[Review] Omen by HP ‘Hurricane’ 880-015d, Tawarkan Aspek Termanis Dari PC Desktop Gaming

Pengetahuan dasar mengenai hardware ialah hal wajib bagi mereka yang ingin menikmati video game di PC. Meski begitu, para produsen telah lama mencoba membuat akses serta penggunaannya lebih simpel dengan menyediakan laptop dan desktop built-up. Dan kedua jenis device gaming ini telah menjadi senjata andalan HP sejak Omen resmi tiba di Indonesia dua bulan silam.

Selama dua minggu ini, tim Hewlett-Packard memberikan saya kesempatan untuk menjajal langsung PC desktop Omen by HP. Unit ini memiliki nama model 880-015d ber-codename ‘Hurricane’, menyimpan prosesor i7-7700 dan kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060. Perangkat tersebut sedikit berbeda dari unit desktop Omen yang dipamerkan di acara peluncuran perdananya, baik dari aspek desain serta spesifikasi.

Omen 15

Omen 8

Omen 880-015d merupakan gaming PC VR ready, bisa langsung beroperasi begitu dikeluarkan dari packaging-nya (HP turut meminjamkan monitor 25er Display karena monitor tua saya tak lagi dapat diandalkan). Kesan yang saya peroleh dari sesi uji coba adalah bagaimana Omen by HP 880-015d tampak fokus pada kesederhanaan penggunaan. Sistem juga tersaji ‘bersih’, tak ada aplikasi-aplikasi yang berpotensi jadi bloatware.

Silakan simak ulasan lengkapnya di bawah.

 

Packaging

Omen by HP 880-015d dibungkus dalam kardus hitam besar. Ukurannya mengingatkan saya pada packaging case PC. Namun saat diangkat, ia tidak seberat yang saya kira. Di dalam, HP mengamankan PC dengan busa dan kain hitam, serta telah menyediakan kabel power (kabel HDMI sendiri dibundel bersama packaging monitor 25er Display).

Omen 4

 

Desain

Untuk sekarang, lineup komputer desktop Omen by HP memiliki kiblat desain yang sama. Omen 880-015d merupakan sistem gaming mid-tower, ukurannya memang cukup besar, tapi masih tampak elok saat Anda taruh di atas meja kerja. Tubuhnya didominasi warna hitam, memanfaatkan struktur dari logam dipadu plastik di area atas dan depan. PC mempunyai dimensi 44,21×19,2×41,72-sentimeter dan volume 32-liter.

Omen 24

Omen 5

Omen 25

Bagitu melihatnya, Anda akan langsung tahu bahwa Omen 880-015d ialah perangkat spesialis gaming. Tubuhnya dibuat sedikit menekuk ke area depan, lalu grille bergaris diagonal serta pola serat karbon (bukan karbon sungguhan) di sana memunculkan kesan sporty. Selanjutnya, desainer membubukan logo VoodooPC (yang kini diusung semua perangkat HP Omen) dengan LED merah didepan, dan mencantumkan lighting serupa pada celah di bawahnya, sehingga menyerupai visor robot.

Omen 22

Omen 23

Berbeda dari unit yang pernah HP pajang, Omen 880-015d tidak memiliki jendela transparan di sisi kiri sebagai sarana pamer hardware di dalam. Ia juga tak mempunyai pintu untuk mengakses tray hard drive dan SSD – Anda harus melakukannya secara manual. Namun hal tersebut tidak sulit dilakukan, cukup dengan menekan tombol di bagian atas-belakang buat membuka side panel.

Omen 10

Omen 2

Meski tidak seringkas notebook ataupun PC desktop dengan form factor yang lebih kecil, beberapa elemen pada Omen 880-015d memperlihatkan kesiapannya menunjang kegiatan LAN party.

Omen 19

Omen 21

Pertama, tersedia sejumlah port di area kanan-depan yang memudahkan saya mencolokkan bermacam-macam periferal. Selanjutnya, optical disc drive bersembunyi secara vertikal di sisi depan, bisa Anda keluarkan dengan menekan pelat jajar genjang di sebelah kanan logo VoodooPC. Ketiga, HP tak lupa menyediakan celah di atas, yang juga berperan sebagai handle, sehingga Omen 880-015d gampang diangkat.

Omen 7

Omen 6

 

Konektivitas

Sejumlah port yang diposisikan di kanan-depan secara tak langsung meminta saya untuk meletakkan PC di sebelah kiri monitor, keyboard dan mouse; karena dengan begitu memudahkan saya mengaksesnya. Di sana terdapat card reader 3-in-1, sepasang USB 3.0 type-C plus sepasang USB 3.0, dan dua port audio 3,5mm buat microphone serta headphone.

Omen 20

Omen 18

Di sisi belakang, konektivitasnya jauh lebih lengkap lagi, tersedia empat port USB 3.0, sepasang port USB 2.0, port local area network, beserta port-port yang berhubungan dengan grafis – termasuk HDMI, tiga DisplayPort dan satu DVI.

Salah satu alasan kenapa saya memuji kesederhaan penyuguhan PC ini adalah tersedianya konektivitas wireless 802.11a/b/g/n/ac dan Bluetooth 4.2 combo MU-MIMO. Tanpa perlu menambah dongle, melakukan instalasi atau mencolokkan kabel LAN; saya bisa segera tersambung ke Wi-Fi dan menggunakan controller game Bluetooth.

Omen 16

Omen 17

 

Hardware dan benchmark

Unit Omen by HP 880-015d yang saya ulas ini mempunyai komposisi hardware sebagai berikut:

  • Prosesor Intel Core Kaby Lake (7th Gen) i7-770 berkecepatan 3,6GHz
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1060 3GB
  • Mainboard HP 8308
  • Memori RAM DDR4 16GB (2x8GB)
  • Penyimpanan SSD M.2 128GB Samsung & hard disk 1-terabyte 7200rpm
  • Unit power supply 500-Watt Bronze

Omen 13

Beberapa software benchmark saya gunakan untuk menguji kinerja hardware gaming PC ini, di antaranya 3DMark 11 Performance 1.0, PCMark 10, Cinebench R15, 3DMark Time Spy (DirectX 12), serta Unigine Valley 1.0 dan Heaven 4.0. Ini dia hasilnya:

3DMark 11 Performance 1.0 menempatkan Omen 880-015d di antara kelas gaming PC VR ready dan perangkat gaming 4K. Sistem memperoleh skor 13.474 dan telah divalidasi.

Omen 41

Omen 40

 

Pengujian di PCMark 10 menghasilkan nilai 5.241, yang (uniknya) mengkategorikan angka tersebut di atas gaming PC 4K.

Omen 49

Omen 50

 

Di Cinebench R15, Intel Core i7-7700 di dalam Omen 880-015d mencetak skor 885.

Omen 42

 

Lalu dalam pengujian DirectX 12 via 3DMark Time Spy, PC desktop Omen 880-015d mendapatkan angka 3.607, memposisikannya di antara sistem VR ready pendukung Rift/Vive dan laptop gaming modern.

Omen 46

Omen 47

 

Sebelum benchmark dilakukan di Unigine Heaven 4.0 dan Valley 1.0, saya memodifikasi beberapa opsi grafis: memindahkan setting kualitas ke ultra, memilih anti-aliasing 8x, dan memasang tessellation di tingkat extreme (di Heaven 4.0).

Omen 43

Omen 39

Di Heaven, PC mengamankan skor 1.426 dengan FPS rata-rata 56,6; lalu di Valley, sistem memperoleh nilai 2.516 dan frame rate per detik rata-rata 60,1.

Omen 44

Omen 38

 

Gaming dan pengalaman pemakaian

Dalam waktu pengujian selama dua minggu, saya menggunakan Omen 880-015d untuk bekerja (mengetik) sehari-hari dan menjajal kemampuannya dengan tiga game: Titanfall 2, Divinity: Original Sin II, dan Project CARS 2. Hal yang saya apresiasi dari penyajiannya ialah bagaimana Hewlett-Packard menghidangkan sistem ber-OS Windows 10 secara bersih – tanpa ada terlalu banyak app preload yang berpeluang mengonsumsi memori dan penyimpanan.

Omen 12

Omen Command Center merupakan satu-satunya software yang didedikasikan untuk gaming, namun fungsinya lebih dikhususkan pada pemantauan hardware (menunjukkan persentase pemakaian CPU dan memori, serta temperatur GPU) ketimbang pengoptimalan. Di menu lain, Anda bisa menggunakan fitur Network Booster buat memprioritaskan bandwidth.

Omen 51

Omen 52

Pemanfaatan SSD sebagai drive utama membuat waktu boot dan load Windows 10 sangat singkat. HP juga menyiapkan drive recovery terpisah, seandainya terjadi insiden tak diduga yang melibatkan storage dan OS. Dan terlepas dari hardware high-end di dalam, Omen 880-015d juga bekerja dengan cukup hening, hanya mengeluarkan desiran halus saat perangkat sedang menangani game AAA.

Di Omen ‘Hurricane’ 880-015d, Divinity: Original Sin II tersaji semulus sutra. Hampir tak pernah sekalipun frame rate per detik turun dari angka 60 (terpantau dari Fraps), walau game berjalan di preset ultra dengan resolusi 1920×1080 serta menggunakan opsi V-sync triple buffering. Permainan tersebut terhidang sangat optimal, terlepas dari berbagai macam efek grafis yang muncul di layar – gelombang ombak di laut, pilar cahaya, necrofire di atas geladak kapal, serta sihir listrik yang menyambar dari genangan air.

Omen 29

Omen 28

Omen 26

Omen 27

 

Hal serupa berlaku pada Project CARS 2, dan merupakan kabar gembira bagi para penggemar game balap. Permainan baru Slightly Mad Studios itu tersuguh lancar di Omen 880-015d. Di setting grafis default, Project CARS otomatis memilihkan resolusi 1980×1080, dengan tekstur high, filter anisotropic 16x, dan MSAA medium. Meski belum ‘rata kanan’, visualnya sangat menawan. Beberapa kali kendaraan saya mengalami kecelakaan karena saya malah mengagumi efek pencahayaan dan detail di dashboard.

Omen 30

Omen 31

 

Omen 32

Omen 33

 

Titanfall 2-lah game yang membuat Omen 880-015d sedikit kewalahan. Beberapa kali setting grafis saya ubah demi menemukan keseimbangan terbaik antara kualitas visual dengan frame rate. Tapi bahkan ketika dynamic spot shadows saya matikan dan texture filtering dikurangi, saya kesulitan memperoleh frame rate per detik di atas 120. Solusi terampuhnya adalah menggeser slider adaptive resolution FPS target ke kanan. Fitur ini berfungsi untuk mengurangi resolusi pada objek demi mendapatkan frame rate target yang diinginkan.

Omen 34

Omen 35

Omen 36

Omen 37

 

Konklusi

Seperti sistem built-up lain, Omen by HP Hurricane 880-015d menawarkan aspek paling manis dari gaming PC: kesederhanaan pemakaian, kelengkapan konektivitas dan keleluasaan gonta-ganti serta upgrade komponen. Komposisi hardware di dalam disiapkan agar perangkat ini bisa langsung menghidangkan game tanpa membebani pengguna dengan proses perakitan dan instalasi.

Tentu saja ada harga yang harus Anda bayarkan buat memperoleh seluruh fasilitas ini. Angkanya cukup ‘menakjubkan’ karena hanya dengan mengeluarkan uang separuhnya, Anda sebetulnya dapat merakit sistem gaming berperforma kurang lebih setara. Tapi saya kembali ingatkan, Omen 880-015d bukanlah gaming PC untuk kalangan antusias hardware. Produk ini adalah solusi bagi Anda yang ingin menikmati permainan video di PC tanpa perlu melalui langkah-langkah kompleks, serta tak keberatan mengeluarkan uang lebih banyak.

Saat ini PC desktop Omen by HP 880-015d sudah bisa Anda miliki. Di Indonesia, produk dibanderol seharga Rp 22,5 juta.

Omen 3

Omen 9

[Review] Headphone MSI Immerse GH70, Bukti Keseriusan MSI di Ranah Audio Gaming

Kesuksesan MSI sebagai brand gaming tak lepas dari dukungan SteelSeries. Perusahaan Denmark itu terus membantu penggarapan keyboard di notebook gaming mereka, dan dahulu, produk MSI sering dibundel bersama headset SteelSeries. Bahkan ketika sang produsen Taiwan mengenalkan headphone-nya sendiri (seperti DS502/DS502), MSI tetap mengadopsi rancangan gaming gear SteelSeries.

Keseriusan MSI dalam meracik headset baru betul-betul terlihat di awal tahun ini, ketika sejumlah periferal gaming menjadi bagian dari presentasinya di CES 2017. Di sana, saya berkenalan dengan Immerse GH70, headphone gaming premium pertama buatan Micro-Star International. Produsen menyadari bahwa para kompetitornya telah lebih berpengalaman dan sudah memupuk prestasi di segmen ini. Agar bisa bersaing, MSI mencoba memampatkan segala macam teknologi serta fitur canggih di Immerse GH70.

Kira-kira tujuh bulan semenjak perkenalan itu, MSI menawarkan saya kesempatan untuk bertemu lagi dengan Immerse GH70 dan menjajalnya lebih personal. Dan selama beberapa minggu ini, saya merasakan hasil dari kerja keras produsen demi memastikan performa audio headphone ini setara penampilan menawannya. MSI juga berusaha menjaga penyajiannya tetap simpel, agar Immerse GH70 bisa mudah dioperasikan oleh pengguna awam sekalipun.

Silakan simak ulasan lengkapnya di bawah.

 

Bundel pembelian

Immerse GH70 dibungkus dalam boks hitam. Headphone ditaruh di atas dudukan pastik, dan saat bagian ini diangkat, Anda bisa menemukan pouch hitam dari kulit sintetis dan lembar panduan. Kantong tersebut sangat lembut, cocok untuk jadi tempat penyimpanan headphone ketika Anda bepergian.

Immerse GH70 19

Immerse GH70 20

 

Desain

MSI Immerse GH70 adalah headphone dengan ear cup over-the-ear bundar. Bagian tersebut disambung oleh dua batang headband baja yang kuat dan lentur. Sebuah headband lagi melintas di bawahnya, kali ini empuk serta fleksibel. Ia berperan sebagai bantalan sehingga headset dapat pas di segala jenis kepala. Pendekatan itu mengindikasikan bagaimana MSI masih mengakui keunggulan desain salah satu produk audio gaming terlaris SteelSeries, Siberia V2.

Immerse GH70 21

Immerse GH70 39

Headphone mempunyai engsel putar sehingga housing speaker bisa diarahkan ke depan. Selanjutnya, elemen logam turut dibubuhkan pada sisi luar housing, memberikan kesan asimetris saat dilihat dari samping. Bagian tersebut memanfaatkan struktur plastik yang dipadu tekstur matte, memperkuat tema metaliknya. Buat saya, Immerse GH70 sangat pas ketika dipasangkan dengan perangkat-perangkat gaming MSI, dari mulai notebook GS dan GT, hingga desktop Aegis ataupun Trident.

Immerse GH70 37

Immerse GH70 40

Hampir segala elemen di headset ini berkesan tebal, industrial dan ‘berani’: MSI tak ragu-ragu memanfaatkan desain dengan banyak sudut, menonjolkan kabel antara housiing dan headband, juga mengimplementasikan arahan serupa pada unit kendali. Di sana, tersedia kenop pengaturan volume, tombol buat mengaktifkan surround sound 7.1 serta tombol mute microphone. Immerse GH70 terhubung ke PC melalui kabel braided sepanjang 2-meter dengan ujung USB 2.0 berlapis emas.

Immerse GH70 31

Immerse GH70 23

Seperti Siberia V2, microphone retractable -nya bersembunyi dalam ear cup kiri, bisa ditarik keluar saat Anda ingin menggunakannya. Struktur lengan mic tersebut dapat mudah diubah – bisa diarahkan mendekati atau menjauhi mulut.

Immerse GH70 35

Immerse GH70 26

Pertunjukan pencahayaan RGB juga menjadi aspek esensial pada desain Immerse GH70. Saat headphone dicolokkan ke PC, LED merah di logo naga Gaming G Series segera menyala, disempurnakan oleh latar belakang RGB (jika diperhatikan lebih teliti, memiliki pola sisik naga). Warna dan pola pencahayaan bisa utak-atik lebih jauh lewat dua software: MSI Gaming Center dan Mystic Light.

Immerse GH70 32

Immerse GH70 34

 

Daya tahan dan kenyamanan

Arahan desain berkonsep tebal memengaruhi konstruksi Immerse GH70. Headphone ini terasa sangat kokoh dan kekar, dan sejauh ini saya belum menemukan bagian-bagian yang mencemaskan. Walaupun engselnya sempat saya putar dengan kasar, ia sama sekali tidak menunjukkan kelemahan. Kabel braided-nya pun tak perlu dikhawatirkan, komponen ini sangat kuat (bahkan sedikit kaku).

Immerse GH70 25

Immerse GH70 22

Untuk padding, MSI memanfaatkan busa empuk (hampir sekelas memory foam) yang dilapisi bahan kulit sintetis super-lembut. Bahkan saat dikenakan di ruang tanpa pendingin udara, suhu di area telinga tak pernah melewati batasan tidak nyaman. MSI juga kabarnya menyediakan bantalan berlapis kain opsional (tidak dibundel dalam packaging). Selain itu, material kulit sintetis serupa turut digunakan pada headband sekunder.

Immerse GH70 30

Immerse GH70 36

Saat dikenakan, Immerse GH70 segera mencengkeram kepala Anda dengan erat. Ia tidak akan terlepas kecuali jika kepala diguncangkan sangat kencang. Buat saya, tekanan ear cup ke kepala sedikit terlalu tinggi (terutama di area depan telinga dan rahang atas). Namun uniknya, headphone tidak menyebabkan pemakaian kacamata jadi tak nyaman, saya malah tidak berasakan tekanan di bagian tangkai kacamata yang ditindih padding berkat busa empuknya.

Immerse GH70 38

Immerse GH70 17

Immerse GH70 lebih berbobot dibanding sejumlah headset gaming kompetitor. Saya belum mengetahui pasti berapa beratnya, tetapi dengan mendengakkan atau menundukkan kepala, saya bisa merasakan sedikit pergeseran posisi headphone akibat gravitasi.

 

Software dan kustomisasi

App Mystic Light dapat digunakan jika Anda ingin menyinkronkan seluruh pencahayaan di sistem gaming, namun bagi saya, Gaming Center lebih esensial. Selain memperkenankan kita mengakses lighting RGB, software tersebut menyuguhkan keleluasaan konfigurasi audio. Komentar saya terhadap penyajiannya sama seperti di review mouse Clutch GM70: sebaiknya MSI membundel semuanya dalam satu aplikasi all-in-one agar tidak membingungkan.

Immerse GH70 1

Gaming Center sendiri memang tidak seelok software companion punya kompetitor, tetapi fungsi-fungsi di sana disuguhkan secara efisien. App bisa segera mengetahui saat Immerse GH70 tersambung ke komputer, dan dengan mengklik gambar headset, Anda dipersilakan mengakses setting output suara, microphone, dan LED.

Immerse GH70 3

Immerse GH702

Immerse GH70 4

Immerse GH70 5

Di menu suara, kita bisa mengaktifkan fitur Xear Surround, memilih mode (film atau musik) serta sample rate, menentukan ukuran ruangan, hingga mengoprek equalizer. Pemilihan sample rate juga ada di menu mic, beserta opsi Xear Effects buat mengaktifkan Magic Voice. Dengannya, saya dapat mengubah suara normal menjadi suara monster, kartun, atau suara wanita. Fitur ini saya pakai di Titanfall 2, dan sempat menyebabkan kehebohan…

Immerse GH70 6

Immerse GH70 8

Immerse GH70 7

Di menu ketiga, Anda bisa mengutak-atik pola pencahayaan LED serta memilih warna dari palet red-green-blue – jumlahnya ada 16,7 juta warna lebih. Saya punya dua efek favorit, pertama adalah Cycling agar LED menampilkan warna berbeda-beda, dan kedua ialah Beats Mode. Di mode ini, LED akan mengikuti dentuman audio dan suara musik – memberi kesan cyberpunk pada Immerse GH70.

Immerse GH70 9

Immerse GH70 10

 

Performa suara dan pengalaman penggunaan

Saya bukanlah pakar audio seperti beberapa rekan di DailySocial, tapi sebagai gamer, saya tahu apa yang betul-betul dibutuhkan. Dan dengan gembira, saya tak ragu merekomendasikan MSI Immerse GH70 bagi gamer yang berkesempatan membelinya. Dengan sedikit penyesuaian pada Gaming Center, saya menemukan setting paling manis buat menonjolkan detail – aspek krusial dalam game-game shooter bertempo cepat – tanpa mengorbankan performa bass.

Immerse GH70 18

Immerse GH70 15

Immerse GH70 merupakan headphone yang tersertifikasi audio Hi-Res, sanggup menghidangkan output berkualitas 24-bit/96KHz. Performanya akan sempurna jika dikombinasikan dengan perangkat-perangkat yang siap mendukungnya – misalnya GT83VR, GT73VR, GS73VR, GS63VR, serta GS43VR.

Dengan memadukan audio Hi-Res dan surround sound 7.1, saya bisa mudah mendeteksi posisi lawan di Titanfall 2 dari derap langkah serta suara dorongan jet pack mereka. Sembari mengenakan headphone ini, saya tak pernah merasa bosan mendengarkan suara hantaman peluru meriam 50mm di robot lawan, bunyi gemuruh senapan mesin 20mm saat memuntahkan timah panas, hingga suara senapan serbu yang semakin nyaring ketika amunisi dalam magasin mulai menipis.

Immerse GH70 11

Immerse GH70 12

Performa suara Immerse GH70 tak kalah menonjol sewaktu dipakai menikmati game ‘santai’ seperti Divinity: Original Sin II. Suara derakan sihir listrik terdengar tajam dan mengerikan, lalu proyektil batu raksasa skill Fossil Strike juga terasa begitu berat serta berbahaya. Headphone ini memperkenankan saya mendengar detail yang sebelumnya terlewati, misalnya tetesan air di batu dan langkah kaki yang bergema dalam gua.

Immerse GH70 13

Immerse GH70 14

Kinerja musiknya juga tak kalah istimewa, dan supaya optimal, jangan lupa pilih mode musik di Game Center. Immerse GH70 saya uji dengan file FLAC lagu While My Guitar Gently Weeps (Beatles), Closer to the Edge (30 Seconds to Mars), Asleep in the Deep (Mastodon), dan tak lupa Bohemian Rhapsody (Queen). Semuanya terdengar memuaskan bagi sepasang ‘telinga non-emas’ yang saya miliki ini.

Immerse GH70 28

Immerse GH70 41

Berbicara lebih teknis, Immerse GH70 menyimpan unit driver neodymium 50mm sebagai jantungnya, memiliki impedansi 32ohm dan dapat menyajikan frekuensi dari 20Hz hingga 40KHz. Microphone-nya sendiri bisa merespons suara di frekuensi 100Hz sampai 10KHz.

 

Konklusi

Terlepas dari sejumlah kekurangan kecil seperti penyajian app dan tekanan ear cup yang sedikit berlebihan, tak butuh waktu lama bagi MSI Immerse GH70 untuk menjadi bagian esensial dari kegiatan gaming saya sehari-hari. Detail serta kinerja suara berbasis surround sound 7.1 adalah kekuatan utama produk ini, namun saya juga sangat mengapresiasi serunya proses kustomisasi fitur serta pencahayaan LED via Gaming Center. Selain itu, buat saya Magic Voice merupakan kejutan tak terduga, memberikan kesempatan ‘bereksperimen’ dalam game-game multiplayer online.

Immerse GH70 24

Immerse GH70 ialah satu dari sedikit perangkat yang berhasil mendorong saya untuk mengulang beberapa permainan dari awal. Headphone ini menyadarkan saya bahwa boleh jadi ada banyak hal di game yang tak sengaja terlewatkan. Setelah Divinity: Original Sin II beres, saya berniat buat menamatkan Doom lagi sambil ditemani Immerse GH70, dan sesudah itu, Project CARS 2.

Untuk sementara, tim MSI Indonesia belum menginformasikan harga resmi dari Immerse GH70 di tanah air. Di Amazon, headphone ini dibanderol di harga US$ 130.

[Review] Keyboard Gaming MSI GK-701 RGB, Tawarkan Keunggulan Cherry MX Speed dan Tarian 16 Juta Warna

Diperkenalkan perdana di triwulan keempat 2015, keyboard mekanik MSI GK-701 menawarkan fitur-fitur yang membuatnya superior: kehadiran N-Key rollover, dukungan hotkey multimedia, pemakaian switch Cherry MX Brown dan desain ergonomis hanyalah beberapa di antaranya. Dan dalam menggarap penerusnya, MSI tak ragu mengadopsi mayoritas fitur andalan di sana.

GK-701 RGB adalah update dari GK-701, dan merupakan upaya MSI memenuhi standar estetika periferal gaming terkini lewat kehadiran LED RGB. Tapi adanya sistem pencahayaan ini juga mengharuskan produsen mengubah jantung dari keyboard tersebut. Cherry MX Brown yang Micro-Star International yakini sebagai switch mekanik paling fleksibel untuk menangani kebutuhan berbeda mereka ganti dengan Cherry MX Speed RGB Silver.

Karakteristik antara keduanya sudah pasti berbeda, dan kini pertanyaannya ialah, apakah Cherry MX Speed memang lebih baik dari MX Brown atau malah MSI membuat pengorbanan yang sebetulnya tak diperlukan? Selama beberapa  minggu ini, MSI memberikan saya kesempatan untuk mengulik kapabilitas serta kualitas keyboard gaming GK-701 RGB, dan inilah ulasan lengkapnya:

 

Packaging

MSI membungkus keyboard mekanik gaming ini dengan cukup sederhana. Di dalam packaging berlatar belakang hitam, GK-701 RGB hanya ditemani oleh satu lembar kartu panduan. Kartu panduan itu cukup penting karena berisi detail mengenai shortcut untuk mengubah warna dan buat mengakses fungsi multimedia serta macro.

GK-701 RGB 27

GK-701 RGB 26

 

Desain

MSI GK-701 RGB mengusung arahan desain serupa GK-701, temasuk pada pemilihan material. Dimensinya sedikit lebih besar dari pendahulunya itu, berukuran 470x230x55mm dengan bobot 1,6-kilogram. Seluruh tubuhnya didominasi warna hitam, membuat warna-warni RGB di keycap tampak terang dan jelas. Keyboard tersambung ke PC via kabel USB braided dengan ujung berlapis emas 18-Karat demi memaksimalkan konektivitas datanya.

GK-701 RGB 13

GK-701 RGB 10

Secara keseluruhan, desain GK-701 RGB tergolong netral. Ia cocok disandingkan baik dengan PC desktop atau laptop MSI, brand lain, ataupun komputer rakitan – terutama unit-unit ber-casing hitam. Selain menampilkan pertunjukan warna-warni RGB Per Key di tombol-tombolnya, GK-701 RGB juga memiliki lampu indikator Caps Lock, Num Lock, dan Windows Lock berwarna merah.

GK-701 RGB 12

GK-701 RGB 11

Keyboard gaming ini meyuguhkan layout full-size standar dengan 104 tombol. Tidak ada tombol multimedia khusus untuk mengakses pause/play atau volume, semua fungsi tersebut disajikan melalui kombinasi Fn (ditandai oleh logo naga MSI) dan tombol-tombol F-, serta Insert, Home, Page Up/Down, Delete dan End. Metode serupa juga diimplementasikan buat memilih pola pencahayaan dan profile macro.

GK-701 RGB 23

GK-701 RGB 1

GK-701 RGB tidak dibundel bersama palm rest, namun dua celah di bawah keyboard mengindikasikan dukungannya terhadap aksesori wrist rest tambahan. Saya belum bisa memastikan apakah MSI menjual palm rest secara terpisah (belum saya temukan di situsnya) atau slot tersebut disiapkan agar kompatibel dengan aksesori-aksesori third-party.

GK-701 RGB 7

GK-701 RGB cukup nyaman digunakan tanpa perlu dilengkapi wrist rest. Bagian kaki belakang bisa ditinggikan, lalu lapisan karet di sana memastikan keyboard mencengkeram meja dengan erat ketika jari Anda sedang sibuk menari lincah di atasnya.

GK-701 RGB 8

GK-701 RGB 9

 

Material dan daya tahan

GK-701 RGB mempunyai tubuh dengan struktur plastik, baik pada pelat atas maupun area bawah. Konstruksinya tangguh, lebih dari cukup buat menahan perlakuan kasar para gamer, dan sejauh ini saya belum menemukan bagian-bagian empuk yang mengkhawatirkan. Sisi atasnya memanfaatkan lapisan matte rubbery, dimaksudkan supaya terasa halus di kulit. Kendalanya, hal ini mengharuskan kita untuk selalu membersihkannya karena minyak dari tangan akan meninggalkan bekas dan berpotensi merusak coating.

GK-701 RGB 17

GK-701 RGB 6

Untuk keycap, MSI memanfaatkan bahan plastik ABS, sehingga tekstur halusnya menyerupai bingkai keyboard. Karakteristiknya juga hampir sama. Minyak dari tangan karena pemakaian dalam waktu lama (atau dari makanan) dapat mengikis permukaannya sehingga jadi mengilap. Saya pribadi lebih menyukai bahan PBT (polybutylene terephthalate) karena lebih tahan terhadap minyak dan lebih keras.

GK-701 RGB 18

Switch Cherry MX Speed RGB Silver menjanjikan daya tahan hingga 50 juta kali tekan. Saya belum mengujinya seintensif itu, tapi melihat reputasi Cherry, klaim tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Tombol-tombol di GK-701 RGB terasa kokoh, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda goyah walaupun keyboard saya gunakan seharian penuh selama berminggu-minggu.

 

Detail mengenai switch dan pengalaman penggunaan

Selama sesi uji coba ini, MSI GK-701 RGB saya manfaatkan untuk dua aktivitas: mengetik sehari-hari dan ber-gaming. Seperti Cherry MX Brown dan Red, MX Speed RGB merupakan switch linier, yang artinya tidak memberikan sensasi clicky sewaktu ditekan. Resistensi atau actuation force switch ini serupa MX Brown (45G), namun key travel-nya lebih pendek, yaitu 3,4mm (4mm di MX Brown), lalu jarak ke actuation point juga lebih dekat, di 1,2mm.

GK-701 RGB 24

Efeknya, GK-701 RGB mampu merespons input lebih cepat dari keyboard gaming dengan switch linier lain. Hal ini memberikan keunggulan saat memainkan game-game action kompetitif bertempo cepat, namun tentu GK-701 RGB siap menunjang beragam permainan PC yang membutuhkan banyak hotkey/shortcut seperti MOBA, RPG dan real-time strategy. Selama hampir sebulan, GK-701 RGB setia menemani saya menikmati Titanfall 2, Conan Exiles dan Divinity: Original Sin II.

GK-701 RGB 15

Key travel yang lebih pendek turut memperluas skenario pemakaian GK-701 RGB. Meski memang bukan dirancang untuk bekerja, saya tak menemui masalah saat menggunakannya buat mengetik artikel setiap hari. Dengan sedikit adaptasi, sensasinya bahkan lebih nyaman dan lebih ringkas dibanding keyboard mekanik Cherry MX Red yang saya miliki.

GK-701 RGB 19

 

App companion?

MSI GK-701 RGB dirancang sebagai perangkat plug-and-play, tidak membutuhkan software companion atau driver agar bisa bekerja. Pastikan saja PC Anda berjalan di OS Windows (10/8.1/8/7/Vista/XP), dan GK-701 RGB dapat segera dipakai. Tapi berbeda dari gaming gear MSI semisal mouse Clutch GM70 atau headphone Immerse GH70, aplikasi MSI Gaming Center tidak mendeteksinya.

GK-701 RGB 21

Itu artinya, kustomisasi keyboard harus dilakukan secara manual. Hal ini cukup merepotkan dan menjadi alasan mengapa lembar panduan tidak boleh hilang. Misalnya untuk men-setting warna RGB, Anda harus menggunakan kombinasi tombol Fn dengan PrtScr (merah), Scroll (hijau), dan Pause (biru). Lalu buat merekam macro, Anda harus menekan Fn plus F9, lalu Fn serta F10, dan menunggu lampu indikator menyala.

GK-701 RGB 25

GK-701 RGB 16

Hal serupa diberlakukan buat mengedit warna LED, memilih pola pencahayaan, serta mengaktifkan profile macro tertentu. Prosesnya memang tidak sulit, namun akan jadi jauh lebih menyenangkan seandainya GK-701 RGB mendapatkan dukungan software MSI Gaming Center. Dengan kondisi seperti ini, saya belum merasa termotivasi untuk mengutak-atiknya lebih jauh kecuali menentukan pattern lighting dan menyalakan LED merah di tombol WASD.

GK-701 RGB 14

GK-701 RGB 5

Absennya kompatibilitas ke software Gaming Center juga berdampak pada penyajian RGB Per Key. Saya yakin, kemudahan kustomisasi warna via app tersebut akan lebih menonjolkan fitur ini.

 

Kesimpulan

Dilihat dari sisi hardware, mutu GK-701 RGB sangat memuaskan, baik untuk be-gaming ataupun mengetik. Masukan kecil dari saya: keycap bisa jadi lebih tahan lama jika bagian itu mengusung bahan PBT, tapi tentu saja Anda bisa menggantinya sendiri dengan keycap aftermarket. Bagi saya, GK-701 RGB cocok buat pengguna keyboard mekanik pemula: tidak ada kompromi pada peforma, simpel, lalu penampilannya juga terlihat elok berkat pencahayaan RGB.

GK-701 RGB 4

Pengalaman penggunaan tentu akan lebih sempurna seandainya MSI turut membekalinya dengan dukungan app Gaming Center. Namun ketiadaannya bisa dimaklumi karena produsen terlihat memfokuskan perhatiannya pada tema plug-and-play serta kesederhanaan pemakaian. Dari informasi di internet, app Mystic Light kabarnya bisa dimanfaatkan buat mengutak-utik warna RGB, tapi tautan untuk mengunduhnya  tidak tersedia di laman GK-701 RGB.

MSI belum memberi update mengenai harga GK-701 RGB di Indonesia. Produk ini tampaknya masuk ke segmen premium, dan dari sedikit riset di sejumlah marketplace global, keyboard mekanik tersebut dibanderol di kisaran US$ 130. Prinsip ‘ada harga ada kualitas’ tampaknya kembali berlaku di sini…

GK-701 RGB 3

Review Xiaomi Redmi 4A, Lebih dari Sekadar Murah

Kiprah smartphone Xiaomi secara resmi di Indonesia terbilang baru, tapi dengan keunggulan dari segi harga dan keberaniannya membenamkan spesifikasi di atas rata-rata membuat pabrikan asal Tiongkok ini tak kesulitan merebut hati masyarakat Indonesia. Salah satu keluaran mereka yang cukup menarik adalah Redmi 4A yang merupakan produk rakitan asli dalam negeri oleh PT Sat Nusapersada TBK untuk PT Erajaya.

Seperti apa kemampuan Xiaomi Redmi 4A, desain, dalaman dan performa kameranya, akan kita ulas secara mendalam dalam artikel ini.

Unit yang ada pada penulis dibalut warna Gold, berada dalam kondisi baru lengkap dalam kemasan penjualan berserta satu unit charger, SIM ejector dan dua lembar panduan ringkas.

Desain dan Sektor Hardware

Xiaomi Redmi 4A mengadopsi desain dasar yang digunakan oleh Xiaomi untuk jajaran Redmi 3S, Mi Max dan Redmi Pro. Perangkat mempunyai rancangan berbentuk semi kotak dengan garis sudut sedikit membulat. Tepian Redmi 4A dibuat lebih datar dengan memangkas lengkungan dari panel belakang ke bagian sisi, sehingga memberikan kesan kotak jika dilihat dari samping. Salah satu perbedaan besar di antara mereka adalah, bahwa Redmi 4A dibangun dari material polikarbonat, bukan logam.

Tepian Redmi 4A dibuat lebih datar dengan memangkas lengkungan dari panel belakang ke bagian sisi, sehingga memberikan kesan kotak jika dilihat dari samping. Salah satu perbedaan besar di antara mereka adalah, bahwa Redmi 4A dibangun dari material polikarbonat, bukan logam.

IMG_20170811_150619

Sisi bagian kiri perangkat nyaris mulus tanpa tonjolan, namun jika diperhatikan lebih dekat, di sana ada slot kartu SIM yang disematkan dengan sangat rapi. Slot ini hanya bisa dilepaskan menggunakan SIM ejector yang terdapat dalam paket penjualan. Perlu dicatat, bahwa Redmi 4A mendukung dual SIM, namun dengan konfigurasi berbeda. SIM 1 mendukung micro-SIM, sedangkan SIM2 mendukung kartu Nano-SIM dan juga berfungsis sebagai slot micro SD.

Jadi, jika Anda memutuskan untuk menggunakan 2 SIM, Anda harus melepas kartu micro SD. Sebaliknya, jika lebih membutuhkan memori tambahan, Anda harus mengorbankan salah satu kartu SIM.

IMG_20170812_070640

Sementara di sisi kanan terdapat dua buah tombol, volume dan power yang dirancang dengan bentuk oval. Berbeda dengan kebanyakan perangkat Oppo, tombol power dan volume di Redmi 4A dibuat sedikit menonjol sehingga memudahkan pemakaian.

Bergeser ke bawah saya hanya menemukan port micro USB, sedangkan audio jack diletakkan di bagian kiri atas.

Di panel depan, terdapat layar selebar 5 inci (1280x 720p) yang ditemani tiga buah tombol kapasitif di bagian bawah. Salah satu yang saya sayangkan, ketiga tombol kapasitif ini tidak mempunyai tambahan backlight sehingga sedikit menyulitkan jika digunakan di tempat gelap. Kecuali jika Anda sudah mulai terbiasa dengan peletakannya, kekurangan itu tidak akan banyak mengganggu. Kekurangan lainnya, layar ini belum dilindungi oleh lapisan Gorilla Glass tapi Xiaomi menggunakan panel Scratch Proof Glass untuk melawan goresan.

Geser ke belakang, Xiaomi sukses memberikan kesan elegan dan premium di balik material sesungguhnya. Warna tampaknya banyak memberikan pengaruh terhadap penilaian saya. Tapi ketika dipegang, cukup nyaman dan ringan tapi sangat sulit menghilangkan kesan “murah” darinya. Meski begitu, kekurangan ini saya rasa masih dapat dipahami mengingat komponen yang digunakan dan yang paling berpengaruh, yaitu harga.

IMG_20170811_165247

IMG_20170812_070542

Kamera utama diletakkan di sudut kanan atas berdampingan dengan lampu LED flash. Jika ditarik, keduanya berada satu garis lurus dengan garis antena bagian atas. Tak ada tonjolan berbentuk cincin yang mengelilingi kamera ini, jadi jika Anda punya budget lebih, ada baiknya membeli aksesoris tambahan untuk melindungi lensanya dari goresan selama pemakaian.

Komponen terakhir di panel belakang adalah mono speaker tepat di bawah logo Mi. Rancangan speaker ini masih belum lepas dari warisan Redmi 4 dan Redmi 4 Prime.

Performa

Jeroan Xiaomi Redmi 4A terbilang menjanjikan kemampuan yang apik meski diplot untuk berjibaku di kelas entry level. Di atas kertas, perangkat membawa chipset Snapdragon 425 yang disandingkan dengan grafis Adreno 308. Kapasitas RAM-nya sebesar 2GB, sedangkan memori internalnya seluas 16GB.

Benchmark

Sebelum diuji untuk menjalankan game tertentu, saya coba untuk melakukan pengujian menggunakan aplikasi benchmark terlebih dahulu. Tujuannya, untuk mengetahui berapa sih skor yang bisa dicetak, dan komparasinya dengan perangkat model lain. Tapi sekali lagi, ini bukanlah patokan performa yang sesungguhnya, sampai kita coba secara langsung nanti.

Berdasarkan hasil pengujian dengan AnTuTu Benchmark, Redmi 4A mencetak skor 33406, menempatkan perangkat di peringkat ke 51, satu tangga di bawah Honor 8 milik Huawei. Tapi jangan buru-buru menghakimi, karena hampir sebagian besar perangkat yang duduk di tangga atas adalah perangkat-perangkat kelas menengah dan flagship. Jadi, wajar jika Redmi 4A berada di posisi 50 besar.

Skor benchmark di AnTuTu
Skor benchmark di AnTuTu

Pengalaman gaming di Redmi 4A terbilang memuaskan untuk ukuran smartphone seharga Rp 1 juta-an. Beberapa game yang saya coba dan berjalan sangat mulus antara lain Mobile Legends, Candy Crush Saga, Clash of Clans, Super Mario Run dan Talking Toms.

Mengingat peruntukannya yang memang bukan untuk gaming, performa yang ditunjukkan Redmi 4A bagi saya cukup untuk memuaskan kebutuhan gaming yang hanya sebatas mengisi waktu.

Kamera

Kamera Xiaomi Redmi 4X terbilang cukup baik dari segi resolusi terutama mengingat kelasnya. Kamera utamanya sudah menggunakan sensor 13MP, sedangkan di depan menggunakan sensor 5MP. Tetapi untuk urusan kelengkapan fitur, kamera Redmi 4A terbilang cukup memadai. Saya menjumpai hanya ada beberapa modus yang bisa dipergunakan, antara lain modus panorama, manual, straighten, beautify, HHT dan Scene. Sedangkan untuk kamera depan, nyaris tidak ada modus khusus yang ditawarkan, hanya ada dua pilihan yaitu Timer dan Audio.

Tapi sebagai hiburan, Xiaomi membenamkan filter yang diletakkan di sudut kanan atas. Dengannya pengguna dapat menjepret foto selfie dengan kualitas yang lebih mulus. Dengan modal ini, kelengkapan kamera Redmi berada di level cukup. Artinya, hanya dapat memenuhi kebutuhan fotografi sehari-hari, bukan profesional apalagi untuk komersil.

Untuk membuktikan bahwa resolusi yang dijanjikan bukan sekadar angka, saya mencoba melakukan beberapa jepretan dengan situasi dan pengaturan yang berbeda.

Di dalam ruangan dengan mode manual
Di dalam ruangan dengan mode manual
Di dalam ruangan, mode otomatis dengan flash menyala
Di dalam ruangan, mode otomatis dengan flash menyala
Di luar ruangan, mode otomatis tanpa HDR
Di luar ruangan, mode otomatis tanpa HDR
Di luar ruangan, HDR aktif
Di luar ruangan, HDR aktif
Di luar ruangan, mode otomatis tanpa HDR
Di luar ruangan, mode otomatis tanpa HDR
Di luar ruangan dengan HDR aktif
Di luar ruangan dengan HDR aktif
Modus Manual, White Balance Fluorescent, ISO 100
Modus Manual, White Balance Fluorescent, ISO 100
Mode Manual, ISO 200
Modus Manual, ISO 200
Modus panorama
Modus panorama

Interface

Salah satu bagian yang menurut saya cukup memuaskan – selain performa dan baterai – adalah sisi interface Redmi 4A. Basis OS yang diadopsi oleh ponsel adalah Android 6.0.1 Marshmallow yang dipoles apik oleh Xiaomi dengan ROM MIUI 8.5. Jika Anda nanti membeli Redmi 4A, versi build MIUI defaultnya mungkin tidak sama dengan ini, pasalnya ketika saya menerima perangkat dan menghubungkannya ke WiFi, ternyata sistem melakukan update secara otomatis tanpa sepengetahuan saya. Karena proses ini tidak bisa saya kembalikan, maka jadilah sekarang menggunakan MIUI 8.5 versi stable terbaru. Versi ini sudah memperoleh security patch per 1 Mei 2017.

Jika Anda nanti membeli Redmi 4A, versi build MIUI default-nya mungkin tidak sama dengan ini, pasalnya ketika saya menerima perangkat dan menghubungkannya ke WiFi, ternyata sistem melakukan update secara otomatis tanpa sepengetahuan saya. Karena proses ini tidak bisa saya kembalikan, maka jadilah sekarang menggunakan MIUI 8.5 versi stable terbaru. Versi ini sudah memperoleh security patch per 1 Mei 2017.

Kita awali dari depan, tampak jelas bagaimana Xiaomi mencoba menghadirkan warnanya sendiri meskipun aura iPhone masih terasa kental di sana. Jika masih menggunakan launcher aslinya, maka Anda tidak akan menemukan tombol menu di layar home. Semua shortcut ditampilkan di depan, beberapa dikumpulkan dalam satu folder dan sisanya di halaman berikutnya. Anda bisa menggeser layar untuk menemukannya.

Screenshot_2017-08-10-17-25-17-085_com.miui.home

Tapi yang membuat saya cukup senang, launcher bawaan ini menyediakan ratusan tema yang bisa dipakai secara gratis. Untuk melihat-lihat tema, Anda bisa menekan lama tombol multi-tasking paling kiri kemudian tap menu Themes. Atau Anda bisa langsung menekan shortcut Themes di layar utama. Secara default sudah ada 5 pilihan tema di sana, tapi jika Anda menginginkan lebih, tinggal tap Get more themes for free dan jelajahi pilihannya sesuka Anda.

Screenshot_2017-08-10-17-30-04-502_com.miui.home

Status Bar

Screenshot_2017-08-10-17-25-33-272_com.miui.home

Kembali ke layar utama. Jika Anda geser jari dari atas ke bawah, maka Anda akan mendapati panel status bar yang membawa warna khas Android Marshmallow. Opsi-opsi yang tersedia secara default sudah disesuaikan dengan kebutuhan umum pengguna. Di sana ada akses mengaktifkan data cepat, WiFi, senter, profile, screenshot, bluetooth, kecerahan layar, mode pesawat dan lain-lain.

Settings

Dan saya juga coba masuk ke panel Settings, di mana saya mendapati apa saja kelengkapan yang ditawarkan Redmi 4A. Secara umum, apa yang dihadirkan sudah lebih dari cukup. Dan karena perangkat sudah menggunakan Android Marsmallow, maka saya juga menjumpai adanya dukungan dual app, second space yang memungkinkan pengguna punya perangkat kedua dengan konfigurasi berbeda, mode one hand, pengaturan perizinan aplikasi dan lain-lain.

Screenshot_2017-08-10-17-25-47-720_com.android.settings

Tapi yap, jangan heran pula kalau di perangkat Marshmallow Anda tidak bisa memindahkan aplikasi ke memori eksternal. Saya juga cukup kecewa dengan keterbatasan ini, tapi rasanya cukup terobati dengan hadirnya interface yang lebih cantik dan efisien.

Satu lagi, Xiaomi juga menghadirkan fitur system app updater yang membantu pengguna memperoleh pembaruan dari satu pintu. Dari sini, Anda juga bisa mendapatkan informasi pembaruan sistem, termasuk mengatur bagaimana pembaruan tersebut diunduh. System app updater ini bisa Anda jumpai di menu Settings/Pengaturan.

Dialer

Screenshot_2017-08-10-17-31-53-945_com.android.contacts

Dialer di Redmi 4A masih menonjolkan kesederhanaan. Di bagian utama hanya ada dua menu tab, yaitu Recents dan Contacts. Di sisi kiri paling bawah ada tombol menu yang memuat menu block list dan pengaturan. Sedangkan tombol dial-nya sendiri bisa dihilangkan atau ditampilkan dengan cara menyentuh ikon keypad di bagian kanan bawah tepat di sebelah dialer.

SMS

Fitur pesan jauh lebih sederhana. Di dalamnya saya tidak menjumpai adanya tombol-tombol yang bisa mengalihkan fokus. Total hanya ada dua tombol fungsional, satu untuk membuat pesan baru dan satu lagi untuk mencari pesan.

Screenshot_2017-08-11-10-06-30-853_com.android.mms

Jadi kalau ingin mengubah pengaturan pesan bagaimana? Xiaomi telah menyiapkan panel khusus di menu Settings utama, silahkan temukan pengaturan Messaging di bagian System Apps. Tak hanya perpesanan, di sana juga terdapat berbagai aplikasi bawaan seperti Contact, Calendar, Email, Mi Cloud, Call Settings, dan lain sebagainya.

Baterai

Banyak orang, Anda mungkin termasuk di dalamnya, tentu menjadikan baterai sebagai salah satu pertimbangan dalam memilih smartphone. Ini yang menjadi salah satu alasan mengapa Xiaomi membekali Redmi 4A dengan baterai yang berukuran besar. Angka 3120mAh jadi modal Redmi 4A untuk menjalankan operasional sehari-hari. Kapasitas ini tentu jauh lebih besar ketimbang smartphone setara atau bahkan beberapa merk kelas menengah lainnya.

Saya pun penasaran, seberapa tangguh sih baterai ini. Jangan-jangan cuma label, tapi hasil tesnya memble. Saya pun mempersiapkan beberapa skenario (semua skenario menggunakan WiFi).

Pertama, saya coba memutar video dengan volume berada di level menengah. Hasilnya, dimulai dari kondisi baterai terisi penuh sampai benar-benar mati, Redmi 4A mampu bertahan selama 11 jam 15 menit.

Kedua, saya coba mendengarkan musik streaming dengan Joox menggunakan headset mampu bertahan selama 6 jam 5 menit.

Terakhir, saya coba browsing sambil mendengarkan musik dari Joox, hasilnya bertahan selama 5 jam 12 menit.

Sedangkan pengisian ulang baterai membutuhkan waktu 2 jam 35 menit. Cukup lama mengingat Redmi 4A belum mendukung teknologi fast charging.

redmi 4a baterai test

Kesimpulan

Setelah selama satu minggu menggunakan Xiaomi Redmi 4A, ada beberapa hal yang bisa simpulkan.

  • Ketiadaan sensor sidik jari menjadi salah satu pertanyaan besar saya, sebab hanya dengan menabung sekitar Rp 400 ribu lagi, Anda sudah bisa memperoleh perangkat lain dengan fasilitas fitur sensor sidik jari, fast charging dan body logam.
  • Penyajian interface dan tambahan tema bisa mengubah persepsi banyak orang terhadap Redmi 4A. Jadi, sebelum beli, mungkin ada baiknya Anda mencoba sendiri jeroannya. Saya sendiri ketika membeli ponsel baru, punya kebiasaan memasang launcher pihak ketiga meskipun tampilan bawaannya sudah cukup baik. Karena interface bagi saya cukup vital perannnya.
  • Performa perangkat dalam melahap sejumlah permainan populer terbilang mengesankan. Begitu juga performa kamera, terutama kamera bagian belakang. Untuk smartphone yang dibanderol Rp 1 jutaan, apa yang dipertunjukkan oleh Redmi 4A melebihi harga jualnya sendiri.
  • Terakhir, daya tahan baterai Redmi 4A sepatutnya memperoleh pujian. Bukan Cuma soal kapasitas, tapi efisiensi dari sisi piranti lunak berperan besar dalam menjaga konsumsi daya tetap seminimal mungkin.

Nah, Anda lebih condong ke yang mana, Anda pengguna seperti apa? Sesuaikan saja dengan keunggulan yang dipunyai Redmi 4A. Jika lebih peduli dengan desain dan material bahan perangkat, Redmi 4A bukan pilihan yang tepat. Tapi jika mementingkan performa, daya tahan baterai dan kamera yang bagus tanpa menguras kantong, smartphone ini patut ada dalam daftar buruan Anda.

Di pasaran, Xiaomi Redmi 4A bakal berhadapan dengan kompetitor seperti Moto E3 Power, Moto G4 Play, Moto E, kemudian jajaran Samsung Galaxy J lama, Meizu M Series dan Lenovo K6 Power. Tapi jika spesifikasi dan harganya dibandingkan, Redmi 4A masih jadi rekomendasi terbaik saya.

[Review] Xiaomi Redmi 4X, Salah Satu Pilihan Terbaik Di Bawah Rp 2 Juta

Dihadirkan ke Indonesia bersamaan dengan tipe Note 4 yang memiliki layar lebih lebar di bulan April silam, smartphone Redmi 4X menawarkan performa kelas menengah di harga ekonomis. Meski begitu, saat pertama kali diperkenalkan di pasar lokal, perangkat ini merupakan produk entry-level Xiaomi – karena merupakan bagian dari keluarga Redmi – termahal.

Kabar gembiranya, harganya pelan-pelan berubah. Kira-kira dua sampai tiga bulan setelah tersedia resmi, harga Redmi 4X mengalami penurunan. Hal ini sangat menarik karena walaupun tidak menuntut kita merogoh kantong terlalu dalam, Redmi 4X menawarkan banyak fitur produk mid-range ke high-end, dari mulai tubuh unibody berbahan logam, layar 2.5D berlapis Corning Gorilla Glass hingga kehadiran sensor pemindai sidik jari.

Redmi 4X 18

Beberapa waktu lalu, Xiaomi memberikan saya kesempatan untuk bermain-main dengan Redmi 4X lebih lama. Aspek lain yang membuat saya bersemangat adalah, Xiaomi memutuskan buat meminjamkan unit berwarna hitam. Bagi saya, warna hitam betul-betul menonjolkan kesan premium dibanding varian dengan frame putih berpunggung emas. Namun pertanyaannya, apakah penampilan handset ini benar-benar merepresentasikan kualitasnya?

Desain

Simpel adalah kata yang terbersit dipikiran saya ketika Redmi 4X dikeluarkan dari bungkusnya. Alasannya sederhana: rancangan smartphone ini memberikan kesan rendah hati, serta bisa mudah membaur dengan gaya fashion user yang berbeda-beda. Meskipun bukan produk flagship, ia sama sekali tak memalukan untuk Anda bawa-bawa.

Redmi 4X 39

Redmi 4X 27

Redmi 4X 19

Kesan tersebut bisa tersuguh berkat beberapa hal. Pertama, kelengkungan sisi samping device sengaja dirancang agar serasi dengan layar 2.5D di smartphone 5-inci ini sehingga terlihat seperti satu kesatuan. Xiaomi juga memanfaatkan desain tanpa sudut, lalu area pinggir punggungnya sengaja dibuat melengkung demi memberikan efek ramping. Redmi 4X memiliki dimensi 139,2x70x8,7mm dan bobot 150g.

Redmi 4X 36

Redmi 4X 23

 

Redmi 4X 26

Selain lebih nyaman digunakan dengan satu tangan dan mudah diselipkan dalam kantong, Xiaomi juga tidak terlampau agresif dalam membubuhkan branding. Di unit berwarna hitam ini, ukiran laser logo Mi hanya terlihat samar-samar di sisi belakang smartphone. Berdasarkan pengamatan saya, bagian punggung Redmi 4X terbuat dari bahan logam, kecuali pada zona di atas dan bawah antena.

Redmi 4X 35

Redmi 4X 34

Redmi 4X 22

Layout tombol dan Redmi 4X akan terasa familier bagi Anda yang pernah memakai smartphone Redmi sebelumnya: tombol power dan volume berada di sisi kanan, tray dual SIM card di kiri, ada port audio 3,5mm di kiri-atas, dan tepat di area tengah, Anda bisa melihat sensor inframerah. Di bagian bawah, Anda akan menemukan port microUSB, diapit oleh rangkaian grille bundar yang menyimpan mic dan speaker. Lampu LED berada di dekat tombol home, menyala ketika ada notifikasi atau sewaktu handset sedang di-charge.

Redmi 4X 32

Redmi 4X 28

Redmi 4X 25

Layar

Panel Redmi 4X menyuguhkan resolusi 720×1280-pixel dengan kepadatan 294ppi. Sebagian orang mungkin akan menganggapnya tidak istimewa, tapi dilihat dari sisi praktis, menyematkan pixel terlalu banyak di layar 5-inci sebetulnya tak terlalu memberikan banyak manfaat. Dan sejauh saya memakainya, display Redmi 4X sudah lebih dari cukup buat menampilkan icon dan teks secara jelas, dan yang terpenting, dengan sigap merespons sentuhan.

Redmi 4X 38

Layar tersebut tampaknya menggunakan profile warna dingin, dan dari sedikit riset, memiliki tingkat ket maksimal di 450-nit. Warnanya tersaji cerah, lalu objek-objek tampil tajam. Bagian favorit saya adalah keleluasaan buat meredupkan kecerahaan layar ke level paling rendah – sangat berguna saat berselancar internet (9Gag!) sebelum tidur, ketika lampu kamar sudah dimatikan.

Redmi 4X 40

Kamera

Karakteristik kamera smartphone standar tetap berlaku pada Redmi 4X: kualitas jepretan sangat bergantung pada dukungan cahaya. Untuk kebutuhan fotografi, Xiaomi membenamkan sensor 13-megapixel dengan aperture lensa f/2.0 di kamera belakang, tak lupa dilengkapi LED flash. Jika cukup cahaya, hasil foto dapat tampil detail dan tajam. Bisa Anda lihat sendiri di bawah, foto-foto Redmi 4X memiliki temperatur yang ‘dingin’, dan ini bukan sekedar akibat dari profile output layarnya.

Redmi 4X 24

Kamera smartphone akan memperlihatkan kelemahan begitu Anda pakai buat melakukan dokumentasi di ruang rendah cahaya. Bahkan di siang hari di dalam kamar, foto-foto yang saya ambil tampak dipenuhi noise. Fitur phase detection autofocus-nya juga jadi lebih lambat dalam mengunci objek, dan Anda harus maklum seandainya beberapa jepretan betul-betul blur.

Redmi 4X 20

Seperti biasa, aplikasi kamera default menitikberatkan faktor kesederhanaan. Xiaomi memanfaatkan rancangan UI yang bersih, bahkan sejumlah fungsi di mode manual (white balance dan ISO) dapat diakses dengan dua kali tap. Opsi filter disuguhkan via live preview, dan produsen menyediakan tidak kurang dari sembilan pilihan mode.

Berikut adalah sampel foto Redmi 4X:

Redmi 4X 15

Redmi 4X 10

Redmi 4X 11

Redmi 4X 12

Dan seperti ini hasil jepretan kamera utama di kondisi indoor atau kurang cahaya:

Redmi 4X 14

Redmi 4X 13

Baik kamera depan dan belakang mampu merekam video di resolusi full-HD (1080p) dengan 30-frame rate per detik. Untuk selfie dan video chat, produsen mencantumkan sensor 5-megapixel f/2.2 . Begitu tampilan kamera di-switch ke depan, fitur ‘smartbeautify akan aktif secara otomatis, dan segera membuat pipi saya jadi merona merah. Buat hasil lebih natural, Anda bisa menonaktifkannya.

Redmi 4X 21

MIUI 8.0

Redmi 4X dibundel bersama MIUI 8.0 (atau tepatnya versi 8.2), interface hasil modifikasi dari OS Google Android 6.0.1 Marshmallow. Itu berarti, ia telah dibekali sejumlah fitur eksklusif unik Xiaomi seperti Dual Apps (masuk ke app melalui akun berbeda), Second Space (kemampuan log-in ke smartphone dengan profile sekunder), beserta kapabilitas scrolling screenshot dan hadirnya menu Quick Ball. Xiaomi juga sudah memodifikasi bagian gallery serta memperluas opsi edit foto dan video.

Redmi 4X 30

Aspek terfavorit saya dari MIUI 8.0 adalah kesederhanaan pemakaian, navigasi serta pengelolaan. Menu berisi icon-icon app tersaji dalam satu layer saja, kemudian untuk memindahkannya ke halaman lain, kita hanya tinggal menahan icon dengan satu jari dan menggeser page dengan jari lainnya. Dan via app Themes, Anda bisa memilih puluhan tema berbeda.

Hardware dan kinerja

Xiaomi Redmi 4X dipersenjatai komponen yang tergolong mumpuni, tak kalah dari smartphone kelas menengah yang dibanderol di harga lebih tinggi. Sebelum membahas performa, Anda perlu tahu susunan hardware-nya:

  • System-on-chip Qualcomm Snapdragon 435
  • CPU octa-core Cortex-A53 1,4GHz
  • GPU Adreno 505
  • RAM 3GB
  • ROM 32GB
  • Baterai non-removable 4.100mAh

Beberapa aplikasi benchmark saya gunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai kinerja hardware Redmi 4X dan di mana posisinya berada jika dikomparasi dengan produk lain. Software-software tersebut antara lain AnTutu v6.2.7, PCMark dan 3DMark. Tentu saja saya tidak lupa menguji performa handset secara real-time via dua game: Real Racing 3 dan Modern Combat 5.

Redmi 4X 29

Di sesi tes AnTuTu, smartphone ini memperoleh nilai terbaik di 42381. Angkanya berada cukup jauh dari skor yang diperoleh Redmi Note 4, tentu saja disebabkan oleh perbedaan performa antara Snapdragon 625 dan Snapdragon 435. Berdasarkan keterangan AnTuTu, baik soal kualitas game ataupun pemakaian sehari-hari, komposisi ini cukup memuaskan, berada di level menengah.

Redmi 4X 5

Dalam PCMark Work 2.0, Redmi 4X meraih skor 3495. Di bawah ini Anda bisa melihat rincian dan kurvanya:

Redmi 4X 4

Kemudian di 3DMark Sling Shot 1.0 (standar), proses benchmark terlihat cukup tersendat. Detailnya bisa disimak di bawah:

Redmi 4X 6

Terlepas dari angka-angka benchmark di atas, saya punya satu berita gembira untuk Anda: kemampuan Redmi 4X buat mengerjakan tugas sehari-hari sama sekali tidak buruk. Saya tidak merasakan adanya keterlambatan respon saat menggeser menu atau ketika mengetik di keyboard SwiftKey. Dan saya rasa, layar beresolusi HD juga menyebabkan game jadi tidak terlalu membebani hardware serta membuat baterai jadi lebih awet.

Satu-satunya kendala visual yang tertangkap oleh mata sewaktu bermain Real Racing 3 adalah ujung objek yang jaggy. Selain itu, permainan tersaji mulus. Efek-efek semisal pantulan pada permukaan mobil, partikel asap, bayangan, bloom dari matahari, hingga detail-detail kecil seperti pergerakan jarum speedometer serta pantulan kaca spion tersuguh semua di sana.

Redmi 4X 7

Redmi 4X 8

Redmi 4X 9

Modern Combat 5 berjalan semulus Real Racing 3, namun saya juga melihat efek jaggy serta kurang tajamnya tekstur pada objek. Terlepas dari itu, fitur-fitur visual seperti asap, light pillar sampai percikan air pada lensa hadir semua di permainan. Ini dia beberapa screenshot yang telah saya ambil.

Redmi 4X 1

Redmi 4X 3

Redmi 4X 2

Daya tahan baterai merupakan salah satu aspek andalan di Redmi 4X. Setelah diisi penuh, baterai 4.100mAh di dalam siap menjaga smartphone tetap menyala hingga dua hari dalam pemakaian normal – termasuk browsing, membuka email, streaming musik, main game dan menonton film. Hebatnya lagi (salah satu alasan mengapa penayangan artikel review ini jadi terlambat, dalam arti baik), waktu standby dapat mencapai 18 hari.

Konklusi

Saat pertama kali diumumkan, saya sebetulnya berharap agar Xiaomi membanderol Redmi 4X dengan harga di bawah Rp 2 juta. Harga saat itu, Rp 2,1 juta, terlalu mendekati Note 4 di Rp 2,4 juta. Namun sekarang, harapan tersebut akhirnya terpenuhi. Xiaomi menurunkan harganya jadi Rp 1,99 juta. Dan jika Anda mengecek beberapa eCommerce tempat Redmi 4X dijual (seperti Lazada), angkanya bahkan turun lagi ke Rp 1,3 sampai 1,5 jutaan tergantung spesifikasi.

Karena alasan itulah, saya tak segan-segan menyebut Xiaomi Redmi 4X sebagai satu dari sedikit smartphone dengan rasio kinerja versus performa terbaik di bawah harga Rp 2 juta. Memang masih ada banyak hal yang bisa diperbaiki oleh Xiaomi, terutama pada aspek fotografinya. Lalu, sejumlah konsumen mungkin mengharapkan layar beresolusi lebih tinggi. Namun bagi saya, Redmi 4X adalah jalan keluar bagi konsumen yang menginginkan produk berkualitas, tapi terhalang oleh kendala modal.

Memang masih ada banyak hal yang bisa diperbaiki oleh Xiaomi, terutama pada aspek fotografinya. Lalu, sejumlah konsumen mungkin mengharapkan layar beresolusi lebih tinggi. Namun bagi saya, Redmi 4X adalah jalan keluar bagi konsumen yang menginginkan produk berkualitas, tapi terhalang oleh kendala dana.

Redmi 4X 17

[Game Playlist] Review Singkat Game Stealth Action Dishonored 2

Seiring meningkatnya nilai produksi game-game action, developer ingin agar karyanya bisa dinikmati lebih banyak orang. Akhirnya, mereka mulai berkompromi, membuat gameplay-nya lebih sederhana dan lebih mudah diakses kalangan casual. Hanya ada sedikit studio yang tak takut menghidangkan mekanisme kompleks, dan Arkane merupakan salah satu di antaranya.

Lewat seri Dishonored, studio asal Perancis itu mencoba menghadirkan kompleksitas yang ada di permainan-permainan stealth klasik, dibangun berbasis teknologi modern. Bagi gamer veteran, Dishonored menyuguhkan sensasi serupa trilogi Thief. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat beberapa mantan staf Looking Glass Studios kini turut memperkuat formasi Arkane. Dan khususnya buat penggemar stealth action, Dishonored 2 ialah permainan yang tak boleh Anda lewatkan.

Dishonored 2 3

Dishonored 2 dimulai 15 tahun sesudah permainan pertamanya selesai. Di sana, Anda ditawarkan untuk kembali berperan menjadi tokoh protagonis di Dishonored, Corvo Attano, atau anak gadisnya, Kaisar Emily Kaldwin. Dua tokoh ini menjalankan petualangan yang kurang lebih sama, dengan sedikit perbedaan pada perspektif dan kemampuan dalam mengalahkan lawan.

Dishonored 2 1

Dishonored 2 2

Meski stealth merupakan tema utama Dishonored 2, permainan bisa dinikmati sesuai keinginan Anda. Game ini menyuguhkan aksi pertarungan first-person yang seru dan memuaskan, di mana pemain dapat mengombinasikan kemampuan berpedang dengan ilmu sihir (Anda bahkan bisa memilih untuk bermain tanpa bantuan sihir dengan menolak ‘pemberian’ dari The Outsider).

Dishonored 2 -12

Kembali mengusung sistem ‘chaos‘, perbuatan Anda selama bermain akan memengaruhi dunia permainan dan pilihan dialog. Dengan membunuh banyak orang, tingkat kekacauan akan meningkat dan menyebabkan wabah bloodflies (serangga yang bersarang di mayat) kian menjadi. Alternatifnya, tiap level dapat diselesaikan tanpa membunuh – pemain paling ahli bahkan bisa merampungkan misi tanpa terlihat sekalipun oleh lawan.

Dishonored 2 4

Dishonored 2 5

Selain gameplay, aspek lain yang patut diacungi jempol di Dishonored 2 adalah visual dan atmosfer permainan. Tiap-tiap lokasi di sana mewakilkan tema tertentu. Misalnya di sesi pembuka game, saat Corvo atau Emily dipaksa meninggalkan kampung halamannya setelah dikhianati, situasi Dunwall terasa murung dan kelam. Atmosfer berbeda akan muncul sewaktu Anda tiba di Karnaca.

Dishonored 2 9

Bagi saya, bagian terbaik dari Dishonored 2 adalah bagaimana Arkane Studios membangun dunia dan mengisinya dengan mitos serta cerita-cerita tanpa perlu meraciknya sebagai game open-world. Selain jalan cerita utama, narasi tersirat pada keadaan dunia game serta dijabarkan dalam buku, koran dan poster-poster. Itu alasannya saya sangat menyarankan Anda untuk menjelajahi tiap sudut kota, karena banyak rahasia tersembunyi di sana.

Dishonored 2 -7

Engine Void yang Arkane kembangkan dari id Tech 5 untuk membangun Dishonored 2 berjalan hampir sempurna di laptop gaming MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii. Di setting grafis very-high dengan resolusi full-HD, game tersuguh di ratusan frame rate per detik; lalu semua detail pencahayaan, bayangan, serta objek juga tersaji maksimal.

Dishonored 2 10

Dishonored 2 11

Dishonored 2 dapat Anda beli secara digital via Steam atau retail (meski Anda tetap harus mengunduhnya). Di Indonesia, Dishonored yang dijual di toko retail lebih murah dibanding Steam, dibanderol Rp 480 ribu versus Rp 532 ribu.

Dishonored 2 8

Game Playlist adalah artikel gaming kolaborasi MSI dengan DailySocial.

Game dimainkan dari unit notebook MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii, ditenagai prosesor Intel Core i7-6700HQ 2,6GHz, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1070, RAM 16GB, penyimpanan berbasis SSD 256GB dan HDD 1TB, serta dilengkapi teknologi eye-tracking Tobii Technology.

[Review] Keyboard Gaming Mekanik Corsair K63, Tenkeyless Garang yang ‘Lincah’

Keyboard mekanik belakangan memperoleh sorotan karena semakin banyak orang sadar bahwa switch individu di tiap tombol mendongkrak pengalaman penggunaan. Hampir tak ada yang bisa menyamai rasa puas saat kita menekannya. Tiap keyboard mekanik punya spesialisasi berbeda, tapi jika Anda mencari periferal ringkas pendukung gaming, Corsair punya solusinya.

Diperkenalkan di bulan Maret 2017 kemarin, Corsair K63 adalah keyboard mekanik yang diramu buat para gamer nomaden tanpa sedikit pun mengorbankan kualitas dan kinerja. Ia sangat cocok menemani para atlet eSport dalam kejuaraan. Saya sendiri bukanlah gamer pro, namun dari pengalaman menggunakan K63 selama dua minggu untuk ber-gaming intensif, saya merasakan langsung bagaimana keyboard ini memberikan keunggulan bagi user.

Corsair K63

Selain kinerja, keistimewaan K63 terletak pada aspek kesederhanaan dan kemudahan akses. Fungsi kendali multimedia dan volume dapat Anda atur langsung lewat rangkaian tombol dedicated di sana tanpa menginterupsi game. Tombol Windows mengganggu? Nonaktifkan saja. Sentuhan-sentuhan kecil ini ditambah harganya yang masuk akal membuat saya tidak kesulitan buat merekomendasikan K63. Simak ulasan lengkapnya.

Body & design

Simpel ialah satu kata yang saya gunakan buat mendeskripsikan desain Corsair K63. Penampilannya tidak mewah. Tapi siapa butuh rancangan ‘berlebihan’ jika tak banyak memberikan manfaat bukan? Kabar baik, segala hal di K63 sesuai fungsinya. Dan dengan begini, konsumen tidak perlu membayar hal-hal yang tidak dibutuhkan.

Corsair K63 23

Corsair K63 17

K63 mempunyai rancangan tubuh balok dengan dimensi 365x171x41-milimeter. Buat sebuah keyboard ber-layout tenkeyless – tanpa rangkaian tombol numpad – ia bukanlah produk paling ringan di kelasnya, berbobot 1,12-kilogram. Corsair memanfaatkan material plastik baik pada case maupun pelat atas, namun strukturnya terasa sangat kokoh. Lalu permukaan bertekstur matte kasar memastikan tubuhnya lebih tahan terhadap benturan.

Corsair K63 10

Corsair K63 11

Berkat tubuh K63 yang tidak terlalu panjang, ruang gerak mouse jadi lebih lapang. Dampak lainnya ialah posisi tangan jadi tidak terlalu berjauhan sewaktu bermain game action atau shooter – umumnya pemain menggunakan keybinding WASD buat kendali gerakan. Dengan menarik sepasang stand dari celahnya, keyboard akan berdiri setinggi 3,8-sentimeter.

Corsair K63 16

Saya pribadi mengacungkan jempol pada keputusan Corsair membubuhkan tombol pengaturan multimedia, volume, serta tombol untuk menyala-matikan LED dan fungsi tombol Windows. Semuanya tersuguh sederhana, jauh lebih mudah ketimbang harus menekan FN lebih dulu buat mengakses fungsi-fungsi tersebut. Dampaknya negatifnya, ukuran keyboard jadi sedikit lebih lebar.

Corsair K63 21

Corsair K63 19

K63 tersambung ke komputer via kabel USB anti-kusut sepanjang dua meter. Kabel tersebut tidak dilindungi bahan kain braided, namun dari pengamatan saya, materialnya cukup kuat tapi tetap dapat bergerak lentur.

Corsair K63 9

Dari sisi pewarnaan, Corsair K63 mengangkat tema terpopuler di ranah gaming: dominasi warna hitam dipadu bumbu merah, memberikannya kesan agresif. Kemudian sang produsen membubuhkan logo mereka tepat di zona tengah-atas – tampak kontras di latar belakang hitam, tapi tidak berlebihan. Melalui arahan ini, papan ketik tetap serasi terlepas dari apapun brand PC Anda; MSI Gaming, Asus Republic of Gamers, Acer Predator, termasuk rig custom yang Anda bangun sendiri.

Lighting

Walaupun konsepnya sederhana, tidak berarti Corsair melupakan aspek penampilan. K63 tetap tidak kesulitan mencuri perhatian lewat ‘pertunjukan’ lighting LED. Papan ketik memang cuma dibekali lampu berwarna merah, namun performa pijarnya sangat memuaskan. Via software Corsair Utility Engine, Anda bisa memilih pola, menentukan tingkat kecerahan, bahkan menciptakan efek LED sendiri dengan mencampur beberapa preset yang ada.

Corsair K63 4

Di awal pertemuan saya dengan K63, mengutak-atik hal ini sangat menyenangkan sekaligus menghabiskan waktu. Saya sangat menyukai efek type lighting key (backlight menyala ketika keycap ditekan, lalu pelan-pelan memudar), namun saat tidak dipakai, LED tak aktif. Solusinya yang saya ambil adalah memilih opsi warna statis dengan opacity rendah, lalu menambah efek type lighting. Dan ini hanyalah satu dari banyak kombinasi yang saya pernah gunakan.

Corsair K63 2

Corsair K63 3

Menariknya lagi, pelat merah di bawah keycap berfungsi lebih dari sekedar ‘bumbu’ pewarna. Bagian tersebut akan mempertegas sekaligus menyebar cahaya merah backlight, memberikan efek gradasi ke area tuts yang tidak menyala. Sangat apik.

Corsair K63 24

Keys & layout

Corsair K63 menyuguhkan enam baris tuts, dengan total 87 keycap – tanpa menghitung tombol media. Tuts diletakkan dalam posisi berjenjang mirip tangga sehingga baris teratas tetap mudah diraih. Anda dapat menambahkan wrist rest agar lebih nyaman (disediakan Corsair secara terpisah, tersambung ke keyboard lewat dua celah di bagian bawah-depan), namun aksesori tersebut tidaklah wajib karena tanpanya, K65 tetap enak dipakai.

Corsair K63 7

Keycap standar Corsair K63 mempunyai sisi atas sedikit melengkung, mempermudah kita mengetahui apakah telah menempatkan jari secara tepat. Permukaan atas tombol angka, huruf dan function memiliki luas 1,27×1,35-sentimeter. Jarak antar-keycap-nya ideal, yaitu sekitar 6,5mm – cukup lapang buat meminimalisir salah ketik, namun cukup dekat sehingga jari tak bergerak terlalu jauh.

Corsair K63 8

Keycap tersebut terbuat dari plastik dengan coating hitam bertekstur doff lembut, bisa mudah dilepas dan diganti varian aftermarket. Meski demikian, saya berasumsi bahwa tuts standar itu merupakan tipe yang paling optimal buat menghidangkan backlight. Warna merahnya terlihat rata, menerangi angka, simbol dan huruf secara maksimal. Ukuran font juga tebal dan gampang terbaca.

Corsair K63 14

Spasi ialah satu-satunya tombol dengan tekstur berbeda. Polanya lebih menonjol, dan jika dilihat lebih dekat, menyerupai motif pelat stainless steel. Hal ini dimaksudkan agar Anda mudah mengindetifikasi tombol tanpa perlu melirik keyboard.

Switch

Kata lincah yang saya gunakan di judul mengacu pada aspek portabilitas serta rendahnya resistensi dari switch. Corsair memanfaatkan jenis switch MX Red dari Cherry karena dipercaya memberikan beban paling ringan pada jari dan memastikan user unggul dalam sesi-sesi kompetitif. MX Red mempunyai actuation force sebesar 45cN – paling ringan di antara switch Cherry – dengan jarak tempuh maksimal 4mm dan profile linear.

Corsair K63 22

Seorang teman sekaligus pakar keyboard mekanik pernah bilang pada saya bahwa keyboard linear tidak cocok buat mengetik, namun menariknya, Corsair K63 tetap andal saat dipakai buat bekerja. Karena ringan, jari jadi tidak cepat lelah. Kualitasnya switch Cherry sendiri tak perlu dipertanyakan, resistensi tiap-tiap tombol di sana tersaji sangat konsisten.

Corsair K63 6

Corsair K63 24

Using experience

Tentu saja, seluruh performa Corsair K63 akan bersinar ketika Anda menggunakannya untuk menikmati video game. Sebagai penggemar permainan shooter dan action bertempo cepat, K63 terbukti menjadi senjata ampuh buat mengungguli lawan. Jarang sekali saya salah menekan, dan sejauh ini, keyboard belum pernah mengecewakan. Semua input pada tombol teregistrasi secara presisi.

Corsair K63 13

Lalu apakah K63 cocok buat menangani semua jenis permainan? Saya sendiri bukanlah gamer MOBA, dan belum bisa memberi banyak komentar soal pentingnya kehadiran tombol macro. K63 tidak mempunyai tombol macro, dan umumnya orang yang mencari papan ketik tenkeyless lebih mengutamakan faktor mobilitas ketimbang kelengkapan input.

Corsair K63 12

Walaupun begitu, saya berani bilang bahwa Corsair K63 sangat optimal digunakan buat bermain Titanfall 2, Ghost Recon Wildlands, Mass Effect Andromeda, sampai Fallout 4. Pengalaman gaming terhidang sangat baik tanpa mengharuskan saya mengonfigurasi fungsi tombol. Khususnya di Titanfall 2, saya sedikit harus beradaptasi karena cukup lama memakai keyboard chiclet di laptop. Efeknya, menekan tombol Alt kiri membuat jempol lebih masuk ke sisi dalam telapak tangan saat jari lainnya berada di W, A, D dan Shift.

Corsair K63 25

Bahkan tanpa wrist rest, jari saya tetap mudah meraih tombol angka. Biasanya, saya menaikkan posisi keyboard dengan menarik stand sewaktu mengetik dan menurunkannya saat ber-gaming agar pergelangan tangan tidak terlalu menekuk.

Corsair K63 27

Meski tombol macro tidak ada, Corsair Utility Engine memperkenankan Anda memprogram ulang tiap tombol di sana – misalnya menambahkan fungsi tertentu saat dipadukan bersama klik mouse atau scroll wheel.

Corsair K63 26

Masukan buat para pemilik K63 adalah jangan lupa untuk membersihkan keycap sehabis bekerja atau bermain dengan kain katun atau lap microfiber lembap. Minyak dari tangan Anda berpotensi menggerus permukaan doff tombol, membuatnya jadi mengilat. Alkohol isopropyl dapat digunakan buat membantu membersihkan, tapi dalam dosis yang kecil – jangan langsung dituang karena bisa merusak warna keycap.

Corsair K63 1

Verdict

Satu hal perlu digarisbawahi: Corsair K63 bukanlah produk ideal bagi Anda yang mencari keyboard berpenampilan mewah. Faktanya, ia boleh dibilang merupakan produk papan ketik mekanik kelas entry-level kreasi perusahaan komponen PC asal Amerika Serikat itu. Tetapi dengan fokus mengedepankan aspek-aspek krusial bagi gaming, Corsair dapat menekan harga K63 serendah mungkin.

K63 adalah kandidat kuat keyboard mekanik gaming tenkeyless terbaik. Resistensi switch Cherry MX Red-nya ringan, penampilannya padat, desainnya ringkas, tersedia tombol media, backlight-nya terang, dan build quality-nya tidak mengecewakan. Walaupun bukan atlet esport, saya tidak segan-segan menyarankan K63 ke sesama pecinta shooter dan action kompetitif, kecuali jika bagi mereka LED satu warna belum cukup memuaskan.

Sudah tersedia di Indonesia, Corsair K63 bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar Rp 1,1 juta.

[Game Playlist] Review Singkat Tom Clancy’s Ghost Recon Wildlands

Ghost Recon Wildlands merupakan permainan open world terbesar yang Ubisoft ciptakan, menyuguhkan beragam jenis arena bermain, dari mulai pegunungan, hutan rimba, padang pasir hingga padang garam. Wildlands memperoleh banyak penghargaan di E3 2015, namun sayang sekali, respons media terdengar kontras ketika versi retail-nya dirilis di bulan Maret kemarin.

Wildlands 20

Dalam dua minggu terakhir ini saya berkesempatan untuk menjajal Wildlands secara langsung sembari mencoba mencari apa yang membuat permainan ini mendapatkan kritik keras dari media. Wildlands yang saya mainkan adalah versi Uplay, dan setelah mengunduh file sebesar kurang lebih 42GB, game baru bisa dinikmati.

Wildlands 7

Ubisoft memang sangat paham bagaimana cara memantapkan presentasi awal dan men-setting mood permainan. Wildlands segera mengenalkan Anda pada tokoh antagonis, lalu mengajak pemain menciptakan karakter utama ber-codename Nomad, sang pemimpin pasukan Ghost. Opsi kustomisasi nya memang tidak sefleksibel Fallout 4, Anda hanya bisa memilih preset wajah dan menentukan gaya rambut serta warna mata, tapi ada banyak sekali konfigurasi kostum – dari mulai sarung tangan, jaket anti-peluru sampai ghillie suit.

Wildlands 18

Wildlands 11

Saat dimulai, Wildlands langsung menceritakan apa yang sedang terjadi di versi fiksi Bolivia. Di masa depan, negara tersebut telah berubah menjadi narco-state  – produsen kokain terbesar di dunia sejak kartel Santa Blanca memperluas pengaruh mereka ke pemerintahan. Pasukan Ghost dikirim buat membebaskan Bolivia dari cengkeraman Santa Blanca.

Wildlands 21

Engine AnvilNext yang turut mempersenjatai Assassin’s Creed Syndicate dan For Honor kembali dipakai buat membangun dunia Ghost Recon Wildlands. Hasilnya memang mengesankan. Grafis game terlihat sangat cantik – wajah karakter utama tampak begitu detail dan atmosfer permainan sangat menonjol. Saat hujan turun, warna langit berubah kelabu, dan semua objek terlihat benar-benar basah. Lalu ketika matahari terbenam, malam betul-betul gelap, terkadang memaksa Anda menyalakan night vision goggle sebelum menyerang markas musuh. Seringkali, saya hanya berhenti di satu tempat cuma untuk menikmati pemandangan.

Wildlands 5

Wildlands 2

Dalam pengembangan game, visual merupakan prioritas utama Ubisoft. Mereka melangsungkan kolaborasi bersama Nvidia, memanfaatkan teknologi render terbaru. Dengan memilih opsi grafis paling tinggi (ultra) di resolusi 1080p, notebook gaming MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii mampu menyajikan Wildlands di kisaran 35FPS. Jika ingin memperoleh frame rate lebih tinggi, Anda harus ‘rela’ bermain di opsi grafis very high.

Wildlands 1

Wildlands 8

Aspek visual turut memengaruhi gameplay. Contoh sederhananya ialah musuh jadi lebih sulit mendeteksi keberadaan Nomad sewaktu Anda bersembunyi di tempat gelap. Itu alasannya penyerbuan lebih efektif dilakukan di malam hari atau ketika ada badai.

Wildlands 3

Wildlands 4

Metode stealth sangat dianjurkan buat membungkam lawan dan menjadi esensi Ghost Recon Wildlands, namun bukan satu-satunya jalan menyelesaikan misi. Game menyarankan Anda untuk menggunakan senjata berperedam suara, dan di sana, pemain disodorkan keleluasaan dalam mengustomisasi persenjataan – misalnya dengan mengganti aksesori hingga mengaplikasikan cat baru di senapan serbu.

Wildlands 10

Hal lain yang sangat saya apresiasi adalah audio. Suara angin, peluru melesat, proyektil yang menghantam tanah, hingga bunyi selongsong keluar dari lubang di senapan penembak runduk terdengar begitu meyakinkan.

Wildlands 6

Wildlands 13

Masalah saya temui setelah mendalami Wildlands selama beberapa jam. Bug memang pelan-pelan sudah Ubisoft tumpas lewat patch, sayangnya kendala terletak pada struktur permainan: tidak ada banyak hal yang bisa Anda lakukan selain menyelesaikan misi, mengumpulkan sumber daya dan membuka skill baru. Game perlahan-lahan akan terasa menjemukan jika Anda cuma memainkan mode single-player.

Wildlands 17

Wildlands 5

Obat dari kelemahan itu ialah dengan memainkan mode multiplayer co-op-nya. Mode ini akan menggantikan tiga AI kawan – anggota tim Nomad – dengan sesama pemain. Ubisoft sudah menyiapkan fitur-fitur pendukungnya secara saksama. Bergabung ke sesi co-op tidak sulit, lalu microphone otomatis segera aktif buat mempermudah komunikasi. Berdasarkan pengalaman pribadi, multiplayer jauh lebih menyenangkan jika dimainkan bersama teman.

Wildlands 15

Wildlands 16

Bagi saya, paket penjualan Ghost Recon Wildlands masih belum setara dengan harga tinggi yang publisher jajakan (Rp 670 ribu di Steam). Bahkan jika Anda merupakan seorang penggemar game tactical action ataupun fans berat seri Ghost Recon, sebaiknya jangan buru-buru membeli hingga harganya turun.

Wildlands 9

Wildlands 14

Game Playlist adalah artikel gaming kolaborasi MSI dengan DailySocial.

Game dimainkan dari unit notebook MSI GT72VR 6RE Dominator Tobii, ditenagai prosesor Intel Core i7-6700HQ 2,6GHz, kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1070, RAM 16GB, penyimpanan berbasis SSD 256GB dan HDD 1TB, serta dilengkapi teknologi eye-tracking Tobii Technology.

Wildlands 22

[Review] Headset Sennheiser GSP 300, Pilihan Gamer yang Mengutamakan Performa Ketimbang Rupa

Ranah gaming yang kian populer dan memperoleh banyak perhatian terlalu menarik untuk diabaikan. Kini semakin banyak produsen consumer electronic dari berbagai bidang turut berkecimpung di sana, termasuk perusahaan spesialis audio asal Jerman, Sennheiser. Sudah lama mereka berkompetisi dalam penyediaan gaming gear dengan brand-brand terkenal.

Diperkenalkan perdana di acara Gamescom 2016, Gaming Series GSP 300 adalah salah satu headset gaming terbaru Sennheiser. Sang produsen bilang mereka meraciknya sedemikan rupa agar dapat menyuguhkan depth of field mendetail serta bas membahana. Selain itu, GSP 300 juga didesain agar nyaman dikenakan di waktu lama, ringan, serta mudah didesesuaikan ke beragam tipe kepala. Ketika GSP 350 dikhususkan untuk gamer di PC, GSP 300 siap mendukung para console gamer berkat konektivitas fisik berupa colokan 3,5mm.

GSP 300 20

Beberapa minggu lalu, saya diberi kesempatan oleh Sennheiser untuk mencoba sendiri performa GSP 300. Berpedoman pada temanya, mayoritas waktu saya habiskan bersama headphone buat ber-gaming. Dan lewat artikel ulasan ini, saya bermaksud mengungkapkan pengalaman selama memakainya. Ayo silakan disimak.

Design

Perangkat-perangkat untuk gaming umumnya terkenal dengan desain yang ‘berlebihan’. Kadang hal itu membuat kita berpikir, apakah arahan tersebut sebetulnya benar-benar bermanfaat atau diusung hanya supaya terlihat menarik atau sekedar gimmick? Konsep Sennheiser GSP 300 cukup bertolak belakang dengan produk-produk rivalnya. Walaupun lekukan-lekukan khas gaming gear bisa Anda temukan di tubuhnya, kesan simpel tetap sangat menonjol di sana.

GSP 300 2

Tubuh GSP 300 tersusun dari material plastik, dan ini alasannya headphone terasa ringan saat dikenakan, bobotnya hanya sekitar 290-gram. Menariknya, material tersebut tidak membuatnya tampak murahan berkat sambungan-sambungan yang rapi dan penggunaan warna plastik berbeda – kombinasi hitam dan abu-abu gelap. Selanjutnya, permukaan matte mempertegas kesan profesional, sekaligus bisa meminimalisir baretan akibat benturan.

GSP 300 18

GSP 300 18

GSP 300 memiliki rancangan identik dengan varian GSP 350 di mana earcup over-ear-nya menyelubungi seluruh permukaan telinga. Perbedaan keduanya hanya terletak pada warna striping di mic, di area dalam earcup dan bantalan di headband. GSP 300 dibumbui warna biru, sedangkan GSP 350 berwarna merah. Tak seperti SteelSeries atau Razer, Sennheiser tidak menyediakan pilihan warna lain.

GSP 300 17

GSP 300 16

Saya pribadi cukup menyukai penampilan ergonomis Sennheiser GSP 300. Ia tidak memiliki sudut yang terlampau tajam, dan semua komponen di sana punya fungsi. Ukuran headband bisa Anda panjangkan dengan menarik earcup, kemudian silakan tarik lengan boom mic ke bawah ketika ingin berkomunikasi dengan rekan tim dan kembalikan lagi ke atas buat menyalakan fungsi mute, lalu Anda juga dapat mengatur volume dengan memutar kenop di area bawah earcup kanan.

GSP 300 12

Headphone tidak mempunyai pencahayaan LED, namun saya rasa, gamer pro tidak membutuhkan warna-warni lampu LED sewaktu mereka sedang sibuk membidikkan crosshair ke wajah musuh dari tempat berlindung.

GSP 300 6

GSP 300 5

Kendala yang saya temui pada desain ada pada penyajian kabelnya. Kabel 2,5-meter di sana memang cukup panjang sehingga Anda leluasa dalam bergerak, tapi bagian ini tidak bisa dilepas. Kabel juga hanya berlapis karet dan bahannya lembut; jadi Anda harus memberikan perhatian ekstra saat memakai ataupun membawa headphone, serta pastikan kabel tidak terinjak atau tersangkut roda kursi gaming/kerja Anda.

Comfort

Sennheiser GSP 300 telah menemani saya menikmati Titanfall 2, Ghost Recon Wildlands dan Mass Effect: Andromeda, dan sejauh ini, headset mampu menunaikan tugasnya dengan sangat baik. Di beberapa kesempatan, saya memakainya selama kurang lebih 12 jam non-stop (bermain, bekerja, dan kembali bermain). GSP 300 tidak membebani dan menekan kepala secara berlebihan, tapi tetap bisa mencengkeram mantap – walaupun gerakan menggeleng cepat dapat membuatnya terlepas.

GSP 300 3

Rahasia mengapa GSP 300 tidak membebani kepala terletak pada penggunaan konstruksi split di headband. Bukannya memanfaatkan satu struktur melengkung, headband GSP 300 terbelah di tengahnya. Hal ini dimaksudkan buat menyebar titik tumpu di atas kepala, lalu tekanan diminimalisir lagi dengan bantalan berisi memory foam. Sewaktu dipakai, headphone seolah-olah hanya menempel di sisi atas kepala saya.

GSP 300 4

GSP 300 13

Bahan memory foam serupa Sennheiser gunakan mengisi pad di earcup. Namun bukan kain biru, bantalan tersebut berlapis kulit sintetis. Material ini sangat lembut, dan lebih kuat terhadap keringat dari kulit asli. Faktor sirkulasi udaranya cukup baik, namun di ruang tanpa pendingin, telinga yang tertutup rapat tentu lama-kelamaan terasa panas.

GSP 300 15

Tekanan earcup di kepala terdistribusi dengan baik, dan tidak ada area yang menekan terlalu keras. Sedikit adaptasi dibutuhkan khusus bagi para gamer berkacamata karena bagian tangkai awalnya akan mengganjal. Namun karena GSP 300 mempunyai padding memory foam, ia akan mengikuti konturnya setelah dikenakan beberapa saat.

GSP 300 9

GSP 300 11

Terlepas dari kekurangan di kabel, saya mengapresiasi keputusan Sennheiser buat membenamkan modul kendali volume ke headphone – tidak terpisah seperti SteelSeries Siberia V2. Dengan begini, setting suara jadi lebih mudah dan kabel tak gampang tersangkut.

Audio performance

Ada banyak headphone gaming ditawarkan lebih murah dari produk Sennheiser ini, tapi soal kualitas suara, rasio performa dan harga GSP 300 ialah salah satu yang terbaik di kelas gaming. Sesuai janji mereka, nada-nada rendah tersaji ciamik. Bass terdengar tajam, padahal awalnya saya khawatir fokus pada kekuatan bass menyebabkannya jadi kehilangan detail.

GSP 300 1

Berkatnya, audio terdengar kaya, entah itu suara hantaman artileri serta proyektil senapan mesin helikopter yang mendarat di tanah dalam Ghost Recon Wildlands, hingga gemuruh anomali badai ion dan momen ketika peluru Concussive Shot mengenai badan musuh di Mass Effect: Andromeda.

GSP 300 24

GSP 300 23

Buat permainan yang lebih kompetitif seperti Titanfall 2, tentu saja Sennheiser GSP 300 sangat membantu. Detailnya memungkinkan saya membedakan suara lari AI dan pilot lawan, sehingga mereka tidak bisa seenaknya mengendap dan menyerang dari belakang. Derap langkah kaki titan juga terasa lebih meyakinkan (dan mengerikan, terutama saat Anda sedang diburu oleh Ronin musuh).

GSP 300 25

Ada sedikit kompresi di nada-nada menengah yang memengaruhi suara vokal, lalu sejumlah rincian di nada tinggi juga tidak muncul. Tapi secara keseluruhan, hal ini bukanlah masalah besar karena GSP 300 memang dispesialisasikan buat menunjang kegiatan gaming, bukan untuk menangani musik-musik akustik dengan format lossless. GSP 300 tidak mempunyai kemampuan active noise cancelling, tapi struktur earcup tertutup berperan sebagai solusi pasif dan sangat efektif membungkam bunyi-bunyian eksternal.

GSP 300 22

Berkaitan dengan Titanfall 2, aspek soundstaging merupakan salah satu senjata andalan GSP 300. Faktor ini memungkinkan headphone menyajikan arah datang bunyi secara akurat, sangat menguntungkan sewaktu Anda menggunakannya di permainan-permainan multiplayer yang menuntut akurasi. Umumnya, perhatian seksama terhadap soundstaging baru ditemukan di headphone-headphone premium.

GSP 300 10

Lalu bagaimana soal mutu penyuguhan musik? Bagi saya, kinerjanya boleh dibilang setara dengan headset reguler di kisaran satu jutaan. Output tidak sejernih produk mainstream Sennheiser, tapi kekurangan itu diisi dengan aspek depth tadi.

Mic

Komunikasi adalah hal penting dalam ber-gaming, dan dengan gembira saya menyatakan bahwa performa boom microphone GSP 300 sesuai ekspektasi. Mic menyimpan fitur noise cancelling untuk menyaring suara-suara yang tidak Anda inginkan, sehingga mereka tidak didengar oleh lawan bicara – misalnya bunyi kipas atau ketikan keyboard mekanik.

GSP 300 7

GSP 300 8

Ukuran lengan mic berpotensi menjadi masalah. Saya mengerti jika Sennheiser meminimalisir panjangnya agar tidak mengganggu, namun hal tersebut juga menyebabkan perkataan Anda lebih sulit tertangkap, apalagi microphone hanya bergerak di satu poros dan tidak bisa ditekuk agar mendekati mulut.

Verdict

Berdasarkan bayangan saya pribadi, Sennhesier GSP 300 adalah headphone gaming ideal bagi mereka yang jauh mementingkan fungsi dibanding rupa, yang menginginkan keunggulan dalam berkompetisi, kenyamanan, serta konsumen yang rela mengorbankan uang sedikit lebih mahal demi memperoleh performa teroptimal di kelasnya. Headphone juga kompatibel ke berbagai platform game: PC, Xbox, PlayStation bahkan perangkat mobile.

GSP 300 juga cukup fleksibel untuk menghidangkan konten hiburan non-game, meski jika ditakar dengan faktor tersebut, ia tidak sebaik produk yang dikhususkan buat musik atau film. Andai performa penyajian musiknya lebih baik lagi, saya tidak keberatan untuk merekomendasikan headphone ini ke semua orang.

Kendalanya, di Indonesia penawaran kompetitor terlihat lebih menggoda – harga mereka lebih murah, rancangan ‘ala gaming-nya’ mencolok, lalu headphone sudah dilengkapi kelap-kelip LED.

Sennheiser Gaming Series GSP 300 dijual di harga Rp 1,66 juta.

Mass Effect: Andromeda Tidak Sebaik yang Banyak Orang Harapkan

Mass Effect: Andromeda boleh dikatakan sebagai game terbesar BioWare. Buat menggarapnya, tim developer asal Kanada itu mengerahkan tenaga dari tiga studio miliknya, dan rumor mengatakan mereka telah mengeluarkan modal US$ 40 juta. Tapi dari sejak permainan itu tersedia di EA Access, Anda mungkin sudah mendengar kabar kurang baik mengenainya.

Saat itu, mayoritas mereka yang sudah mencoba Andromeda mengeluhkan buruknya animasi dan adanya glitch di sana-sini – menyebabkan game diolok-olok penghuni internet. Dan setelah dirilis, ternyata kualitas Mass Effect: Andromeda tidak sebaik yang selama ini BioWare janjikan. Silakan simak rangkuman dari para reviewer di bawah.

Menurut Polygon, sensasi bermain Mass Effect: Andromeda terasa bercampur aduk. Di satu sisi, banyaknya kendala teknis – walaupun tidak merusak gameplay – ternyata cukup mengganggu. Namun di sisi lain, sang pengulas penasaran pada misteri dunia fiksi yang BioWare bangun, dan setelah menyelesaikan game tersebut, ia tak sabar ingin berpetualang di galaksi baru itu dalam permainan selanjutnya. Polygon memberi game ini skor 7,5.

PC Gamer memberi respons hampir senada, dengan nilai yang sedikit lebih tinggi: 80. Menurut Chris Thursten, Mass Effect: Andromeda dinodai ketidak-konsistensian dan tampak tidak dipoles optimal, tetapi game masih mampu menyajikan sensasi bereksplorasi. PC Gamer mengapresiasi dunia petualangannya luas, spektakuler dan menyegarkan; juga memuji BioWare karena mereka tidak lupa menyempurnakan sistem pertempuran.

Bagi Destructoid, Mass Effect: Andromeda bukanlah permainan Mass Effect sejati – malah terkesan seperti spin-off. Game seolah-olah dibuat oleh studio berbeda yang tidak yakin terhadap arahan baru yang ingin diambil. Dunia baru di sana memang menarik, tapi sayang kontennya tidak banyak. Selanjutnya, masalah-masalah teknis juga sulit untuk diabaikan. Destructoid hanya menyodorkan skor 6,5 buat permainan ini.

Dan Stapleton dari IGN berpendapat, jalan cerita bermutu dan karakter menarik di Mass Effect: Andromeda mampu mengurangi kekecewaan gamer terhadap ketiadaan ras alien yang betul-betul baru, sistem kustomisasi companion, dan problem di sisi teknis. Di beberapa skenario, game ini mampu menyuguhkan elemen-elemen terbaik trilogi Mass Effect terdahulu, dipadu pertempuran seru dan efek suara fantastis. Andromeda memperoleh nilai 7,7 dari IGN.

Dari pengamatan GameSpot, visi di belakang penciptaan Andromeda hanya terpenuhi separuhnya. Kontennya memang banyak, tetapi kualitasnya tidak konsekuen. Pertempuran dan dunia permainan merupakan bagian terkuat dari permainan, namun mereka tidak bisa menutupi kekurangannya di segi narasi, serta rendahnya mutu penyampaian ‘politik dan moral’ – yang sebelumnya merupakan faktor unggulan seri Mass Effect.

Via situs agregat review  OpenCritic, Mass Effect: Andromeda memperoleh skor rata-rata sementara 75. Angka ini fluktuatif, bisa berubah tipis seiring munculnya lebih banyak ulasan.