Divinity: Fallen Heroes Ialah Sekuel Original Sin II Dengan Sentuhan ala XCOM

Bersama The Witcher 3 dan trilogi Dark Souls, banyak orang setuju bahwa Divinity: Original Sin II merupakan permainan role-playing modern terpenting. Game kreasi Larian Studios itu istimewa berkat kombinasi kompleksnya dunia dan cerita, karakter-karakter unik, serta bagaimana ia memberikan para pemain keleluasaan dalam memecahkan masalah dan menyelesaikan tugas.

Dua tahun hampir berlalu semenjak Divinity: Original Sin II melakukan debutnya di Windows. Dan secara mendadak, tim developer dari Belgia itu mengumumkan Divinity: Fallen Heroes di tengah minggu ini. Game baru tersebut sangat menarik karena berperan sebagai sekuel sekaligus spin-off dari Original Sin II. Lewat pengembangannya, Larian mecoba bereksperimen dengan formula baru, berangkat dari gameplay taktis di dua Original Sin terdahulu.

Fallen Heroes mungkin bisa dideskripsikan sebagai Final Fantasy Tactics-nya seri Divinity. Dan menggali lebih dalam, game punya sejumlah kesamaan dengan seri XCOM. Itu artinya, ia siap memuaskan dahaga penggemar permainan strategi kelas kakap – tetapi dilatarbelakangi jagat fantasi, bukan sci-fi. Di sana Anda dapat merekrut pasukan dari berbagai ras, lalu meng-upgrade dan membekali mereka dengan perlengkapan yang lebih baik.

Uniknya, kita akan menemui banyak hal familier di Divinity: Fallen Heroes. Pertama, karakter-karakter Divinity: Original Sin II seperti Malady, Fane, Ifan, Lohse, Sebille, Red Prince, dan Beast akan hadir lagi serta membantu Anda mengerjakan misi. Kedua, perahu perang Lady Vengeance kembali jadi markas dan pusat misi. Anda tidak bisa membangun atau menambah ruang seperti di XCOM, tapi dipersilakan buat mengunjungi area berbeda dan berdialog dengan penghuninya.

Satu lagi kesamaan antara Fallen Heroes dan XCOM adalah sistem kematian permanen. Itu artinya, keputusan keliru dapat menyebabkan karakter favorit yang telah Anda asuh sedimikian rupa tewas. Game juga tidak kalah menantang: musuh akan mencoba menyergap Anda dan mereka bisa menggunakan kemampuan serupa para hero di tim Anda. Untuk meminimalkan korban, pemain dituntut buat berpikir dan mengeksekusi langkah matang-matang.

Seperti dalam Original Sin, elemen memegang peranan penting dalam pertempuran. Genangan oli bisa menghambat gerakan musuh dan membakar mereka jika disulut api. Lawan yang basah kuyup dapat lebih mudah membeku. Lalu selain mematikan, elemen racun bisa pula meledak. Namun berbeda dari XCOM, beberapa level punya kondisi kemenangan yang bervariasi karena Fallen Heroes juga mengedepankan elemen narasi dan cerita.

Divinity: Fallen Heroes diproduksi secara kolaboratif oleh Larian dan Logic Artists. Game dijadwalkan untuk meluncur di sejumlah platform gaming di tahun ini juga, tetapi developer belum mengungkap detailnya secara lebih spesifik. Tebakan saya, Fallen Heroes kemungkinan akan tersedia di PC, Xbox One dan PS4 – dan saya pribadi berharap ada versi Nintendo Switch-nya.

Sumber: Situs Divinty: Fallen Heroes. Tambahan: PC Gamer.

Menyusul Yakuza 0, Yakuza Kiwami Juga Akan Hadir di PC

Melihat peluang untuk mendistribusikan game secara lebih luas, developer Jepang berbondong-bondong menyerbu Steam. Saat ini tersedia banyak sekali pilihan permainan Jepang bisa diakses lewat platform distribusi digital tersebut, dari mulai Bayonetta sampai Catherine Classic. Walaupun begitu, tak selamanya publisher atau pemegang IP dengan mudah melepas seluruh kreasinya di PC.

Salah satu franchise lawas yang bary melakukan pendaratan di Windows belum lama ini ialah Yakuza. Yakuza melakukan debutnya pada tahun 2005 di PlayStation 2, tetapi baru 12 tahun setelahnya versi port Yakuza 0 tersedia di Steam. Saat versi PC dari prekuel Yakuza itu disingkap tahun lalu, Sega juga mengungkap agenda peluncuran Yakuza Kiwami (remake dari Yakuza pertama) di Windows, namun baru di hari Senin kemarin tanggal pelepasannya ‘diketahui’.

Menariknya, Sega malah tidak melakukan pengumuman secara besar-besaran. Publisher bahkan tidak memublikasikan trailer baru. Laman Yakuza Kiwami tiba-tiba muncul di Steam, meski di sana belum ada tanggal peluncuran jelas serta daftar kebutuhan hardware. Sega hanya mencantumkan sejumlah screenshot, menuliskan dua paragraf sinopsis, plus satu paragraf lagi yang menjabarkan fitur-fitur baru secara singkat.

Tanggal rilis malah bersembunyi dalam animasi GIF bertajuk ‘Majimaaaa!’. Tentu saja Anda tidak bisa melihatnya langsung. Info hanya muncul sepersekian detik sebelum animasi diulang. Anda harus mengunduh GIF, kemudian memecahnya jadi gambar satu per satu, baru terungkap sebuah tanggal: 19 Februari 2019. Sega memang belum mengonfirmasi apapun, namun banyak orang yakin (termasuk saya) bahwa 19 Februari adalah momen tersedianya Yakuza Kiwami di PC.

Yakuza Kiwami tetap mengusung gameplay action-adventure yang dipadu elemen role-playing seperti versi orisinalnya. Dunia permainan disuguhkan secara terbuka, diadaptasi dari lokasi sesungguhnya, yaitu distrik Kabukichō di kota Tokyo. Game punya sejumlah kesamaan dengan permainan open world lain, tetapi Yakuza Kiwami difokuskan pada aksi pertarungan jarak dekat. Di sana Anda mengendalikan karakter Kazuma Kiryu dalam perspektif kamera orang ketiga.

Yakuza Kiwami PC 1

Edisi Kiwami ini turut dibekali fitur baru, salah satunya bernama Majima Everywhere. Lewat fitur ini, tokoh Goro Majima yang menjadi rival Kazuma akan muncul secara acak untuk menantang Anda, baik lewat pertarungan serta mini-game (misalnya permainan dart atau boling). Jika berhasil melewati tantangan ini, Kazuma berkesempatan untuk membuka kemampuan bertarung baru.

Di PC, Yakuza Kiwami dilengkapi berbagai upgrade terutama pada aspek grafis dan kontrol. Game siap menunjang resolusi 4K, rasio layar lebar, serta tanpa ada restriksi frame rate. Anda bisa menikmati permainan dengan menggunakan controller atau keyboard serta mouse, dan semua input-nya dapat dikustomisasi.

Via Polygon.

Sukses di Kickstarter, Valthirian Arc: Red Covenant Siap Dirilis Tahun Ini

Pengembangan game ketiga Valthirian Arc dilakukan Agate Studio sejak dua tahun silam. Sayang, upaya crowdfunding pertamanya gagal, hanya berhasil mengumpulkan modal 40 persen dari target, karena developer belum bisa meyakinkan khalayak untuk menjadi backer. Belajar dari pengalaman itu, Agate kembali melangsungkan kampanye Red Covenant di bulan Februari kemarin.

Satu bulan selepas momen itu, Agate Studio dengan gembira mengumumkan kesuksesan Valthirian Arc: Red Covenant melampaui target stretch minimal Kickstarter. Awalnya membidik angka S$ 20 ribu (dolar Singapura), saat artikel ini ditulis, Red Covenant berhasil menghimpun S$ 32 ribu lebih. Jumlahnya kemungkinan akan terus naik hingga kampanye ditutup pada pukul 19:00 tanggal 30 Maret besok.

Valthirian Arc Red Covenant Kickstarter Success 1

Tentu Agate masih punya beberapa stretch goal lagi yang ingin mereka capai: jika Red Covenant bisa menghimpun S$ 35 ribu, semua NPC dan siswa akan memperoleh voice acting dalam pertempuran; lalu di S$ 40 ribu, seluruh foto NPC penting akan disuguhkan dalam animasi. Developer juga berencana buat membubuhkan hewan peliharaan, skenario quest serta kelas baru untuk para murid.

Valthirian Arc Red Covenant Kickstarter Success 3

Anda tidak perlu cemas jika beberapa fitur tersebut tidak disertai dalam permainan karena kampanye dihentikan. Agate bilang mereka akan terus membuka kesempatan untuk jadi backer via PayPal setelah periode crowdfunding usai. Dan kabar gembiranya lagi, developer sedang berunding bersama sebuah publisher demi menghadirkan Valthirian Arc: Red Covenant di console.

Valthirian Arc Red Covenant Kickstarter Success 2

Mengusung formula hampir serupa pedahulunya, Red Covenant terbagi dalam dua tipe gameplay. Mode pertama adalah academy simulation, di mana Anda dapat membangun infrastruktur, mengelola siswa, dan mengirim mereka untuk melakukan berbagai misi. Ketika menugaskan sekelompok murid dalam perburuan, pemain dibawa ke mode berbeda, memungkinkan kita bertempur secara real-time.

Mode simulasi di Red Covenant mirip The Sims atau SimCity. Di sana Anda dapat membangun ruang kelas, asrama, lalu menempatkan bangku, lampu serta dekorasi-dekorasi lain. Siswa memulai pendidikannya sebagai Apprentice, dan Anda bisa mengarahkan mereka jadi tiga kelas: Knight, Magi dan Scout. Selanjutnya, masing-masing kelas tersebut mempunyai dua cabang lagi. Misalnya seorang Knight dapat menjadi Paladin atau Arc Draconus.

Dengan menjadi backer tier ‘Knight’ di Kickstarter, Anda bisa jadi orang pertama yang akan mencicipi Valthirian Arc: Red Covenant di momen peluncurannya nanti, dilepas pada bulan Agustus 2017 untuk PC. Game dibundel bersama bonus credit dan wallpaper eksklusif backer buat desktop dan smartphone.

Mass Effect: Andromeda Tidak Sebaik yang Banyak Orang Harapkan

Mass Effect: Andromeda boleh dikatakan sebagai game terbesar BioWare. Buat menggarapnya, tim developer asal Kanada itu mengerahkan tenaga dari tiga studio miliknya, dan rumor mengatakan mereka telah mengeluarkan modal US$ 40 juta. Tapi dari sejak permainan itu tersedia di EA Access, Anda mungkin sudah mendengar kabar kurang baik mengenainya.

Saat itu, mayoritas mereka yang sudah mencoba Andromeda mengeluhkan buruknya animasi dan adanya glitch di sana-sini – menyebabkan game diolok-olok penghuni internet. Dan setelah dirilis, ternyata kualitas Mass Effect: Andromeda tidak sebaik yang selama ini BioWare janjikan. Silakan simak rangkuman dari para reviewer di bawah.

Menurut Polygon, sensasi bermain Mass Effect: Andromeda terasa bercampur aduk. Di satu sisi, banyaknya kendala teknis – walaupun tidak merusak gameplay – ternyata cukup mengganggu. Namun di sisi lain, sang pengulas penasaran pada misteri dunia fiksi yang BioWare bangun, dan setelah menyelesaikan game tersebut, ia tak sabar ingin berpetualang di galaksi baru itu dalam permainan selanjutnya. Polygon memberi game ini skor 7,5.

PC Gamer memberi respons hampir senada, dengan nilai yang sedikit lebih tinggi: 80. Menurut Chris Thursten, Mass Effect: Andromeda dinodai ketidak-konsistensian dan tampak tidak dipoles optimal, tetapi game masih mampu menyajikan sensasi bereksplorasi. PC Gamer mengapresiasi dunia petualangannya luas, spektakuler dan menyegarkan; juga memuji BioWare karena mereka tidak lupa menyempurnakan sistem pertempuran.

Bagi Destructoid, Mass Effect: Andromeda bukanlah permainan Mass Effect sejati – malah terkesan seperti spin-off. Game seolah-olah dibuat oleh studio berbeda yang tidak yakin terhadap arahan baru yang ingin diambil. Dunia baru di sana memang menarik, tapi sayang kontennya tidak banyak. Selanjutnya, masalah-masalah teknis juga sulit untuk diabaikan. Destructoid hanya menyodorkan skor 6,5 buat permainan ini.

Dan Stapleton dari IGN berpendapat, jalan cerita bermutu dan karakter menarik di Mass Effect: Andromeda mampu mengurangi kekecewaan gamer terhadap ketiadaan ras alien yang betul-betul baru, sistem kustomisasi companion, dan problem di sisi teknis. Di beberapa skenario, game ini mampu menyuguhkan elemen-elemen terbaik trilogi Mass Effect terdahulu, dipadu pertempuran seru dan efek suara fantastis. Andromeda memperoleh nilai 7,7 dari IGN.

Dari pengamatan GameSpot, visi di belakang penciptaan Andromeda hanya terpenuhi separuhnya. Kontennya memang banyak, tetapi kualitasnya tidak konsekuen. Pertempuran dan dunia permainan merupakan bagian terkuat dari permainan, namun mereka tidak bisa menutupi kekurangannya di segi narasi, serta rendahnya mutu penyampaian ‘politik dan moral’ – yang sebelumnya merupakan faktor unggulan seri Mass Effect.

Via situs agregat review  OpenCritic, Mass Effect: Andromeda memperoleh skor rata-rata sementara 75. Angka ini fluktuatif, bisa berubah tipis seiring munculnya lebih banyak ulasan.

Eksplorasi Luar Angkasa Adalah Jantung Dari Mass Effect: Andromeda

Ada sedikit kebingungan mengenai struktur game role-playing sci-fi baru buatan BioWare. Awalnya, developer mendeskripsikan Mass Effect: Andromeda sebagai permainan open-world sembari memamerkan video-video yang mendukung konsep itu. Tapi tak lama, produser Michael Gamble mengklarifikasi dan menjelaskan bahwa Andromeda ialah game berbasis eksplorasi.

Istilah open-world biasanya memang membuat para gamer membayangkan gameplay sebebas Skyrim ataupun Grand Theft Auto, dan Mass Effect: Andromeda ternyata bukanlah permainan berjenis ‘sandbox tradisional’. Meski demikian, BioWare kembali menekankan bahwa aspek penjelajahan tetap menjadi pilar utama di permainan space opera tersebut. Lewat blog dan video gameplay episode ketiga, developer membahas elemen eksplorasi secara lebih rinci.

Petualangan luar angkasa merupakan jantung dari Mass Effect: Andromeda. Permainan ini membawa Anda ke satu wilayah bernama Heleus Cluster di galaksi Andromeda. Area ini berisi lusinan sistem tata surya, dan Anda dapat mengunjungi tempat-tempat itu menggunan pesawat Tempest. Kita tak perlu mengendalikannya secara manual, cukup dengan memandu Tempest lewat Galaxy Map. Yang membuat bagian ini menarik adalah pemain bisa melihat pemandangan lokasi tersebut secara real-time melalui jendela pesawat.

BioWare belum lama ini juga memiblikasikan video ‘briefing‘ bertajuk Golden World. Di sana, developer membahas tujuh lokasi yang berpotensi untuk jadi rumah baru bagi makhluk-makhluk dari Bima Sakti, termasuk manusia. Mereka dipilih karena tak hanya bisa menopang kehidupan, tapi juga kaya akan mineral. Tiap-tiap tempat memiliki keadaan beberbeda: ada planet kering dengan sungai bawah tanah hingga bulan subur yang mengelilingi planet gas raksasa. Lewat video tersebut, BioWare juta memberikan pentunjuk tentang kehadiran Quarian di Mass Effect: Andromeda – spesies alien misterius pencipta ras mesin Geth.

Dalam petualangan, Anda bisa menemukan lokasi-lokasi untuk menempatkan Forward Station, berperan sebagai titik fast travel serta sarana untuk mengisi ulang perbekalan. Forward Station sangat penting karena beberapa tempat berbahaya menguras energi sistem life support di baju ruang angkasa Anda. Masing-masing daerah menyuguhkan area menarik buat dieksplorasi, cerita serta karakter baru, dan di sana Anda juga dapat mendirikan outpost serta meng-upgrade Nexus – stasiun ruang angkasa yang dibangun peserta program Andromeda Initiative.

Tidak terasa, Mass Effect: Andromeda akan dilepas sebentar lagi. Game bertenaga engine Frostbite 3 ini dijadwalkan untuk meluncur di PC (via Origin), PlayStation 4 dan Xbox One tanggal 21 Maret 2017. Satu hal lagi: terkait kontennya, Andromeda hanya cocok dimainkan oleh gamer berusia 18 tahun ke atas.

Sumber: MassEffect.com.

Star Wars: Knights of the Old Republic Dibuat Ulang, Disuguhkan Berupa Update Gratis

Dua bulan lebih setelah penayangan The Force Awakens, demam Star Wars tak kunjung reda. Tepat di hari Senin kemarin, Disney mengumumkan dimulainya produksi Episode VIII, dan di penghujung tahun ini Rogue One: A Star Wars Story dijadwalkan untuk dirilis. Dan bagi para gamer sekaligus penggemar berat Perang Bintang, kabar baik tidak berhenti sampai di sana.

Diluncurkan 13 tahun silam, Star Wars: Knights of the Old Republic memperoleh banyak penghargaan. Khalayak memuji aspek narasi, penyajian suara, hingga karakter di permainan role-playing ini. Hingga kini, penggemar masih menunggu sekuel kedua Knights of the Old Republic (meski Star Wars: The Old Republic sudah lama meluncur). Dan di tengah penantian itu, tim bernama Poem Studios mencoba merekonstruksi KotOR berbekal teknologi modern.

Upaya ambisius tersebut dikerjakan oleh sang developer independen bersama komunitas Star Wars, proyeknya diberi nama Knights of The Old Republic: Apeiron. Selain  menciptakan ulang KotOR dengan memanfaatkan Unreal Engine 4, versi remaster juga mendapatkan bermacam-macam konten tambahan, antara lain planet-planet baru yang bisa Anda singgahi, misi, item dan karakter baru, serta perbaikan UI dan kehadiran fitur perspektif orang pertama.

Bukan cuma berisi programmer, Poem Studios diperkuat oleh para seniman, voice actor, desainer dan penulis. Dengan keragaman talenta di berbagai biadng, mereka sangat percaya diri bisa menyelesaikan Apeiron sesuai target. Tentu Poem tidak menolak bantuan, developer membuka kesempatan bagi siapapun yang tertarik untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut.

Dan ada satu lagi faktor yang membuat kreasi mereka unik, yaitu Apeiron akan disajikan secara gratis, dengan satu syarat: Anda harus memiliki game original Star Wars: Knights of the Old Republic. Mendapatkannya tidak sulit, ia bisa dibeli di GOG. Apeiron sendiri bekerja sebagai update – modifikasi besar-besaran dari permainan klasik garapan BioWare. Saat ini, permainan berada di masa awal pengembangan. Developer mempersilakan Anda menyimak pembuatannya secara live via Twitch.

Di website, Poem Studios meyakinkan kita bahwa karya mereka tersebut legal, tanpa resiko ditutup Disney. Developer beralasan, mereka tak melanggar hukum selama game tidak dikomersialisasikan. Terlepas dari itu, Poem tidak keberatan Anda memberikan donasi, hanya saja tidak sekarang. Tim ingin menyelesaikan porsi besar dari permainan dan memolesnya terlebih dulu sebelum mulai menerima sumbangan.

Dari beberapa screenshot yang telah dipublikasi, Knights of The Old Republic: Apeiron tampak sangat menjanjikan.

Star Wars Knights of the Old Republic Remake 01

Star Wars Knights of the Old Republic Remake 02

Star Wars Knights of the Old Republic Remake 03

Star Wars Knights of the Old Republic Remake 04

Via GameSpot. Sumber ApeironGame.com. Header: IGN.

Netmarble Luncurkan Game Shooter Online Berformula RPG, Hounds

Walaupun publik semakin familier dalam mengakses platform distribusi digital, info terbaru dari SuperData mengungkap bahwa permainan-permainan free-to-play masih merupakan penghasil keuntungan terbanyak. Namun menariknya, sebagai kontestan berpengalaman di ranah F2P, Netmarble malah menghidangkan karya terbaru mereka secara premium.

Di tanggal 27 Januari 2016, perusahaan hiburan Korea Selatan itu mengumumkan peluncuran global Hounds: The Last Hope, sebuah permainan shooter online. Ia sedikit berbeda dari konsep shooter pada umumnya. Aspek pertama yang membuatnya unik adalah penggunaan perspektif orang ketiga, bukan first-person seperti Counter-Strike. Kemudian, Netmarble juga membubuhkan bumbu role-playing.

Hounds mengambil latar belakang sejarah fiksi tahun 1960-an di Amerika, mengisahkan bangkit dan runtuhnya proyek SETI (search for extraterrestrial intelligence) yang berujung pada invasi Wickbrokes. Makhluk-makhluk ganas dari ruang angkasa ini datang ke Bumi karena mengikuti sinyal SETI. Anda bermain dengan sebuah misi: melindungi manusia dari serangan alien dan mutan berbahaya.

Via rilis pers, president of overseas Netmarble Seungwon Lee berjanji kreasi baru mereka ini ‘menyuguhkan petempuran seru, grafis cantik dan jalan cerita yang belum pernah Anda dengar sebelumnya’ (meski bagi saya sinopsisnya mirip XCOM). Lee juga berharap, fans Netmarble menyukai Hounds dan saling mengajak kawan-kawannya untuk bergabung ‘menyelamatkan dunia dari Wickbrokes’.

Hounds

Game menyajikan fitur-fitur khas RPG semisal pilihan kelas, pemakaian skill berbeda dan pengelolaan karakter. Tiap misi mempunyai Story Mode, memungkinkan Anda berperan sebagai tokoh utama. Player dapat menciptakan jalan cerita mereka dengan menyusun ulang misi-misi tersebut. Kemudian jika Anda sedang ingin beraksi sendirian, tersedia mode PvE.

Di sana, Hounds menawarkan tingkat kesulitan rendah demi memudahkan Anda bermain sendiri. Tapi supaya bisa melanjutkan game, kita harus tergabung dalam tim. Tiap chapter Hounds memiliki lima level utama, lima Inter Mission dan satu Boss Mission. Mode Sub Mission dan Special Mission juga dapat dnikmati, terpisah dari narasi permainan. Hounds juga diperkaya mode player versus player, antara lain Death Match, Explosive Match, Occupation Match, Close Combat dan Advanced Match.

Saat memulai, Anda bisa menentukan nama, jenis kelamin serta kelas – Assault, Specialist Support serta Tech. Dan layaknya RPG, tiap kali mengalahkan musuh, karakter akan memperoleh poin XP serta perlengkapan yang lebih mumpuni.

Hounds: The Last Hope sudah bisa dibeli dan dimainkan via Steam. Di masa promosi sampai tanggal 4 Februari nanti, ia dibanderol seharga Rp 190 ribu.

Hounds 02

EA Update Program On the House, Kali Ini Jade Empire Dibagi-Bagikan Gratis

Memang ada banyak alasan kuat mengapa orang menjaga jarak dari platform distribusi Origin serta praktek bisnis Electronic Arts. Metode online pass, DLC, dan penutupan server dini ialah beberapa yang paling tidak disukai. Mengetahui hal itu, tentu saja sang publisher berusaha mengembalikan kepercayaan gamer. Selain merevisi sejumlah kebijakan, EA turut menyajikan On the House.

Dimulai sejak Maret 2014, On the House merupakan program bagi-bagi game gratis – tanpa syarat dan efek samping, bukan demo ataupun versi trial. Begitu permainan sudah masuk dalam library, maka ia selamanya jadi milik Anda. prakarsa One the House diawali oleh Dead Space, lalu diikuti oleh kira-kira 15 judul lain. Dan EA baru saja meng-update daftarnya dengan action RPG kontemporer bertema mitos Oriental ciptaan BioWare, Jade Empire.

On the House Jade Empire 03

Dari deretan panjang kreasi BioWare, Jade Empire boleh dibilang sebagai judul yang paling kurang dikenal, apalagi dikomparasi dengan Mass Effect, Baldur’s Gate atau Star Wars: Knights of the Old Republic. Namun tidak berarti ia jelek. Pers memuji Jade Empire karena setting orisinil, narasi dan jalan cerita istimewa, dan diisi karakter-karakter mengagumkan. Banyak di antara mereka setuju, Jade Empire ialah salah satu game terbaik di console Xbox.

Permainan mengambil setting Wuxia (genre fiksi Tiongkok, umumnya fokus pada kisah para pendekar kuno), mengisahkan perjalanan seorang anak yatim piatu yang diasuh oleh Master Li, seorang ahli dan pendiri sekolah bela diri. Anda diberi kebebasan untuk menciptakan karakter utama dan menentukan keahliannya – termasuk gaya bertarung, senjata, dan kemampuan sihir.

On the House Jade Empire 01

Layaknya ciri khas permainan BioWare, Jade Empire tidak hanya menyuguhkan aksi pertarungan. Ia menawarkan sistem dialog dan quest komprehensif, mirip Knights of the Old Republic. Anda dapat berbincang-bincang dengan tokoh NPC; dan setiap pilihan akan memengaruhi cerita, serta berdampak pada karakter-karakter yang menemani Anda dan dunia game. Tergantung dari keputusan kita, pemain bisa mengikuti filosofi ‘Open Palm’ atau ‘Closed Fist’.

Untuk segera menikmati Jade Empire, Anda tinggal berkunjung ke laman On the House di website Origin. Alternatifnya, silakan buka app client EA Origin lalu dari Store, gerakkan kursor mouse ke Deals and Free Games. Menu akan terbuka, lalu pilih On the House. Di page selanjutnya, klik Download Now.

Seperti biasa, Electronic Arts tidak menginformasikan secara gamblang kapan program On the House Jade Empire akan berakhir. Anda tidak perlu mengunduhnya sekarang, tapi buat amannya, pastikan saja ia masuk ke My Games.

On the House Jade Empire 02

Gambar: Steam.

Armello Hidupkan Dongeng Menjadi Video Game

Industri video game berhutang besar pada permainan board. Tanpa mereka, franchise semisal Dungeons & Dragons dan Warhammer tidak akan sebesar sekarang. Hingga kini, adaptasi masih sering dimanfaatkan developer melalui eksekusi berbeda. Dan satu tim dari Australia mengklaim mereka berhasil menemukan titik keseimbangan antara dua medium itu. Continue reading Armello Hidupkan Dongeng Menjadi Video Game

Celestian Tales: Old North, JRPG ‘Klasik’ Buatan Talenta Lokal Resmi Dirilis

Mulai digarap berdekatan dengan judul-judul semisal Pillars of Eternity dan Wasteland 2, disadari atau tidak Celestian Tales: Old North meyimpan latar belakang yang hampir sama: keinginan developer untuk menciptakan game modern dipadu pendekatan klasik. Setelah perjalanan panjang dalam proses pengembangannya, proyek Celestian Tales akhirnya rampung. Continue reading Celestian Tales: Old North, JRPG ‘Klasik’ Buatan Talenta Lokal Resmi Dirilis