Save Youselves Hadirkan Layanan Edukasi dan Konsultasi Kesehatan Mental

Startup yang menyasar layanan sosial dan kesehatan mental saat ini masih belum banyak di Indonesia, kebanyakan startup yang menyasar social enterprise berupa dukungan donasi atau ekonomi sosial. Salah satu startup yang mencoba untuk memberikan layanan konsultasi untuk kesehatan mental adalah Save Yourselves.

Didirikan oleh tiga co-founder yaitu Indri Mahadiraka, Riva Rumamby dan Syatitah Muharina, Save Yourselves memiliki tujuan untuk membawa perubahan dan impact untuk kesehatan mental di Indonesia.

“Kami membahas tingkat bunuh diri di Indonesia yang terus meningkat, dengan mayoritas demografi anak muda. Lalu muncullah ide untuk membuat sebuah platform online yang accessible, educational dan juga low-cost. Kami memulai dengan membuat akun Line untuk support chat bagi pengguna yang ingin bercerita dan membutuhkan dukungan,” kata Indri kepada DailySocial

Belajar dari latar belakang salah satu co-founder yang memiliki pendidikan psikologi, Save Yourselves mencoba untuk menyentuh isu-isu kesehatan mental.  Setelah menjalankan layanan selama beberapa waktu, Save Yourselves mulai mengikuti beberapa kompetisi, salah satunya adalah Startup Weekend. Pada November 2016 Save Yourselves terpilih sebagai pemenang dari Startup Weekend Jakarta.

“Hal ini membuat kami makin terpacu untuk melanjutkan perjuangan kami dalam isu mental health. Pada Februari 2017 kami diundang untuk mengikuti akselerator bisnis yang berfokus dalam social enterprise yaitu SIAP (Social Innovation Acceleration Programme),” kata Indri.

Layanan yang dimulai dari sebuah inisiatif sederhana untuk membantu orang, kemudian menjadi sebuah bisnis sosial. Pada Juni 2017 Save Yourselves lolos seleksi top 100 startups Echelon Asia Summit, dan berangkat ke Singapura untuk pitch ide. Save Yourselves masuk sebagai startup terbaik dari kategori Health and Lifestyle Vertical dan merupakan top 6 dari Asia.

Layanan edukasi dan support chat

Saat ini Save Yourselves telah memiliki kontributor sebanyak 26 orang. Dalam waktu 8 bulan, Save Yourselves telah memiliki total pengguna sebanyak 5640 orang di seluruh platform, dengan total hampir 1500 orang yang pernah memanfaatkan fitur Chat Save Yourselves. Sejak diluncurkan layanan paling banyak yang dimanfaatkan oleh pengguna adalah bagian edukasi dan support chat.

“Kami sangat bangga dengan tim kami dan juga para kontributor, mereka adalah sekumpulan orang yang passionate dengan isu mental health. Target kami adalah untuk meningkatkan kuantitas layanan kami agar bisa mencangkup lebih banyak orang, dan juga meningkatkan sisi edukasional dari platform kami,” kata Indri.

Saat ini Save Yourselves hanya bisa diakses melalui situs, sementara untuk platform Chat bisa digunakan melalui akun Line Save Yourselves (@vol7047). Untuk ke depannya Save Yourselves diharapkan bisa menjadi platform alternatif untuk membantu lebih banyak masyarakat di Indonesia yang membutuhkan bantuan dan konsultasi terkait kesehatan mental.

“Kami memperhatikan bahwa, banyak dari pengguna memang membutuhkan bantuan namun masih sulit untuk membuka diri dan bercerita ke orang-orang terdekat. Di luar itu, stigma mengenai kesehatan mental juga membuat pengguna ragu untuk mendapatkan bantuan kesehatan psikologis yang profesional,” tutup Indri.

Aplikasi Cheers Pertemukan Pengguna Secara Langsung Melalui Konsep Casual Hangout

Aplikasi Cheers berorientasi pada off air event untuk setiap pengguna yang ingin bertemu dengan teman baru secara langsung. Pengembang aplikasi tersebut menjadikan Indonesia sebagai pasar pertamanya, sebelum melakukan ekspansi di pasar Asia Tenggara. Berbasis di Singapura, saat ini aplikasi Cheers sudah bisa diunduh di Android dan iOS.

“Berhubung wilayah Indonesia cukup luas, saat ini Cheers masih berfokus di Jakarta dalam mengenalkan aplikasi Cheers baik lewat kegiatan online dan offline. Kami memiliki tim lokal untuk mempermudah operasional kami,” kata CEO Cheers Kelvin Chee kepada DailySocial.

Setelah melakukan pendaftaran dan memiliki akun, pengguna diminta untuk mengambil foto secara langsung dan tidak menyediakan pilihan dari album di smartphone. Hal ini dilakukan sebagai verifikasi dan meminimalisir pengguna palsu.

“Ini salah satu kelebihan aplikasi Cheers dibandingkan aplikasi lain. Karena dengan take picture secara langsung setiap pengguna tidak bisa menggunakan fake photo sebagai profile picture,” kata Kelvin.

Nantinya  setiap pengguna bisa memilih, apakah ingin membuat event dan meminta kredit, atau bergabung dengan event dan mendapatkan kredit yang ditawarkan si pembuat event. Untuk bisa membuat event setiap pengguna harus mengeluarkan minimum 300 kredit. Sementara untuk gabung event, pengguna harus mengeluarkan kredit 10% dari jumlah kredit yang diminta si pembuat event. Sebesar 10% tersebut adalah deposit yang akan dikembalikan setelah event sukses diselesaikan.

Konsep Casual Hangout Event dan fitur Take Me Out

Untuk memudahkan pengguna menikmati aplikasi Cheers, konsep casual hangout dihadirkan. Konsep ini adalah bertemu teman baru sambil menikmati berbagai aktivitas, seperti pergi ke konser, clubbing, makan malam, aktivitas outdoor di akhir pekan, travel atau olahraga bersama.

“Di Cheers setiap pengguna punya kebebasan untuk membuat event sesukanya, selama tidak melanggar aturan dan norma yang berlaku. Kami bukan aplikasi dating, jadi siapa pun bisa menggunakan aplikasi ini untuk bertemu teman baru lewat berbagai event seru,” kata Kelvin.

Fitur menarik lainnya yang tersedia di Cheers adalah Take Me Out. Jika sebelumnya hanya pengguna aplikasi Cheers dengan minimum kredit sebesar 300 yang dapat membuat event, kini lewat Take Me Out semua pengguna Cheers yang ingin membuat event untuk bertemu teman baru dapat membuat event sendiri. Tak hanya itu, si pembuat event juga dapat meminta sendiri jumlah kredit yang diinginkannya dari para pengguna lainnya.

“Contohnya  sederhana adalah, pengguna yang ingin memiliki teman wanita untuk sesi makan malam, pengguna pilih let me take me out lalu pilih kategori café dan isi detail event. Event yang dibuat pengguna tersebut akan keluar di notifikasi pengguna wanita, jadi, pengguna wanita di aplikasi Cheers yang tertarik bisa mendaftar,” kata Kelvin.

Pengguna wanita yang telah mendaftar dan terpilih akan mendapatkan sesi makan malam gratis dan mendapatkan 500 credit setelah event selesai. Kredit yang didapatkan dari event tersebut pun bisa di tukarkan dengan uang tunai melalui menu penarikan.

Target Cheers di tahun 2017

Meskipun baru satu bulan hadir di Indonesia, saat ini Cheers mengklaim telah memiliki ribuan pengguna. Jumlah tersebut merupakan pencapaian positif yang diraih oleh tim Cheers, dan ke depannya Cheers berniat untuk menambah jumlah tersebut, melalui kegiatan pemasaran yang bakal dilancarkan bulan Juli ini.

“Kami berharap di tahun 2017 ini bisa mendapatkan banyak pengguna di seluruh wilayah di Indonesia. Dan tentunya juga dapat bekerja sama dengan banyak pihak yang tertarik dengan konsep Cheers. Sehingga pada akhir tahun, kami berharap dapat mulai memperbesar jumlah pengguna Cheers di wilayah Asia Tenggara,” tutup Kelvin.

Application Information Will Show Up Here

Authentic Guards Tawarkan Solusi untuk Perangi Barang Bajakan

Dua tahun belakangan semakin banyak startup yang muncul dengan ide-ide baru. Mulai dari yang ditargetkan kepada masyarakat secara langsung atau ditujukan untuk membantu pebisnis lainnya dalam memaksimalkan bisnis yang mereka jalankan.

Salah satu startup yang muncul dengan ide membantu pebisnis dan masyarakat sekaligus adalah Authentic Guards. Mereka hadir menawarkan sebuah teknologi yang bisa memproteksi masyarakat dari barang palsu dan membantu pebisnis memastikan bisnis mereka tidak terganggu dengan hadirnya barang-barang palsu.

Authentic Guards dengan penuh keyakinan hadir sebagai sebuah layanan yang memberikan sebuah solusi anti pembajakan. Authentic Guards juga menjanjikan sebuah alat analisis untuk membantu klien bisnis mereka memantau produk-produk yang ditawarkan.

Di sisi lain, bagi masyarakat yang menggunakan aplikasi Authentic Guards, selain menawarkan kemampuan validasi produk, mereka juga akan disajikan dengan informasi berharga seputar brand, produsen atau distributor, termasuk promo dan info-info lainnya.

“Kami memberikan informasi lengkap tentang produsen atau distributor di mana hal ini akan memudahkan konsumen melakukan interaksi apabila ada hal-hal yang sifatnya complaint dan product knowledge. Konsumen juga akan mendapatkan informasi menarik seputar brands, seperti promo diskon, info produk dan penawaran menarik lainnya,” papar CEO Authentic Guards Muqsith Ahmadi.

Berpeluang untuk diterapkan di banyak industri

Muqsith sebagai salah seorang Sales Director perusahaan teknologi paham betul bahwa pembajakan atau pemalsuan bisa sangat merugikan konsumen dan perusahaan. Ini sebabnya bersama dengan rekannya, Mochamad Ryan Januar Akbar, yang seorang praktisi bisnis dan produsen menangkap peluang di sektor validasi produk ini.

Bicara mengenai peluang, solusi yang ditawarkan Authentic Guards memiliki peluang untuk diterapkan di banyak jenis barang. Seperti fashion, obat-obatan, spare-part motor, dokumen, dan banyak lainnya selama benda atau produknya berbentuk fisik.

Teknologi yang ditawarkan Authentic Guards merupakan sebuah aplikasi yang bisa membaca sebuah kode unik yang berupa QR Code dan ditempel melalui stiker hologram. Di dalam kode tersebut sendiri nantinya akan berisikan lima hingga enam digit alfanumerik yang dihasilkan dari algoritma Authentic Guards yang bisa digunakan untuk memvalidasi barang-barang, apakah palsu atau asli.

Authentic Guards merupakan salah satu startup dari 8 startup yang berhasil mendapat pendanaan awal dari program Indigo yang diprakarsai oleh Telkom. Dengan dana tersebut Muqsith menjelaskan pihaknya akan menjalankan sejumlah strategi, di antaranya hiring talenta dan menyempurnakan layanan yang ada.

“Untuk hasil pendanaan awal kita fokuskan untuk produk development, hiring new employees sama operations. Untuk produk kita lagi kembangkan analytic platform untuk brand dan juga pengembangan aplikasi iOS. Kalau employees kita akan ekspansi ke Jogja, Surabaya dan Medan. Untuk Sekarang baru Jakarta dan Bandung,” jelas Muqsith.

Di tahun ini, tahun pertama Authentic Guards Muqsith menjelaskan bahwa pihaknya masih berupaya mengenalkan solusi yang mereka tawarkan, baik kepada para klien produsen atau konsumen biasa. Tak tanggung-tanggung, di penghujung tahun ini selain mendapat penerimaan yang baik Muqsith berharap bisa membuka kantor cabang di Singapura dan Vietnam.

“Kita lagi tahap final seleksi sama program accelerator di Vietnam. Kalau jadi kita akan ekspansi ke Ho Chi Minh Vietnam,” pungkas Muqsith.

Application Information Will Show Up Here

Etanee Usung Solusi Komplit Bantu Maksimalkan Produksi Pertanian dan Peternakan

Etanee memiliki visi untuk memberikan solusi atas permasalahan di sektor pertanian dan peternakan, baik dari sisi produsen sampai konsumen. Bukan hanya menjadi aplikasi digital berupa toko online bagi barang produksi pertanian dan peternakan, tetapi juga sebuah solusi digital menyeluruh yang mencoba menyelesaikan permasalahan industri pertunaian dan peternakan di Indonesia.

Etanee menggabungkan tiga rantai bisnis utama dari industri pertanian dan peternakan, yakni rantai pasokan di hulu meliputi digitalisasi kegiatan produksi peternakan dan pertanian, manajemen logistik selepas panen dan sistem distribusi hingga ke tangan konsumen, atau di bagian hilir. Semua itu diharapkan tidak hanya membantu para pembeli seperti ibu-ibu rumah tangga yang berbelanja tetapi juga menjaga proses produksi dan distribusi.

Dalam rangka menjamin kualitas produksi hasil peternakan, seperti daging ayam dan sapi, pihak Etanee bekerja sama dengan RPH (Rumah Pemotongan Hewan) dan RPHU (Rumah Pemotongan Hewan Unggas) yang sudah memiliki sertifikasi halal, memiliki nomor NKV (Nomor Kontrol Veteriner) dan menerapkan produksi yang sesuai standar.

Termasuk di dalamnya sistem sistem mini ERP (Enterprise Resource Planning) yang di beri nama Farm Management System. Sebuah perangkat lunak yang memungkinkan peternak dan petani mengelola proses budi daya dan produksi secara sistematis dan terukur. Dan untuk memprediksi potensi kerugian sehingga bisa dilakukan tindakan pencegahan.

Sementara itu, dalam rangka menjaga rantai distribusi Etanee menerapkan cold-chain mulai dari hulu sampai ke tangan konsumen. Hal ini disebut menjadi salah satu nilai yang dijadikan pembeda Etanee dengan layanan lainnya. Di bagian logistik ini Etanee memiliki aplikasi Stokist Management System (SMS) yang disebut mampu mengelola pasokan ketika ada permintaan dari konsumen akhir yang membeli melalui aplikasi mobile mereka.

Di ujung di bagian konsumen, Etanee memiliki aplikasi Etanne Logistic yang mengatur lalu lintas pemesanan konsumen. Kemudian para tukang ojek akan melakukan pengantaran dari lokasi penyimpanan produk ke lokasi konsumen.

Dengan sistem dan dirancang dan kerja sama yang dibangun pihak Etanne menargetkan bisa memiliki 20 distribution center dan 400 stockist di wilayah Jabodetabek dan akan melibatkan sampai 3000 orang tukang ojek di bawah pengelolaan Etanne langsung.

Persaingan dan tantangan

Soal memberdayakan pertanian dan peternakan Etanee tidak sendirian. Nama-nama seperti Crowde, BantuTernak, iGrow, dan banyak lainnya juga mengupayakan hal yang sama. Apa yang ditawarkan Etanee terbilang komplit. Meski demikian masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi, yang paling utama ada di sektor membantu petani dan peternak.

Mengenalkan petani dan peternak ke sistem digital dan pengelolaan yang rapi tentang produksi merupakan masalah serius. Jika ini bisa diselesaikan oleh pihak Etanee bukan hanya solusi yang terpecahkan tetapi juga rasa percaya yang didapatkan.

Application Information Will Show Up Here

Sajikan Konsep Investasi Pertanian Syariah, MyAgro Siap Optimalkan Lahan Tidur di Kalimantan

Ada beberapa sektor yang sangat populer di bisnis startup digital, ada pula yang masih merangkak dieksplorasi, seperti salah satunya pertanian. Belum banyak memang startup Agtech yang memiliki sepak terjang signifikan, namun secara perlahan mulai muncul nama-nama startup yang memosisikan dirinya di Agtech.

Salah satunya MyAgro. Meskipun produknya masih dalam proses pengembangan, ide dan konsep yang diangkat mampu menjadi daya tarik. MyAgro beberapa waktu lalu berhasil menjadi Juara II dalam ajang Indonesia Startup Insight 2017 yang digelar di Singapura. Mirip dengan iGrow, MyAgro menawarkan platform untuk investasi pertanian.

[Baca juga: Suksesi Sektor Pertanian Indonesia dengan Teknologi]

MyAgro yang didirikan Uray Tiar Fahrozi mempunyai konsep unik dan berbeda dari platform investasi bidang pertanian yang sudah ada sebelumnya, yakni mengedepankan pada konsep investasi syariah dan jaminan minim risiko. Dikonsep sejak awal tahun ini, menurut pemaparan sang Founder, pengembangan MyAgro didasari fakta kurangnya optimalisasi lahan.

Uray menuturkan ada masalah besar yang dialami Indonesia, yakni pengelolaan sumber daya alam yang tidak maksimal. Salah satunya berupa lahan tidur di Indonesia seluas lebih dari 14 juta hektar. Mirisnya lahan di Indonesia sebenarnya adalah lahan subur dan produktif, yang bisa diolah untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Alasan kedua yang disampaikan Uray ialah pemberdayaan petani yang sangat minim seperti subsidi bibit, ketersediaan pupuk, serta harga beli dari tengkulak sangat rendah. Dari kegelisahan itulah, ia dan tim membuat MyAgro menjadi platform yang menghubungkan antara investor, konsumen, dan petani. Hingga saat ini, sudah ada sekitar 10 investor yang menanamkan modalnya.

“Saat ini, platform digital sedang disiapkan. Yang jelas, fitur layanan seperti investasi di lahan MyAgro akan menjadi prioritas terbesar kami,” jelas Uray kepada DailySocial.

“Berbeda dari platform digital serupa di bidang pertanian seperti iGrow dan Crowde yang lebih fokus ke tanaman, MyAgro yang menerapkan konsep syariah pada akad perjanjian dengan investor ini. Lebih fokus berinvestasi pada lahan pertanian yang menganggur di Kalimantan Barat.”

Saat ini peminat yang sudah berinvestasi berasal dari Pontianak, Samarinda dan Solo. Dari ajang Startup Insight di Singapura juga ada beberapa investor dari luar negeri yang tertarik berinvestasi, seperti dari Korea dan Singapura. Rencananya pada bulan Juni ini, MyAgro akan me-launching situs yang digunakan untuk kegiatan operasional investasi.

[Baca juga: Daftar Startup Indonesia di Bidang Pertanian, Perikanan, dan Peternakan]

Dalam proses bisnisnya, MyAgro akan mengambil keuntungan dari penjualan lahan pertanian kepada investor serta dari hasil pertanian dan peternakan. Sementara, pengelolaan lahan tidur dikerjakan petani dan tim MyAgro. MyAgro disebut sudah membentuk dan bekerja sama dengan kelompok tani di Rasau Jaya dan Bengkayang, Kalimantan Barat.

“Bagi investor, investasi pada tanaman sangat berisiko gagal panen dan terkena bencana alam. Namun investasi ke lahan pertanian jauh lebih aman. Namun secara garis besar Indonesia punya potensi untuk menjadi produsen pangan dunia dan MyAgro siap menjadi solusi bagi semua,” pungkas Uray.

Nodeflux Kombinasikan Komputasi Pintar untuk Ragam Kebutuhan Analisis

Implementasi yang pas dari teknologi mampu menghasilkan sebuah pemrosesan baru yang lebih pintar, cepat dan efisien. Salah satunya seperti yang diupayakan oleh Nodeflux, startup teknologi yang mengembangkan produk berbasis distributed-computation platform.

Sederhananya sistem pemrosesan yang dimiliki Nodeflux mampu untuk mengitepretasikan data dari berbagai sumber (teks, audio, video, gambar, dan lain sebagainya) dan memadupadankan dengan operasi komputasi untuk menghasilkan sebuah analisis yang lebih bermanfaat untuk pengguna.

Salah satu yang sudah diimplementasikan adalah pemrosesan gambar dan video dari kanal media perekaman (CCTV, Webcam dan lainnya) untuk membantu bisnis mengetahui tren aktivitas tertentu. Beberapa pemrosesan yang dilakukan di antaranya deteksi orang, menghitung jumlah orang dalam kerumunan, pengenalan wajah, deteksi usia dan jenis kelamin, menghitung jumlah suatu objek, hingga memahami perilaku dalam sebuah kerumunan.

Sampai sini tentu sudah makin mudah diterka beberapa skema implementasi produk Nodeflux dalam kehidupan sehari-hari. Nodeflux didirikan oleh dua Co-Founder lulusan ITB, Meidy Fitranto dan Faris Rahman.

Konsep dasar platform Nodeflux
Konsep dasar platform Nodeflux

Memadukan teknologi komputasi canggih

Kepada DailySocial, Co-Founder & CEO Nodeflux Meidy menerangkan bahwa fungsi platform Nodeflux sebenarnya adalah kemampuan komputasi terdistribusi dan juga kemampuan menyebarkan “brain”, komputasi dan kecerdasan buatan secara scalable. Di sini “brain” yang dimaksud dapat digunakan untuk implementasi pada pengolahan seperti Big Data, IoT dan Machine Learning.

“Kalau untuk sekarang kami sedang berfokus mendalami penerapan Artificial Intelligence, Machine Learning dan Deep Learning di area Computer Vision. Jadi Nodeflux men-deploy brain ke CCTV, Webcam, Smartphone dan beberapa perangkat lainnya sehingga mereka mampu melakukan banyak fungsi kecerdasan di luar kemampuan awalnya. Contohnya untuk mendeteksi objek, mengklasifikasikan tipe objek dan sebagainya,” ujar Meidy.

Dua Co-Founder Nodeflux Faris Rahman dan Meidy Fitranto
Dua Co-Founder Nodeflux Faris Rahman dan Meidy Fitranto

Dari perpaduan teknologi tersebut, saat ini Nodeflux telah siap diimplementasikan untuk beberapa sektor bisnis. Untuk ritel memberikan solusi pemantauan persediaan barang, memantau arus pengunjung, menganalisis antrean, hingga menganalisis alur jalan pengunjung. Kemudian di dalam bangunan, Nodeflux dapat membantu pengelolaan parkir, sistem keamanan pintar serta manajemen kedatangan. Selain itu skema implementasi juga sudah disiapkan untuk kota pintar, transportasi, manajemen jalan tol hingga fasilitas keselamatan.

“Kita bisa menggunakan CCTV existing sebagai input source, lalu membuat CCTV yang awalnya standar menjadi pintar, dari biasanya hanya untuk kebutuhan surveillance security, bisa melakukan hal pintar seperti menghitung density kendaraan suatu jalan, identifikasi pelat nomor, mendeteksi PKL Liar, angkutan umum yang mengetem, sampah di kali, ketinggian air, dan sebagainya,” ujar Meidy lebih lanjut.

Studi kasus dan tingkat efektivitas

TransJakarta menjadi salah satu mitra studi kasus yang telah menerapkan Proof of Concept (POC) solusi Nodeflux. Yakni untuk memantau tingkat antrean kepadatan dan dilakukan analisis guna pengambilan keputusan di lapangan dalam operasional. Salah satu yang menarik juga sebuah implementasi untuk mendeteksi angkutan umum yang parkir tidak pada tempatnya, umum disebut ngetem. Ada juga implementasi untuk mengotomatiskan lampu lalu lintas berdasarkan kepadatan kendaraan di setiap arah. Dan masih banyak lagi.

Salah satu implementasi Nodeflux dalam "Ngetem Detector"
Salah satu implementasi Nodeflux dalam “Ngetem Detector”

Menjelaskan tentang efisiensi dalam penerapannya Meidy menjelaskan, “Contoh studi kasus, Traffic Monitoring, yang sebelumnya dilakukan manual, kini dapat dilakukan secara otomatis dan real time, reduce cost, dan informasi yang disajikan lebih reliable dan lengkap. Kemudian Stock Monitoring, yang sebelumnya harus dilakukan manual, kini dapat dilakukan dengan cara otomasi dan near real time. Mengurangi opex dan opportunity loss.”

Pada dasarnya sudah sangat jelas, masa depan penerapan teknologi memang membuat segalanya menjadi canggih dan terukur. Apa yang dikembangkan Nodeflux bisa dikatakan mencicil inovasi masa depan dari penerapan teknologi dalam dunia nyata, saat semua menjadi serba pintar dan memberikan inisght yang bermanfaat pagi penggunanya.

“Dari sisi inovasi produk, secara solusi, kami ingin bisa memberikan solusi yang signifikan dengan menggunakan pendekatan teknologi. Secara kualitas kami ingin menghasilkan produk teknologi yang mampu compete secara global. Dan dari sisi bisnis kami ingin agar bisa menjadi startup yang solutif dan terdepan dalam komputasi dan AI di Indonesia,” pungkas Meidy menjelaskan visi besarnya bersama Nodeflux.

Corechain Segera Meluncurkan Solusi Berbasis “Blockchain” untuk Bisnis

Blockchain menjadi salah satu teknologi yang digadang-gadang akan menjadi tren di masa depan. Saat ini masyarakat lebih banyak mengenal salah satu implementasi dalam bentuk metode cryptocurrency yang didukung teknologi Blockchain, yakni mata uang digital Bitcoin. Sebagai sebuah fondasi teknologi, Blockchain memiliki banyak prospek pengembangan dalam berbagai solusi finansial.

Kendati belum dikenal luas di Indonesia, sebuah startup bernama Corechain kini tengah menyiapkan debutnya untuk memberikan solusi teknologi berbasis Blockchain. Secara umum Corechain akan menawarkan layanan pengembangan produk inklusi finansial. Peluncuran resmi Corechain sendiri baru akan dilaksanakan bulan Juni mendatang.

[Baca Juga: Membuat Nyata Blockchain untuk Bisnis]

Kendati baru dalam proses pembentukan, portofolio Corechain saat ini sudah dipercaya untuk diadopsi PT Pos Indonesia dan PT Antam. Saat dihubungi DailySocial, CEO Corechain Adryan Malindra masih enggan bercerita detail.

“Corechain adalah perusahaan dengan solusi Blockchain privat di Indonesia. Solusi yang ditawarkan sampai saat ini untuk financial inclusion. [Untuk implementasinya di beberapa mitra] belum bisa kami keluarkan, tapi yang jelas arahnya ke finansial inclusion, baru di-launching sekitar Juni,” ujar Adryan.

Kendati demikian Adryan turut membeberkan alasan mengapa Blockchain akan menjadi signifikan dalam lanskap bisnis teknologi ke depan.

“Karena [Blockchain] sangat menitikberatkan trust, selama ini trust itu dilempar ke pihak ketiga [dalam solusi finansial], di mana kita lihat sekarang bahwa permasalahan dengan itu sangat banyak. Selain juga sifat dari desentralisasi Blockchain mendukung sekali untuk itu. Dengan begitu perlindungan yang menyatakan trust is given itu sangat ada, dan berbuah positif,” terang Adryan.

[Baca Juga: Beyond the Blockchain]

Corechain cukup percaya diri dengan solusi yang ditawarkan. Dari pemaparan yang disajikan dalam situs resminya, layanan Corechain memungkinkan pengembang dan korporasi mengembangkan proof of concept (POC), platform dan aplikasi berbasis Blockchain menggunakan sebuah basis data yang scalable. Dikembangkan dengan konsep open platform, Corechain juga menjanjikan ragam kapabilitas terkait dengan kapasitas layanan dengan dukungan operasi berbasis query.

“Kita adalah salah satu negara dengan tidak adanya pilot Blockchain dan mungkin kita ketinggalan dengan Papua Nugini dan Kamboja. Di Asia Tenggara kita salah satu yang tertinggal. Corechain hadir menggenggam visi untuk membantu Indonesia untuk menjadi jangkar di Asia Pasifik dalam penerapan Blockchain,” ujar Adryan.

Untuk implementasinya sendiri Adryan mengaku sangat siap dari sisi teknologi. Tantangannya yang paling dominan adalah edukasi pasar.

Startup Pendidikan Squline Fokus Tambah Pengguna Korporasi

Salah satu hal yang bisa dioptimalkan dari majunya teknologi digital dan internet dalam sepuluh tahun terakhir adalah pendidikan. Selain pendidikan formal yang bisa dilengkapi dengan pembelajaran jarak jauh banyak kursus-kursus online bermunculan. Salah satu kursus yang memanfaatkan teknologi digital dan internet dan terus tumbuh di Indonesia adalah Squline. Berdiri sejak tahun 2013 lalu Squline terus berbenah dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah pengguna bisa jadi satu alasan yang kuat untuk Squline memberikan inovasi di tahun ini.

Disampaikan salah satu pendiri Squline Tommy Yunus, pihaknya mengalami penambahan cukup signifikan untuk pengguna atau siswa di rentang usia di bawah 20 tahun di Q1 tahun ini. Angka ini meningkat dua kali lipat di banding periode sebelumnya. Ini menjadi sebuah tanda bahwa Squline mulai dilirik oleh kalangan pelajar dan mahasiswa. Sebelumnya pengguna Squline di dominasi oleh para profesional dengan rentang usia 20 – 30 tahun yang mencapai 70%.

Selain itu, masih dari penuturan Tommy, pengguna berbayar Squline yang menggunakan perangkat mobile meningkat menjadi 60% di Q1 2017. Ini menjadi salah satu alasan kuat mengapa Squline menargetkan meluncurkan aplikasi mobile di tahun ini.

“Dalam tahun 2017 ini kami akan meluncurkan mobile apps agar pengguna aktif kami dapat semakin mudah mengatur jadwal belajar, membuka materi belajar dan berinteraksi dengan pengajar Squline dari smartphone mereka,” ujar Tommy.

Ketika disinggung mengenai fokus Squline di tahun ini, Tommy memaparkan pihaknya akan tetap fokus pada tiga jenis kursus yang sudah ada, yakni Bahasa Inggris, Mandarin, dan Jepang. Belum ada rencana untuk menambah produk baru. Hanya saja salah satu yang menjadi fokus Squline ada pada akuisisi pelanggan korporasi dan institusi pendidikan. Tercatat saat ini lembaga pendidikan POLTEKIP yang berada di bawah kementrian hukum dan HAM memanfaatkan Squline untuk para taruna. Dari penuturan Tommy saat ini Squline memiliki kurang lebih ada 20 klien B2B.

Selain pembelajaran online saat ini Squline juga memberikan program beasiswa bagi pengguna mereka untuk belajar ke luar negeri. Salah satu contohnya saat ini Squline sedang memberikan program beasiswa ke Beijing, Tiongkok, bekerja sama dengan BLCC (Beijing Language and Culture College).

Mendekor Ramaikan Persaingan Bisnis E-Commerce Furnitur

Bisnis e-commerce di Indonesia terus bergerak. Baik dari ragam konsep yang ditawarkan maupun jumlah penggunanya. Masyarakat yang sudah terbiasa melakukan transaksi online salah satunya. Di Indonesia niche startup makin beragam, namun peluang untuk menjadi salah satu yang besar dan dikenal masih terbuka. Mendekor mencoba untuk menjadi salah satu yang dikenal, khususnya untuk niche produk furnitur dan dekorasi.

Mendekor dari segi konsep sebenarnya berhadapan langsung dengan beberapa e-commerce furnitur seperti Livaza atau Fabelio. Pihak Mendekor sendiri menyebut barang-barang yang unik menjadi salah satu keunggulan mereka. Menyediakan barang-barang yang bisa mempercantik rumah, kafe, hotel, hingga kantor Mendekor menjanjikan barang berkualitas dari pengrajin lokal yang ada.

Brian Karno Jan founder Mendekor dibantu dengan tim kecil yang memiliki keahlian masing-masing di bidang IT, marketing, desain, dan penjualan berusaha mengembangkan Mendekor untuk menjadi salah satu e-commerce rujukan bagi mereka yang mencari furnitur atau perlengkapan untuk mengisi dan menghiasi ruangan.

Brian juga menambahkan, bahwa salah satu tujuan dari kehadirannya diharapkan bisa memberdayakan pengrajin furnitur lokal di seluruh Indonesia. Brian juga menjelaskan Mendekor selain kualitas produk juga memiliki harga yang bersaing dan strategi yang cukup lengkap untuk bisa menjangkau calon pembeli.

“Selain dari segi desain, penggunaan material dan harga, Mendekor berbasis online dan offline. Di mana selain memiliki showroom fisik yang memudahkan para calon pembeli untuk merasakan langsung kualitas produk Mendekor, produk kami juga dapat di beli melalui www.mendekor.com dan e-commerce besar Indonesia seperti Tokopedia, Bukalapak, Blibli, Lazada dan lain-lain,” terang Brian.

Mendekor pertama kali beroperasi pada tahun 2016 silam. Di tahun ini perluasan brand awareness menjadi salah satu target utama yang ingin dicapai, termasuk di dalamnya meningkatkan pangsa pasar di dalam negeri.

Sementara itu berbicara mengenai tujuan ke depannya Brian mencoba membawa Mendekor menjadi online supplier furnitur dan dekorasi interior dengan market share terbesar di Indonesia, dan juga melayani pasar internasional dengan melakukan ekspor ke seluruh benua di dunia.

Tentang Trivio, Pergantian Nama dan Sejumlah Fitur Pelengkap

Salah satu cara sukses startup dikenal adalah dengan memiliki nama atau brand yang kuat. Tim Zanada paham betul hal ini. Setelah menjalani diskusi dan beberapa pertimbangan, Zanada akhirnya berubah nama menjadi Trivio. Nama Zanada ditinggalkan karena banyak yang mengira Zanada merupakan bagian dari Zalora, Lazada bahkan Panada. Trivo akhirnya dipilih sebagai pengganti Zanada karena dinilai lebih mudah diingat dan dilafalkan.

Trivio sendiri diakui salah satu penggagasnya Ibnu Rizal sebagai penyempurnaan dari Zanada. Trivo mendapatkan sejumlah penambahan fitur yang membuatnya bisa bekerja optimal untuk operasional pekerja di lapangan yang menggunakan perangkat mobile.

“Zanada kala itu masih prematur dan hanya punya aplikasi berbasis web saja, kurang powerful untuk operasional di lapangan memakai handset. Trivio memiliki fitur sesuai dengan apa yang saya harapkan saat membangun Zanada, yakni aplikasi yang terintegrasi antara web based untuk manager/director, serta native Android apps untuk para salesman,” terang Rizal.

Dari penuturan Rizal, Trivio dirancang untuk mengedepankan kontrol proses penjualan yang terukur dan transparan bagi para manager, pemilik bisnis dan salesman sendiri. Ada pun fitur-fitur yang menjadi unggulan antara lain, Absensi Online melalui aplikasi yang terintegrasi, Pipeline yang digunakan untuk melihat proses, Check in – Check out untuk update penjualan dan lokasi pertemuan, Photo Geo-tagging untuk laporan keberadaan lokasi, Region Based Salesman, dan beberapa lainnya.

Selain itu Trivio juga menyediakan fitur untuk memantau kondisi GPS, sehingga penggunaan GPS palsu akan terdeteksi. Demikian juga status baterai dari perangkat yang digunakan.

“Selain memosisikan diri untuk manager/business owner, kami juga memosisikan diri untuk tenaga lapangan. Trivio punya fitur untuk mendeteksi pengaktifan Fake GPS sehingga di laporan manager jika salesman mengaktifkan Fake GPS maka akan muncul notifikasi Fake di laporan. Status baterai pun telah ada di Trivio sehingga manager pun bisa tahu berapa persen baterai yang terpakai oleh handset si Salesman saat itu,” papar Rizal lebih lanjut.

Saat ini Trivio yang sudah digunakan salah satu perusahaan distribusi medical di Indonesia, dan terus berupaya untuk menambah jumlah pengguna mereka. Rizal menuturkan pihaknya menargetkan setidaknya ada sepuluh perusahaan yang menggunakan layanannya di penghujung akhir tahun ini.

“Pangsa pasar solusi ini sangat besar mengingat banyaknya distributor di Indonesia maupun worldwide (mengingat flow sales secara overall itu tidak jauh beda di setiap negara). Kami yakin dalam dua tahun ke depan dapat menembus minimal pasar Asia Tenggara,” tutup Rizal.