LG Ungkap Laptop Gaming Perdananya, UltraGear 17G90Q

Sekitar enam tahun sejak menyeriusi segmen laptop lewat seri LG Gram, LG kini ingin melebarkan sayapnya ke ranah laptop gaming. Melalui sebuah siaran pers, LG mengumumkan laptop gaming perdananya: LG UltraGear 17G90Q.

LG tampaknya tidak mau tanggung-tanggung dalam menjalani debutnya, sebab laptop ini datang membawa spesifikasi kelas atas. Utamanya adalah prosesor Intel generasi ke-11 Tiger Lake H Series dan kartu grafis Nvidia GeForce RTX 3080 Max-Q, lengkap dengan sistem pendingin vapor chamber guna menjamin performa yang konsisten.

Melengkapi spesifikasinya adalah memory dual-channel dengan kapasitas 16 GB atau 32 GB, serta sepasang slot SSD M.2 NVMe dengan dukungan kapasitas hingga 1 TB, tidak ketinggalan pula baterai berkapasitas 93 Wh. Hebatnya, semua itu dikemas dalam bodi yang relatif ringkas, dengan tebal hanya 21,4 mm dan bobot 2,64 kg.

Secara estetika, laptop ini terkesan memiliki gaya industrial dengan sasis serba aluminium, sekaligus kelihatan cukup minimalis untuk sebuah laptop gaming. Di dekat engsel layarnya, kita bisa melihat dua ventilasi besar untuk mengakomodasi sirkulasi udaranya.

Bicara soal layar, laptop ini datang membawa panel IPS 17,3 inci dengan resolusi 1920 x 1080, refresh rate 300 Hz, dan waktu respon 1 milidetik (GtG). Pengalaman panjang LG memproduksi monitor gaming semestinya juga bakal bisa dirasakan di laptop ini.

Port yang tertanam cukup melimpah, mulai dari port USB 4 Gen 3×2 Type C, USB 3.2 Gen 2×1 Type C, sepasang port USB 3.2 Gen 2×1 Type A, HDMI, Ethernet, sampai slot kartu microSD. Fitur-fitur pendukungnya mencakup sepasang speaker DTS:X Ultra, Wi-Fi 6E dan Intel Killer Wireless, serta sensor sidik jari di tombol power.

Secara keseluruhan, debut perdana LG di ranah laptop gaming ini terdengar cukup menjanjikan. Sayang LG baru berencana memasarkannya di Korea Selatan dan Amerika Serikat saja pada awal 2022 mendatang. Harganya masih belum diketahui, tapi kemungkinan bakal disingkap di event CES 2022 tidak lama lagi (4 Januari).

Sumber: The Verge dan LG.

Asus Luncurkan Laptop Gaming 2-in-1, ROG Flow X13

CES 2021 kebanjiran seabrek laptop baru. Hal ini cukup wajar mengingat AMD memang baru meluncurkan lini prosesor Ryzen 5000 Series untuk laptop, dan Nvidia juga telah mengumumkan keluarga GPU RTX 30 Series buat laptop.

Dari sekian banyak laptop anyar yang dipamerkan, satu yang cukup mencuri perhatian datang dari Asus. Dinamai ROG Flow X13, ia merupakan laptop gaming 2-in-1 dengan dimensi yang sangat ringkas. Tebalnya tercatat cuma 15,8 mm, dan bobotnya pun tidak lebih dari 1,3 kg.

Di balik sasisnya, tertanam prosesor terbaru AMD, dengan konfigurasi termahal yang melibatkan Ryzen 9 5980HS, plus GPU Nvidia GeForce GTX 1650. Melengkapi spesifikasinya adalah RAM LPDDR4X-4266 berkapasitas 32 GB, SSD 1 TB, dan baterai 62 Wh.

Berhubung perangkat ini masuk kategori 2-in-1, otomatis layarnya dilengkapi engsel 360 derajat sehingga perangkat bisa digunakan dalam beberapa mode. Menariknya, ketika Flow X13 diposisikan seperti sebuah tenda, sistem pendinginnya diklaim dapat bekerja secara lebih optimal dikarenakan tidak ada bagian yang tertutup oleh permukaan.

Layarnya sendiri ditawarkan dalam dua versi: FHD 120 Hz, atau 4K 60 Hz. Semuanya merupakan panel sentuh seluas 13 inci, dengan aspect ratio 16:10 untuk menampilkan lebih banyak konten secara vertikal, serta validasi dari Pantone yang menjamin keakuratan warna yang dihasilkannya.

Namun wujud yang convertible bukan satu-satunya faktor yang mencuri perhatian dari Flow X13. Ia juga datang bersama tandem opsional berupa sebuah external GPU (eGPU) yang berukuran sangat ringkas. Persisnya, eGPU bernama ROG XG Mobile ini punya dimensi 155 x 208 x 29 mm, dengan bobot yang berkisar hanya 1 kg.

Terlepas dari wujudnya yang imut-imut, XG Mobile menyimpan tenaga yang luar biasa berkat GPU RTX 3080 yang tertanam. Lebih lanjut, Asus juga telah membekalinya dengan interface PCIe 3.0 x8 khusus yang lebih kencang ketimbang Thunderbolt 4. Itu artinya perangkat ini butuh konektor spesial untuk bisa disambungkan ke laptop, dan sejauh ini cuma Flow X13 saja yang punya.

Suplai dayanya sendiri berasal dari adaptor 280 W yang akan menenagai XG Mobile dan Flow X13 secara bersamaan. Secara keseluruhan, Asus merancang paket lengkap laptop dan eGPU ini agar mudah dibawa bepergian.

Kalau boleh menyimpulkan, Flow X13 pada dasarnya merupakan jawaban Asus terhadap Razer Blade Stealth 13. Namun yang dilakukan Asus bukan sebatas menyematkan komponen yang lebih bertenaga saja, melainkan juga merancang desain yang fleksibel yang sangat berguna untuk keperluan kreasi konten, serta menyediakan eGPU opsional yang tidak menyita terlalu banyak ruang di dalam tas.

Di Amerika Serikat, bundel Flow X13 dan XG Mobile ini sekarang sudah dipasarkan dengan harga $3.000. Memang jauh dari kata murah, apalagi mengingat banderol tersebut bukan untuk konfigurasi yang paling tinggi.

Sumber: Asus.

Razer Tomahawk Gaming Desktop Resmi Dirilis, Sangat Mungil tapi Dibekali RTX 3080

Pada ajang CES 2020 bulan Januari lalu, Razer memperkenalkan perangkat unik bernama Tomahawk Gaming Desktop. Dibandingkan PC desktop pada umumnya, Tomahawk terkesan begitu ringkas berkat volumenya yang berada di kisaran 10 liter saja.

Namun berbeda dari mayoritas gaming PC berukuran mungil, Tomahawk tidak mengandalkan motherboard tipe mini-ITX. Ia dipersenjatai Intel NUC Compute Element, sebuah modul khusus yang berisikan prosesor, RAM, storage, beserta kipas pendingin. Teknologi yang digunakan pada dasarnya sama persis seperti yang ditawarkan oleh Intel NUC 9 Extreme Kit.

Prosesor yang tertanam adalah Intel Core i9-9980HK, didampingi oleh RAM DDR4 16 GB dan SSD NVMe 512 GB. Razer turut menyertakan HDD berkapasitas 2 TB, dan perangkat masih dibekali slot M.2 kosong yang dapat konsumen jejali dengan satu SSD ekstra.

Untuk urusan grafis, Razer memercayakannya kepada Nvidia GeForce RTX 3080 Founders Edition. Pun begitu, konsumen juga bisa membeli Tomahawk versi ‘polos’ yang tidak dibekali kartu grafis sama sekali, sehingga mereka dapat menggunakan kartu grafisnya sendiri. Melengkapi spesifikasinya adalah PSU berdaya 750 W.

Terkait konektivitasnya, Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.0 merupakan fitur standar yang ditawarkan, demikian pula sepasang port Thunderbolt 3, sepasang port Ethernet, empat port USB 3.2 Gen 2 Type-A, port HDMI 2.0A, dan headphone jack.

Meski dimensi Tomahawk sangatlah ringkas (365 x 210 x 150 mm), ia masih punya cukup ruang untuk mengusung sepasang kipas 120 mm di bagian atas. Skenario sirkulasi udaranya kira-kira seperti ini: udara masuk dari samping dan mendinginkan sistem (panel sampingnya bukan lagi kaca seperti prototipe yang dipamerkan di CES), lalu sisa udara panasnya dibuang ke atas oleh kedua kipas tersebut.

Kalau Anda ingat, Oktober lalu Razer sempat meluncurkan casing PC yang juga bernama Tomahawk, dan salah satunya diperuntukkan sistem yang menggunakan motherboard mini-ITX. Tomahawk Gaming Desktop ini bahkan lebih mungil lagi berkat penggunaan modul Compute Element itu tadi, tapi konsekuensinya Anda harus menyediakan modal yang jauh lebih besar.

Di Amerika Serikat, Razer Tomahawk Gaming Desktop dibanderol $2.400 tanpa GPU, atau $3.200 dengan RTX 3080 FE. Bisa kita lihat bahwa harganya tanpa GPU pun sudah lebih mahal daripada harga PC rakitan dengan spesifikasi high-end.

Sumber: Tom’s Hardware.

Nvidia Resmi Luncurkan GeForce RTX 3070, RTX 3080, dan RTX 3090

Penantian panjang para gamer PC akhirnya usai. Nvidia semalam resmi mengungkap GeForce RTX 30 Series, keluarga kartu grafis generasi terbarunya yang mengandalkan arsitektur Nvidia Ampere. Sejauh ini sudah ada tiga model yang diperkenalkan, yakni RTX 3070, RTX 3080, dan RTX 3090.

Ketiganya dibangun di atas proses pabrikasi 8 nm besutan Samsung, dan menurut Nvidia ini berdampak langsung pada kepadatan transistor yang bisa dikemas dalam satu GPU. Tidak main-main, RTX 3080 sebagai model flagship dibekali sekitar 28 miliar transistor, menjadikannya lebih kencang sekaligus lebih efisien daripada generasi sebelumnya.

Secara total ada 8.704 CUDA core yang tertanam di RTX 3080, lengkap beserta memory GDDR6X dengan kapasitas 10 GB dan kecepatan 19 Gbps. Kombinasi ini, Nvidia bilang, dapat menghasilkan performa jauh di atas RTX 2080 Ti sekalipun, atau dua kali lipat lebih ngebut jika dibandingkan dengan RTX 2080.

Pencapaian tersebut sungguh mengesankan, terutama jika melihat harga RTX 3080 yang dibanderol $699, lebih murah $100 ketimbang harga awal RTX 2080, sama-sama varian Founders Edition. Singkat cerita, kalau Anda merupakan gamer yang menargetkan resolusi 4K 60 fps (lengkap dengan efek ray tracing aktif), Nvidia percaya RTX 3080 siap menyuguhkan semua itu secara konsisten.

Buat saya pribadi, jujur saya belum perlu 4K, dan di sini RTX 3070 jadi pilihan yang lebih masuk akal. Di atas kertas, spesifikasinya memang tidak sebombastis kakaknya – 5.888 CUDA core, memory GDDR6 8 GB – akan tetapi kala dipraktikkan, kinerjanya bahkan bisa mengalahi RTX 2080 Ti yang semestinya sudah beda kasta.

Andai saya membeli RTX 2080 Ti dalam sebulan atau dua bulan terakhir, mungkin saya bakal kesal bukan kepalang. Pasalnya, RTX 3070 ini dihargai cuma $499, sedangkan RTX 2080 Ti Founders Edition sebelumnya dipatok $1.200. Harga tidak sampai separuhnya, tapi performa bisa melampaui, luar biasa memang Ampere.

Lalu buat yang benar-benar sultan, ada RTX 3090 yang menanti untuk dipinang. Kartu ini ukurannya benar-benar masif – “BFGPU” kalau kata CEO Nvidia, Jensen Huang – dengan tebal yang memakan tiga slot PCIe. Jumlah CUDA core-nya jelas lebih banyak lagi dibanding RTX 3080, persisnya 10.496 core. Namun yang lebih membuat geleng-geleng kepala adalah memory-nya: GDDR6X dengan kapasitas 24 GB dan kecepatan 19,5 Gbps.

Saat dikomparasi dengan Titan RTX, Nvidia bilang RTX 3090 punya performa 50% lebih cepat selagi berjalan di suhu yang lebih adem. Kalau Anda punya rencana untuk menikmati sesi gaming di resolusi 8K 60 fps, saatnya menabung untuk menggaet RTX 3090 yang dihargai $1.499. Kehadiran port HDMI 2.1 juga memastikan setup-nya cuma perlu mengandalkan satu kabel saja.

Satu catatan yang perlu diperhatikan adalah, ketiga kartu grafis baru ini memanfaatkan konektor power model baru, yakni 12-pin ketimbang 8-pin. Kabar baiknya, Nvidia memastikan setiap unit kartu grafis bakal dilengkapi adaptor di paket penjualannya sehingga konsumen tidak perlu membeli PSU baru.

Ketiganya akan mulai dipasarkan dalam waktu dekat; RTX 3080 dan RTX 3090 di bulan September, RTX 3070 menyusul di bulan Oktober. Lalu di mana RTX 3060? Seperti biasa kita harus menunggu beberapa bulan sampai Nvidia merilis kartu baru kelas mainstream. Melihat RTX 3070 yang semenggiurkan itu, saya tidak sabar melihat semenarik apa value yang bakal ditawarkan RTX 3060 nantinya.

Sumber: Nvidia.