Grab Dukung Taksi Pelat Kuning Berbasis Teknologi “GreenLine Taxi”

Grab mulai memperkenalkan layanan teranyar “GreenLine Taxi Powered by Grab”, yang merupakan taksi konvensional pelat kuning dan sudah dibekali dengan teknologi Grab. Taksi ini sudah bisa ditemui di Plaza Semanggi Jakarta yang memang terafiliasi dengan Grup Lippo.

President Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata, di sela-sela peluncuran GrabWheels di Universitas Indonesia, mengonfirmasi kehadiran GreenLine Taxi ini adalah hasil kolaborasi dengan penyedia jasa transportasi yang segera masuk ke dalam ekosistem Grab. Secara resmi, layanan tersebut diperkenalkan pada 5 Juli 2019.

“Grab ini sebagai mitra teknologi untuk taksi GreenLine. Walaupun pelat kuning, tidak masalah karena mereka sudah dukung teknologi terdepan. Kami permudah transaksinya jadi cashless, bisa beli snack bayarnya juga non tunai,” terangnya, Rabu (17/7).

GreenLine Taxi adalah brand dari perusahaan taksi PT Teknologi Pengangkutan Indonesia (TPI). Dalam sebuah tayangan yang diunggah di YouTube, taksi ini sudah dilengkapi dengan boks berisi snack yang bisa dibeli dan dibayar secara cashless lewat Ovo dan tablet berisi tayangan hiburan dari Hooq atau streaming YouTube.

Menariknya, selayaknya taksi konvensional pada umumnya, penumpang bisa memesannya dari pinggir jalan atau lewat aplikasi Grab. Apabila pesan secara offline, sistem pembayarannya berdasarkan argometer. Pembayarannya bisa dengan Ovo dengan scan barcode.

Setiap kendaraan dilengkapi juga dengan kamera keamanan demi meminimalisir potensi kejahatan yang mungkin terjadi. Mitra pengemudi yang bergabung ditawarkan sejumlah insentif, seperti bonus reward, asuransi anak, beasiswa pendidikan, dan berkesempatan memiliki kendaraan jadi milik pribadi.

Ridzki menyebutkan GreenLine sudah melakukan debut di beberapa lokasi, salah satunya di Plaza Semanggi Jakarta. Pengguna bisa menemukan logo GreenLine dengan mudah di halaman parkir mall tersebut.

Application Information Will Show Up Here

Pendanaan Seri F Gojek Disebut Bakal Capai $3 Miliar, Partisipasi Mitsubishi Mantapkan Status “Decacorn”

Mitsubishi kemarin (08/7) secara resmi mengumumkan telah berinvestasi di Gojek. Secara mendetail pendanaan yang masuk babak seri F tersebut diikuti tiga entitas meliputi Mitsubishi Corporation, Mitsubishi UFJ Financial Group, dan Mitsubishi Motors.

Sebelumnya JD, Tencent, Google, dan Astra International juga telah terlebih dulu mengumumkan partisipasinya dalam pendanaan tersebut. Putaran seri F telah dimulai Gojek sejak Oktober 2018.

Memastikan status “decacorn”

Menurut kabar yang beredar, perusahaan menargetkan pengumpulan dana hingga $3 miliar atau setara 42,3 triliun Rupiah di seri F, meningkat dari target sebelumnya $2 miliar. Setidaknya untuk putaran kali ini dikabarkan telah terkumpul $1,6 miliar, sehingga bisa dipastikan masih dibuka partisipasi dari investor lain.

Januari 2019 lalu, pasca pembukaan seri F oleh JD, Tencent, dan Google, valuasi Gojek ditaksirkan telah mencapai $9,5 miliar. Dengan penambahan dari Astra di Maret 2019 dan Mitsubishi di Juli 2019 maka dipastikan status “decacorn” sudah dimiliki oleh perusahaan ride-hailing lokal tersebut.

Sejak April 2018 lalu Gojek sudah digadang-gadang berhasil menjadi decacorn pertama Indonesia.

Mantapkan ekspansi Asia Tenggara

Dalam rilisnya, Chairman Mitsubishi Motors Osamu Masuko mengatakan, ketertarikan grup perusahaan berinvestasi di platform “super app” tersebut lantaran keyakinan dapat bersama-sama memenangkan pasar Asia Tenggara.

Seperti yang diungkapkan Nadiem Makarim, komitmen perusahaan melakukan fundraising pada tahap seri F memang untuk melancarkan ekspansi bisnis. Realisasinya sudah terlihat di beberapa negara, termasuk Vietnam, Thailand, dan Singapura.

Sebelumnya juga pernah diumumkan pada awal tahun, Gross Transaction Value (GTV) Gojek telah mencapai lebih dari $9 miliar, didominasi dari transaksi Go-Pay yang memproses $6,3 miliar dan Go-Food memproses $2 miliar.

Lantas berbicara jika berbicara persaingan, maka masih akan berkutat antara Gojek vs Grab. Keduanya, dengan ambisi super app, sama-sama ingin memenangkan pasar Asia Tenggara, dengan bentuk layanan yang nyaris serupa.

Keduanya juga sama-sama telah mencapai milestone decacorn. Terakhir diketahui, pasca investasi dari SoftBank’s Vision Fund valuasi Grab mencapai $14 miliar.

Application Information Will Show Up Here

Grab Begins Trial for Cancellation Fee in Lampung and Palembang

Grab plans to apply for a cancellation fee for passengers who cancel trips, starting with trials in Lampung and Palembang (6/17) for a month. This trial intends to set the right parameter before being implemented throughout Indonesia.

Grab Indonesia‘s President, Ridzki Kramadibrata said, one of the parameters on cancellation fine is five minutes after ordering. Less from that, the passengers won’t have to pay.

“We want to see customer’s feedback in two cities, the algorithm used to measure the fairness because we have two kinds of users, passengers and drivers. I believe the passengers will be happy if the driver’s happy,” he said, (6/17).

However, he avoids spilling the fine cost. He thought this is just a trial. The consideration to apply cancellation fine is due to the driver’s complaint of cancellation issues.

The thing is, it also costs them much when the order canceled, also, there’s a missed opportunity of other passengers when picking up one passenger.

“It’s fair to give a kind of treatment of cancellation form passenger. The driver will have their fines if they cancel an order from passengers.”

Lampung and Palembang, he added, was chosen for the trial because it’s not the first tier cities. They wish the complexity and impact of this trial won’t be significant. Though, both cities are quite crowded with tourists.

Before taking the fines to Indonesia, Grab was previously applied in Singapore and Malaysia. In Singapore, it was started on March 11th, 2019. Passenger canceling after five minutes order will be fined with SGD4 or around Rp41 thousand.

While in Malaysia, passengers should pay 3 to 5 Ringgit (around Rp10 to Rp17 thousand) after five minutes order. The rules applied since March 27th, 2019.

Before selling its business to Grab for Southeast Asia’s operation, Uber was also having a cancellation fee. In Indonesia, passengers will have to pay around Rp30 thousand for UberX (four-wheeler) and Rp10 thousand for Uber Motor (two-wheeler). The cost will be paid for the next order.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Layanan “Go-Car L” Sudah Bisa Dinikmati di Beberapa Kota

Go-Car salah satu layanan andalan Gojek saat ini memiliki variasi baru, yakni Go-Car L. Sebuah pilihan yang memungkinkan pengguna memesan layanan Go-Car dengan tempat yang lebih luas, yakni berkapasitas hingga 6 orang. Layanan ini bisa menjadi alternatif mereka yang bepergian ramai-ramai maupun mereka yang memiliki bawaan lebih. Sesuai dengan kode namanya “L” atau Large.

Saat ini Go-Car L sudah bisa dinikmati oleh pengguna Gojek yang berada di Surabaya (termasuk Gresik dan Sidoarjo), Manado, Solo, Bali (termasuk Gianyar dan Tabanan), Padang, Bandar Lampung, Pekanbaru, Malang, Bandung, Yogyakarta, Semarang (termasuk Salatiga dan Ungaran), Medan, Makassar, dan Jabodetabek.

Dalam aturan penggunaannya, Go-Car L sama seperti dengan layanan Go-Car. Untuk pembayaran bisa menggunakan Go-Pay atau tunai, begitu pula untuk jarak, sama-sama memiliki maksimal jarak 100 Km.

Layanan Go-Car L selain menghadirkan pilihan tumpangan bagi pengguna juga memberikan kesempatan bagi mitra driver yang memiliki mobil dengan jumlah kursi yang besar. Karena dengan mengaktifkan Go-Car L harga yang didapatkan tentu akan berbeda dengan layanan Go-Car biasa.

Layanan ini secara jelas dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan penumpang yang membutuhkan kursi lebih banyak untuk tumpangan ramai-ramai atau hanya sekedar untuk menaruh barang yang berlebih. Selain Gojek yang menawarkan Go-Car L, layanan “kursi yang lebih banyak” juga telah ditawarkan pesaing mereka Grab, melalui GrabCar 6 seater.

Application Information Will Show Up Here

Grab Mulai Uji Coba Denda Pembatalan di Lampung dan Palembang

Grab berencana menerapkan sistem denda untuk penumpang yang membatalkan perjalanan, dimulai dengan melakukan uji coba di Lampung dan Palembang sejak kemarin (17/6) hingga sebulan mendatang. Uji coba ini dimaksudkan untuk melihat parameter apa yang tepat diterapkan sebelum digulirkan ke seluruh Indonesia.

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menjelaskan, salah satu parameter yang digunakan Grab untuk kedua kota ini adalah denda akan dikenakan apabila pengguna membatalkan pesanan lewat dari lima menit setelah order. Bila kurang dari itu, penumpang tidak akan dikenakan denda.

“Kita mau lihat dulu respons pengguna dari kedua kota tersebut, algoritma yang kita pakai buat melihat fairness-nya karena pengguna kita ada dua, penumpang dan mitra pengemudi. Saya yakin penumpang akan senang kalau pengemudinya senang,” terangnya, kemarin (17/6).

Namun, dia enggan menjelaskan perihal besaran denda yang diberlakukan. Lantaran menurutnya masih dalam tahap uji coba. Menurutnya, pertimbangan untuk menerapkan denda pembatalan ini karena laporan mitra pengemudi yang kerap dibatalkan oleh penumpang.

Pasalnya ada banyak ongkos yang harus mereka keluarkan ketika dibatalkan, belum lagi kemungkinan peluang yang hilang ketika harus menjemput penumpang.

“Sehingga fair sebetulnya untuk berikan semacam treatment ketika ada cancellation dari penumpang. Mitra pengemudi pun sebenarnya kami berikan denda, dalam bentuk lagi, bila mereka cancel order dari penumpang.”

Lampung dan Palembang, sambungnya, menjadi dua kota uji coba karena dinilai bukan kota besar. Grab pun berharap kompleksitas dan dampak dari uji coba di dua kota ini tidak signifikan. Meski, kedua kota ini ramai dikunjungi wisatawan.

Sebelum menerapkan denda pembatalan ini di Indonesia, Grab lebih dahulu membawanya di Singapura dan Malaysia. Di Singapura sudah diberlakukan sejak 11 Maret 2019. Penumpang yang membatalkan setelah lima menit dari waktu pemesanan dikenakan denda SGD4 atau sekitar Rp41 ribu.

Sementara di Malaysia, penumpang dibebankan 3 Ringgit sampai 5 Ringgit (sekitar Rp10 ribu sampai Rp17 ribu) setelah lima menit pemesanan. Aturan ini sudah berlaku sejak 27 Maret 2019.

Sebelum Uber menjual bisnisnya ke Grab untuk operasionalnya di Asia Tenggara, juga ada ketentuan denda pembayaran. Di Indonesia saja, penumpang dibebankan biaya sebesar Rp30 ribu untuk UberX (roda empat) dan Rp10 ribu untuk Uber Motor (roda dua). Biaya tersebut harus dibayarkan pada order berikutnya.

Application Information Will Show Up Here

Gojek Adds New Payment Options Through E-wallet “DBS PayLah”

Gojek and DBS Bank take a further step in their partnership by announcing the new payment option to on-demand applications using the DBS PayLah! This service is to be launched in a few months, it’s currently available for Gojek users in Singapore.

Gojek Singapore’s General Manager, Lien Choong Luen said with the integration of DBS PayLah! in Gojek app, it allows users to be more flexible in choosing payment methods. He observed that 35% of Gojek’s current ride-hailing transaction are using cash.

DBS PayLah! has become an additional option for those not using a credit and debit card. If the user already got DBS PayLah! account, the next step is just authorization.

DBS PayLah! is an e-money and payment app issued by DBS Bank. It can be used to pay for all types of transactions at various online and offline merchants, send money, pay bills, and many more.

“Therefore, users can have a more seamless experience every time they use Gojek services,” he said as quoted by The Business Times.

He also said that this partnership will be further developed by both companies in order to improve the customer’s experience. Indonesia will be the next country as a target of regional partnership. In particular, Indonesia is the leading market. The latest data says there are more than 460 thousand Digibank customers.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Gojek Buka Opsi Pembayaran Lewat Saldo E-wallet “DBS PayLah!”

Gojek dan DBS Bank perdalam kemitraan dengan mengumumkan dibukanya opsi pembayaran transaksi ke aplikasi on-demand dengan saldo DBS PayLah!. Layanan ini bakal diluncurkan dalam beberapa bulan mendatang, sementara baru bisa dipakai untuk pengguna Gojek di Singapura.

General Manager Gojek Singapura Lien Choong Luen menyebutkan, dengan terintegrasinya DBS PayLah! dalam aplikasi Gojek, memungkinkan para pengguna lebih fleksibel dalam memilih metode pembayaran. Menurutnya, saat ini transaksi ride hailing Gojek sebanyak 35% dilakukan dengan pembayaran tunai.

Kehadiran DBS PayLah! menjadi opsi tambahan untuk mereka yang tidak memiliki kartu kredit dan debit. Apabila pengguna sudah memiliki akun DBS PayLah!, cukup melakukan selangkah otorisasi saja.

DBS PayLah! adalah aplikasi pembayaran sekaligus e-money yang dikeluarkan DBS Bank. Aplikasi ini dapat dipakai untuk membayar semua jenis transaksi di berbagai merchant online dan offline, mengirim uang, bayar tagihan, dan sebagainya.

“Sehingga pengguna dapat memiliki pengalaman yang lebih seamless setiap kali menggunakan layanan Gojek,” katanya seperti dikutip dari The Business Times.

Dia juga menuturkan kemitraan ini akan terus diperdalam kedua perusahaan demi meningkatkan pengalaman konsumen. Indonesia akan jadi negara berikutnya yang disasar sebagai bagian dari kemitraan regional. Terlebih bagi DBS, Indonesia adalah pasar pertumbuhan utama. Data terkini menyebut ada lebih dari 460 ribu nasabah Digibank.

Country Head DBS Singapura Shee Tse Koon menambahkan, “Menyusul keberhasilan kemitraan DBS dan Gojek di Singapura, di mana Gojek baru-baru ini merayakan tonggak perjalanan 10 juta perjalanan mereka, kami juga telah memasuki fase berikutnya dari kemitraan kami di Indonesia.”

DBS merupakan mitra pertama saat Gojek melakukan debut di Singapura pada November 2018. Pada awal kehadiran, perusahaan memberikan penawaran khusus kepada nasabah DBS untuk mencobanya.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Grab for Business Present as Company’s Accommodation

The high demand from business class has encourage Grab to launch Grab for Business. In addition to GrabBike and GrabCar, it also includes GrabGifts, GrabExpress, Concierge, and Business Profile to help corporate monitoring and managing financial plan.

Grab Indonesia’s Executive Director, Ongki Kurniawan stated Grab for Business as innovative solution to answer business class demand for efficient financial management through technology.

It is said that startups to companies have been using Grab for Business and results said it has improved efficiency for 30% and productivity for 50%. Starts from trip, bills, and claim process are getting easier for either company or individual through Grab for Business.

“Millions of professionals using Grab with safety and affordable ride for business. The corporate solution is expected to multiple user’s business growth.”

Grab for Business have also integrated with some financial management platform. Among those are SAP Concur, River Chrome, and Expensify. For SAP Concur user that is using Grab can have faster claim process, electronic bill in sync with SAP Concur, River Chrome, and Expensify, therefore, the consumer no longer need to scan and upload the bill.

Contribution for Indonesia

As a platform for not only ride-hailing, Grab still with their mission to be a Super App. In Indonesia, Grab is claimed to dominate the market, after the strategic partnership with OVO to the acquisition process over local players like Kudo.

Mentioned in its presentation, Grab has given contribution to Indonesian economy growth for Rp48.9 trillion. It also increases the average of driver’s income for GrabCar up to 114% at Rp7 million/month. For GrabBike, it increases up to 113% at Rp4 million/month.

In terms of GrabFood, partnered merchants also get increased revenue for 60%. Food sales using GrabFood has increased 25% in average around 5 cities.

In a separate interview, Tan Hooi Ling as Grab’s Co-Founder said, GrabFood has improved since the strategic partnership with Lippo Group’s digital wallet, OVO.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

GrabBajay Resmi Beroperasi, Coba Gaet Wisatawan Asing dengan Moda Transportasi Ikonik

Grab meresmikan layanan terbaru mereka, GrabBajay. Bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, perusahaan on-demand yang berpusat di Singapura ingin memberikan pengalaman berkendara dengan kearifan lokal menggunakan bajaj, kendaraan roda tiga yang menjadi ikon di ibukota. Hal ini juga bertujuan untuk menggaet para wisatawan asing yang kerap berlalu-lalang di area Jakarta Pusat.

Dalam menjalankan GrabBajay, Grab bekerja sama dengan 12 operator penyelenggara angkutan lingkungan untuk perekrutan dan perizinan. Sekitar 60 armada sudah terdaftar dan siap melayani di 5 titik utama yang tersebar di Jakarta Pusat, yaitu Stasiun Jakarta Kota, ITC Mangga Dua, Stasiun Mangga Besar, Stasiun Sawah Besar, dan Pasar Baru. Kelima daerah yang disebut merupakan kawasan ramai turis dan kendaraan.

Untuk menikmati layanan ini, pengguna hanya perlu memasukkan titik penjemputan yang masih berada dalam lima kawasan yang telah disebut. GrabBajay akan muncul di pilihannya. Tarif dasar yang dikenakan untuk sekali perjalanan adalah sekitar 9 ribu rupiah untuk jarak 4-5 kilometer, selanjutnya akan dikenakan Rp3,000 per km. GrabNow juga berlaku untuk GrabBajay dengan ketentuan yang sama ketika memesan GrabBike dan GrabCar.

Populasi bajaj yang dikenal sebagai angkutan lingkungan atau angli kini semakin berkurang, seiring kehadiran transportasi online yang semakin marak. Saat ini, terdapat sekitar sepuluh ribu armada yang masih beroperasi. Data terkini BPS menunjukkan dari jumlah tersebut, terdapat kurang dari 7 ribu bajaj yang terdaftar.

Dalam acara ini, Kepala Bidang Angkutan Jalan Perhubungan Provinsi DKI Jakarta Massdes Aroufy menghimbau para pengemudi, melalui operator yang bekerja sama dengan Grab, untuk meningkatkan pembinaan serta kesadaran perizinan.

“Kami mengapresiasi inovasi Grab yang mau merangkul para pengemudi bajaj dan mengenalkan teknologi dalam transportasi. Kami harap ini bisa jadi momentum untuk kita bisa menata lebih baik registrasi dan pendataannya,” tambahnya.

Saat ini, bajaj yang terdaftar merupakan bajaj dengan bahan bakar gas yang ramah lingkungan, sehingga diklaim mendukung program Langit Biru dari pemerintah untuk mengurangi pencemaran udara dari kendaraan bermotor.

Selain GrabBajay, aplikasi Tron juga berupaya mendigitalkan angkutan umum seputar Jakarta, termasuk bajaj.

Application Information Will Show Up Here