[Review] Lenovo IdeaPad Flex 5i, Laptop Convertible yang Serbabisa

Work from home dan perubahan sistem belajar mengajar membuat permintaan laptop dan tablet meningkat di tengah pandemi. Meski tablet semakin powerful, perangkat ini masih punya beberapa keterbatasan seperti minimnya port hingga dukungan ekosistem aplikasi.

Bila kebutuhan Anda cukup kompleks, tetapi menginginkan perangkat yang fleksibel untuk mendukung kreativitas – maka laptop convertible 2-in-1 seperti Lenovo IdeaPad Flex 5i bisa menjadi jawabannya. Lenovo merancang laptop ini untuk para generasi Z dan millennial dengan engsel yang dapat ditekuk 360 derajat dan dilengkapi aksesori stylus digital pen guna mempermudah bikin konten. Langsung saja, berikut review Lenovo IdeaPad Flex 5i selengkapnya.

Desain Convertible

Review-Lenovo-IdeaPad-Flex-5i-2

Dari sisi tampilan, IdeaPad Flex 5i mengadopsi desain khas laptop Lenovo pada umumnya yang memberikan kesan elegan dan minimalis. Unit yang saya review berwarna platinum grey, bodinya terbuat dari material plastik polikarbonat dengan finishing matte. Bagian tutupnya polos tanpa motif dan hanya ada tulisan Lenovo di pojok kanan bawah.

Berlayar 14 inci, laptop ini punya dimensi 321,5×217,5 mm dengan ketebalan 17,9 mm dan 20,8 mm di sisi tebalnya. Bentuknya masih terbilang cukup ramping, meski tidak terlalu tipis tetapi dengan bobot 1,65 kg laptop masih dapat ditangani dengan baik di mode tablet dengan dua tangan.

Review-Lenovo-IdeaPad-Flex-5i-5

Nah yang menjadi daya tarik IdeaPad Flex 5i ialah kemampuan multimode berkat engsel 360 derajat seperti laptop premium Yoga series. Di mana selain mode laptop sebagai yang utama untuk komputasi sehari-hari, kita juga bisa menggunakan dalam mode tent, stand, dan tablet untuk penggunaan dengan skenario lebih luas.

Saat saya tekuk, mekanisme engselnya terasa solid dan tidak menimbulkan suara. Sistem Windows 10 akan mendeteksi dan menyarankan kita beralih ke mode tablet. Dukungan Digital Pen dengan sensitivitas hingga 4096 level, aksi corat-coret, mencatat, menggambar, hingga editing foto di Lightroom terasa sangat menyenangkan.

Review-Lenovo-IdeaPad-Flex-5i-4

Lenovo menyediakan Pen Settings untuk menyesuaikan dua tombol di Digital Pen dan level sensitivitasnya. Pada mode tablet, antarmuka dan pengalaman penggunanya masih jauh tertinggal dibanding Android dan iPadOS. Ini pekerjaan rumah yang besar untuk Microsoft dan pembuat laptop convertible.

Untuk konektivitas kabelnya, di sisi kanan terdapat dua port USB 3.1 (Gen 1), SD card reader yang berguna bagi fotografer dan video content creator, serta tombol power. Lalu, di sisi kiri ada power in untuk mengisi daya, port HDMI 1,4b, port USB Type-C (Gen 1) yang mendukung DisplayPort dan Power Delivery, serta combo audio jack.

Review-Lenovo-IdeaPad-Flex-5i-6 Review-Lenovo-IdeaPad-Flex-5i-7

Namun untuk konektivitas nirkabelnya Lenovo belum membekalinya dengan WiFi 6, agak disayangkan untuk laptop keluaran tahun 2020 di rentang harga belasan juta. IdeaPad Flex 5i masih mengandalkan 2×2 WiFi 5 (802.11 ac) dan Bluetooth 4.2.

Layar dan Keyboard

Review-Lenovo-IdeaPad-Flex-5i-8

Layar 14 inci IdeaPad Flex 5i mengandalkan panel touchscreen berjenis IPS beresolusi 1920×1080 piksel dan mendukung input hingga 10 titik. Sebagian bezel samping layarnya menggunakan kaca yang memberi kesan premium dan bezelnya cukup tipis dengan 88% Active Area Ratio. Bagian kanan dan kirinya hanya 7mm, sedangkan di atas 9mm dan bawah 10mm.

Kualitasnya sudah mencukupi untuk kebutuhan umum seperti komputasi sehari-hari, aktivitas kreatif editing foto dan video, hingga multimedia seperti nonton film dan bermain game. Namun dukungan warna gamut 45% NTSC, membuatnya kurang cocok digunakan untuk aktivitas yang membutuhkan akurasi warna tinggi dan solusinya Anda harus berinvestasi membeli monitor.

Selain itu lapisan glossy memang memberikan tampilan warna yang cemerlang. Namun dengan tingkat kecerahan maksimum 250 nits akan memengaruhi kenyamanan saat digunakan di luar ruangan.

Review-Lenovo-IdeaPad-Flex-5i-9

Untuk menjaga privasi dan keamanan pengguna, IdeaPad Flex 5i memiliki fingerprint reader untuk otentikasi sehingga bisa masuk ke sistem Windows 10 tanpa perlu mengetikkan kata sandi. Serta, privacy shutter atau penutup webcam yang secara fisik memblokir kamera saat tidak digunakan.

Layout keyboard-nya berdesain chiclet tanpa numpad dan dilengkapi backlit berwarna putih dengan dua level kecerahan, tekan kombinasi tombol fn + space untuk mengaturnya. Kemudian pada bagian tengah dari palm rest terdapat touchpad yang cukup besar, letaknya sejajar dengan tombol space sehingga tidak mudah tersentuh tangan saat mengetik. Karena dilengkapi dengan driver Microsoft Precision, touchpad ini memiliki beberapa fungsi gesture yang bisa diaplikasikan untuk kontrol dan navigasi.

Pada sisi kanan dan kiri keyboard terdapat dual speaker yang didukung teknologi Dolby Audio. Keluaran suaranya tidak terlalu lantang, tapi terdengar jernih karena speaker tersebut menghadap ke atas sehingga tidak tertahan.

Hardware & Performa

Review-Lenovo-IdeaPad-Flex-5i-3

Lenovo IdeaPad Flex 5i hadir dalam dua konfigurasi, ada yang ditenagai oleh prosesor Intel Core generasi ke-10 dan tersedia juga dalam satu versi AMD Ryzen 5 4500U. Detail harga dan spesifikasinya sebagai berikut:

Harga Prosesor GPU RAM Storage
Rp9.599.000 Intel Core i3-1005G1 Intel IRIS Plus Graphics 8GB 512GB
Rp12.099.000 Intel Core i5-1035G1 NVIDIA GeForce MX330 8GB 512GB
Rp16.299.000 Intel Core i7-1065G7 NVIDIA GeForce MX330 16GB 1TB
Rp10.299.000 AMD Ryzen 5 4500U AMD Radeon Graphics 8GB 512GB

Dalam setiap pembelian IdeaPad Flex 5i akan mendapatkan Lenovo digital pen dan dilengkapi dengan Microsoft Office Home & Student 2019 senilai Rp1.799.000. Selain itu, Lenovo Indonesia memberikan rangkaian layanan yaitu Accidental Damage Protection dan Premium Care selama dua tahun.

Unit review Lenovo IdeaPad Flex 5i yang saya uji merupakan varian tertinggi dengan Intel Core i7-1065G7 generasi ke-10 Ice Lake. Didukung discrete graphics NVIDIA GeForce MX330 2GB GDDR5, RAM 16GB DDR4 3200 MHz dual channel terpasang on board, dan penyimpanan SSD M.2 2280 NVME TLC berkapasitas 1TB.

Prosesor Intel Core i7-1065G7 ini memiliki arsitektur 10nm dengan 4 core dan 8 thread, base clock 1,3 GHz, boost clock hingga 3,9GHz, 8MB Intel Smart Cache, dan TDP 15W. Juga telah dilengkapi teknologi kecerdasan buatan Intel Deep Learning Boost dengan integrated graphics Intel Iris Plus Graphics untuk akselerasinya.

Salah satu manfaatnya bisa dirasakan saat menggunakan tool selection di Photoshop dan melakukan Auto Reframe di Premiere Pro untuk mengubah video 16:9 menjadi video vertikal 9:16 dengan subjek video tetap berada dalam frame. Berikut hasil dari sejumlah aplikasi benchmark.

No Pengujian Skor
1 GeekBench 4 Single Core 1279
2 GeekBench 4 Multi Core 4233
3 PCMark 10 4398
4 Cinebench R15 823
5 Cinebench R20 1757
6 3DMark Sky Diver 9627
7 3DMark Cloud Gate 12401
8 3DMark Fire Strike Extreme 1512
9 3DMark Fire Strike 3097
10 3DMark Ice Storm Extreme 70462

Untuk IdeaPad Flex 5i varian paling top, kombinasi hardware di atas memang terbilang powerful. Komputasi harian dan bekerja secara multitasking, hingga beragam aktivitas yang menuntut performa seperti editing foto, video, desain grafis, hingga main game kasual dan eSports bisa dijalankan dengan baik.

Dengan baterai berkapasitas 52,5 Wh, laptop ini diklaim dapat bertahan hingga 10 jam penggunaan untuk menonton video 1080p. Lengkap dengan fitur rapid charge yang memungkinkan mengisi daya laptop hingga 80% hanya dalam waktu satu jam saja. Pengaturan personalisasi lebih lanjut, bisa diakses lewat aplikasi Lenovo Vantage untuk mengaktifkan fitur rapid charge, beralih thermal mode, Flip to Boot, dan banyak lagi.

Verdict

Review-Lenovo-IdeaPad-Flex-5i-10

Sebagai laptop convertible 2-in-1, IdeaPad Flex 5i adalah laptop yang ‘serbabisa’ dan ‘aman’ karena hampir setiap aspeknya kuat. Kemampuan multimode dan performa yang cukup mumpuni, membuatnya dapat diandalkan untuk bekerja atau belajar, hiburan, hingga aktivitas kreatif berkat dukungan digital pen.

Namun sebagai laptop mainstream yang menyasar segmen menengah, IdeaPad Flex 5i memang dirancang untuk pengguna umum, jadi tidak akan memuaskan keinginan semua orang. Langkah terbaik sebelum memutuskan membeli laptop ini adalah mengenali kebutuhan Anda.

Sparks

  • Fingerprint reader dan webcam privacy shutter
  • Kemampuan multimode berkat engsel 360 derajat
  • Dukungan stylus digital pen untuk aktivitas kreatif
  • Prosesor Intel Core i7-1065G7 yang powerful

Slacks

  • Bodinya sedikit agak tebal
  • Belum dibekali WiFi 6

 

Microsoft Ungkap Surface Laptop Go dan Surface Pro X Versi Baru

Rumor mengenai laptop kelas budget baru dari Microsoft yang beredar bulan lalu rupanya tidak meleset. Perangkat bernama resmi Surface Laptop Go tersebut baru saja diperkenalkan bersamaan dengan generasi baru Surface Pro X.

Seperti yang sudah diprediksi, desain Surface Laptop Go hampir mirip seperti Surface Laptop 3. Bedanya, selain ukuran layarnya lebih kecil, bodi Surface Laptop Go terbuat dari kombinasi aluminium dan polycarbonate, bukan sepenuhnya aluminium seperti milik kakaknya.

Kompromi semacam ini cukup rasional mengingat tujuan Microsoft memang adalah memangkas harga jualnya semaksimal mungkin. Dengan banderol mulai $549, alias hampir separuh harga Surface Laptop 3, Surface Laptop Go tentu bisa menjadi alternatif yang sangat menarik di kalangan para pelajar, apalagi mengingat bobotnya cuma berkisar 1,1 kg.

Bagaimana dengan spesifikasinya, apakah juga ikut dipangkas? Tentu saja. Lihat saja layar 12,4 incinya, yang punya resolusi lebih rendah di angka 1536 x 1024 pixel. Bahkan kamera yang mendukung teknologi pengenal wajah Windows Hello pun juga harus absen di sini, digantikan oleh sensor sidik jari yang tertanam pada tombol power.

Bicara soal sensor sidik jari, rupanya tidak semua varian Surface Laptop Go bakal kebagian. Varian yang dihargai $550, yang mengemas RAM 4 GB dan storage tipe eMMC 64 GB, hanya dilengkapi tombol power biasa. Jadi untuk bisa menikmati kemudahan dari sisi biometrik tersebut, konsumen harus memilih varian yang mengusung RAM 8 GB dan SSD 128 atau 256 GB, yang tentu saja dijual lebih mahal.

Beruntung semua variannya ditenagai oleh prosesor Intel Core i5-1035G1, sehingga gap performa antara satu sama lain tidak akan terlalu jauh. Sebagai sebuah Surface, perangkat ini tentu turut dilengkapi port khusus Surface Connect di samping satu port USB-C dan USB-A.

Surface Pro X generasi kedua

Beralih ke Surface Pro X, secara fisik perangkat ini identik dengan yang dirilis tahun lalu. Premis yang ditawarkan pun sama: Surface Pro X adalah perangkat yang always on, always connected, dan itu dapat terwujud berkat pemakaian chipset berarsitektur ARM yang merupakan hasil kolaborasi Microsoft dengan Qualcomm.

Untuk generasi keduanya, Surface Pro X ditenagai oleh chipset Microsoft SQ 2 yang diklaim punya kinerja CPU sekaligus GPU yang lebih baik, dan di saat yang sama masih mempertahankan daya tahan baterai hingga 15 jam pemakaian seperti generasi sebelumnya. Mendampingi prosesornya adalah pilihan RAM 8 atau 16 GB, serta SSD berkapasitas 128, 256, atau 512 GB.

Semua itu dikemas dalam bodi yang tebalnya tidak lebih dari 7,3 mm, dengan bobot 774 gram. Layar 13 incinya punya resolusi 2880 x 1920 pixel, dan perangkat turut dilengkapi dengan sepasang port USB-C serta tentu saja port Surface Connect.

Namun problem Surface Pro X sebenarnya bukanlah perkara hardware. Seperti yang kita tahu, Windows adalah sistem operasi yang diciptakan untuk perangkat berarsitektur x86, demikian pula aplikasi-aplikasi di dalamnya. Sebelum ini, Surface Pro X hanya bisa menjalankan aplikasi x86 32-bit, namun ke depannya Microsoft berjanji menghadirkan fitur emulasi yang sama untuk aplikasi 64-bit.

Rencananya, Microsoft bakal memasarkan Surface Pro X baru ini dengan harga mulai $1.500. Menariknya, versi lama yang ditenagai chipset Microsoft SQ1 tetap dijual tapi dengan harga yang jauh lebih murah ($1.000).

Sumber: Microsoft.

ASUS Mengumumkan VivoBook Ultra 14 (K413), Makin Terjangkau dan Lebih Powerful

ASUS telah meluncurkan VivoBook Ultra 14 (K413), laptop 14 inci yang didesain khusus untuk para Gen Z dan hadir dengan tiga pilihan warna elegan yaitu transparent silver, indie black, dan hearty gold. Serta, sudah ditenagai oleh prosesor Intel Core generasi ke-10.

Sebelumnya ASUS sendiri telah merilis VivoBook S14 (S433) pada bulan Mei, dengan harga Rp13.999.000 untuk varian Intel Core i5-10210U dan Rp15.999.000 untuk Intel Core i7-10510U dengan kartu grafis NVIDIA GeForce MX250. Kalau dibandingkan harganya, VivoBook Ultra 14 (K413) justru lebih terjangkau.

Untuk varian Intel Core i5-10210U dibandrol Rp10.799.000 dan Rp12.799.000 dengan prosesor Intel Core i7-10510U. Dua model ini didukung kartu grafis NVIDIA GeForce MX350. Bahkan ada satu konfigurasi dasar Intel Core Intel Core i3-10110U dengan integrated Intel UHD graphics yang dibandrol hanya Rp8.599.000.

Gen Z merupakan generasi yang penuh kreativitas serta memiliki jiwa petualang. Mereka membutuhkan laptop dengan performa yang powerful serta mudah untuk dibawa bepergian. Namun laptop powerful saja tidak cukup, para Gen Z juga membutuhkan laptop yang dapat mengekspresikan dan merepresentasikan jati diri mereka,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

Desain dan Spesifikasi ASUS VivoBook Ultra 14 (K413)

VivoBook-14_K413_Multicolor_01

Secara garis besar, desain VivoBook Ultra 14 (K413) identik seperti VivoBook S14 (S433). Perbedaannya terletak pada dimensi, bobot, kapasitas baterai, dan pilihan warna. Sebelumnya VivoBook S14 S433 memiliki dimensi 32,4×21,3×1,59 mm, bobot 1,45 kg, baterai 50WHrs, serta opsi warna gaia green, resolute red, dreamy silver, dan indie black.

Sementara, VivoBook Ultra 14 (K413) punya dimensi 32,40×21,50×1,79 yang sedikit lebih tipis tetapi lebih ringan dengan bobot 1,4 kg, baterai 42WHrs, serta warna transparent silver, indie black, dan hearty gold. Selebihnya tampil kurang lagi sama, kerangkanya dari aluminium alloy dengan desain diamond cut di tepi, negative space di depan, NanoEdge Display, dan tombol enter yang unik dengan tepian color-blocking.

Layar 14 incinya beresolusi Full HD dengan bezel tipis dan memiliki screen-to-body ratio 84%. Soal audio didukung speaker yang tersertifikasi oleh Harman/Kardon. Selain itu, laptop ini juga telah dilengkapi dengan fitur fingerprint yang terintegrasi dengan Windows Hello, fitur keamanan biometrik dari Microsoft di Windows 10.

Sebagai laptopnya anak muda, salah satu yang difokuskan oleh ASUS pada VivoBook Ultra 14 (K413) adalah performa. Di mana telah ditenagai prosesor hingga Intel Core i7-10510U generasi ke-10 yang memiliki konfigurasi 4 core dan 8 thread. Dengan kartu grafis NVIDIA GeForce MX350, RAM 8GB DDR4, dan penyimpanan berbasis SSD 512GB M.2 PCIe 3.0.

Kombinasi ini siap menyokong penggunaan umum, multitasking hingga produksi konten kreatif seperti desain hingga editing video, dan bermain game kasual. Sebab chip grafis tersebut sudah dilengkapi dengan dedicated video memory (VRAM) sebesar 2GB sehingga membuat VivoBook Ultra 14 (K413) lebih powerful dalam hal pemrosesan grafis.

Terakhir untuk konektivitas, sebagai laptop modern VivoBook Ultra 14 (K413) hadir dengan port USB Type-A, HDMI, 3.5mm combo audio jack, dan port USB Type-C. Sementara, untuk konektivitas nirkabel mengandalkan modul WiFi 6 (802.11ax) dan Bluetooth 5.0.

Saat ini ASUS VivoBook Ultra 14 (K413) telah tersedia dan dapat dibeli melalui jaringan retail offline. Untuk jaringan retail online, ASUS VivoBook Ultra 14 (K413) tersedia mulai tanggal 29 September 2020. Berikut adalah daftar e-commerce yang akan menyediakan VivoBook Ultra 14 (K413):

Dell Membarui Laptop Ultra Thin XPS 13 dan XPS 13 2-in-1 dengan Prosesor Intel Tiger Lake

Dell telah mengumumkan versi terbaru dari laptop ultra thin premiumnya yaitu XPS 13 dan XPS 13 2-in-1. Kedua laptop ini sudah ditenagai oleh prosesor Intel Core Tiger Lake generasi ke-11 dengan integrated graphics Intel Iris Xe.

Selain mengandalkan prosesor generasi terbaru yaitu yaitu mulai dari Intel Core i3-1115G4 hingga yang tertinggi i7-1185G7, XPS 13 dan XPS 13 2-in-1 juga menggunakan modul RAM terbaru LPDDR4X 4.267MHz dengan opsi kapasitas 8GB, 16GB, dan hingga 32GB. Sementara, penyimpanannya berbasis SSD dengan kapasitas 256GB, 512GB, dan 1TB PCIe.

Tentu saja, mereka juga dibekali dengan konektivitas kabel dan nirkabel terbaik yaitu Thunderbolt 4 dan Intel WiFi 6 (Gig+). Port USB Type-C tersebut juga mendukung teknologi Power Delivery dan DisplayPort.

Keduanya mengemas layar InfinityEdge berukuran 13,4 inci dengan resolusi 4K UHD+ atau Full HD+ dalam aspek rasio 16:10 yang memberikan sedikit ruang ekstra untuk kemudahan proses multitasking. Dell XPS 13 series juga mendapatkan keyboard dengan desain edge-to-edge yang hampir luber sampai ke sisi samping dengan keycaps dan ukuran touchpad lebih besar.

Dell juga mengumumkan XPS 13 Developer Edition, yang membedakannya dalah sistem operasi yang digunakan berbasis Linux. Laptop ini menjadi yang pertama yang menjalankan Ubuntu 20.04 LTS dan Dell juga menyediakan unduhan Ubuntu 20.04 LTS gratis untuk pengguna XPS 13 edisi standar.

Untuk harganya, Dell XPS 13 dibanderol mulai dari US$999 atau sekitar Rp14,9 jutaan. Sementara, Dell XPS 13 2-in-1 dijual mulai dari US$1.249 atau Rp18,6 jutaan, tersedia dalam warna platinum silver dan frost/arctic white.

Sumber: TheVerge

Lenovo Luncurkan Ideapad Gaming 3i dan Legion 5i dengan CPU Intel

Wabah COVID-19 sepertinya tidak membuat Lenovo mengendurkan jadwalnya untuk meluncurkan perangkat gaming mereka di Indonesia. Pada tanggal 25 Juni 2020 yang lalu, Lenovo meluncurkan dua laptop gaming terbarunya di Indonesia, Kedua laptop gaming tersebut adalah Lenovo Ideapad Gaming 3i dan Lenovo Legion 5i.

Sebelum acara peluncuran diadakan, Lenovo juga pernah memperlihatkan kepada para wartawan tentang laptop terbarunya ini. Namun, ternyata Lenovo memilih untuk langsung meluncurkan perangkatnya tersebut. Versi yang menggunakan Intel merupakan yang pertama diluncurkan.

Pada Legion 5i, Lenovo memperkenalkan lima kunci penjualannya. Legion 5i menggunakan layar dengan refresh rate 144 Hz dengan 100% sRGB. WiFi 6 pun juga sudah tersedia pada laptop yang satu ini. Untuk keyboard-nya, Legion 5i menggunakan teknologi TrueStrike 100% Anti-Ghosting.

Legion 5i juga sudah dilengkapi dengan pendingin bernama ColdFront 2.0. Teknologi ini menggunakan vapor chamber untuk mendinginkan prosesor serta kartu grafis yang ada didalamnya. Terakhir, Legion 5i memiliki daya tahan baterai sampai 8 jam dengan menggunakan mode Hybrid.

IdeaPad Gaming 3 (2)

Ada dua jenis Legion 5i yang dikeluarkan. Perbedaannya ada pada prosesor yang digunakan, yaitu Core i5 10300H dan i7-10750H. Layar yang digunakan juga berbeda, di mana yang menggunakan Core i5 memakai layar 120 Hz. Untuk yang Core i7, Lenovo Legion 5i memakai layar IPS 144 Hz.

Lenovo menjual Legion 5i dengan Core i5 dengan harga Rp. 16.999.000. Sedangkan varian Core i7-nya dijual dengan harga Rp. 21.999.000.

Laptop kedua adalah IdeaPad Gaming 3i. Lenovo pun membanggakan produk yang satu ini karena memiliki standar Military Grade. Hal ini berarti IdeaPad Gaming 3i sudah tahan terhadap benturan dari ketinggian 122 cm. Selain itu, laptop ini bisa digunakan pada temperatur hingga 63 derajat celsius.

IdeaPad Gaming 3i keluar dengan dua jenis pengaturan RAM dengan total empat varian. Jenis pertama adalah menggunakan RAM 8 GB DDR4 2933 MHz. Keduanya menggunakan NVIDIA GTX1650. Prosesor yang digunakan adalah Core i5-10300H dan Core i7-10750H. Lenovo menjual jenis yang pertama ini dengan harga Rp. 12.999.000 dan 14.999.000, tergantung dari prosesor yang digunakan.

Jenis yang kedua menggunakan RAM Dual Channel 16 GB. Keduanya menggunakan prosesor yang sama, yaitu Core i7-10750H. Yang membedakan adalah penggunaan GPU-nya, di mana yang satu memakai NVIDIA GTX1650 dan yang lain memakai GTX1650Ti. Lenovo membanderolnya dengan harga Rp. 15.999.000 dan Rp. 16.999.000, tergantung dari GPU yang digunakan.

Semua laptop Lenovo yang baru dihadirkan ini sudah termasuk OS Windows 10 serta Office 2019 Home & Student yang berlaku seumur hidup. Lenovo juga memberikan game Tom Clancy’s The Division 2 bagi 100 orang pertama yang melakukan redeem.

Apakah Lenovo Legion 5i juga Military Grade?

Kelebihan dari Lenovo IdeaPad Gaming 3i yang baru diluncurkan kali ini adalah tingkat ketahanannya. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, IdeaPad Gaming 3i memiliki standar militer yang membuatnya lebih tahan terhadap jatuh dari ketinggian 122 cm. Namun, apakah Lenovo Legion 5i yang lebih mahal juga memiliki standarisasi yang sama?

Lenovo - Kevin

Kevin Adityo selaku Consumer Notebook 4P dan T1 Lenovo Indonesia menjelaskan bahwa Lenovo Legion 5i tidak memiliki sertifikasi militer seperti IdeaPad Gaming 3i. Namun beliau mengatakan build quality dari Legion 5i sudah sangat bagus. Legion 5i juga sudah dites untuk standar militer, namun tidak dikeluarkan sertifikasinya.

Sertifikasi untuk IdeaPad Gaming 3i memang dikeluarkan karena memang Lenovo ingin memastikan bahwa laptop gaming entry level ini build quality nya tidak sembarangan. Lenovo mau memastikan dan mengkomunikasikan mengenai kualitas dari laptopnya kepada para penggunanya bahwa mereka tidak “neko-neko” dan memberikan standar militer.

Saya juga menanyakan apakah Lenovo IdeaPad Gaming akan ada versi AMD-nya. Secara tidak langsung, Kevin mengatakan bahwa versi AMD akan hadir sebentar lagi. Namanya nanti adalah IdeaPad Gaming 3 tanpa huruf I, karena itu merupakan kependekan dari Intel.

Xiaomi Umumkan Laptop Mi NoteBook 14 dengan Prosesor Intel Generasi Ke-10

Xiaomi telah mengumumkan laptop baru, disebut Mi NoteBook 14 dan Mi NoteBook Horizon Edition. Keduanya laptop ini sudah ditenagai prosesor Intel generasi ke-10 dan mengusung layar 14 inci dengan panel LCD anti-glare beresolusi FHD dalam aspek rasio 16:9.

Keduanya datang dengan body yang ramping dan sasis yang terbuat dari magnesium-aluminium. Khusus untuk Horizon Edition, bezel samping dan atasnya lebih tipis yaitu hanya 3mm. Sehingga menghasilkan rasio screen-to-body 91 persen dan bobotnya ringan hanya 1,35 kg. Sementara, Mi NoteBook standar hadir dengan bezel layar yang sedikit lebih tebal dan beratnya 1,5 kg.

Urusan performa, Xiaomi mengandalkan prosesor terbaru Intel Core generasi ke-10. Untuk Mi NoteBook 14 standar ditenagai prosesor Intel Core i5-1021U dengan pilihan grafis antara Intel UHD 620 atau GPU Nvidia GeForce MX250.

Sedangkan, Horizon Edition tersedia opsi dengan Intel Core i7-1051U dengan GPU Nvidia GeForce MX350. Proses komputasinya turut didukung RAM 8GB DDR4 dan penyimpanan SATA SSD 256/512GB dengan opsi NVMe yang lebih cepat untuk Horizon Edition.

Mi NoteBook 14 4

Untuk kelengkapan port I/O-nya, di sisi kanan terdapat charging port, HDMI 1.4b, port USB 3.1 x2, dan USB Type-C. Sedangkan, di sisi kiri terdapat jack audio combo 3,5mm dan port USB 2.0.

Xiaomi juga turut melengkapinya dengan fitur Mi Blaze Unlock yang memungkinkan pengguna untuk membuka kunci laptop dari Mi Band. Juga Mi Smart Share untuk transfer file secara cepat dari smartphone Xiaomi.

Berapa harganya? Di India, Xiaomi menjual Mi NoteBook 14 INR 41.999 (sekitar Rp7,8 jutaan) untuk varian dengan penyimpanan 256GB dan INR 44.999 (Rp8,4 jutaan) untuk versi 512GB. Lalu, varian dengan GPU Nvidia GeForce MX250 dibandrol INR 47.999 (Rp8,9 jutaan).

Sementara, Mi NoteBook 14 Horizon Edition dibanderol INR 54.999 atau sekitar Rp10,3 jutaan untuk varian dengan prosesor Intel Core i5-1021U. Serta, INR 59.999 atau Rp11,2 jutaan untuk varian dengan prosesor i7-1051U.

Sumber: GSMArena

Microsoft Mulai Luncurkan Edge Versi Chromium via Windows Update

Pengguna perangkat Windows 10, bersiaplah mengucapkan selamat tinggal kepada browser Microsoft Edge, lalu menyambut versi barunya yang mengadopsi source code Chromium. Lewat update terbaru Windows 10 yang tengah diluncurkan, pengguna bakal menerima Edge versi Chromium ini secara otomatis.

Sebelum ini, Edge versi Chromium hanya bisa didapat dengan mengunduhnya secara manual lewat situs Microsoft. Pasca update, Edge versi lama akan dihapus dengan sendirinya. Kendati demikian, Microsoft memastikan semua pengaturan, kata sandi maupun daftar bookmark yang tersimpan di Edge versi lama bakal otomatis dimigrasikan ke Edge versi Chromium.

Buat yang kesulitan membedakan, Edge versi Chromium punya icon mirip ombak, dan tidak lagi berupa huruf “e” seperti versi lamanya. Aplikasinya sendiri juga jauh lebih kapabel daripada versi lamanya, dan penggunaan Chromium berarti ia setara dengan Google Chrome perihal kompatibilitas, sebab source code yang digunakan memang sama.

Microsoft juga tidak lupa mengikuti siklus update yang diterapkan tim pengembang Chromium. Ini berarti kita bakal menerima update Edge versi baru yang sudah matang setiap enam minggu.

Microsoft Edge

Saya pribadi sudah mulai menggunakan Edge versi Chromium sejak beberapa minggu terakhir, dan cukup puas dengan fitur maupun performa yang ditawarkan. Hampir semua situs, termasuk situs-situs eksperimental yang umumnya memiliki banyak animasi kompleks, bisa dibuka di Edge versi Chromium tanpa masalah. Beda kasusnya dari Edge versi lama yang kerap dilanda problem seputar kompatibilitas.

Satu hal yang saya suka dari Edge versi Chromium ini adalah – di samping fitur-fitur baru macam vertical tab – konsumsi RAM-nya lebih rendah daripada Chrome. Pengguna loyal Chrome pastinya tahu bahwa browser tersebut paling rakus kapasitas RAM. Kalau cuma membuka 5 – 6 tab mungkin bedanya tidak terlalu terasa, tapi lain ceritanya kalau sudah mulai membuka lebih dari 30 tab atau malah lebih.

Dengan meluncurnya Edge versi Chromium via Windows Update, ia semestinya bisa merambah lebih banyak lagi pengguna. April lalu, Edge sudah berhasil menggusur Firefox sebagai browser terpopuler kedua setelah Chrome. Belum lama ini, Edge juga kedatangan mini game ala Chrome Dino.

Sumber: ZDNet.

[Review] ASUS VivoBook S14 S433, Laptopnya Anak Muda

Fleksibilitas waktu dan lokasi saat bekerja merupakan hal penting bagi generasi muda. Maka mereka pasti memerlukan laptop yang desainnya elegan dan minimalis, serta body ringkas sehingga mudah dibawa untuk kerja di kantor, kafe, atau di rumah saja mengingat kondisi pandemi covid-19.

Di sisi lain, aspek daya tahan baterai dan performa juga menjadi pertimbangan utama. Semua kebutuhan tersebut, coba dijawab oleh ASUS dengan merilis laptop baru bernama VivoBook S14 S433 untuk generasi muda, milenial bahkan yang lebih muda lagi gen Z.

Mengantongi label S, artinya perangkat ini merupakan seri VivoBook kelas premium dan sudah ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-10 yang tak hanya gesit tetapi juga hemat daya. Lalu, apa lagi kelebihan? Berikut review ASUS VivoBook S14 S433 selengkapnya.

https://youtu.be/bgYcaSZVg0U

Desain Negative Space

Simpel dan minimalis, itu kesan pertama yang saya dapat saat unboxing ASUS VivoBook S14 S433. Unit yang saya review berwarna indie black yang tampil kalem dan elegan seperti halnya laptop premium ZenBook series.

Area depan laptop ini memiliki ruang kosong atau dalam istilah desain disebut “negative space”. Di sana hanya terdapat tulisan “ASUS VivoBook” yang ditempatkan di samping sehingga memungkinkan penggunanya melakukan kustomisasi seperti menempelkan berbagai macam stiker di bagian belakang layar laptop ini.

ASUS juga memberikan beberapa stiker eksklusif di paket penjualannya. Stiker tersebut tidak akan bisa didapatkan selain dengan membeli VivoBook S14 yang dapat ditempelkan sehingga membuatnya tampil berbeda dan lebih personal. Selain indie black, warna elegan lainnya adalah dreamy white. Sementara, bagi yang memiliki kepribadian berwarna dan tegas dapat memilih gaia green atau resolute red.

Kerangka laptop ini terbuat dari material aluminium alloy, berpadu dengan polikarbonat di beberapa bagian seperti pada bagian belakang layar laptop ini. Sisi-sisinya terdapat diamond cut design yang menambah kesan premiumnya.

NanoEdge Display 14 Inci

Saat laptop dibuka, terbentang layar seluas 14 inci dengan panel LED-backlit beresolusi Full HD (1920×1080 piksel) yang dikemas dalam desain NanoEdge Display. Di mana bezel samping kanan kirinya sangat tipis yaitu 5,7 mm dan 10,8 mm untuk sisi atasnya. Sayangnya, area sekeliling bezel layarnya ini terbuat dari material plastik.

ASUS mengklaim screen-to-body ratio mencapai 85 persen sehingga ukuran keseluruhan body menjadi lebih kecil jika dibandingkan dengan laptop berlayar 14 inci lainnya. Harus diakui, body laptop ini memang cukup ringkas. Ketebalannya hanya 15,9mm dan bobotnya hanya 1,4 kg sehingga dapat dengan mudah dibawa bepergian.

Layar ASUS VivoBook S14 S433 ini mampu mereproduksi warna pada color space sRGB hingga 100 persen. Artinya sangat cocok untuk para content creator seperti fotografer dan video editor. Selain itu, layar VivoBook S14 (S433) juga memiliki IPS-level dengan sudut pandang lebar yaitu hingga 178 derajat.

Keyboard-nya sendiri berukuran penuh (full size) dengan backlit dan key travel 1.4mm yang memberikan pengalaman mengetik yang nyaman. Yang unik, khusus tombol enter-nya memiliki aksen hijau stabilo untuk presisi yang lebih baik saat menekan tombol enter.

Pada area touchpad terdapat sensor fingerprint yang terintegrasi dengan fitur Windows Hello di Windows 10. Pengguna pun tidak perlu mengetikkan password untuk masuk ke dalam sistem.

VivoBook S14 juga dilengkapi dengan fitur audio premium bersertifikasi harman/kardon. Fitur ini cukup penting dihadirkan mengingat VivoBook S14 (S433) merupakan laptop yang menyasar anak muda dan musik tidak bisa dipisahkan dari mereka.

Konektivitas

Sebagai laptop seri VivoBook tertinggi, VivoBook S14 (S433) telah dilengkapi dengan beragam konektivitas modern yang salah satunya adalah modul WiFi 802.11ax atau WiFi 6. Teknologi nirkabel generasi terbaru ini menjanjikan kecepatan transfer data hingga tiga kali lipat lebih tinggi, kapasitas jaringan hingga empat kali lipat lebih banyak, dan latency hingga 75 persen lebih rendah.

Bagaimana dengan konektivitas port fisiknya? Sisi kanan terdapat dua port USB 2.0 dan microSD card reader. Sedangkan, di sisi kiri terdapat port DC-in, HDMI, USB 3.2 Gen 1 Type-C yang menjanjikan kecepatan transfer data lebih baik, USB-C 3.2 Gen 1, dan audio jack. Selain itu, port USB Type-C juga dapat dimanfaatkan untuk mengkoneksikan VivoBook S14 (S433) dengan berbagai perangkat eksternal modern yang kini mulai banyak memanfaatkan USB Type-C sebagai interface-nya.

Hardware & Performa

ASUS VivoBook S14 S433 ditenagai oleh prosesor Intel Core generasi ke-10. ASUS menyediakan dua varian, dengan Intel Core i7-10510U atau Intel Core i5-10210U.

Unit review ASUS VivoBook S14 S433 yang saya gunakan merupakan varian dengan prosesor Intel Core i5-10210U yang memiliki konfigurasi 4 core 1.6GHz dan 8 thread. Dengan Turbo Boost hingga 4.2GHz, cache 6MB, dan thermal design power 15 Watt.

Selain tangguh dalam hal performa prosesor, laptop ini didukung chip grafis NVIDIA GeForce MX250 dengan 2GB GDDR5 VRAM, RAM 8 GB DDR4, dan sudah menggunakan PCIe SSD berkapasitas 512GB yang telah dilengkapi dengan Optane Memory berkapasitas 32GB.

Optane Memory merupakan teknologi eksklusif Intel yang memanfaatkan memori tambahan sebagai cache. Dengan adanya cache, SSD mampu mengakses data yang sering diakses secara lebih cepat.

Tentu saja, prosesor generasi terbaru dari Intel tersebut tidak hanya powerful tetapi juga hemat daya. Mengadopsi baterai 50Whrs, VivoBook S14 S433 diklaim ASUS mampu bertahan selama 12 jam saat diuji menggunakan PCMark 10 Battery pada mode Modern Office.

Verdict

ASUS memang merancang VivoBook S14 S433 untuk konsumen muda, laptop ini punya desain stylish dengan banyak pilihan warna. Ditenagai prosesor Intel Core generasi ke-10, performanya juga dipastikan powerful untuk beragam aktivitas sehari-hari dan punya ketahanan baterai hingga 12 jam.

Lewat VivoBook S14 S433, ASUS juga akan melakukan rebranding lini laptop mainstream VivoBook series dengan segmen pasar menengah ke atas atau mid to high. Kedepannya akan lebih banyak lagi, laptop VivoBook untuk mengisi segmen tersebut.

Kelebihan lain dari laptop ini ialah disertai layanan perlindungan tambahan “Perfect Warranty“. Layanan garansi eksklusif ini akan mengganti kerusakan akibat kesalahan pengguna. Misalnya laptop terjatuh, layarnya pecah, atau tidak sengaja terkena air.

Pengguna bisa memperbaiki VivoBook S14 S433 di service center resmi ASUS dan hanya perlu membayar 20 persen biaya, sisanya 80 persen ditanggung oleh ASUS. Namun perlu diingat, layanan ini hanya berlaku di tahun pertama dan hanya untuk satu kali klaim.

Satu lagi, harganya ASUS VivoBook S14 S433 dibanderol Rp13.999.000 untuk varian dengan prosesor Intel Core i5-10210U. Serta, Rp15.999.000 untuk varian dengan prosesor Intel Core i7-10510U.

Sparks

  • Desain Negative Space yang Bisa Dikustomisasi
  • Tersedia dalam 4 pilihan warna
  • Prosesor Intel Core Generasi ke-10
  • Disertai Perfect Warranty

Slacks

  • Layar level-IPS tapi sedikit keabu-abuan di sudut pandang tertentu
  • Bezel layar dari plastik
  • Belum mengadopsi USB Thunderbolt

Berkat Ray Tracing, Minecraft Pun Kelihatan Seperti Game Baru

Populasi game yang mendukung teknologi ray tracing (RTX) sampai saat ini masih belum begitu banyak, meski jumlahnya terus meningkat dari waktu ke watu. Sejumlah developer bahkan berupaya untuk memperbarui game-nya agar mendukung ray tracing dan bisa tampil lebih memukau (di perangkat yang kapabel).

Ray tracing bukanlah fitur eksklusif untuk game baru. Bahkan game setua Minecraft pun juga bisa memanfaatkan teknologi grafis paling mutakhir itu. Kabar baiknya, Minecraft versi RTX sekarang sudah tersedia di Windows 10 melalui Microsoft Store, meski sejauh ini statusnya masih beta.

RTX pada dasarnya mampu menyulap Minecraft menjadi seperti game baru. Meski yang diubah cuma elemen-elemen seperti bayangan dan pencahayaan, perubahannya begitu drastis sehingga mampu membuat permainan jadi terasa lebih ‘hidup’. Refleksi di atas permukaan air kelihatan jauh lebih alami, sorotan cahaya dari ventilasi kelihatan sangat akurat, dan warna-warna pun tampak lebih cerah.

Setelah menonton videonya, jujur saya tidak pernah menyangka Minecraft bisa kelihatan sebagus ini hanya dengan diubah pencahayaannya. Selama bermain, pemain dapat melihat sendiri perbandingan tampilan Minecraft dengan atau tanpa RTX, cukup dengan menekan tombol “;”.

Minecraft RTX

Peningkatan kualitas grafik itu tentunya harus dibayar dengan tuntutan spesifikasi yang tinggi. Untuk bisa menjalankan Minecraft dengan ray tracing, spesifikasi PC minimum yang dibutuhkan adalah prosesor Intel Core i5, RAM 8 GB, dan tentu saja GPU GeForce RTX 2060. Lebih lanjut, jangan heran seandainya framerate turun drastis ketika RTX diaktifkan, sebab teknologi ini memang memerlukan resource yang sangat besar.

Sumber: VentureBeat dan Minecraft.