RHA TrueConnect Ramaikan Pasar True Wireless Earphone

Baru Agustus kemarin, RHA Audio membuat gebrakan lewat earphone wireless berteknologi planar magnetic pertama di dunia. Sekarang, giliran mereka merespon tren terkini di industri audio. Apa lagi kalau bukan true wireless earphone?

Perusahaan asal Skotlandia itu baru saja mengungkap RHA TrueConnect. Wujudnya sepintas mirip Apple AirPods, tapi dengan tangkai yang lebih pendek, serta eartip berbahan silikon yang tersedia dalam beragam ukuran (plus sejumlah lain besutan Comply yang berbahan memory foam).

RHA TrueConnect

Juga berbeda adalah finish berbahan logam pada bodi hitamnya. Sertifikasi IPX5 tidak lupa dijadikan sorotan, yang berarti perangkat tahan terhadap guyuran hujan maupun keringat, menjadikannya cocok untuk dipakai sembari berolahraga.

Di dalamnya bernaung driver 6 mm dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Konektivitasnya sudah menggunakan Bluetooth 5, dan pengoperasiannya mengandalkan panel sentuh di sisi luar earphone; baik untuk mengatur playback, mengatur volume, menerima/menolak panggilan telepon, maupun memanggil voice assistant.

RHA TrueConnect

Beralih ke bagian yang paling penting, yaitu daya tahan baterai, TrueConnect bisa digunakan sampai 5 jam dalam satu kali pengisian, sedangkan charging case-nya yang sudah memakai sambungan USB-C bisa menyuplai 20 jam daya ekstra. TrueConnect juga mendukung fast charging; 15 menit charging cukup untuk mengisi separuh kapasitas baterainya.

RHA berniat memasarkan TrueConnect mulai 18 Oktober seharga $170. Cukup terjangkau bila dibandingkan dengan penawaran serupa dari Master & Dynamic maupun Sennheiser yang dibanderol $299.

Sumber: Digital Trends dan RHA Audio.

Cuma $100, Earphone Wireless Jaybird Tarah Tawarkan Fitur Lengkap Buat Penggemar Olahraga

Sebagai pelopor kategori sport earphone, Jaybird tentu tidak lupa dengan tren yang dimulainya meski sudah merilis true wireless earphone tahun lalu. Anak perusahaan Logitech itu baru saja memperkenalkan Jaybird Tarah, earphone wireless termurahnya saat ini.

Tarah memiliki gaya desain yang mirip seperti Jaybird X4, lengkap sampai ‘sirip’ fleksibel di atas earpiece yang berfungsi membantu memantapkan posisi earphone di dalam telinga. Ini sudah menjadi ciri khas Jaybird sejak lama, sebab mayoritas penggunanya memang para penggemar olahraga.

Jaybird Tarah

Di tengah-tengah kabel pendek yang menyambungkan kedua earpiece-nya, ada semacam penjepit kecil yang bisa dimanfaatkan untuk mengatur panjang-pendek kabel dengan cepat. Mikrofon sekaligus remote control tiga tombol pun tidak lupa Jaybird sematkan meski Tarah mereka kategorikan di kelas budget, yang berarti ia bisa dipakai untuk memanggil Siri atau Google Assistant.

Di dalam bodi tahan airnya yang bersertifikasi IPX7 (bisa direndam sampai kedalaman 1 meter selama 30 menit), tertanam sepasang driver 6 mm dengan respon frekuensi 20 – 20.000 Hz. Sebagai produk yang lebih baru, satu kelebihan Tarah yang tidak dimiliki X4 adalah konektivitas Bluetooth 5.0 (X4 masih Bluetooth 4.1).

Jaybird Tarah

Dalam satu kali pengisian, baterainya bisa bertahan sampai enam jam penggunaan (X4 bisa sampai 8 jam). 6 jam memang tergolong singkat, tapi untungnya Tarah turut dilengkapi dukungan fast charging; pengisian selama 10 menit dapat memberikan daya yang cukup untuk penggunaan selama 1 jam.

Jaybird Tarah rencananya akan dipasarkan mulai bulan Oktober mendatang seharga $100 ($30 lebih murah daripada X4). Kombinasi warna yang ditawarkan ada tiga, dan Tarah juga kompatibel dengan aplikasi smartphone Jaybird untuk mengatur karakter suaranya.

Sumber: Logitech.

AKG Luncurkan Trio Headphone Wireless Baru

Salah satu atribut yang dicari dari headphone atau earphone adalah kemampuannya memblokir suara luar, baik secara pasif maupun aktif. Prioritas ini terkadang membuat kita lupa bahwa suara luar sebenarnya dapat membantu menjauhkan kita dari celaka. Itulah sebabnya belakangan banyak produsen headphone yang menerapkan teknologi noise cancelling adaptif.

Salah satunya adalah AKG, dan upaya mereka sudah bisa konsumen nikmati melalui headphone wireless terbarunya, AKG N700NC. Fitur unggulannya, seperti yang saya bilang, adalah noise cancelling adaptif; dengan satu klik tombol, pengguna bisa mengatur seberapa intens kinerja pemblokiran suaranya, atau dengan kata lain seberapa banyak suara luar yang diperbolehkan masuk.

AKG N700NC

Selain membantu menghindarkan kita dari marabahaya, fitur ini juga sangat memudahkan apabila pengguna tiba-tiba diajak bicara oleh seseorang; mengklik tombol jelas lebih praktis daripada harus melepas headphone, apalagi untuk headphone jenis over-ear yang berukuran cukup besar seperti ini.

Dalam satu kali charge, N700NC diyakini bisa beroperasi sampai 20 jam nonstop. Di Amerika Serikat, Samsung (pemilik Harman yang merupakan induk perusahaan AKG) telah memasarkannya seharga $350. Di rentang harga ini, ia bersaing langsung dengan Sony WH–1000XM3 yang juga dirilis belum lama ini.

AKG Y500

Selain N700NC, AKG turut menghadirkan dua headphone wireless lain, yakni Y500 yang bergaya on-ear serta Y100 yang bermodel in-ear. Keduanya tidak dibekali fitur noise cancelling dan hanya bisa mengisolasi suara secara pasif. Kendati demikian, keduanya dilengkapi fitur Ambient Aware untuk memudahkan pengguna mendengar suara luar.

Khusus AKG Y500, ia juga dibekali fitur pause dan play otomatis, yang akan aktif dengan sendirinya ketika headphone dilepas atau dipakai. Pengguna Y500 juga dapat menghubungkan dua perangkat sekaligus via Bluetooth jika perlu.

AKG Y100

Soal baterai, Y500 bisa tahan sampai 33 jam nonstop, sedangkan Y100 hingga 8 jam. Keduanya juga telah dipasarkan, masing-masing seharga $150 (Y500) dan $100 (Y100), dan variasi warnanya juga lebih beragam dibanding N700NC tadi.

Sumber: Samsung.

OnePlus Umumkan Type-C Bullets, Earphone USB-C Berharga Terjangkau

Saya kira hampir semua pembaca setuju kalau Apple memegang peran antagonis dalam tren hilangnya headphone jack pada smartphone. iPhone 7 dan iPhone 7 Plus yang dirilis dua tahun silam memang bukan ponsel modern pertama yang tidak dilengkapi colokan audio standar tersebut, tapi kita semua tahu pengaruh Apple terhadap industri jauh lebih besar daripada Motorola.

Satu per satu pabrikan ponsel lain pun mengikuti jejak Apple. Sekarang, bagi pengguna Android yang perangkatnya tak dibekali headphone jack, mereka memiliki dua opsi: menggunakan headphone atau earphone wireless, atau memakai headphone atau earphone USB-C. Untuk yang wireless, kita tahu pilihannya sudah sangat banyak di pasaran. Sayangnya tidak demikian untuk yang USB-C.

Kalaupun ada, umumnya harga headphone/earphone USB-C tidak murah. Kabar baiknya, situasinya bisa berubah dalam waktu dekat, tepatnya saat suksesor OnePlus 6 dirilis pada bulan November nanti – kalau rumornya benar – sebab OnePlus tengah menyiapkan earphone USB-C dengan harga yang sangat terjangkau.

OnePlus Type-C Bullets

Earphone bernama OnePlus Type-C Bullets itu bahkan sudah diumumkan di forum OnePlus. Ia bisa dianggap sebagai versi baru dari OnePlus Bullets (V2) – yang banyak menuai pujian – hanya saja konektornya bukan 3,5 mm melainkan USB-C. Bullets (V2) sendiri dihargai $20, dan OnePlus berjanji untuk tidak mengubah harganya pada Type-C Bullets.

$20 untuk earphone USB-C yang berkualitas, kurang lebih demikian premis yang diangkat OnePlus. Demi menjamin kualitas suaranya, OnePlus menyematkan DAC (digital-to-analog converter) bikinan Cirrus Logic – nama yang cukup tenar di kalangan audiophile – pada Type-C Bullets. Mikrofon beserta remote control pun juga turut tersedia.

Mengapa OnePlus harus susah-susah mengembangkan earphone ini? Mungkin karena suksesor OnePlus 6 nanti bakal datang tanpa headphone jack, dan ini rupanya telah dikonfirmasi sendiri oleh bos OnePlus kepada TechRadar. Jadi kalaupun Anda tidak tertarik dengan ponselnya, setidaknya Anda bisa melirik earphone-nya untuk digunakan bersama smartphone pilihan masing-masing.

Sumber: The Verge.

Master & Dynamic MW07 Merupakan Salah Satu True Wireless Earphone Berdesain Paling Premium

Master & Dynamic bukanlah merek pertama yang saya ingat saat membahas tentang headphone atau earphone. Namun ketika pembicaraannya sudah menjurus ke aspek build quality dan kesan premium, M&D langsung menjadi salah satu yang pertama saya sebut.

Argumen saya berdasar pada obsesi M&D terhadap material premium – spesifiknya logam dan kulit – serta kepiawaiannya dalam mengolah bahan-bahan itu menjadi produk yang penuh nilai estetika. Singkat cerita, kolaborasinya dengan Leica bukanlah suatu kebetulan.

Master & Dynamic MW07

Filosofi desain itu kembali menjadi acuan M&D dalam merancang true wireless earphone perdananya yang bernama MW07. Untuk segmen ini, M&D melihat ada material yang lebih ideal ketimbang kulit, yaitu asetat, yang biasanya menjadi bahan dari bingkai kacamata berharga mahal. Pada MW07, asetat dibentuk menjadi komponen penutup paling luar yang berwujud balok membusur.

Di baliknya, ada rangka akustik stainless steel yang menjadi rumah bagi driver 10 mm berbahan beryllium. Penggunaan stainless steel masih berlanjut sampai ke tombol pengontrol kecil yang terletak di salah satu sisi cover asetatnya itu tadi. Secara keseluruhan, MW07 tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4.

Master & Dynamic MW07

Guna menambah kenyamanan sekaligus memastikan earphone tidak mudah terlepas dari telinga, M&D turut menyertakan semacam sirip berbahan silikon yang bisa dilepas-pasang ke masing-masing earpiece. Sirip ini hadir dalam dua ukuran, begitu juga eartip-nya yang tersedia dalam lima variasi ukuran.

Di atas kertas, saya bisa langsung menemukan dua kelemahan MW07: koneksi yang digunakan masih Bluetooth 4.2, belum Bluetooth 5.0, dan baterainya cuma bisa bertahan sampai 3,5 jam. Beruntung charging case-nya (yang lagi-lagi terbuat dari stainless steel) sanggup menyuplai daya ekstra sampai 10,5 jam (3x full charge). Setelahnya, case yang mendukung fitur fast charging ini bisa diisi ulang menggunakan kabel USB-C.

Master & Dynamic MW07

Master & Dynamic MW07 saat ini sudah dipasarkan seharga $299, setara true wireless earphone pertama Sennheiser yang telah menggunakan Bluetooth 5.0. Pun begitu, desain adalah salah satu nilai jual utama MW07, apalagi berkat empat pilihan warna yang tersedia.

Sumber: Master & Dynamic.

Plantronics BackBeat Fit 3100 Adalah True Wireless Earphone-nya Para Pencinta Olahraga

Tidak semua true wireless earphone diciptakan sama. Bagi Plantronics, yang menjadi prioritas adalah peran perangkat sebagai teman olahraga. Berangkat dari filosofi tersebut, lahirlah Plantronics BackBeat Fit 3100, atau yang bisa disebut sebagai AirPods-nya para pencinta olahraga.

Berbekal earhook yang fleksibel, BackBeat Fit 3100 dirancang supaya bisa tetap terpasang dengan baik di telinga, tidak peduli seaktif apa penggunanya bergerak. Guyuran hujan maupun keringat sama sekali bukan masalah baginya, mengingat ia masuk ke kategori sport earphone dan telah mengantongi sertifikasi IP57.

Plantronics BackBeat Fit 3100

Juga unik adalah fitur Always Aware, yang diklaim mampu memblokir suara luar secara selektif. Jadi suara-suara yang dianggap penting seperti klakson kendaraan atau gonggongan anjing akan tetap terdengar meski musik tengah diputar, sedangkan sisanya yang kurang penting akan diblokir sebisa mungkin.

Dalam satu kali pengisian, BackBeat Fit 300 bisa beroperasi sampai lima jam pemakaian, dan charging case-nya bisa menyuplai 10 jam daya ekstra. Fitur fast charging pun turut tersedia; charging selama 15 menit bisa memberikan daya yang cukup untuk pemakaian selama 1 jam.

Plantronics BackBeat Fit 2100 / Plantronics
Plantronics BackBeat Fit 2100 / Plantronics

Anda kurang suka true wireless earphone atas alasan tertentu? Jangan khawatir, Plantronics sudah menyiapkan alternatifnya, yaitu BackBeat Fit 2100. Perangkat ini juga menawarkan fitur Always Aware yang sama, akan tetapi desainnya mengadopsi gaya neckband yang fleksibel. Daya tahan baterainya sedikit lebih awet di angka 7 jam.

Plantronics BackBeat Fit 350 / Plantronics
Plantronics BackBeat Fit 350 / Plantronics

Neckband juga bukan selera Anda? Ada BackBeat Fit 350 yang menganut desain earphone wireless tradisional dengan seuntai kabel yang menghubungkan kedua earpiece. Ia tak dilengkapi fitur Always Aware, akan tetapi fisiknya masih tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX5, dan baterainya bisa bertahan sampai 6 jam dalam satu kali pengisian.

Plantronics BackBeat Go 410 / Plantronics
Plantronics BackBeat Go 410 / Plantronics

Di luar kategori sport, ada BackBeat Go 410 yang menekankan fitur active noise cancelling (ANC). Di dalam masing-masing earpiece-nya tertanam driver 10 mm, dan sama seperti BackBeat Fit 3100 maupun 2100, ia sudah menggunakan konektivitas Bluetooth 5.0. Baterainya sendiri bisa bertahan sampai 8 jam (12 jam tanpa ANC) dalam satu kali charge.

Plantronics BackBeat Go 810 / Plantronics
Plantronics BackBeat Go 810 / Plantronics

Terakhir, ada BackBeat Go 810 yang juga menawarkan fitur ANC, tapi dalam wujud headphone dengan earcup berukuran besar (over-ear). Performanya ditunjang oleh driver 40 mm dan Bluetooth 5.0, sedangkan baterainya diklaim dapat bertahan hingga 22 jam (28 jam tanpa ANC).

Kelima earphone dan headphone wireless ini sekarang sudah dipasarkan. Harganya di Amerika Serikat adalah sebagai berikut:

Sumber: SlashGear dan Plantronics.

Sama Cantik Seperti Sebelumnya, Libratone Zipp 2 dan Zipp Mini 2 Kini Dibekali Integrasi Alexa

Alexa dan Google Assistant mungkin adalah dua nama yang paling sering kita dengar saat membicarakan produk audio belakangan ini. Kedua voice assistant itu memang selalu menjadi pilihan pertama pabrikan audio yang ingin ikut meramaikan segmen smart speaker, tidak terkecuali pabrikan asal Denmark, Libratone.

Perusahaan yang dikenal lewat speaker Bluetooth stylish-nya tersebut belum lama ini memperkenalkan smart speaker perdananya. Namun bukan dalam bentuk speaker baru, melainkan upgrade dari speaker Libratone Zipp dan Zipp Mini yang dirilis tiga tahun lalu. Namanya apa lagi kalau bukan Libratone Zipp 2 dan Zipp Mini 2.

Wujud silindris dengan sentuhan minimalis ala Skandinavia miliknya masih dipertahankan dan tidak diutik sama sekali. ‘Baju’ warna-warninya yang bisa dilepas dengan zipper alias ritsleting (demikian asal-usul namanya) juga masih sama dan tetap menjadi salah satu nilai jual utamanya dari segi estetika.

Libratone Zipp 2

Yang baru tentu saja adalah integrasi Amazon Alexa, dan sang asisten itu bisa langsung dipanggil tanpa harus menekan tombol sama sekali berkat kehadiran 6 mikrofon (3 mic pada Zipp Mini 2). Berkat Alexa, hampir semua pengoperasiannya bisa dilakukan via perintah suara, termasuk mengendalikan perangkat smart home yang kompatibel.

Kabar baiknya, Alexa bukan satu-satunya pembaruan yang dibawa. Libratone turut menjanjikan kualitas suara yang lebih baik berkat penggunaan reflektor akustik 360 derajat yang telah disempurnakan. Konektivitasnya juga membaik, kini mendukung AirPlay 2 dan Spotify Connect di samping Wi-Fi dan Bluetooth. Dukungan setup multi-room hingga 10 speaker juga masih tersedia.

Libratone Zipp Mini 2 / Libratone
Libratone Zipp Mini 2 / Libratone

Secara teknis, Zipp 2 mengemas woofer 4 inci, soft dome tweeter 1 inci, dan sepasang low frequency radiator 4 inci. Zipp Mini 2 di sisi lain mengemas woofer 3 inci, soft dome tweeter 1 inci, dan sepasang low frequency radiator 3,5 inci. Semuanya menerima suplai daya dari amplifier Class-D.

Ketahanan baterainya turut mengalami peningkatan menjadi 12 jam dalam satu kali charge. Baik Libratone Zipp 2 maupun Zipp Mini 2 akan dipasarkan mulai bulan Oktober masing-masing seharga 299 euro dan 249 euro.

Sumber: Pocket-lint.

Beoplay E6 Sempurnakan Sejumlah Aspek Earphone Wireless Perdana B&O

Bang & Olufsen merilis earphone wireless perdananya yang bernama Beoplay H5 dua tahun silam. Di IFA 2018, pabrikan asal Denmark tersebut sudah menyiapkan penerusnya, yakni Beoplay E6 – entah kenapa namanya bukan H6, dan konsumen pasti akan sedikit bingung mengingat ada Beoplay E8 yang merupakan true wireless earphone.

Secara estetika, E6 tampak mirip seperti H5. Satu-satunya hal yang membedakan adalah adanya sebilah sirip kecil yang akan membantu E6 ‘mencengkeram’ telinga pengguna dengan lebih baik. Ini penting mengingat E6 tahan cipratan air dan debu, sehingga saat dipakai sambil berolahraga pun ia tidak akan mudah terlepas dari telinga pengguna.

Bang & Olufsen Beoplay E6

Selebihnya, Anda akan menjumpai desain yang nyaris identik. Kabelnya masih terbuat dari bahan yang mirip seperti tali sepatu sneakers, akan tetapi remote-nya telah sedikit direvisi, kini mengemas tiga tombol aluminium yang lebih terasa taktil sekaligus tentu saja lebih tahan lama – remote ini juga dapat digunakan untuk memanggil Google Assistant ataupun Siri.

Juga baru untuk E6 adalah charger tipe snap-on. Charger-nya ini tinggal ditempelkan ke unit baterai yang ada di tengah-tengah kabel, sehingga pengguna tetap bisa memakai E6 selagi baterainya diisi ulang. Perlu dicatat, selagi di-charge, E6 bukannya bisa Anda bawa ke mana-mana, sebab charger-nya masih harus tersambung ke adaptor listrik, kecuali Anda sudah sedia power bank.

Bang & Olufsen Beoplay E6

Baterainya sendiri diklaim dapat bertahan sampai lima jam pemakaian, sedangkan charging-nya butuh waktu sekitar dua jam. Satu hal yang disayangkan, konektivitas yang digunakan belum Bluetooth 5.0, melainkan masih Bluetooth 4.2, meski tersedia dukungan atas codec AAC.

Bang & Olufsen Beoplay E6

B&O sepertinya tidak mengutak-utik kinerja audio earphone ini. Kendati demikian, konsumen masih bisa menyesuaikan karakter suaranya melalui aplikasi pendamping yang tersedia di ponsel. Saat sedang tidak digunakan, kedua earpiece-nya tinggal Anda tempelkan (magnetik) sehingga membentuk kalung, dan E6 otomatis akan langsung mati.

Saat ini Beoplay E6 sudah dipasarkan seharga $299, naik $50 dari H5, dan yang agak mengejutkan, setara dengan Beoplay E8 yang merupakan true wireless earphone. Pilihan warna yang tersedia ada tiga: hitam, “Sand” dan “Dark Plum”.

Sumber: CNET.

Beyerdynamic Luncurkan Empat Earphone dengan Desain Unik yang Sangat Nyaman di Telinga

Beyerdynamic Lagoon ANC bukan satu-satunya persembahan sang legenda Jerman di ajang IFA tahun ini. Mereka juga memperkenalkan empat earphone baru berdesain inovatif, yang masing-masing ditujukan untuk kelas konsumen yang berbeda; dari entry-level sampai yang high-end.

Desain inovatif itu merujuk pada sisi luar masing-masing earpiece yang datar. Saking datarnya, Beyerdynamic mengklaim bagian tersebut tidak akan nongol dari telinga ketika dikenakan. Alhasil, walaupun pengguna mengenakannya selagi berbaring miring, telinganya dipastikan tidak akan tertekan dan terasa sakit.

Beyerdynamic Beat Byrd / Beyerdynamic
Beyerdynamic Beat Byrd / Beyerdynamic

Pada kategori yang termurah, ada Beyerdynamic Beat Byrd yang memiliki kabel berwarna oranye seperti pada gambar di atas. Untuk model ini, sejatinya tidak ada yang bisa begitu dibanggakan kecuali desainnya yang pipih itu tadi. Banderol harganya pun cuma 25 euro, dan akan dipasarkan mulai akhir bulan September ini.

Beyerdynamic Soul Byrd / Beyerdynamic
Beyerdynamic Soul Byrd / Beyerdynamic

Di atasnya ada Beyerdynamic Soul Byrd yang menghadirkan sejumlah upgrade. Yang pertama, ia datang bersama lima pasang eartip dalam berbagai ukuran. Kedua, ada remote tiga tombol yang juga mengemas mikrofon sehingga pengguna dapat berinteraksi dengan Google Assistant maupun Siri. Selisih harganya cukup jauh, 79 euro, dan akan dipasarkan mulai pertengahan Oktober.

Beyerdynamic Blue Byrd / Beyerdynamic
Beyerdynamic Blue Byrd / Beyerdynamic

Di level premium, Beyerdynamic Blue Byrd menjanjikan kepraktisan konektivitas Bluetooth, lengkap dengan dukungan codec populer seperti aptX maupun AAC. Baterainya diklaim mampu bertahan hingga enam jam pemakaian, dan charging-nya sudah mengandalkan sambungan USB-C. Pemasarannya diperkirakan berlangsung di akhir tahun dengan harga 129 euro.

Beyerdynamic Blue Byrd ANC / Beyerdynamic
Beyerdynamic Blue Byrd ANC / Beyerdynamic

Terakhir dan yang paling mahal adalah Beyerdynamic Blue Byrd ANC. Seperti yang bisa kita lihat dari namanya, ia mengusung spesifikasi yang sama seperti Blue Byrd, dengan penambahan fitur active noise cancelling. Noise cancelling-nya pun juga sudah menganut metode hybrid seperti yang diterapkan headphone Lagoon ANC.

Khusus Blue Byrd ANC ini, desainnya mengadopsi model neckband. Ia pun juga telah mengemas fitur personalisasi suara macam yang diunggulkan Beyerdynamic Aventho Wireless. Itulah mengapa harganya terpaut sangat jauh dari tiga earphone di atas: 249 euro, dengan jadwal rilis di akhir tahun juga.

Sumber: The Verge dan Beyerdynamic.

Beyerdynamic Lagoon ANC Siap Ramaikan Pasar Headphone Wireless Noise Cancelling

Sony WH–1000XM3 bukan satu-satunya calon penantang kuat Bose di segmen headphone wireless berteknologi noise cancelling yang menjalani debutnya di ajang IFA tahun ini. Produsen perangkat audio tertua di dunia, Beyerdynamic, rupanya juga memperkenalkan calon rival yang sepadan, yakni Lagoon ANC.

ANC, seperti yang kita tahu, adalah singkatan dari Active Noise Cancelling, di mana pemblokiran suara dilakukan secara sengaja dengan mengolah suara yang masuk dari mikrofon. Untuk Lagoon ANC, Beyerdynamic rupanya telah menerapkan sistem hybrid, di mana mikrofon yang bertugas menangkap suara untuk dieliminasi tak hanya ditempatkan di bagian luar saja, tapi juga di dalam masing-masing earcup.

Soal performa, Beyerdynamic belum merincikan unit driver yang digunakan headphone tipe over-ear ini seperti apa, tapi yang pasti respon frekuensinya berada di rentang 10 – 30.000 Hz. Dari catatan spesifikasinya pun kita juga bisa menduga kalau dimensi headphone ini masuk kategori cukup ringkas, mengingat bobotnya tercatat hanya 280 gram saja.

Beyerdynamic Lagoon ANC

Desainnya boleh dibilang sederhana, tapi masih kelihatan cukup premium. Pada earcup sebelah kanannya, kita bisa melihat kehadiran panel sentuh yang mendukung beragam gesture untuk mengoperasikan headphone, termasuk gesture untuk memanggil Google Assistant maupun Siri. Lagoon turut dilengkapi sensor yang akan mendeteksi apabila pengguna melepas headphone, lalu menghentikan musik secara otomatis, begitu juga sebaliknya, memutarnya kembali saat headphone dikenakan.

Namun atribut terunik Lagoon adalah sistem pencahayaan di bagian dalam kedua earcup-nya. Lho kok di dalam? Ya, sebab fungsinya sama sekali bukan untuk gaya-gayaan, melainkan untuk menjadi indikator buat pengguna. Contoh, saat headphone dinyalakan, lampu di earcup sebelah kiri akan menyala biru, sedangkan kanan menyala merah, demi memudahkan pengguna membedakan antara keduanya.

Contoh selanjutnya, saat menunggu untuk di-pair, lampunya akan berpenjar dalam warna biru dan berpindah dari satu earcup ke yang lain. Begitu berhasil tersambungkan dan siap digunakan, warnanya pun berganti menjadi oranye. Terakhir, ketika baterainya hampir habis, lampunya bakal menyala merah. Sekali lagi jangan samakan ini dengan sistem pencahayaan RGB, sebab fungsinya benar-benar berbeda.

Beyerdynamic Lagoon ANC

Bicara soal baterai, Lagoon ANC menjanjikan daya tahan sampai 24 jam dalam posisi noise cancelling aktif. Kalau dinonaktifkan, baterainya malah bisa bertahan hingga 46 jam pemakaian – sangat lama untuk ukuran headphone Bluetooth. Untuk charging, Lagoon telah memakai sambungan USB-C, sama seperti Sony WH–1000XM3.

Rencananya, Beyerdynamic Lagoon ANC akan dipasarkan mulai kuartal keempat tahun ini seharga 399 euro (± 6,9 juta). Varian warna yang bakal ditawarkan ada dua: kombinasi hitam dan biru, serta kombinasi abu-abu dan cokelat.

Sumber: Beyerdynamic dan The Verge.