Telkomsel dan Universitas Indonesia Hadirkan “Bike Sharing” Berteknologi NB-IoT

Telkomsel dan Universitas Indonesia mengumumkan kolaborasi pengembangan uji coba bike sharing berteknologi NarrowBand (NB)-Internet of Things (IoT). Dalam implementasinya, Telkomsel menggandeng startup bike sharing Banopolis dan Huawei sebagai penyedia infrastruktur jaringan dan teknologi.

Bagi Telkomsel, kolaborasi ini masih bersifat Corporate Social Responsibility (CSR), belum menjadi ranah bisnis baru. Dibutuhkan masukan dari para pengguna sebelum Telkomsel menyeriusi lebih jauh.

“Setelah uji coba, baru nanti dibawa ke daerah lain. Kami masih butuh learning process untuk mendapatkan feedback apa saja yang perlu diperbaiki sebelum nantinya diperluas,” terang Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah, Rabu (14/3).

NB-IoT adalah teknologi telekomunikasi terbaru yang dirancang secara khusus agar komunikasi antar mesin semakin masif dengan cakupan jaringan yang lebih luas, dapat dilakukan secara efisien, dan penggunaan daya pada perangkat pengguna yang lebih hemat.

Teknologi radio yang dipakai dalam NB-IoT merupakan salah satu jenis teknologi jaringan Low Power Wide Area (LPWA), memungkinkan perangkat beroperasi hingga bertahun-tahun tanpa pengisian daya ulang baterai. Diklaim teknologi ini akan sangat hemat biaya operasional, plus mampu menghasilkan kapasitas koneksi yang masif untuk solusi dan aplikasi berbasis IoT.

Lebih lanjut Ririek menjelaskan, uji coba bike sharing ini merupakan bagian pengembangan teknologi NB-IoT yang dilakukan perusahaan untuk melengkapi teknologi IoT yang telah diimplementasikan sebelumnya. Beberapa inovasi IoT yang sudah diluncurkan adalah FleetSight dan Connectivity Control Center.

Rektor UI Muhammad Anis menambahkan bike sharing adalah salah satu layanan kampus untuk para mahasiswa yang sudah hadir sejak 2010. Namun, operasionalnya masih dilakukan secara manual.

Mahasiswa harus menunjukkan kartu mahasiswa kepada petugas yang berjaga di pool untuk bisa menikmati ke tempat yang ingin dituju. Layanan ini dinilai belum sepenuhnya menganut konsep bike sharing lantaran mahasiswa memegang kunci sepeda sehingga utilitasnya belum maksimal.

“Spekun [sepeda kuning] adalah bagian dari pelayanan kami kepada mahasiswa. Di mana bike sharing-nya kalau sepedanya dikunci seharian? Kita tidak mau itu terjadi, makanya mau memanfaatkan teknologi agar konsep ini bisa berjalan penuh,” ucap Anis.

Kendali sepeda lewat aplikasi

Dengan inovasi terbaru ini, sepeda UI bakal menerapkan teknologi bike sharing generasi 4+ yang merevolusi sistem generasi sebelumnya.

Dengan konsep ini, peminjaman berbasis aplikasi “Spekun” didampingi penyediaan tiang atau dock parkir berbasis radio-frequency identification (RFID) sehingga sepeda hanya bisa diparkir di dock parkir tersebut.

Penggunaan aplikasi akan memudahkan pengguna melacak ketersediaan sepeda yang ada di dock terdekat pengguna. Tersedia pula perangkat smartlock yang dibenamkan di sepeda. Sistem ini kompatibel dengan konektivitas NB-IoT yang memungkinkan seluruh sepeda berkomunikasi dengan server operator sepeda secara efisien.

Ketika pengguna sampai di dock, mereka cukup memindai QR code di bagian keranjang depan sepeda lewat aplikasi. Setelah itu smartlock akan terbuka secara otomatis dan sepeda siap dikendarai. Sesampai di tujuan, pengguna cukup mendekatkan dan mendorong sepeda ke tiang dan smartlock akan terkunci secara otomatis. Pengguna hanya bisa menggunakan layanan ini selama 30 menit. Apabila melebihi ketentuan akan berlaku denda.

Di tahap uji coba ini, UI menggunakan teknologi radio akses NB-IoT yang sepenuhnya memenuhi standar 3GPP dan beroperasi di frekuensi 900 MHz. Untuk tahap awal, Telkomsel mengimplementasikan solusi bike sharing di tiga stasiun sepeda yang terletak di Stasiun UI, Stasiun Pondok Cina, dan Perpustakaan UI.

Sepeda yang disediakan di tahap awal ini sebanyak 20 unit dan 40 tiang dock parkir. Rencananya, secara bertahap proyek ini akan menambah 200 unit sepeda sampai akhirnya memiliki 800 sepeda berteknologi NB-IoT di awal tahun depan.

“Dalam riset yang sudah UI lakukan, idealnya kita butuh 840 unit sepeda. Kami susun rencana strategis, secara bertahap akan menambah. Diharapkan kalau evaluasinya baik, pada akhir tahun ini atau awal 2019 jumlahnya sudah bisa 800 unit sepeda,” pungkas Anis.

DStour #40: Mengunjungi Kantor Layanan Uang Elektronik TCASH

Terletak di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, TCASH, layanan uang elektronik Telkomsel, memiliki kantor yang terpisah dengan induknya. Ruang kantornya didominasi warna merah dan putih, serta sarat motivational quotes dan mural untuk mendorong produktivitas. Tersedia pula mini amphitheater sebagai ruangan multifungsi.

Dipandu CEO TCASH Danu Wicaksana, berikut kunjungan DStour selengkapnya.

Nickelodeon Gandeng Telkomsel Luncurkan Aplikasi Streaming Video Anak “Nickelodeon Play”

Brand televisi dan hiburan anak Nickelodeon resmikan kehadiran di Indonesia lewat peluncuran aplikasi streaming video Nickelodeon Play. Kendati demikian, operasional untuk layanannya di Indonesia masih dikelola oleh kantor regional Asia yang berlokasi di Singapura.

Aplikasi streaming video ini berisi lebih dari 500 konten serial Nickelodeon populer, seperti SpongeBob SquarePants, Teenage Mutant Ninja Turtles, Avatar: The Legend of Aang, dan Alvin and The Chipmunks.

Untuk peresmian kehadirannya tersebut, pihak Nickelodeon menggandeng Telkomsel sebagai operator telekomunikasi lokal dalam menjaring pengguna baru yang bukan berasal dari pelanggan TV kabel.

“Kami melihat jumlah populasi di Indonesia cukup besar, penetrasi smartphone-nya pun semakin tinggi. Selama ini konten kami baru bisa dinikmati oleh pengguna TV kabel, kami ingin lebih luas menyebarkan konten anak ke seluruh Indonesia, untuk itu [kami] menggandeng Telkomsel,” ujar VP Nickelodeon Asia, Viacom International Media Networks Syahrizan Mansor, Rabu (7/3).

Dalam menghadirkan kontennya, Nickelodeon menerapkan model bisnis freemium. Artinya pengguna bisa menikmati konten lebih banyak apabila berlangganan secara bulanan. Biaya aktivasi sebesar Rp29 ribu sudah termasuk paket data VideoMax 1,5 GB dapat diakses melalui aplikasi MyTelkomsel atau dengan kode USSD *363#.

Apabila kuota tersebut habis, pelanggan tetap bisa mengakses Nickelodeon Play jika berlangganan paket internet Telkomsel yang didalamnya sudah ter-bundling dengan VideoMax.

General Manager of Video Business Telkomsel Eriek H Lukito berharap lewat kemitraan ini distribusi konten Nickelodeon akan semakin luas hingga ke daerah rural. Diklaim jaringan Telkomsel mencapai 99% wilayah Indonesia dengan total 190 juta basis pelanggan.

“Kemitraan ini akan menambah nilai VideoMax, membuat kami mampu memberikan pelayanan lebih baik kepada pelanggan kami dari berbagai tingkat usia, dan memberi pelanggan pilihan yang lebih banyak,” terangnya.

Di dalam VideoMax, Telkomsel telah bekerja sama dengan berbagai layanan OTT seperti CatchPlay, Hooq, Supersoccer TV dan Viu. Sejauh ini, Nickelodeon Play telah diunduh lebih dari 130 ribu kali sejak pertama kali hadir di Indonesia pada Desember 2017.

Nickelodeon Play diluncurkan pertama kali di Singapura pada 2016, kemudian diboyong ke Indonesia per Desember tahun lalu sebagai negara tujuan kedua. Di Singapura, Nickelodeon bermitra dengan SingTel yang merupakan salah satu pemegang saham Telkomsel.

Hadiah Rp 600 Juta Lebih Menanti Para Jawara eSport Dalam Indonesia Games Championship 2018

eSport lahir tak lama setelah mode multiplayer di video game diperkenalkan. Itu berarti, usianya sudah sangat tua. Tapi baru beberapa tahun ini ranah olahraga elektronik dikenal secara lebih luas, terutama oleh khalayak umum, berkat prestasi dari para gamer di dalam dan luar negeri serta pengakuan pemerintah. Kini, turnamen-turname eSport dalam berbagai skala dilakukan secara konsisten.

Salah satu kejuaraan penting di tanah air dicetus tahun lalu oleh Telkomsel. Dan kali ini, sang penyelenggara sekaligus perusahaan operator jaringan mobile raksasa itu kembali menggelar Indonesia Games Championship. Ajang tahun 2018 ini disiapkan untuk menjadi ‘kompetisi eSport terbesar di Indonesia’. Mereka menargetkan angka partisipasi peserta yang tinggi, serta turut menyiapkan prize pool yang tidak sedikit.

IGC 4

Tepat di tanggal 6 Maret kemarin, Indonesia Games Championship 2018 resmi dimulai. Konten dan game yang dipertandingkan telah memperoleh ‘upgrade‘ serta modifikasi dibanding tahun lalu karena Telkomsel ingin menjamah para pemain dengan minat berbeda, di platform yang berbeda. Pemilihan judulnya diperbanyak, dan juga lebih disesuaikan dengan tren populer saat ini. Efek dari keputusan ini adalah, Clash Royale tak lagi dilombakan.

IGC 7

“Melalui IGC 2018, kami berupaya mewadahi komunitas gamer yang ada di Indonesia untuk saling berinteraksi dan berbagi informasi seputar video game,” ujar Direktur Marketing Telkomsel Alistain Johnston via rilis pers. “Ajang ini merupakan salah satu usaha kami buat membangun ekosistem digital entertainment lifestyle bagi masyarakat Indonesia.”

 

Lima game IGC 2018

Indonesia Games Championship 2018 mempertandingkan lima game, satu tersedia di Windows PC dan empat merupakan permainan mobile. Judul-judulnya meliputi: Dota 2, Vainglory, Mobile Legends: Bang Bang, Arena of Valor, dan Line Let’s Get Rich.

Mungkin Anda penasaran mengapa Let’s Get Rich muncul di sana. Menjawab pertanyaan seorang jurnalis terkait hal ini, Telkomsel menjelaskan bahwa game tersebut merupakan cara mereka ‘merangkul kalangan gamer casual‘, demi mempersilakan mereka mencicipi serunya eSport.

IGC 8

Tidak ada mekanisme khusus dalam menentukan kelima permainan tersebut. Seorang perwakilan Telkomsel mengatakan pada saya, tim penyelenggara memilih judul-judul itu karena mereka sangat populer sekarang. Namun seperti di ajang sebelumnya, tidak menutup kemungkinan panitia akan mengubah permainan dan mempertandingkan judul lain di IGC berikutnya.

IGC 6

Konferensi pers kemarin dihadiri oleh masing-masing representasi publisher permainan, kecuali perwakilan dari Valve.

IGC 2

 

Target pengunjung dan puncak acara

Demi memikat calon peserta untuk ikut serta di Indonesia Games Championship 2018, Telkomsel telah menyiapkan total hadiah senilai lebih dari Rp 600 juta. Di tahun kedua ini, panitia sangat optimis bisa menarik 15 ribu pengunjung lebih buat berpartisipasi di sana. Sebagai perbandingan, IGC 2017 sukses menggaet 13 ribu pengunjung, lalu turnamen-turnamennya disaksikan oleh kurang lebih 246 ribu pasang mata via streaming.

IGC 10

Babak grand final IGC 2018 rencananya akan diadakan pada tanggal 20 sampai 22 April 2018, berlokasi di Kartika Expo Balai Kartini, Jakarta.

 

Pendaftaran dan penyisihan

Gerbang registrasi online sudah dibuka sejak kemarin, dapat dilakukan melalui portal Dunia Games. Di sana Anda bisa melakukan pendaftaran tim atau me-redeem tiket, serta melihat jadwal acara. Agendanya dibuat fleksibel dan bisa berubah tanpa pemberitahuan, jadi Anda disarankan untuk mengeceknya secara berkala.

IGC 11

Babak kualifikasi juga digelar secara online, dilangsungkan pada bulan ini sampai April besok. Penyisihan disiapkan buat menyaring delapan tim terbaik di masing-masing permainan. Di sesi grand final, Telkomsel akan mengundang kembali para pemenang IGC 2017 dan MAXcited 2017 di delapan kota, serta mendatangkan tim-tim gamer profesional ‘berskala internasional’ – terdiri dari undangan khusus maupun finalis online qualifier wilayah Asia Tenggara.

 

Selain turnamen game

Di IGC 2018, pengunjung sudah pasti tidak cuma bisa menyaksikan pertandingan eSport saja. Anda dapat merasakan serunya bermain game-game virtual reality, permainan-permainan console serta arcade. Telkomsel juga mengadakan kompetisi cosplay (dapat diikuti secara single ataupun tim), serta kejuaraan fotografi (costume play maupun fun photo). Penilaiannya dilakukan oleh para juri mancanegara.

IGC 1

Selain itu, pengunjung juga akan dihibur oleh penampilan musik dari grup JKT48 serta sejumlah musisi lain. Konferensi pers kemarin sempat dimeriahkan oleh J-Rocks, namun belum diketahui apakah mereka akan kembali meramaikan acara puncaknya.

IGC 9

Perkuat Portofolio Adtech, MDI Ventures Terlibat Pendanaan untuk Startup Selandia Baru Postr

Bertujuan untuk memperkuat portofolio di industri adtech (teknologi periklanan), MDI Ventures terlibat dalam pendanaan startup asal Selandia Baru, Postr dengan nilai total putaran pendanaan sekitar $2.5 juta. Pendanaan kali ini dipimpin mantan pimpinan SingTel, Koh Boon Hwee.

Memperkuat sinergi portofolio MDI Ventures

Kepada DailySocial, CEO MDI Ventures Nicko Widjaja mengungkapkan, pendanaan tersebut dilakukan MDI setelah sebelumnya Postr telah berkolaborasi dengan produk dari Telkomsel, Roli.

“Postr sebelumnya telah meluncurkan produk yang serupa dengan Roli, yang merupakan produk dari Telkomsel, di lima operator mobile di berbagai negara (Optus di Australia, O2 di Jerman, Singtel di Singapura, Skinny Mobile di New Zealand, dan Globe di Filipina). Melalui pendanaan ini, Postr berencana untuk melakukan ekspansi ke Amerika Latin, Timur Tengah dan India.”

Postr merupakan platform yang bisa digunakan oleh pengguna smartphone untuk memanfaatkan fitur screen lock atau layar kunci di smartphone mereka untuk kemudian digunakan menampilkan iklan dan konten menarik lainnya.

“Tentunya kami dari MDI melihat kolaborasi yang baik antara Postr dengan Telkomsel melalui Roli untuk meningkatkan ARPU. Biaya yang terbilang rendah namun proses deployment yang cepat dan memiliki efek yang baik, merupakan pendekatan yang kami butuhkan untuk meningkatkan customer loyalty,” kata Nicko.

Ditambahkan Nicko, Postr saat ini memiliki teknologi yang menarik untuk diterapkan, sejalan dengan pipeline Telkomsel untuk mempromosikan engagement pelanggan aktif.

“Serupa dengan Postr, portofolio dari MDI memiliki pasar yang beragam di seluruh dunia. Dan kami dari MDI menyambut baik kolaborasi dengan Postr dan portofolio yang lain. Tesis sinergi yang telah kami publikasikan beberapa waktu yang lalu, akan menjadi proses tawar menawar kami, ketika waktunya menyambut portofolio yang baru, yaitu akses pasar yang beragam,” tutup Nicko.

MDI cukup aktif berinvestasi di industri adtech secara global. Termasuk portofolionya adalah Geniee (Jepang), Ematic (Singapura), Kofera (Indonesia), dan LotusFlare (Amerika Serikat)

TCASH Kantongi Izin Bank Indonesia untuk Pembayaran Menggunakan QR Code

Setelah diluncurkan akhir tahun 2017 lalu, TCASH dengan fitur teknologi scan (pemindai) QR Code saat ini kembali memperluas kemitraan, kali ini dengan Pasar Modern Bintaro. Fitur pemindai QR Code milik TCASH, diklaim terintegrasi dengan layanan aplikasi T-Wallet, sehingga diharapkan akan semakin menambah pilihan metode transaksi TCASH.

Selaku badan yang menjadi regulator di sektor pembayaran, Bank Indonesia secara resmi telah memberikan izin kepada TCASH untuk pengoperasian SNAP QR Code di seluruh Indonesia. Hal tersebut ditegaskan oleh CEO TCASH Danu Wicaksana kepada DailySocial.

“Untuk mendapatkan izin tersebut, kami mengikuti proses standar sesuai dengan aturan yang berlaku dari Bank Indonesia.”

Sesuai dengan tujuan utama TCASH, yaitu mempermudah transaksi digital dan mendukung pelaksanaan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) di Indonesia, diharapkan kerja sama tersebut bisa merangkul lebih banyak merchant dan pengguna TCASH. Saat ini aplikasi TCASH disebutkan telah diunduh hampir tiga juta kali di platform Android maupun iOS.

“Kami menyadari jika ke depannya QR Code akan menjadi solusi utama pembayaran digital, karena kepraktisan dan kemudahan pengaplikasiannya bagi merchant. Karenanya, kami merasa senang dapat menjadi salah satu penyedia produk elektronik terdepan yang telah mendapatkan izin resmi pengembangan dan penggunaan fitur QR Code dari pemerintah,” kata Danu.

Didukung sistem pengoperasian yang aman dan mudah

Sebelum kerja sama ini diresmikan, TCASH telah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para merchant di pasar modern bintaro menggunakan sticker NFC. Kini, sekitar 60 pedagang kecil telah dibina dan mengadopsi TCASH sebagai metode pembayaran non-tunai, melalui teknologi QR Code.

“Hingga akhir kuartal pertama tahun 2018, kami targetkan lebih dari 10 ribu merchant TCASH sudah mengaplikasikan QR Code ini,” ujar Danu.

Untuk bisa menerapkan fitur SNAP QR Code, pengguna bisa menggunakan aplikasi TCASH Wallet (di sisi kanan atas). Hanya dengan mengklik logo QR Code dan mengarahkan kamera ke QR Code di merchant, pengguna kemudian diminta mengisi jumlah yang dibayarkan sesuai harga. Setelah proses selesai, akan ada notifikasi yang menyatakan transaksi berhasil.

“Dengan tiga strategi utama, yaitu edukasi, implementasi, dan pendampingan, kami optimis fitur SNAP QR Code ini akan mendapatkan tanggapan positif, baik dari para pedagang, maupun pelanggan TCASH yang berbelanja di pasar tersebut,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here

Strengthen IoT Line, Telkomsel Launches FleetSight

Telkomsel launches fleet management solution for corporate called FleetSight, part of company’s agenda in providing internet of things (IoT)-based service in Indonesia.

FleetSight is a fleet management solution that synergizes satellite-based telematics devices (including censor) set in vehicles / moving assets. The device is supported by Telkomsel connectivity within over 95% coverage area of 2G and 3G in Indonesia

It is a result of collaboration with Sascar, a tire and mobility company. It becomes the global-scale fleet management solution provider with more than 265 thousands connected to its platform. The extras claimed to be a distinction between FleetSight with any similar solution of other companies.

The solution is expected to help the enterprise in facing any issues related to fleet operations, by minimizing risks regarding vehicle investment through improving fleet’s safety, security and productivity.

“FleetSight is a packet. It is flexible, with tools and connectivity. A managed service default, not to confuse customers. If there is something wrong, we’ll replace it. In case you want to buyback, it’s OK,” Ririek Adriannsyah, Telkomsel’s President Director, said, on Monday (11/27)

Adriansyah believed the fleet management market share is very broad. The number of vehicles (except motorcycle) reached 24 million items last year, 40% are commercial with 6% growth rate per year. Logistics and Transportation cost has reached 24% of total GDP and the highest one in Southeast Asia. It’s the story about fleet management high-demand.

Vertical solution integrated with Telkomsel’s IoT Control Center is an answer to every needs in optimizing productivity and improving safety of existing operation fleet.

FleetSight users targeted by Telkomsel are those businessman engaging in logistics and transportation. There are three clients, namely Astra Daihatsu Motor, Pamapersada Nusantara (PAMA), and Koperasi Telekomunikasi Selular (Kisel).

PAMA will use FleetSight in monitoring truck and operational vehicles to improve safety standard. Given all this, many moving assets engaging and spreading across isolated area. It makes transportation important in running business.

Daihatsu on the other hand, want efficiency for sales and operational vehicles. They already tested FleetSight for operational cars used by expat workers.

“We emphasize on after sales service, where we can monitor the impact of FleetSight usage on client’s business. On how far they get their efficiency,” Marina Kacaribu, Telkomsel IoT’s Vice President, said.

The launch of FleetSight, Kacaribu continued, is a further commitment from Telkomsel to focus on developing IoT-based solution. Previously, Telkomsel has launched IoT solution to target B2C segment, T-Drive, and T-Bike.

T-CASH’s Achievement This Year And Its Transformation in 2018

T-CASH is practically known as inseparable part of Telkomsel. To guarantee all T-CASH services are available to public, T-CASH’s CEO Danu Wicaksana explained T-CASH’s achievement and future plans.

“Today we want to announce the latest information about T-CASH which in the past year has gained active users four times higher focus on two market segments, micro and lifestyle.”

Previously, Wicaksana has mentioned about T-CASH to be an agnostic service. The plan is in 2018’s first quarter, T-CASH will be available for public use.

“By this plan, we expect to be an independent mobile money service and ready to collaborate, not only with other telco operators but also corporate and government,” Wicaksana said.

By being agnostic product, T-CASH target is to gain massive new users outside of Telkomsel users.

Focus on the growth of mobile app users

Since its launching, T-CASH now has 10 million registered users, 60 million annual transactions and claims the 90% users have a good experience using T-CASH.

Of the four user interfaces T-CASH (USSD, NFC Sticker, Mobile App and Web-Check Out) owned, most users still go with USSD in using T-CASH. Mobile app users are considered insignificant.

It is now become T-CASH’s next focus to change usage perception in the form of sticker and USSD.

“We aware of all Indonesian users, not everyone has compatible smartphone to use T-CASH mobile app, it causes SMS-based USSD is still dominant. However, we eagerly need to encourage mobile app usage in the future,” said Wicaksana.

For T-CASH top up, usually called CICO (Cash-In-Cash-Out), mostly used by users are ATM, modern retail (Indomaret and merchants), Telkomsel Grapari and T-CASH Bang.

“In addition, we begins to receive lots of funding initiated by government, corporate to remittance using T-CASH,” added Wicaksana.

Provide lending to enterprises

With new concept developed over the past year, T-CASH has six framework strategies, among those are focus to airtime, offline merchant payment, online payment, online payment, remittance/P2P transfer, transport and financial services (insurance and lending). All those frameworks will be applied gradually by T-CASH as a solid framework.

“For the remittance, only T-CASH has a real-time process, money transferred to the registered banks and directly received by users,” said Wicaksana.

In terms of transportation, T-CASH plans to have partnership with Blue Bird and Transjakarta as payment service provider. As for the Financial Services segment, which currently under development, it can be used by related parties to see user’s credit scoring.

“We also have worked with BTPN, BNI and BTN in terms of funding allocation in various number to enterprises in Indonesia,” Wicaksana said.

T-CASH’s next target

Beside spinning off from Telkomsel and becoming independent, T-CASH’s next plan is to strengthen the 10 million customer base to 100-120 million in 5 years. In 2019-2020, T-CASH plans to get into scale-up stage, followed by becoming major player until 2021.

T-CASH will compete with other server-based payment service, including those initiated by telco, banking or startups. Example for latter parts are Go-Pay and DANA.

“As a server-based service, T-CASH is expected to be the number one mobile money provider in Indonesia, as well as encourage financial inclusion and cashless society in Indonesia,” Wicaksana ended.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

T-CASH’s Focus as Agnostic Product and Plan to Spin Off From Telkomsel

Telkomsel’s mobile money product which already developed since 2015, T-CASH, has gone through several changes in the edge of 2017. Next year, T-CASH will try to be “free” from Telkomsel and become an independent platform (agnostic); able to use by wider audiences, not only Telkomsel users.

T-CASH’s CEO Danu Wicaksana said to DailySocial, public adoption in 2017 shows positive trend, visible from T-CASH registered users that have reached 10 millions in 34 provinces.

“In 2017, T-CASH will be focused on building strong CICO (Cash-In-Cash-Out) points ecosystem throughout Indonesia, both in big and small cities, adding T-CASH use case and services, strengthening merchant networks receiving T-CASH, improving platform’s reliability and performance, both mobile app and its backend system.”

In addition, T-CASH will improve awareness regarding products and guidelines for larger public to gain new users.

About 2018’s plan, Wicaksana, who previously was Berrybenka’s Managing Director, clearly said to continue his commitment in providing various kinds of innovative products and services for public, in order to support cashless society ecosystem.

“Few examples of innovative technology we plan to develop is e-KYC (electronic-Know Your Customer), dynamic QR code, face-recognition login technology and so on. For services, we offer various kinds of financial products to our customers such as insurance, loan and others,” said Wicaksana.

Spin off plan

To be able to grow faster, T-CASH plans to spin off from Telkomsel and run as an independent business. Related to the plan, Wicaksana confirms there is indeed a future intention.

In claiming to be agnostic product, T-CASH’s next strategy is to serve public without having to be Telkomsel users.

“We have plans in several months ahead to make T-CASH as an agnostic product of electronic money. It can be used by customers from any mobile network operators in Indonesia,” Wicaksana concluded.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Pencapaian T-CASH dan Rencana Transformasi Menjadi Platform Agnostik Tahun 2018

T-CASH bisa dibilang masih dikenal masyarakat sebagai bagian tak terpisah dari layanan pengguna Telkomsel. Untuk memastikan semua layanan T-CASH bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas, hari ini CEO T-CASH Danu Wicaksana menjabarkan pencapaian dan rencana ke depan T-CASH.

“Pada hari ini kami ingin menyampaikan informasi terkini soal T-CASH yang selama satu tahun terakhir telah mengalami peningkatan jumlah active user hingga empat kali lipat dan fokus kepada dua segmentasi pasar, yaitu mikro dan lifestyle.”

Sebelumnya Danu telah mengungkapkan bahwa T-CASH akan menjadi layanan yang agnostik. Rencananya, kuartal pertama tahun 2018, layanan tersebut akan tersedia secara umum.

“Dengan rencana tersebut kami ingin menjadi layanan mobile money yang bersifat independen dan bisa berkolaborasi, bukan hanya dengan operator telekomunikasi lain, namun juga korporasi hingga pemerintah,” kata Danu.

Dengan kehadiran produk yang bersifat agnostik tersebut, target T-CASH adalah mendapatkan pengguna baru dalam jumlah masif di luar pengguna Telkomsel.

Fokus ke pertumbuhan pengguna aplikasi mobile

Sejak diluncurkan hingga kini, T-CASH telah memiliki 10 juta pengguna T-CASH yang terdaftar, 60 juta transaksi per tahun (annual), dan mengklaim sebanyak 90% pengguna merasakan pengalaman yang baik saat menggunakan T-CASH.

Dari empat user interface yang dimiliki T-CASH (USSD, NFC Sticker, Mobile App, dan Web-Check Out), sebagian besar pengguna T-CASH masih memanfaatkan USSD untuk menikmati T-CASH. Jumlah pengguna aplikasi mobile dianggap masih kurang.

Hal tersebut kemudian menjadi fokus T-CASH selanjutnya, yaitu mengubah persepsi penggunaan T-CASH yang kebanyakan menggunakan sticker dan USSD.

“Kami menyadari dari sekian banyak pengguna yang ada di Indonesia tidak semua memiliki smartphone untuk penggunaan aplikasi mobile T-CASH, karena alasan itulah penggunaan USSD melalui SMS masih dominan. Namun ke depannya kami ingin mendorong lebih banyak pengguna untuk memanfaatkan aplikasi mobile,” kata Danu.

Sementara untuk pengisian T-CASH, atau yang dikenal dengan istilah CICO (Cash-in Cash-out), yang paling banyak digunakan adalah pengisian memanfaatkan ATM, ritel modern (Indomaret dan merchant), Grapari Telkomsel, dan Bang T-CASH.

“Selain itu kami juga mulai menerima banyak penyaluran dana yang diinisiasi oleh pemerintah, korporasi, hingga remittance memanfaatkan T-CASH,” kata Danu.

Hadirkan pinjaman (lending) kepada UKM

Dengan konsep baru yang mulai dikembangkan selama satu tahun terakhir, T-CASH memiliki enam strategi framework, di antaranya adalah fokus kepada airtime, offline merchant payment, online payment, remittance/P2P transfer, transportasi dan financial services (asuransi dan pinjaman). Semua kerangka tersebut bakal diterapkan secara bertahap oleh T-CASH sebagai kerangka yang solid.

“Untuk remittance sendiri hanya T-CASH yang memiliki proses secara real time, yaitu uang yang ditransfer melalui T-CASH ke bank-bank yang terdaftar sudah bisa secara langsung diterima oleh pengguna,” kata Danu.

Sementara untuk transportasi, T-CASH memiliki rencana untuk menjalin kerja sama dengan Blue Bird dan TransJakarta sebagai penyedia layanan pembayaran. Sementara untuk segmen Financial Services, yang saat ini masih dalam tahap pengembangan, bisa dimanfaatkan pihak terkait untuk melihat credit scoring pengguna.

“Kami juga telah bekerja sama dengan bank BTPN, BNI, dan BTN dalam hal pemberian modal dalam jumlah beragam kepada UKM di seluruh Indonesia,” kata Danu.

Target T-CASH selanjutnya

Selain memisahkan diri dengan Telkomsel dan menjadi perusahaan yang independen, rencana T-CASH selanjutnya adalah memperkuat customer base yang saat ini sudah berjumlah 10 juta menjadi 100-120 juta dalam waktu 5 tahun ke depan. Pada tahun 2019-2020 mendatang, T-CASH berencana masuk ke tahap scale-up, dilanjutkan dengan menjadi pemain utama hingga tahun 2021 mendatang.

T-CASH akan bersaing dengan sejumah layanan pembayaran berbasis server lainnya, termasuk yang diinisiasi perusahaan telekomunikasi, perbankan, maupun startup. Yang terakhir ini contohnya seperti Go-Pay dan DANA.

“Sebagai layanan yang berbasis server, T-CASH diharapkan bisa menjadi mobile money provider nomor satu di Indonesia, sekaligus mendorong inklusi finansial dan cashless society di Indonesia,” tutup Danu.

Application Information Will Show Up Here