Hal yang Perlu Dipahami Pengusaha di Fase Awal dalam Membangun Mentalitas

Menjalankan bisnis sendiri perlu didukung dengan mental wirausaha. Di antaranya banyaknya generasi muda yang memulai bisnisnya sendiri, masih ada beberapa yang ragu. Umumnya karena mereka tidak yakin bahwa perkembangan usahanya akan berhasil di jalankan. Mentalitas adalah salah satu yang perlu ditata di awal, karena dengan mentalitas yang kuat, seseorang akan mampu fokus terhadap apa yang ingin dicapai ketika berwirausaha.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diyakinkan untuk seorang pemula yang hendak meniti karier berwirausaha.

Perubahan adalah hal yang lumrah

Di titik awal berusaha, mungkin apa yang disebut traksi akan terlihat (walaupun sedikit). Kendati demikian harus meyakinkan pada diri sendiri, bahwa ketika bisnis memasuki titik traksi yang baik, bukan berarti harus berhenti menghadirkan formulasi baru. Perubahan adalah hal yang sangat lumrah dalam bisnis. Konsumen selalu menginginkan hal baru yang lebih memudahkan atau memberikan kenyamanan.

Perubahan bisnis ini, dalam arti yang sesungguhnya adalah mencoba memiliki strategi jitu untuk bertahan dalam peta persaingan. Jika seorang pengusaha tidak berani melakukan itu, dipastikan bisnisnya akan tertinggal dan gagal.

Piawai melihat kondisi

Informasi menjadi kunci, kemampuan analisis harus dimiliki bagi setiap penguasa. Hal ini perlu untuk dapat melihat hal-hal apa yang dapat mereka akomodasi dalam bisnis. Dalam artian, tren apa saja yang perlu dielaborasikan dalam bisnis. Kemampuan ini layak dimiliki, agar inovasi produk dan layanan dapat sejalan dengan kebutuhan konsumen yang ada saat ini.

Relevansi informasi sangat dibutuhkan oleh pengusaha saat melihat situasi bisnis, sehingga persaingan tidak menjadikan alasan pengusaha takut bersaing mengelola bisnisnya.

Menyikapi pendanaan awal

Pendanaan awal kadang menjadi kunci akselerasi bisnis di fase awal. Namun demikian harus disikapi dengan baik, salah satunya dengan menjalin sinergi strategis dengan investor. Bukan hanya sebagai penyuntik dana, seharusnya pengusaha turut meminta “lebih” kepada mereka, salah satunya pengetahuan dan bantuan pertimbangan ketika hendak melakukan keputusan yang signifikan.

Kebanggaan mempromosikan bisnis

Setidaknya ketika bisnis dimulai, perkenalkanlah inovasi yang dibuat kepada rekan-rekan di sekitar, kepada kolega dan sebagainya. Yakinkan mereka terhadap produk atau layanan tersebut, jika berhasil mintalah sebuah testimoni. Ini menjadi cara yang paling efisien untuk mengetahui posisi produk atau layanan di mata konsumen.

 

Program Akselerator Plug and Play Kembali Dibuka untuk Startup Indonesia

Plug and Play, akselerator startup sekaligus firma modal ventura asal Silicon Valley, kembali mengajak para startup lokal untuk bergabung ke dalam program akselerasinya. Menargetkan startup yang berada di tahap awal, persyaratan umum untuk masuk ke dalam program akselerator tersebut cukup simpel, yaitu sudah memiliki produk alpha/beta.

Bekerja sama dengan Gan Kapital, Plug and Play hadir di Indonesia sejak November 2016 lalu.

Dalam program ini, startup yang mendaftar juga harus berbasis di Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat Plug and Play Indonesia berkomitmen mendukung program pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian digital pada tahun 2020. Untuk masuk ke dalam program ini, para pendiri startup akan melalui beberapa proses penyaringan, mulai dari kelengkapan dokumen, hingga pitching di hadapan para juri yang terdiri dari tim internal Plug and Play, investor, hingga C-Level korporasi rekanan.

Pendaftaran untuk program ini dapat dilakukan melalui situs Plug and Play di bit.ly/applypnp2 sebelum 31 Oktober 2017.

Di Indonesia, Plug and Play, yang bekerja sama dengan mitra lokal Gan Konsulindo (GK) dan beroperasi sejak November 2016, telah meluluskan 9 startup batch pertamanya, yaitu Astronaut, Brankas, Bustiket, DANAdidik, Karta, KYCK, Otospector, Sayurbox, dan Wonderworx pada September lalu.

“Hingga saat ini, kami terus aktif mencari startup potensial di Indonesia untuk masuk ke dalam program kami. Setidaknya akan ada lebih dari 200 startup yang mendaftar. Kami tidak akan membatasi berapa jumlah yang masuk selama startup tersebut memang berpotensi memberikan dampak positif untuk Indonesia,” tutur President Director Gan Konsulindo Wesley Harjono.

Dalam program yang berjalan selama 3 bulan ini, startup terpilih akan mendapatkan berbagai fasilitas. Mulai dari seed funding, mentorship, coworking space gratis, akses ke Silicon Valley, hingga kesempatan kerja sama dengan korporasi. Saat ini, Plug and Play Indonesia memiliki 4 corporate partner, yaitu Astra International, BNI, BTN, dan Sinar Mas.

Kami memberikan fasilitas menyeluruh supaya startup  ini dapat fokus untuk product development. Harapannya, setelah lulus dari program ini mereka sudah benar-benar siap untuk go-to-market dan menerima pendanaan berikutnya,” lanjut Wesley.


DailySocial adalah media partner program akselerator Plug and Play Indonesia 

Ini Seninya Bekerja secara Remote

Kedai kopi bagi kebanyakan orang adalah sebuah tempat untuk memenuhi gaya hidup. Sambil ngobrol melantur dengan kawan-kawan, ditemani beberapa cangkir kopi dan camilan manis, banyak masyarakat urban yang menghabiskan waktu dan uangnya di kedai kopi.

Di lain pihak, sebagian dari kaum perkotaan tersebut justru memanfaatkan waktunya berjam-jam di kedai kopi untuk menghasilkan uang. Bukan, mereka bukan barista atau pegawai kedai tersebut. Mereka adalah para pekerja jarak jauh (remote).

Remote work belakangan memang menjadi tren di industri, khususnya bila dikaitkan dengan ranah freelancer, agency, dan kantor startup. Umumnya sebuah kantor memang memiliki satu headquarter yang menjadi tempat bernaung semua karyawan.

Sejalan kemajuan teknologi, para pekerja kini dapat melakukan tugas-tugasnya serta berkomunikasi dengan sesama karyawan. Kehadiran teknologi seperti Slack, Skype, dan Trello terbukti dapat memperlancar alur kolaborasi mereka. Begitulah sejatinya konsep remote work bekerja.

Remote work bukanlah soal bekerja secara bebas. Kedisiplinan dalam koneksi dengan tim dan klien serta ketaatan pada deadline tetap harus dimiliki, dengan tempat kerja yang dapat dipilih sendiri (senyaman mungkin, dan mendukung produktivitas). Lebih detailnya, dua langkah ini yang perlu kamu coba sebagai seorang remote worker.

Selalu siaga dalam komunikasi di email dan instant messenger

Email dan instant messenger adalah alat-alat komunikasi yang perlu tersimpan di smartphone dan laptopmu jika kamu adalah seorang remote worker.

Meski tidak duduk di kursi kantor, tapi koneksimu dengan anggota tim lain jangan sampai terputus, apalagi dengan alasan seperti baterai laptop habis.

Device seperti Lenovo Yoga 520 bisa membantumu untuk permasalahan tersebut. Sebagai pekerja remote, baterai tahan lama adalah sebuah kewajiban tersendiri; belum lagi jika device tersebut ditenagai otak mesin optimal seperti Intel® Core™ i7 processor.

lenovo-yoga-720-15-subseries-feature-1-windows-10

 

Jadi, jangan sampai klien atau rekan satu tim menunggumu hanya karena performa baterai laptopmu lemah!

Saatnya berkolaborasi

Mengorganisasi to-do list pribadi adalah satu hal; namun mengelola to-do list sebuah tim adalah hal lain. Banyak aplikasi yang dapat dimanfaatkan untuk mempermudah pengelolaan proyek-proyek, baik yang berkaitan dengan tim internal maupun klien, seperti Slack dan Trello.

lenovo-yoga-520-14-subseries-feature-2-active-pen-v2

yoga_520 (1)

Kegiatan seperti ini juga nyatanya memerlukan device mumpuni untuk melakukannya, dan Lenovo Yoga 720 adalah salah satunya. Dengan RAM 8GB dan Intel® Core™ i5-7200U 2.5GHz processor, kamu tidak perlu ragu lagi bila harus terus menerus saling berkirim file dengan size besar dan harus mengirimkannya di waktu-waktu mendesak.

Dua poin umum di atas jelas menunjukkan bahwa di samping keinginan untuk membangun komitmen dan komunikasi antara remote worker dengan tim di kantor, device andal juga menjadi entitas penting yang harus siap menemani mereka.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh Lenovo.

Daftar Pertanyaan Sebelum Peluncuran Bisnis

Sehari sebelum peluncuran bisnis baru selalu menjadi malam yang menegangkan. Sebagai pemilik, tentu banyak perasaan berkecamuk, seperti khawatir kalau bisnisnya tidak bisa diterima di pasar atau malah apa yang telah dilakukannya merupakan sebuah kesalahan. Semua hal itu wajar.

Sebagai pertimbangan, berikut beberapa pertanyaan yang bisa diajukan ke diri sendiri sebelum meluncurkan bisnis baru. Sebagai sebuah persiapan mental, dan mungkin persiapan jika mendapatkan beberapa pertanyaan.

Mengapa saya memulai menjalankan bisnis ini ?

Ini adalah pertanyaan paling fundamental. Ini menguji diri sendiri mengenai tujuan yang sebenarnya ingin dicapai melalui bisnis ini. Banyak alasan tentunya untuk memulai sebuah bisnis, bisa karena berawal dari rasa bosan menjadi pegawai, atau memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang ada di sekitar, atau bahkan ingin mencari keuntungan. Semua alasan tersebut kembali ke diri sendiri.

Namun, untuk bisa bergerak maju bisnis harus memulai tujuan. Tanyakan hal ini ke dalam diri sendiri untuk meyakinkan, apakah benar bisnis ini beroperasi dan berorientasi untuk maju? Atau jangan-jangan bisnis ini hanya menjadi rencana emosional yang tidak ada alasan mendasar sehingga tidak mau akan dibawa ke mana.

Siapa target pasar saya?

Pertanyaan ini sebenarnya merupakan pertanyaan yang paling sering dilontarkan untuk memulai bisnis. Seringnya di tahap awal, di tahap mencari ide dan validasi. Namun pertanyaan ini tidak ada salahnya jika ditanyakan lagi ke diri sendiri sebelum peluncuran bisnis baru. Tentu fungsinya untuk validasi dan meyakinkan diri sendiri pasar yang ingin ditargetkan jelas dan ada. Tidak mengambang dan baru mencari pasar setelah diluncurkan.

Apa strategi digital saya?

Sebagai bisnis yang diluncurkan di era digital penting untuk menyiapkan hal ini. Ini pertanyaan untuk membantu menemukan penetrasi digital apa yang ingin dilakukan. Apakah dalam hal pemasaran, penjualan, atau bahkan proses manajemen internal yang dilakukan. Memikirkan strategi ini memang tidak bisa hanya semalam, perlu persiapan panjang. Termasuk untuk menjawab pertanyaan ini.

Apa yang menjadi kekuatan bisnis saya?

Berbisnis artinya berkompetisi. Baik berkompetisi dengan pesaing maupun berkompetisi terhadap kebutuhan pelanggan. Sebagai bentuk keyakinan bisa bersaing di industri dan optimisme memenangi pasar, pertanyaan “Apa yang menjadi kekuatan dari bisnis saya ?” harus dijawab. Jika gagal menjawabnya, mungkin peluncuran bisnis bisa ditunda. Setidaknya sampai menemukan faktor pembeda dan keunggulan.

Pendekatan untuk Menjalin Hubungan Baik dengan Pengguna

Pemasaran menjadi salah satu strategi penting bagi setiap bisnis untuk membantu mengenalkan produk atau layanan yang dikembangkan. Dalam perkembangannya pemasaran memiliki banyak bentuk. Pendekatan-pendekatan pemasaran selanjutnya disesuaikan dan dirumuskan berdasarkan data. Tujuannya sama, membangun hubungan yang baik dengan pengguna. Cara lain untuk bisa membangun hubungan yang baik dengan pengguna adalah dengan menguatkan branding.

Berikut beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk bisa membangun hubungan yang baik dengan pengguna.

Berhenti mengganggu orang

Kampanye pemasaran biasanya memiliki target pengguna yang spesifik. Bagi pengguna yang masuk dalam kriteria tersebut pasti akan mendapat beberapa konten pemasaran, apakah itu email, pop-up web, dan lain sebagainya. Hal yang menyebalkan dari menjadi target pemasaran adalah harus rela dikirimi secara berkala konten-konten pemasaran. Jika terlalu sering akan menimbulkan rasa mengganggu. Imbasnya, bukan menjalin hubungan yang baik tetapi malah cenderung mengganggu.

Salah satu alternatif untuk ini adalah dengan memberikan gimmick yang sedikit berbeda. Misalnya, setiap pembelian sebuah produk bisnis akan menyumbangkan produk atau barang lain untuk mereka yang membutuhkan. Cara ini memang tidak memiliki imbas langsung ke pembeli langsung, hanya saja cara di atas menimbulkan efek word of mouth berantai yang bisa berdampak pada penilaian masyarakat terhadap brand.

Tunjukkan kepedulian terhadap value yang ditawarkan

Sebagai bisnis yang memiliki orientasi pada produk dan pengguna menunjukkan kepedulian terhadap value yang ditawarkan dengan kebutuhan pengguna adalah yang utama. Jika bisnis mengedepankan kecepatan dan kemudahan dalam membeli dan mendapatkan barang yang dibeli bisnis harus bisa merealisasikannya dengan mendesain sebuah layanan yang membuat proses beli dan kirim menjadi sederhana. Sangat sederhana. Dalam proses mewujudkannya jangan sungkan untuk menjalin kerja sama dengan bisnis atau layanan lain. Selama bisa berdampak untuk kepuasan pelanggan tidak ada salahnya dilakukan.

Pendekatan ini akan menjadi salah satu yang optimal sebagai cara mempererat hubungan dengan pengguna. Sederhananya, bisnis tahu apa yang ditawarkan dan kemudian menghasilkan layanan yang diharapkan pengguna. Pada dasarnya untuk menjalin hubungan yang baik dengan pengguna bisa diawali dengan memenuhi harapan

Minggu Ini Touchten Akan Luncurkan PlayGame.com dan Hasil Kreasinya Bersama Deddy Corbuzier

Di antara varian produk digital, game menjadi salah satu yang paling populer di kalangan pengembang lokal, khususnya game di platform mobile. Namun tidak hanya berhenti di sana, para pengembang pun juga terus mengeksplorasi potensi dalam segmen game dengan berbagai model bisnis, salah satunya yang dilakukan oleh Touchten. Belum lama ini pihaknya menghadirkan sebuah platform game online berjuluk PlayGame.com. Sederhananya platform tersebut menampung game yang dapat dimainkan secara live di situs tersebut.

Saat tulisan ini terbit, PlayGame.com baru menginjak usia dua minggu. Kendati demikian sudah ada 40 game yang kini bisa dimainkan melalui situs tersebut. Sebagian besar game tersebut hasil embed dari game digital yang sudah ada sebelumnya. Rencananya PlayGame.com akan resmi diluncurkan Jumat ini (6/10).

Kepada DailySocial, CEO Touchten Anton Soeharyo selaku penggagas PlayGame.com menjelaskan:

“Fokus kami memang sebagai pengembang mobile game, membuat game yang sesuai di pasar Indonesia. Tercatat pada platform PlayGame.com saat ini sudah mencapai 40 game yang bisa digunakan. Walaupun belum ada game internal dari platform yang kami usung. Peluncuran platform PlayGame.com minggu ini  sekaligus bersamaan dengan peluncuran game baru kami.”

Dalam game yang akan dirilis tersebut, Touchten secara khusus menjalin kerja sama dengan pembawa acara kondang Deddy Corbuzier.

“Fist of Rage adalah game yang akan di-launching Touchten bersama dengan peluncuran PlayGame.com. Game yang diperankan seseorang hero untuk menjalankan misi tertentu. Sekaligus memperkenalkan Deddy Corbuzier sebagai pemeran penting di game ini,” ujar Anton.

Banyak ambisi yang digenggam Anton bersama Touchten di PlayGame.com, termasuk untuk ekosistem game lokal dan pengembang. Harapannya dapat menciptakan sebuah “jalur baru” yang memudahkan pelaku di industri game lokal untuk menyampaikan karyanya kepada penikmat game. Termasuk terkait monetisasi, yang menurut Anton masih ada beberapa kendala yang sejatinya bisa dioptimalkan, misalnya masalah integrasi sistem pembayaran.

“Kami menargetkan game baru yang dirilis bersama Deddy Corbuzier akan diunduh lebih dari 1 juta pengguna dalam waktu kurang dari tiga bulan. Dan untuk PlayGame.com harapannya dapat menjadi portal yang nantinya juga akan bermanfaat bagi para pengembang game di Indonesia,” pungkas Anton optimis.

Lima Tips Mengerucutkan Ide Setelah Brainstorming

Mendapatkan ide untuk pengembangan bisnis, tidak selalu datang dari diri Anda sendiri. Bisa saja datang setelah brainstorming bersama tim bisnis, sebab pada dasarnya ide itu datang kapan saja.

Akan tetapi untuk skenario brainstorming, cara untuk memancing ide datang adalah dengan mengambil langkah mundur. Anda perlu meluangkan waktu untuk mengevaluasi ulang seluruh ide yang ada dengan mengerucutkannya sesuai angle yang dibidik.

Dalam artikel ini akan dibahas lebih detail yang mungkin akan berguna bagi tim Anda, setelah melakukan brainstorming. Berikut rangkumannya:

Gunakan sticky notes untuk mengurutkan ide

Tuliskan semua ide terbaik dalam sticky notes dan mulailah memberi peringkat dalam catatan tersebut. Misalnya ada 25 gagasan, mulailah memberi peringkat masing-masing gagasan dari yang terbaik sampai yang terburuk dalam tumpukan masing-masing lima kertas.

Setelah itu ambil 10 besar dan mulai persempit lagi. Ulangi terus sampai tersisa beberapa ide yang Anda butuhkan saja. Anda bisa memakai platform Trello yang berbentuk seperti papan kanban, jika Anda dan tim tidak berada di ruangan yang sama.

Mengombinasikan sejumlah ide

Untuk melakukan hal ini, Anda bisa membagi-bagi ide menjadi beberapa kategori. Kemudian menggabungkan ide dan ciptakanlah dari sana. Periksa persamaan dan lihat mana yang paling sesuai dengan model bisnis Anda bila diterapkan.

Dengan menggabungkan gagasan, lalu mendekonstruksi, dan merekonstruksi ide akan menghasilkan ide yang terbaik. Ini mencerminkan kerja sama tim dan bisa dipastikan seluruh anggota tim Anda akan menyukai hasilnya.

Ambil rehat sejenak

Menghasilkan berbagai ide baru setiap hari dan berusaha untuk mewujudkannya. Kemudian bangun di esok harinya dan melakukan hal yang sama. Anda perlu mengambil rehat sejenak dengan meluangkan waktu sebentar untuk peninjauan ulang dari catatan lama. Kegiatan seperti ini akan memicu timbulnya pikiran yang lebih segar dan perspektif yang lebih obyektif.

Bergantung pada tingkat urgensi

Bekerja di perusahaan startup, memaksa Anda untuk bekerja secara cepat. Proses pengambilan keputusan pun, harus cepat dan tepat sesuai kebutuhan perusahaan. Untuk menentukan ide mana yang harus Anda ambil, sebaiknya pertimbangkan unsur urgensi sebagai sesuatu yang paling diutamakan.

Bila Anda belum terbiasa untuk memahami definisi dari apa itu ‘penting’ dan ‘mendesak’. Anda bisa memanfaatkan bagan Gantt, untuk menentukan di mana sumber daya yang tersedia dan kapan waktu alokasinya.

Prioritaskan berdasarkan dampak, keyakinan, dan kemudahan

Gunakan kerangka I.C.E untuk menentukan gagasan dengan pengaruh tertinggi. Hal-hal apa saja yang paling berpengaruh? Apa yang paling Anda percayai? Seberapa mudah melakukannya? Lalu jawab pertanyaan tersebut dengan buat skor untuk setiap ide.

Dari situ, Anda akan memiliki daftar prioritas. Kemudian wujudkan ide tersebut secara satu persatu sesuai dengan sumber daya yang Anda miliki. Akan tetapi, ketika Anda menemukan sebuah ide tidak realistis untuk diwujudkan meski sudah di tengah jalan, sebaiknya tetap lanjutkan sampai selesai.

Pro dan Kontra Startup Melakukan “Stealth Mode”

Demi menjaga ide hingga model bisnis yang dimiliki saat ini, masih banyak pemilik startup yang merahasiakan startup mereka dan mengklaim dalam fase “stealth mode” demi menjaga kerahasiaan dan privasi. Meskipun terkesan eksklusif, namun pada akhirnya jika startup memilih untuk melakukan cara ini bakal mengganggu perkembangan hingga proses MVP (Minimum Viable Product) dari startup itu sendiri.

Artikel berikut ini akan membahas 5 efek negatif yang terjadi kepada startup jika memilih untuk “stealth mode“.

Membatasi kegiatan pemasaran dan promosi

Jika saat ini Anda terbilang baru dalam dunia startup dan bukanlah seorang serial entrepreneur atau tokoh yang berpengaruh (seperti Elon Musk atau Steve Jobs), ada baiknya untuk mulai mempromosikan startup Anda sejak awal. Dengan demikian kegiatan untuk melakukan perekrutan tim hingga bertemu dengan investor yang tepat bakal lebih terbuka jika kegiatan “stealth mode” di tinggalkan.

Menyulitkan proses MVP dan validasi

Fase “stealth mode” atau merahasiakan produk startup merupakan kebalikan dari proses yang paling banyak diterapkan oleh startup yaitu Lean Startup. Program tersebut justru mengajak pemilik startup untuk menerapkan MVP hingga proses validasi. Sehingga ketika satu model bisnis gagal, bisa segera di koreksi bahkan melakukan pivoting demi mendapatkan produk startup yang ideal.

Memilih untuk “stealth mode” justru membatasi startup untuk melakukan metode tersebut sehingga Anda tidak pernah tahu apakah produk yang dimiliki berfungsi dengan baik dan bakal disukai oleh target pasar.

Melindungi ide startup

Saat ini ketika ide serta model bisnis startup sudah semakin beragam akan menjadi sulit bagi startup untuk merahasiakan atau menutupi hal tersebut. Intinya adalah meskipun ide yang Anda miliki terbilang unik dan baru, bukan berarti akan sulit untuk di duplikasi oleh orang lain, sehingga Anda pun enggan untuk mengumumkan ide startup Anda. Jika Anda memiliki model bisnis hingga teknologi dan formula yang khusus, tentunya akan sulit untuk ditiru, untuk itu jangan pernah merasa takut ide bisnis akan dicuri oleh pesaing.

Mengklaim ide startup fantastis

Saat ini sudah banyak startup yang mengklaim memiliki ide yang “bisa merubah dunia” atau “membuat dunia lebih baik” semua hal tersebut akan menjadi percuma jika tidak dibuktikan dengan traksi hingga pendapatan yang telah Anda peroleh. Semua ide startup yang nampak fantastis belum tentu bakal menjadi “game changer” tanpa adanya bukti nyata.

Penerapan teknologi (advance/basic)

Salah satu kegiatan “stealth mode” yang dinilai sukses adalah, ketika Co-founder Adam Cheyer tengah mengembangkan produk Siri ke pasaran. Dengan menerapkan teknologi yang membutuhkan proses lama untuk pengembangan, merupakan hal yang wajar jika produk tersebut dirahasiakan terlebih dahulu. Namun jika startup Anda masih memanfaatkan teknologi dalam tahap awal dan belum memanfaatkan teknologi yang berat, ada baiknya untuk meninggalkan “stealth mode“.

Empat Kiat Mengembangkan Tim Kecil dalam Startup

Kunci dari kesuksesan startup adalah bertumbuh. Baik dari segi layanan, pasar, produk hingga tim. Salah satu pertumbuhan yang luput dari perhatian banyak pengembang startup adalah pertumbuhan tim. Selain dari segi kemampuan teknis tim harus berkembang. Mulai dari tanggung jawab mengoptimalkan kemampuan di dalam tim.

Berikut beberapa tips yang dimanfaatkan untuk menumbuhkan tim.

Evolusi peran co-founder

Co-founder bisa jadi salah satu peranan penting dalam berkembangnya startup. Para co-founder bisa jadi tidak hanya sebagai inisiator ide, tetapi juga eksekutor bahkan operator untuk bisnis di tahap awal. Pergantian atau evolusi peranan co-founder ini sekaligus menandakan ada yang berkembang dari segi tim. Ada tanggung jawab yang mulai ditanggung oleh anggota tim yang lain. Dan peranan co-founder tidak lagi soal teknis, tapi sudah masuk ke ranah manajerial.

Mencari bagian keuangan dan human resource lebih dini

CEO Preply Kirill Bigai dalam sebuah tulisan membagikan pengalamannya mengenai perekrutan bagian keuangan dan human resource. Hal tersebut diakui sebagai strategi yang cukup jitu untuk membangun fondasi keuangan dan proses perekrutan yang lebih baik. Sehingga co-founder bisa memfokuskan diri untuk melakukan hal lain. Seperti mengoptimalkan pemasaran dan mencari pasar baru.

Memperkerjakan yang terbaik

Mencari talenta terbaik adalah hal krusial. Untuk bisa mengoptimalkan perkembangan tim bisnis harus mulai mencari talenta terbaik. Tidak hanya soal teknis atau yang berkaitan dengan keahlian masing-masing, tapi juga mengenai kemampuan berbagi dan berkembang bersama tim. Orang-orang seperti ini nantinya tidak hanya berguna bagi bisnis, tetapi perkembangan orang-orang di dalamnya.

Pendekatan fungsi silang

Masih berkaitan dengan mencari orang-orang dengan kemampuan berbagi, pendekatan seperti ini bisa membudayakan kerja sama tim yang lebih baik. Misalnya, coba sekali waktu gabung antara tim pemasaran dengan tim IT untuk menemukan solusi terbaik untuk kampanye. Dengan orang IT di dalamnya, hal-hal teknis mengenai pemasaran bisa mulai dipetakan dan diselesaikan dengan pendekatan IT. Ini juga bagus untuk menghasilkan kultur teknologi informasi di dalam perusahaan.

Empat Cara Tepat Melakukan Kegiatan Pemasaran Memanfaatkan Email

Saat ini masih banyak perusahaan hingga brand besar yang memanfaatkan email sebagai media untuk kegiatan pemasaran dan berkomunikasi dengan pelanggan. Meskipun terbilang cara yang cukup mudah dan lebih menghemat budget, pemanfaatan email marketing idealnya harus diterapkan dengan tepat. Jangan mengirimkan email marketing tanpa dilengkapi konten yang menarik dan menargetkan pengguna yang relevan. Jika tidak diterapkan dengan benar, bakal menjadi spam dan tentunya tidak dilihat dengan baik oleh pengguna.

Sebagai salah satu platform untuk Marketing Automation yang memanfaatkan Email, SMS, Voice, Push Nitification, Browser Notification, Web Messaging, In-app Messaging dan Audience Targeting, Netcore Solution yang berbasis komputasi awan, mengklaim bisa memberikan layanan yang terbaik dan tentunya tepat sasaran untuk perusahaan.

Seperti yang diungkapkan oleh Senior VP Global Enterprise Sales Netcore Solutions Abithab Bhaskar:

“Jika perusahaan banyak melakukan kesalahan ketika sedang melakukan kegiatan pemasaran melalui email, pasti akan banyak pelanggan yang unsusbcribe layanan mailing list tersebut karena tidak relevan dengan mereka.”

Berikut ini adalah 4 tips melakukan kegiatan pemasaran menggunakan email yang tepat.

Kumpulkan dan olah data yang dimiliki

Saat perusahaan sudah memiliki cukup banyak data dan informasi terkait email dari pelanggan, coba di data dengan baik dan cari tahu latar belakang hingga hal-hal yang disukai oleh pelanggan tersebut. Buat kategori untuk masing-masing pelanggan, agar ketika sedang bersiap membuat konten, bisa disasar dengan benar target pelanggan yang tepat.

Personalisasi

Saat ini sudah banyak situs hingga email marketing dari perusahaan yang menyampaikan sapaan dengan nama langsung dari pelanggan. Hal tersebut menurut Bhaskar sangat ideal untuk dilakukan. Dengan demikian pelanggan yang awalnya merasa terganggu mendapatkan email dari perusahaan soal promo hingga informasi terbaru, bisa lebih menerima email yang masuk karena kata sapaan tadi yang bersifat personal.

Buat konten yang menarik

Konten yang menarik dan secara berkala menyampaikan promo, diskon atau penawaran lainnya tentunya bisa lebih menarik perhatian pengguna, dibandingkan dengan email marketing yang kurang menarik dan tidak memiliki konten yang cukup. Untuk itu buatlah konten yang menarik, dengan informasi yang bermanfaat untuk pelanggan.

Melakukan follow-up kepada pelanggan

Jika email marketing yang dikirimkan tidak dibuka oleh pelanggan Anda, cobalah cara lain untuk menarik perhatian mereka. Bisa memanfaatkan channel lain seperti SMS atau lainnya. Buatlah masing-masing informasi berbeda dan sesingkat mungkin, agar bisa diterima dan tentunya dibaca oleh pelanggan yang diincar.