Gourmet Baby Food Catering Startup Grouu Bags 6 Billion Rupiah Seed Funding

The gourmet baby food catering startup Grouu announced a $400,000 seed funding (approximately IDR 6 billion) from Selera Kapital, the Sour Sally Group’s investment arm. Several angel investors participated, including Wesley Harjono (Plug and Play Indonesia’s Managing Director) and Rama Notowidigdo (Co-founder of Sayurbox and AwanTunai).

The company will use the fresh money to expand service coverage by opening satellite kitchens in several major cities in Indonesia, as well as diversifying packaged food products.

Grouu positioned its platform as a provider of complementary feeding (MPASI) for infants aged six months and over with the selection of quality raw materials, taste, and complete nutritional ingredients for each dish. Amidst busy activities in taking care of early childhood, the practical, healthy and nutritious baby food is quite essential for today’s parents.

Meanwhile, the children’s malnutrition and health issues is still the Indonesian government’s chore. Based on Indonesian Ministry of Health’s data in 2020, the prevalence of stunting (short) in Indonesian toddlers is recorded at 27.7%, or 28 out of 100 toddlers. In fact, the first 1,000 days of a baby’s life is a golden age for child growth and development. Unfortunately, many children whom hands are holding the nation’s future are still experiencing nutritional problems at an early age.

Grouu’s Co-founder & CEO, Jessica Marthin explained, “We understand that one of the difficulties parents face during their child’s growth is providing varied food choices to support optimal growth and development.

“Grouu is here to be a delicious and healthy complementary food solution to support urban parents amidst their busy lives. Through this funding, we will expand and innovate to reach more parents in Indonesia,” Jessica said in an official statement, Tuesday (1/25).

The founder of Selera Kapital, Donny Pramono, expressed his belief in Grouu’s vision and mission in providing quality food for Indonesian children. In addition, he sees Grouu’s commitment to providing the best service for parents by presenting a meal subscription management platform that makes it easy for parents to schedule food delivery in real time.

“Selera Kapital is ready to support Grouu through synergies with our various portfolios and business units in the food and beverage category,” Donny said. Grouu adds to Selera Kapital’s investment portffolio, there are also ESB (Esensi Solusi Buana), Wahyoo, Yummy Corp, and EVOS Esports.

Grouu has served more than 200,000 servings of complementary foods by 2021. All of its products are made using quality fresh ingredients without preservatives, colorings, flavor enhancers, including salt and sugar. Grouu has obtained a Health Eligibility Certificate from the DKI Jakarta Health Office, therefore, its cleanliness is guaranteed as the right choice of complementary foods for children.

Each menu is prepared by a team of nutritionists, food scientists, and chefs to meet the baby’s daily nutritional needs. Grouu also provides various choices of food textures that is adaptable to the baby’s needs at the developmental age.

Parents can enjoy free shipping every day through a flexible subscription package that is supported by a meal subscription management platform that makes it easy to choose menus, as well as textures easily and in real time, to the convenience of making various changes from the delivery date and address.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Startup Katering Makanan Bayi Grouu Terima Pendanaan Awal 6 Miliar Rupiah

Startup katering makanan bayi Grouu mengumumkan perolehan pendanaan tahap awal senilai $400 ribu (sekitar 6 miliar Rupiah) dari Selera Kapital, lengan investasi dari Sour Sally Group. Turut andil juga beberapa angel investor, di antaranya Wesley Harjono (Managing Director Plug and Play Indonesia) dan Rama Notowidigdo (Co-founder Sayurbox dan AwanTunai).

Perusahaan akan memanfaatkan dana segar tersebut untuk memperluas cakupan layanan katering dengan membuka satellite kitchen di sejumlah kota besar di Indonesia, serta melakukan diversifikasi produk makanan kemasan.

Grouu menempatkan diri sebagai penyedia makanan pendamping asi (MPASI) untuk bayi usia enam bulan ke atas dengan pemilihan bahan baku berkualitas, memiliki cita rasa, dan kandungan gizi yang lengkap di tiap hidangannya. Di tengah aktivitas yang padat dalam mengurus anak usia dini, kehadiran menu makanan yang praktis, sehat dan bergizi menjadi salah satu hal yang sangat dibutuhkan oleh para orang tua masa kini.

Adapun, permasalahan gizi dan kesehatan anak masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Indonesia. Data Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2020 menyebutkan bahwa prevalensi stunting (pendek) pada balita Indonesia tercatat sebesar 27,7%, atau 28 dari 100 balita mengalami stunting. Padahal, 1.000 hari pertama kehidupan bayi merupakan usia emas bagi tumbuh kembang anak. Sayangnya, anak-anak yang seharusnya menjadi harapan masa depan bangsa masih banyak yang mengalami masalah gizi di usia dini.

Co-founder & CEO Grouu Jessica Marthin menjelaskan, pihaknya memahami bahwa salah satu kesulitan orang tua pada masa pertumbuhan anak adalah memberikan pilihan makanan yang variatif untuk menunjang tumbuh kembang yang optimal.

“Grouu hadir menjadi solusi MPASI yang lezat dan sehat untuk membantu kebutuhan orang tua urban di tengah kesibukannya. Melalui pendanaan ini, kami akan melakukan ekspansi dan inovasi untuk dapat menjangkau lebih banyak lagi orang tua di Indonesia,” ucap Jessica dalam keterangan resmi, Selasa (25/1).

Pendiri Selera Kapital Donny Pramono mengungkapkan keyakinannya terhadap visi dan misi Grouu dalam menyediakan makanan bermutu untuk anak di Indonesia. Tak hanya itu, pihaknya melihat komitmen Grouu dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk para orang tua dengan menghadirkan meal subscription management platform yang memudahkan para orang tua untuk mengatur jadwal pengiriman makanan secara real time.

“Selera Kapital siap mendukung Grouu melalui sinergi dengan berbagai portofolio maupun unit bisnis kami dalam kategori makanan dan minuman,” kata Donny. Grouu menambah jajaran portofolio investasi di Selera Kapital, sebelumnya ada ESB (Esensi Solusi Buana), Wahyoo, Yummy Corp, dan EVOS Esports.

Grouu telah menyajikan lebih dari 200.000 porsi MPASI pada 2021. Semua produk Grouu dibuat menggunakan bahan segar berkualitas tanpa tambahan pengawet, pewarna, penguat rasa, termasuk garam dan gula. Grouu juga telah mengantongi Sertifikat Laik Sehat dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta sehingga terjamin kebersihannya sebagai pilihan MPASI yang tepat untuk anak.

Setiap menu disusun bersama oleh tim ahli gizi, food scientist, dan koki untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian pada bayi. Grouu juga menyediakan berbagai pilihan tekstur makanan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bayi di usia perkembangannya.

Orang tua dapat menikmati pengiriman gratis setiap harinya melalui paket langganan fleksibel yang didukung oleh meal subscription management platform yang memudahkan untuk memilih menu, maupun tekstur dengan mudah dan real time hingga kemudahan dalam melakukan berbagai perubahan mulai dari tanggal dan alamat pengiriman.

[VIDEO] Kiat Sukses Startup agar Tak Tumbang di Masa Pandemi

Sektor ekonomi mengalami dampak yang cukup parah akibat pandemi Covid19, termasuk bagi startup. Pada 2020 lalu, beberapa startup mengumumkan penutupan bisnisnya lantaran tak lagi bisa menyeimbangkan kinerja di masa pandemi.

DailySocial bersama Wesley Harjono, Managing Partner GK Plug and Play Indonesia, berbagi tips untuk para pebisnis startup agar tetap bertahan di masa pandemi ini.

Untuk video menarik lainnya seputar startup dan teknologi, kunjungi kanal YouTube DailySocialTV.

Tips Mengikuti Inkubator dan Akselerator Startup Bagian 2: Memahami Program

Ada banyak keuntungan bagi startup saat mengikuti program inkubator atau akselerator. Pertama, startup mendapatkan pengetahuan komprehensif seputar bisnis dan kepemimpinan yang spesifik. Kedua, membukakan jalan kepada startup untuk bertemu dengan rekanan strategis, termasuk mitra bisnis dan investor. Yang ketiga, membantu startup menguji ulang berbagai asumsi produk dan pangsa pasar yang telah didefinisikan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, setelah mematangkan persiapan pra-inkubasi/akselerasi, startup perlu mengoptimalkan keikutsertaannya dalam program. Demi mendapatkan kiat-kiatnya, kami menghubungi beberapa penyelenggara atau mentor kegiatan tersebut. Salah satunya Donni Prabowo, General Manager AMIKOM Business Park (ABP), sebuah inkubator startup berbasis di Yogyakarta.

Menurut Donni, hal mendasar yang harus benar-benar diserap founder saat mengikuti program inkubator adalah membangun entrepreneur mindset. Baru setelah itu masuk ke tahap selanjutnya, yakni validasi yang mencakup problem validation, product validation, hingga business model validation.

“Menurut kami yang paling mendasar adalah berkaitan dengan entrepreneur mindset. Kami harus menempa startup founder agar memiliki sikap mental positif, open mind, dan pantang menyerah. Integritas yang tinggi serta komitmen yang kuat sangat dibutuhkan dalam membangun sebuah bisnis,” ujar Donni.

Pengembangan mentalitas juga menjadi salah satu misi yang ditekankan Hari Sungkari dalam menyusun kurikulum pra-inkubasi di BEKUP (BEKRAF for Pre-Startup). Pada akhirnya saat startup benar-benar terjun di pangsa pasar, karakter founder akan banyak menentukan arah startup. Menurut Hari, bisnis digital saat ini harus dihadapi dengan kejelian dan pola pikir terbuka, oleh karena itu ia menekankan kepada founder didikannya untuk selalu siap berubah.

“Kurikulum BEKUP mengacu pada Lean Startup, kesiapan untuk pivot sangat ditekankan di sini. Founder harus mau berubah, ketika ide yang telah divalidasi tidak menghasilkan respons di konsumen. Ini yang mau kita tekankan, karena BEKUP hadir menciptakan mentalitas founder startup yang tangkas,” jelas Hari.

Fokus pada product-market fit dan kemitraan

Dalam sebuah kesempatan wawancara, SEA Regional Manager Fenox Venture Capital, Jeff Quigley, pengusung program GnB Accelerator di Indonesia, mengatakan bahwa fokus utama program akselerator membantu startup menemukan product-market fit, bukan lagi sekadar memvalidasi ide. Salah satunya dilakukan dengan mengundang mentor dari ekosistem startup untuk membahas penguatan internal startup sampai strategi ekspansi. Penguatan tim akan berdampak pada kinerja yang semakin kencang, sementara itu strategi ekspansi membawa startup pada potensi bisnis baru.

“Tujuan akselerator memastikan startup yang lulus dari program siap untuk melakukan scale-up dan memberikan dampak di ekosistem startup. Kami memiliki prioritas untuk memastikan setiap startup memenuhi kriteria untuk penggalangan dana di tahap berikutnya,” ujar Jeff.

Managing Director Plug and Play Indonesia Wesley Harjono mengutarakan, salah satu tujuan program akselerasi juga menghubungkan startup dengan mitra korporasi dan organisasi besar lainnya, termasuk pemerintahan. Kemitraan dengan bisnis besar dinilai akan membuka peluang bagi startup binaan melakukan banyak penyesuaian bisnis, belajar dari pengalaman korporasi menghadapi pangsa pasar.

Masalah umum

Di Yogyakarta, program ABP hampir selalu berhadapan dengan startup di tahap awal (early-stage). Dari pengalaman yang ada, Donni menyimpulkan ada tantangan mendasar yang sering dihadapi startup dan dapat Dibenahi dalam program inkubator atau akselerator. Permasalahan tersebut seputar fokus bisnis, permodalan, dan akses ke pasar. Sepertinya masalah tersebut memang menjadi fenomena umum di mana-mana.

“Banyak startup gagal karena kehilangan fokus, disebabkan oleh banyak hal, salah satunya karena mereka sering menjadikan startup hanya untuk mengisi waktu luang saja, belum menjadi prioritas utama,” ujar Donni.

Berdasarkan pengalaman beberapa startup, gagal fokus tersebut juga disebabkan karena faktor permodalan. Mereka merasa harus menghidupi operasional startup dengan bekerja. Modal yang minim ini juga membuat startup merekrut anggota tim sekenanya, bukan didasarkan pada keahlian. Oleh sebab itu, program inkubator atau akselerator biasanya membantu startup dengan memberikan pendanaan tahap awal. Harapannya para founder dapat benar-benar fokus mengembangkan bisnisnya.

Terakhir adalah seputar akses ke pasar. Program inkubator atau akselerator umumnya didirikan oleh perusahaan investasi atau korporasi. Selain dengan kurikulum pendidikan dan permodalan, mereka juga hadir membawakan jalur koneksi startup kepada mitra strategis. Harapannya dapat mempercepat startup untuk mematangkan debut di pasar pasca produknya tervalidasi dengan baik.

GK-PnP Terus Jembatani Startup Binaan dan Mitra Korporasi

Melanjutkan kesuksesan program akselerasi batch pertama, Plug and Play bersama Gan Kapital (GK-PnP) kembali memperkenalkan startup pilihan mereka yang lolos dalam program akselerasi batch kedua. Dari 13 startup yang mengikuti batch kedua ini, hanya 11 startup yang diumumkan lolos ke tahap pitching di hadapan perwakilan pemerintahan dan investor.

Managing Director GK-PnP Wesley Harjono mengungkapkan, adanya persoalan internal dan alasan pribadi yang menyebabkan hanya 11 startup saja yang lolos di batch kedua ini.

“Sama seperti batch sebelumnya, kami melakukan penyaringan dan batch kedua ini hanya menampilkan 11 startup saja. Sebagai program akselerasi kami ingin membantu startup yang memiliki minat dan tentunya potensi.”

Berbeda dengan batch pertama yang fokus kepada startup fintech, di batch kedua ini GK-PnP mengklaim memiliki startup dari beragam kategori, mulai dari logistik, SaaS, hingga pengolahan limbah dan sampah.

“Ada juga startup lokal yang masih menyasar layanan fintech dengan model bisnis unik dan dibutuhkan masyarakat,” kata Wesley.

Membina kemitraan dengan korporasi

Sebagai dukungan menyeluruh kepada alumni program dan peserta batch saat ini, GK-PnP terus memperluas kemitraan dengan korporasi. Tercatat sudah ada empat korporasi yang menjadi mitra GK-PnP, yaitu BNI, BTN, Astra Internasional, dan Sinar Mas.

“Kita tidak ingin membatasi mitra dari sektor perbankan dan institusi keuangan saja. Selanjutnya kami juga akan membuka kemitraan dengan berbagai perusahaan hingga pemerintahan yang tertarik menjadi mitra GK-PnP,” kata Wesley.

Kemitraan tersebut menjadi peluang bagi startup binaan GK-PnP memverifikasi model bisnis sekaligus melakukan uji coba, sebelum layanan resmi diluncurkan.

“Karena itu kami akan menerima semua kebutuhan mitra dalam hal teknologi, dan bagaimana startup binaan GK-PnP bisa memberikan solusi tersebut. Kami ingin menjembatani kebutuhan  korporasi dengan startup,” kata Wesley.

Hingga kini sudah ada 8 pilot project yang berjalan antara startup binaan GK-PnP dan mitra korporasi.

Berikut adalah 11 startup terpilih di program akselerasi GK-PnP batch kedua:

1. Cheers Global Wallet memberikan kemudahan kepada developer mengintegrasikan e-wallet di dalam aplikasi yang dibangun secara mandiri

2. Dana Bijak merupakan layanan pinjaman online tanpa agunan yang menawarkan pinjaman mikro kepada masyarakat.

3. Datanest membantu perusahaan untuk mengolah data dengan machine learning dan artificial intelligence sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan.

4. Duit Hape merupakan sistem pembayaran dan pengiriman uang seluler independen yang dapat bekerja di semua sistem operasi, operator telekomunikasi, dan bank. Duit Hape memungkinkan pengguna untuk melakukan setoran tunai, penarikan, transfer, pembayaran cicilan, jaminan sosial, dan sebagainya.

5. Gandeng Tangan merupakan platform p2p lending yang bertujuan memberikan investasi jangka pendek untuk membantu pembiayaan UMKM.

6. Griggo: adalah aplikasi yang mengagregasi dan mengatur layanan pengumpulan serta daur ulang sampah. Startup ini pertama kali berdiri di Bali.

7. Indogold adalah platform online yang membantu pengguna melakukan investasi logam mulia secara aman dan fleksibel. Mulai dari tabungan emas dengan berat terkecil 0,001 gram, layanan cicilan untuk member, gadai emas, dan sebagainya. Indogold sebelumnya menjadi mitra eksklusif Bukalapak untuk layanan BukaEmas.

8. Manpro adalah aplikasi khusus dalam solusi bidang project management, khususnya dokumentasi proyek konstruksi.

9. Periksa.id adalah solusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kesehatan menjadi lebih responsif, efektif, dan transparan. Pengguna dapat menulis resep, menyimpan catatan media, mengelola data pasien lewat platform ini.

10. Trukita adalah marketplace yang dapat digunakan untuk mencari harga terbaik dalam memenuhi kebutuhan truk dan kargo.

11. Weston menyediakan solusi sistem energi terbarukan di daerah terpencil di Indonesia. Sistem ini dapat digunakan oleh setiap rumah untuk mendapatkan akses listrik dengan sistem pembayaran pay per use berharga terjangkau.

GK-PnP Indonesia Buka Pendaftaran Akselerasi Gelombang Ketiga, Perluas Vertikal Startup

GK-Plug and Play (GK-PnP) Indonesia mengumumkan bahwa saat ini tengah membuka pendaftaran bagi startup lokal yang tertarik untuk mengikuti rangkaian program akselerasi batch 3. Hal menarik yang dikabarkan, saat ini GK-PnP Indonesia tidak hanya fokus pada startup di bidang fintech dan mobility saja, melainkan juga akan merangkul vertikal yang lebih luas, termasuk di bidang IoT, Agtech, dan sustainability services.

Program akselerasi ini menargetkan pada startup yang sudah menginjak seed-stage, karena visi yang dibawa untuk mempersiapkan bisnis startup ke tahap lanjut. Plug and Play sendiri dikenal sebagai program akselerasi startup global yang mencoba menghadirkan kultur edukasi bisnis ala Silicon Valley di berbagai negara.

“Startup fintech masih akan menjadi tren, begitu juga dengan transportasi. Hanya saja untuk bidang transportasi, ranahnya akan menjadi lebih luas lagi, bukan sekedar memindahkan orang dari satu tempat ke tempat lain, namun kemudahan dan tingkat kenyamanan dalam memindahkan suatu barang ataupun jasa dalam bentuk pendekatan holistik,” tutur President Director GK-PnP Indonesia Wesley Harjono.

Khusus di batch 3, selain penambahan vertikal, GK-PnP Indonesia juga mengumumkan penerimaan startup di berbagai level di dalam programnya. Jika sebelumnya startup yang diterima terbatas pada seed-stage startup, kali ini Wesley mengonfirmasi kemungkinan startup pada tingkat lanjutan untuk bergabung dalam naungan GK-PnP Indonesia.

“Di samping membantu startup seed-stage, kami juga membuka pintu kepada later stage startup. Untuk startup di tingkat lanjutan, yang kami kedepankan lebih dari sekedar funding, namun pendampingan serta koneksi ke corporate dan pemerintah. Harapannya akan terjalin sinergi luar biasa yang berdampak positif bagi  masyarakat dan perekonomian digital di Indonesia,” tambah Wesley.

Startup yang tertarik dapat mendaftarkan diri melalui situs resmi GK-PnP Indonesia sebelum 30 April 2018. Bagi startup yang ingin mendapatkan gambaran lebih lanjut tentang program akselerasi tersebut juga dapat menghadiri acara Expo 2.0 pada 27 April 2018 mendatang. Startup yang telah terpilih di batch 2 akan mempresentasikan produk dan bisnisnya pada acara tersebut. Informasi lebih lanjut dan pendaftaran dapat dilihat di tautan: http://bit.ly/pnpexpo2.

Hingga saat ini GK-PnP Indonesia telah menaungi 20 startup lokal melalui program akselerasi yang rutin diadakan dua gelombang setiap tahunnya. Saat ini, program akselerasi angkatan kedua GK-PnP Indonesia sedang berjalan dan dijadwalkan selesai pada April ini. Pada 27 April ini, GK-PnP Indonesia akan mengadakan kelulusan untuk kesebelas startup yang tergabung.


Disclosure: DailySocial merupakan media partner GK-Plug and Play Indonesia

Plug and Play Indonesia Umumkan 13 Startup Peserta Batch Kedua

Program akselerator startup Plug and Play Indonesia mengumumkan 13 startup yang masuk ke dalam batch dua. Seluruh startup berhak mendapat pendanaan tahap awal (seed funding) sekitar US$50 ribu, workshop, 1-on-1 mentorship, coworking space, akses ke Silicon Valley, hingga peluang bekerja sama dengan rekan korporasi Plug and Play.

Yang berbeda dengan batch pertama, startup terpilih berasal dari industri yang beragam tidak hanya melulu dari layanan e-commerce saja. Ini memperlihatkan bahwa founder startup kini semakin memperhatikan solusi yang ditawarkan dapat memecahkan masalah yang dihadapi industri. Oleh karena itu, startup yang dipilih Plug and Play kali ini lebih matang dari segi bisnis dibandingkan batch sebelumnya.

Tak hanya menyeleksi startup dari segi kematangan bisnis, Plug and Play juga melihat dari komitmen founder startup itu sendiri. Founder yang dipilih harus berkomitmen penuh pada startup yang dijalaninya dengan tidak memiliki lebih dari satu startup.

“Pada batch kali ini karena ekosistem startupnya sudah makin matang, maka variasi startupnya makin bermacam-macam. Berbeda dengan batch pertama, di mana pada waktu itu kematangan bisnisnya belum se-mature sekarang,” terang President Director Plug and Play Indonesia Wesley Harjono, Selasa (9/12).

Setelah diakselerasi selama tiga bulan, para startup akan dijadwalkan untuk mempresentasikan bisnis mereka ke hadapan GK – Plug and Play Expo dihadapan ratusan tamu eksklusif yang terdiri dari investor, pemerintah, C-Level Executives, dan media pada April 2017 mendatang.

Berikut 13 startup yang terpilih dalam batch dua adalah sebagai berikut:

1. Blynk: startup ini berasal dari Singapura, menyediakan platform yang membantu UKM, korporasi, dan badan pemerintahan untuk membuat aplikasi. Platform ini memungkinkan para pelaku UKM membangun aplikasi dengan fitur drag and drop dan tanpa menggunakan bahasa pemrograman.

2. Cheers Global Wallet: memberikan kemudahan kepada developer untuk mengintegrasikan e-wallet di dalam aplikasi yang dibangun secara mandiri, sehingga para pengguna dapat terhubung secara finansial.

3. Dana Bijak: merupakan layanan pinjaman online tanpa agunan yang menawarkan pinjaman mikro kepada masyarakat.

4. Datanest: membantu perusahaan untuk mengolah data dengan machine learning dan artificial intelligence sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

5. Duit Hape: merupakan sistem pembayaran dan pengiriman uang seluler independen yang dapat bekerja di semua sistem operasi, operator telekomunikasi, dan bank. Duit Hape memungkinkan pengguna untuk melakukan setoran tunai, penarikan, transfer, pembayaran cicilan, jaminan sosial, dan sebagainya.

6. Eresto: adalah layanan berbasis cloud untuk menjalankan restoran secara profesional, seperti manajemen persediaan, akuntansi, CRM, dan sebagainya dengan implementasi yang mudah.

7. Gandeng Tangan: merupakan platform p2p lending yang bertujuan memberikan investasi jangka pendek untuk membantu pembiayaan UMKM.

8. Griggo: adalah aplikasi yang mengagregasi dan mengatur layanan pengumpulan serta daur ulang sampah, startup ini berdiri pertama kali di Bali.

9. Indogold: adalah platform online yang membantu pengguna melakukan investasi logam mulia secara aman dan fleksibel. Mulai dari tabungan emas dengan berat terkecil 0,001 gram, layanan cicilan untuk member, gadai emas, dan sebagainya. Indogold sebelumnya ditunjuk menjadi mitra eksklusif dengan Bukalapak untuk layanan BukaEmas.

10. Manpro: adalah aplikasi khusus dalam solusi bidang project management, khususnya dokumentasi proyek konstruksi. Pengguna dapat mengakses dokumen atau gambar dengan mudah.

11. Periksa.id: adalah solusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kesehatan menjadi lebih responsif, efektif, dan transparan. Pengguna dapat menulis resep, menyimpan catatan media, mengelola data pasien lewat platform ini.

12. Trukita: adalah marketplace yang dapat digunakan untuk mencari harga terbaik dalam memenuhi kebutuhan truk dan kargo.

13. Weston: menyediakan solusi untuk sistem energi terbarukan di daerah terpencil di Indonesia. Sistem ini dapat digunakan oleh setiap rumah untuk mendapatkan akses listrik dengan sistem pembayaran pay per use dengan harga terjangkau.

Lima Peserta Plug and Play Batch Pertama Dapatkan Investasi Lanjutan 13,5 Miliar Rupiah

Plug and Play Indonesia umumkan lima dari sembilan peserta angkatan pertama memperoleh investasi tahap lanjutan dari berbagai investor senilai lebih dari US$1 juta atau sekitar 13,5 miliar rupiah. Kelima startup itu adalah Astronaut, Brankas, DanaDidik, KYCK, dan Sayurbox.

Dalam milis yang disebar Plug and Play, tidak dijelaskan rincian nilai investasi yang diterima masing-masing startup beserta investornya. Hanya saja, sebelumnya DailySocial pernah memberitakan perolehan investasi tahap awal oleh DanaDidik dari Garden Impact Investment.

“Kami sangat bangga dengan pencapaian startup batch pertama kami. Setelah program akselerator berakhir, tidak berarti kami lepas tangan terhadap startup. Kami terus berikan dukungan, mulai dari konsultasi, memperkenalkan dengan investor dari dalam dan luar negeri, hingga membantu mereka menjalin kerja sama dengan rekan korporasi kami,” tutur Presiden Director Gan Kapital – Plug and Play Wesley Harjono, Jumat (29/12).

Selain mengumumkan investasi, Plug and Play juga umumkan kerja sama yang sudah terjalin antara startup binaannya dengan rekan korporasi Gan Kapital & Plug and Play, di antaranya Brankas, KYCK, dan Otospector. Brankas dan KYCK bekerja sama dengan BNI. Brankas disebut telah ekspansi ke pasar Malaysia.

Sedangkan Otospector, penyedia jasa inspeksi mobil bekas independen, telah teken kerja sama dengan Astra International dan Sinar Mas. Astronaut juga bekerja sama dengan salah satu unit usaha Sinar Mas yang bergerak di bidang asuransi.

Adapun Karta, penyedia jasa papan iklan sepeda motor, diumumkan telah meregistrasikan sekaligus mematenkan cara beriklan di atas motor. Tak hanya itu, Karta juga sudah hadir di delapan kota, di antaranya Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Bali, Medan dan Pontianak.

“Kami akan terus lakukan perbaikan di berbagai hal. Yang pasti, kami akan terus mendukung program Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian digital di Asia Tenggara tahun 2020. [..] Awal tahun depan, kami akan umumkan startup yang masuk ke dalam batch kedua kami.”

Wesley menerangkan, saat ini pihaknya telah merampungkan proses seleksi untuk startup angkatan keduanya. Ada 13 peserta startup dari berbagai bidang yang akan bergabung dalam program akselerator ini dan mengikuti pelatihan selama kurang lebih tiga bulan. Dia juga menjanjikan, GK – Plug and Play akan mengadakan dua program akselerator setiap tahunnya.

Program Akselerator Plug and Play Kembali Dibuka untuk Startup Indonesia

Plug and Play, akselerator startup sekaligus firma modal ventura asal Silicon Valley, kembali mengajak para startup lokal untuk bergabung ke dalam program akselerasinya. Menargetkan startup yang berada di tahap awal, persyaratan umum untuk masuk ke dalam program akselerator tersebut cukup simpel, yaitu sudah memiliki produk alpha/beta.

Bekerja sama dengan Gan Kapital, Plug and Play hadir di Indonesia sejak November 2016 lalu.

Dalam program ini, startup yang mendaftar juga harus berbasis di Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat Plug and Play Indonesia berkomitmen mendukung program pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian digital pada tahun 2020. Untuk masuk ke dalam program ini, para pendiri startup akan melalui beberapa proses penyaringan, mulai dari kelengkapan dokumen, hingga pitching di hadapan para juri yang terdiri dari tim internal Plug and Play, investor, hingga C-Level korporasi rekanan.

Pendaftaran untuk program ini dapat dilakukan melalui situs Plug and Play di bit.ly/applypnp2 sebelum 31 Oktober 2017.

Di Indonesia, Plug and Play, yang bekerja sama dengan mitra lokal Gan Konsulindo (GK) dan beroperasi sejak November 2016, telah meluluskan 9 startup batch pertamanya, yaitu Astronaut, Brankas, Bustiket, DANAdidik, Karta, KYCK, Otospector, Sayurbox, dan Wonderworx pada September lalu.

“Hingga saat ini, kami terus aktif mencari startup potensial di Indonesia untuk masuk ke dalam program kami. Setidaknya akan ada lebih dari 200 startup yang mendaftar. Kami tidak akan membatasi berapa jumlah yang masuk selama startup tersebut memang berpotensi memberikan dampak positif untuk Indonesia,” tutur President Director Gan Konsulindo Wesley Harjono.

Dalam program yang berjalan selama 3 bulan ini, startup terpilih akan mendapatkan berbagai fasilitas. Mulai dari seed funding, mentorship, coworking space gratis, akses ke Silicon Valley, hingga kesempatan kerja sama dengan korporasi. Saat ini, Plug and Play Indonesia memiliki 4 corporate partner, yaitu Astra International, BNI, BTN, dan Sinar Mas.

Kami memberikan fasilitas menyeluruh supaya startup  ini dapat fokus untuk product development. Harapannya, setelah lulus dari program ini mereka sudah benar-benar siap untuk go-to-market dan menerima pendanaan berikutnya,” lanjut Wesley.


DailySocial adalah media partner program akselerator Plug and Play Indonesia 

Plug and Play Indonesia Gelar “Demo Day” 9 Startup Batch Pertama

Akselerator startup berbasis di Silicon Valley Plug and Play Indonesia menggelar acara Demo Day untuk 9 startup yang lolos dalam program akselerator di Jakarta. Turut hadir dalam kegiatan Demo Day batch pertama tersebut Presiden Direktur Plug and Play Indonesia Wesley Harjono, Managing Partner Plug and Play APAC Jupe Tan, dan Direktur Akselerator Plug and Play Indonesia Nayoko Wicaksono.

“11 startup yang lolos seleksi telah melalui proses penyaringan menjadi hanya 9 startup yang lolos program akselerasi Plug and Play Indonesia. Untuk selanjutnya akan kami bina dan berikan dukungan kepada 9 startup ini hingga mendapatkan deal dari investor,” kata Jupe.

Sembilan startup yang berhasil masuk ke tahap Demo Day merupakan startup yang telah berhasil lolos dari penyaringan awal yaitu sebanyak 400 aplikasi startup. Layanan yang ditawarkan pun cukup beragam, mulai dari yang menyasar layanan transportasi, financial technology (fintech), pertanian, edutech hingga HR. Seluruh startup mendapat kesempatan untuk berkolaborasi dengan korporasi dan suntikan dana tahap awal sebesar US$50 ribu.

“Di batch pertama ini kami membuka pendaftaran startup secara umum, namun demikian dari batch pertama ini kami sudah bisa melihat, seperti apa startup yang bakal kami fokuskan untuk batch kedua Plug and Play Indonesia,” kata Wesley.

Selama 14 minggu para startup telah menerima dukungan dari Plug and Play Indonesia berupa mentorship, hingga bertemu dengan para regulator untuk melancarkan model bisnisnya.

Sembilan startup yang lolos program akselerasi Plug and Play dan berhak untuk mempromosikan bisnisnya dalam kegiatan Demo Day adalah Dana Didik, KYCK, Otospector, Bustiket, Karta, SayurBox, Brankas, Astronaut, Wonderworx.

Masih minimnya edukasi dan ketrampilan para Founder

Dalam kesempatan tersebut hadir pula salah satu mentor Plug and Play Indonesia, Sukan Makmuri, yang merupakan CTO PT Kudo Teknologi Indonesia (KUDO). Selama bertugas menjadi mentor, Sukan masih melihat kurangnya ketrampilan hingga kemampuan para Founder startup Indonesia. Hal tersebut menurut Sukan yang menjadi salah satu faktor utama mengapa belum ada startup baru yang bisa eksis dan sustainable.

“Bukan hanya model bisnis yang menjadi perhatian kami di Plug and Play Indonesia, namun juga kemampuan dan skill dari para Founder yang saat ini masih sangat minim.”

Ditambahkan Sukan, Founder yang baik idealnya harus mampu untuk melakukan kompromi dan tidak menganggap ide bisnis startup yang dimiliki adalah absolut.

“Penting bagi Founder untuk memiliki daya tahan yang kuat serta pintar untuk menentukan waktu yang tepat kapan startup dengan layanan dan produk yang dimiliki bisa diluncurkan. Timing is everything in startup world,” kata Sukan.

Selain timing, menurut Wesley, produk yang bisa memberikan solusi terbaik untuk masyarakat juga menjadi faktor penentu keberhasilan startup. Karena alasan itulah Plug and Play Indonesia melakukan proses kurasi untuk menentukan startup yang bisa memberikan solusi terbaik.

“Jika model bisnisnya sudah jelas dan bisa mengurai masalah yang ada, kami dari Plug and Play akan membantu startup binaan bertemu dengan regulator dan menjembatani layanan yang mereka berikan,” kata Wesley.