Pomelo Masuk ke Layanan B2B Melalui “Prism.”, Solusi Menyeluruh untuk Brand

Platform fesyen omnichannel Pomelo merilis layanan B2B bernama “Prism.”, sebuah layanan end-to-end yang terintegrasi bagi brand fesyen untuk meningkatkan skala bisnis mereka. Platform ini pertama kali hadir di kantor pusat Pomelo, Thailand, dan segera hadir di negara lainnya di ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, dan Indonesia dalam waktu dekat.

Dalam konferensi pers virtual yang diselenggarakan perusahaan hari ini (24/6), CEO Pomelo David Jou menuturkan sejak Pomelo didirikan pada 2013, kini telah menjelma jadi powerhouse fesyen regional yang memiliki banyak kapasitas dan teknologi yang dapat disalurkan untuk brand agar dapat tumbuh lebih cepat.

“Pandemi telah berdampak seismik pada industri. Tujuan kami dengan Prism. adalah mengubah krisis ini menjadi peluang,” ujar Jou.

Mengutip dari laporan e-Conomy, meskipun di masa pandemi, industri fesyen digital ASEAN tumbuh 22% (GMV) dan bernilai $25 miliar pada tahun lalu. Angka tersebut tumbuh terbesar kedua di semua ritel online. Diproyeksikan angka tersebut akan tumbuh secara eksponensial hingga enam kali lipat dari nilai saat ini.

Prism. mendukung pertumbuhan ritel dengan memberikan brand akses terhadap keahlian core commerce, data analytics, logistik global, trading & merchandising, pemasaran, dan kreatif. Pada akhirnya seluruh solusi tersebut dapat membantu brand mendapatkan pengalaman yang jauh lebih personal di platform maupun dengan audiens, serta memberikan dampak yang lebih besar di industri fesyen.

Dijelaskan lebih jauh, untuk solusi core commerce, Prism. telah dilengkapi dengan cakupan komersial online-to-offline yang modern, mencakup personalisasi, manajemen konten, omnichannel, dan pemahaman Tap.Try.Buy milik Pomelo, serta akses ke platform e-commerce dan toko fisik. Brand pun akan mendapat arahan strategi yang sesuai dengan misi mereka.

Selanjutnya untuk area trading dan merchandising, Prism. menawarkan layanan desain, manufaktur, fabric-sourcing yang terbaik. Hal ini memungkinkan brand mendapat wawasan industri yang bernilai mengenai perkiraan tren, pengembangan produk, desain teknis, ukuran dan produksi.

Terakhir, untuk kemampuan pemasaran, brand dapat memperoleh akses 360 marketing platform Pomelo yang menggabungkan konsultasi brand, layanan lengkap studio kreatif untuk memproduksi konten terbaik, menciptakan konten media sosial multi-channel yang dilokalisasi sesuai target audiens, jaringan influencer dan KOL, serta solusi pemasaran berdasarkan data.

“Jika brand hanya membutuhkan solusi kreatif karena tidak ada tim kreatif, bisa datang ke kami. Berikutnya untuk launching itu dibebaskan, boleh tidak dieksekusi melalui platform kami, jadi kami hanya bantu di proses awalnya saja.”

Hingga saat ini Prism. telah menggandeng brand global, seperti Urban Revivo dan Levi’s sebagai kliennya. Ditargetkan pada setahun ini dapat menggaet hingga ribuan brand. Tak hanya fesyen, Prism. akan mengincar brand skincare, make up, dan kosmetik.

“Kami akan mengincar ribuan brand ke dalam platform dalam 12 bulan ke depan. Kami meyakini Prism. akan memberikan kontribusi hingga dua kali lipat karena Prism. akan menjadi perspektif baru dalam bisnis fesyen pada masa mendatang,” pungkasnya.

Application Information Will Show Up Here

Layanan yang Membantu Berjualan di Era Digital

Saat ini banyak sekali startup yang menghadirkan solusi untuk masalah yang ada di sekitar kita. Jika Anda seorang penjual yang ingin berjualan offline maupun online dan membutuhkan bantuan kemajuan teknologi, berikut beberapa hal yang kini bisa dioptimalkan atau dimudahkan dengan adanya layanan-layanan dari startup atau yang dikenal sebagai perusahaan teknologi.

Kemudahan akses modal

Modal adalah sesuatu yang kerap menjadi masalah bagi bisnis dan para penjual, terlebih modal finansial. Secara konvensional para pebisnis mengandalkan layanan perbankan untuk mencari modal namun berkat teknologi digital modal bisa diakses dengan lebih mudah.

Layanan sepeti KoinWorks, Modalku, Sofis, Amartha hingga UangTeman merupakan layanan yang telah menghadirkan solusi untuk memudahkan mendapatkan modal. Para penjual bisa mengajukan pinjaman ke layanan-layanan tersebut dengan nominal yang bisa disesuaikan setelah penjual melengkapi berkas pengajuan pinjaman. Selain mudah layanan peminjaman yang dikenal dengan istilah peer to peer lending (P2P) memiliki fleksibilitas bentuk pinjaman termasuk memudahkan dalam membayar cicilan yang telah ditentukan. Semua bisa dilakukan di mana saja melalui teknologi digital yang dikembangkan layanan-layanan tersebut.

Pemasaran

Sebagai penjual, baik offline maupun online memasarkan produknya merupakan sebuah tantangan. Memilih strategi yang tepat untuk meningkatkan konversi dari target pemasaran menjadi pengguna adalah pekerjaan rumah yang tidak mudah. Butuh perhitungan, butuh alat dan butuh data-data yang valid untuk menghindarkan dari pemasaran yang sia-sia.

Dari sekian banyak cara memasarkan barang ada beberapa startup asal Indonesia yang memiliki solusi untuk pemasaran yang unik dan menjanjikan kualitas jangkauan yang baik. Layanan tersebut adalah layanan iklan yang dipasang di kendaraan, baik mobil atau motor. Namun untuk kemudahan pengelolaan dan pembayaran disuguhkan dalam bentuk dashboard digital yang bisa diakses dengan mudah sehingga pengelolaan iklan dan laporannya bisa terukur dengan baik.

Tercatat startup seperti Sticar, Promogo, StickEarn, Klana, HipCar memberikan opsi pemasaran atau iklan melalui armada mobil dari mitra yang tergabung di masing-masing. Sementara layanan sepeti Karsa menawarkan iklan yang ditempel di kendaraan roda dua.

Ada beberapa keunggulan yang ditawarkan masing-masing. Namun tiga hal utama yang ditawarkan yakni kemudahan pengajuan iklan, iklan yang bisa dipantau dan sistem laporan efektivitas iklan yang ditayangkan yang bisa jadi bahan pertimbangan penjual. Semua dikembangkan dengan pendekatan teknologi.

Contoh lain dari pemasaran yang berkembang di era teknologi adalah hadirnya media sosial. Facebook, Instagram, dan Twitter masih menjadi sarana yang cukup seru untuk menjangkau target pasar.

Penjualan dan pengelolaan barang

Berjualan offline maupun online tentu membutuhkan usaha yang cukup banyak untuk mendata atau mengelola barang dan menjualnya. Untuk memudahkan hal tersebut, dari segi administrasi atau pencatatan banyak startup asal Indonesia yang menghadirkan solusi yang bisa jadi pilihan.

Untuk mereka yang berjualan offline dan online, startup seperti Jubelio dan Jualio mungkin bisa menjadi pilihan. Jubelio misalnya, menyuguhkan layanan terintegrasi untuk memudahkan berjualan online di banyak tempat atau marketplace. Dengan Jubelio penjual bisa memantau dan mengelola jualan mereka di banyak marketplace sekaligus. Termasuk bagaimana mengelola barang-barang yang ada di gudang. Sistem real time yang ditawarkan juga sangat bermanfaat untuk sinkronisasi stok barang.

Solusi yang cukup menarik lainnya juga ditawarkan oleh Jualio. Mengusung konsep membantu penjual menjualkan barangnya Jualio memberikan solusi yang memungkinkan pengguna menjual dan bertransaksi melalu media sosial. Jualio di awal tahun ini bahkan dikabarkan tengah menyiapkan chatbot dan platform berjualan melalui instagram. Teknologi-teknologi yang tentu akan membantu para penjual-penjual di era digital.  Dan mungkin banyak lagi startup yang bermanfaat dalam hal pengelolaan barang dan penjualan yang muncul di kemudian hari.

Pencatatan dan operasional

Selain bermanfaat bagi penjual yang menjual barang secara online banyak juga startup asal Indonesia yang mendesain solusi untuk para penjual offline. Solusi tersebut kebanyakan hadir dari segi pencatatan atau administrasi dan operasional. Kebanyakan saat ini yang ada mulai menggunakan teknologi cloud untuk memudahkan integrasi apabila penjual memiliki cabang dan semacamnya. Sistem pencatatan atau administrasi penjualan sering juga disebut dengan Point of Sales (POS).

Di Indonesia produk POS ini sudah mulai banyak pilihan, tercatat nama-nama seperti NADIPOS, Jurnal, Zahir, Moka Pos, dan beberapa lainnya. Selain itu juga ada Turboly yang menyediakan sistem POS, stok, suplier, sistem akuntansi dan CRM (customer relationship management). Ada juga Sleekr yang menyediakan pilihan untuk menangani pengelolaan karyawan dan akuntansi. Atau Ukirama, startup yang menyuguhkan sistem ERP yang lengkap termasuk untuk urusan pembayaran karyawan.

Sistem POS dan beberapa fitur lainnya yang usung startup ini biasanya memudahkan para pengguna yang umumnya penjual untuk memantau penjualannya di lebih dari satu tempat atau cabang. Kemudahan itulah yang menjadi dasar keunggulan startup-startup di segmen POS.

Optimasi kepuasan pelanggan

Proses transaksi yang mudah mungkin menjadi kunci bagi para penjual. Untuk hal tersebut mungkin Prism masih menjadi unggulan. Menyediakan solusi chat to buy Prism memungkinkan pembeli membeli dan melakukan transaksi via chat. Ini tentu sangat efektif bagi penjual. Selain pengalaman pengguna pengelolaan transaksi juga dimudahkan. Salah satu keseriusan Prism di segmen ini adalah mengeluarkan aplikasi papan ketik untuk memudahkan pengelolaan nomor rekening yang bermanfaat bagi para penjual online. Fitur di papan tersebut bisa meringkas cara penjual menangani pembeli melalui smartphone mereka.

Startup lainnya yang tak kalah berguna untuk pembayaran adalah Flip. Konsepnya sederhana, Flip membantu para penjual memangkas biaya transfer antar bank. Selain berguna bagi penjual layanan ini juga bermanfaat bagi pembeli. Dengan Flip baik penjual maupun pembeli bisa menghemat untuk keperluan masing-masing.

Selanjutnya adalah pelayanan pelanggan, bagaimana penjual bisa tetap melayani pembeli 24 jam non stop. Salah satu teknologi terkini yang bisa diimplementasikan adalah teknologi chatbot. Dengan teknologi ini menjual bisa memberikan pengalaman bertransaksi melalui pesan singkat yang dilakukan secara otomatis kepada pelanggan. Pengalaman dan penghematan biaya menjadi salah satu keunggulannya.

Untuk berinvestasi di layanan ini butuh cukup pengetahuan dan biaya. Untuk itu ChatzBro dan juga EVA melihat ini sebagai peluang. Keduanya sama-sama menyuguhkan kemudahan bagi para penjual untuk membantun chatbot yang bisa diimplementasikan di beberapa platform pesan instan populer yang ada.

Lima Cara Membangun Startup dari Kegagalan

Di sesi #SelasaStartup minggu ini, DailySocial kedatangan Co-Founder dan CEO Prism Batista Harahap (Tista) yang membangun Prism, sebuah sistem chat yang mampu terintegrasi dengan layanan e-commerce dan memudahkan customer service membantu pelanggan memenuhi kebutuhan transaksinya.

Batista sudah cukup lama malang melintang di industri startup Indonesia. Ia sempat terlibat dengan pengembangan Urbanesia dan Ardent Labs, hingga kemudian mendirikan startup sendiri bernama Coral, sebuah layanan mobile marketplace yang menyasar segmen perempuan. Ketidakberhasilan mengembangkan Coral justru menjadi pelajaran Batista untuk membangun Prism dengan fitur-fitur seperti saat ini.

Dalam membangun startup, ketika tantangan kerap menghampiri, kegagalan merupakan “teman” yang selalu hadir dan menghambat bisnis startup. Menurut Batista, justru kegagalan tersebut merupakan cara tepat untuk bangun kembali dan membantu startup menciptakan produk yang lebih baik.

Batista mengupas lima tips penting bagi pendiri startup, ketika startup mengalami kegagalan.

“Menjadi sulit bagi startup untuk menemukan tindakan preventif yang bisa dilakukan saat startup melakukan kesalahan. Terima semua kesalahan dan kegagalan tersebut dan perbaiki dengan cepat agar bisa menciptakan produk startup yang tepat.”

Validasi produk dan manfaatkan feedback

Salah satu cara untuk bisa membuat produk yang relevan dan berfungsi baik untuk pengguna adalah menyampaikan ide produk dalam bentuk prototipe produk sederhana dalam waktu singkat.

Tampung semua feedback positif dan negatif yang didapatkan untuk kemudian diolah menjadi produk yang tepat dan disukai pengguna.

Jangan lupa untuk membina relasi yang baik dengan tim terkait pembuatan produk (programmer,Ui/UX Designer, dan lainnya). Dengan demikian, semua perubahan yang ada bisa diperbaiki secara langsung.

Hindari membuat produk yang terlalu “canggih”

Batista Harahap di sesi #SelasaStartup DailySocial
Batista Harahap di sesi #SelasaStartup DailySocial

Tujuan akhir produk dibuat adalah agar target pengguna bisa menggunakannya setiap hari. Produk yang menggunakan proses dan sistem yang terlalu rumit akan menyulitkan pengguna mengadopsi. Pada akhirnya pengguna malah meninggalkan produk tersebut. Buatlah produk yang sederhana dengan teknologi yang relevan dan tentunya bisa dipahami dengan baik oleh pengguna.

Ciptakan kultur perusahaan yang positif

Salah satu poin penting yang wajib dicermati pendiri startup adalah membina hubungan yang jujur dan terbuka dengan partner dan pegawai. Sampaikan masalah/kendala yang dialami startup dan ajak semua tim untuk memikul tanggung jawab tersebut, sekaligus memecahkan masalah yang ada. Hubungan yang terbuka bisa membuat dinamika kerja lebih baik dan tentunya lebih solid.

Ciptakan hubungan baik dengan klien

Jika saat ini produk startup Anda fokus untuk memberikan pengalaman yang lebih baik kepada penjual atau pembeli, pastikan untuk memahami dan menempatkan posisi mereka sebagai prioritas Anda. Hadirkan solusi terbaik untuk mereka dan pastikan produk yang Anda ciptakan bisa membuat pekerjaan mereka lebih mudah dengan pilihan pembayaran yang beragam.

Fokus untuk monetisasi

Pada akhirnya produk yang Anda ciptakan bersama tim bertujuan untuk dijual ke target pasar dan memperoleh pendapatan. Jika startup Anda gagal menemukan target pengguna yang bersedia untuk membayar produk tersebut, proses pembuatan hingga penerapan teknologi yang paling canggih pun akan menjadi sia-sia. Pastikan produk bisa terjual dan menarik perhatian target pengguna untuk membayar.

Perjalanan Satu Tahun Prism, dari Capaian Bisnis sampai Inovasi Produk

Pengembang layanan chat-to-buy Prism mengumumkan telah mencapai satu tahun pertamanya pasca pivot dari layanan sebelumnya yang dikenal dengan Coral. Salah satu pencapaian yang diinformasikan terkait dengan jumlah merchant yang telah menggunakan layanannya, yakni sudah mencapai lebih dari 50 e-commerce. Beberapa di antaranya termasuk Berrybenka, Amazara, Manulife, Oktagon, Tees, hingga Biznet Gio.

Untuk lebih tahu tentang pembaruan terkini dari Prism, DailySocial menghubungi Co-Founder & CEO Prism Batista Harahap (Tista). Dalam keterangannya Tista turut menyinggung seputar inovasi produk yang menjadi salah satu konsentrasi utama di tahun pertama berjalan. Salah satu yang baru digulirkan ialah fitur Customer Purchase History, memungkinkan merchant untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang para pembelinya.

“Customer Purchase History sangat efektif untuk meningkatkan basket-size melalui up-selling. Untuk merchant yang menggunakan platform e-commerce seperti WooCommerce di WordPress, you get this out of the box. Inovasi di Prism datang dari dalam maupun luar, kami punya kultur yang fanatik terhadap umpan balik,” terang Tista.

Produktivitas konsumen menjadi patokan utama

Berjalan satu tahun dan berhasil melakukan akuisisi pengguna yang cukup banyak bukan hal mudah –beberapa di antaranya pemain yang cukup signifikan di lanskap e-commerce Indonesia. Mengingat layanan serupa (pengelolaan transaksi via fitur chat) sebenarnya sudah banyak, terutama produk dari luar. Tista menjelaskan, bahwa kerja keras dengan tujuan yang terukur menjadi kunci Prism selama ini. Untuk produknya patokan utamanya sangat jelas, meningkatkan produktivitas merchat sehingga meningkatkan coversion rate.

“Termasuk ketika harus menghadapi kendala, sejauh ini kendala yang ada selalu memberikan kami kesempatan untuk berinovasi. Customer Purchase History sendiri adalah fitur yang hadir karena kendala yang dihadapi salah satu merchant kami,” ujar Tista.

Implementasi di lapangan pun bukan tanpa tantangan. Salah satu isu yang sering ditemui ketika merchant tidak menggunakan platform e-commerce standar seperti WooCommerce, Magento, Opencart dan sebagainya (layanan Prism dapat dipasang secara instan di paltform tersebut). Penyelesaiannya dukungan teknis disediakan secara penuh untuk mendampingi proses implementasi.

“Dengan layanan Prism, rata-rata merchant mitra kami mendapatkan peningkatan conversion rate hingga 40 persen,” ungkap Tista.

Tetap berpegang teguh pada visi utama

Mengenai apa yang ingin dicapai dalam milestone tahun berikutnya Tista bercerita tentang visi utama Prism. Yakni ingin membuat pengalaman membeli se-native mungkin. Salah satu yang dilakukan ialah dengan selalu mendengarkan masukan dari para rekanan dan konsumen, serta selalu melakukan eksekusi perbaikan ataupun pembaruan secepat-cepatnya.

“Sebagai sebuah startup, hal yang paling merugikan adalah tidak cukup cepat untuk mempertahankan growth rate bahkan melebihi. Dari sejak pivot menjadi Prism, visi kami tidak berubah, Prism adalah the go-to company for chat commerce,” pungkas Tista.

Prism Hadirkan Aplikasi “Selly”, Papan Ketik Multifungsi untuk Membantu Pedagang Online

Pengembang platform chat-to-commerce Prism meluncurkan varian produk terbarunya. Berbentuk aplikasi Android, aplikasi tersebut dinamakan Selly. Pada dasarnya Selly merupakan sebuah aplikasi papan ketik atau keyboard untuk ponsel pintar yang telah dikustomisasi. Tujuannya untuk membantu pengguna dalam menangani transaksi jual beli melalui aplikasi pesan dan media sosial.

Selly memiliki kemampuan untuk memberikan kemudahan bagi pengguna ketika mengirim tagihan, melakukan pengecekan ongkos kirim, hingga membuat notifikasi untuk pelanggan. Aplikasi ini dapat terintegrasi dengan layanan populer seperti WhatsApp, LINE, Instagram dan lainnya. Yang paling signifikan, aplikasi ini juga terhubung langsung dengan sistem payment gateway, sehingga benar-benar memberikan efektivitas bagi pengguna dalam mengelola transaksi.

“Selly dan Prism keduanya adalah produk-produk yang dibuat oleh Prism sebagai perusahaan, di mana keduanya mempunyai target market-nya masing-masing. Selly ditargetkan untuk niche yang sangat spesifik untuk menyelesaikan masalah yang spesifik. Semua inovasi kita terfokus pada kategori chat commerce,” ujar Batista Harahap selaku Co-Founder & CEO Prism.

Fitur pertama yang ada di Selly adalah membantu pengguna mengirim tagihan. Dengan aplikasi keyboard yang terpasang, pengguna dapat mengurus berbagai pesanan dari aplikasi yang berbeda. Misalnya ada yang melakukan pemesanan melalui WhatsApp, LINE atau yang lainnya. Semua tagihan dengan template yang lengkap dapat dikirimkan langsung ke pelanggan.

Fitur kedua yakni untuk mengelola transaksi. Di Selly, pengguna dapat membuat rekap sederhana tentang transaksi penjualan yang berjalan. Termasuk melihat status dan histori transaksi. Menyederhanakan proses pembukuan atas kegiatan jual beli yang dilakukan. Ada juga laman dashboard yang berisi berbagai template teks yang dapat dimanfaatkan untuk mengingatkan pelanggan yang belum melakukan pembayaran.

Sering kali penjual online juga disibukkan dengan pertanyaan yang itu-itu saja, tapi harus dijawab karena datangnya dari pelanggan baru. Untuk itu Selly juga melengkapi dengan fitur Auto Text, sehingga ketika ada pertanyaan yang sama, pengguna dapat langsung memilih jawaban yang tersedia dalam direktori, tanpa harus mengetik ulang.

Terakhir fitur cek ongkos kirim, secara otomatis Selly akan memberikan informasi secara cepat biaya kirim melalui aplikasi di laman chat, cukup masukkan kota tujuan dan pilih kurir, ongkos kirim akan dikompilasi bersama tagihan.

Application Information Will Show Up Here

Prism Touch Mudahkan Pengelolaan Pembayaran Melalui Kanal Messaging

Prism yang mengusung konsep chat to buy kembali melengkapi portofolio layanannya dengan meluncurkan Prism Touch, sebuah aplikasi yang memudahkan para penjual untuk mengelola transaksi mereka. Aplikasi custom keyboard ini disiapkan untuk memudahkan menjual membuat tagihan hingga mengingatkan pelanggan untuk segera melunasinya.

Seperti ditulis CEO Prism Batista Harahap dalam rilisnya, Prism Touch mengusung misi umembawa pengalaman berjualan nomor satu. Aplikasi Prism Touch hadir dalam bentuk custom keyboard yang bisa digunakan penjual untuk berinteraksi dengan pembeli melalui berbagai platform pesan instan, seperti WhatsApp, Line@, Line, Instagram, BBM, Telegram, Facebook, dan lainnya.

Prism Touch mendukung metode pembayaran melalui Midtrans dan transfer bank, meliputi Bank Mandiri, BCA, BNI, dan BRI.

Untuk penjual yang sudah menjadi pengguna Midtrans, layanan Prism Touch bisa digunakan untuk menerima pembayaran dari berbagai metode, seperti Credit Card, Bank Transfer (BCA VA, Mandiri Bill Payment, BNI VA, BRI e-Pay, dll), Indomaret dan sebentar lagi terintegrasi dengan Go-Pay.

Untuk kemudahan pengelolaan transaksi, Prism Touch menghadirkan dashboard yang bisa digunakan untuk mengelola keseluruhan aplikasi. Jika pengguna merupakan pengguna Midtrans, setiap pembayaran yang dibayarkan akan secara otomatis berpindah dari status pending ke paid.

prism touch 2 prism touch 1

Cara pengaturannya cukup mudah. Pengguna tinggal masuk atau login menggunakan akun Google kemudian mengisi informasi yang diperlukan, seperti nama toko, akun bank, dan key untuk terhubung dengan Midtrans. Selanjutnya pengguna tinggal mengaktifkan keyboard Prism Touch di bagian pengaturan input dan bahasa. Prism Touch bisa langsung digunakan.

“Kita memang berawal dari Coral yang punya misi untuk memberikan first class experience untuk seller. Oleh karena itu, produk ini fokus hanya untuk melayani sellers. App ini ga ada gunanya untuk consumer. Sebagai seller, sekarang dengan Prism Touch ga perlu lagi pake catetan manual untuk transaksi-transaksinya. Cukup dengan satu aplikasi dan semua kebutuhannya sebagai seller, kita fasilitasi,” ujar Tista tentang aplikasi Prism Touch.

Application Information Will Show Up Here

Aplikasi Prism Diintegrasikan dengan LINE@, Mudahkan Pemilik Merchant Atur Transaksi Melalui Chat

Platform chat-to-buy Prism baru-baru ini mengumumkan sebuah integrasi aplikasi yang memudahkan pengguna LINE@ (dalam hal ini merchant) untuk memproses transaksi menggunakan kolom chatting. Menggunakan aplikasi Prism yang dapat diunduh oleh pemilik merchant di perangkatnya, pengguna akan dipermudah untuk mengelola komunikasi sekaligus transaksi pembelian melalui dashboard tunggal.

Saat ditemui di kantornya di Yogyakarta, Chief of Operations Prism Fachry Bafadal menyampaikan:

“Jadi dari berbagai macam channel yang ada (untuk penjualan online), kita ingin mencoba menghadirkan sebuah single-dashboard di mana mereka bisa melakukan komunikasi hingga melakukan check-out (memproses transaksi).”

Sebelumnya Prism dihadirkan untuk melengkapi website e-commerce melalui sebuah chat-widget. Dengan integrasi LINE@ ini, artinya layanan Prism tidak lagi mengharuskan merchant untuk memiliki website. Ketika mereka memiliki “lapak” di LINE@ transaksi kepada pelanggan dapat dikelola melalui aplikasi.

“…dari merchant yang kita punya tadinya kita require mereka untuk memiliki website, dengan membukan opportunity di mobile ini, merchant tidak lagi perlu punya website. Mereka cukup punya LINE@ Account dan sudah aktif berjualan di LINE sebelumnya, dan Prism menyajikan powerful tools yang membantu mereka untuk mempercepat transaksi melalui perangkatnya,” ujar Fachry.

Tidak hanya transaksi saja, namun dalam aplikasi Prism juga dibubuhkan sebuah analytics tools yang membantu pengguna memahami laju transaksi dan conversion rate pada merchant yang dikelola. Untuk saat ini aplikasi Prism sudah tersedia di Google Play dan App Store, hanya saja belum dibuka untuk publik, baru diujicobakan melalui private invitation.

Sembari mendemokan integrasi aplikasi Prism dan LINE@ kepada DailySocial, VP of Engineering Prism Fauzan Erich Emmerling menjelaskan cara kerja integrasi tersebut:

“Nantinya pemilik merchant akan memiliki akun Prism untuk login ke dalam aplikasi. Ketika ada penawaran melalui LINE@, maka akan terhubung (mendapatkan notifikasi) ke dalam aplikasi Prism untuk berkomunikasi dan memprosesnya transaksi … Saat ini baru LINE, tapi kita expect untuk mengembangkan di channel yang lain.”

Salah satu keuntungan yang ingin ditawarkan oleh Prism adalah aplikasi ini terhubung langsung dengan payment gateway. Sehingga semua transaksi benar-benar bisa langsung dikelola melalui chat, dan pemilik merchant dapat memberikan opsi pembayaran yang lebih lengkap, mulai bank transfer hingga virtual account.

Layanan Prism sendiri disajikan dalam bentuk SaaS (Software as a Services), merchant dapat berlangganan untuk memanfaatkan berbagai kelebihan yang terdapat pada aplikasi.

“Melihat traksi pengguna dari versi Prism sebelumnya, sangat bagus, mereka melihat bahwa behaviour konsumen di Indonesia lebih suka dilayani melalui conversation dibanding hanya melalui shopping cart,” imbuh Fachry.

Sebagai informasi tambahan, Prism adalah startup yang bernaung di bawah PT Koneksi Integrasi, bagian dari grup perusahaan Midtrans. Berdirinya Prism diinisiasi oleh bergabungnya startup Coral dan OneBit.

Coral Pivot Jadi Prism, Hadirkan Fitur Chat-to-Buy untuk E-Commerce

Model layanan yang mengedepankan kecerdasan buatan yang menyajikan otomatisasi terus gencar dilahirkan oleh racikan tangan pengembang lokal. Baru-baru ini hadir sebuah layanan bernama Prism, sebuah sistem chat yang mampu terintegrasi dengan layanan e-commerce dan memudahkan customer service membantu pelanggan memenuhi kebutuhan transaksinya. Layanan ini digagas oleh tim pengembang Coral. Prism menjadi bentuk pivot dari Coral.

Co-Founder dan CEO Prism Batista Harap memberikan komentar:

“Yes, kita mengambil pelajaran-pelajaran yang kami terima di Coral untuk meningkatkan Conversion Rate di seluruh merchant kami.”

Segepok fitur telah disematkan pada layanan Chat-to-Buy ini, dengan pembagian kategori fitur berupa Conversation, Transaction dan Power Tools. Di kategori Conversation berbagai fitur yang mendukung percakapan diadakan, termasuk kemampuan kustomisasi widget, integrasi dengan email, autoresponder dan sistem persona agen.

Di kategori layanan Transaction, fitur belanja online tersematkan ke dalam sistem chat yang diintegrasikan dengan layanan e-commerce, sehingga memudahkan pengguna yang dibantu oleh sistem bantuan pelanggan memenuhi kebutuhan transaksi. Karena melalui sistem ini pengguna pun dapat melakukan pembayaran, misal menggunakan kartu kredit, tanpa harus meninggalkan chat. Sedangkan di kategori Power Tools berbagai kebutuhan untuk memudahkan pelanggan dan promosi dihadirkan. Termasuk kemampuannya untuk diakses dalam mode desktop ataupun mobile.

Saat ini layanan Prism dapat dilanggan dengan dua pilihan paket, yakni Startup E-Commerce dan Enterprise E-Commerce. Perbedaannya adalah kapabilitas dan kekayaan fitur. Dalam penerapannya pun sudah tersedia API integrasi yang siap pasang. Cukup baru memang untuk sebuah sistem e-commerce di Indonesia, namun bisa jadi ini membuka tren baru di dunia belanja online, terlebih sistem berbasis messaging sudah sangat akrab digunakan oleh pengguna smartphone di Indonesia.

Teknologi di balik kecerdasan layanan Prism

Dewasa ini pendekatan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), Natural Language Processing (NLP), Machine Learning hingga Big Data memang sedang gencar untuk melakukan pengelolaan dan otomatisasi pada kumpulan data dan layanan. Namun dalam pengembangannya Prism mencoba untuk melakukan pendekatan lain di tengah maraknya pengembangan layanan berbasis AI.

“Kami optimis terhadap AI, tapi dengan data dan kemajuan NLP di Bahasa Indonesia sekarang, kami rasa belum prime-time, please prove us wrong. Oleh karena itu kami memilih untuk design Prism dengan prinsip Augmented Intelligence,” ujar Tista.

Dalam pengembangannya, tim Prism mengaku bahwa seluruh pemilihan teknologi, user experience dan sistem komunikasi semua terpusat pada efisiensi pengguna, dengan menyajikan layanan yang pintar dan upsell friendly.

“Jika sebelumnya seorang chat-agent dapat menangani sekitar 100 chat/hari, kami ingin meningkatkan efisiensinya menjadi paling tidak sampai 1000 chat/minggu, di mana conversion rate sama atau bahkan lebih dengan aplikasi Coral sebelumnya,” lanjut Tista.

Untuk menunjang peningkatan conversion rate, Pirsm turut mengembangkan White Label Chat App dan Mobile SDK untuk Prism yang diberikan gratis kepada merchant. Menurutnya semakin dekat mediumnya dengan customer, semakin tinggi conversion rate yang dapat dihasilkan.

“Lalu integrasi dengan situs-situs e-commerce kami buat lebih mudah lagi dengan menyediakan plugin di Magento, WooCommerce dan Prestashop. Ke depannya kami ingin membuat lebih banyak plugin lagi untuk lebih banyak e-commerce platform. Dengan plugin, hanya butuh beberapa klik untuk integrasi Prism,” ujar Tista.

Melayani transaksi pembayaran, Prism juga meyakinkan bahwa apa yang ditawarkan melalui rangkaian kategori fitur Transaction dapat berjalan secara aman. Sebagai bagian dari Midtrans, pihaknya menggunakan Midtrans Core API yang telah digunakan oleh mayoritas situs e-commerce di Indonesia.

“Khususnya untuk pembayaran kartu kredit, kami tidak pernah menyimpan data kartu kredit customer […] Kami melakukan charging on behalf of merchant lalu payment notification akan diteruskan langsung ke API merchant. Untuk merchant yang sebelumnya menggunakan VT-Web, kami juga support payment method tersebut. Ke depannya kami juga mengintegrasikan SNAP ke Prism,” jelas Tista menerangkan proses eksekusi transaksi di Prism.

Chat-to-Buy, strategi peningkatan conversion rate e-commerce

Ide yang mendasari pengembangan Prism masih seputar keinginan tim untuk meningkatkan porsi transakasi layanan e-commerce. Awalnya Tista, Andreas Fendri dan Dharma S. Utomo ingin membuktikan dua hal, yakni metode bank transfer di Indonesia bukanlah masalah e-commerce dan checkout flow yang sekarang biasa digunakan di e-commerce pada umumnya tidak dibuat untuk behavior orang Indonesia. Muncullah Chat-to-Buy. Kedua hal tersebut dibuktikan dengan Coral.

Conversion rate yang dihasilkan dari Coral mencapai angka 13% dengan UX yang kita funnel semua ke tombol Chat-to-Buy. Lalu untuk Bank Transfer, kami membuktikan bahwa semua chat yang sampai ke tahap invoice, 93% settled,” ujar Tista.

Dari persentase yang didapat tersebut, tim Prism meyakini bahwa conversion rate dipengaruhi oleh Chat-to-Buy. Fakta ini sebelum direalisasikan menjadi Prism juga telah didiskusikan dengan pemain e-commerce, salah satunya Tees.co.id. Obrolan tersebut memusatkan pada keinginan bersama untuk melakukan investasi waktu dan tenaga dalam mencari langkah meningkatkan conversion rate. PolkaBeauty.com dan Tees.co.id menjadi 2 situs pertama yang mengimplementasi Prism di front-end mereka.

Cita-cita utama Prism adalah ingin menjadi pengalaman bertransaksi e-commerce menjadi lebih personal dan nyaman. Untuk mewujudkan hal tersebut, tim Prism saat ini terus membuka umpan balik dari para merchant untuk dapat bisa adaptif terhadap berbagai proses bisnis.

“Setiap minggu kami release sesuatu yang baru, sprint cycle kita selalu 1 minggu. Kami menyadari agar dapat bergerak cepat, kami mesti membuat keputusan-keputusan produk yang tepat berdasarkan feedback dan lebih sedikit asumsi. Oleh karena sifat Prism sebagai platform, kunci sukses kami adalah membuat platform tersebut adaptive, simple, fast to integrate and deliver value. Long term kami melihat dunia di mana e-commerce cukup disebut commerce, pengalaman membeli menjadi personal,” pungkas Tista.