Grab Luncurkan “Grab Defence”, Bantu Mitra Atasi Tindak Kecurangan

Grab mengumumkan peluncuran teknologi deteksi dan pencegahan kecurangan terbaru untuk mitra Grab melalui serangkaian perangkat Grab Defence. Head of User Trust Grab Wui Ngiap Foo menjelaskan, setiap hari teknologi machine learning Grab menganalisis jutaan data secara real time untuk mendeteksi pola kecurangan, baik yang telah ada maupun yang baru. Untuk itu Grab Defence dikembangkan sebagai bentuk berbagi keahlian yang dimiliki dengan para mitra.

“Tindak kecurangan akan terus berevolusi, oleh karena itu kami membangun algoritma yang juga dapat berevolusi dan mempelajari polanya sehingga kita bisa selangkah lebih maju dari pelaku kejahatan. Kecurangan tidak hanya terjadi di industri ride-hailing. Tapi sudah menjadi masalah besar bagi pemain ekonomi digital secara keseluruhan. Melalui peluncuran Grab Defence, kami ngin berbagi keahlian yang kami miliki dengan para mitra yang mungkin menghadapi masalah yang sama. Kita harus bahu-membahu mengatasi masalah ini demi tercapainya ekosistem teknologi yang lebih kuat dan terpercaya di Asia Tenggara,” imbuh Wui Ngiap Foo.

Sejauh ini pihak Grab mengklaim telah berinvestasi besar untuk pengembangan sistem yang lebih kuat dengan dukungan teknologi machine learning dan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi dan mencegah kecurangan pada platform Grab.

Tiga fitur utama yang ada di layanan Grab Defence antara lain, fitur Event Risk Management Suite, sebuah fitur yang memungkinkan pelaku bisnis untuk menilai risiko dari suatu peristiwa atau transaksi dari serangkaian API untuk mengevaluasi risiko yang didukung oleh machine learning. Fitur ini bisa digunakan secara real time, menetapkan sejumlah tolok ukur kecurangan sesuai dengan model bisnis dan kebutuhan, hingga menyelidiki perilaku-perilaku mencurigakan.

Selanjutnya ada Entity Intelligence Services, sebuah layanan yang menggunakan database Grab untuk mengidentifikasi entitas pelaku kejahatan, seperti nomor telepon, email, dan lainnya untuk keperluan memprediksi potensi risiko kepada semua pengguna yang berinteraksi dengan platform tersebut.

Sebagai contohnya, pelaku bisnis yang menggunakan layanan ini untuk mendapatkan nilai risiko dari pegguna baru, jika angkanya rendah mereka bisa memilih untuk mengizinkan pengguna masuk ke aplikasi.

Fitur utama terakhir yang ada di Grab Defence ini adalah Device & Network Intelligence Services, sebuah layanan yang bisa mendeteksi pelaku kejahatan dengan menggunakan data dari perangkat pengguna. Manfaat lainnya adalah layanan ini bisa membantu pelaku bisnis menjaga diri mereka dari pembuatan akun palsu akibat perangkat berpindah tangan, termasuk mendeteksi serangan siber.

“Setiap bisnis yang melakukan transaksi online akan diuntungkan dengan adanya Grab Defence. Teknologi unik yang kami bangun, berikut grafik informasi yang kami miliki, dapat mejadi tambahan berharga meskipun telah ada sistem anti-fraud/anti kecurangan sebelumnya. Kita semua memiliki peran penting dalam menurunkan tingkat kecurangan di Asia Tenggara. Kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak akan membantu kita mencapai hal tersebut,” terang Wui Ngiap Foo.

Sementara itu, President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menyebutkan bahwa di Indonesia telah ditemui sindikat kejahatan yang mendapatkan keuntungan secara ilegal melalui aplikasi GPS palsu. Grab Indonesia juga telah mengeluarkan kampanye anti penipuan Grab Lawan Opik!.

“Kami bangga dengan apa yang telah dan berbagai upaya yang tengah kami lakukan untuk mengurangi tingkat kecurangan di platform kami. Kami senang dapat menghadirkan layanan Grab Defence bagi para mitra strategis kami demi menciptakan perkembangan ekosistem teknologi yang sehat di Indonesia,” jelas Ridzki.

Application Information Will Show Up Here

Grab Announces Investment Over 20 Trillion Rupiah from SoftBank Vision Fund

Grab announces funding worth of US$1.46 billion (equivalent to 20.65 trillion rupiah) from SoftBank Vision Fund. It’s claimed to be their biggest in Southeast Asia.

This funding is included in the ongoing series H round and open for interested investors. In total, Grab has received funding more than US$4.5 billion (around 63.65 trillion rupiah).

The other investors involved in this round are Toyota Motor Corporation, Oppenheimer Funds, Hyundai Motor Group, Booking Holdings, Microsoft Corporation, Ping An Capital, and Yamaha Motor. In fact, Grab has named Decacorn in the series G round.

“SoftBank and The Vision Fund are the long-term strategic investors for Grab, and we’re glad for the advanced support for Grab’s development,” Grab’s Co-Founder and CEO, Anthony Tan said, Wed (3/6).

He said this investment ready to support Grab’s vision as the super app in Southeast Asia. It offers more daily services, bigger accessibility, and convenience for all customers.

In addition, service expansion in terms of financial, food and product delivery, content and digital payment, also the latest service announced last year.

Some services that have and soon to available in Grab’s open platform are on demand video service with Hooq, digital health service, insurance, and hotel reservation with Booking Holdings.

He also specifically said most funding will be invested in Indonesia. Compared to other countries, Tan named Indonesia as the biggest with the most significant growth than other country bases.

“Compared to Thailand or Vietnam, both countries have not really significant impact for Grab.”

He also specifically has no interest to involve in exchange, in any country. He said, the support of strategic investors for Grab are more than enough, therefore, exchange is not on the bucket list.

Business plan in Indonesia

President Director for Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata claims Grab as the leading on-demand transportation that covers 60% of two-wheeler and 70% of four-wheeler in Indonesia. The business is going well in Indonesia and income has increased by two times last year. There’s no specific number to describe the claim.

He mentioned this funding is to be used for micro entrepreneur through GrabFood and GrabExpress, empowering tech talents, and developing local startup through Grab Ventures, and new service in Indonesia.

As part of this focus, Grab plans to introduce electric ride and Personal Mobility Device (PMD) in BSD City. Only, he hasn’t shared the bigger picture regarding the plan, it’s still an initial stage.

Either Tan or Kramadibrata confirmed that the company will look for the right solution for electric vehicle in Indonesia. Therefore, it can be just a copy paste from Singapore. What’s Grab decision on this issue in Indonesia will not be the same with what happened in Singapore.

“Currently, Grab owns the largest number of electric vehicles. There are hundreds in Singapore. We partnered up with everyone, including the government, to create the ecosystem. We invest a lot to build healthier environment in Southeast Asia.”

In group, Grab’s profit has increased by two times from March 2018 to December 2018. GrabFood’s increased by 45 times in the same period. The service has been available in 199 cities in 6 countries.

Grab Financial Group is claimed to be the only platform with access to e-money license in 6 SEA countries. Since established in March 2018, Grab has set the monthly transaction increase for almost 5 times up.

Instant delivery and same day delivery volume for GrabExpress is claimed to increase by three times regionally, and available in 150 cities.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Grab Umumkan Investasi Lebih dari 20 Triliun Rupiah dari SoftBank Vision Fund

Grab mengumumkan perolehan pendanaan senilai US$1,46 miliar (setara dengan 20,65 triliun Rupiah) dari SoftBank Vision Fund. Diklaim ini adalah pendanaan terbesar SoftBank di Asia Tenggara.

Pendanaan ini termasuk dalam putaran seri H yang masih berlangsung dan terbuka untuk investor yang berminat. Secara total, Grab telah menerima pendanaan lebih dari US$4,5 miliar (senilai 63,65 triliun Rupiah).

Investor lainnya yang termasuk dalam putaran H adalah Toyota Motor Corporation, Oppenheimer Funds, Hyundai Motor Group, Booking Holdings, Microsoft Corporation, Ping An Capital, dan Yamaha Motor. Perlu diketahui, Grab menyabet status Decacorn pada putaran pendanaan seri G.

“SoftBank dan The Vision Fund adalah investor strategis jangka panjang bagi Grab dan kami berterima kasih atas dukungan berkelanjutan mereka bagi pertumbuhan Grab,” ucap Co-Founder dan CEO Grab Anthony Tan, Rabu (6/3).

Dia menjelaskan investasi ini akan membantu Grab untuk mengembangkan visi perusahaan sebagai super app di Asia Tenggara. Menghadirkan lebih banyak layanan harian, aksesibilitas yang lebih besar dan kenyamanan untuk para penggunanya.

Di samping itu perluasan layanan di bidang keuangan, pengiriman makanan dan barang, konten dan pembayaran digital, serta layanan baru yang telah diumumkan pada tahun lalu.

Beberapa layanan yang telah dan akan segera tersedia di open platform Grab adalah layanan video on demand bersama Hooq, layanan kesehatan digital, penyedia jasa asuransi, dan layanan reservasi hotel bersama Booking Holdings.

Anthony juga menuturkan secara khusus pihaknya akan menginvestasikan sebagian besar pendanaan untuk Indonesia. Dibandingkan dengan negara lainnya, Anthony mengaku Indonesia adalah pasar terbesar dan memiliki pertumbuhan yang paling signifikan dibandingkan negara lainnya di mana Grab beroperasi.

“Kalau dibandingkan dengan Thailand ataupun Vietnam, dua negara ini kurang memiliki dampak yang signifikan bagi Grab.”

Dia juga secara spesifik kurang memiliki ketertarikan untuk rencana melantai di bursa, di manapun negaranya. Anthony memandang, dengan dukungan dari berbagai investor strategis yang sudah didapat Grab sudah lebih dari cukup, sehingga opsi untuk melantai di bursa bukan jadi sesuatu yang dibutuhkan.

Rencana untuk Indonesia

President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata mengklaim saat ini Grab menjadi pemimpin dalam layanan transportasi on-demand yang menguasai 60% pangsa pasar roda dua dan 70% pangsa pasar roda empat di Indonesia. Bisnis Grab di Indonesia tumbuh pesat, dengan pendapatan naik dua kali lipat pada tahun lalu. Tidak angka angka spesifik yang menjelaskan klaim tersebut.

Ridzki mengatakan pendanaan ini akan dipakai untuk penambahan micro entrepreneur lewat GrabFood dan GrabExpress, memberdayakan talenta teknologi, dan pengembangan startup lokal lewat Grab Ventures, serta layanan baru di Indonesia.

“Grab ingin men-double-kan pengusaha mikro agar bisa mendapatkan hasil lebih setelah bergabung dengan kami. Contohnya di GrabFood, rata-rata merchant-nya mendapat pendapatan naik 88%. Mitra Grab pun mendapat pendapatan di atas UMR.”

Sebagai bagian dari fokus di atas, Grab berencana untuk menghadirkan kendaraan elektrik dan Personal Mobility Device (PMD) di BSD City. Hanya saja, dia belum bersedia memberikan gambaran lebih jauh terkait hal tersebut, sebab masih dalam tahap awal.

Baik Anthony maupun Ridzki memastikan perusahaan akan tetap melihat bagaimana solusi yang tepat untuk kendaraan elektrik di Indonesia. Sehingga tidak bisa langsung copy paste dengan Singapura. Apa yang bakal dilakukan Grab untuk hal ini di Indonesia, belum tentu akan sama dengan apa yang sudah terjadi di Singapura.

“Saat ini Grab menjadi pemilik armada kendaraan listrik terbesar. Ada ratusan di Singapura. Kami bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintahnya untuk membentuk ekosistem. Kami investasi banyak untuk membangun lingkungan yang lebih sehat di Asia Tenggara.”

Secara grup, pendapatan dari bisnis transportasi Grab naik hampir dua kali lipat dari Maret 2018 sampai Desember 2018. Pendapatan GrabFood tumbuh 45 kali lipat pada periode yang sama. Layanan ini hadir di 199 kota di enam negara.

Untuk Grab Financial Group, diklaim menjadi satu-satunya platform yang memiliki akses ke lisensi e-money di enam negara di Asia Tenggara. Sejak diluncurkan di Maret 2018, Grab telah mencatat pertumbuhan transaksi bulanan hampir lima kali lipat.

Volume instant delivery dan same day delivery untuk GrabExpress diklaim meningkat lebih dari tiga kali lipat di tingkat regional, dan tersedia di 150 kota.

Application Information Will Show Up Here

Astra and Gojek Formed a “Joint Venture” to Extend Investment

PT Astra International Tbk (Astra) and Gojek, today (3/4) announced a joint venture to develop four-wheeler ride hailing. They also involved in the first round of Gojek’s series F funding with $100 million investment or equivalent to Rp1.4 trillion. In total, Astra has poured around 3.5 trillion rupiah for Gojek.

Prijono Sugiarto, President Director of PT Astra International Tbk said, the development of joint venture and Astra’s participation in the series F funding has showed their trust to Gojek, also, a realization of partnership exploration to create Astra automotive business synergy.

“We expect this partnership can help public to enter the formal economy sector, therefore, it can increase public welfare and have positive impact to the economic development in Indonesia. It goes along with Astra’s dreams to get prosper with the nation,” he added.

Gojek’s CEO and Founder, Nadiem Makarim mentioned, Southeast Asia’s digital economic potential, Indonesia in particular, should be optimized by business players with collaboration of each industry.

“Astra’s arms collaboration in the automotive sector with Gojek in the technology field is expected to open up more source of income for people, to be able to improve welfare,” he said.

A strategic partnership between Astra and Gojek is planned to optimize Indonesia’s potential to be the leading digital economy pioneer in Southeast Asia. As the automotive company holding, Astra is currently working on some digital initiatives in this sector, including Astra Digital.

A joint venture by Astra and Gojek is planned to provide dozens of fleet units with automotive management system that supported by Astra FMS (Fleet Management system) and Gojek’s ride hailing technology, particularly Go-Car.

Gojek is currently one of the biggest on-demand companies with 130 million users and 2 million driver partners.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Tambah Investasi, Astra dan Gojek Dirikan “Joint Venture”

PT Astra Internasional Tbk (Astra) dan Gojek hari ini (4/3) mengumumkan kesepakatan membentuk perusahaan patungan (joint venture) untuk pengembangan bisnis ride hailing roda empat. Pihak Astra juga mengumumkan keterlibatannya di  tahap pertama putaran pendanaan Seri F Gojek dengan nilai investasi $100 juta atau setara dengan Rp1,4 triliun. Secara total Astra telah menyuntikkan dana sekitar 3,5 triliun Rupiah untuk Gojek.

Presiden Direktur PT Astra Internasional Tbk Prijono Sugiarto mengungkapkan, pembentukan perusahaan patungan dan partisipasi Astra dalam pendanaan Seri F ini menunjukkan kepercayaan pihaknya kepada Gojek, sekaligus wujud nyata eksplorasi kerja sama untuk menciptakan sinergi bisnis otomotif Astra.

“Kami berharap kerja sama ini dapat membantu masyarakat luas masuk ke sektor ekonomi formal, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini sejalan dengan cita-cita Astra untuk sejahtera bersama bangsa,” terang Prijono.

CEO dan Founder Gojek Nadiem Makarim menambahkan, potensi perekonomian digital di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, harus bisa dimaksimalkan para pelaku bisnis dengan menggabungkan kekuatan di masing-masing industri.

“Gabungan kekuatan Astra di bidang otomotif dan Gojek di bidang teknologi melalui kerja sama ini diharapkan akan membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat untuk memiliki sumber penghasilan, sehingga mampu untuk meningkatkan kesejahteraan,” terangnya.

Kemitraan strategis yang terjalin antara Astra dan GOJEK diharapkan dapat memaksimalkan potensi Indonesia untuk terus menjadi pelopor ekonomi digital terdepan di kawasan Asia Tenggara. Sebagai holding perusahaan otomotif, Astra saat ini terus mengusahakan sejumlah inisiatif digital di bidang ini, termasuk pendirian Astra Digital.

Perusahaan patungan yang digagas Astra dan Gojek ini direncanakan akan menyediakan ribuan unit armada dengan sistem pengelolaan kendaraan yang didukung Astra FMS (Fleet Management System) dan teknologi “ride hailing” Gojek, khususnya layanan Go-Car.

Gojek saat ini telah menjadi salah satu perusahaan layanan transportasi on-demand terbesar dengan 130 juta pengguna dan 2 juta mitra pengemudi.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Launches Get in Bangkok, Thailand

The on-demand platform developer, Gojek is officially launched Get as part of its expansion in Bangkok, Thailand (2/27). The launching was attended by Rudiantara, Ministry of Communication and Information, Thailand’s Ambassador, Pansak Siriruchatapong, Gojek’s Founder & CEO, Nadiem Makarim, and many more. Get actually started its business since 2018 in beta version.

Currently, Gojek has claimed the service has reached 80% of Bangkok. In addition to ride-hailing (Get-Win), there are also delivery and food delivery services called Get-Delivery and Get-Food. In order to maximize its debut in the white elephant country, Gojek creates local team to run Get.

Get’s Co-Founder & CEO, Pinya Nittayakasetwat in its speech said with the local team understanding combined with technology and Gojek experience should give on-demand solution in the region.

“GET has succeed in scoring two million trips in just two monts since the first beta version in Bangkok. It proves the high consumer demand in this industry sector. In addition, our data shows to this point, the driver partners has gone through more than three million kilometres,” he added.

Gojek’s Founder & CEO, Nadiem Makarim also talked in Get ceremonial. The international expansion aims to find a way to bring Gojek’s technology for more positive impact in various countries.

“Get launching in Thailand is Gojek’s important achievement. We’re thankful for the support of the stakeholders including the government, either in Indonesia or Thailand. We always expect to realize vision and bring our technology to the broaden public, while making Indonesia as the center of technology innovation in Southeast Asia,” he added.

After its launching, Get has introduced benefit service program for driver partners, including access to training, vehicle insurance, life insurance, and savings programs. The Get team is committed to team up with the Thai government to support the digitalization of the transportation industry.

Get-Win as two-wheeler transportation mode has made curation to guarantee all drivers are “Win” licensed. Currently, Get-Food has partnered up with more than 20 thousand merchants, start from stalls to restaurants.

Get algorithm is designed to support all merchants, not only the most selling ones, to help sales growth and increase awareness of all restaurants in the platform. Shuffle card feature developed by Gojek is also integrated into Get for the interface can be adjusted with each user’s preference. This feature will recommend food based on time and location nearby, therefore the experience will be more convenient.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Gojek Resmikan Get di Bangkok, Thailand

Pengembang platform on-demand Gojek akhirnya meresmikan Get sebagai bentuk ekspansinya di Bangkok, Thailand (27/2). Acara peluncuran tersebut dihadiri Menkominfo Rudiantara, Dubes Thailand Pansak Siriruchatapong, Founder & CEO Gojek Nadiem Makarim dll. Get sendiri sebenarnya sudah mulai hadir sejak tahun 2018 lalu dengan fase beta-nya.

Saat ini pihak Gojek mengklaim bahwa layanannya telah berhasil menjangkau 80% kota Bangkok. Selain ride-hailing (Get-Win), di sana juga sudah ada layanan untuk delivery dan food delivery, yakni Get-Delivery dan Get-Food. Guna memaksimalkan debutnya di negara gajah putih tersebut, Gojek membentuk tim lokal dalam menjalankan Get.

Co-Founder & CEO Get Pinya Nittayakasetwat dalam sambutannya mengatakan, bahwa dengan pemahaman mendalam tim lokal digabungkan dengan teknologi dan pengalaman Gojek dapat memperkuat posisi Get dalam memberikan solusi on-demand di wilayahnya.

“GET telah berhasil menyelesaikan dua juta perjalanan hanya dalam dua bulan sejak peluncuran fase beta di kota Bangkok. Hal tersebut membuktikan tingginya permintaan konsumen di sektor industri ini. Selain itu, data kami mengemukakan bahwa sejauh ini para mitra driver telah menempuh jarak lebih dari tiga juta kilometer,” ujar Pinya.

Turut memberikan sambutan Founder & CEO Gojek Naiem Makarim dalam seremoni peresmian Get. Ekspansi internasional Gojek bertujuan untuk mencari cara mendekatkan teknologi yang dimiliki Gojek sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat di berbagai negara.

“Peluncuran Get di Thailand merupakan pencapaian penting bagi Gojek. Kami berterima kasih terhadap dukungan yang diberikan para pemangku kepentingan termasuk pemerintah, baik di Indonesia maupun di Thailand. Semoga kami dapat terus merealisasikan visi dan membawa teknologi kami kepada masyarakat yang lebih luas lagi, seraya di saat yang sama menjadikan Indonesia sebagai pusat inovasi teknologi di Asia Tenggara,” ujar Nadiem.

Pasca peluncurannya, Get telah memperkenalkan program layanan manfaat bagi mitra pengemudi, meliputi akses pelatihan, asuransi kendaraan, asuransi jiwa, hingga program tabungan. Tim Get berkomitmen untuk bisa berkoordinasi dengan pemerintah Thailand guna mendukung digitalisasi industri transportasi.

Get-Win sebagai moda transportasi roda dua melakukan kurasi sehingga memastikan setiap mitra merupakan pengemudi “Win” berlisensi. Saat ini Get-Food juga telah menggandeng lebih dari 20 ribu merchant, mulai dari kedai kaki lima hingga restoran.

Algoritma Get dirancang untuk mendukung semua merchant, tidak hanya yang terlaris, supaya bisa membantu peningkatan penjualan dan meningkatkan awareness semua restoran-restoran yang ada di platform. Fitur shuffle card yang dikembangkan Gojek juga diintegrasikan ke dalam Get agar tampilannya dapat disesuaikan dengan selera masing-masing pengguna. Fitur ini dapat merekomendasikan makanan berdasarkan waktu dan lokasi konsumen, sehingga pengalaman penggunaan aplikasi terasa semakin nyaman.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Rencana Grab Luncurkan GrabBajay untuk Pengguna di Jakarta

Setelah sebelumnya mengumumkan kemitraan strategis dengan HOOQ, Grab berencana segera meluncurkan layanan transportasi alternatif untuk warga Jakarta, yaitu GrabBajay.

Dalam pernyataan resmi yang diterima oleh DailySocial, Head of Public Affairs Grab Indonesia Tri Sukma Anreianno mengungkapkan, layanan ini masih dalam tahap pengembangan dan belum secara resmi dirilis untuk pengguna.

“GrabBajay merupakan layanan baru yang tengah diuji coba secara beta. Dalam prosesnya, Grab berkoordinasi penuh dengan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan dan badan lain yang terkait. Peluncuran layanan GrabBajay di Jakarta secara resmi akan diumumkan di kemudian hari.”

Sebagai perusahaan teknologi yang mengklaim memiliki visi menjawab tantangan transportasi guna meluaskan kebebasan akses transportasi untuk seluruh masyarakat Indonesia, Grab berupaya memperkenalkan solusi inklusif untuk masalah transportasi dengan berangkat dari kearifan lokal dan disesuaikan dengan kondisi maupun kebutuhan dari masing-masing kota.

“Kami bertekad untuk menjadikan transportasi masyarakat di Jakarta lebih baik dengan menggunakan moda transportasi favorit yang biasa mereka gunakan,” lanjut Tri.

Berdasarkan informasi dari Katadata, sebelumnya Gojek telah menyediakan layanan transportasi yang berbasis kearifan lokal yakni Gojek Becak Motor atau Bentor di Gorontalo pada Mei 2018. Vice President Corporate Communications Gojek Michael Say mengklaim, layanan Bentor melalui aplikasi ini adalah yang pertama di Indonesia.

Mengadopsi teknologi dalam penggunaan transportasi tradisional

Keberadaan bajaj sendiri sebagai transportasi warga Jakarta saat ini sudah mulai berkurang jumlahnya. Karena fisiknya yang terlalu besar dan cenderung lambat saat bergerak di jalan raya, menjadikan bajaj transportasi yang kurang ideal saat ini. Disinggung seperti apa implementasi dan penggunaan bajaj di aplikasi Grab, Tri enggan mengungkapkan lebih lanjut.

Kurang lebih tujuh tahun beroperasi, Grab telah memiliki 8,5 juta micro entrepreneurs termasuk di dalamnya mitra pengemudi se-Asia Tenggara. Cakupan layanan Grab tersedia di 335 kota, 222 kota di antaranya adalah Indonesia.

Aplikasi Grab sudah diunduh lebih dari 130 juta kali. Sementara jumlah karyawan Grab ada lebih dari 5 ribu. Saat ini, Grab menyediakan layanan GrabBike untuk kendaraan roda dua, GrabCar, Grab Gerak untuk pelanggan berkebutuhan khusus, dan Grab Taxi.

Application Information Will Show Up Here

Konten Video Hooq Kini Bisa Ditonton Melalui Aplikasi Grab

Grab hari ini (13/2) meresmikan kemitraan strategis dengan Hooq dalam menghadirkan konten video on-demand di dalam aplikasinya. Indonesia jadi negara pertama yang menjajal integrasi layanan tersebut, berikutnya akan digulirkan ke Singapura, Filipina, dan Thailand.

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menerangkan, Indonesia jadi negara pertama menikmati layanan ini, karena bagi kedua perusahaan (Grab dan Hooq) Indonesia adalah pasar utama. Mengutip dari berbagai riset, video online telah menjadi salah satu format media yang paling populer di Asia Tenggara.

Sebanyak 80% masyarakat Asia Tenggara menyatakan mereka menonton video online setiap harinya. Diprediksikan pendapatan dari biaya berlangganan video on-demand meningkat hingga 6,5 kali, menjadi US$390 juta pada 2022 dari US$60 juta di 2017.

“Ke depannya kami juga akan menyediakan pilihan rekomendasi video yang sesuai dengan lokasi, waktu, dan perilaku pengguna,” ucapnya Rabu (13/2).

Ridzki menambahkan, kehadiran Hooq dalam Grab juga melihat dari tren tingkat unduhan aplikasi yang semakin ketat semakin waktu. Risiko churn rate yang tinggi mengakibatkan orang semakin selektif dalam menggunakan aplikasi. Upaya Grab untuk menjadi super app dengan menghubungkan ekosistem di sekitarnya dapat menjadi jawaban untuk risiko tersebut.

“Sekarang orang spending ke aplikasi sudah selektif. Jadi fight suatu aplikasi untuk dipakai sangat luar biasa. Sekarang pengguna Hooq tidak perlu unduh aplikasi lagi, cukup lewat Grab untuk menonton video.”

Country Head Hooq Indonesia Guntur Siboro melanjutkan, pihaknya tidak khawatir apabila terjadi penurunan dari angka unduhan karena pengguna yang mulai beralih ke Grab. Tinggi rendahnya angka unduhan bukan faktor utama yang dikejar perusahaan, melainkan berapa besar tingkat engagement yang dihasilkan.

“Ketika diklik [menu] video dalam Grab, itu engagement-nya masuk ke kita karena kan video player-nya yang sudah kita masukkan ke Grab. Jadi orang sudah enggak perlu unduh dua aplikasi lagi. Untungnya buat Grab, setelah selesai nonton, orang tetap ada di dalam Grab,” kata Guntur.

Aplikasi Hooq sendiri sudah diunduh lebih dari 35 juta kali di Indonesia. Dari seluruh negara, Indonesia menyumbang traffic terbesar antara 60%-70%.

Sebelumnya, Hooq sudah tersedia di dalam aplikasi Ovo. Namun sebatas menyediakan opsi pembelian paket Hooq. Untuk menonton videonya, pengguna diarahkan ke peramban atau aplikasi Hooq.

Pada tahap awal, konten Hooq dalam aplikasi Grab baru bisa dinikmati oleh pelanggan yang sudah berada di kategori Platinum. Pelanggan dapat menikmati seluruh tayangan Hooq, mulai dari premium channel, film lokal, free to air TV, multi channel network secara gratis sampai tiga bulan ke depan.

Pelanggan akan dikenakan biaya sebesar Rp100 ribu untuk berlangganan selama tiga bulan berikutnya. Pembelian paket Hooq ke depannya juga bisa dilakukan lewat Grab.

Rencana Grab

Setelah ini, Ridzki menyebut pihaknya akan merealisasikan investasi strategis yang sudah diumumkan tahun lalu lewat peluncuran sejumlah layanan baru. Grab akan segera menyediakan layanan medis dan travel di dalam aplikasinya, melengkapi ambisinya sebagai super app.

Grab menggandeng startup medis dari Tiongkok Ping An Good Doctor dan Booking Holdings untuk menyediakan layanan travel. Kedua mitra ini tergabung dalam putaran pendanaan Grab. Dia enggan menyebut kapan peluncurannya, namun dipastikan seluruh layanan akan hadir dalam tahun ini.

Kurang lebih tujuh tahun beroperasi, Grab telah memiliki 8,5 juta micro entrepreneurs termasuk di dalamnya mitra pengemudi se-Asia Tenggara. Cakupan layanan Grab tersedia di 335 kota, 222 kota di antaranya adalah Indonesia. Aplikasi Grab sudah diunduh lebih dari 130 juta kali. Sementara jumlah karyawan Grab ada lebih dari 5 ribu.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Gojek and Garuda Indonesia to Launch Inter-City Logistics

Gojek and Garuda Indonesia is finalizing their partnership for logistics solution. To Reuters, Garuda’s CEO, Ari Ashkara said the team are expecting an agreement in the next few months.

In this scheme, consumers will be able to use Gojek’s app to send package across cities in Indonesia using Garuda’s baggage. It’ll make the inter-island delivery faster where Indonesia’s logistics still pursuing, through over 17 thousand islands. In addition, Lion Air as the competitor has started the initiative, involving marketplace platform, with Lion Parcel.

Gojek has just obtained the first part of Series F funding, it is said to drive the valuation to $ 9 billion (over 120 trillion rupiah). Garuda, as a public company, based on today’s shares closing, has “only” 12.74 trillion rupiah market capitalization.

Logistics is a very captivating market in the current e-commerce era, considering Indonesia is an archipelago within 5000 km reach. When PT Pos Indonesia struggling in maintaining its business and market, more and more new technology-based logistics companies emerged.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here