Google for Indonesia 2020 Fokus pada Pemulihan Dampak Pandemi

Google for Indonesia 2020 yang baru digelar hari ini (18/11) agak berbeda dari acara serupa di tahun-tahun sebelumnya. Google masih membuat sejumlah pengumuman penting pada acara ini, hanya saja mayoritas pengumuman itu berfokus pada solusi menghadapi dampak pandemi.

Pertama terkait kucuran dana senilai $10 juta atau setara 141 miliar Rupiah sebagai pinjaman modal dari Google untuk usaha kecil mikro dan kecil menengah (UMKM) di Indonesia. Google menggandeng Kiva, organisasi nonprofit global yang bergerak di sektor keuangan inklusif, dalam program ini.
Selain pinjaman modal, Google juga menghibahkan dana $1 juta atau setara 14 miliar Rupiah untuk menekan angka pengangguran di kalangan anak muda Indonesia.

“Dengan dukungan dari filantropi Google.org, Plan International akan bekerja sama dengan ASEAN Foundation untuk menyediakan pelatihan keterampilan dan bantuan pencarian kerja untuk lebih dari 5000 anak muda,” jelas Country Director Google Indonesia Randy Jusuf.

Public Policy & Government Relations Manager Google Danny Ardianto menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam program pinjaman modal tadi mereka dan Kiva akan menggaet sejumlah mitra lokal untuk penyaluran kredit. Lewat tangan mitra lokal tadi, pinjaman diharapkan dapat menyentuh sebanyak mungkin UMKM di seluruh Indonesia.

“Tujuan kami adalah bisa menjangkau seluas-luasnya di semua sektor dan bisa memberikan tingkat bunga yang rendah,” imbuh Danny.

Sementara itu untuk dana hibah tadi akan difokuskan untuk pelatihan kejuruan anak muda. Program tersebut dijadwalkan memakan waktu dua tahun dengan harapan mengakselerasi kemampuan kerja angkatan muda di Indonesia.

Fokus melawan pengangguran

Fokus Google untuk menekan dampak pandemi terhadap angkatan kerja di Indonesia juga terlihat dari pengembangan aplikasi Kormo Jobs. Diluncurkan sejak awal tahun lalu, Google semakin mantap mengembangkan Kormo Jobs sebagai platform yang mempertemukan pencari pekerjaan dengan perusahaan yang membutuhkan.

Operations Lead Kormo di tim Next Billion Users Google Bickey Russell mengungkapkan setidaknya ada tiga pembaruan dalam aplikasi tersebut. Pertama adalah fitur yang memungkinkan terjadinya wawancara pekerjaan jarak jauh. Kedua adalah tersedianya modul belajar dalam bahasa Inggris yang bisa membantu pencari kerja. Terakhir adalah sertifikasi profesional untuk kursus online yang diambil. Untuk poin terakhir Google menggandeng Arkademi dan QuBisa.

Bickey mengklaim jumlah pengguna Kormo Jobs terus berlipat ganda pada tahun tahun ini. Itu sebabnya mereka terus memperluas daftar perusahaan yang terdaftar mulai dari sektor logistik, layanan esensial, hingga UKM.

“Untuk saat ini kami masih fokus meningkatkan performa aplikasi. Kami melihat masih perlu banyak peningkatan, seperti cara mencocokkan pencari kerja dengan perusahaan, merekomendasikan pekerjaan yang sesuai, dan lainnya. Itu fokus kami saat ini,” terang Bickey.

Selaras target pemerintah

Pada awal acara Google for Indonesia 2020, Presiden Joko Widodo yang membuka rangkaian dengan menyebut besarnya kebutuhan negara akan talenta digital. Presiden mengatakan setidaknya Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital hingga 2035 mendatang.

“Kita perlu lebih banyak lagi software developer, kita perlu lebih banyak lagi product designer, dan kita juga memerlukan dukungan content creator sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu pengembangan SDM IT tidak bisa ditunda-tunda lagi,” ucap Jokowi dalam pembukaan Google for Indonesia 2020.

Selain kebutuhan SDM di sektor digital, Jokowi juga menyinggung kebutuhan permodalan untuk menggairahkan UMKM di masa pandemi ini. Ia menyebut dari total 64 juta UMKM di Tanah Air, setidaknya baru 8 juta saja yang sudah terintegrasi ke teknologi digital.

CATAPA Focuses on Relevant HR Solution Amid Pandemic

Recently, the HR solutions provider and payroll CATAPA launched a new program called #CATAPAFreeforUMKM. Through this program, Indonesian SMEs can get free access to their services. This is one of the company’s new initiatives in the last six months since the Covid-19 outbreak.

CATAPA’s Founder & CEO Stefanie Suanita acknowledged that the pandemic had both positive and negative impacts on her business. “The negative impact is due to CATAPA’s subscription business model for employees per month,” Stefanie told DailySocial.

It is said during the last few months, corporations in Indonesia have had to hold/reduce their budget for efficiency. Not a few business people – even small to large scale – are forced to lay off their employees.

On the other hand, he continued, this pandemic is forcing the business sector to perform digital transformation. This is because many companies implement Work From Home (WFH) during a pandemic which results in Human Resource (HR) activities must be performed outside the office.

“In this situation, many companies need payroll processing that can be done outside the office, such as at home,” he added.

Stefanie sees this situation as a positive impact because it presents opportunities. For example, an attendance solution can be monitored easily. She also mentioned, there are still many companies that have an attendance system using a fingerprint machine. Meanwhile, this device has the potential to become a medium for virus transmission because of the touching system.

Then the solution for approval of leave or overtime can be processed paperless and from anywhere. From the various possibilities above, his team tries to accommodate the demand of corporations in Indonesia.

“For now, we put more energy into features that are relevant to current conditions. The key is speed and adaptability. This means that CATAPA seeks to launch products or programs that are relevant to current conditions quickly,” she said.

Meanwhile, the #CATAPAFREEforUMKM program which was launched on September 1, is intended only for MSMEs with a maximum number of employees of 20 people. Stefanie said that this program is valid until August 31, 2021. However, it does not rule out the possibility of this program being extended if the enthusiasts continue to grow.

MSMEs will get free access to CATAPA Basic services which include payroll solutions, Time Management (employee attendance management), Employee Self Service / ESS (time management submission and approval portals, company information, and employee data), and Claudia Chatbot.

Previously, CATAPA had also launched a number of initiatives during the pandemic. For example, CATAPA Safe, an application that serves to identify distances between employees while in the work area.

The application, which was released in April 2020, has three main features, Track, Trace, and Isolate. If there are employees who are positive for Covid-19, the company can trace who has been in contact with the employee in question for the past 14 days for immediate isolation.

CATAPA was founded in 2017 and is one of the companies under GDP Venture. As of August 2020, CATAPA users have experienced a growth of more than 300 percent since its inception.

As a general note, the Minister of Cooperatives & Small and Medium Enterprises, Teten Masduki, previously predicted that as many as 50 percent of MSME businesses in Indonesia would go out of business due to the Covid-19 pandemic. The government has also disbursed Rp. 123 trillion for the UMKM assistance program.

As reported by Kompas.com, Workday’s latest report notes that as many as 50 percent of companies in Indonesia prioritize digital transformation, while 31 percent of them actually slow down this effort.

In addition, as many as 41 percent of companies in Indonesia have had difficulty managing new ways of tracing the licensing chain and other operational activities due to the pandemic. This report also states that the company’s ability to utilize digital means is one of the biggest challenges in implementing digital transformation during a pandemic.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

CATAPA Fokuskan pada Kebutuhan Solusi HR yang Relevan Selama Pandemi

Beberapa waktu lalu, penyedia solusi HR dan payroll CATAPA meluncurkan program baru bernama #CATAPAFreeforUMKM. Lewat program ini, UMKM di Indonesia mendapatkan akses gratis pada layanan mereka. Ini merupakan satu dari sekian inisiatif baru perusahaan dalam enam bulan terakhir sejak mewabahnya Covid-19.

Founder & CEO CATAPA Stefanie Suanita mengakui bahwa pandemi membawa dampak positif dan negatif terhadap bisnisnya. “Dampak negatifnya, ini berpengaruh ke bisnis kami karena model bisnis CATAPA adalah biaya berlangganan per karyawan per bulan,” ungkap Stefanie dalam pernyataannya kepada DailySocial.

Hal ini karena selama beberapa bulan terakhir korporasi di Indonesia harus menahan/mengurangi budget demi efisiensi. Tak sedikit pelaku bisnis–berskala kecil hingga besar sekalipun–terpaksa harus merumahkan karyawannya.

Di sisi lain, lanjutnya, pandemi ini memaksa sektor bisnis untuk melakukan transformasi digital. Hal ini karena banyak perusahaan memberlakukan Work From Home (WFH) selama pandemi yang mengakibatkan aktivitas Human Resource (HR) harus dilakukan di luar kantor.

“Dengan situasi ini, banyak perusahaan jadi memerlukan proses penggajian yang dapat dilakukan di luar kantor, seperti di rumah,” tambahnya.

Stefanie melihat situasi ini sebagai dampak positif karena memunculkan peluang. Misalnya, solusi pencatatan kehadiran yang dapat dimonitor dengan mudah. Menurutnya, masih banyak perusahaan yang memberlakukan sistem absensi dengan menggunakan fingeprint machine. Sementara, perangkat ini berpotensi menjadi media penularan virus karena banyaknya sentuhan.

Kemudian solusi untuk persetujuan cuti atau lembur yang bisa diproses secara paperless dan dari mana saja. Dari berbagai kemungkinan di atas, pihaknya berupaya mengakomodasi kebutuhan korporasi di Indonesia.

“Untuk saat ini, kami put more energy pada fitur-fitur yang relevan dengan kondisi saat ini. Kuncinya adalah speed dan adaptability. Artinya, CATAPA berupaya meluncurkan produk atau program yang relevan dengan kondisi saat ini dengan cepat,” tuturnya.

Adapun, program #CATAPAFREEforUMKM yang meluncur  pada 1 September lalu, diperuntukkan hanya untuk UMKM dengan jumlah karyawan maksimal 20 orang. Stefanie menyebutkan bahwa program ini berlaku sampai 31 Agustus 2021. Namun tidak menutup kemungkinan program ini diperpanjang apabila peminatnya terus bertambah.

UMKM akan mendapat akses gratis untuk layanan CATAPA Basic yang mencakup solusi payroll, Time Management (pengelolaan kehadiran karyawan), Employee Self Service/ESS (portal pengajuan dan persetujuan time management, informasi perusahaan, dan data karyawan), dan Claudia Chatbot.

Sebelumnya, CATAPA juga telah meluncurkan sejumlah inisiatif selama masa pandemi. Misalnya, CATAPA Safe, sebuah aplikasi yang berfungsi untuk mengidentifikasi jarak antar-karyawan selama berada di area kerja.

Aplikasi yang dirilis pada April 2020 ini memiliki tiga tujuan utama, yakni Track, Trace, dan Isolate. Apabila ada karyawan yang positif Covid-19, perusahaan dapat melacak siapa yang pernah melakukan kontak dengan karyawan bersangkutan selama 14 hari ke belakang untuk segera diisolasi.

CATAPA berdiri pada 2017 dan merupakan salah satu perusahaan di bawah naungan GDP Venture. Per Agustus 2020, pengguna CATAPA telah mengalami pertumbuhan lebih dari 300 persen sejak pertama berdiri.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki memprediksi sebanyak 50 persen bisnis UMKM di Indonesia bakal gulung tikar akibat pandemi Covid-19. Pemerintah pun telah mengucurkan sebesar Rp123 triliun untuk program bantuan UMKM.

Dilansir Kompas.com, laporan terbaru Workday mencatat sebanyak 50 persen perusahaan di Indonesia memprioritaskan transformasi digital, sedangkan 31 persen di antaranya justru memperlambat upaya ini.

Selain itu, sebanyak 41 persen perusahaan di Indonesia kesulitan mengelola cara-cara baru dalam merunut rantai perizinan dan kegiatan operasional lain karena pandemi. Laporan ini juga menyebutkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sarana digital menjadi salah satu tantangan terbesar dalam melaksanakan transformasi digital di masa pandemi.

Application Information Will Show Up Here

Penyesuaian Bisnis yang Dilakukan Platform Perekrutan TopKarir di Tengah Pandemi

Memulai kiprahnya di tahun 2015, TopKarir Indonesia menjadi salah satu startup lokal yang membantu bisnis mencari dan mengembangkan talenta siap kerja lewat teknologi. Awalnya, perusahaan menyasar para lulusan SMK (tenaga kerja terampil), lulusan akademisi atau universitas, dan para pencari kerja yang memiliki pengalaman sampai dengan 5 tahun. Seiring perkembangannya, platform job marketplace ini mengembangkan layanan untuk perusahaan (B2B) dengan berbagai skala di Indonesia.

Secara umum, pihaknya melihat tren perekrutan yang semakin menurun dalam situasi pandemi ini. Namun, banyak perusahaan juga melakukan penyesuaian kebutuhan tenaga kerja. Saat ini, perusahaan mencari tenaga kerja yang punya kapasitas multitasking, misalnya pada kebutuhan sales atau marketing. Sejak pandemi, perusahaan mencari tenaga kerja yang juga menguasai digital marketing.

Melihat peluang ini, TopKarir ingin memberikan inovasi baru dengan menyediakan fitur-fitur bermanfaat untuk bisnis mulai dari skala UKM hingga perusahaan besar. Disebutkan, solusi big data yang ditawarkan dan menjadi salah satu fitur unggulannya, akan dimanfaatkan untuk membantu pemerintah dan industri mengetahui skill gap antara kebutuhan dengan pasar tenaga kerja. Nantinya pemetaan ini akan dijadikan dasbor terpusat untuk mempermudah proses perekrutan.

Perkembangan bisnis

Pihaknya menyatakan pertumbuhan bisnis yang agresif sejak tahun 2015 dengan jumlah 138 ribu kandidat yang terdaftar di TopKarir, saat ini sudah menyentuh 6,2 juta dalam waktu kurang lebih lima tahun. Dalam penetrasinya, TopKarir juga telah membantu lebih dari 53 ribu bisnis dalam mencari dan mengembangkan talenta siap kerja.

Disinggung mengenai tantangan dalam dunia rekrutmen, pihaknya mengaku tantangan paling besar ialah belum terpusatnya data talenta dan peluang kareier di Indonesia. Hal ini yang kemudian menjadi dasar dalam menentukan target dan mimpi untuk mengembangkan BIG data TopKarir sehingga dapat membantu menjawab kebutuhan industri dan pemerintah di Indonesia.

Saat ini, TopKarir secara spesifik menyasar kepada anak muda dan membantu perusahaan menemukan serta mengembangkan talenta siap kerja berkualitas di Indonesia. Selain menawarkan iklan lowongan pekerjaan pada umumnya, TopKarir memberikan layanan menyeluruh dalam pengembangan karier .

Beberapa fitur andalan yang ditawarkan untuk perusahaan (employer) dan pencari kerja (job seeker), di antaranya: Tes Minat Bakat, Konsultasi Online, Pelatihan Online, serta sedang dalam tahap awal pengembangan fitur Employers Special Page untuk membantu mengembangkan bisnis dan menjawab kebutuhan perusahaan. Platform TopKarir sendiri dapat diakses melalui website dan tersedia dalam bentuk aplikasi di Android dan iOS.

topkarir

Selain TopKarir, beberapa platform job marketplace lain juga semakin meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam layanan mereka, seperti Glints, Kalibrr, dan lainnya.

Fokus bantu pengembangan UKM

Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) tahun 2020 diproyeksikan meningkat hingga 9,2%, atau 5,5 juta orang. Sementara, data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan, UKM berkontribusi 99% dari total lapangan kerja dan menyerap 97% dari total tenaga kerja di Indonesia.

Berbekal informasi ini, TopKarir berupaya membantu UKM dalam meningkatkan manajemen usaha dan penjualan dengan merekrut talenta muda berbakat secara lebih efektif dan efisien. Salah satunya dengan menggratiskan pemasangan iklan lowongan kerja selama tiga bulan melalui platform TopKarir.

Dalam pernyataan resminya, Co-Founder & CEO TopKarir Bayu Janitra Wirjoatmodjo menyampaikan, “Penting bagi ekonomi Indonesia untuk menjaga UMKM tetap kuat di masa pandemi Covid-19. Dengan pemasangan iklan lowongan kerja gratis di TopKarir, kami berharap mereka bisa menghemat biaya operasional, dan menemukan tim yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Biar kami yang bantu mencarikan talenta yang paling cocok, pelaku UMKM bisa fokus pada hal lainnya” lanjut Bayu

Saat ini, TopKarir juga sedang dalam tahap pengembangan Dashboard Nasional UMKM yang akan digunakan sebagai katalog, pemetaan UMKM serta keputusan strategis lainnya terkait pengembangan UMKM se-Indonesia. Selain itu, pihaknya juga sedang bekerja sama dengan pemerintah daerah, melakukan Tes Minat Bakat untuk seluruh pelajar dan mahasiswa di Jawa Timur.

“Keberadaan UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia mampu meningkatkan perekonomian rakyat secara merata. Masyarakat yang berada di pelosok sekalipun, tidak perlu jauh-jauh ke kota untuk mendapatkan penghidupan layak. Mereka bisa berkarya di daerahnya sendiri” tutupnya.

Application Information Will Show Up Here

Chilibeli Introduces Chilimart, to Start Exploring B2B Model

Chilibeli introduces a special B2B platform called Chilimart targeting micro-entrepreneurs. Chilibeli was previously known as a community-based social commerce platform.

Chilibeli’s B2B Sales Manager Novel Leonardo explained that Chilimart has actually been operating since December last year. Chilimart was first designed to reach SMEs.

“The point is, we want to help MSMEs with Chilimart in terms of supply chain process and availability,” Novel said in a virtual press conference (26/8).

Based on the data collected by Chilibeli , there are nearly 65 million SMEs existed in Indonesia. Of this number, 63 million of those are called micro-enterprises. In other words, this micro-business has a central role in the domestic economy.

Entering the B2B segment

Through Chilimart, they are targeting micro-businesses such as vegetable shops, food stalls, grocery stores as their markets. They claim the products sold on the platform are very affordable because they go through a more efficient process including getting first hand supplies.

“Chilimart can directly take from the first hand, with the farmers or the main supplier so that we can get cheaper prices,” added Novel.

Chilibeli’s entrance into the B2B platform means to stir up the fierce battle in the online grocery vertical. Several other players have already implemented this model, including TaniHub and Kedai Sayur.

Novel explained the differentiation of Chilimart from its competitors is that its products are multi-segmented. That means Chilimart does not only provide food such as vegetables and meat but also fruits, instant food and drinks, spices, staples, to health and hygiene products.

In addition, Novel guarantees that their platform can deliver early in the morning as long as confirmation of orders can be made before three in the afternoon. “We invest in our logistics team, therefore, we can run at such hours,” he explained.

Side to side operation

Chilibeli claims Chilimart currently has 10,000 users from all of their operational areas, from Jabodetabek, Surabaya, Gresik, Sidoarjo, and Bandung. Especially in Jabodetabek, users are claimed to be around 6,000 users.

Nevertheless, Novel highlighted the fact that Chilimart complements the Chilibeli ecosystem. It means, they still maintain the concept of community-based social commerce.

“We are still social commerce after all. You could say we are still going both ways. There is a special team dedicated to the two businesses,” concluded Novel.

In addition, Chilibeli also collaborates with Lazada. It has been ongoing since last June. Through this collaboration, Chilibeli can distribute their food ingredients on the Lazada platform. The available food ingredients include vegetables, fruits, meat, eggs, and salted fish.

“Chilibeli is collaborating with Lazada to provide easier access for our customers. Since joining Lazada, Chilibeli has served hundreds of new customers with an increase of more than 1,500 orders in the last 3 months,” Chilibeli’s B2C Commercial Manager, Fintia said in a written statement.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

KoinWorks Terus Tambah Layanan Keuangan di Aplikasi, Mantapkan Visi Menjadi “Super Financial App”

Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin melemah telah mendorong pemerintah untuk bergerak cepat demi menghindari terjadinya skenario terburuk. Dalam hal ini, masyarakat punya peranan penting dalam menggerakkan roda perekonomian bangsa. Saling sokong antara pemerintah dan masyarakat akan menjadi kunci untuk mendorong pemulihan ekonomi bangsa ini.

Salah satu upaya pemerintah dalam sektor investasi adalah melalui penerbitan surat berharga negara (SBN). Dengan penerbitan SBN, pemerintah “meminjam” dana dari para investor yang akan digunakan untuk kebutuhan APBN. Sebaliknya, investor akan mendapatkan keuntungan yang disebut sebagai kupon (bunga) dari penempatan dana di SBN tersebut.

KoinWorks, yang belum lama ini memperluas cakupan bisnis mereka ke ranah investasi reksa dana, memperkuat komitmennya untuk menjadi Super Financial App dengan menambah pilihan diversifikasi aset bagi pengguna lewat produk investasi KoinBond. Dalam inisiatif ini, Koinworks bersinergi bersama Kementerian Keuangan dan bergabung menjadi mitra distribusi fintech untuk penjualan surat utang dan obligasi.

KoinBond sendiri dapat ditemukan dalam aplikasi KoinWorks pada KoinRobo. Melalui fitur ini, pengguna dapat melakukan pembelian berbagai produk investasi yang dijamin oleh negara seperti Saving Bond Retail (SBR), Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI), serta produk obligasi syariah seperti Sukuk Ritel dan Sukuk Tabungan. Beberapa pemain juga sudah menawarkan produk serupa seperti Bareksa, Investree, dan lainnya.

Benedicto Haryono selaku Co-Founder & CEO KoinWorks dalam keterangan resminya mengatakan, “Kehadiran KoinBond menjadi salah satu langkah KoinWorks untuk ikut serta dalam upaya pemulihan ekonomi negeri dan menjawab kebutuhan masyarakat terkait produk keuangan minim risiko terutama dalam menghadapi pandemi dan ancaman resesi ekonomi. Melalui KoinBond, KoinWorks juga kembali mengukuhkan diri sebagai platform Super Financial App yang menyediakan ragam produk keuangan dan akan ikut meramaikan dalam seri penjualan Surat Berharga Syariah Negara Ritel (SBSN Ritel) seri SR013 yang rencananya akan mulai ditawarkan di akhir bulan Agustus ini.”

Super Financial App

Ketika disinggung mengenai layanannya yang semakin berkembang, tidak terbatas pada p2p lending saja, pihaknya turut menyampaikan bahwa skema p2p lending hanya salah satu dari banyak instrumen pengembangan aset. Sementara itu, seluruh pengembangan layanan finansial di KoinWorks berlandaskan kebutuhan dasar finansial yang ditujukan untuk personal dan bisnis.

“Ada banyak instrumen pengembangan aset dan masyarakat selalu disarankan untuk melakukan diversifikasi aset guna antisipasi resiko. Untuk itu lah hadir beberapa produk layanan keuangan baru di KoinWorks diluar p2p lending. Agar pengguna dapat dengan mudah melakukan diversifikasi aset dalam satu platform yang sama,” tambahnya.

Mengenai ambisi menjadi Super Financial App, pihaknya mengakui bahwa sejak awal visi mereka adalah untuk memungkinkan setiap orang di Indonesia bisa mewujudkan aspirasi dan mimpi melalui akses yang sama ke layanan keuangan demi terciptanya inklusi keuangan di Indonesia. Skema Super Finansial App ini dirasa akan membawa KoinWorks semakin dekat dengan visi mereka sejak awal.

“Transformasi KoinWorks menjadi Super Financial App didasari dari bagaimana kami merespons kebutuhan pasar akan ragam layanan finansial untuk personal dan bisnis, dan misi untuk inklusi finansial di Indonesia,” jelasnya.

Saat ini, KoinWorks telah memiliki beragam produk finansial yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan finansial dan profil risiko setiap individu dan bisnis. Seperti pendanaan p2p lending melalui KoinP2P dan KoinRobo, investasi emas melalui KoinGold, investasi surat utang negara lewat KoinBond ataupun pinjaman produktif melalui KoinBisnis, serta fitur salary advance yang baru saja diluncurkan KoinGaji.

Application Information Will Show Up Here

Perkenalkan Chilimart, Chilibeli Kini Selami Model B2B [UPDATED]

Chilibeli memperkenalkan platform khusus B2B bernama Chilimart. Chilimart ini memilih pengusaha mikro sebagai target pasar mereka. Chilibeli sebelumnya lebih dulu dikenal sebagai platform social commerce berbasis komunitas.

Sales Manager B2B Chilibeli Novel Leonardo menjelaskan bahwa Chilimart sejatinya sudah mulai digulirkan sejak Desember tahun lalu. Chilimart didesain dari awal untuk menjangkau UKM.

“Intinya dengan Chilimart ini kita ingin membantu UMKM dalam segi supply chain process dan ketersediaannya,” ucap Novel dalam konferensi pers virtual (26/8).

Berdasarkan data yang Chilibeli kumpulkan, UKM di Indonesia berjumlah hampir 65 juta unit. Dari angka tersebut, 63 juta di antaranya mereka sebut merupakan usaha mikro. Dengan kata lain usaha mikro ini punya peran sentral terhadap perputaran ekonomi di dalam negeri.

Merambah B2B

Melalui Chilimart, mereka mengincar usaha mikro seperti toko sayur, warung makan, toko kelontong sebagai pasar mereka. Mereka mengklaim produk yang dijual di platform lebih terjangkau karena melalui proses yang lebih efisien termasuk memperoleh pasokan dari tangan pertama.

“Chilimart bisa langsung mengambil dari tangan pertama yakni petani atau supplier utama sehingga kita bisa mendapatkan harga lebih murah,” imbuh Novel.

Masuknya Chilibeli ke platform B2B berarti menambah sengit pertarungan di vertikal online grocery. Beberapa pemain lain yang sudah lebih dulu bermain dengan model ini di antaranya adalah TaniHub dan Kedai Sayur.

Novel menjelaskan yang membedakan Chilimart dengan kompetitor adalah produk mereka multi-segmen. Itu artinya Chilimart tidak hanya sekadar menyediakan pangan seperti sayur mayur dan daging, tapi juga buah-buahan, makanan dan minuman instan, bumbu, bahan pokok, hingga produk kesehatan dan kebersihan.

Di samping itu Novel menjamin bahwa platform mereka dapat melakukan pengantaran pada pagi dini hari asal konfirmasi pesanan dapat dibuat sebelum pukul tiga sore. “Kami investasi di tim logistik kami agar bisa masuk di jam-jam seperti itu,” terangnya.

Berjalan beriringan

Chilibeli mengklaim Chilimart saat ini sudah memiliki 10 ribu pengguna dari semua wilayah operasional mereka yakni Jabodetabek, Surabaya, Gresik, Sidoarjo, dan Bandung. Khusus di Jabodetabek, penggunanya diklaim sekitar 6.000 pengguna.

Kendati demikian, Novel menekankan bahwa Chilimart ini melengkapi ekosistem Chilibeli. Itu artinya, mereka tetap mempertahankan konsep social commerce berdasarkan komunitas.

“Kita tetap social commerce. Bisa dibilang kita tetap jalan dua-duanya. Ada tim khusus yang didedikasikan ke dua bisnis tersebut,” pungkas Novel.

Di samping memperkenalkan platform Chilimart, Chilibeli juga menjalin kerja sama dengan Lazada. Kerja sama keduanya sudah terwujud sejak Juni kemarin. Melalui kolaborasi ini, Chilibeli dapat menyalurkan bahan pangan mereka di platform Lazada. Adapun bahan pangan yang tersedia meliputi sayur-mayur, buah-buahan, daging, telur, hingga ikan asin.

“Chilibeli bergabung dengan Lazada untuk memberikan akses lebih mudah bagi pelanggan kami. Sejak bergabung dengan Lazada, Chilibeli telah melayani ratusan konsumen baru dengan peningkatan hingga lebih dari 1,500 order dalam 3 bulan terakhir,” ucap Commercial Manager B2C Chilibeli Fintia lewat pernyataan tertulis.

 

*Update: Kami menambahkan informasi kerja sama Chilibeli dengan Lazada.

Application Information Will Show Up Here

Payfazz Adds “Alat Warung” Feature to Support SME Operational

Payfazz agency-based financial service startup introduced a new innovation on its platform, Alat Warung. This solution is designed for micro, small and medium businesses to monitor operational performance and plan business development.

In the Alat Warung menu, several features are available including Kasir for recording transactions, setting selling prices, and sales reports; Catat Hutang to manage debt as well as reminders for overdue bills; also Grosir Terdekat and Tawarkan Produk for goods stock or becoming a reseller. Currently, all features are available to all agents who have updated the application since July 2020.

Gambar - Menu Alat Warung

The startup, which just announced its series B funding last July, also provides other financial services such as PPOB, fund transfers to banks, as well as product stock and resell for its agents. Currently, Payfazz has served more than 20 thousand stalls all over Indonesia.

Safina Saleh, as Payfazz Brand Manager in a press statement said, “In line with Payfazz’s vision to develop MSMEs in Indonesia, starting with an agency platform for financial literacy, Payfazz is now innovating as a partner for MSME entrepreneurs in the trade sector in terms of business, operations, and marketing.”

Targeting micro businesses

Previously, Payfazz was known to have launched a POS application called Sellfazz which has now changed its name to Post.app. Hendra Kwik as the Co-Founder and CEO of Payfazz said that Post.app will target middle to upper retailers more, while Payfazz alone will focus on micro businesses.

“The solutions we offer through Payfazz, including the Alat Warung menu, is merely targeting micro-businesses because they have different needs. We also have differentiation with integrated services provided on the Payfazz platform,” Hendra said in a separate interview.

He also admitted that he would continue to consistently issue other innovations for micro, small and medium traders so that they could further develop with the help of technology created and developed by the nation’s children.

Some startups have started to intensify this kind of services for small shops and businesses, such as BukuWarung, which recently also received seed funding, and there is also BukuKas.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here

Payfazz Tambah Fitur “Alat Warung”, Bantu UKM Kelola Operasional Bisnis

Startup layanan keuangan berbasis keagenan Payfazz memperkenalkan inovasi baru dalam platformnya, yaitu menu Alat Warung. Solusi ini ditujukan untuk pedagang mikro, kecil maupun menengah untuk memantau kinerja bisnis dan melakukan perencanaan pengembangan usaha.

Dalam menu Alat Warung tersedia beberapa fitur seperti Kasir untuk pencatatan transaksi, pengaturan harga jual, serta laporan penjualan; Catat Hutang untuk mengelola hutang serta pengingat tagihan jatuh tempo; serta Grosir Terdekat dan Tawarkan Produk untuk melakukan stok barang ataupun menjadi reseller. Saat ini, seluruh fitur sudah bisa dinikmati oleh seluruh agen yang telah melakukan pembaruan aplikasi sejak Juli 2020.

Gambar - Menu Alat Warung

Startup yang baru saja mengumumkan pendanaan seri B pada bulan Juli lalu ini juga menyediakan layanan finansial lain seperti PPOB, Transfer dana ke Bank, serta stock dan resell produk bagi para agennya. Hingga saat ini Payfazz telah melayani lebih dari 20 ribu warung yang tersebar di seluruh Indonesia.

Safina Saleh, selaku Brand Manager Payfazz dalam keterangan pers menyatakan, “Sejalan dengan visi Payfazz untuk mengembangkan UMKM di Indonesia, diawali dengan platform keagenan untuk literasi finansial, kini Payfazz berinovasi sebagai partner pengusaha UMKM bidang perdagangan baik dalam sisi bisnis, operasional maupun pemasaran.”

Menyasar usaha mikro

Sebelumnya, Payfazz sendiri diketahui pernah meluncurkan aplikasi POS bernama Sellfazz yang kini telah berganti nama menjadi Post.app. Hendra Kwik selaku Co-Founder dan CEO Payfazz menyampaikan bahwa Post.app ini akan lebih menyasar retail menengah ke atas, sementara Payfazz sendiri akan fokus pada pengusaha mikro.

“Solusi yang kita tawarkan melalui Payfazz, seperti menu Alat Warung ini lebih menyasar usaha mikro, karena kebutuhannya berbeda. Kami juga memiliki diferensiasi dengan layanan terpadu yang disediakan dalam platform Payfazz,” ungkap Hendra dalam wawancara terpisah.

Pihaknya juga mengaku akan terus konsisten mengeluarkan inovasi-inovasi lain bagi pedagang mikro, kecil dan menengah supaya dapat semakin berkembang dengan bantuan teknologi yang dibuat dan dikembangkan oleh anak bangsa.

Beberapa startup sudah mulai menggencarkan layanan pencatatan untuk warung dan usaha kecil, seperti BukuWarung, yang belum lama ini juga mendapatkan pendanaan tahap awal, juga ada BukuKas.

Application Information Will Show Up Here

Kasvlo Hadir Tawarkan Solusi Manajemen Keuangan untuk UKM

Badai pandemi belum selesai menghantam sektor UKM di Indonesia. Di tengah situasi krisis ini, Unzyp Software sebuah pengembang SaaS mencoba menawarkan solusi untuk bantu para pebisnis. Bekerja sama dengan Tech Data, pengembang software asal Malaysia, Unzyp meluncurkan aplikasi Kasvlo, buat bantu manajemen keuangan UKM.

CEO Unzyp Software Untag Pranata mengatakan, banyaknya keluhan akan data para pelaku bisnis yang tidak tersimpan di cloud sehingga menyebabkan hilangnya data saat restorasi smartphone, menjadi salah satu yang mendorong timnya untuk merampungkan layanan ini.

Solusi bisnis untuk UKM

Kasvlo menawarkan tiga solusi bisnis, yaitu fitur pencatatan pengeluaran dan pemasukan keuangan, fitur hutang piutang, dan pembuatan laporan secara otomatis. Dengan biaya berlangganan per bulan/tahun, semua data pelanggan akan tersimpan di cloud dan bisa diakses kapan saja melalui aplikasi.

Ketika disinggung mengenai ketersediaan layanan mereka di area dengan koneksi terbatas, Untag menyebutkan bahwa pihaknya juga mengembangkan fitur “db sync”, memungkinkan data tetap tersimpan secara offline di perangkat dan online di server. Nantinya, apabila pengguna tidak memiliki akses internet, data akan tetap tersimpan, lalu ketika koneksi sudah tersambung akan secara otomatis tersinkronisasi.

Saat ini, aplikasi Kasvlo sudah tersedia di platform Android dan iOS.

Strategi dan model bisnis

Kasvlo sendiri saat ini masih mengandalkan self-funding dalam menjalankan bisnis mereka. Hal ini juga terkait bisnis mereka yang tidak hanya bergerak di bidang SaaS, namun juga sebagai software house yang menyediakan perangkat lunak untuk korporasi

“Dari situlah kami menemukan sebuah pola dari banyaknya permintaan yang sebetulnya sama, maka itu kami berani berinvestasi untuk membangun Unzyp Cloud yang kiranya dapat membantu UMKM,” jelas Untag.

Selain itu, Unzyp Cloud tidak hanya memiliki Kasvlo saja tetapi juga memiliki banyak solusi lainnya seperti Aksesa yaitu software password management, dan juga Billing On untuk sistem penagihan otomatis. Rencananya, akan ada sekitar 9 produk baru untuk selanjutnya diluncurkan.

“Kami harapkan dengan adanya solusi dari kami, dapat membantu UMKM di Indonesia menjadi lebih produktif dan efektif,” tambahnya.

Faktanya, UMKM menjadi penyumbang 60% Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Hal ini diduga menjadi pemicu banyaknya layanan teknologi bermunculan untuk ikut menunjang bisnis UKM. Baik dari sisi penjualan, distribusi, manajemen keuangan, juga pencarian talenta.

Sementara, sebenarnya layanan SaaS serupa untuk UKM di Indonesia pilihannya sudah sangat banyak. DailySocial pernah memetakannya dalam “Daftar Layanan-Layanan Pendukung Pengembangan Bisnis UKM“.

Application Information Will Show Up Here