Ruangguru Dikabarkan Terima Pendanaan Baru Senilai 1,4 Triliun Rupiah

Startup teknologi pendidikan Ruangguru dikabarkan akan mendapatkan pendanaan baru yang dipimpin General Atlantic. Dikutip dari DealStreetAsia, nilai investasi yang diberikan dalam putaran ini mencapai $100 juta atau senilai Rp1,4 triliun, akan membawa valuasi perusahaan di angka $500 juta.

Ketika dihubungi DailySocial, Co-Founder & CEO Ruangguru Belva Devara menyampaikan kabar tersebut sejauh ini baru rumor dan tidak mau berkomentar lebih lanjut. “Itu rumor ya. Kami tidak menanggapi rumor.”

Pendanaan sebelumnya yang didapatkan oleh Ruangguru adakah putaran seri B, dibuka tahun 2018 dan ditutup pada pertengahan 2019, dipimpin UOB Venture.

Sebelumnya sempat disampaikan oleh perwakilan dari pemerintah, bahwa Softbank berminat untuk investasi ke Ruangguru. Namun adanya kabar ini mengonfirmasi pembatalan niat tersebut, terlebih Softbank tengah menghadapi permasalahan dengan salah satu portofolio unggulannya, WeWork.

Di perayaan ulang tahunnya yang kelima pada Juli 2019 kemarin, mereka mengklaim sudah berhasil merangkul 15 juta pelajar dengan 300 ribu guru ke dalam platformnya. Ruangguru juga baru saja melakukan ekspansi ke Vietnam dengan menghadirkan layanan “Kien Guru”.

Di segmen teknologi pendidikan, tahun ini ada startup lain yang juga membukukan pendanaan tahap lanjutan. Pertama ada HarukaEdu, yang memperoleh pendanaan seri C yang dipimpin oleh SIG. Lalu kedua ada Zenius, yang mendapatkan dana segar senilai Rp283 miliar, dipimpin Northstar Group.

Application Information Will Show Up Here

Memaknai Peran Teknologi untuk Membantu Menyelesaikan Masalah Pendidikan di Indonesia

Masih ada banyak permasalahan yang harus dihadapi Indonesia di sektor pendidikan. Kehadiran teknologi dianggap belum sepenuhnya bisa mengentaskan masalah yang sudah terjadi puluhan tahun. Dua hal yang banyak dipersoalkan adalah masalah kualitas dan efektivitas pembelajaran. Secara perlahan sudah sudah banyak solusi ditawarkan startup pendidikan Indonesia.

Dulu, perbedaan kualitas pendidikan selalu dikaitkan dengan pembangunan yang tidak merata. Distribusi informasi seperti buku ajar dan bahan materi selalu terganggu akibat infrastruktur yang belum merata di semua daerah. Sekarang, ketika internet sudah mulai hadir di daerah-daerah akses informasi menjadi mudah. Kendati masih belum sepenuhnya, distribusi materi sudah mengalami kemajuan.

Startup seperti Ruangguru, Zenius, HarukaEdu, dan semacamnya harusnya mendapat perhatian khusus oleh para regulator. Kehadiran mereka berperan aktif mengubah budaya masyarakat Indonesia dalam belajar. Serupa dengan apa yang dilakukan Gojek, Bukalapak, atau Tokopedia yang telah mengubah atau bahkan menciptakan budaya baru di masyarakat Indonesia dalam bertransaksi.

Kecakapan berteknologi

Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi menyumbang banyak solusi di berbagai bidang. Internet dengan segala kemudahan akses informasi bisa jadi perpustakaan paling lengkap di dunia, atau bahkan bisa jadi ruang kelas paling menyenangkan yang begitu luwes. Tapi hal itu terjadi jika, semua dari kita, semua yang terlibat dalam ekosistem pembelajarannya melek dan paham bagaimana memanfaatkan teknologi.

Cepat tersebarnya hoaks dan perundungan yang masih marak di media sosial dan platform semacamnya menjadi bukti bahwa kecakapan berteknologi di Indonesia masih dipertanyakan. Belum lagi teknologi dan internet yang harusnya menjadi sumber belajar malah dimanfaatkan sebagai sumber bocoran soal ujian. Di titik ini teknologi berhasil mengubah pendidikan di Indonesia, sayangnya dalam konteks negatif.

Perayaan kemudahan teknologi seperti ini yang patut menjadi perhatian. Budaya belajar mandiri masih sangat kurang. Terbentuknya group atau komunitas berbagai bocoran soal ujian juga sangat memperihatinkan. Sementara banyak yang berjuang menjadikan teknologi sebagai kendaraan revolusi pendidikan, di sisi lain teknologi menjadi penghambat proses pendidikan yang jujur dan berkualitas.

Dengan kondisi demikian sebaik apa pun solusi yang dihadirkan tidak akan berarti apa-apa. Teknologi kadung dimaknai dan disemarakan sebagai sebuah alat untuk mencapai sebuah tujuan singkat dengan cara yang tidak tepat, bukan sebagai solusi penunjang belajar dan solusi meningkatkan kemampuan belajar.

Solusi yang dihadirkan startup pendidikan

Ruangguru dan Zenius adalah dua startup yang memberikan solusi pembelajaran berbasis digital yang tak hanya berkualitas tetapi juga menyenangkan. Kata kuncinya ada pada bisa diakses dari mana saja dan dibuat berjenjang dengan beragam pendekatan, seperti kehadiran materi berbentuk multimedia hingga gamifikasi.

Selain pembelajaran formal startup pendidikan juga banyak bermunculan untuk pendidikan non formal atau bisa dikatakan sebagai pengembangan keterampilan. Mulai dari teknis seperti pemrograman, pengolahan data, marketing, public speaking, presentasi, dan banyak lainnya.

HarukaEdu adalah salah satu layanan yang menghadirkan solusi belajar online dengan pilihan yang cukup lengkap. Didukung dengan berbagai macam lembaga pendidikan mereka juga bisa mengeluarkan sertifikat sebagai bukti kompetensi.

Nama-nama seperti SkillAcademy, Kode.id, MauBelajarApa, Dicoding, dan semacamnya juga memiliki semangat yang sama untuk meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia. Setidaknya untuk bisa membekali diri dengan keterampilan dengan minat yang disesuaikan.

Teknologi untuk semua elemen pendidikan

Dalam dunia pendidikan sudah banyak elemen teknologi mulai masuk menggantikan sistem yang lama. Mulai dari pengurusan data pokok pendidikan, ujian nasional, dan beberapa proses lainnya. Sayangnya teknologi belum menyentuh secara keseluruhan proses belajar mengajar, yang seharusnya menjadi hal paling penting untuk mengubah budaya belajar.

Teknologi harusnya tak sebatas layar proyektor yang menampilkan materi presentasi, tetapi juga proses diskusi dan pembelajaran. Untuk mampu membuat sebuah budaya belajar baru yang lebih baik dengan memanfaatkan teknologi orang-orang yang terlibat di dalamnya harus lebih dulu cakap dalam menggunakan teknologi. Dalam hal ini siswa, guru, bahkan wali murid. Teknologi menawarkan kemudahan dan transparansi di banyak bidang, harusnya dalam dunia teknologi pun demikian.

Semua rencana belajar, perkembangan setiap siswa, dan komunikasi dengan orang tua murid harusnya berada dalam satu wadah yang sama. Mungkin akan butuh waktu lama untuk bisa langsung serentah mengaplikasinya di Indonesia. Tapi bukan tidak mungkin dilakukan.

Kesenjangan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri selalu disebut jadi permasalahan kunci yang harus dihadapi. Tapi adopsi materi dari industri kadang tersandung masalah administrasi atau bahkan kompetensi pengajar yang ada. Guru dan murid harus melek teknologi. Teknologi harus dimaknai lebih dari sekadar alat, tapi juga budaya untuk pengembangan diri dan kompetensi. Bukan sebuah jalan pintas untuk mengetahui jawaban apa lagi bocoran soal.

Ruangguru Hadir di Vietnam dengan Nama “Kien Guru”

Ruangguru resmi mengumumkan kehadirannya di luar Indonesia. Melalui akun Instagram pribadinya, Iman Usman memperkenalkan “Kien Guru” untuk dioperasikan di Vietnam.

Saat ini aplikasi dan situs Kien Guru sudah bisa diakses dalam bahasa setempat, baik aplikasi untuk pelajar maupun pendidik. Beberapa materi pembelajaran juga sudah digulirkan.

Iman turut menyebutkan bahwa Ruangguru sudah memilik ratusan anggota tim yang bakerja di Kien Guru, termasuk jumlah pengguna yang terus coba ditingkatkan dengan serangkaian acara promosi.

Vietnam dijadikan negara pertama tujuan ekspansi karena dinilai memiliki masalah yang sama seperti yang dihadapi Indonesia dan beberapa negara berkembang lainnya di bidang pendidikan. Berbekal sambutan positif dan pertumbuhan signifikan sejauh ini, Ruangguru berusaha mereplikasi layanannya dengan hadir di Vietnman.

“Ketika berkunjung ke sana, kita menyadari bahwa masalah pendidikan yang kita alami bukanlah persoalan yang ditemui di sini saja, tapi juga di negara-negara berkembang lainnya, seperti Vietnam. Persebaran guru yang tidak merata, gap yang besar antara kota besar dan kota kecil, minimnya akses terhadap konten yang berkualitas – cuma segelintir dari berbagai persoalan yang kita temui di sana. Semoga dengan hadirnya kita di sana, Ruangguru bisa ikut berkontribusi juga dan mulai menaruh bendera Indonesia di peta pendidikan dan perekonomian dunia,” tulis Iman dalam akun Instagram pribadinya.

Di Indonesia sendiri Ruangguru digadang menjadi salah satu bisnis rintisan yang segera meraih gelar unicorn.

Beberapa inovasi terbaru mereka antara lain RuangKerja yang disediakan untuk pegawai, Skill Academy yang menawarkan pembelajaran untuk meningkatkan skill di luar akademik dan Brain Academy, sebuah lembaga bimbel yang mengkombinasikan pendekatan offline dan online.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Ruangguru Rilis Skill Academy, Layanan Belajar untuk Tingkatkan Keterampilan Profesional

Startup edtech Ruangguru merilis Skill Academy, yakni sebuah platform belajar online yang berisi materi-materi seputar peningkatan kemampuan profesional. Misalnya membahas strategi penjualan, kiat melakukan presentasi, hingga memahami investasi.

Disajikan berbayar, setiap konten dibuat oleh para pakar. “Kami mengajak pekerja profesional di industri untuk mengikuti proses penyaringan yang berlapis agar dapat memastikan kredibilitas pengajar. Materi pembelajaran dikembangkan bersama dengan tim content research & development yang kami miliki,” ujar Manager Skill Academy Pretty Kusumaningrum.

Sejak diluncurkan awal September 2019, sudah ada 40 mentor yang tergabung ke Skill Academy. Jumlah tersebut masih akan terus ditambah, seiring dengan antusias pengguna terhadap platform. Untuk memudahkan akses, dalam waktu dekat aplikasi juga diluncurkan – saat ini baru ada versi web.

Ingin jadi “top of mind” solusi belajar

Pretty menceritakan mengenai latar belakang pengembangan produk baru ini. Ruangguru telah sukses menjadi edtech nomor satu di Indonesia, menyediakan aplikasi belajar untuk K-12 (tingkat sekolah dasar hingga atas). Namun dirasa penting bagi lulusan SMA/SMK untuk tetap melanjutkan belajar meningkatkan keahlian, agar memiliki daya saing tinggi saat mencari atau berada di lingkungan pekerjaan – Skill Academy ingin berperan di sini.

“Di sisi lain, ada pasar yang cakupannya 3x lebih luas dari yang sudah dilayani oleh produk Ruangguru, yakni pendidikan tinggi dan pekerja profesional. Hal ini menjadi sesuatu yang menguntungkan juga bagi usaha kami, ditambah dengan aspirasi kami untuk memberikan solusi terkait permasalahan pelatihan. Pada akhirnya, tujuan utama kami adalah menjadi platform top of mind yang bisa menyediakan solusi untuk segala kebutuhan pendidikan,” lanjut Pretty.

Ia turut menyampaikan pertimbangan yang membuat produk baru ini terpisah dari ekosistem aplikasi yang sudah ada. Target pasar Skill Academy dan Ruangguru memiliki kebiasaan yang berbeda dan bentuk materi pembelajaran yang tidak bisa digabung. Sehingga UI dan UX produk perlu disesuaikan (berdasarkan hasil user testing) agar lebih menarik dan nyaman untuk belajar.

Fokus pada pengalaman belajar

Sertifikat Skill Academy
Contoh sertifikat belajar yang didapatkan setelah menyelesaikan kelas

Skill Academy dirilis untuk menghadirkan fleksibilitas belajar bagi kalangan dewasa yang cenderung sibuk. Mereka bisa belajar kapan pun, di mana pun. Kualitas materi menjadi salah satu yang dijanjikan.

Menanggapi pertanyaan dengan diferensiasi dengan platform lain, Pretty menyampaikan “Pengalaman pembelajaran yang luar biasa. Kami memformulasikan cara belajar digital yang efektif, dengan kombinasi video interaktif, infografis, dan metode assessment yang dapat mengukur kemajuan pengguna. Kami sudah melakukan testing sejumlah pengguna dan mendapatkan feedback yang memuaskan.”

Selain itu ia juga mengatakan tentang “best value of money”, setelah mendaftar dan berlangganan di suatu kelas, pengguna akan mendapatkan akses seumur hidup dan sertifikasi bagi yang berhasil menyelesaikan.

Selain Skill Academy, sebelumnya sudah ada startup yang menawarkan platform belajar untuk kalangan profesional. Termasuk RevoU yang fokus pada pendidikan teknologi, Bahaso yang mulai merambah materi di luar pembelajaran bahasa, hingga Udemy yang telah resmikan kehadiran di Indonesia.

East Ventures Klaim Portofolionya Berkontribusi 255 Triliun Rupiah untuk Ekonomi Digital Indonesia

Data internal East Ventures mengklaim portofolio perusahaan telah berkontribusi hingga 45% atau senilai $18 miliar (hampir 255 triliun Rupiah) dari total ekonomi digital di Indonesia yang dinyatakan dalam laporan e-Conomy SEA 2019 sebesar $40 miliar.

Masih membandingkan dari laporan yang sama, GMV dari e-commerce Indonesia bernilai sekitar $20,9 miliar (Rp296 triliun). Portofolio East Ventures menunjukkan kontribusi lebih dari 50% dari total GMV e-commerce di Indonesia.

“Ada enam portofolio kami yang berkontribusi terhadap pencapaian GMV e-commerce dan semuanya hadir di sini,” ucap Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca saat merayakan hari jadi East Ventures yang ke-10, kemarin (7/10).

Enam startup yang ia maksud adalah Tokopedia, Sociolla, Shopback, Kudo, Warung Pintar, dan Sirclo.

Ia merinci lebih dalam, di laporan e-Conomy, total pelanggan e-commerce di Asia Tenggara mencapai 150 juta orang. Pihaknya mengklaim portofolionya telah melayani lebih dari 60% dari angka tersebut. Angka itu berasal dari pencapaian Tokopedia, sebagai kontributor utamanya.

Sektor lainnya yang turut di-highlight e-Conomy adalah OTA. East Ventures menyebut portofolio perusahaannya memegang 50% mayoritas GMV sebesar $10 miliar seperti yang disebut dalam laporan. Kontributornya tentu tak lain dari Traveloka.

Untuk GMV dari sektor ride hailing, East Ventures mencatat Grab berkontribusi separuhnya. Laporan e-Conomy SEA 2019 mencatat GMV dari ride hailing di Asia Tenggara mencapai $6 miliar. Bila melihat dari pengguna aktifnya, e-Conomy mencatat ada 40 juta orang secara keseluruhan, naik dibandingkan tahun 2015 sebanyak 8 juta orang.

Grab tidak termasuk ke dalam portofolio East Ventures. Namun, Grab tercatat sebagai perusahaan yang membeli portofolio dari EV, yakni Kudo. Gojek pun demikian, ada Loket yang sudah diakuisisi penuh. Kedua perwakilan turut datang dalam kesempatan ini. Tak lupa, Ovo juga ikut hadir.

“Data internal kami juga mengungkap portofolio kami telah berkontribusi sebanyak 26.286 tech talents dari 100 ribu orang yang diungkap oleh laporan e-Conomy di Asia Tenggara.”

Laporan ini turut menunjukkan bahwa total investasi untuk startup unicorn di Asia Tenggara adalah $24 miliar (Rp340 triliun), East Ventures menyebut bahwa 50% di antaranya datang dari portofolionya. Kontribusinya terhadap PDB Indonesia adalah 1,5%, berhasil memberdayakan 8,5 juta UMKM.

East Ventures berdiri sejak 2009 di Indonesia oleh Willson Cuaca, Batara Eto, dan Taiga Matsuyama. Dari 160 startup yang telah didanai, tercatat 30 startup di antaranya sudah exit. Kemudian dua startup yang lain menjadi unicorn.

Sebanyak 13 startup di dalam portofolio dinobatkan sebagai calon unicorn berikutnya. Mereka ialah Ruangguru, IDN Media, Moka, Sociolla, Warung Pintar, Xendit, Waresix, CoHive, 99.co, Fore, Mekari, Ralali, dan Shopback.

Sinyal Ruangguru sebagai unicorn

Kabar Ruangguru menjadi unicorn berikutnya memang sudah berhembus sejak tahun lalu. Namun belum terkonfirmasi hingga sekarang. Kemarin, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara memberi sinyal tersebut kepada Belva di tengah-tengah speech-nya.

“Kami berharap ada unicorn lainnya pada akhir tahun ini. Hai Belva [Co-Founder & CEO Ruangguru],” ucap Rudiantara menyapa Belva yang turut hadir di acara East Ventures.

Rudiantara mengonfirmasi, sapaannya tersebut bukan berarti mengonfirmasi bahwa Ruangguru adalah unicorn berikutnya, melainkan sebatas sinyal mengingat peluangnya di sektor pendidikan terbilang lebih besar.

Alasannya, pemerintah punya anggaran Rp500 triliun untuk pengembangan pendidikan tahun depan. Sedangkan anggaran kesehatan sebesar Rp100 triliun.

“Kita ada empat unicorn, satu decacorn. Sudah lunas utang saya, bahkan saya berharap akhir tahun ada lagi [unicorn]. Saya enggak bilang perusahaannya tapi yang punya potensi besar itu ya di edutech.”

“Namun siapa startup yang menjadi unicorn bergantung kepada investor (venture capital),” sambungnya.

Empat unicorn yang ia maksud adalah Tokopedia, Bukalapak, Traveloka, dan Ovo. Satu decacorn adalah Gojek. Rudiantara mengaku Ovo sudah memberikan konfirmasinya secara langsung kepada dirinya.

Pada kesempatan yang sama, Belva mengaku perusahaan justru tengah menggalang pendanaan Seri C. Namun dia menolak untuk berkomentar apakah lewat pendanaan ini akan mengantarkannya ke status unicorn. “Doakan saja,” ucap Belva singkat.

Pemerintah Dorong Softbank Berinvestasi ke Aruna dan Ruangguru

Setelah sebelumnya dikabarkan segera suntik dana segar untuk Grab Indonesia dan Tokopedia, Softbank akan turut berikan pendanaan untuk startup edutech Ruangguru dan startup agtech Aruna.

Kabar ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara bertajuk “Indonesianisme Summit 2019”, seperti dikutip Tirto. Inisiatif tersebut didorong oleh pemerintah Indonesia kepada CEO Softbank Masayoshi Son saat berkunjung ke Istana Merdeka beberapa waktu lalu.

Seperti diketahui, Ruangguru adalah startup pendidikan yang cukup populer di Indonesia. Saat ini mereka memiliki ragam layanan, mulai dari bimbingan, materi belajar, hingga ujian online.

Ruangguru sudah miliki lebih dari 15 juta pengguna. Di acara ulang tahunnya yang ke-5, mereka menyampaikan rencananya untuk debut ekspansi internasional. Sebelumnya mereka juga menyampaikan akan segera mengumumkan perolehan putaran pendanaan baru tahun ini. Terakhir mereka mendapatkan pendanaan seri B yang dipimpin oleh UOB Venture.

Sementara Aruna adalah startup yang mencoba menghadirkan digitalisasi di sektor maritim. Layanannya terpadu, berupa manajemen digital, logistik hingga microfinancing. Tahun 2017 lalu mereka mengumumkan perolehan pendanaan awal dari UMG Indonesia, termasuk menjalin kerja sama strategis untuk perluasan pangsa pasar.

Application Information Will Show Up Here
Application Information Will Show Up Here

Miliki 15 Juta Pengguna, Ruangguru Siapkan Debut Ekspansi Ke Luar Negeri

Startup edtech Ruangguru tengah mempersiapkan diri untuk debut ke luar Indonesia tahun ini pasca merayakan hari jadinya yang kelima. Pencapaian  setahun terakhir memantapkan Ruangguru untuk ekspansi. Co-Founder dan CEO Ruangguru Belva Devara saat ini enggan membeberkan lebih jauh terkait rencana tersebut.

“Tahun ini akan keluar Indonesia, bentuknya akan jadi unit bisnis di bawah Ruangguru seperti produk lainnya. Tapi sudah [dipersiapkan], masih jadi rahasia,” katanya, Rabu (10/7).

Untuk mendukung rencana ini, dukungan dana segar sudah segera diumumkan. Kata Belva, nominal dana yang didapat perusahaan akan cukup besar. “Tahun ini akan ada [pengumuman funding] dan nilainya besar.”

Terakhir, Ruangguru mengumumkan pendanaan Seri B yang dipimpin UOB Venture Management dengan nominal dirahasiakan pada 2017.

Belva melanjutkan sejak setahun terakhir layanan Ruangguru cukup “meledak” dari segi awareness di kalangan orang tua. Tanpa menyebut angka detail, dia mengklaim pertumbuhan secara keseluruhan bisa mencapai 20 kali lipat. Pengguna tembus lebih dari 15 juta pelajar dan 300 ribu guru bergabung di seluruh Indonesia.

Menariknya, sekitar 70% penggunanya adalah pelajar yang belum pernah ikut les bimbingan belajar konvensional dan berasal dari kalangan menengah hingga ke bawah. Dari hasil survei internal, Ruangguru membandingkan pelajar dari sebelum dan setelah menggunakan aplikasi selama beberapa bulan, tanpa melihat latar belakang ekonomi keluarganya.

Di situ terlihat bahwa kenaikan nilai mereka rata-rata naik sampai 20 poin. Sebanyak 92% responden mengatakan nilai naik dalam tiga bulan setelah belajar lewat Ruangguru.

“Indonesia punya 52 juta pelajar. Sekarang kami 15 juta, berarti masih banyak yang belum pakai Ruangguru. Intinya, bagaimana caranya kami bisa capai 52 juta itu secepat mungkin. Makanya kami gencar promosi di TV, merekrut brand ambassador, agar semakin banyak orang tua dan anak tahu kami.”

Dari segi produk B2C makin variatif, seperti Ruangbelajar, Digital Bootcamp, Roboguru, Ruangles, Ruanglesonline, Ruangbaca dan sebagainya. Kualitas guru juga ditingkatkan, dengan merekrutnya lewat ajang pencarian. Alhasil, kini Ruangguru memiliki tenaga pengajar in-house yang berprestasi, lulusan universitas top dan pemenang olimpiade.

Menurutnya, kualitas guru ini sangat penting untuk menghasilkan konten yang berbobot tinggi. Tidak hanya melihat dari segi akademis, tapi bagaimana kemampuan guru dalam mengajar di depan kamera.

Pasalnya, mengajar depan kamera berbeda jauh dibandingkan di depan kelas. Mereka dituntut untuk interaktif, agar pelajar tidak mudah bosan. Kemampuan seperti ini tidak sepenuhnya dikuasai guru.

Ruangguru memiliki dua jenis kemitraan untuk guru. Konten video yang tayang di aplikasi itu sepenuhnya dibuat secara in-house oleh guru yang bekerja di Ruangguru. Jumlahnya diklaim ada ratusan. Adapun total karyawan Ruangguru telah berada di angka dua ribu orang.

Selain guru yang tampil di depan kamera, ada juga guru di belakangnya yang mempersiapkan seluruh konten. Mereka semua mendiskusikan seluruh topik pembelajaran dan bagaimana mengemasnya sampai akhirnya tayang.

“Ada juga yang sistemnya dibayar secara komisi, misalnya untuk produk Ruangles jadi kita bayarnya secaranya komisi. Jadi sistemnya tergantung program yang diambil oleh guru tersebut,” tambah CPO Ruangguru Iman Usman.

Lewat perekrutan masif untuk guru, perusahaan kini telah merevitalisasi konten video jadi lebih atraktif sejak 2018. Penambahannya bahkan diklaim sampai 5 kali lipat dari tahun sebelumnya. Diklaim Ruangguru telah memiliki puluhan ribu konten video dan catatan pelajaran. Produksi ribuan pertanyaan bank soal dan telah mencakup seluruh mata pelajaran dari kelas 1 sampai 12.

Ruangguru juga punya produk B2B bernama Ruangkerja untuk melatih kemampuan karyawan secara online. Belva menyebut platform tersebut telah dipakai beberapa institusi, seperti Nestle, Pertamina, Kemenperin, Kemenristekdikti, dan pemerintah daerah.

“Sebab semua perusahaan itu punya masalah yang sama, bagaimana mereka bisa meningkatkan kemampuan karyawan tanpa harus melepas mereka untuk sekolah di luar.”

Pengembangan fitur dan layanan baru

Aplikasi Ruangguru terus diperkaya dengan inovasi baru dan teknologi baru yang tujuannya untuk memperbaiki pengalaman belajar jadi lebih efektif. Belva menjelaskan, ada fitur Smart Recommendation yang secara otomatis mendeteksi kelemahan pelajar dan memberikan rekomendasi materi belajar yang dibutuhkan pelajar.

“Fitur ini yang membedakan kami dengan pemain sejenis. Sebelumnya, Ruangguru itu seperti perpus, punya apa saja materi yang dibutuhkan pelajar. Tapi sekarang ada sistem pintar yang bisa merekam apa yang mereka lakukan di aplikasi dan secara otomatis memberi rekomendasi agar belajarnya jadi lebih efektif.”

Fitur lainnya, Ruangguru Adventure, membuat pengalaman belajar terasa seperti bermain game. Pengguna akan memiliki avatar dan mereka dapat berlomba-lomba mengumpulkan poin setiap beraktivitas. Poin tersebut bisa ditukarkan dengan beragam digital items untuk mempercantik avatar.

Terakhir, fitur Social Learning untuk permudah pelajar berinteraksi dan berdiskusi mengenai pelajaran sekolah dengan pengguna lainnya. Disediakan juga Live Teaching yang bisa disaksikan lewat aplikasi.

“Fitur terakhir ini seperti Instagram Live, menyaksikan guru mengajar secara langsung dan siswa bisa langsung berinteraksi.”

Tampilan UI/UX aplikasi semakin disempurnakan dari waktu ke waktu. Iman juga merasa berbangga hati, bahwa aplikasi Ruangguru mendapat rating 4.7 dari 5.0 di Google Play Store. Menurutnya, untuk mendapatkan rating tersebut cukup sulit di Indonesia, apalagi buat aplikasi lokal.

Ruangguru tahun kemarin mendapat nominasi dari Google User’s Choice di jajaran aplikasi terbaik di Indonesia, bersanding dengan Tokopedia, Shopee, Gojek, dan Bukalapak.

Segera masuk ke program vokasi

Gayung bersambut pasca disahkannya PP Nomor 45 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas PP Nomor 94 Tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan dalam Tahun Berjalan, Ruangguru akan memanfaatkan insentif ini dengan ikut menyeriusi program vokasi.

Belva mengatakan sebenarnya Ruangguru sudah dilibatkan oleh Presiden Joko Widodo sejak awal. Presiden ingin dorong apa yang bisa dilakukan Ruangguru untuk meningkatkan kualitas lulusan vokasi dengan teknologi.

Segmen ini dinilai lebih menantang karena kurikulumnya berbeda dengan apa yang biasanya mereka pakai dari Kemendikbud. Sehingga untuk membuat materi ajarnya, harus melihat dari berbagai sumber karena tujuan akhir dari vokasi adalah mempersiapkan pelajar SMK dan Politeknik agar siap kerja.

“Kami akan segera launch produk vokasi ini karena sekarang sudah jadi fokus kita juga. Sekarang kami perlu diskusi dengan pemain industri dan asosiasi untuk cari kurikulum yang benar-benar dibutuhkan,” tutup Belva.

Application Information Will Show Up Here

Ruang Guru Introduces “Brain Academy” Group Course

The EdTech startup, Ruangguru introduces a Brain Academy course (bimbel). It is to combine technology with face-to-face learning to optimizing student activities.

Currently, Ruangguru is the leading EdTech startup in Indonesia. Started since 2014, they’ve acquired 300,000 private teachers with 13 million registered users.

Brain Academy is available for students at 4th grade to 12th grade. It’s now available in 10 cities throughout Indonesia, in Medan, Pekanbaru, Palembang, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, and Malang.

The concept is said to be different from the common group course. They’re using technology to optimizing the learning process. Every student will have a diagnostic test in each session. The result should be the basic recommendation of which students can learn.

The registered students will get learning material and online tryout in digital format that is said to make the learning process more interactive, personal, and can be monitored accurately. In addition, Brain Academy also offers self-improvement material outside of school, such as critical thinking, communications, problem-solving, leadership, technology literacy, and many more, also providing convenience location with complete facilities, such as creative studio, cafeteria, and praying room.

“The beginning of Brain Academy goes along with our vision in Ruangguru, it’s to create easy access to the high quality of education. We believe these things aren’t meant to happen online but also offline. Aside from being a place to learn, Brain Academy also acts as information center, payment vehicle, and customer care for Ruangguru services,” Ruangguru’s CEO, Belva Devara said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Ruangguru Luncurkan Bimbingan Belajar “Brain Academy”

Startup pendidikan Ruangguru meluncurkan bimbingan belajar (bimbel) Brain Academy. Bimbel tersebut nantinya akan mengombinasikan teknologi dengan proses pembelajaran tatap muka untuk memaksimalkan kegiatan belajar dengan siswa.

Ruangguru saat ini menjadi salah satu startup pendidikan teratas di Indonesia. Mulai dikembangkan sejak tahun 2014 silam mereka saat ini kurang lebih sudah memiliki 300.000 guru privat dengan total 13 juta pengguna terdaftar.

Brain Academy dibuka untuk siswa-siswi kelas 4 SD hingga 12 SMA. Saat ini sudah ada di 10 kota di Indonesia, yaitu Medan, Pekanbaru, Palembang, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Malang.

Konsep Brain Academy diklaim berbeda dengan bimbel pada umumnya. Mereka memanfaatkan teknologi untuk mengoptimalkan proses belajar mengajar. Setiap siswa yang bergabungakan mendapatkan tes diagnostik dalam setiap sesi. Hasilnya akan menjadi dasar rekomendasi materi belajar mana yang dapat dipelajari.

Para siswa yang bergabung juga akan mendapat materi dan tryout online dalam format digital yang diklaim bisa membuat proses belajar menjadi lebih interaktif, personal, dan dapat dimonitor dengan akurat. Selain itu Brain Academy juga menjanjikan materi pengembangan diri di luar pelajaran sekolah meliputi critical thinking, communications, problem solving, leadership, technology literacy, dan lain-lain dan menyediakan lokasi yang nyaman dengan fasilitas yang lengkap, seperti studio kreatif, kafetaria, hingga musala.

“Lahirnya Brain Academy sejalan dengan visi kami di Ruangguru yaitu mempermudah akses terhadap pendidikan yang berkualitas. Kami percaya bahwa hal ini tidak hanya dilakukan secara online tetapi juga offline. Selain menjadi tempat belajar Brain Academy juga berfungsi sebagai pusat informasi, tempat pembayaran dan layanan customer care untuk layanan-layanan Ruangguru lainnya,” jelas CEO Ruangguru Belva Devara.

Application Information Will Show Up Here

Sambut UN dan SBMPTN, Ruangguru Lakukan Peremajaan Tampilan dan Pembaruan Fitur

Dalam rangka menyambut hajat tahunan pendidikan seperti UN dan SBMPTN, startup edutech Ruangguru melakukan beberapa pembaruan. Selain konten pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum, pihaknya juga merilis peremajaan tampilan dan menambahkan beberapa fitur baru.

SBMPTN dan UN tahun ini akan menggunakan jenis soal HOTS (Higher Order Thinking Skill). Untuk membantu siswa mempersiapkannya, materi belajar pada RuangBelajar telah disesuaikan, termasuk dengan prediksi soal-soal melalui fitur TryOut Online.

Untuk tampilan, Ruangguru hadir lebih fresh dengan berapa perubahan. Salah satunya difokuskan untuk layanan RuangBelajar. Fitur yang berisi materi pembelajaran itu akan dihadirkan di halaman utama setelah pengguna melengkapi informasi mengenai jenjang, kurikulum, dan mata pelajaran yang dikehendaki.

Ruangguru juga menghadirkan aplikasi RuangBelajar for Desktop. Dengan pilihan akses melalui desktop atau web, pengguna bisa belajar dengan menggunakan layar yang lebih besar.

RuangBelajar for Desktop

Dari segi konten, pihak Ruangguru juga menghadirkan analisis terkait topik dan pola soal yang muncul dalam SBMPTN terakhir. Inovasi ini diharapkan bisa memberikan prediksi bentuk soal seperti apa yang akan muncul di SBMPTN.

“Tim Ruangguru juga sudah menyiapkan berbgai analisa mengenai topik-topik serta pola soal-soal yang sering muncul di SBMPTN selama 10 tahun terakhir, contohnya di dalam Matematika Dasar topik barisan dan deret selalu keluar setiap tahun dan muncul 3 kali lipat lebih sering dari topik eksponen. Analisis seperti ini dapat dibaca di platform RuangBaca yang terdapat di dalam aplikasi Ruangguru,” tulis pihak Ruangguru dalam rilisnya.

Menarapkan AI untuk membantu belajar

Satu fitur baru yang diperkenalkan oleh Ruangguru adalah RoboGuru. Fitur ini diklaim sebagai inovasi Ruangguru yang memanfaatkan teknologi AI. Menggantikan peran buku kumpulan soal, RoboGuru dikembangkan untuk membantu siswa memecahkan permasalahan soal, lengkap dengan memberikan pemahaman ke siswa.

RoboGuru bekerja dengan membaca masukan dari pengguna berupa gambar soal. Selanjutnya sistem akan membaca soal dan membantu siswa memecahkan soal tersebut. Selanjutnya RoboGuru juga akan mencari soal yang relevan di database soal yang dimiliki Ruangguru untuk ditampilkan. Lengkap dengan jawaban dan langkah-langkah pengerjaan sehingga siswa bisa lebih memahami cara memecahkan soal-soal yang sejenis.

Langkah kerja RoboGuru

“[Dengan RoboGuru] Siswa tinggal foto saja soal-soal latihan UN & SBMPTN-nya, nanti RoboGuru secara otomatis akan memunculkan jawaban serta tahap menjawabnya hanya dalam waktu beberapa detik. Selain itu, juga akan ditampilkan soal-soal lain yang serupa dengan tipe soal yang difoto oleh siswa. Dengan sistem ini kita berharap belajarnya siswa bisa jadi lebih praktis Layanan ini juga bisa dicoba gratis sekarang,” terang Co-Founder Ruangguru Iman Usman.

Pertumbuhan di tahun 2018

Di tahun 2018 Ruangguru mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Data internal Ruangguru mencatat bahwa dalam kurun waktu 6 bulan terakhir mereka berhasil mendapatkan pertumbuhan hingga 20 kali lipat dengan total pengguna mencapai 10 juta peserta didik.

Selain itu aplikasi Ruangguru juga berhasil menjadi aplikasi paling populer untuk kategori pendidikan di Google Play. Ruangguru juga berhasil menjadi 3 posisi teratas untuk Google Play User’s Choice Award 2018.

“Kami di Ruangguru akan selalu berinovasi agar konten pendidikan bisa diakses dengan mudah dari seluruh penjuru negeri. Para pengguna bisa mengunduh dan update aplikasi Ruangguru versi terbaru di Google Play untuk merasakan sendiri pengalaman belajar yang berbeda dari Ruangguru,” terang CEO Ruangguru Belva Devara.

Application Information Will Show Up Here