Kiat CEO Kata.ai Irzan Raditya Membangun Kultur Perusahaan

Ada banyak aspek untuk mempertahankan bisnis tetap berjalan. Sebagai bisnis yang baru dirintis, perjuangan startup jelas semakin berat. DailySocial berkesempatan untuk mendengar cerita Irzan Aditya, co-founder dan CEO Kata.ai, salah satu startup yang menyediakan chatbot yang menguasai bahasa Indonesia dengan teknologi NLP (Natural Language Processing). Salah satu implementasi Kata.ai adalah asisten Virtual Veronica milik Telkomsel.

Irzan mencapai kondisi saat ini bukan tanpa tantangan. Ia memulai Kata.ai karena melihat peluang di sektor penyedia layanan chat bot dengan NLP. Kini Kata.ai menjadi salah satu pioneer di sektor ini dan terus fokus untuk mencapai tujuan perusahaannya.

Kepada DailySocial, Irzan menuturkan langkah pertama untuk memastikan suatu organisasi dapat bergerak fokus mencapai tujuan dan menghadapi hambatan adalah dengan memastikan tim diisi orang-orang yang tepat. Membangun tim yang berkualitas adalah kunci dan untuk itu perlu dibangun kultur dan value perusahaan.

Berikut beberapa value yang saat ini diterapkan Irzan untuk Kata.ai dalam upayanya berjuang mencapai tujuan dan tetap tangguh menghadapi cobaan yang ada.

Fast

Dalam dunia teknologi, kecepatan adalah kunci yang dapat membedakan suatu pemenang dari yang lainnya pada suatu kompetisi. Hal ini dapat diaplikasikan pada kecepatan berinovasi, iterasi produk, memecahkan masalah, adaptasi dengan perubahan, perekrutan karyawan, respon komunikasi internal dan eksternal, dan lain-lain.

Ask Why

Penting bagi seluruh tim untuk memiliki pola pikir yang kritis dan menganalisis suatu permasalahan atau alasan-alasan dari keputusan yang diambil. Dari sanalah kultur data-driven terbentuk. Seluruh keputusan harus bisa dicari justifikasinya berdasarkan data-data yang ada. Seluruh alasan tersebut akan merujuk balik ke higher purpose: “Why the company exists at the first place”.

Innovation

Di era pertumbuhan teknologi yang eksponensial seperti ini peting untuk memiliki semangat berinovasi yang hadir di setiap individu yang tergabung untuk mencoba hal baru demi mengembangkan solusi yang lebih baik dari waktu ke waktu. Salah satu yang dilakukan di Kata.ai adalah dengan melakukan internal hackathon untuk menggali ide-ide menarik atau inovasi apa saja yang bisa dikembangkan.

“Kami percaya inovasi bisa datang dari masing-masing individu yang tergabung di Kata.ai, tidak hanya datang dari para pendiri atau manajemen,” cerita Irzan.

Tough

Perjalanan suatu perusahaan tidak akan pernah mulus. Kendala akan hadir dari mana saja baik dari faktor internal ataupun faktor eksternal. Maka dari itu, ketangguhan / resiliency dari setiap individu dibutuhkan untuk tetap bisa bertahan dalam menghadapi hambatan yang ada. Salah satu contohnya adalah perjalanan Irzan yang memutuskan pivot dari YesBoss ke Kata.ai. Menurutnya tanpa ketangguhan dari tim yang tergabung, belum tentu ada Kata.ai saat ini.

Humble

Nilai terakhir yang disebut Irzan adalah humble. Menurutnya terlepas dari apa pun yang dibangun dari segi teknologi dan bisnis, ia percaya selalu ada langit di atas langit. Untuk itu Irzan dan tim berusaha tetap menjadi yang terdepan tetapi dengan kerendahan hati ia dan tim bisa terus belajar dan menjadi yang lebih baik setiap harinya.

“Jika huruf-huruf depan dari nilai nilai di atas digabungkan maka akan didapatkan, F-A-I-T-H, tim kami harus yakin dan percaya apapun yang kami upayakan dan bangun saat ini khususnya di ranah kecerdasan buatan dan chatbot dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di kemudian hari kelak,” pungkas Irzan.

Empat Hal yang Wajib Dicermati Pengembang Lokal

Sebagai sebuah developer hub, kehadiran Dicoding selama ini konsisten untuk menjadi wadah yang menjembatani kemampuan para pengembang lokal dengan berbagai kesempatan dan akses belajar yang lebih luas. Makin maraknya kehadiran startup di Indonesia saat ini ternyata tidak dibarengi dengan jumlah pengembang lokal yang cukup dan berkualitas baik.

Menurut CEO Dicoding Indonesia Narenda Wicaksono, ada beberapa alasan mengapa para pengembang lokal saat ini masih terbilang memiliki self learning yang rendah. Menurut Narenda, untuk menjadi pengembang yang berkualitas, kemampuan untuk menambah wawasan dan terus memperkaya pengetahuan wajib dimiliki oleh seorang pengembang.

Menurut Narenda, hal-hal penting yang wajib dicermati pengembang:

Self learning

Dari hasil wawancara dengan beberapa HR perusahaan teknologi, salah satu kelemahan pengembang tanah air adalah kemampuan self learning yang rendah. Padahal skill ini sangat penting untuk bisa bertahan di era digital berkembang dengan cepat. Mengikuti kelas akademi bisa menjadi salah satu cara untuk mengasah self learning agar memiliki pencapaian yang terencana.

Mencari Tantangan

Teknologi berkembang secepat kilat dan musuh pengembang adalah zona nyaman. Sesungguhnya sangat beruntung bila seorang pengembang memiliki manager yang selalu memberikan tantangan. Bila tidak, bisa dengan mengikuti kontes online atau hackathon yang sekarang cukup menjamur. Bekerja di startup baru juga akan memberikan adrenalin yang kurang lebih sama.

Membangun Portofolio

Puncak karir seorang pengembang adalah menjadi C level atau pemilik perusahaan teknologi. Berdasarkan hasil riset, dibutuhkan waktu minimal satu tahun untuk membangun sebuah MVP (Minimum Viable Product) yang layak. Waktu tiga tahun adalah waktu minimal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah produk digital. Memang tidak semua pengembang memiliki bakat untuk menjadi seorang entrepreneur, tapi memiliki produk dalam bentuk “library” adalah sesuatu yang sangat mungkin untuk dicapai.

Bergabung dengan Komunitas

Seorang pengembang yang berbagi ilmu akan membuat ilmunya tersebut semakin berkembang. Bila semua pengembang dalam komunitas tersebut memiliki visi berbagi yang sama, maka komunitas akan berkembang secara positif memberikan implikasi kepada anggotanya. Piramida ekosistem akan terbentuk memberikan dampak yang masif sehingga menjadi magnet untuk employer, investor, akademi, dan pemerintah untuk ikut berkontribusi.

Tips Membangun Marketplace Seperti Tokopedia

Perjalanan Tokopedia sejak 2009 hingga menyandang status perusahaan unicorn pada tahun ini, merupakan suatu perjalanan yang panjang dan dapat menjadi inspirasi bagi semua orang. Terhitung Tokopedia telah memiliki 70 juta produk, 40 juta pengguna, 2 juta pedagang dengan pertumbuhan bisnis secara rerata 200% tiap tahunnya.

Dalam suatu kesempatan forum ekonomi yang diadakan Harian Kompas (26/10), dibahas Tren Gaya Hidup Digital yang turut mengundang Co-Founder dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya. Dalam kesempatan tersebut, William banyak menceritakan tips apa saja yang dilakukan Tokopedia selama ini dalam membangun layanannya.

[Baca juga: Uber dan Tokopedia Resmi Bermitra, Jual Uber Gift Card Secara Online]

Tidak perlu membuat perusahaan saingan, namun apa yang dilakukan Tokopedia selama ini bisa menjadi suatu bekal pelajaran bagi founder startup lainnya dalam membangun perusahaan. Berikut rangkumannya:

1. Memakai konsep kolaborasi

Tokopedia adalah perusahaan yang tidak memiliki aset sama sekali, termasuk untuk logistiknya. Untuk itu perusahaan menggunakan kolaborasi dengan 13 perusahaan logistik baik nasional, mulai dari Pos Indonesia, JNE, Tiki, hingga Go-Send dari Go-Jek.

“Bahkan inovasi terbaru kami, untuk penjual yang berada di lokasi yang sama dengan pembeli ada layanan antar di hari itu juga.”

Untuk segi pembayarannya, Tokopedia juga bekerja sama dengan seluruh bank, internet banking, e-wallet, kartu kredit, untuk menerima seluruh transaksi. Pedagang pun dalam kurang dari dua menit, toko online-nya sudah langsung terintegrasi dengan kanal pembayaran. Sebab, Tokopedia menggunakan konsep rekening bersama sehingga setiap transaksi akan masuk ke rekening Tokopedia terlebih dahulu baru diteruskan ke pembeli.

Pedagang juga tidak perlu memulai untuk membangun jaringan logistik, karena mereka tinggal mengintegrasikan tokonya dengan jaringan Tokopedia.

“Karena baru 36% penduduk dewasa yang sudah punya rekening, makanya kami kerja sama dengan peritel offline untuk melayani pembayaran seperti gerai Alfamart, Indomaret, JNE, dan Pos Indonesia.”

2. Identifikasi kebutuhan konsumen bukan dari keinginannya

Menurut William, pihaknya sangat menekankan pada identifikasi kebutuhan konsumen bukan dari keinginannya saja. Hal ini terlihat dari dukungan yang diberikan Tokopedia untuk gerakan nasional non tunai (GNNT). Pihaknya sampai detik ini tidak menyediakan layanan cash on delivery (COD) karena dianggap sangat mahal dan justru kontradiktif dengan semangat GNNT.

Untuk mengurangi ketergantungan COD, Tokopedia menggunakan strategi dengan menumbuhkan kepercayaan konsumen dengan rekening bersama (rekber) dan rating penjual. Jadi konsumen membayar barang ke Tokopedia terlebih dahulu, baru diteruskan ke penjual ketika barang sudah diterima.’

“Untuk meng-address masalah masyarakat Indonesia yang sudah belanja online, tapi pembayaran belum online? Kita bekerja sama dengan Indomaret, Alfamart, Kantor Pos dan JNE untuk menerima pembayaran tunai.”

Solusi lainnya yang dipecahkan Tokopedia adalah mengenai akses kredit yang masih susah ke perbankan atau layanan keuangan lainnya. Pedagang sangat bergantung pada pemberian kredit untuk kelancaran bisnisnya. Mengingat modalnya yang masih terbatas, sehingga mempengaruhi kapasitasnya dalam memproduksi barang.

Tokopedia luncurkan progam Mitra Toppers untuk bantu penjualnya mendapatkan pinjaman modal / Tokopedia
Tokopedia luncurkan progam Mitra Toppers untuk bantu penjualnya mendapatkan pinjaman modal / Tokopedia

Untuk menyelesaikan itu, sejak awal tahun ini Tokopedia menyediakan layanan kredit usaha dengan menggandeng bank, startup fintech lending, dan multifinance.

Jaminan yang ditawarkan dari Tokopedia untuk institusi keuangan adalah data penjual. Seperti lama penjual bergabung di Tokopedia, bagaimana transaksinya, dan lain sebagainya.

“Dengan adanya data yang terukur, bisa menjadi collateral untuk institusi keuangan. Lagipula ini kredit produktif, yang ditujukan langsung untuk pengembangan usaha. Sejauh ini, NPL-nya untuk layanan kredit usaha masih 0%.”

3. Menciptakan inovasi yang menyelesaikan 10 kali lipat lebih baik

Konsep belajar lewat mesin waktu menjadi suatu pedoman bagi Tokopedia dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal ini terlihat dari upaya perusahaan untuk tetap inline dengan pemerintah, lewat peluncuran layanan pembayaran tagihan pajak bumi dan bangunan (PBB) mulai awal Oktoberi 2017 ini.

Untuk langkah awal, baru diperuntukkan untuk pengguna Tokopedia yang ada di Jakarta karena sudah bermitra dengan Bank DKI.

“Setiap bulannya kami rutin mengeluarkan layanan terbaru untuk menyelesaikan masalah 10 kali lebih baik. Inovasi fintech itu akan mengurangi korupsi. Untuk ke depannya kalau ada denda, bisa langsung dibayarkan secara online. Ini akan lebih transparan.”

Hingga kini, Tokopedia memiliki 27 produk digital yang dapat digunakan 40 juta penggunanya.

Untuk masalah regional yang dihadapi tiap daerah, Tokopedia bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam menyelesaikan isu daya saing UKM. Beberapa pemerintah yang sudah teken kerja sama adalah Bandung dan Jakarta. Pemerintah mendapat akses data penjual asli daerahnya, untuk menjawab suatu isu yang sedang terjadi.

Tujuannya tak lain, pemerintah provinsi dapat membuat suatu keputusan yang lebih baik dan tepat sasaran untuk kemajuan bersama.

“Bermitra dengan pemerintah, seluruh institusi, untuk masyarakat Indonesia dalam ekosistem Tokopedia, kita menyebutnya sebagai model bisnis paling indah di dunia. Karena kami tidak ingin memajukan nama Tokepedia saja, tapi juga seluruh pihak,” pungkasnya.

Lima Hal yang Dapat Dioptimalkan Startup dari Board Member

Board member atau board advisory bisa didefinisikan sebagai orang-orang yang berada di jajaran penasihat atau komisaris sebuah bisnis. Di startup jajaran board member bisa datang dari investor, tokoh senior yang sengaja direkrut, atau mentor yang ditunjuk khusus untuk menemani bisnis berproses. Melalui peran board member –selain dalam memberikan pengarahan langsung terhadap startup, ada beberapa hal yang umumnya dapat diikuti untuk membangun budaya bisnis yang lebih baik.

Mendampingi startup fokus pada tujuan akhir

Dengan pengalaman yang sudah dilalui, board member dapat mengembalikan fokus startup yang sudah mulai tidak menentu. Mereka akan memberikan arahan agar tujuan bisnis tetap pada trek awal sesuai visi. Sikap ini kadang memang mudah goyah, terlebih untuk founder yang masih baru, jadi di situlah peran sosok senior, dengan penjelasan mengenai setiap risiko yang mungkin akan ditemui jika bisnis tidak fokus pada tujuan awal.

Memperluas akses kerja sama

Relasinya yang luas memungkinkan bermanfaat bagi startup untuk mengakselerasi bisnis, baik untuk membuka peluang pendanaan baru ataupun membawa pada kemitraan strategis dengan perusahaan atau tokoh penting yang terkait dalam bisnis. Melalui networking saja kadang founder masih akan kesulitan menembus akses ke orang-orang penting, terlebih regulator. Sosok senior di board member akan banyak membantu dalam peran ini.

Membantu penyusunan strategi berkembang

Sebagai startup pemula biasanya memiliki hal-hal yang tidak terduga di bawah kendali bisnisnya. Termasuk persaingan yang dapat mempengaruhi asumsi mereka dalam mendirikan bisnis. Seperti teknologi baru, perubahan perilaku pelanggan, perubahan peraturan dan tekanan pesaing adalah salah satu ancaman yang dapat menyerang setiap saat.

Para board member dapat berkontribusi menyumbangkan ide bagi pengusaha untuk menangani suatu masalah pada isu-isu strategis, seperti diskusi lini bisnis, model bisnis, strategi penetapan harga dan pendanaan. Tujuan dari strategi board member adalah menyediakan kerangka kerja yang nantinya akan menjadi keputusan perusahaan.

Memantau perkembangan bisnis

Traksi adalah bagian penting bagi bisnis, untuk meningkatkannya diperlukan pemantauan bisnis yang tepat. Mengacu pada proses bisnis yang berlangsung. Karena pada dasarnya strategi perkembangan bisnis membutuhkan improvisasi sesuai pada kebutuhan pelanggan dan pasar.

Memberi masukan terkait perekrutan

Terakhir yang dimiliki dewan direktur dalam mencapai kesuksesan startup adalah mampu merekrut atau mempertahankan kandidat. Tidak mengherankan, jika perusahaan menemukan dan mempertahankan personil berkinerja tinggi di semua departemen sangat sulit. Dalam hal ini, dewan direktur menjadi sumber pendorong yang berharga untuk membantu mengisi peran tertentu, terutama di tingkat eksekutif.

 

Meningkatkan Keterlibatan Karyawan

Salah satu yang menjadi masalah startup adalah turnover karyawan atau tim. Anggota tim, jika bukan tim yang dari awal membangun binsis harus diyakinkan dan disatukan visinya untuk bisa membaur dan menjadi kesatuan dengan bisnis. Tujuan sederhananya tentu untuk menuju tujuan bersama-sama. Namun hal tersebut membutuhkan keterlibatan tim dan itu semua harus dibangun dan diupayakan sejak awal.

Keterlibatan anggota tim bukan hanya soal menyatukan visi dan misi. Hubungan keterlibatan juga bisa dipengaruhi kebijakan manajemen. Berikut beberapa hal yang bisa diperhatikan untuk bisa membantu lebih jauh melibatkan anggota tim ke dalam visi misi bisnis sehingga menghindari turnover karyawan dan mengelola hubungan baik anggota tim dengan tim manajemen.

Tempatkan orang di posisi yang tepat

Setiap bisnis pasti mengidam-idamkan orang bertalenta bergabung dengan tim mereka. Dengan potensi tersebut diharapkan bisa membawa bisnis ke arah yang lebih baik. Untuk memaksimalkan mereka dan tidak hanya mendapatkan kemampuan dari perorangan, perlu keputusan yang bijak dari manajemen. Salah satunya menempatkan talenta-talenta terbaik di posisi yang tepat. Penempatan posisi ini selain menghindari ketidakcocokan kemampuan juga memberikan bukti nyata bahwa bisnis berusaha membuat posisi karyawan yang sesuai dengan kemampuan mereka.

Berikan pelatihan

Selain memberikan karyawan posisi yang tepat bisnis juga wajib memberikan mereka pelatihan. Fungsinya tentu untuk mengukur dan memberikan kemampuan baru bagi karyawan. Ini berkaitan erat dengan program pengembangan individu. Dengan program pelatihan karyawan akan lebih merasa diperhatikan dan hal tersebut akan lebih meningkatkan keterlibatan dengan tim dan bisnis secara umum.

Pemberian tugas yang berarti

Selain posisi yang tepat, pemberian tugas yang berarti bagi bisnis juga menjadi cara ampuh untuk menunjukkan bisnis membutuhkan kinerja prima karyawan sekaligus bisa memberikan dampak keterikatan lebih dengan karyawan. Semakin mereka merasa terlibat di dalam perkembangan bisnis karyawan akan mengerahkan kemampuan terbaik mereka untuk membawa bisnis ke arah yang lebih baik.

Lakukan pengecekan secara dan berkala diskusi

Ujung tombak dari strategi peningkatan keterlibatan karyawan dengan bisnis adalah manajemen atau pimpinan. Sebagai seorang pimpinan selain memiliki hubungan yang baik dengan karyawan memberikan perhatian terhadap kinerja mereka adalah sebuah kewajiban. Pemimpin harus melakukan pengecekan kinerja secara berkala sambil melakukan diskusi tentang keterlibatan masing-masing terhadap bisnis.

Pentingnya Memiliki Sistem Monitoring Bagi Pengembang Situs

Seiring dengan makin meluasnya jangkauan akses internet, layanan berbasis website menjadi salah satu prioritas dalam akselerasi bisnis. Mulai dari bisnis ritel dengan e-commerce, bisnis perbankan dengan e-banking, hingga industri hiburan dengan berbagai variasi layanannya, dari media sosial hingga game online. Makin akrabnya orang dengan layanan online membuat pengembang dihadapkan pada sebuah tantangan baru, yakni memastikan situs tersebut realiable –dalam artian andal dan bisa diakses kapan pun dan di mana pun.

Saat ini pengembangan web dilakukan dengan beragam platform, mulai dari Java, PHP, hingga .NET. Bahkan tak jarang dalam sebuah bisnis memiliki sistem dengan platform beragam untuk tujuan tertentu. Hal ini tentu memusingkan pengembang dan administrator jaringan dalam kaitannya dengan proses pemantauan. Umumnya sebuah permasalahan ditemukan manakala sudah dirasakan dampaknya ke pelanggan, misalnya situs down atau fitur tertentu error saat digunakan. Kemudian dilaporkan kepada pengembang untuk dilakukan bugfix.

Untuk proses antisipasi, biasanya pengembang mempelajari melalui log error yang terdapat pada server. Dari situ disimpulkan, kapan masalah tersebut terjadi dan apa yang mengakibatkannya. Artinya proses tersebut baru bisa dipelajari setelah error, bukan menyusun strategi siasat sebelum sistem mengalami error. Untuk itu diperlukan mekanisme modern dalam proses pemantauan sistem.

Saat ini banyak alat yang dapat dimanfaatkan untuk memantau kinerja sistem –umumnya dipasangkan ada web server yang digunakan dalam proses produksi–salah satunya seperti yang ditawarkan JENNIFER. Melalui aplikasi X-Ray, sistem melakukan pemantauan dengan mempelajari setiap request atau aktivitas pengguna terhadap layanan website. Kemudian dari aktivitas tersebut dilakukan analisis dengan X-View untuk mendata setiap masukan atau respons sistem terhadap apa yang diminta oleh pengguna.

Pendekatan analisis ini dapat dipelajari secara lebih lanjut. Sebagai contoh dalam sebuah situs e-commerce, jika grafik menunjukkan terlalu banyak transaksi yang diproses dalam waktu sangat lama, maka artinya ada sesuatu yang perlu segera ditangani dalam aplikasi. Sistem monitoring yang baik bahkan mampu memberikan penelusuran, apakah terjadi isu pada konektivitas basis data, atau ada berkas aplikasi yang tidak efisien, dan lain sebagainya.

Head Technologist DailySocial Tommy Dian menyampaikan sebagai sebuah situs media, memiliki keandalan penuh menjadi sebuah kewajiban. Sistem monitoring penting untuk melihat tren berjalannya aplikasi, untuk kebutuhan optimalisasi proses berjalannya layanan webiste. Memilih layanan yang mudah diintegrasikan juga menjadi urgensi penting, untuk menyederhanakan proses deployment.

“Memiliki sistem monitoring itu memudahkan kita melihat lubang kecil (bugs) sehingga dapat cekatan untuk memperbaiki, sebelum menjadi lubang yang besar. Idealnya isu seperti itu terlebih dulu ditemukan oleh developer sebelum error-nya sampai ke user,” ujar Tommy.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner untuk aplikasi JENNIFER di Indonesia.

Empat Cara Tepat Mengelola Akun Media Sosial Bisnis

Media sosial sudah menjadi salah satu tools yang sangat populer untuk berpromosi, membina relasi dan memberikan informasi kepada publik. Terutama jika startup Anda baru saja diluncurkan, memanfaatkan media sosial dengan benar bisa mendorong pertumbuhan bisnis hingga akuisisi pelanggan. Artikel berikut akan mengupas empat cara ampuh yang bisa dilakukan untuk membantu bisnis melalui media sosial.

Manfaatkan kalangan terdekat

Salah satu cara yang bisa dilakukan saat akun media sosial startup mulai dibuat adalah dengan mengundang kalangan terdekat seperti keluarga, teman hingga rekan kerja. Mintalah kepada mereka untuk mempromosikan produk atau layanan yang startup Anda miliki. Dengan cara tersebut yaitu merekrut dari kalangan terdekat, Anda mampu untuk menciptakan buzz yang positif, terutama bagi mereka yang telah memiliki jumlah pengikut di akun media sosial.

Manfaatkan social media tools

Saat ini tidak cukup satu saja akun media sosial yang wajib dimiliki oleh brand, dari berbagai pilihan yang idealnya terapkan berbagai kegiatan pemasaran di 2-3 akun media sosial. Agar kegiatan tersebut bisa dimonitor dan dikelola dengan mudah, manfaatkan social media management tools yang saat ini beredar dan gratis, seperti Hootsuite dan lainnya.

Perkerjakan staf media sosial

Media sosial membutuhkan perhatian ekstra setiap harinya, untuk bisa memonitor semua tren hingga perubahan yang ada idealnya perkerjakan seorang staf yang bisa mengelola akun media sosial startup. Bukan hanya memonitor dan mempublikasikan informasi atau promosi seputar brand Anda, namun staf media sosial tersebut atau yang lebih dikenal dengan Social Media Manager, harus bisa membuat konten yang kreatif, menarik dan engaging di akun media sosial tersebut, demikian juga ketika adanya krisis atau masalah yang terjadi dengan brand Anda.

Teliti semua konten media sosial

Untuk menghindari terjadinya efek negatif atau kontroversi dari brand, idealnya teliti dan periksa terlebih dahulu konten dari media sosial yang akan dipublikasikan. Dengan demikian brand Anda bisa terhindar dari respons negatif hingga pemberitaan yang buruk. Periksa juga penulisan hingga pengejaan semua konten yang akan dipublikasikan, agar bisa diterima dengan baik oleh pengikut akun media sosial Anda.

Tiga Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Memulai Startup Game

Banyak pilihan produk yang dapat dikembangkan oleh startup digital, salah satunya game. Di Indonesia sendiri startup game juga cukup berkembang, tidak hanya di Jakarta melainkan sampai di daerah seperti Bandung ataupun Yogyakarta. Kesempatannya cukup terbuka lebar, karena disasarkan langsung kepada konsumen –khususnya pengguna ponsel pintar. Dan untuk produk game sendiri, lifecycle-nya cukup kencang, sehingga membuka kesempatan kepada para pengembang untuk menghadirkan inovasinya.

Tidak cukup berbekal kemampuan teknis dan desain saja, ternyata ada beberapa hal lain yang perlu dimatangkan sebelum seseorang memutuskan untuk membangun startup yang fokus pada produk game. DailySocial berkesempatan untuk mewawancara beberapa pengembang game yang sudah terbukti mampu menghasilkan produk bagus. Ketika mengawali debut, mereka mengaku, ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh Frida Dwi atau akrab dipanggil Ube, seorang pengembang game dari Yogyakarta.

“Langkah awal dapat dimulai dengan jeli melihat kesempatan yang ada, sehingga memicu inovasi untuk mengembangkan produk yang disukai. Termasuk mengamati kemampuan internal, terkait kelebihan dan kelemahan tim, sampai strategi monetisasi yang akan dilakukan kelak,” ujar Ube.

Lebih lengkapnya, berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seseorang yang ingin mengembangkan startup dengan produk game, berkaca pada fase awal yang pernah dilalui beberapa pengembang gam lokal.

Diawali dengan menganalisis pasar

Analisis pasar perlu dilakukan untuk mengawali debut, karena dasarnya startup game adalah perpaduan yang kental antara bisnis dengan kreativitas. Dari sisi kreativitas, debut pertama startup game adalah membangun awareness, salah satu strategi yang bisa dilakukan ialah melihat tren terkini. Seperti dicontohkan beberapa game yang diluncurkan menyesuaikan “isu terkini” di masyarakat, contohnya Tahu Bulat.

Secara bisnis startup pengembang game juga perlu menyadari dari awal tentang potensi pasar yang ada. Hal ini memicu munculnya beberapa pertanyaan, contohnya: jika mengembangkan game untuk anak-anak bagaimana prospeknya? Apakah game tersebut lebih baik dibuat dalam model gratis atau freemium? Dan lain sebagainya.

Menentukan konsep pengembangan

Setelah tahap analisis pasar, di tengah persaingan industri game, yakinkan diri sebelum bersaing. Jika tim yang dapat sudah berjalan buatlah konsep, sehingga tim dapat mencairkan ide untuk buat prototipe yang sekaligus menjadi ilustrasi game yang akan di luncurkan.

Setelah tahap analisis pasar, langkah selanjutnya ialah menentukan konsep. Dalam sebuah startup game, konsep tersebut akan berpengaruh secara keseluruhan. Jika konsep yang dipilih adalah game kasual, maka diperlukan tim yang mampu berkreasi –baik dari sisi desain, cerita ataupun pemrograman—untuk menyusun genre tersebut. Konsep dalam startup game adalah sebuah visi.

“Tim yang dibentuk haruslah solid, punya satu visi yang sama untuk project yang dibuat, karena tim yang berisi individu kuat, tidak selalu berarti akan menghasilkan produk yang baik dalam waktu yang reasonable. Diperlukan seorang project manager yang mampu mengelola flow dari proses produksi,” terang Dicky selaku Co-Founder Visionesia.

Menciptakan strategi pemasaran

Setelah konsep direncanakan dengan baik, selanjutnya tim perlu memikirkan strategi distribusi atau pemasaran yang akan dilakukan. Ini berkaitan erat dengan konsep dan riset pasar yang sebelumnya dilakukan. Pemasaran kadang harus dilakukan secara spesifik, menyesuaikan target pasar.

“Cara pemasaran yang kami tempuh saat ini dengan menggunakan media sosial, membangun Fans Page, dan mempublikasikan kemajuan dari proses development. Juga aktif di forum-forum yang berhubungan dengan pengembang game, baik regional maupun internasional,” ungkap Dicky.

Lima Cara Tepat Melakukan Kegiatan “Brand Awareness”

Berdasarkan data yang dirilis oleh GEM Global Report, 100 juta bisnis diluncurkan setiap bulannya, artinya ada sekitar 11 ribu startup yang hadir setiap jam. Besarnya jumlah tersebut semakin menandakan sempit persaingan dan peluang bagi startup untuk tampil. Agar bisa tampil menonjol dan berbeda dari startup lainnya, diperlukan strategi hingga penerapan yang tepat saat melakukan branding kepada target pengguna. Seperti yang diungkapkan oleh Jeff Bezos,

A brand for a company is like a reputation for a person. You earn reputation by trying to do hard things well.

Artikel berikut ini akan membahas 5 cara yang tepat bagi startup saat melakukan branding.

Temukan identitas startup sejak awal

Agar startup mampu bersaing dan pada akhirnya tampil lebih unggul dari pesaing lainnya, penting untuk menentukan jenis hingga model bisnis yang dimiliki, apakah itu lebih ke arah “niche” atau layanan yang cukup mainstream. Dengan demikian kegiatan pemasaran hingga branding kepada publik lebih mudah dilakukan. Lakukan uji coba kegiatan pemasaran hingga branding yang paling tepat untuk startup, dan jangan harapkan hasil yang cepat dalam waktu 1-2 tahun.

Hadir secara eksklusif

Ketika Pinterest diluncurkan, strategi yang dilancarkan adalah hanya mengirimkan undangan dalam jumlah terbatas kepada pengguna. Dengan demikian ketika akhirnya Pinterest dirilis, banyak pengguna yang langsung mendaftar dan menggunakan platform tersebut. Tampil secara eksklusif secara langsung bisa menarik perhatian pengguna dan menciptakan hype yang cukup masif sejak awal. Terapkan cara ini dengan tepat dan hindari terlalu terlalu banyak memberikan janji atau informasi. Fokus kepada rencana dan lakukan kegiatan ini sesederhana mungkin.

Perhatikan tampilan

Salah satu kesuksesan dari Apple adalah keindahan hingga kesempurnaan dari semua desainnya, sehingga mampu menarik perhatian pengguna untuk mencoba dan membeli berbagai produk yang ada. Jika startup Anda berencana untuk diluncurkan, coba perhatikan tampilan situs, resolusi gambar hingga logo yang dimiliki. Apakah mampu menarik perhatian target pengguna dengan keindahan hingga visi dan misi yang ingin disampaikan.

Jangan terpancing promosi saling menyerang

Sengitnya kompetisi antar perusahaan saat ini terkadang memberikan peluang untuk menciptakan kampanye yang negatif dan cenderung menyerang pesaing dalam media promosi. Sekilas ide ini memang menarik dan bakal memancing respon dari media hingga pengguna dalam media sosial, namun agar brand Anda tetap baik dan terjaga hindari kegiatan pemasaran seperti ini. Intinya adalah jika kegiatan pemasaran tersebut dilancarkan, tidak akan memberikan kesan yang baik dari publik, bahkan akan menimbulkan penilaian yang negatif dari pengguna kepada brand Anda.

Lakukan kegiatan pemasaran yang beragam

Selain cara-cara organik tidak ada salahnya bagi startup untuk memanfaatkan marketing tools berbayar yang saat ini banyak pilihannya. Sesuaikan budget Anda dan pilihlah marketing tools yang paling sesuai untuk mempercepat kegiatan pemasaran dan menumbuhkan brand awareness kepada publik. Hindari melakukan kegiatan pemasaran dan brand awareness yang terlalu masif, saat kondisi startup masih bootstrapping dan baru saja diluncurkan.

Mengatasi Ketakutan Ketika Memulai Bisnis

Mengawali sebuah bisnis selalu dibarengi dengan perasaan mendebarkan, terkadang takut. Takut tidak bisa berkembang atau bahkan takut bisnis yang dikelola langsung gagal atau tidak diterima oleh masyarakat. Ketakutan-ketakutan ini sebenarnya merupakan sebuah hal wajar, hanya saja perlu mencari beberapa cara untuk keluar dari rasa takut untuk mendapatkan sebuah keyakinan.

Berikut beberapa tips untuk mengubah ketakutan menjadi sebuah keyakinan untuk memulai sebuah bisnis.

Memvalidasi ide dan memperkirakan waktu

Validasi ide adalah tahapan pertama yang harus diselesaikan seorang pebisnis. Karena jika tidak hal ini akan menimbulkan efek selanjutnya yang akhirnya menjadikan bisnis sia-sia. Andrew Tanyono, pendiri Promogo, sebuah layanan car advertising berbagi pengalamannya kepada DailySocial ketika memulai bisnisnya.

Menurutnya dua pertanyaan kunci harus dilalui, yakni menanyakan soal “apakah ini sebuah masalah ?” dan “apakah masalah ini butuh solusi?”. Menurutnya dua pertanyaan tersebut adalah kunci melangkah ke tahap selanjutnya.

Hal lain yang bisa mengurangi keraguan bahkan ketakutan memulai bisnis adalah soal waktu. Pertimbangkan waktu untuk memulai, pelajari pasar dan kebiasaan pengguna.

“Saya merasa ide Promogo ini tidak akan jalan kalau dimulai 3-4 tahun yang lalu. Timing adalah faktor besar yang meyakinkan saya. Ide Promogo bisa berjalan seperti sekarang karena saya lihat ada kesempatan di maraknya taxi online. Pengemudi dan pemilik mobil bisa mendapatkan uang tambahan dengan melakukan hal yang sama setiap harinya. Dan tentunya untuk brand, mereka ingin mobil yang berstiker merek ada di jalan pada setiap jamnya (pagi, siang, sore dan malam),” cerita Andrew.

Berlandaskan data

Ketakutan biasanya bersumber dari asumsi. Untuk menganulir hal tersebut cara yang bisa ditempuh adalah memperbanyak data. Mulai dari analisis pasar hingga menghitung kekuatan atau kelebihan dibanding dengan pesaing. Intinya bermodal data. Ini juga yang dilakukan oleh Alamsyah Cheung, pendiri Fox Logger, penyedia layanan GPS tracker yang kini sedang mencoba mengembangkan bisnisnya.

Alamsyah menuturkan, sebagai seorang pebisnis kegagalan bisa menjadi motivasi menambah keyakinan. Tentu dengan menerima dengan lapang dada kemudian menjadikannya pelajaran. Soal ketakutan memulai bisnis, ia menyampaikan takut itu hanya soal rasa, jika semua berbentuk angka masalah bisa dicari solusinya.

“Takut itu masalah rasa, coba dibuat menjadi angka. Seperti kalau begini untung berapa dan kalau begitu rugi berapa. Setelah tahu berapa, baru bisa atur soal bagaimana.  Bagaimana membuat ini tidak rugi,  bagaimana membuat ini untung sekian, dan seterusnya,” ujar Alamsyah.