiah. They also formed partnerships with some online platforms, such as Tokopedia, Lazada, Doku, Hacktiv8, and Jurnal.

Earlier this year, Ovo and Taralite partnered up to introduce Ovo PayLater for Tokopedia platform. According to our source, there will be more payment products delivered from these collaboration.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Akulaku Pours 500 Billion Rupiah to Bank Yudha Bakti

Bank Yudha Bakti (BBYB), registered in IDX, announces advanced funding of 500 billion rupiah from digital payment platform, Akulaku. At the prior stage, Akulaku took over 8,9% shares previously owned by Gozko Capital at 158 billion rupiah. Akulaku becomes the ready buyer to acquire BBYB’s right issue in May.

Quoted from Kontan, BBYB’s President Director, Denny Novisar Mahmuradi said, “Akulaku is a fintech with expertise in technology. We’ll have a synergy with a support of our technology and to add a new line of business.”

BBYB’s digital transformation is expected to support other entity to level up from Book I to Book II with core value from Rp1 trillion up to Rp5 trillion. Besides Akulaku, BBYB also partners with Telkom Group for infrastructure development.

Akulaku, per Startup Report 2018, has more than $500 million valuation (more than 7 trillion rupiah) after series D rumor from Alibaba in early 2019. The support for banking institutions can help the company to acquire new consumers, including opportunity for product synergy.

They recently launch an affiliated peer-to-peer lending called Asetku.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Ovo Dikabarkan Telah Akuisisi Platform P2P Lending Taralite

Ovo, salah satu pemain unggulan di sektor pembayaran digital, dikabarkan telah mengakuisisi Taralite, sebuah layanan peer-to-peer lending. Rencananya akuisisi ini akan membantu Ovo menyediakan berbagai produk pembiayaan bagi pembeli dan merchant dalam ekosistem Ovo.

CEO Taralite Abraham Viktor, seperti dikutip dari KrAsia, tetap menjadi CEO perusahaan. Meskipun demikian, ia juga terlibat di dalam operasional Ovo sebagai Head of Strategy & Innovation Lab.

Taralite sendiri merupakan perusahaan teknologi finansial yang berdiri sejak tahun 2015 silam. Solusi yang ditawarkan Taralite fokus pada pemberian pinjaman modal untuk pedagang online/merchant yang tidak dapat difasilitasi bank.

Taralite terakhir kali mendapatkan pendanaan pada tahun 2017 dari SBI Group senilai Rp 84 miliar rupiah. Taralite juga menjalin kerja sama dengan beberapa platform online seperti Tokopedia, Lazada, Doku, Hacktiv8, dan Jurnal.

Awal tahun ini Ovo dan Taralite bekerja sama menghadirkan metode pembayaran Ovo PayLater untuk platform Tokopedia. Menurut sumber kami, akan lebih banyak lagi produk-produk pembiayaan yang akan dihasilkan dari kedua entitas ini.

Application Information Will Show Up Here

Akulaku Suntik Dana 500 Miliar Rupiah ke Bank Yudha Bakti

Bank Yudha Bakti (BBYB), bank Buku I yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, mengumumkan perolehan dana secara bertahap sebesar 500 miliar Rupiah dari platform pembiayaan digital Akulaku. Di tahap awal, Akulaku mengambil alih kepemilikan 8,9% saham yang sebelumnya dipegang pemilik mayoritas Gozko Capital senilai 158 miliar Rupiah. Akulaku juga akan menjadi pembeli siaga bagi proses right issue BBYB Mei mendatang.

Dikutip dari Kontan, Direktur Utama BBYB Denny Novisar Mahmuradi mengatakan, “Akulaku ini perusahaan fintech yang memiliki keahlian di teknologi. Kami akan bersinergi dan dengan dukungan teknologi yang mereka punya, kami akan bisa menambah bisnis baru.”

Transformasi digital BBYB diharapkan mendukung usaha perusahaan untuk naik kelas dari Buku I ke Buku II dengan kepemilikan modal inti antara Rp1 triliun hingga kurang dari Rp5 triliun. Selain dengan Akulaku, BBYB juga menggandeng Telkom Group untuk peningkatan infrastruktur.

Akulaku menurut Startup Report 2018 memiliki valuasi lebih dari $500 juta (lebih dari 7 triliun Rupiah) setelah kabar pendanaan Seri D dari Alibaba awal tahun ini. Dukungannya terhadap entitas perbankan bisa membantu perusahaan menjangkau lebih banyak calon konsumen baru, termasuk potensi mengembangkan produk bersama.

Akulaku sendiri baru saja meluncurkan produk peer-to-peer lending terafiliasi dengan nama Asetku.

Application Information Will Show Up Here

Modalku Supports Tokopedia’s Balance Priority Feature

Modalku partners with Tokopedia to support the Balance Priority feature. A feature to smoothen the cashflow by allowing users to withdraw 80% of funds ahead of a transaction. Modalku plays a role as a money lender. The process is made as simple as possible, fast, and no collateral.

The strategic partnership of both is to unite vision in order to support financial inclusion in Indonesia. Tokopedia as a marketplace service provider plays a role to create an opportunity for anyone to build their own business, while Modalku will help to expand access to capital without collateral for those haven’t been served by the existing system.

“In delivering new innovation and feature, Tokopedia always focused on answering user’s problems. The rise of Balance Priority makes it easy for merchants to run their business smoothly without any issue with cash flow. It goes along with our focus to boost financial inclusion for Indonesian people and with our mission to reach digital economic equity,” Samuel Sentana, Tokopedia‘s Head of Financial Technology, said.

Modalku, as the capital provider for Balance Priority feature, expects this feature to create smoother cash flow instead of being an obstruction for the current business.

“Indonesian SMEs provide a great contribution to the country’s economy. However, when the discussion of SMEs started, it can’t be separated from business people and online merchants. Even though their business isn’t large individually, but they are part of the sectors resulting in rapid growth in Indonesian digital economy. The online merchants also need capital for business. Modalku with Tokopedia expect the Balance Priority can answer the user demand for financial needs,” Reynold Wijaya, Modalku‘s Co-Founder and CEO, explained.

A partnership between Modalku and Tokopedia for the Balance Priority can be considered as a new breakthrough in the marketplace e-commerce segment. Aside from seller benefits in terms of the capital partnership, it also marks the mutual collaboration, and there will be more cross-segment collaboration coming up next year.

“The online merchant needs funding for business development. Modalku, with Tokopedia, expects the Balance Priority can be the answer to their financial needs,” Wijaya said.

Modalku, as a peer-to-peer lending service provider, has successfully distributed more than Rp3.5 trillion for SMEs in Southeast Asia since its establishment. The Rp2 trillion was given to Indonesian SMEs.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Modalku Dukung Fitur Saldo Prioritas Tokopedia

Modalku dan Tokopedia menjalin kerja sama untuk mendukung fitur Saldo Prioritas. Sebuah fitur yang dikembangkan untuk memperlancar arus kas penjual dengan cara memungkinkan pengguna menarik 80% dana lebih dulu dari sebuah transaksi. Modalku mengambil peran sebagai pemberi pinjaman. Proses Saldo Prioritas dibuat sesederhana mungkin, cepat, dan didesain tanpa agunan.

Kerja sama strategis yang dilakukan keduanya merupakan penyatuan visi untuk mendukung inklusi keuangan di Indonesia. Tokopedia sebagai penyedia layanan marketplace berperan membuka peluang bagi siapa pun untuk memiliki bisnis dan merintis usaha sendiri, sedangkan Modalku berperan untuk memperluas akses pinjaman modal usaha tanpa agunan bagi mereka yang selama ini kebutuhan pembiayaannya belum terlayani sistem yang ada.

“Dalam menghadirkan inovasi dan fitur baru, Tokopedia selalu fokus untuk menjawab masalah yang dihadapi pengguna. Keberadaan Saldo Prioritas memudahkan merchant untuk menjalankan bisnis mereka dengan lancar tanpa adanya hambaatan dalam putaran arus kas. Ini sesuai dengan fokus kami untuk mendorong inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia dan juga dengan misi kami untuk mencapai pemerataan ekonomi secara digital,” terang Head of Financial Technology Tokopedia Samuel Sentana.

Sementara itu pihak Modalku yang menjadi mitra penyedia modal di fitur Saldo Prioritas berharap, dengan adanya fitur Saldo Prioritas arus kas merchant menjadi lancar dan tidak menghambat bisnis yang sedang dijalankan.

“UMKM Indonesia menyumbang kontribusi yang luar biasa bagi perekonomian negara. Namun saat diskusi soal UMKM, pembicaraan tidak boleh lepas dari pebisnis dan merchant online. Walaupun secara individu bisnis mereka tidak besar, tetapi mereka adalah bagian dari sektor yang menyebabkan ekonomi digital di Indonesia tumbuh pesat seperti ini. Para merchant online ini juga membutuhkan dana usaha untuk perkembangan bisnis. Tim Modalku bersama dengan Tokopedia berharap bahwa Saldo Prioritas dapat menjadi jawaban bagi kebutuhan pembiayaan mereka,” jelas Co-Founder dan CEO Modalku Reynold Wijaya.

Kerja sama Modalku dan Tokopedia untuk Saldo Prioritas adalah terobosan yang bisa terbilang baru untuk segmen marketplace e-commerce. Selain menguntungkan penjual dalam hal pemodalam kerja sama ini juga menandai kolaborasi yang sama-sama menguntungkan, dan tahun depan bukan tidak mungkin akan lebih banyak lagi kolaborasi lintas segmen yang bisa saling menguntungkan.

“Para merchant online ini juga membutuhkan dana usaha untuk perkembangan bisnis. Tim Modalku bersama dengan Tokopedia berharap bahwa Saldo Prioritas dapat menjadi jawaban bagi kebutuhan pembiayaan mereka,” imbuh Reynold.

Modalku sendiri sebagai penyedia layanan peer-to-peer lending sudah berhasil menyalurkan lebih dari Rp3,5 triliun untuk UKM di Asia Tenggara sejak pertama kali didirikan. Rp2 triliun di antaranya disalurkan untuk UKM Indonesia.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Pos Indonesia to Introduce Three Fintech Services

PT Pos Indonesia, through its subsidiary PT Bhakti Wasantara Net (BWN), plans to launch fintech services. The objective is to expand business using the current access and network. BWN is an internet provider company in Indonesia, previously known as Wasantara Net.

BWN’s to-be-launched fintech services include payment, remittance, and peer-to-peer (p2p) lending scheme. BWN to target the mid to low class, particularly stall owners and migrant workers in need for a trusted platform to transfer fund across the country.

“There are 7 million Indonesian migrant workers. There is almost $ 10 billion getting into this country’s pocket per year. Some through expensive and insecure financial protocols by agents. Well, Pos must provide this remittance. Since we are more relevant to the villages,” Gilarsi Wahyu Setijono, PT Pos Indonesia’s President Director, said as quoted from Liputan6.

PosPay as starter

Previously, PT Pos Indonesia has launched PosPay, an app for all payments, such as electricity, water, and shopping bills at some online stores. PosPay has more than 4800 network of Pos Indonesia and 40 thousand agents in all around the country.

In term of business, Pos Indonesia now depends merely as e-commerce support, although still requires some restructuring and rate adjustment to be a profitable logistics company. According to McKinsey, the Indonesian e-commerce sector is predicted to be worth $ 65 billion in 2025, with the online package delivery reaching 4.4 million per days.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Pos Indonesia Siapkan Tiga Layanan Fintech

PT Pos Indonesia, melalui anak usaha PT Bhakti Wasantara Net (BWN), berencana meluncurkan layanan fintech. Langkah ini diambil Pos Indonesia untuk memperluas bisnis dengan memanfaatkan akses dan jaringan yang dimiliki. BWN sendiri adalah perusahaan yang menyediakan internet di Indonesia, dulu sempat kita kenal sebagai Wasantara Net.

Nantinya layanan fintech yang akan dihadirkan melalui BWN adalah layanan pembayaran, remitansi, dan pembiayaan dengan skema peer-to-peer (p2p) lending. Secara khusus BWN akan menyasar kalangan menengah ke bawah, khususnya pedagang kaki lima dan pekerja migran, yang membutuhkan platform terpercaya dalam hal pengiriman uang antar negara.

“Ada 7 juta pekerja migran Indonesia. Uangnya yang masuk ke Indonesia hampir $10 miliar per tahun. Dan mereka melalui protokol keuangan yang mahal dan tidak aman kalau lewat agency. Nah remittance ini juga Pos harus hadir melakukan ini. Karena kita relevan dengan ke kampung-kampung,” kata Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi Wahyu Setijono, seperti dilansir dari Liputan6.

Sudah punya PosPay

Sebelumnya PT Pos Indonesia juga telah meluncurkan PosPay,  aplikasi yang dapat digunakan untuk membayar tagihan listrik, air, hingga belanja di beberapa toko online. PosPay memiliki jaringan di lebih dari 4800 jaringan Pos Indonesia dan 40 ribu agen pos di seluruh Indonesia. BWN sendiri telah menjadi platform perekrutan agen PosPay di seluruh Indonesia.

Secara bisnis, Pos Indonesia kini sangat menggantungkan diri sebagai pendukung layanan e-commerce, meskipun masih membutuhkan restrukturisasi dan penyesuaian tarif untuk menjadi perusahaan logistik yang menguntungkan. Menurut data McKinsey, di tahun 2025 diprediksi sektor e-commerce Indonesia bernilai $65 miliar, dengan dengan pengiriman paket online mencapai 4,4 juta buah setiap harinya.

P2P Lending Startup “Danain” Offers Gold as Collateral Loan

Among the hype of p2p lending players in Indonesia, there is a well-executed opportunity with a different approach than any other player. This is what the p2p lending startup Danain took advantage from, by using collateral for loan requirement.

“As the founders’ philosophy, where we always put security first for our lenders, therefore, we build the fintech with a different approach. We always require collateral in Danain services,” Budiarjo Rustanto, Danain‘s Co-Founder and CEO said to DailySocial.

He explained, unlike the other p2p players, Danain requires the borrowers to have collateral with loan value up to 86% of the collateral. Assessment and collateral storage will be performed by a competent private pledge partner from Danain. Items for collateral can be a gold in the form of jewelry or precious metals.

According to the workflow, borrowers will pledge the collateral for value assessment and disburse the loan to the borrowers. Furthermore, with the borrowers’ approval, the data and transactions are taken by Danain platform to meet the willing lenders.

When the lenders agree, the fund will be distributed to partners which already disbursed the loan to the borrowers. After the borrowers repay the loan with interest, partners will return the fund with interest to the lenders.

The maximum amount for the loan depends on the value of gold pledged by the borrowers, with an interest rate of 8% per year and 4 months maximum tenor.

“After deducting management fees for partners and Danain platform, lenders will get interest from its transaction of minimum 8% per year.”

Rustanto ensured this method can reduce the risk of bad loans. Danain bad loan risk is claimed to be 0%. Another factor is a competent pledge partner in item’s assessment.

Danain’s pledge partner is PT Mas Agung Sejahtera (MAS), a registered private pledge company supervised by OJK, which is Danain’s parent company. In fact, Danain has registered since April 2018. The business operational started in November 2017.

MAS is a pledge company with more than 50 branches all over Indonesia. It is a subsidiary of Serba Mulia Group which has been operating for 40 years with various business lines of automotive to financial.

Business target

The CEO said since operating last year, Danain has acquired more than 1,000 borrowers with total distributed funding of Rp5 billion. The borrowers are from several MAS branch offices in Jakarta, East Java, Bali, and West Nusa Tenggara. The lenders are mostly located in Jakarta, East Java, and Kalimantan.

Until next year, Danain targets 15 thousand borrowers. The loan distributed up to Rp120 billion.

“The target distribution for next year should be optimistic, three times of this year.”

In his opinion, with a trusted background, he believes Danain can participate in fintech company socialization and education, p2p lending in particular.

“We always emphasize on Danain commitment in maintaining our business reputation and highly careful in running the business. It becomes the foundation of all our business decision along with our holding reputation,” he concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Layanan P2P Lending KreditPintar Gunakan Teknologi Artificial Intelligence untuk Proses Pinjaman

Layanan P2P (peer to peer) lending online di Indonesia mulai mendapat tempat di masyarakat. Kehadirannya dirasa memberikan kemudahan mendapatkan pinjaman dana untuk berbagai keperluan. Tahun ini banyak layanan P2P lending baru yang masuk ke dalam daftar OJK dan mulai beroperasi dengan menawarkan kelebihan masing-masing. Satu di antaranya adalah KreditPintar.

KreditPintar tercatat secara resmi di OJK pada bulan April 2018, bulan yang sama mereka resmi beroperasi. Mengusung kecanggihan teknologi AI (Artificial Intelligence), KreditPintar menjanjikan proses cepat, aman, dan nyaman. Termasuk jenis produk pendanaan dengan bunga yang kompetitif.

Target KreditPintar tahun ini ialah menjadi aplikasi P2P lending terdepan dengan jutaan pengguna. Di sisa tahun ini KreditPintar berharap bisa lebih banyak menyalurkan pendanaan dan menjadi salah satu perusahaan teknologi finansial dengan pengalaman pengguna terbaik.

Head of Marketing KreditPintar Cecillia Yaohan kepada DailySocial menjelaskan bahwa teknologi artificial Intelligence di KreditPintar bekerja untuk menggabungkan data KTP dengan data alternatif, seperti media sosial, e-commerce, layanan on-demand dan data telekomunikasi.

Melengkapi jawaban Cecilia, VP Business Development Boan Sianipar berkata, “Berbagai data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi dan karakter orang yang sesungguhnya, karena mampu memberikan gambaran perilaku seseorang secara keseluruhan di dunia digital. AI kami mampu menyelesaikan tugas dengan cepat, akurat, dan keputusan memberikan pinjaman dapat diketahui dalam waktu beberapa menit saja. ”

“Layanan pinjaman online Kredit Pintar terbilang simpel dan cepat dibandingkan cara konvensional yang cukup merepotkan. Cukup dengan download dan install aplikasinya, kemudian hanya dengan foto KTP dan beberapa langkah mudah, pinjaman bisa cari dalam hitungan menit. Proses meminjam yang mudah dan nyaman itu yang diminta oleh masyarakat, oleh karena itu platform kami selalu kami kembangkan sesuai keinginan dan kebutuhan masyarakat,” imbuh Cecilia.

KreditPintar menargetkan dua jenis pengguna, pemberi pinjaman (investor) dan peminjam. Untuk memenuhi dana pinjaman yang diajukan pengguna, Kredit Pintar menghimpun dana dari pemberi pinjaman dan institusi finansial, seperti bank, perusahaan pembiayaan, asuransi di Indonesia dan sumber lainnya.

“Kami terbuka menerima sumber dana dari mana saja. Sebenarnya, asal sumber dana Kredit Pintar bukan menjadi fokus perusahaan kami, tapi bagaimana kami dapat membantu memenuhi celah pembiayaan sebesar 1000 triliun Rupiah pada masyarakat Indonesia,” terang Boan.

Di Indonesia industri P2P lending terbilang cukup berkembang. Hal ini ditandai dengan mulai banyaknya pemain yang berkecimpung di industri tersebut.

“Dengan selalu berinovasi dan mengupayakan pelayanan yang terbaik, maka kepercayaan dan pengenalan dari masayrakat akan semakin tumbuh dengan sendirinya, dan dengan kepercayaan yang diberikan oleh masayarakat kepada kami, KreditPintar terus mengusahakan yang terbaik dalam mewujudkan visi dan misi mengurangi celah pembiayaan yang sangat besar di Indonesia,” terang Boan.

Application Information Will Show Up Here